SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
CERITA DIBALIK
JAM SUNDA
Hari Haryanto – 152151120
hariharyanto25@gmail.com
anah Sunda merupakan
salah satu daerah yang kaya
akan istilah dan peribahasa
dalam perbendaharaan katanya,
bahwa biasanya istilah atau
peribahasa tersebut membuat sebuah
kata atau kalimat menjadi padat
makna dan mengandung nilai-nilai
filosofis.
Banyak istilah dalam bahasa
sunda, salah satunya adalah istilah
tentang penamaan rentang waktu,
sebagaimana kita tahu bahwa salah
satu pengertian dari waktu adalah
interval antara dua buah keadaan atau
kejadian, atau dengan kata lain waktu
adalah lama berlangsungnya suatu
kejadian. Di daerah lain selain daerah
Sunda, orang–orang hanya
menggunakan 4 istilah dalam
penyebutan waktu yaitu :
1. Pagi
2. Siang
3. Sore
4. Malam
Di tanah sunda pun menggunakan 4
istilah dalam penyebutan waktu yaitu:
1. Isuk-isuk
2. Beurang
3. Burit
4. Peuting
Tetapi, secara lebih spesifik di
tanah sunda lama berlangsungnya
suatu rentang waktu tersebut
mempunyai nama-nama tersendiri
seperti misal kira-kira pukul 05.00
disebut dengan wanci balebat, pukul
05.30 disebut dengan wanci
carancang tihang, pukul 07.00
disebut dengan wanci meletek panon
poe, dan seterusnya dan tenggang
waktu dari setiap jam mempunyai
nama-nama tersendiri. Hal tersebut
sangat erat kaitannya dengan
matematika, karena setiap angka yang
ditunjukkan oleh jarum jam
mempunyai nama-nama tersendiri.
T
Orang sunda pun sering
menggunakan istilah salosin untuk
bilangan 12, sakodi untuk bilangan
20, salikur untuk bilangan 21, dua
likur untuk bilangan 22, tilu likur
untuk bilangan 23, salawe untuk
bilangan 25, saraju untuk bilangan
40, sawidak untuk bilangan 60,
sagros untuk bilangan 144, salaksa
untuk bilangan 10.000, saketi untuk
bilangan 100.000 dan sayuta untuk
bilangan 1.000.000.
Zaman dulu sebelum
mengenal jam untuk mengetahui
perputaran waktu, mungkin istilah-
istilah jam pada orang sunda ini
berfungsi sebagai penanda atau
patokan bergulirnya setiap fase dalam
sehari semalam, supaya tetap
beraktivitas dan melakukan sesuatu
sebagaimana mestinya.
Berikut ini istilah waktu
Sunda Buhun / Baheula / Dulu serta
cerita dibalik istilah tersebut yang
penulis dapat dari berbagai sumber,
yang salah satunya bersumber dari
hasil observasi dengan seorang
punduh di Kampung Naga, Desa
Neglasari, Kecamatan Salawu,
Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi
Jawa Barat :
 Jam 01.00 = Wanci Tumorék
Pada saat itu rata-rata orang
tertidur pulas. Suasana sangat
sunyi dan sepi sampai ucapan
dengan nada rendah terdengar
cukup keras.
 Jam 02.00 = Wanci Janari
Leutik
Waktu pada saat itu orang-orang
sunda terbangun dari tidurnya
untuk melaksanakan Shalat
malam, dan berzikir sampai
Wanci Janari Gedé.
 Jam 03.00 = Wanci Janari Gedé
Wanci Janari Gedé merupakan
waktu menuju waktu subuh. Pada
saat itu, orang-orang sunda
membereskan rumahnya dan
bersiap siap di dapur untuk
memasak guna keperluan bertani
di pagi / siang hari .
 Jam 04.00 = Wanci
Kongkorongok Hayam
Pada saat itu, rata-rata orang
sunda memelihara ayam sebagai
peliharaannya di sekitar
lingkungan rumah mereka. Pada
pukul 04.00 ayam-ayam
peliharaan mereka mulai
berkokok menandakan bahwa
pagi akan segera tiba dan pada
saat itu pula orang sunda
memberi nama “Wanci
Kongkorongok Hayam” untuk
pukul 04.00 karena kokokan
ayam terjadi pada pukul 04.00.
 Jam 05.00 = Wanci Balébat
Pada saat itu fajar sudah mulai
terlihat di sebelah timur, terlihat
sinar-sinar merah.
 Jam 06.00 = Wanci Carancang
Tihang
Pada saat itu hari sudah agak
terang / waktu setelah fajar,
penglihatan masih remang-
remang diibaratkan jika melihat
tiang, ada yang terlihat ada yang
tidak terlihat. Seperti perkataan
orang tua zaman dahulu
“Tetempoan masih reyem-reyem
diibaratkeun mun nempo tihang
mah carangcang kénéh,
can atra”
 Jam 07.00 = Wanci Murag
Ciibun / Meleték Panon Poé /
Meleték Sarangéngé
Pada saat itu matahari mulai
terlihat. Seperti perkataan orang
tua zaman dahulu “Tuh tingali,
panon poé rék meleték!” . Pada
saat itu juga, air embun yang
bening pada dedaunan mulai
berjatuhan.
 Jam 08.00 = Wanci Ngaluluh
Taneuh
Mayoritas pekerjaan orang sunda
adalah sebagai petani. Pada saat
itu rata-rata petani mulai
menggarap tanah / kebun /
sawah. Maksud “Ngaluluh
taneuh” tersebut adalah
waktunya petani menginjak injak
tanah untuk membuat galengan
dalam istilah sunda yaitu
waktunya “mopokan”
 Jam 09.00 = Wanci Haneut
Moyan
Pada saat itu sinar matahari terasa
hangat. Haneut artinya hangat
dan Moyan artinya berjemur diri
menghangatkan tubuh. Jadi,
Wanci Haneut Moyan merupakan
waktu yang sangat enak untuk
berjemur di bawah sinar matahari
yang hangat. Pada saat itu, orang
sunda belum terlalu tahu
mengenai manfaat berjemur di
pagi hari. Yang mereka tahu dan
rasakan bahwa berjemur di pagi
hari itu baik untuk kesehatan,
untuk menghangatkan badan.
 Jam 10.00 = Wanci
Rumangsang
Waktu setelah wanci haneut
moyan, yaitu pada waktu sinar
matahari sudah terasa panas.
 Jam 11.00 = Wanci Pecat Sawed
Sawed yaitu alat yang digunakan
untuk menyatukan dua ekor
kerbau saat membajak sawah
sehingga dua ekor kerbau itu
menjadi sepasang (pasangan).
Sawed ini digunakan agar dua
kerbau tersebut tidak terpisah
dengan pasangannya. Sedangkan
pecat itu artinya lepas. Jadi, pecat
sawed yaitu waktu pada saat itu
rata-rata petani melepas tali
(sawed) kerbau pekerja, kerbau
istirahat mencari makan sendiri.
Karena pada saat itu rata-rata
mata pencaharian masyarakat
sunda adalah seorang petani,
maka aktivitasnya pun sering di
perkebunan atau persawahan.
Waktu ini adalah waktu para
petani telah selesai membajak
sawah.
 Jam 12.00 = Wanci Tangagé /
Manceran / Tengah Poé
Tangagé yaitu waktu matahari
berada tepat di atas kepala. Pada
saat itu, karna mayoritas
penduduk sunda adalah sebagai
petani, maka aktivitasnya selalu
di persawahan. Saat sedang
beraktivitas pada tengah hari,
matahari tepat berada di atas
kepala. Seperti perkataan orang
tua zaman dahulu “Panonpoé aya
di luhureun emun-emunan,
panonpoé keur meujeuhna
mancer”
 Jam 13.00 = Wanci Lingsir
Pada saat itu matahari mulai
bergerak ke arah barat.
 Jam 14.00 = Wanci Kalangkang
Satangtung
Kalangkang artinya bayangan
dan satangtung artinya setinggi
badan. Jadi, kalangkang
satangtung adalah keadaan pada
saat tinggi bayangan seukuran
dengan tinggi badan.
 Jam 15.00 = Wanci Méngok
Pada saat itu keadaan tidak
terlalu panas, dalam kata lain
yang disebut méngok itu adalah
ketika keadaan lingkungan sudah
mulai teduh. Seperti perkataan
orang tua zaman dahulu
“Nuluykeun ngagebugna ke mun
geus méngok!“
 Jam 16.00 = Wanci Tunggang
Gunung
Pada saat itu posisi matahari
berada di atas gunung (setinggi
gunung) ketika matahari akan
tenggelam di sebelah Barat.
 Jam 17.00 = Wanci Sariak
Layung
Pada saat itu matahari mulai
tenggelam menyisakan semburat
merah / kuning di langit / ketika
lembayung terlihat memerah di
sebelah barat. Orang sunda pada
zaman dahulu, sangat tidak
menganjurkan dirinya melihat
lembayung dengan mata
telanjang secara langsung.
Kenapa ? karena, konon katanya
jika kita melihat lembayung
dengan mata telanjang secara
langsung, maka kita akan
terserang penyakit, penyakit
yang dimaksud dalam bahasa
sunda adalah “panyakit koneng” .
Seperti perkataan orang tua
zaman dahulu “Ulah ningali
layung, bisi jadi boga panyakit
koneng!“
 Jam 17.30 / 18.00 = Wanci
Sareupna
Jika diartikan ke dalam bahasa
Indonesia, wanci artinya waktu
sedangkan sareupna berasal dari
kata “reup” yang berarti tidur,
bahwa ketika tidur pandangan
akan menjadi gelap, dengan
demikian wanci sareupna bisa
diartikan sebagai waktu
kegelapan mulai datang. Bagi
para orang tua umumnya di
perdesaan dulu wanci sareupna
ini adalah patokan batas waktu
bermain bagi anaknya, jika hari
sudah semakin sore mendekati
sareupna mereka akan
memanggil anak-anaknya yang
sedang bermain di luar rumah
untuk segera masuk ke dalam
rumah, biasanya mereka akan
menakut-nakuti anaknya dengan
suatu hal supaya anaknya cepat
masuk ke dalam rumah, seperti
perkataan orang tua zaman
dahulu “Gera arampih barudak,
bisi dirawu sandékala!” misalnya
menakut-nakutinya dengan hantu
Sandekala, “Cepat masuk ke
rumah, nanti kamu diculik Hantu
Sandekala” begitu kira-kira para
orang tua menakut-nakuti
anaknya supaya cepat masuk
rumah ketika wanci sareupna
tiba. Lalu apa itu Sandekala ???
Sandekala adalah nama salah
satu hantu dalam mitos di tanah
sunda, konon katanya makhluk
ini mempunyai badan yang
sangat besar, ia sangat
menyeramkan dan gemar
menculik anak kecil. Cerita
tentang Sandekala ini mungkin
hanya mitos atau rekaan saja agar
perintah untuk masuk rumah
segera dituruti oleh anak, karena
nyatanya sampai saat ini belum
pernah ada orang yang pernah
bertemu dengan Hantu
Sandekala ini. Para orang tua
menginginkan anaknya cepat
masuk ke rumah ketika waktu
sareupna tiba tentu bukan karena
takut anaknya diculik Hantu
Sandekala, tapi karena
mengkhawatirkan kesehatan dan
keamanan anak-anak mereka,
karena kita tahu sendiri angin
malam sangat tidak baik bagi
kesehatan anak dan ditakutkan
binatang liar atau binatang buas
mulai keluar mencari mangsa,
tentunya akan sangat rawan
membiarkan seorang anak berada
di luar rumah pada waktu-waktu
tersebut. Toh, jika menjelang
malam seorang anak pergi keluar
rumah untuk Shalat berjamaah
atau mengaji di mesjid, para
orang tua tidak pernah menakuti-
nakutinya dengan Hantu
Sandekala.
 Jam 19.00 = Wanci Harieum
Beungeut
Pada saat itu matahari sudah
tenggelam, keadaan menjadi
gelap. Penglihatan kita mulai
remang-remang. Seperti melihat
wajah orang lain, penglihatan
kita mulai remang-remang pada
wajah orang tersebut. Jadi, wanci
harieum beungeut merupakan
waktu pada keadaan lingkungan
mulai gelap tetapi masih bisa
melihat orang lain dengan
remang-remang.
 Jam 20.00 = Wanci Sareureuh
Budak
Ketika anak kecil (balita) sudah
merasa lelah bermain dengan
saudaranya dan setelah itu, anak-
anak tersebut mulai beristirahat.
Pada saat itu juga, orang tua pun
mulai menidurkan anak-anaknya.
 Jam 21.00 = Wanci Tumoké
Pada saat suara toké mulai
berbunyi. Seperti perkataan
orang tua zaman dahulu “Wayah
kieu téh keur meujeuhna kaluar
sora toké!”
 Jam 22.00 = Wanci Sareureuh
Kolot
Pada saat itu orang tua atau
orang dewasa rata-rata mulai
istirahat / tidur. Orang tua atau
orang dewasa tersebut sudah
tidak memikirkan pekerjaannya
masing-masing ataupun hal
lainnya.
 Jam 23.00 = Wanci Indung
Peuting
Pada saat itu bulan tepat di atas.
Seperti perkataan orang tua
zaman dahulu “Meujeuhna
kaluar méga hideung
gegeblogan, indung peuting téh
nyaéta istilah séjén tina méga
hideung”
 Jam 24.00 = Wanci Tengah
Peuting
Pada saat itu, hari sudah benar-
benar gelap karena matahari
sudah sangat tidak terlihat di
daerah sunda.
Dilihat dari penamaan waktu
pada setiap jam, dalam menentukan
waktunya orang sunda menggunakan
keadaan alam sekitar serta
berdasarkan aktivitas sehari-harinya
dalam menentukan waktu (jam). Pada
zaman dahulu, penggunaan waktu
tersebut sering dipakai dalam
kehidupan sehari-hari namun pada
zaman sekarang ini penggunaan
waktu tersebut sudah jarang dipakai
lagi karena tergeser oleh teknologi
yang tampak di zaman modern ini.
Hal ini membuktikan bahwa
matematika telah lama dikenal dan
digunakan masyarakat sunda,
terutama masyarakat Kampung Naga,
Desa Neglasari, Kecamatan Salawu,
Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi
Jawa Barat.
Namun saat ini, jam sunda
sudah jarang di pakai. Salah satu
penyebabnya yaitu perkembangan
zaman dan perkembangan teknologi.
Selain itu, beberapa istilah sunda
tersebut sudah hampir tidak diketahui
lagi artinya oleh orang sunda bahkan
orang Kampung Naga, seperti
Tumoke, Mengok dan Tumorek.
Tulisan ini memuat istilah
waktu di daerah sunda pada setiap
jamnya serta cerita dibalik istilah
tersebut. Tulisan ini merupakan
tulisan yang menarik untuk di kaji
lebih dalam baik dari segi definisinya
maupun dari segi sejarahnya ataupun
yang lainnya karena penulis
menyadari bahwa tulisan ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu,
melalui tulisan ini penulis mengajak
pembaca untuk mengkaji lebih dalam
lagi mengenai jam sunda.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Ahmad. (1991).
PEPERENIAN. Bandung :
CV.Geger Sunten.
Rustandi, Andi Sunarya. (2013).
Wanci – Waktu dina Istilah
Sunda. [ONLINE]. Tersedia :
https://andirustandisunarya.wor
dpress.com/2013/04/18/wanci-
waktu-tina-istilah-sunda/ [19
Mei 2016]
Dwi, Wahyu Lesmono. (2014).
Sesebutan Wanci dina Basa
Sunda. [ONLINE]. Tersedia :
http://dsmlmdblog.blogspot.co.
id/2014/07/sesebutan-wanci-
dina-basa-sunda.html [19 Mei
2016]
TN. (2015). Wanci Sareupna, Batas
Waktu Bermain Anak.
[ONLINE]. Tersedia :
www.wewengkonsumedang.co
m/2015/01/wanci-sreupna-
batas-waktu-bermain-
anak.html [17 Maret 2016]
TN. (2010). Mengenal Jam Sunda.
[ONLINE]. Tersedia :
http://sumedangonline.com/me
ngenal-jam-sunda/4514/ [29
Mei 2016]
TN. (2012). Jam Sunda. [ONLINE].
Tersedia :
http://mataronis.blogspot.co.id/
2012/04/jam-sunda.html?m=1
[29 Mei 2016]

More Related Content

Similar to Hari Haryanto - Cerita Dibalik Jam Sunda

Sejarah Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah  Masa Pra aksara dan Masa AksaraSejarah  Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah Masa Pra aksara dan Masa AksaraFriskilla Suwita
 
TUGAS MAKALAH IPS VALENTINUS(SMKN 1 WALENRANG)
TUGAS MAKALAH IPS VALENTINUS(SMKN 1 WALENRANG)TUGAS MAKALAH IPS VALENTINUS(SMKN 1 WALENRANG)
TUGAS MAKALAH IPS VALENTINUS(SMKN 1 WALENRANG)valen tinus
 
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyanLaSamparaja
 
Budaya, adat Jawa Tengah_Kelompok 1.pptx
Budaya, adat Jawa Tengah_Kelompok 1.pptxBudaya, adat Jawa Tengah_Kelompok 1.pptx
Budaya, adat Jawa Tengah_Kelompok 1.pptxMirawati64
 
KEBUDAYAAN SUNDA XI MIA 1 smansapkp
KEBUDAYAAN SUNDA XI MIA 1 smansapkpKEBUDAYAAN SUNDA XI MIA 1 smansapkp
KEBUDAYAAN SUNDA XI MIA 1 smansapkpAllya Q
 

Similar to Hari Haryanto - Cerita Dibalik Jam Sunda (6)

Sejarah Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah  Masa Pra aksara dan Masa AksaraSejarah  Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah Masa Pra aksara dan Masa Aksara
 
TUGAS MAKALAH IPS VALENTINUS(SMKN 1 WALENRANG)
TUGAS MAKALAH IPS VALENTINUS(SMKN 1 WALENRANG)TUGAS MAKALAH IPS VALENTINUS(SMKN 1 WALENRANG)
TUGAS MAKALAH IPS VALENTINUS(SMKN 1 WALENRANG)
 
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan
138701993 asal-usul-suku-dayak-ma-anyan
 
Kitab pane nabolon
Kitab pane nabolonKitab pane nabolon
Kitab pane nabolon
 
Budaya, adat Jawa Tengah_Kelompok 1.pptx
Budaya, adat Jawa Tengah_Kelompok 1.pptxBudaya, adat Jawa Tengah_Kelompok 1.pptx
Budaya, adat Jawa Tengah_Kelompok 1.pptx
 
KEBUDAYAAN SUNDA XI MIA 1 smansapkp
KEBUDAYAAN SUNDA XI MIA 1 smansapkpKEBUDAYAAN SUNDA XI MIA 1 smansapkp
KEBUDAYAAN SUNDA XI MIA 1 smansapkp
 

Recently uploaded

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 

Recently uploaded (7)

MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 

Hari Haryanto - Cerita Dibalik Jam Sunda

  • 1. CERITA DIBALIK JAM SUNDA Hari Haryanto – 152151120 hariharyanto25@gmail.com anah Sunda merupakan salah satu daerah yang kaya akan istilah dan peribahasa dalam perbendaharaan katanya, bahwa biasanya istilah atau peribahasa tersebut membuat sebuah kata atau kalimat menjadi padat makna dan mengandung nilai-nilai filosofis. Banyak istilah dalam bahasa sunda, salah satunya adalah istilah tentang penamaan rentang waktu, sebagaimana kita tahu bahwa salah satu pengertian dari waktu adalah interval antara dua buah keadaan atau kejadian, atau dengan kata lain waktu adalah lama berlangsungnya suatu kejadian. Di daerah lain selain daerah Sunda, orang–orang hanya menggunakan 4 istilah dalam penyebutan waktu yaitu : 1. Pagi 2. Siang 3. Sore 4. Malam Di tanah sunda pun menggunakan 4 istilah dalam penyebutan waktu yaitu: 1. Isuk-isuk 2. Beurang 3. Burit 4. Peuting Tetapi, secara lebih spesifik di tanah sunda lama berlangsungnya suatu rentang waktu tersebut mempunyai nama-nama tersendiri seperti misal kira-kira pukul 05.00 disebut dengan wanci balebat, pukul 05.30 disebut dengan wanci carancang tihang, pukul 07.00 disebut dengan wanci meletek panon poe, dan seterusnya dan tenggang waktu dari setiap jam mempunyai nama-nama tersendiri. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan matematika, karena setiap angka yang ditunjukkan oleh jarum jam mempunyai nama-nama tersendiri. T
  • 2. Orang sunda pun sering menggunakan istilah salosin untuk bilangan 12, sakodi untuk bilangan 20, salikur untuk bilangan 21, dua likur untuk bilangan 22, tilu likur untuk bilangan 23, salawe untuk bilangan 25, saraju untuk bilangan 40, sawidak untuk bilangan 60, sagros untuk bilangan 144, salaksa untuk bilangan 10.000, saketi untuk bilangan 100.000 dan sayuta untuk bilangan 1.000.000. Zaman dulu sebelum mengenal jam untuk mengetahui perputaran waktu, mungkin istilah- istilah jam pada orang sunda ini berfungsi sebagai penanda atau patokan bergulirnya setiap fase dalam sehari semalam, supaya tetap beraktivitas dan melakukan sesuatu sebagaimana mestinya. Berikut ini istilah waktu Sunda Buhun / Baheula / Dulu serta cerita dibalik istilah tersebut yang penulis dapat dari berbagai sumber, yang salah satunya bersumber dari hasil observasi dengan seorang punduh di Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat :  Jam 01.00 = Wanci Tumorék Pada saat itu rata-rata orang tertidur pulas. Suasana sangat sunyi dan sepi sampai ucapan dengan nada rendah terdengar cukup keras.  Jam 02.00 = Wanci Janari Leutik Waktu pada saat itu orang-orang sunda terbangun dari tidurnya untuk melaksanakan Shalat malam, dan berzikir sampai Wanci Janari Gedé.  Jam 03.00 = Wanci Janari Gedé Wanci Janari Gedé merupakan waktu menuju waktu subuh. Pada saat itu, orang-orang sunda membereskan rumahnya dan bersiap siap di dapur untuk
  • 3. memasak guna keperluan bertani di pagi / siang hari .  Jam 04.00 = Wanci Kongkorongok Hayam Pada saat itu, rata-rata orang sunda memelihara ayam sebagai peliharaannya di sekitar lingkungan rumah mereka. Pada pukul 04.00 ayam-ayam peliharaan mereka mulai berkokok menandakan bahwa pagi akan segera tiba dan pada saat itu pula orang sunda memberi nama “Wanci Kongkorongok Hayam” untuk pukul 04.00 karena kokokan ayam terjadi pada pukul 04.00.  Jam 05.00 = Wanci Balébat Pada saat itu fajar sudah mulai terlihat di sebelah timur, terlihat sinar-sinar merah.  Jam 06.00 = Wanci Carancang Tihang Pada saat itu hari sudah agak terang / waktu setelah fajar, penglihatan masih remang- remang diibaratkan jika melihat tiang, ada yang terlihat ada yang tidak terlihat. Seperti perkataan orang tua zaman dahulu “Tetempoan masih reyem-reyem diibaratkeun mun nempo tihang mah carangcang kénéh, can atra”  Jam 07.00 = Wanci Murag Ciibun / Meleték Panon Poé / Meleték Sarangéngé Pada saat itu matahari mulai terlihat. Seperti perkataan orang tua zaman dahulu “Tuh tingali, panon poé rék meleték!” . Pada saat itu juga, air embun yang bening pada dedaunan mulai berjatuhan.  Jam 08.00 = Wanci Ngaluluh Taneuh Mayoritas pekerjaan orang sunda adalah sebagai petani. Pada saat itu rata-rata petani mulai menggarap tanah / kebun / sawah. Maksud “Ngaluluh taneuh” tersebut adalah waktunya petani menginjak injak tanah untuk membuat galengan dalam istilah sunda yaitu waktunya “mopokan”  Jam 09.00 = Wanci Haneut Moyan Pada saat itu sinar matahari terasa hangat. Haneut artinya hangat
  • 4. dan Moyan artinya berjemur diri menghangatkan tubuh. Jadi, Wanci Haneut Moyan merupakan waktu yang sangat enak untuk berjemur di bawah sinar matahari yang hangat. Pada saat itu, orang sunda belum terlalu tahu mengenai manfaat berjemur di pagi hari. Yang mereka tahu dan rasakan bahwa berjemur di pagi hari itu baik untuk kesehatan, untuk menghangatkan badan.  Jam 10.00 = Wanci Rumangsang Waktu setelah wanci haneut moyan, yaitu pada waktu sinar matahari sudah terasa panas.  Jam 11.00 = Wanci Pecat Sawed Sawed yaitu alat yang digunakan untuk menyatukan dua ekor kerbau saat membajak sawah sehingga dua ekor kerbau itu menjadi sepasang (pasangan). Sawed ini digunakan agar dua kerbau tersebut tidak terpisah dengan pasangannya. Sedangkan pecat itu artinya lepas. Jadi, pecat sawed yaitu waktu pada saat itu rata-rata petani melepas tali (sawed) kerbau pekerja, kerbau istirahat mencari makan sendiri. Karena pada saat itu rata-rata mata pencaharian masyarakat sunda adalah seorang petani, maka aktivitasnya pun sering di perkebunan atau persawahan. Waktu ini adalah waktu para petani telah selesai membajak sawah.  Jam 12.00 = Wanci Tangagé / Manceran / Tengah Poé Tangagé yaitu waktu matahari berada tepat di atas kepala. Pada saat itu, karna mayoritas penduduk sunda adalah sebagai petani, maka aktivitasnya selalu di persawahan. Saat sedang beraktivitas pada tengah hari, matahari tepat berada di atas kepala. Seperti perkataan orang tua zaman dahulu “Panonpoé aya di luhureun emun-emunan, panonpoé keur meujeuhna mancer”  Jam 13.00 = Wanci Lingsir Pada saat itu matahari mulai bergerak ke arah barat.  Jam 14.00 = Wanci Kalangkang Satangtung
  • 5. Kalangkang artinya bayangan dan satangtung artinya setinggi badan. Jadi, kalangkang satangtung adalah keadaan pada saat tinggi bayangan seukuran dengan tinggi badan.  Jam 15.00 = Wanci Méngok Pada saat itu keadaan tidak terlalu panas, dalam kata lain yang disebut méngok itu adalah ketika keadaan lingkungan sudah mulai teduh. Seperti perkataan orang tua zaman dahulu “Nuluykeun ngagebugna ke mun geus méngok!“  Jam 16.00 = Wanci Tunggang Gunung Pada saat itu posisi matahari berada di atas gunung (setinggi gunung) ketika matahari akan tenggelam di sebelah Barat.  Jam 17.00 = Wanci Sariak Layung Pada saat itu matahari mulai tenggelam menyisakan semburat merah / kuning di langit / ketika lembayung terlihat memerah di sebelah barat. Orang sunda pada zaman dahulu, sangat tidak menganjurkan dirinya melihat lembayung dengan mata telanjang secara langsung. Kenapa ? karena, konon katanya jika kita melihat lembayung dengan mata telanjang secara langsung, maka kita akan terserang penyakit, penyakit yang dimaksud dalam bahasa sunda adalah “panyakit koneng” . Seperti perkataan orang tua zaman dahulu “Ulah ningali layung, bisi jadi boga panyakit koneng!“  Jam 17.30 / 18.00 = Wanci Sareupna Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, wanci artinya waktu sedangkan sareupna berasal dari kata “reup” yang berarti tidur, bahwa ketika tidur pandangan akan menjadi gelap, dengan demikian wanci sareupna bisa diartikan sebagai waktu kegelapan mulai datang. Bagi para orang tua umumnya di perdesaan dulu wanci sareupna ini adalah patokan batas waktu bermain bagi anaknya, jika hari sudah semakin sore mendekati sareupna mereka akan
  • 6. memanggil anak-anaknya yang sedang bermain di luar rumah untuk segera masuk ke dalam rumah, biasanya mereka akan menakut-nakuti anaknya dengan suatu hal supaya anaknya cepat masuk ke dalam rumah, seperti perkataan orang tua zaman dahulu “Gera arampih barudak, bisi dirawu sandékala!” misalnya menakut-nakutinya dengan hantu Sandekala, “Cepat masuk ke rumah, nanti kamu diculik Hantu Sandekala” begitu kira-kira para orang tua menakut-nakuti anaknya supaya cepat masuk rumah ketika wanci sareupna tiba. Lalu apa itu Sandekala ??? Sandekala adalah nama salah satu hantu dalam mitos di tanah sunda, konon katanya makhluk ini mempunyai badan yang sangat besar, ia sangat menyeramkan dan gemar menculik anak kecil. Cerita tentang Sandekala ini mungkin hanya mitos atau rekaan saja agar perintah untuk masuk rumah segera dituruti oleh anak, karena nyatanya sampai saat ini belum pernah ada orang yang pernah bertemu dengan Hantu Sandekala ini. Para orang tua menginginkan anaknya cepat masuk ke rumah ketika waktu sareupna tiba tentu bukan karena takut anaknya diculik Hantu Sandekala, tapi karena mengkhawatirkan kesehatan dan keamanan anak-anak mereka, karena kita tahu sendiri angin malam sangat tidak baik bagi kesehatan anak dan ditakutkan binatang liar atau binatang buas mulai keluar mencari mangsa, tentunya akan sangat rawan membiarkan seorang anak berada di luar rumah pada waktu-waktu tersebut. Toh, jika menjelang malam seorang anak pergi keluar rumah untuk Shalat berjamaah atau mengaji di mesjid, para orang tua tidak pernah menakuti- nakutinya dengan Hantu Sandekala.  Jam 19.00 = Wanci Harieum Beungeut Pada saat itu matahari sudah tenggelam, keadaan menjadi gelap. Penglihatan kita mulai remang-remang. Seperti melihat wajah orang lain, penglihatan
  • 7. kita mulai remang-remang pada wajah orang tersebut. Jadi, wanci harieum beungeut merupakan waktu pada keadaan lingkungan mulai gelap tetapi masih bisa melihat orang lain dengan remang-remang.  Jam 20.00 = Wanci Sareureuh Budak Ketika anak kecil (balita) sudah merasa lelah bermain dengan saudaranya dan setelah itu, anak- anak tersebut mulai beristirahat. Pada saat itu juga, orang tua pun mulai menidurkan anak-anaknya.  Jam 21.00 = Wanci Tumoké Pada saat suara toké mulai berbunyi. Seperti perkataan orang tua zaman dahulu “Wayah kieu téh keur meujeuhna kaluar sora toké!”  Jam 22.00 = Wanci Sareureuh Kolot Pada saat itu orang tua atau orang dewasa rata-rata mulai istirahat / tidur. Orang tua atau orang dewasa tersebut sudah tidak memikirkan pekerjaannya masing-masing ataupun hal lainnya.  Jam 23.00 = Wanci Indung Peuting Pada saat itu bulan tepat di atas. Seperti perkataan orang tua zaman dahulu “Meujeuhna kaluar méga hideung gegeblogan, indung peuting téh nyaéta istilah séjén tina méga hideung”  Jam 24.00 = Wanci Tengah Peuting Pada saat itu, hari sudah benar- benar gelap karena matahari sudah sangat tidak terlihat di daerah sunda. Dilihat dari penamaan waktu pada setiap jam, dalam menentukan waktunya orang sunda menggunakan keadaan alam sekitar serta berdasarkan aktivitas sehari-harinya dalam menentukan waktu (jam). Pada zaman dahulu, penggunaan waktu tersebut sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari namun pada zaman sekarang ini penggunaan waktu tersebut sudah jarang dipakai lagi karena tergeser oleh teknologi yang tampak di zaman modern ini. Hal ini membuktikan bahwa matematika telah lama dikenal dan
  • 8. digunakan masyarakat sunda, terutama masyarakat Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Namun saat ini, jam sunda sudah jarang di pakai. Salah satu penyebabnya yaitu perkembangan zaman dan perkembangan teknologi. Selain itu, beberapa istilah sunda tersebut sudah hampir tidak diketahui lagi artinya oleh orang sunda bahkan orang Kampung Naga, seperti Tumoke, Mengok dan Tumorek. Tulisan ini memuat istilah waktu di daerah sunda pada setiap jamnya serta cerita dibalik istilah tersebut. Tulisan ini merupakan tulisan yang menarik untuk di kaji lebih dalam baik dari segi definisinya maupun dari segi sejarahnya ataupun yang lainnya karena penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, melalui tulisan ini penulis mengajak pembaca untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai jam sunda. DAFTAR PUSTAKA Hadi, Ahmad. (1991). PEPERENIAN. Bandung : CV.Geger Sunten. Rustandi, Andi Sunarya. (2013). Wanci – Waktu dina Istilah Sunda. [ONLINE]. Tersedia : https://andirustandisunarya.wor dpress.com/2013/04/18/wanci- waktu-tina-istilah-sunda/ [19 Mei 2016] Dwi, Wahyu Lesmono. (2014). Sesebutan Wanci dina Basa Sunda. [ONLINE]. Tersedia : http://dsmlmdblog.blogspot.co. id/2014/07/sesebutan-wanci- dina-basa-sunda.html [19 Mei 2016] TN. (2015). Wanci Sareupna, Batas Waktu Bermain Anak. [ONLINE]. Tersedia : www.wewengkonsumedang.co m/2015/01/wanci-sreupna- batas-waktu-bermain- anak.html [17 Maret 2016] TN. (2010). Mengenal Jam Sunda. [ONLINE]. Tersedia : http://sumedangonline.com/me ngenal-jam-sunda/4514/ [29 Mei 2016] TN. (2012). Jam Sunda. [ONLINE]. Tersedia : http://mataronis.blogspot.co.id/ 2012/04/jam-sunda.html?m=1 [29 Mei 2016]