SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
ASPEK PENYALIRAN TAMBANG
KELOMPOK 2:
1. IBNU HARIS MUNANDAR (4520046007)
2. MUH AMRI H.R (4520046041)
3. MUHAMMAD NUR ARDIANSYAH S.P (4520046044)
4. ANDI MUHAMMAD IRHAM (4520046068)
5. AAN TANDI BUA (4520046054)
6. KEVIN SAMPEPADANG (4520046048)
7. HANDIKA WAHYU PRATAMA (4520046063)
8. ANDRE AVIONO (4520046055)
Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang di terapkan pada daerah penambangan untuk mencegah
mengeringkan, uatau mengeluarkan air yang masuk kedaerah .upaya ini di maksudkan untuk mencegah
terganggungnya aktifitas penambbangan akibat adannya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim
hijan. Selain itu sisstem penyaliran ini juga di maksudkan ini untuk memperlambatkan kerusakan alat serta
memmpertahan kan kondisi kerja yang aman, sehingga alat mekanis yang di gunakan pada daera tersebut memiliki
jangka waktu yang lama.
Air dalam jumlah tertentu diperlukan untuk aktivitas-aktivitas yang lainya ,diantaranya: mengurangi konsentrasi debu dijalan
tambang atau crushing plant, sebagai media pemisahan dan pencucian dalam pengolahan bahan galian,keperluan sehari-hari
diperkantoran,perumahan.Mesilhat cakupan masalah dan manfaat air tanah cukup luas ditambah kemajuan teknologi investigasi
air tanah saat ini cukup memadai, maka manajemen air harus diperhitungkan di dalam perencanaan tambang.
Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya untuk memperhatikan mengenai aspek penyaliran tambang dikarenakan
keseluruhan aspek ini yang akan dijadikan sebagai bahan untuk menganalisa seperti stabilitas lereng dan lainya.
ASPEK PENYALIRAN TAMBANG
ASPEK HIDROLOGI
Hidrologi adalah ilmu tentang seluk beluk air di bumi, kejadiannya, peredarannya dan distribusinya, sifat
alam dan kimianya, serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubungan dengan kehidupan" (Federal Council
for Science and Technology, USA, 1959 dalam Varshney, Varshney, 1977).
CURAH HUJAN
Curah hujan adalah ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak
meresap dan tidak mengalir. Tingkat hujan yang diukur dalam satuan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu)
mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1 meter persegi dengan asumsi tidak ada yang
menguap, mengalir dan meresap).
Ada 2 jenis penakar hujan yaitu penakar hujan rekam (recording) dan penakar hujan non rekam (non recording).
1. Ombrometer Manual
Pengukuran curah hujan secara manual ini dilakukan dengan mengukur volume air secara berkala dalam jangka
waktu tertentu untuk memperoleh hasil curah hujan suatu wilayah. Ombrometer manual dibagi menjadi dua jenis
yaitu: A. Ombrometer Biasa Ombrometer ini terbuat dari bahan sederhana yaitu seng dengan tinggi 60 cm dan
pipa paralon dengan tinggi 100 cm.
2. Ombrometer Otomatis
Ombrometer otomatis memiliki cara kerja yang sudah beroperasi dengan mekanisme otomatis dalam
pencatatannya. Kelebihan ombrometer ini hasil perhitungan yang diperoleh lebih akurat dibandingkan
ombrometer manual. Selain itu, alat ini juga sanggup mengukur kondisi curah hujan tinggi maupun rendah dan
melakukan pencatatan dalam waktu tertentu
CURAH HUJAN
Jenis-jenis Curah
Hujan Menurut Tjasyono, Indonesia secara umum dapat dibagi menjadi 3 pola iklim utama dengan melihat pola curah hujan selama setahun. Tiga wilayah iklim Indonesia yaitu
PETA INTENSITAS CURAH HUJAN INDONESIA
HUJAN
Macam-macam Hujan Berdasarkan Ukuran Butirannya Berdasarkan ukuran butirannya, klasifikasi hujan dibedakan menjadi empat yaitu:
1. Hujan Gerimis (Drizzle)
Hujan gerimis merupakan butiran air dan halus yang turun dari langit disebut dengan gerimis dengan jumlah sedikit. Bahkan, hujan gerimis disebut ringan yang umumnya memiliki diameter
kurang dari 0,5 mm. Gerimis disebabkan oleh awan stratus kecil dan awan stratocumulus yang memiliki ketinggian 2.000 hingga 7.000 kaki di atas permukaan laut.
2. Hujan Salju (Snow)
Salju adalah kristal-kristal kecil air yang menjadi es dan memiliki temperatur di bawah titik beku. Hujan salju berbentuk padat dan berasal dari awan nimbostratus. Nimbostratus merupakan
awan dengan ketinggian sedang yang berada pada daerah dingin (wilayah di atas garis ekuator).
3. Hujan Batu Es
Hujan batu es merupakan bongkahan-bongkahan es yang turun dari awan yang memiliki temperatur dibawah 0° derajat celcius yang terjadi pada cuaca panas. Jenis hujan ini termasuk hujan
lokal yang jarang terjadi dan biasanya terjadi kurang lebih 10 menit. Penyebabnya adalah adanya pengembunan mendadak. Seluruh wilayah di dunia dapat mengalami hujan batu es,
termasuk wilayah tropis. Ukuran hujan es sekitar 6 cm per bongkahan. Hujan es berasal dari awan cumulonimbus yang bertumpuk secara vertikal hingga mencapai ketinggian 30.000 kaki atau
HUJAN
Berdasarkan Proses Terjadinya Hujan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses terjadinya, antara lain yaitu:
1. Hujan Siklonal
Hujan siklonal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya udara panas dari permukaan bumi disertai adanya angin yang berputar-putar pada titik tertentu.
2. Hujan Zenithal
Hujan zenithal adalah hujan yang diakibatkan pertemuan angin pasat tenggara dan angin pasat timur. Hujan jenis ini juga umumnya hanya terjadi di sekitar khatulistiwa.
3. Hujan Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi akibat pergerakan awan ke arah horizontal yang dibawa angin. Angin membawa awan mencapai suatu daerah pegunungan dan
mengalami kondensasi karena suhu dingin yang ada di sekitarnya.
4. Hujan Frontal
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi akibat pertemuan massa udara dingin dengan massa udara panas. Pertemuan kedua udara tersebut terjadi pada sebuah tempat yang
yang bernama “bidang front”. Pertemuan ini mengakibatkan massa udara dingin berada di bawah dan menstimulasi terjadinya hujan di sekitar bidang front.
5. Hujan Muson
Hujan muson adalah hujan yang diakibatkan pengaruh angin muson. Angin muson sendiri terjadi akibat pengaruh gerak semu tahunan matahari terhadap katulistiwa bumi. 6.
6. Hujan Buatan Hujan buatan adalah hujan yang terjadi akibat campur tangan manusia dalam memanipulasi keadaan fisik atmosfer lokal, tepatnya dengan memanfaatkan
proses tumbukan dan penggabungan dalam pembentukan awan.
AIR TANAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 mengenai Sumber Daya Air yang mendefinisikan air tanah
sebagai air yang terdapat di lapisan batuan di bawah permukaan tanah. Menurut Asdak di tahun 2002, Air tanah
adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir dibawah permukaan tanah sebagai akibat dari gaya gravitasi
bumi, struktur perlapisan geologi, dan beda potensi kelembaban tanah
Air tanah dengan ciri- ciri mulai dari bagian atas dan bawah lapisannya yang memiliki kandungan air yang dibatasi
oleh lapisan kedap, Lapisan yang mengandung air kemudian terletak di daerah siklinal dari suatu formasi yang
berada di daerah lipatan Air tanah, dapat memancar jika mendapatkan tekanan pada daerah siklinal yang cukup
kuat, dan jika tekanan yang ada tidak cukup kuat maka air dapat mengalir naik. Air tanah permukaan sendiri
mengandung banyak manfaat dan sering dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai hal, seperti pertanian dan
pengairan.
AIR TANAH
Jenis Air tanah
Air tanah kemudian dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu air tanah yang berdasarkan kepada letaknya di permukaan tanah dan berdasarkan kepada darimana ia berasal.
Air tanah berdasarkan letaknya sendiri kemudian dibagi kembali menjadi 2 jenis, yaitu Air Tanah Freatik dan Air Tanah Dalam (Artesis).
 Air Tanah Freatik sebagai air tanah pada permukaan yang dangkal dimana letaknya tidak jauh dari permukaan tanah dan berada diatas lapisan kedap air contohnya ada
pada air sumur.
 Air Tanah Dalam atau disebut juga sebagai Artesis merupakan air tanah yang terletak di antara lapisan akuifer dan batuan kedap air, contohnya ada pada pada sumur
artesis. Air Artesis juga disebut dengan air tanah dalam, karena dapat ditemukan pada kedalaman 30 -80 meter dari permukaan tanah. Air tanah ini juga dapat diminum
atau dikonsumsi secara langsung karena sudah mengalami penyaringan secara sempurna dan terbebas dari kuman ataupun bakteri. Biasanya jenis air tanah artesis
sering digunakan untuk mengatasi kekeringan meskipun pada musim kemarau panjang. Hal ini dikarenakan air tanah artesis sebagai kandungan dari beragam air tanah
dengan debit air yang stabil, meskipun dalam membangun sumur artesis ini juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit sebab diperlukan suatu pompa air khusus
berkapasitas besar, bahkan air tanah ini juga memiliki kemampuan untuk keluar sendiri jika tekanan airnya cukup besar, dan membentuk sumur artesis.
sementara air tanah berdasarkan asalnya kemudian dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Air Tanah Meteorit (Vados), Air Tanah Baru (Juvenil), dan Air Konat.
 Air Tanah Meteorit (Vados) merupakan air tanah yang berasal dari proses presipitasi (hujan) awan yang tercampur dengan debu meteorit dan kemudian mengalami
kondensasi.
 Air Tanah Baru (Juvenil) merupakan air tanah yang berasal dari dalam bumi karena tekanan intrusi magma, contohnya adalah pada geyser atau sumber air panas.
Air Konat merupakan air tanah yang terkurung pada lapisan batuan purba
AIR TANAH
Faktor yang mempengaruhi kualitas air tanah
Kualitas air tanah ditentukan oleh berbagai sifat fisik dan sifat kimia yang terkandung. Berdasarkan sifat fisik, kualitas air dapat diketahui mulai dari warna, bau,
rasa, kekeruhan, kekentalan dan suhu air. Rasa air tanah juga dipengaruhi oleh unsur-unsur garam yang terlarut atau tersuspensi dalam air. Kekentalan air disebabkan oleh
partikel yang terkandung dalam air, dimana semakin banyak kandungan yang ada maka akan semakin kental airnya. Selain itu, keberadaan suhu air yang tinggi akan
membuat air kemudian semakin ecer. Kekeruhan air ini juga turut dipengaruhi oleh kandungan zat yang tidak larut oleh air. Misalnya saja pada partikel lempung, lanau, zat
organik dan mikroorganisme. Suhu air juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan, seperti kondisi musim ataupun cuaca yang terjadi saat siang dan malam serta lokasi air
tanah. Zat kimia yang terdapat dalam air tanah juga berpengaruh terhadap kualitas air, antara lain Kesadahan, Zat Padat Terluar (Total Disolve Solid atau TDS), Daya
Hantar Listrik (DHL), Keasaman dan Kandungan Ion.
 Kesadahan Air merupakan tingkat kekerasan air yang pada umumnya disebabkan oleh unsur Ca dan Mg. Air tanah dengan beberapa kandungan metal terlarut, seperti
Na, Mg, Ca, dan Fe. Jika air tanah kemudian mengandung komponen logam dengan jumlah tinggi maka kemudian akan menyebabkan air sadah.
 Zat Padat yang Terlarut adalah total zat padat yang terlarut dalam air tanah atau semua zat yang tertinggal setelah air diuapkan pada suhu 103 derajat hingga 105
derajat Celcius. Air baku yang digunakan pada kebutuhan rumah tangga, dan air minum memiliki batas maksimal kandungan 1.000 mg/l atau disebut dengan baku
mutu air kelas I. Zat-zat terlarut ini diantaranya seperti zat organik lain dalam jumlah kecil, serta gas, dan garam anorganik.
 Daya Hantar Listrik sebagai kemampuan air dalam menghantarkan listrik. Daya hantar ini dipengaruhi oleh kandungan unsur garam dalam air. Dengan semakin
tingginya unsur garam tersebut maka akan semakin tinggi pula daya hantar listrik yang ia miliki. Konduktivitas air kemudian dipengaruhi oleh zat pada terlarut, suhu
air dan ion klorida.
 Keasaman Air kemudian dinyatakan dalam pH dengan skala ukur antara 1-14. Air dengan kualitas yang baik adalah yang memiliki kandungan pH netral yaitu pH 7,
jika pH air lebih dari 7 maka akan bersifat basa sementara jika kurang dari 7 maka akan bersifat asam.
 Kandungan Ion baik itu kation dan anion yang terkandung pada air diukur dalam satuan part per million (ppm) atau mg/l. Ion-ion yang terkandung dalam air antara
lain Na, K, Zn, Cl, SO4, H2SF, NH4, NO3, NO2, CO2, CO3, HCO3, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, KMnO4, SiO2, Cr, Cd, Hg, Co, boron, ion-ion logam yang biasanya
jarang dan bersifat racun antara lain Pb, Sn, As.
AIR PERMUKAAN
Pengertian Air Permukaan Menurut Para Ahli.. Soegianto (2005) Air permukaan adalah air yang berasal dari
air hujan yang jatuh ke permukaan tanah, sebagian menguap dan sebagian lainnya mengalir ke sungai,
saluran air lalu disimpan di dalam danau, waduk dan rawa.. Limbong (2008) Air permukaan adalah air hujan
yang mengalir di permukaan bumi. Jadi, Air permukaan adalah air yang terkumpul di atas tanah yang dapat
dengan mudah dilihat oleh mata. Pada umumnya sumber air yang berasal dari permukaan, merupakan air
yang kurang baik untuk langsung dikonsumsi manusia. Oleh karena itu sumber air yang berasal dari air
permukaan perlu adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan.
AIR PERMUKAAN
Jenis Air Permukaan
1. Permanen (Perennial)
Air permukaan permanen merupakan perairan di permukaan yang selalu tersedia hampir di sepanjang tahun. Jenis ini biasanya ditemukan
dalam bentuk danau, mata air, sungai, ataupun rawa. Ketika suatu kawasan mengalami musim kemarau, maka permukaan air ini
dipertahankan oleh kontribusi air tanah.
2. Semi-Permanen (Ephemeral)
Air permukaan semi-permanen biasanya berupa perairan yang hanya mampu menampung air selama setahun. Jenis ini berbentuk anak
sungai kecil, lubang air, laguna, atau daerah dataran rendah di beberapa zona kering.
3. Buatan Manusia (man made)
Sesuai dengan namanya, air permukaan buatan manusia disimpan secara khusus dalam struktur buatan. Contohnya adalah bendungan,
danau, rawa, ataupun kolam pengolahan limbah.
AIR PERMUKAAN
Contoh Air Permukaan Permanen
Berdasarkan jenis-jenis yang telah dijelaskan di atas, berikut ini adalah penjelasan mengenai contoh-contoh air permukaan permanen yang ada di lingkungan sekitar, antara lain:
1. Sungai
Seperti yang diketahui, sungai merupakan aliran air alami berupa air tawar yang mengalir menuju samudera, laut, danau, ataupun sungai lain di sekitarnya. Pada beberapa kasus, sungai mengalir
kembali masuk ke tanah dan pada akhirnya menjadi kering diujungnya tanpa melewati genangan air lainnya.Para ahli berpendapat, sungai adalah bagian dari siklus hidrologi. Umumnya, air sungai
berasal dari hujan yang melalui cekungan drainase dari limpasan permukaan ataupun sumber lainnya, seperti mata air, pelepasan air yang tersimpan di dalam es alami, kantong salju, ataupun air
tanah.
2. Danau
Danau adalah badan air yang dikelilingi oleh daratan luas di sekitarnya. Jutaan danau tersebar di seluruh permukaan bumi. Danau juga bisa ditemukan di setiap benua dan berbagai jenis
lingkungan, seperti gunung, gurun, dataran tinggi, hingga pantai.Sebagian besar orang bahkan sering mengartikan danau sebagai air yang diisi air. Area ini terlokalisasi dalam cekungan yang
dikeliling tanah terlepas dari outlet lain yang berfungsi untuk mengairi ataupun mengeringkan danau tersebut.Danau selalu terletak di daratan dan tidak menjadi bagian dari lautan. Oleh sebab itu,
danau berbeda dengan laguna, bahkan jauh lebih besar dan dalam ketimbang kolam meski tidak ada definisi resmi ataupun ilmiah tentang jenis air permukaan permanen ini. Perbedaan danau dan
sungai cukup kontras, salah satunya adalah air yang terdapat di danau tidak mengalir seperti air sungai.Danau alami umumnya ditemukan di zona retakan, pegunungan, ataupun kawasan
dengan penipisan berkelanjutan. Sementara danau lainnya ditemukan pada cekungan endorheic atau endorheic basins.
3. Rawa
Rawa dikenal sebagai lahan basah yang sekilas tampak seperti hutan belantara. Tak sedikit rawa yang terbentuk di sekitar sungai besar di mana rawa-rawa ini sangat bergantung pada fluktuasi
ketinggian air alami. Sementara itu, ada juga beberapa rawa lain yang muncul di tepi danau besar.Sebagian rawa memiliki tonjolan lahan kering yang ditutupi oleh vegetasi air atau vegetasi yang
memang masih mentolerir genangan periodik atau saturasi tanah.Rawa dikenal memiliki karakteristik air yang bergerak lambat ke arah air yang tergenang. Biasanya, air di dalam rawa berupa air
tawar, air laut, ataupun air payau. Beberapa rawa terbesar dan terpopuler di dunia ditemukan di sepanjang sungai besar, seperti Kongo, Mississippi, dan Sungai Amazon yang mendunia.
INFILTRASI
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai
aliran antara (interflow) menuju mata air, danau, dan sungai; atau secara vertikal, yang dikenal dengan
perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya
kapiler. Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih rendah, sementara gaya kapiler menyebabkan air
bergerak ke segala arah. Air kapiler selalu bergerak dari daerah basah menuju ke daerah yang lebih kering.
Tanah kering mempunyai gaya kapiler lebih besar daripada tanah basah. Gaya tersebut berkurang dengan bertambahnya
kelembaban tanah. Selain itu, gaya kapiler bekerja lebih kuat pada tanah dengan butiran halus seperti lempung daripada tanah
berbutir kasar pasir. Apabila tanah kering, air terinfiltrasi melalui permukaan tanah karena pengaruh gaya gravitasi dan gaya kapiler
pada seluruh permukaan. Setelah tanah menjadi basah, gerak kapiler berkurang karena berkurangnya gaya kapiler. Hal ini
menyebabkan penurunan laju infiltrasi. Sementara aliran kapiler pada lapis permukaan berkurang, aliran karena pengaruh gravitasi
berlanjut mengisi pori-pori tanah. Dengan terisinya pori-pori tanah, laju infiltrasi berkurang secara berangsung-angsur sampai
dicapai kondisi konstan; di mana laju infiltrasi sama dengan laju perkolasi melalui tanah.
INFILTRASI
Pengaruh Penting Infiltrasi
Proses Limpasan
Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah
ia dapat diuapkan kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat . Makin besar daya infiltrasi, maka
perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil
sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil.
Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah
Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian. Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan
menyerap air yang diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerahtidak jenuh tadi. Pengukuran lengas tanah menggunakan alat ukur.
Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antara infiltrasi dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah yang
dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula diperoleh dari kenaikan
kapiler air tanah.
FILTRASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi
Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air. Selama intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sma dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi, maka terjadilah genangan air dipermukaan tanah atau aliran permukaan
(Arsyad, 2010).
1. Kondisi-kondisi penutup permukaan
– Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi
– Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan seresah.
– Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan) mengurangi infiltrasi.
2. Transmibilitas tanah
– Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur tanah, merupakan salah satu
– Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah.
– Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi
– Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum pasti.
– Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi.
3. Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh
Dapat dipahami pada saat awal turunnya hujan, penyerapan air oleh tanah (laju infiltrasi) terjadi dengan cepat. Sehingga semakin dalam genangan dan tebal lapisan jenuh maka laju infiltrasi semakin berkurang.Dalam gambar di atas, air yang tergenang di atas permukaan tanah terinfiltrasi ke dalam tanah, yang
menyebabkan suatu lapisan di bawah permukaan tanah menjadi jenuh air. Apabila tebal dari lapisan jenuh air adalah L, dapat dianggap bahwa air mengalir ke bawah melalui sejumlah tabung kecil. ALiran melalui lapisan tersebut serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman genangan di atas permukaan
tanah (D) memberikan tinggi tekanan pada ujung atas tabung, sehingga tinggi tekanan total yang menyebabkan aliran adalah D+L.Tahanan terhadap aliran yang diberikan oleh tanah adalah sebanding dengan tebal lapis jenuh airL. Pada awal hujan, dimana L adalah kecil dibanding D, tinggi tekanan adalah besar dibanding
tahanan terhadap aliran, sehingga air masuk ke dalam tanah dengan cepat. Sejalan dengan waktu, L bertambah panjang sampai melebihi D, sehingga tahanan terhadap aliran semakin besar. Pada kondisi tersebut kecepatan infiltrasi berkurang. Apabila L sangat lebih besar daripada D, perubahan L mempunyai pengaruh yang
hampir sama dengan gaya tekanan dan hambatan, sehingga laju infiltrasi hampir konstan.
4. Kelembaban tanah
Semakin lembab kondisi suatu tanah, maka laju infiltrasi akan semakin berkurang karena tanah tersebut semakin dekat dengan keadaan jenuh.Jumlah air tanah mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah kering, permukaan atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya relatif masih
kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya kapiler antara permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya perbedaan tersebut, maka terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya berat, sehingga air bergerak ke bawah (infiltrasi) dengan cepat.Dengan bertambahnya waktu,
permukaan bawah tanah menjadi basah, sehingga perbedaan daya kapiler berkurang, sehingga infiltrasi berkurang. Selain itu, ketika tanah menjadi basah koloid yang terdapat dalam tanah akan mengembang dan menutupi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi pada periode awal hujan.
5. Topografi dan intensitas hujan
Topografi adalah keadaan pemukaan/ kontur tanah, dan intensitas hujan adalah besarnya hujan yang turun dalam satuan waktu. Apabila hujan yang turun besar dan topografi tanah terjal, maka laju infiltrasi kecil. Karena topografi yang terjal akan mengalirkan air dengan cepat sehingga waktu infiltrasi kurang. Begitu juga
sebaliknya, topografi yang landai bahkan datar dapat menghasilkan infiltrasi lebih besar. Kapasitas infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan infiltrometer dan analisis hidrograf. Infiltrometer ini dibedakan menjadi dua macam yaitu infiltrometer genangan dan simulator hujan (rainfall simulators)
Aspek Geologi
Geologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang membahas tentang bumi, dalam hal ini juga
berhubungan tentang lingkungan. Ilmu geologi mulai mempelajari tentang geometri (bentuk dan dimensi
bumi), meterial penyusun atau pembentuk bumi (komposisi padat, komposisi cair dan komposisi gas),
kemudian proses-proses yang terjadi (endogen dan eksogen) serta sejarah dari bumi itu sendiri.
GEOMORFOLOGI
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan
yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai penelitian lanskap.
Bentang alam adalah fenomena duniawi. Landscapers adalah bebatuan yang telah mengalami peristiwa-
peristiwa tertentu dan hasil interaksi antara peristiwa-peristiwa dari dalam bumi dan yang dari luar bumi.
Prinsip geologi adalah ilmu mempelajari batuan dalam arti yang lebih luas dan proses yang terjadi di sana.
Proses geomorfologi adalah perubahan yang terjadi baik secara fisik maupun kimia dari permukaan bumi.
Penyebab dari proses ini adalah benda-benda alami yang kita kenal sebagai zat geomorfik dalam bentuk air
dan angin. Keduanya adalah tujuan iklan yang didukung oleh gravitasi dan semuanya bekerja bersama untuk
membuat perubahan pada permukaan bumi.
STRATIFIGRAFI
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan
interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi
antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi),
kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari
untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.
Pada konsep stratigrafi dijelaskan bahwa proses terjadinya pengendapan dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti tektonik, perubahan muka laut, pasokan sedimen, iklim dan geometri fasies sedimen. Hal tersebut
memungkinkan untuk dilakukan pendekatan dalam memahami sejarah pengendapan batuan pada lingkungan
pengendapan. Sehingga pengetahuan mengenai konsep stratigrafi dapat digunakan sebagai parameter untuk
menentukan lingkungan pengendapan
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to ASPEK PENYALIRAN TAMBANG

Similar to ASPEK PENYALIRAN TAMBANG (20)

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
 
Chintia
ChintiaChintia
Chintia
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
HIDROSFER Geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 firdyannisa
HIDROSFER Geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 firdyannisaHIDROSFER Geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 firdyannisa
HIDROSFER Geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 firdyannisa
 
Bumi bagian cair.pptx
Bumi bagian cair.pptxBumi bagian cair.pptx
Bumi bagian cair.pptx
 
Evaporasi dan evapotransporasi Hidrologi Teknik
Evaporasi dan evapotransporasi Hidrologi TeknikEvaporasi dan evapotransporasi Hidrologi Teknik
Evaporasi dan evapotransporasi Hidrologi Teknik
 
modul media pembelajaran siklus hujan
modul media pembelajaran  siklus hujanmodul media pembelajaran  siklus hujan
modul media pembelajaran siklus hujan
 
My modul
My modulMy modul
My modul
 
My modul
My modulMy modul
My modul
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 

Recently uploaded (8)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 

ASPEK PENYALIRAN TAMBANG

  • 1. ASPEK PENYALIRAN TAMBANG KELOMPOK 2: 1. IBNU HARIS MUNANDAR (4520046007) 2. MUH AMRI H.R (4520046041) 3. MUHAMMAD NUR ARDIANSYAH S.P (4520046044) 4. ANDI MUHAMMAD IRHAM (4520046068) 5. AAN TANDI BUA (4520046054) 6. KEVIN SAMPEPADANG (4520046048) 7. HANDIKA WAHYU PRATAMA (4520046063) 8. ANDRE AVIONO (4520046055)
  • 2. Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang di terapkan pada daerah penambangan untuk mencegah mengeringkan, uatau mengeluarkan air yang masuk kedaerah .upaya ini di maksudkan untuk mencegah terganggungnya aktifitas penambbangan akibat adannya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hijan. Selain itu sisstem penyaliran ini juga di maksudkan ini untuk memperlambatkan kerusakan alat serta memmpertahan kan kondisi kerja yang aman, sehingga alat mekanis yang di gunakan pada daera tersebut memiliki jangka waktu yang lama. Air dalam jumlah tertentu diperlukan untuk aktivitas-aktivitas yang lainya ,diantaranya: mengurangi konsentrasi debu dijalan tambang atau crushing plant, sebagai media pemisahan dan pencucian dalam pengolahan bahan galian,keperluan sehari-hari diperkantoran,perumahan.Mesilhat cakupan masalah dan manfaat air tanah cukup luas ditambah kemajuan teknologi investigasi air tanah saat ini cukup memadai, maka manajemen air harus diperhitungkan di dalam perencanaan tambang. Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya untuk memperhatikan mengenai aspek penyaliran tambang dikarenakan keseluruhan aspek ini yang akan dijadikan sebagai bahan untuk menganalisa seperti stabilitas lereng dan lainya. ASPEK PENYALIRAN TAMBANG
  • 3. ASPEK HIDROLOGI Hidrologi adalah ilmu tentang seluk beluk air di bumi, kejadiannya, peredarannya dan distribusinya, sifat alam dan kimianya, serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubungan dengan kehidupan" (Federal Council for Science and Technology, USA, 1959 dalam Varshney, Varshney, 1977). CURAH HUJAN Curah hujan adalah ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Tingkat hujan yang diukur dalam satuan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1 meter persegi dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir dan meresap). Ada 2 jenis penakar hujan yaitu penakar hujan rekam (recording) dan penakar hujan non rekam (non recording). 1. Ombrometer Manual Pengukuran curah hujan secara manual ini dilakukan dengan mengukur volume air secara berkala dalam jangka waktu tertentu untuk memperoleh hasil curah hujan suatu wilayah. Ombrometer manual dibagi menjadi dua jenis yaitu: A. Ombrometer Biasa Ombrometer ini terbuat dari bahan sederhana yaitu seng dengan tinggi 60 cm dan pipa paralon dengan tinggi 100 cm. 2. Ombrometer Otomatis Ombrometer otomatis memiliki cara kerja yang sudah beroperasi dengan mekanisme otomatis dalam pencatatannya. Kelebihan ombrometer ini hasil perhitungan yang diperoleh lebih akurat dibandingkan ombrometer manual. Selain itu, alat ini juga sanggup mengukur kondisi curah hujan tinggi maupun rendah dan melakukan pencatatan dalam waktu tertentu
  • 4. CURAH HUJAN Jenis-jenis Curah Hujan Menurut Tjasyono, Indonesia secara umum dapat dibagi menjadi 3 pola iklim utama dengan melihat pola curah hujan selama setahun. Tiga wilayah iklim Indonesia yaitu
  • 5. PETA INTENSITAS CURAH HUJAN INDONESIA
  • 6. HUJAN Macam-macam Hujan Berdasarkan Ukuran Butirannya Berdasarkan ukuran butirannya, klasifikasi hujan dibedakan menjadi empat yaitu: 1. Hujan Gerimis (Drizzle) Hujan gerimis merupakan butiran air dan halus yang turun dari langit disebut dengan gerimis dengan jumlah sedikit. Bahkan, hujan gerimis disebut ringan yang umumnya memiliki diameter kurang dari 0,5 mm. Gerimis disebabkan oleh awan stratus kecil dan awan stratocumulus yang memiliki ketinggian 2.000 hingga 7.000 kaki di atas permukaan laut. 2. Hujan Salju (Snow) Salju adalah kristal-kristal kecil air yang menjadi es dan memiliki temperatur di bawah titik beku. Hujan salju berbentuk padat dan berasal dari awan nimbostratus. Nimbostratus merupakan awan dengan ketinggian sedang yang berada pada daerah dingin (wilayah di atas garis ekuator). 3. Hujan Batu Es Hujan batu es merupakan bongkahan-bongkahan es yang turun dari awan yang memiliki temperatur dibawah 0° derajat celcius yang terjadi pada cuaca panas. Jenis hujan ini termasuk hujan lokal yang jarang terjadi dan biasanya terjadi kurang lebih 10 menit. Penyebabnya adalah adanya pengembunan mendadak. Seluruh wilayah di dunia dapat mengalami hujan batu es, termasuk wilayah tropis. Ukuran hujan es sekitar 6 cm per bongkahan. Hujan es berasal dari awan cumulonimbus yang bertumpuk secara vertikal hingga mencapai ketinggian 30.000 kaki atau
  • 7. HUJAN Berdasarkan Proses Terjadinya Hujan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses terjadinya, antara lain yaitu: 1. Hujan Siklonal Hujan siklonal adalah hujan yang terjadi akibat naiknya udara panas dari permukaan bumi disertai adanya angin yang berputar-putar pada titik tertentu. 2. Hujan Zenithal Hujan zenithal adalah hujan yang diakibatkan pertemuan angin pasat tenggara dan angin pasat timur. Hujan jenis ini juga umumnya hanya terjadi di sekitar khatulistiwa. 3. Hujan Orografis Hujan orografis adalah hujan yang terjadi akibat pergerakan awan ke arah horizontal yang dibawa angin. Angin membawa awan mencapai suatu daerah pegunungan dan mengalami kondensasi karena suhu dingin yang ada di sekitarnya. 4. Hujan Frontal Hujan frontal adalah hujan yang terjadi akibat pertemuan massa udara dingin dengan massa udara panas. Pertemuan kedua udara tersebut terjadi pada sebuah tempat yang yang bernama “bidang front”. Pertemuan ini mengakibatkan massa udara dingin berada di bawah dan menstimulasi terjadinya hujan di sekitar bidang front. 5. Hujan Muson Hujan muson adalah hujan yang diakibatkan pengaruh angin muson. Angin muson sendiri terjadi akibat pengaruh gerak semu tahunan matahari terhadap katulistiwa bumi. 6. 6. Hujan Buatan Hujan buatan adalah hujan yang terjadi akibat campur tangan manusia dalam memanipulasi keadaan fisik atmosfer lokal, tepatnya dengan memanfaatkan proses tumbukan dan penggabungan dalam pembentukan awan.
  • 8. AIR TANAH Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 mengenai Sumber Daya Air yang mendefinisikan air tanah sebagai air yang terdapat di lapisan batuan di bawah permukaan tanah. Menurut Asdak di tahun 2002, Air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir dibawah permukaan tanah sebagai akibat dari gaya gravitasi bumi, struktur perlapisan geologi, dan beda potensi kelembaban tanah Air tanah dengan ciri- ciri mulai dari bagian atas dan bawah lapisannya yang memiliki kandungan air yang dibatasi oleh lapisan kedap, Lapisan yang mengandung air kemudian terletak di daerah siklinal dari suatu formasi yang berada di daerah lipatan Air tanah, dapat memancar jika mendapatkan tekanan pada daerah siklinal yang cukup kuat, dan jika tekanan yang ada tidak cukup kuat maka air dapat mengalir naik. Air tanah permukaan sendiri mengandung banyak manfaat dan sering dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai hal, seperti pertanian dan pengairan.
  • 9. AIR TANAH Jenis Air tanah Air tanah kemudian dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu air tanah yang berdasarkan kepada letaknya di permukaan tanah dan berdasarkan kepada darimana ia berasal. Air tanah berdasarkan letaknya sendiri kemudian dibagi kembali menjadi 2 jenis, yaitu Air Tanah Freatik dan Air Tanah Dalam (Artesis).  Air Tanah Freatik sebagai air tanah pada permukaan yang dangkal dimana letaknya tidak jauh dari permukaan tanah dan berada diatas lapisan kedap air contohnya ada pada air sumur.  Air Tanah Dalam atau disebut juga sebagai Artesis merupakan air tanah yang terletak di antara lapisan akuifer dan batuan kedap air, contohnya ada pada pada sumur artesis. Air Artesis juga disebut dengan air tanah dalam, karena dapat ditemukan pada kedalaman 30 -80 meter dari permukaan tanah. Air tanah ini juga dapat diminum atau dikonsumsi secara langsung karena sudah mengalami penyaringan secara sempurna dan terbebas dari kuman ataupun bakteri. Biasanya jenis air tanah artesis sering digunakan untuk mengatasi kekeringan meskipun pada musim kemarau panjang. Hal ini dikarenakan air tanah artesis sebagai kandungan dari beragam air tanah dengan debit air yang stabil, meskipun dalam membangun sumur artesis ini juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit sebab diperlukan suatu pompa air khusus berkapasitas besar, bahkan air tanah ini juga memiliki kemampuan untuk keluar sendiri jika tekanan airnya cukup besar, dan membentuk sumur artesis. sementara air tanah berdasarkan asalnya kemudian dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Air Tanah Meteorit (Vados), Air Tanah Baru (Juvenil), dan Air Konat.  Air Tanah Meteorit (Vados) merupakan air tanah yang berasal dari proses presipitasi (hujan) awan yang tercampur dengan debu meteorit dan kemudian mengalami kondensasi.  Air Tanah Baru (Juvenil) merupakan air tanah yang berasal dari dalam bumi karena tekanan intrusi magma, contohnya adalah pada geyser atau sumber air panas. Air Konat merupakan air tanah yang terkurung pada lapisan batuan purba
  • 10. AIR TANAH Faktor yang mempengaruhi kualitas air tanah Kualitas air tanah ditentukan oleh berbagai sifat fisik dan sifat kimia yang terkandung. Berdasarkan sifat fisik, kualitas air dapat diketahui mulai dari warna, bau, rasa, kekeruhan, kekentalan dan suhu air. Rasa air tanah juga dipengaruhi oleh unsur-unsur garam yang terlarut atau tersuspensi dalam air. Kekentalan air disebabkan oleh partikel yang terkandung dalam air, dimana semakin banyak kandungan yang ada maka akan semakin kental airnya. Selain itu, keberadaan suhu air yang tinggi akan membuat air kemudian semakin ecer. Kekeruhan air ini juga turut dipengaruhi oleh kandungan zat yang tidak larut oleh air. Misalnya saja pada partikel lempung, lanau, zat organik dan mikroorganisme. Suhu air juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan, seperti kondisi musim ataupun cuaca yang terjadi saat siang dan malam serta lokasi air tanah. Zat kimia yang terdapat dalam air tanah juga berpengaruh terhadap kualitas air, antara lain Kesadahan, Zat Padat Terluar (Total Disolve Solid atau TDS), Daya Hantar Listrik (DHL), Keasaman dan Kandungan Ion.  Kesadahan Air merupakan tingkat kekerasan air yang pada umumnya disebabkan oleh unsur Ca dan Mg. Air tanah dengan beberapa kandungan metal terlarut, seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Jika air tanah kemudian mengandung komponen logam dengan jumlah tinggi maka kemudian akan menyebabkan air sadah.  Zat Padat yang Terlarut adalah total zat padat yang terlarut dalam air tanah atau semua zat yang tertinggal setelah air diuapkan pada suhu 103 derajat hingga 105 derajat Celcius. Air baku yang digunakan pada kebutuhan rumah tangga, dan air minum memiliki batas maksimal kandungan 1.000 mg/l atau disebut dengan baku mutu air kelas I. Zat-zat terlarut ini diantaranya seperti zat organik lain dalam jumlah kecil, serta gas, dan garam anorganik.  Daya Hantar Listrik sebagai kemampuan air dalam menghantarkan listrik. Daya hantar ini dipengaruhi oleh kandungan unsur garam dalam air. Dengan semakin tingginya unsur garam tersebut maka akan semakin tinggi pula daya hantar listrik yang ia miliki. Konduktivitas air kemudian dipengaruhi oleh zat pada terlarut, suhu air dan ion klorida.  Keasaman Air kemudian dinyatakan dalam pH dengan skala ukur antara 1-14. Air dengan kualitas yang baik adalah yang memiliki kandungan pH netral yaitu pH 7, jika pH air lebih dari 7 maka akan bersifat basa sementara jika kurang dari 7 maka akan bersifat asam.  Kandungan Ion baik itu kation dan anion yang terkandung pada air diukur dalam satuan part per million (ppm) atau mg/l. Ion-ion yang terkandung dalam air antara lain Na, K, Zn, Cl, SO4, H2SF, NH4, NO3, NO2, CO2, CO3, HCO3, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, KMnO4, SiO2, Cr, Cd, Hg, Co, boron, ion-ion logam yang biasanya jarang dan bersifat racun antara lain Pb, Sn, As.
  • 11. AIR PERMUKAAN Pengertian Air Permukaan Menurut Para Ahli.. Soegianto (2005) Air permukaan adalah air yang berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan tanah, sebagian menguap dan sebagian lainnya mengalir ke sungai, saluran air lalu disimpan di dalam danau, waduk dan rawa.. Limbong (2008) Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Jadi, Air permukaan adalah air yang terkumpul di atas tanah yang dapat dengan mudah dilihat oleh mata. Pada umumnya sumber air yang berasal dari permukaan, merupakan air yang kurang baik untuk langsung dikonsumsi manusia. Oleh karena itu sumber air yang berasal dari air permukaan perlu adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan.
  • 12. AIR PERMUKAAN Jenis Air Permukaan 1. Permanen (Perennial) Air permukaan permanen merupakan perairan di permukaan yang selalu tersedia hampir di sepanjang tahun. Jenis ini biasanya ditemukan dalam bentuk danau, mata air, sungai, ataupun rawa. Ketika suatu kawasan mengalami musim kemarau, maka permukaan air ini dipertahankan oleh kontribusi air tanah. 2. Semi-Permanen (Ephemeral) Air permukaan semi-permanen biasanya berupa perairan yang hanya mampu menampung air selama setahun. Jenis ini berbentuk anak sungai kecil, lubang air, laguna, atau daerah dataran rendah di beberapa zona kering. 3. Buatan Manusia (man made) Sesuai dengan namanya, air permukaan buatan manusia disimpan secara khusus dalam struktur buatan. Contohnya adalah bendungan, danau, rawa, ataupun kolam pengolahan limbah.
  • 13. AIR PERMUKAAN Contoh Air Permukaan Permanen Berdasarkan jenis-jenis yang telah dijelaskan di atas, berikut ini adalah penjelasan mengenai contoh-contoh air permukaan permanen yang ada di lingkungan sekitar, antara lain: 1. Sungai Seperti yang diketahui, sungai merupakan aliran air alami berupa air tawar yang mengalir menuju samudera, laut, danau, ataupun sungai lain di sekitarnya. Pada beberapa kasus, sungai mengalir kembali masuk ke tanah dan pada akhirnya menjadi kering diujungnya tanpa melewati genangan air lainnya.Para ahli berpendapat, sungai adalah bagian dari siklus hidrologi. Umumnya, air sungai berasal dari hujan yang melalui cekungan drainase dari limpasan permukaan ataupun sumber lainnya, seperti mata air, pelepasan air yang tersimpan di dalam es alami, kantong salju, ataupun air tanah. 2. Danau Danau adalah badan air yang dikelilingi oleh daratan luas di sekitarnya. Jutaan danau tersebar di seluruh permukaan bumi. Danau juga bisa ditemukan di setiap benua dan berbagai jenis lingkungan, seperti gunung, gurun, dataran tinggi, hingga pantai.Sebagian besar orang bahkan sering mengartikan danau sebagai air yang diisi air. Area ini terlokalisasi dalam cekungan yang dikeliling tanah terlepas dari outlet lain yang berfungsi untuk mengairi ataupun mengeringkan danau tersebut.Danau selalu terletak di daratan dan tidak menjadi bagian dari lautan. Oleh sebab itu, danau berbeda dengan laguna, bahkan jauh lebih besar dan dalam ketimbang kolam meski tidak ada definisi resmi ataupun ilmiah tentang jenis air permukaan permanen ini. Perbedaan danau dan sungai cukup kontras, salah satunya adalah air yang terdapat di danau tidak mengalir seperti air sungai.Danau alami umumnya ditemukan di zona retakan, pegunungan, ataupun kawasan dengan penipisan berkelanjutan. Sementara danau lainnya ditemukan pada cekungan endorheic atau endorheic basins. 3. Rawa Rawa dikenal sebagai lahan basah yang sekilas tampak seperti hutan belantara. Tak sedikit rawa yang terbentuk di sekitar sungai besar di mana rawa-rawa ini sangat bergantung pada fluktuasi ketinggian air alami. Sementara itu, ada juga beberapa rawa lain yang muncul di tepi danau besar.Sebagian rawa memiliki tonjolan lahan kering yang ditutupi oleh vegetasi air atau vegetasi yang memang masih mentolerir genangan periodik atau saturasi tanah.Rawa dikenal memiliki karakteristik air yang bergerak lambat ke arah air yang tergenang. Biasanya, air di dalam rawa berupa air tawar, air laut, ataupun air payau. Beberapa rawa terbesar dan terpopuler di dunia ditemukan di sepanjang sungai besar, seperti Kongo, Mississippi, dan Sungai Amazon yang mendunia.
  • 14. INFILTRASI Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di dalam tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow) menuju mata air, danau, dan sungai; atau secara vertikal, yang dikenal dengan perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ke tempat yang lebih rendah, sementara gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke segala arah. Air kapiler selalu bergerak dari daerah basah menuju ke daerah yang lebih kering. Tanah kering mempunyai gaya kapiler lebih besar daripada tanah basah. Gaya tersebut berkurang dengan bertambahnya kelembaban tanah. Selain itu, gaya kapiler bekerja lebih kuat pada tanah dengan butiran halus seperti lempung daripada tanah berbutir kasar pasir. Apabila tanah kering, air terinfiltrasi melalui permukaan tanah karena pengaruh gaya gravitasi dan gaya kapiler pada seluruh permukaan. Setelah tanah menjadi basah, gerak kapiler berkurang karena berkurangnya gaya kapiler. Hal ini menyebabkan penurunan laju infiltrasi. Sementara aliran kapiler pada lapis permukaan berkurang, aliran karena pengaruh gravitasi berlanjut mengisi pori-pori tanah. Dengan terisinya pori-pori tanah, laju infiltrasi berkurang secara berangsung-angsur sampai dicapai kondisi konstan; di mana laju infiltrasi sama dengan laju perkolasi melalui tanah.
  • 15. INFILTRASI Pengaruh Penting Infiltrasi Proses Limpasan Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia dapat diuapkan kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat . Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian. Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerahtidak jenuh tadi. Pengukuran lengas tanah menggunakan alat ukur. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antara infiltrasi dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah.
  • 16. FILTRASI Faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air. Selama intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sma dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi, maka terjadilah genangan air dipermukaan tanah atau aliran permukaan (Arsyad, 2010). 1. Kondisi-kondisi penutup permukaan – Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi – Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan seresah. – Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan) mengurangi infiltrasi. 2. Transmibilitas tanah – Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur tanah, merupakan salah satu – Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah. – Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi – Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum pasti. – Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi. 3. Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh Dapat dipahami pada saat awal turunnya hujan, penyerapan air oleh tanah (laju infiltrasi) terjadi dengan cepat. Sehingga semakin dalam genangan dan tebal lapisan jenuh maka laju infiltrasi semakin berkurang.Dalam gambar di atas, air yang tergenang di atas permukaan tanah terinfiltrasi ke dalam tanah, yang menyebabkan suatu lapisan di bawah permukaan tanah menjadi jenuh air. Apabila tebal dari lapisan jenuh air adalah L, dapat dianggap bahwa air mengalir ke bawah melalui sejumlah tabung kecil. ALiran melalui lapisan tersebut serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman genangan di atas permukaan tanah (D) memberikan tinggi tekanan pada ujung atas tabung, sehingga tinggi tekanan total yang menyebabkan aliran adalah D+L.Tahanan terhadap aliran yang diberikan oleh tanah adalah sebanding dengan tebal lapis jenuh airL. Pada awal hujan, dimana L adalah kecil dibanding D, tinggi tekanan adalah besar dibanding tahanan terhadap aliran, sehingga air masuk ke dalam tanah dengan cepat. Sejalan dengan waktu, L bertambah panjang sampai melebihi D, sehingga tahanan terhadap aliran semakin besar. Pada kondisi tersebut kecepatan infiltrasi berkurang. Apabila L sangat lebih besar daripada D, perubahan L mempunyai pengaruh yang hampir sama dengan gaya tekanan dan hambatan, sehingga laju infiltrasi hampir konstan. 4. Kelembaban tanah Semakin lembab kondisi suatu tanah, maka laju infiltrasi akan semakin berkurang karena tanah tersebut semakin dekat dengan keadaan jenuh.Jumlah air tanah mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah kering, permukaan atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya relatif masih kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya kapiler antara permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya perbedaan tersebut, maka terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya berat, sehingga air bergerak ke bawah (infiltrasi) dengan cepat.Dengan bertambahnya waktu, permukaan bawah tanah menjadi basah, sehingga perbedaan daya kapiler berkurang, sehingga infiltrasi berkurang. Selain itu, ketika tanah menjadi basah koloid yang terdapat dalam tanah akan mengembang dan menutupi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi pada periode awal hujan. 5. Topografi dan intensitas hujan Topografi adalah keadaan pemukaan/ kontur tanah, dan intensitas hujan adalah besarnya hujan yang turun dalam satuan waktu. Apabila hujan yang turun besar dan topografi tanah terjal, maka laju infiltrasi kecil. Karena topografi yang terjal akan mengalirkan air dengan cepat sehingga waktu infiltrasi kurang. Begitu juga sebaliknya, topografi yang landai bahkan datar dapat menghasilkan infiltrasi lebih besar. Kapasitas infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan infiltrometer dan analisis hidrograf. Infiltrometer ini dibedakan menjadi dua macam yaitu infiltrometer genangan dan simulator hujan (rainfall simulators)
  • 17. Aspek Geologi Geologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang membahas tentang bumi, dalam hal ini juga berhubungan tentang lingkungan. Ilmu geologi mulai mempelajari tentang geometri (bentuk dan dimensi bumi), meterial penyusun atau pembentuk bumi (komposisi padat, komposisi cair dan komposisi gas), kemudian proses-proses yang terjadi (endogen dan eksogen) serta sejarah dari bumi itu sendiri.
  • 18. GEOMORFOLOGI Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai penelitian lanskap. Bentang alam adalah fenomena duniawi. Landscapers adalah bebatuan yang telah mengalami peristiwa- peristiwa tertentu dan hasil interaksi antara peristiwa-peristiwa dari dalam bumi dan yang dari luar bumi. Prinsip geologi adalah ilmu mempelajari batuan dalam arti yang lebih luas dan proses yang terjadi di sana. Proses geomorfologi adalah perubahan yang terjadi baik secara fisik maupun kimia dari permukaan bumi. Penyebab dari proses ini adalah benda-benda alami yang kita kenal sebagai zat geomorfik dalam bentuk air dan angin. Keduanya adalah tujuan iklan yang didukung oleh gravitasi dan semuanya bekerja bersama untuk membuat perubahan pada permukaan bumi.
  • 19. STRATIFIGRAFI Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan. Pada konsep stratigrafi dijelaskan bahwa proses terjadinya pengendapan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tektonik, perubahan muka laut, pasokan sedimen, iklim dan geometri fasies sedimen. Hal tersebut memungkinkan untuk dilakukan pendekatan dalam memahami sejarah pengendapan batuan pada lingkungan pengendapan. Sehingga pengetahuan mengenai konsep stratigrafi dapat digunakan sebagai parameter untuk menentukan lingkungan pengendapan