SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
MELAKSANAKAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR SESUAI
DENGAN APLIKASI DAN TEKNIK OPERASI YANG BENAR
UNTUK JENIS PEKERJAAN KONSTRUKSI TERTENTU
DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150%
DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................
1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
5
A. Tujuan Umum. ...................................................................................
5
B. Tujuan Khusus.................................................................................... 5
BAB II MELAKSANAKAN PERSIAPAN OPERASI........................................................ 6
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi. ..... 6
1. Komponen excavator. ......................................................................
6 2. Instrumen panel
............................................................................. 7 3.
Tombol/skalar................................................................................. 9
4. Gerakkan Boom, Arm/stick dan Bucket. ........................................... 10
5. Tuas kontrol .................................................................................
11 6. Gerakan maneuver.
....................................................................... 12 7. Gerakan travelling
......................................................................... 13
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi. ... 15
1. Mencoba gerakan boom, arm/stick, bucket dan swing sesuai dengan
teknik dasar yang benar, baik secara individu maupun
simultan/kombinasi, untuk meyakinkan bahwa semua gerakan dapat
berfungsi dengan baik. ..................................................................
15
2. Mencoba gerakan maju-mundur, belok kiri dan kanan untuk
meyakinkan bahwa gerakan manouver dari excavator dapat berfungsi
dengan baik..................................................................................
17
3. Melakukan gerakan travelling pada jalan mendatar, mendaki dan
menurun serta menyeberang parit dengan benar sesuai dengan
prosedur. .....................................................................................
21
C. Sikap Kerja dalam Melaksanakan Persiapan Operasi. ............................... 27
BAB III MENGGALI MATERIAL DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL
150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)................ 30
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu
Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle
Time). .............................................................................................
30 1. Menggali material
.......................................................................... 30 2. Cycle time
150%........................................................................... 30
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu
Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle
Time). .............................................................................................
32
1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah
secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur menggali dan
membuang material (loading & unloading)....................................... 32
2. Melakukan penggalian material dengan mengatur gerakan
kombinasi/simultan (menggali, mengangkat, swing dan membuang)
sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil galian
yang optimal.................................................................................
33
3. Melakukan pembuangan material dengan mengatur hasil buangan
material ke tempatdengan rapih dan efisien. .................................... 35
4. Menghitung produksi galian pada akhir pekerjaan setiap hari untuk
bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator 37
A. Sikap Kerja dalam Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time)
Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). .................. 37
1. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga swing .............. 37
2. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga mundur (travel) 38
3. Tidak boleh beroperasi dengan menumbukkan bucket....................... 38
4. Tidak boleh menggunakan berat unit sebagai tenaga gali tambahan ... 39
BAB IV Membuat Parit dengan waktu siklus (cycle time) 150% dari waktu siklus
standar (standard cycle time)................................................................... 40
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus
(cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time). ....... 40
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus
(cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time). ....... 40
C. Sikap Kerja dalam Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time) 150%
dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time) ................................... 43
MEMUAT MATERIAL KE DALAM DUMP TRUCK DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE
TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE
TIME)....................................................................................................
44
BAB V
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump
Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus
Standar (Standard Cycle Time)...........................................................
44
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump
Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus
Standar (Standard Cycle Time)...........................................................
44
1. Menempati excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah
secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur penggalian material
yang akan dimuat ke dalam dump truck........................................... 44
2. Melakukan pemuatan material dengan mengatur gerakan
simultan/kombinasi (menggali, mengangkat, swing dan menuang
material) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil
pemuatan material yang optimal. ....................................................
45
3. Memantau hasil pemuatan material ke dalam dump, untuk menghasilkan
muatan dump truck yang stabil.......................................................
46
4. Produksi pemuatan material ke dalam dump truck dihitung pada akhir
pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan
evaluasi produktivitas operator. ...................................................... 47
C. Sikap Kerja dalam Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu
sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard
Cycle Time)......................................................................................
48
BAB VI SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI.... 49
A. Sumber Daya Manusia. ........................................................................
49
1. Pelatih ....................................................................................... 499
2. Penilai........................................................................................ 499
3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan............................................ 49
B. Sumber-sumber Kepustakaan. ..............................................................
50 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
511
A. Buku Referensi ................................................................................... 51
B. Manual............................................................................................... 51
C. Refernsi Lainnya ............................................................................... 511
DAFTAR ALAT DAN BAHAN ...................................................................................
52
A. Peralatan yang digunakan .................................................................... 52
B. Bahan yang dibutuhkan ..................................................................... 522
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum.
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melaksanakan
pengoperasian excavator sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar untuk
jenis pekerjaan konstruksi tertentu dengan waktu sklus (cycle time) maksimal 150%
dari waktu sklus standar (standard cycle time).
B. Tujuan Khusus
Pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Melaksanakan persiapan operasi
2. Menggali material dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu
siklus (standard cycle time)
3. Membuat parit dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus
standar (standard cycle time)
4. Memuat material ke dalam dump truck dengan waktu siklus (cycle time) maksimal
150% dari waktu siklus standar (standard cycle time)
Gambar II.1
Gambar II.2
BAB II
MELAKSANAKANPERSIAPAN OPERASI
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi.
1. Komponen excavator.
Agar dapat mengoperasikan dan memelihara excavator dengan baik dan benar,
operator harus mengetahui letak serta fungsi dari komponen-komponenunit yang
akan digunakan, seperti terlihat pada Gambar II.1,II.2 dan II.3
Arm/Stick
Connecting link/H-Link
Gambar II.3
2. Instrumen panel
Instrument panel terdiri dari alat monitor dan lampu lampu seperti nampak pada
Gambar II.4. Instrument panel berguna untuk memberikan peringatan/petunjuk
kepada operator pada saat unit dihidupkan/dioperasikan, agar operator bisa memonitor
dan melakukan pemeriksaan dengan benar.
Alat monitor
Lampu peringatan
Lampu pilot
: Menunjukan status operasi alat.
: Menunjukan keadaan unit yang tidak normal (merah).
: Menunjukan status operasi alat.
Monitor yang dipasang pada unit belum sepenuhnya menjamin kondisi dari excavator,
pemeriksaan harian harus dilakukan sesuai dengan bab pemeliharaan. Bila unit
mengalami masalah maka lampu peringatan akan menyala disertai dengan bunyi
buzzer/alarm/stick. Dalam hal ini tekan tombol stop buzzer untuk memberhentikan
suara buzzer, tetapi lampu peringatan masih tetap menyala sampai masalah diperbaiki.
Gambar II.4
b. Tuas dan pedal
Tuas dan Pedal pada excavator digunakan untuk mengoperasikan unit sesuai
dengan fungsinya, Gambar II.5 adalah contoh dari
Tuas digerakan dengan tangan dan pedal digerakan dengan kaki.
- Tuas pengontrol kanan digunakan untuk mengontrol gerakan Boom dan
Bucket
- Tuas pengontrol kiri digunakan untuk mengontrol gerakan Swing dan
Arm/stick
- Tuas Travel digunakan untuk menggerakan unit maju, mundur, berbelok kekiri
atau kekanan dengan cara mendorong atau menariknya dengan tangan.
- Pedal Travel digunakan untuk menggerakan unit maju, mundur, berbelok
kekiri atau kekanan dengan cara menginjak bagian depan atau belakang
dengan kaki.
- Tuas Pengaman digunakan untuk menghentikan atau menjalankan fungsi dari
tuas control kanan, tuas control kiri dan tuas/pedal travel.
Gambar II.5
3. Tombol/saklar
Tombol/Saklar digunakan untuk mengaktif kan atau non aktifkan sistim pada unit
dengan cara diputar, disentuh/tekan (Gambar II.6).
Gambar II.6
4. Gerakkan Boom, Arm/stick dan Bucket.
Tuas kontrol untuk menggerakkan Boom, arm/stick, bucket dan swing berada diruang
kabin operator (Gambar II.7)
 Pastikan bahwa tuas kontrol dan alat kerja dalam kondisi baik.
 Tuas kontrol sebalah kiri untuk gerakan swing dan arm/stick.
 Tuas kontrol sebelah kanan untuk gerakan boom dan bucket.
 Bila tuas control dilepaskan, maka tuas kontrol akan kembali ke posisi netral secara
otomatis.
Gambar II.7
Suhu yang cocok untuk oli hidraulik siap kerja adalah sekitar 50oC .Jika suhu tersebut
belum tercapai dan unit langsung untuk bekerja,maka akan menyebabkan kerusakan
pada sistim hidrolik.
 Hidupkan engine pada putaran rendah sekitar 5 menit.
 Naikan gas secara bertahap keputaran normal.
 Gerakan bucket sekitar 5 menit,dan jangan mengoperasikan yang lain selain
bucket.
 Setelah itu gerakan bucket dan arm/stick sekitar 5 -10 menit ( hanya bucket dan
arm/stick )
 Jika pemanasan sudah cukup,maka gerakan semua attachment.
5. Tuas kontrol
Gambar II.8
Tuas kontrol sebalah kiri untuk gerakan swing dan arm/stick. (Gambar II.9)
 Tuas digerakkan ke arah no.1 (kedepan) Arm/stick keluar atau menjauh
 Tuas digerakkan kearah no. 2 (kebelakang) Arm/stick masuk atau mendekat
 Tuas digerakkan kearah no. 3 (kekanan) Swing kekanan atau memutar kekanan
 Tuas digerakkan kearah no. 4 (kekiri) Swing kekiri atau memutar kekiri
Gambar II.9
Tuas kontrol sebalah kanan untuk gerakan Boom dan Bucket. (Gambar II.10)
 Tuas digerakkan ke arah no.5 (kedepan) Boom turun atau kebawah
 Tuas digerakkan kearah no. 6 (kebelakang) Boom naik atau keatas
 Tuas digerakkan kearah no. 7 (kekanan) Bucket membuka atau membuang
 Tuas digerakkan kearah no. 8 (kekiri) Bucket menutup atau memuat
Gambar II.10
6. Gerakan maneuver.
Gerakan travel/jalan dapat dioperasikan dengan menggerakan tuas dan pedal (Gambar
II.11). Kecepatan gerak dapat dikontrol dengan mendorong tuas atau pedal
berdasarkan panjang langkah tuas atau pedal. Untuk menghentikan unit posisikan
tuas/pedal travel posisi netral/ditengah. Apabila tuas/pedal dilepaskan, maka ia akan
kembali keposisi netral/tengah. Pada posisi ini rem aktif.
Gambar II.11
a. Posisi Travel/Jalan
Posisikan perlengkapan kerja dekat ke unit, buatlah bentuk se-stabil mungkin
(seperti Gambar II.12). Pastikan travel motor dibagian belakang dan front idler
dibagian depan
 Jangan berjalan terus menerus terlalu lama.
 Kurangi kecepatan unit saat melewati jalan yang tidak rata.
 Hati-hati bila arah gerak unit diubah1800 maka seluruh bagian unit akan
bergerak pula.
Gambar II.12
7. Gerakan travelling
Gerakan travel / jalan dapat dioperasikan dengan menggerakkan tuas dan pedal.
Kecepatan gerak dapat dikontrol dengan menggerakk an tuas atau pedal berdasarkan
panjang langkah tuas atau pedal. Untuk menghentikan unit posisikan tuas/pedal travel
ditengah. Apabila tuas/pedal dilepaskan, maka ia akan kembali keposisi tengah. Pada
posisi ini rem aktif. Pilih route jalan yang dituju serata mungkin. Kendalikan unit selurus
mungkin danbila berbelok buatlah sedikit perubahan berangsur -angsur pada arah yang
diinginkan. Apabila unit harus berjalan jarak jauh, maka roller komponen undercarriage
akan kontak terus menerus, yang akan mengakibatkan panas. Oleh karena itu untuk
menghindari over heat pada travel motor dan komponen undercarriage , maka setiap
berjalan 2 jam berhenti 30 menit (disesuaikan dengan Operation and Maintenance
Manual) (Gambar II.13).
Gambar II.13
Sebelum melintasi jembatan ketahuilah kekuatan pada jembatan -tersebut dan berat
operasi alat. Bila melintasi jalan beraspal gunakan kayu agar supaya tidak merusak
jalan aspal. Bila menyeberangi rel kereta api, gunakan balok kayu agar tidak merusak
rel. Dilarang menyentuh kabel-kebel listrik dan tebing jembatan dengan unit.
Bila excavator melewati rintangan seperti batu yang besar atau tunggul pohon,
excavator akan mengalami kejutan yang besar. Untuk meredam kejutan tersebut,
turunkan kecepatan jalannya dan jalankan melalui rintangan pada tengah-tengah track.
Sedapat mungkin, singkirkan rintangan tersebut atau hindari rintangan ketika
menjalankan excavator (Gambar II.14).
Gambar II.14
Pada dasar jalan yang tidak rata terdiri dari batu alam yang besar atau jalan berbatu
besar, jalankan excavator dengan kecepatan rendah (low speed). Bila menjalankan
dengan kecepatan tinggi (high speed) dasar jalan harus dalam kondisi rata atau tidak
berbatu. (Gambar II.15).
Gambar II.15
Saat menjalankan excavator keluar dari air dan kelian pendakian melebihi 150 (26%),
maka bagian belakang upperstructure akan terendam dan air akan dihempaskan oleh
kipas pendingin radiator. Hal ini dapat mengakibatkan rusaknya kipas tersebut. Oleh
sebab itu, perlu perhatian lebih bila menjalankan excavator melalui air (Gambar II.16).
Gambar II.16
Jangan membenamkan excavator dalam air melebihi kedalaman yang diizinkan, yaitu
dibawah titik pusat carrier roller. Perlu diketahui bahwa untuk semua parts yang
terbenam dalam air dalam waktu lama, harus dilakukan penggemukan sampai gemuk
yang lama keluar dari bantalan (bearing), yaitu pada bucket pin dan yang lainnya sekitar
bucket pin (Gambar II.17).
Gambar II.17
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi.
1. Mencoba gerakan boom, arm/stick, bucket dan swing sesuai dengan teknik dasar yang
benar, baik secara individu maupun simultan/kombinasi, untuk meyakinkan bahwa
semua gerakan dapat berfungsi dengan baik.
Gambar II.18
Gerakan tuas control sebelah kiri untuk kombinasi/simultan Swing dan Arm/stick
(Gambar II.18)
 Tuas digerakkan kearah no.5 (menyilang/cros kekanan depan) terjadi gerakkan
Swing kekanan, Arm/stick kedepan
 Tuas digerakkan kearah no.6 (menyilang/cros kekanan belakang) terjadi gerakkan
Swing kekanan, Arm/stick kebelakang
 Tuas digerakkan kearah no.7 (menyilang/cros kekiri belakang) terjadi gerakkan
Swing kekiri, Arm/stick kebelakang
 Tuas digerakkan kearah no.8 (menyilang/cros kekiri depan) terjadi gerakkan Swing
kekiri, Arm/stick kedepan
Gambar II.19
Gerakan tuas control sebelah kanan untuk kombinasi/simultan boom dan bucket.
(Gambar II.19)
 Tuas digerakkan kearah no.5 (menyilang/croskekiri bawah) terjadi gerakkan Boom
naik, Bucket masuk
 Tuas digerakkan kearah no.6 (menyilang/cros kekiri depan) terjadi gerakkan Boom
turun, Bucket Masuk
 Tuas digerakkan kearah no.7 (menyilang/croskekanan atas) terjadi gerakkan Boom
turun, Bucket membuka
 Tuas digerakkan kearah no.8 (menyilang/cros kekanan bawah) terjadi gerakkan
Boom naik, Bucket membuka
2. Mencoba gerakan maju-mundur, belok kiri dan kanan untuk meyakinkan bahwa gerakan
manouver dari excavator dapat berfungsi dengan baik.
a. Berjalan maju lurus
Untuk menjalankan unit maju lurus, doronglah kedua tuas atau injaklah kedua bagian
pedal depan secara berasamaan/seimbang pada arah yang sama (Gambar II.20).
Gambar II.20
b. Berjalan mundur lurus
Untuk menjalankan unit mundur lurus, tariklah kedua tuas atau injaklah kedua bagian
pedal belakang secara berasamaan/ seimbang pada arah yang sama (Gambar II.21)
Gambar II.21
c. Berbelok kekanan maju
Untuk menjalankan unit membelok kekanan maju, doronglah tuas sebelah kiri atau
injaklah bagian depan pedal sebelah kiri (Gambar II.22)
Gambar II.22
d. Berbelok kekiri maju
Untuk menjalankan unit membelok kekiri maju, doronglah tuas sebelah kanan atau
injaklah bagian depan pedal sebelah kanan (Gambar II.23)
Gambar II.23
e. Berbelok kekanan mundur
Untuk menjalankan unit membelok kekanan mundur, tariklah tuas sebelah kiriatau
injaklah bagian belakang pedal sebelah kiri (Gambar II.24).
Gambar II.24
f. Berbelok kekiri mundur
Untuk menjalankan unit membelok kekiri mundur, tariklah tuas sebelah kanan atau
injaklah bagian belakang pedal sebelah kanan (Gambar II.25)
Gambar II.25
g. Berbelok kekanan (360o) putaran pendek
Untuk menjalankan unit membelok kekanan putaran pendek, doronglah tuas sebelah
kiri atau injaklah bagian depan pedal sebelah kiri dan tariklah tuas sebelah kanan atau
injaklah bagian belakang pedal sebelah kanan secara bersamaan (Gambar II.26).
Gambar II.26
h. Berbelok kekiri (360o) putaran pendek
Untuk menjalankan unit membelok kekiri putaran pendek, tariklahlah tuas sebelah kiri
atau injaklah bagian belakang pedal sebelah kiri dan doronglah tuas sebelah kanan atau
injaklah bagian depan pedal sebelah kanan secara bersamaan (Gambar II.27).
Gambar II.27
3. Melakukan gerakan travelling pada jalan mendatar, mendaki dan menurun serta
menyeberang parit dengan benar sesuai dengan prosedur.
a. Gerakan Travelling pada jalan mendatar
Untuk menggerakan/travelling unit pada jalan mendatar, posisikan motor travel berada
dibelakang, perlengkapan kerja/implement dekat ke unit, buatlah bentuk sestabil
mungkin arm/stick terlipat ke dalam dan angkat boom sampai posisi bucket sekitar 40
– 50 cm diatas tanah (Gambar II.28)
Gambar II.28
b. Gerakan travelling pada jalan mendaki
Sebelum excavator bergerak keatas lereng, operator harus memastikan bahwa sabuk
pengaman sudah benar-benar dikencangkan.
Posisikan sprocket (penggerak) berada dibelakang. selama excavator mulai menaiki
lereng boom perlu diturunkan dan bucket dapat digunakan untuk menjaga bila terjadi
slip atau tergelincir dari lereng. Posisikan arm/stick dan boom membentuk sudut 90 0 -
110 0 dan angkatlah bucket kirakira setinggi 20-30 cm diatas tanah dan turunkan
kecepatan engine (Gambar II.29)
Ketika unit di lereng dan tebing, operator perlu memantau setiap jalur traksi dan
pastikan unit tersebut berjalan dalam garis lurus ke atas lereng. Jika salah satu track
memiliki traksi kurang , unit akan cenderung membelok ke satu sisi, menyebabkan track
akan turun /mundur yang mana membuat unit tidak stabil. Pada tanah yang lembek,
track excavator cenderung untuk slip sehingga unit akan mundur kebelakang. Posisikan
motor travel berada dibelakang, perlengkapan kerja/implement dekat ke unit.
Gambar II.29
Jika kemiringan terlalu curam dan material lepas, bagian belakang unit dapat turun
memungkinkan excavator untuk mundur ke belakang. Menjaga boom dan arm/stick
diperpanjang akan membantu mendistribusikan beban pada track lebih merata yang
meningkatkan traksi.(Gambar II.30).
Gambar II.30
Jika excavator yang tidak dapat terus naik karena kemiringan, mengatur/ menancapkan
gigi bucket ke lereng/tanah dan mulai menarik unit dengan arm/stick (Gambar II.31)
Operator perlu mengawasi bagian depan trek untuk membuat yakin unit tidak sedang
keadaan mundur sambil arm/stick ditarik masuk, dan diimbangi dengan mengangkat
boom untuk menjaga trek selalu kontak penuh dengan tanah/lereng.
Gambar II.31
Ketika bucket mendekat ke unit, maka bucket perlu diperpanjang sampai lereng untuk
ditancapkan lagi, seperti yang dilakukan sebelumnya. Operator perlu memperhatikan
unit untuk memastikan tidak akan geser ke bawah bukit. Pada lereng curam,
penancapan bucket perlu dibuat lebih sering sehingga boom dan bucket menahan berat
untuk traksi yang lebih baik dan stabilitas (Gambar II.32).
Gambar II.32
ketika excavator sampai dekat dengan bagian atas lereng, menggapai dengan arm/stick
dan boom dan tancapkan tooth bucket ke tanah di depan alat Lanjutkan untuk menarik
unit maju sampai ujung. Menurunkan bagian depan unit dengan boom dan terus maju
melewati dari lereng (Gambar II.33).
Gambar II.33
c. Gerakan travelling pada jalan menurun
Gerakan travelling pada jalan menurun, operasikan tuas kendali untuk menjaga agar
kecepatan tetap rendah. Apabila menjalankan menurun lebih dari 15o (26%), Posisikan
arm/stick dan boom membentuksudut 90o - 110o dan angkatlah bucket kira-kira setinggi
20-30 cm diatas tanah dan turunkan kecepatan engine (Gambar II.34)
Gambar II.34
Sebelum menjalankan excavator menuruni lereng, operator harus memastikan bahwa
sabuk pengaman benar dikencangkan. Ketika menjalankan excavator mendekati
puncak lereng, Hentikan excavator sebelum berat unit cenderung turun ke lereng.
Panjangkan arm/stick dan turunkan boom serta letakan bucket ketanah untuk menahan
berat excavator turun kelereng (Gambar.II.35).
Gambar II.35
Ketika titik berat unit berada di puncak lereng, angkat boom sedikit untuk melihat
apakah unit akan bergerak turun ke depan. Jika tidak, majulah perlahan-lahan sambil
bucket ditekan dan arm/stick ditarik sehingga titik berat unit akan condong bergerak
turun ke lereng (Gambar II.36).
Gambar II.36
Setelah unit bergerak turun ke arah lereng Excavator turun pelan-pelan dengan hati-
hati sambil boom diangkat sampai track menyentuh rata dengan permukaan tanah
(Gambar II.37)
Gambar II.37
angkat bucket dari tanah sampai bebas dari permukaan lereng (Gambar II.38)
Gambar II.38
d. Gerakan Travelling menyeberang parit
Jalankan unit maju sampai sedikit melewati parit (Gambar II.39)
Gambar II.39
Turunkan boom dan letakkan bucket ketanah dengan memperhitungkan jarak dengan
unitnya (agak jauh) (Gambar II.40) Bergeraklah maju sambil diimbangi gerakan
arm/stick masuk, boom turun dan kedudukan bucket tetap sampai track menapak
diseberang parit.
Gambar II.40
Lakukan swing ke kiri atau ke kanan dengan sudut putar 180o.(Gambar II.41)
Gambar II.41
Turunkan boom dan letakkan bucket ke tanah dengan memperhitungkan jarak dengan
unitnya (agak dekat). Bergeraklah mundur sambil diimbangi gerakan arm/stick keluar,
boom turun dan kedudukan bucket tetap hingga track menapak seluruhnya diseberang
parit. Angkat boom dan bergerak mundur menjauhi parit (Gambar II.42)
Gambar II.42
C. Sikap Kerja dalam Melaksanakan Persiapan Operasi.
Utamakan Keselamatan.
Dalam
keadaan bekerja, kenakan APD
sesuai keperluan kondisi kerja
(Gambar II.43). Hampir semua
kecelakaan disebabkan karena
tidak dipatuhinya petunjuk
keselamatan kerja.
Gambar II.43
Pastikan
bahwa
memahami sepenuhnya isi dalam
buku petunjuk sebelum
mengoperasikan alat (Gambar
II.44) Diperlukan keperdulian
penuh akan hal tersebut.
Gambar II.44
Pahami sepenuhnya keterangan
dan proses kontruksi sebelum
memulai pekerjaan. Jika
menemukan sesuatu
yang berbahaya pada
pekerjaan,
berkonsultasilah dengan
pengawas untuk melakukan
tindakan
pencegahan
sebelum mengoperasikan unit
(Gambar II.45).
Jangan mengoperasikan unit
ketika lelah atau setelah
meminum minuman
keras,atau
obat-
obatan.(GambarII.46)
Gambar II.45
Gambar II.46
Lakukan pemeriksaan harian
sesuai dengan petunjuk
pengoperasian. Perbaiki bagian-
bagian yang rusak dan
kencangkan baut baut yang
longgar (Gambar II.47)
Gambar II.47
Periksa untuk melihat apakah ada
kebocoran pada oli engine, oli
hidraulik, bahan bakar dan
pendingin. Jaga kebersihan unit
dan bersihkan unit setiap hari
(Gambar II.48)
Gambar II.48
Jangan mengoperasikan unit, jika
unit dalam perbaikan.
Operasikan setelah unit selesai
diperbaiki (Gambar II.49)
Waspadalah jika terjadi
kebakaran. Pastikan selalu alat
pemadam kebakaran berfungsi
dengan baik dan nomor telpon
darurat dinas pemadam
kebakaran dekat telpon (Gambar
II.50)
Gambar II.49
Gambar II.50
BAB III
MENGGALI MATERIAL DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL
150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARDCYCLETIME)
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu
Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle
Time).
1. Menggali material
Menggali material adalah fungsi utama dari Excavator, walaupun dalam aplikasinya
dapat untuk memuat dan mengangkat beban sesuai dengan ketentuan. Pekerjaan
menggali meliputi :
- Menggali untuk meratakan
- Menggali untuk membuat kolam/pondasi
- Menggali untuk membuat parit/saluran
- Menggali untuk membuat slope
- Menggali untuk memuat material
Berikut ini proses excavator melaksanakan penggalian (Gambar III.1)
Gambar III.1
Posisi 1. Rentangkan/panjangkan arm/stick dan buka bucket sampai jangkauan
pengambilan material yang paling jauh dengan memperhatikan posisi bucket
untuk menganbil material
Turunkan boom sampai bucket menyentuh material yang akandiambil
Tariklah arm/stick untuk menggalimaterial dengan diimbangi boom naik dan
bucket masuk untuk memuat material hingga posisi arm/stick tegak lurus
Tarik arm/stick untuk mengisi material ke bucket dengan diimbangi boom
naik.
bucket memuat material dan diposisikan sejajar sehingga material yang
dimuat tidak tumpah sehingga muatannya maksimum.
angkatlah boom sampai posisi bucket terbebas dan material siap untuk
dibuang atau dimuat sesuai dengan rencana kerja.
Posisi 2.
Posisi 3.
Posisi 4.
Posisi 5.
Posisi 6.
2. Cycle time 150%
Untuk mencapai cycle time 150% harus mengetahui syarat-syarat sebagai berikut:
a. Kondisi mesin baik sesuai spesifikasi
b. Sudut putar (swing) maksimum 90o
c. Tinggi bench sepanjang arm/stick
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu
Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle
Time).
1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh
(full contact) sesuai dengan prosedur menggali dan membuang material (loading &
unloading).
Posisikan unit pada tempat yang rata dan sproket berada dibelakang, dengan posisi ini
penggalian akan lebih stabil dari pada sproket berada didepan
Gambar III.2
Posisi menggali dapat dilakukan dari depan dan samping dengan sudut swing kurang
dari 90o. Penggalian dari depan, panjang track diatas permukaan tanah (A) adalah
lebihpanjang dari pada track (B), sehingga bekerja dari depan akan lebih stabil.
(Gambar 4.52) Usahakan bekerja dari depan apabila keadaan memungkinkan.
Gambar III.3
Gambar III.4
2. Melakukan penggalian material dengan mengatur gerakan kombinasi/simultan
(menggali, mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang
benar sehingga dicapai hasil galian yang optimal.
Lakukanlah pekerjaan menggali dengan menggunakan lengan (arm/stick). Gunakan
tenaga tarik dari lengan (arm/stick) untuk menggali dan diimbangi dengan boom
gunakan bersama-sama dengan tenaga gali dari bucket, jika perlu (Gambar III.5)
Gambar III.5
Gunakan tenaga gali yang efisien. Untuk mendapatkan kekuatan maksimal menggali,
arm/stick silinder dan silinder bucket harus diletakkan di 90 derajat satu sama lain.
(Lihat gambar) ini memberikan tenaga dorong yang maksimum dari kedua silinder Dan
punggung bucket membentuk sudut 30 derajat (Gambar III.6).
Gambar III.6
Horisontal menggali
Perluas Arm/stick dan Bucket, lalu turunkan boom dan meletakkan Bucket ke dalam
tanah. Tariklah Arm/stick sambil diimbangi dengan mengangkat boom Ketika arm/stick
menjadi vertikal ke boom, selanjutnya bucket digerakkan untuk memuat tanah secara
bertahap. Angkat bucket untuk meraup tanah ketika lengan dan boom berada di sudut
30 derajat satu sama lain (Gambar III.7) (untuk mencapai cycle time 150% maka tinggi
bench sepanjang arm/stick)
Gambar III.7
Menggali dengan arm/stick
Rentang menggali paling efisien arm/stick sekitar 45 derajat ke depan, atau 30 derajat
kebelakang dari vertikal. Menggali dalam jangkauan ini. memberikan daya yang
maksimum dan lebih stabil (Gambar III.8).
Gambar III.8
Pencegahan mengoperasikan silinder sampai ujung langkah
Bila silinder dioperasikan sampai ujung langkah selama pengoperasian, tenaga akan
menekan stopper didalam silinder dan hal ini akan mempercepat kerusakan, dan untuk
menghindarkannya harus disisakan sedikit bagian (Gambar III.9)
Gambar III.9
3. Melakukan pembuangan material dengan mengatur hasil buangan material ke
tempatdengan rapih dan efisien.
Membuang material bisa ditempatkan disisi kiri atau kanan dari unit, ini bila penggalian
dilakukan dari arah depan (Gambar III.10).
Gambar III.10
Dan membuang material dapat juga ditempatkan didepan unit bila dilakukan penggalian
dari arah samping (Gambar III.11). Membuang material yang paling jauh yaitu pada
posisi 180o. Untuk mengoptimalkan tempat buangan material sehingga dicapai efisiensi
pembuangan yang tinggi, maka untuk membuang material doronglah material buangan
yang telah ada dan diikuti dengan gerakan membuang material dari bucket
Gambar III.11
Membuang material dapat juga ditempatkan didalam dump truck sehingga dapat
dibuang dilokasi yang jauh dari unit (Gambar III.12)
Gambar III.12
4. Menghitung produksi galian pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan
laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator
Hasil produksi akhir galian material / tanah dapat dihitung dengan menghitung volume
galian (Gambar III.13).
Contoh menghitung hasil galian adalah :
- Panjang (P) = 20 m
- Lebar (L) = 10 m
-Kedalaman (T) = 2m
Volume galian adalah :
= P x L x T
= 20 x 10 x 2 = 400 m³ ( tanah asli/bank )
Gambar III.13
C. Sikap Kerja dalam Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time)
Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time).
1. Teknik dasar operasi yang benar
a. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga swing
Tidak boleh meratakan, menggali, menggeser material dengan tenaga swing. Hal ini
akan menyebabkan puntiran dan bengkok. (Gambar III.14)
Gambar III.14
b. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga mundur (travel)
Jangan mengoperasikan dengan menancapkan bucket pada tanah dengan dan
menggunakan kekuatan mundur (travel) untuk menggali tanah. Cara ini akan
mengakibatkan travel motor bermasalah.(Gambar III.15)
Gambar III.15
c. Tidak boleh beroperasi dengan menumbukkan bucket
Jangan menggunakan tumbukan seperti beliung, breaker atau penumbuk tiang
pancang, tumbukan tersebut akan kelebihan tenaga yang menekan pada bagian
belakang unit, dan tidak saja akan merusak tapi juga sangat berbahaya (Gambar
III.16)
Gambar III.16
d. Tidak boleh menggunakan berat unit sebagai tenaga gali tambahan
Jangan menaikkan bagian belakang atau bagian depan unit untuk menggunakan
berat unit, sebagai tenaga gali tambahan. Kerusakan berat pada unit dapat terjadi
(Gambar III.17).
Gambar III.17
e. Tidak boleh mengoperasikan dengan sistem jack swing
Dilarang memutar posisi excavator dengan menekan bucket dan menggunakan
swing dalam waktu bersamaan menggunakan gerakan track saling berlawanan arah
(opposite). Hal ini bisa mengakibatkan komponen swing gear lebih cepat rusak dan
mengakibatkan konstruksi boom bucket arm/stick retak.
MEMBUAT PARIT DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) 150% DARI
WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus
(cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time).
Posisikan unit peralatan di tempat yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh
(Full Contact) dan luruskan arah penggalian pada batas yang telah ditentukan ( Gambar
IV.1)
Gambar IV.1
Tempatkan unit parallel dengan galian parit, sprocket berada dibelakang dan ikuti pada
batas ukuran yang telah ditentukan
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus
(cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time).
1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh
(full contact) sesuai dengan prosedur pekerjaan pembuatan parit/saluran.
Unit pada posisi yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh (full contact),
luruskan arah penggalian pada batas yang telah ditentukan (Gambar IV.2) Pengalian
parit dapat dilakukan dari arah depan atau parallel dan dari arah sampingatau melintang
sesuai dengan rencana pembuatan parit (Gambar IV.3).
Gambar IV.2
Gambar IV.3
2. Melakukan pembuatan parit dengan mengatur gerakan simultan/kombinasi (menggali,
mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga
dicapai hasil produksi pembuatan parit yang optimal.
Penggalian parit dilakukan dengan mengatur gerakan simultan (gerakan bucket,
arm/stick boom dan swing) sesuai dengan teknik aplikasi menggali yang benar (Gambar
IV.4)
Gambar IV.4
Penggalian parit dapat dilaksanakan dengan efisien bila lebar parit/saluran sesuai
dengan lebar bucket Posisikan track sejajar dengan parit/ saluran yang akan digali.Bila
menggali parit/ saluran yang lebar, dimulai dengan menggali pada ke dua sisi parit/
saluran dan kemudian diakhiri dengan penggalian bagian tengah (Gambar IV.5).
Gambar IV.5
3. Memantau hasil galian secara teliti untuk menghasilkan parit yang rapih sesuai dengan
rambu operasional.
Hasil pembuatan parit dapat dipantau dengan cara mencek hasil fisik apakahsudah
sesuai dengan ukuran yang telahditentukan dalam gambar kerja/ spesif ikasidan bila
mana tidak sesuai, agar di adakan pembetulan (Gambar IV.6)
Gambar IV.6
4. Menghitung produksi pembuatan parit pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan
pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator.
Hasil produksi pembuatan parit dapat dihitung dengan menghitung volume hasil galian
dan ditentukan dalam besaran (m³ ) dalam gambar sebagai berikut (Gambar IV.7)
- Panjang profil (p)
- Lebar dasar galian (L1)
- Lebar permukaan galian (L2)
-Kedalaman galian (T)
Maka volume galian
Dimana : L1= L2
X Volume parit= (PxL1x T ) m³
Gambar IV.7
C. Sikap Kerja dalam Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time)
150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time)
Penggalian parit harusdilakukan dengan cermat dan mengatur gerakan simultan (gerakan
bucket, arm/stick boom dan swing) sesuai dengan teknik aplikasi menggali yang benar.
BAB V
MEMUAT MATERIAL KE DALAM DUMP TRUCK DENGAN WAKTU SIKLUS
(CYCLE TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR
(STANDARD CYCLETIME)
A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump
Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus
Standar (Standard Cycle Time).
1. Penilaian area tempat unit bekerja dipilih yang rata dan track menyentuh tanah (full
Contact) sesuai dengan prosedur pekerjaan pemuatan material ke dump truck.
Penggalian dan pemuatan material dilakukan dengan mengatur gerakan arm/stick,
boom dan bucket secara simultan /kombinasi sesuai teknik aplikasi yang benar.
2. Syarat pemuatan material untuk mencapai cycle time 150%
a. Kondisi mesin baik sesuai spesifikasi
b. Sudut putar (swing) maksimum 90o
c. Tinggi bench sepanjang arm/stick
B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump
Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus
Standar (Standard Cycle Time).
1. Menempati excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full
contact) sesuai dengan prosedur penggalian material yang akan dimuat ke dalam dump
truck.
Posisikan excavator pada tempat yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh
(full contact). Posisi excavator untuk memuat material bisa satu lsan dengan dump
truck atau lebih tinggi kira-kira setinggi bak dump truck. Dump Truck ditempatkan pada
lokasi yang mudah dilihat oleh operator excavator dengan posisi pada sudut
pembuangan yang paling efisien. Penggalian dan pemuatan material dilakukan dengan
mengatur gerakan arm/stick, boom dan bucket secara simultan /kombinasi sesuai
teknik aplikasi yang benar. (Gambar V.1). Pemuatan akan lebih mudah dan
kapasitasnya akan lebih besar bila pemuatan dimulai dari samping dengan tinggi bench
sesuai dengan tinggi dump body (vessel) truck jika dibandingkan dengan pemuatan
dimulai dari sisi sejajar dump body (vessel) dari dump truck.
Gambar V.1
2. Melakukan pemuatan material dengan mengatur gerakan simultan/kombinasi
(menggali, mengangkat, swing dan menuang material) sesuai dengan teknik aplikasi
yang benar sehingga dicapai hasil pemuatan material yang optimal.
Posisikan dump truck dimana operator dapat dengan mudah melihat tempat material
yang akan dimuat. Pemuatan material dilakukan dengan mengatur gerakan simultan
(swing, boom, arm/stick dan bucket) sesuai dengan gerakanteknik aplikasi
pembuangan material yang benar. Letakkan material kedalam dump truck dari mulai
yang paling jauh sampai mendekat. Sehingga muatan dump truck menjadi stabil.
(Gambar V.2)
Gambar V.2
3. Memantau hasil pemuatan material ke dalam dump, untuk menghasilkan muatan dump
truck yang stabil.
Apabila mengisi material ke dump truck jangan dilakukan melewati bagian depan/ruang
kabin, karena bila materialnya berserakan akan menjatuhi kaca kabin dari dump truck.
Material yang dimuat jangan sampai berlebihan, agar tidak tercecer dijalan dan
posisinya harus seimbang anatara kanan dan kirinya. Agar dump truck ketika membawa
material menjadi stabil. (Gambar V.3)
Gambar V.3
Untuk menghindari penyok pada plat body bagian belakang ketika memuat batu
yang besar, muatilah tanah terlebih dahulu pada bak, baru muati batu (Gambar
V.4)
Gambar V.4
4. Produksi pemuatan material ke dalam dump truck dihitung pada akhir pekerjaan setiap
hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator.
a. Hasil akhir dari produksi material/tanah dapat dihitung dengan dua cara yaitu
Menghitung volume profil hasil galian
b. Menghitung folume material/ tanah yangdihasil dari pembuangan dump truck
(Gambar V.5)
Gambar V.5
Contoh perhitungan:
Menghitung profil hasil galian, menghasilkan profil hasil galian adalah
- panjang ( P) = 20 m
- lebar ( L ) = 10 m
-kedalaman ( T ) = 2 m
Volume galaian adalah
= p x L x T
= 20 x 10 x 2 = 400 m³ ( tanah asli / bank) dan bilamana,
a. Volume provil galian
= 400m³/ BCM (Bank cubic meter)
Faktor pengembangan/ Sweel 25%
volume = 1,25x 400 m³ = 500 m³ / loose
b. Volumehasil pembuangan dump truk
= 500 m3/ LCM (louse cubic meter) ( Gambar V.6)
Gambar V.6
C. Sikap Kerja dalam Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu
sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard
Cycle Time).
Pengisian material ke dump truck jangan dilakukan melewati bagian depan/ruang kabin,
karena bila materialnya berserakan akan menjatuhi kaca kabin dari dump truck
sehingga membahayakan saat bekerja
BAB VI
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
A. Sumber Daya Manusia.
1. Pelatih
Pelatih dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan mengenai proses belajar .
d. Membantu untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
2. Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja.
Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila telah siap dan merencanakan proses belajar dan
penilaian selanjutnya.
b. Menjelaskan kepada mengenai bagian yang
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya.
c. Mencatat pencapaian / perolehan
perlu untuk diperbaiki dan
3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan
Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar .
B. Sumber-sumber Kepustakaan.
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses
pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam PBK mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber -
sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan
peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika
ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak
tersedia/tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Referensi
1. Buku Panduan Operator Excavator
2. Buku penuntun Pengoperasian dan Perawatan
B. Manual
1. Pengoperasian Komatsu Hidraulik Excavator PC 200 -5
2. Operator’s Manual Robex 210 LC-7
C. Refernsi Lainnya
1. Pusat Pembinaan Peralatan – Departemen PU, PEDOMAN TEKNIK PENGOPERASIAN
PERALATAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM, Pusbinal –
Departemen PU – Jakarta.
2. Pusat Pelatihan Keterampilan Jasa Konstruksi – Departemen PU, PEMELIHARAAN
ALAT-ALAT BERAT, Pelatihan Manager Alat Berat – Puslatjakons Departemen PU –
Jakarta.
3. Komatsu, OPERATION & MAINTENANCE MANUAL PC 200, 200 LC-6 HYDRAULIC
EXCAVATOR, Komatsu – Japan.
4. Komatsu, SPECIFICATION AND APPLICATION HANDBOOK, EDITION 14, Komatsu
– Japan.
5. Caterpillar, PERFORMANCEHANDBOOK, EDITION 31, Caterpillar, USA.

More Related Content

What's hot

K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutAl Marson
 
Manual handling K3
Manual handling K3Manual handling K3
Manual handling K3Mirza Crizta
 
Basic lifting rigging module 02
Basic lifting rigging module 02Basic lifting rigging module 02
Basic lifting rigging module 02dafit43424
 
Traktor dan Bulldozer
Traktor dan BulldozerTraktor dan Bulldozer
Traktor dan Bulldozerjajankjos
 
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower cranePresentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower craneBung HaFied
 
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Level 1
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Level 1 Tenaga Kerja Pada Ketinggian Level 1
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Level 1 ArMedia2
 
Sop overhead crane
Sop overhead craneSop overhead crane
Sop overhead craneWina Indah
 
Dasar keselamatan pengoperasian forklift
Dasar keselamatan pengoperasian forkliftDasar keselamatan pengoperasian forklift
Dasar keselamatan pengoperasian forkliftpkppk
 
Basic lifting rigging module 03
Basic lifting rigging module 03Basic lifting rigging module 03
Basic lifting rigging module 03dafit43424
 
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaContoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaMOSES HADUN
 
07 manual lifting
07 manual lifting07 manual lifting
07 manual liftingArif Rahman
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Bondan Winarno
 
studi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower cranestudi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower craneBung HaFied
 
Program Pemeriksaan Harian Dump Truck
Program Pemeriksaan Harian Dump TruckProgram Pemeriksaan Harian Dump Truck
Program Pemeriksaan Harian Dump TruckM As'ad Ardiyansyah
 
Panduan k3 pengemudi forklift
Panduan k3 pengemudi forkliftPanduan k3 pengemudi forklift
Panduan k3 pengemudi forkliftslametr
 

What's hot (20)

K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 
Manual handling K3
Manual handling K3Manual handling K3
Manual handling K3
 
Pertemuan 4 pesawat angkat
Pertemuan 4 pesawat angkat Pertemuan 4 pesawat angkat
Pertemuan 4 pesawat angkat
 
Basic lifting rigging module 02
Basic lifting rigging module 02Basic lifting rigging module 02
Basic lifting rigging module 02
 
Traktor dan Bulldozer
Traktor dan BulldozerTraktor dan Bulldozer
Traktor dan Bulldozer
 
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower cranePresentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
 
Conveyor
ConveyorConveyor
Conveyor
 
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Level 1
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Level 1 Tenaga Kerja Pada Ketinggian Level 1
Tenaga Kerja Pada Ketinggian Level 1
 
Sop overhead crane
Sop overhead craneSop overhead crane
Sop overhead crane
 
Dasar keselamatan pengoperasian forklift
Dasar keselamatan pengoperasian forkliftDasar keselamatan pengoperasian forklift
Dasar keselamatan pengoperasian forklift
 
Basic lifting rigging module 03
Basic lifting rigging module 03Basic lifting rigging module 03
Basic lifting rigging module 03
 
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaContoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
 
07 manual lifting
07 manual lifting07 manual lifting
07 manual lifting
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
 
SOP EXCAVATOR.docx
SOP EXCAVATOR.docxSOP EXCAVATOR.docx
SOP EXCAVATOR.docx
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
 
studi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower cranestudi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower crane
 
Program Pemeriksaan Harian Dump Truck
Program Pemeriksaan Harian Dump TruckProgram Pemeriksaan Harian Dump Truck
Program Pemeriksaan Harian Dump Truck
 
Safety induction
Safety inductionSafety induction
Safety induction
 
Panduan k3 pengemudi forklift
Panduan k3 pengemudi forkliftPanduan k3 pengemudi forklift
Panduan k3 pengemudi forklift
 

Similar to Excavator PPT.pptx

MODUL 4 LENGKAP - HASRUL.pdf
MODUL 4 LENGKAP - HASRUL.pdfMODUL 4 LENGKAP - HASRUL.pdf
MODUL 4 LENGKAP - HASRUL.pdfHasrul37
 
Pemasangan sistem hidrolik
Pemasangan sistem hidrolikPemasangan sistem hidrolik
Pemasangan sistem hidrolikrahimbesoll
 
Modul komp-elekt-bambang
Modul komp-elekt-bambangModul komp-elekt-bambang
Modul komp-elekt-bambangFirdaus Abadi
 
Modul Frais CNC_versi4.0_juli11
Modul Frais CNC_versi4.0_juli11Modul Frais CNC_versi4.0_juli11
Modul Frais CNC_versi4.0_juli11Bernardus Sentot
 
Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponen
Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponenPelaksanaan pemeliharaan servis_komponen
Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponenrahimbesol
 
20 gas tungsten
20 gas tungsten20 gas tungsten
20 gas tungstennur cholis
 
Memprogram mesin cnc_dasar
Memprogram mesin cnc_dasarMemprogram mesin cnc_dasar
Memprogram mesin cnc_dasarTia Setiawan
 
2. Teknologi Mekanik 2.pdf
2. Teknologi Mekanik 2.pdf2. Teknologi Mekanik 2.pdf
2. Teknologi Mekanik 2.pdfwidya584237
 
Modul peredam kejut sepeda motor
Modul peredam kejut sepeda motorModul peredam kejut sepeda motor
Modul peredam kejut sepeda motorruwaedi
 
Laporan Pratikum Proses Produksi 1
Laporan Pratikum Proses Produksi 1Laporan Pratikum Proses Produksi 1
Laporan Pratikum Proses Produksi 1Arismon Saputra
 
Bagus wahyu dewanto_(i8107036)
Bagus wahyu dewanto_(i8107036)Bagus wahyu dewanto_(i8107036)
Bagus wahyu dewanto_(i8107036)urip setiawan
 
Modul pelatihan-adobe-flash-cs3-professional
Modul pelatihan-adobe-flash-cs3-professionalModul pelatihan-adobe-flash-cs3-professional
Modul pelatihan-adobe-flash-cs3-professionalkhafidz huda
 
Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3Slamet Setiyono
 
Administrasi server jaringan
Administrasi  server jaringanAdministrasi  server jaringan
Administrasi server jaringanAfi Fauzan
 
Administrasiserverjaringan 130822224859-phpapp02
Administrasiserverjaringan 130822224859-phpapp02Administrasiserverjaringan 130822224859-phpapp02
Administrasiserverjaringan 130822224859-phpapp02Ricky Vb
 
17. mengadministrasi server dalam jaringan
17. mengadministrasi server dalam jaringan17. mengadministrasi server dalam jaringan
17. mengadministrasi server dalam jaringanMauritz Gultom
 
Dasar – dasar komputer
Dasar – dasar komputerDasar – dasar komputer
Dasar – dasar komputerArwana Bayan
 
Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1Slamet Setiyono
 
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 

Similar to Excavator PPT.pptx (20)

MODUL 4 LENGKAP - HASRUL.pdf
MODUL 4 LENGKAP - HASRUL.pdfMODUL 4 LENGKAP - HASRUL.pdf
MODUL 4 LENGKAP - HASRUL.pdf
 
Pemasangan sistem hidrolik
Pemasangan sistem hidrolikPemasangan sistem hidrolik
Pemasangan sistem hidrolik
 
DAFTAR ISI.docx
DAFTAR ISI.docxDAFTAR ISI.docx
DAFTAR ISI.docx
 
Modul komp-elekt-bambang
Modul komp-elekt-bambangModul komp-elekt-bambang
Modul komp-elekt-bambang
 
Modul Frais CNC_versi4.0_juli11
Modul Frais CNC_versi4.0_juli11Modul Frais CNC_versi4.0_juli11
Modul Frais CNC_versi4.0_juli11
 
Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponen
Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponenPelaksanaan pemeliharaan servis_komponen
Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponen
 
20 gas tungsten
20 gas tungsten20 gas tungsten
20 gas tungsten
 
Memprogram mesin cnc_dasar
Memprogram mesin cnc_dasarMemprogram mesin cnc_dasar
Memprogram mesin cnc_dasar
 
2. Teknologi Mekanik 2.pdf
2. Teknologi Mekanik 2.pdf2. Teknologi Mekanik 2.pdf
2. Teknologi Mekanik 2.pdf
 
Modul peredam kejut sepeda motor
Modul peredam kejut sepeda motorModul peredam kejut sepeda motor
Modul peredam kejut sepeda motor
 
Laporan Pratikum Proses Produksi 1
Laporan Pratikum Proses Produksi 1Laporan Pratikum Proses Produksi 1
Laporan Pratikum Proses Produksi 1
 
Bagus wahyu dewanto_(i8107036)
Bagus wahyu dewanto_(i8107036)Bagus wahyu dewanto_(i8107036)
Bagus wahyu dewanto_(i8107036)
 
Modul pelatihan-adobe-flash-cs3-professional
Modul pelatihan-adobe-flash-cs3-professionalModul pelatihan-adobe-flash-cs3-professional
Modul pelatihan-adobe-flash-cs3-professional
 
Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3
 
Administrasi server jaringan
Administrasi  server jaringanAdministrasi  server jaringan
Administrasi server jaringan
 
Administrasiserverjaringan 130822224859-phpapp02
Administrasiserverjaringan 130822224859-phpapp02Administrasiserverjaringan 130822224859-phpapp02
Administrasiserverjaringan 130822224859-phpapp02
 
17. mengadministrasi server dalam jaringan
17. mengadministrasi server dalam jaringan17. mengadministrasi server dalam jaringan
17. mengadministrasi server dalam jaringan
 
Dasar – dasar komputer
Dasar – dasar komputerDasar – dasar komputer
Dasar – dasar komputer
 
Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1
 
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_...
 

Recently uploaded

Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 

Recently uploaded (8)

Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 

Excavator PPT.pptx

  • 1. MELAKSANAKAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR SESUAI DENGAN APLIKASI DAN TEKNIK OPERASI YANG BENAR UNTUK JENIS PEKERJAAN KONSTRUKSI TERTENTU DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)
  • 2. DAFTAR ISI DAFTAR ISI........................................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 5 A. Tujuan Umum. ................................................................................... 5 B. Tujuan Khusus.................................................................................... 5 BAB II MELAKSANAKAN PERSIAPAN OPERASI........................................................ 6 A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi. ..... 6 1. Komponen excavator. ...................................................................... 6 2. Instrumen panel ............................................................................. 7 3. Tombol/skalar................................................................................. 9 4. Gerakkan Boom, Arm/stick dan Bucket. ........................................... 10 5. Tuas kontrol ................................................................................. 11 6. Gerakan maneuver. ....................................................................... 12 7. Gerakan travelling ......................................................................... 13 B. Keterampilan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi. ... 15 1. Mencoba gerakan boom, arm/stick, bucket dan swing sesuai dengan teknik dasar yang benar, baik secara individu maupun simultan/kombinasi, untuk meyakinkan bahwa semua gerakan dapat berfungsi dengan baik. .................................................................. 15 2. Mencoba gerakan maju-mundur, belok kiri dan kanan untuk meyakinkan bahwa gerakan manouver dari excavator dapat berfungsi dengan baik.................................................................................. 17 3. Melakukan gerakan travelling pada jalan mendatar, mendaki dan menurun serta menyeberang parit dengan benar sesuai dengan prosedur. ..................................................................................... 21 C. Sikap Kerja dalam Melaksanakan Persiapan Operasi. ............................... 27
  • 3. BAB III MENGGALI MATERIAL DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME)................ 30 A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). ............................................................................................. 30 1. Menggali material .......................................................................... 30 2. Cycle time 150%........................................................................... 30 B. Keterampilan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). ............................................................................................. 32 1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur menggali dan membuang material (loading & unloading)....................................... 32 2. Melakukan penggalian material dengan mengatur gerakan kombinasi/simultan (menggali, mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil galian yang optimal................................................................................. 33 3. Melakukan pembuangan material dengan mengatur hasil buangan material ke tempatdengan rapih dan efisien. .................................... 35 4. Menghitung produksi galian pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator 37 A. Sikap Kerja dalam Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). .................. 37 1. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga swing .............. 37 2. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga mundur (travel) 38 3. Tidak boleh beroperasi dengan menumbukkan bucket....................... 38 4. Tidak boleh menggunakan berat unit sebagai tenaga gali tambahan ... 39
  • 4. BAB IV Membuat Parit dengan waktu siklus (cycle time) 150% dari waktu siklus standar (standard cycle time)................................................................... 40 A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time). ....... 40 B. Keterampilan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time). ....... 40 C. Sikap Kerja dalam Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time) ................................... 43 MEMUAT MATERIAL KE DALAM DUMP TRUCK DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME).................................................................................................... 44 BAB V A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard Cycle Time)........................................................... 44 B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard Cycle Time)........................................................... 44 1. Menempati excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur penggalian material yang akan dimuat ke dalam dump truck........................................... 44 2. Melakukan pemuatan material dengan mengatur gerakan simultan/kombinasi (menggali, mengangkat, swing dan menuang material) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil pemuatan material yang optimal. .................................................... 45 3. Memantau hasil pemuatan material ke dalam dump, untuk menghasilkan muatan dump truck yang stabil....................................................... 46 4. Produksi pemuatan material ke dalam dump truck dihitung pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator. ...................................................... 47
  • 5. C. Sikap Kerja dalam Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard Cycle Time)...................................................................................... 48 BAB VI SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI.... 49 A. Sumber Daya Manusia. ........................................................................ 49 1. Pelatih ....................................................................................... 499 2. Penilai........................................................................................ 499 3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan............................................ 49 B. Sumber-sumber Kepustakaan. .............................................................. 50 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 511 A. Buku Referensi ................................................................................... 51 B. Manual............................................................................................... 51 C. Refernsi Lainnya ............................................................................... 511 DAFTAR ALAT DAN BAHAN ................................................................................... 52 A. Peralatan yang digunakan .................................................................... 52 B. Bahan yang dibutuhkan ..................................................................... 522
  • 6. BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Umum. Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu melaksanakan pengoperasian excavator sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar untuk jenis pekerjaan konstruksi tertentu dengan waktu sklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu sklus standar (standard cycle time). B. Tujuan Khusus Pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Melaksanakan persiapan operasi 2. Menggali material dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus (standard cycle time) 3. Membuat parit dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus standar (standard cycle time) 4. Memuat material ke dalam dump truck dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus standar (standard cycle time)
  • 7. Gambar II.1 Gambar II.2 BAB II MELAKSANAKANPERSIAPAN OPERASI A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi. 1. Komponen excavator. Agar dapat mengoperasikan dan memelihara excavator dengan baik dan benar, operator harus mengetahui letak serta fungsi dari komponen-komponenunit yang akan digunakan, seperti terlihat pada Gambar II.1,II.2 dan II.3 Arm/Stick Connecting link/H-Link
  • 8. Gambar II.3 2. Instrumen panel Instrument panel terdiri dari alat monitor dan lampu lampu seperti nampak pada Gambar II.4. Instrument panel berguna untuk memberikan peringatan/petunjuk kepada operator pada saat unit dihidupkan/dioperasikan, agar operator bisa memonitor dan melakukan pemeriksaan dengan benar. Alat monitor Lampu peringatan Lampu pilot : Menunjukan status operasi alat. : Menunjukan keadaan unit yang tidak normal (merah). : Menunjukan status operasi alat. Monitor yang dipasang pada unit belum sepenuhnya menjamin kondisi dari excavator, pemeriksaan harian harus dilakukan sesuai dengan bab pemeliharaan. Bila unit mengalami masalah maka lampu peringatan akan menyala disertai dengan bunyi buzzer/alarm/stick. Dalam hal ini tekan tombol stop buzzer untuk memberhentikan suara buzzer, tetapi lampu peringatan masih tetap menyala sampai masalah diperbaiki.
  • 9. Gambar II.4 b. Tuas dan pedal Tuas dan Pedal pada excavator digunakan untuk mengoperasikan unit sesuai dengan fungsinya, Gambar II.5 adalah contoh dari Tuas digerakan dengan tangan dan pedal digerakan dengan kaki. - Tuas pengontrol kanan digunakan untuk mengontrol gerakan Boom dan Bucket - Tuas pengontrol kiri digunakan untuk mengontrol gerakan Swing dan Arm/stick - Tuas Travel digunakan untuk menggerakan unit maju, mundur, berbelok kekiri atau kekanan dengan cara mendorong atau menariknya dengan tangan. - Pedal Travel digunakan untuk menggerakan unit maju, mundur, berbelok kekiri atau kekanan dengan cara menginjak bagian depan atau belakang dengan kaki.
  • 10. - Tuas Pengaman digunakan untuk menghentikan atau menjalankan fungsi dari tuas control kanan, tuas control kiri dan tuas/pedal travel. Gambar II.5 3. Tombol/saklar Tombol/Saklar digunakan untuk mengaktif kan atau non aktifkan sistim pada unit dengan cara diputar, disentuh/tekan (Gambar II.6). Gambar II.6
  • 11. 4. Gerakkan Boom, Arm/stick dan Bucket. Tuas kontrol untuk menggerakkan Boom, arm/stick, bucket dan swing berada diruang kabin operator (Gambar II.7)  Pastikan bahwa tuas kontrol dan alat kerja dalam kondisi baik.  Tuas kontrol sebalah kiri untuk gerakan swing dan arm/stick.  Tuas kontrol sebelah kanan untuk gerakan boom dan bucket.  Bila tuas control dilepaskan, maka tuas kontrol akan kembali ke posisi netral secara otomatis. Gambar II.7 Suhu yang cocok untuk oli hidraulik siap kerja adalah sekitar 50oC .Jika suhu tersebut belum tercapai dan unit langsung untuk bekerja,maka akan menyebabkan kerusakan pada sistim hidrolik.  Hidupkan engine pada putaran rendah sekitar 5 menit.  Naikan gas secara bertahap keputaran normal.  Gerakan bucket sekitar 5 menit,dan jangan mengoperasikan yang lain selain bucket.
  • 12.  Setelah itu gerakan bucket dan arm/stick sekitar 5 -10 menit ( hanya bucket dan arm/stick )  Jika pemanasan sudah cukup,maka gerakan semua attachment. 5. Tuas kontrol Gambar II.8 Tuas kontrol sebalah kiri untuk gerakan swing dan arm/stick. (Gambar II.9)  Tuas digerakkan ke arah no.1 (kedepan) Arm/stick keluar atau menjauh  Tuas digerakkan kearah no. 2 (kebelakang) Arm/stick masuk atau mendekat  Tuas digerakkan kearah no. 3 (kekanan) Swing kekanan atau memutar kekanan  Tuas digerakkan kearah no. 4 (kekiri) Swing kekiri atau memutar kekiri Gambar II.9 Tuas kontrol sebalah kanan untuk gerakan Boom dan Bucket. (Gambar II.10)  Tuas digerakkan ke arah no.5 (kedepan) Boom turun atau kebawah  Tuas digerakkan kearah no. 6 (kebelakang) Boom naik atau keatas
  • 13.  Tuas digerakkan kearah no. 7 (kekanan) Bucket membuka atau membuang  Tuas digerakkan kearah no. 8 (kekiri) Bucket menutup atau memuat Gambar II.10 6. Gerakan maneuver. Gerakan travel/jalan dapat dioperasikan dengan menggerakan tuas dan pedal (Gambar II.11). Kecepatan gerak dapat dikontrol dengan mendorong tuas atau pedal berdasarkan panjang langkah tuas atau pedal. Untuk menghentikan unit posisikan tuas/pedal travel posisi netral/ditengah. Apabila tuas/pedal dilepaskan, maka ia akan kembali keposisi netral/tengah. Pada posisi ini rem aktif. Gambar II.11 a. Posisi Travel/Jalan Posisikan perlengkapan kerja dekat ke unit, buatlah bentuk se-stabil mungkin (seperti Gambar II.12). Pastikan travel motor dibagian belakang dan front idler dibagian depan  Jangan berjalan terus menerus terlalu lama.  Kurangi kecepatan unit saat melewati jalan yang tidak rata.
  • 14.  Hati-hati bila arah gerak unit diubah1800 maka seluruh bagian unit akan bergerak pula. Gambar II.12 7. Gerakan travelling Gerakan travel / jalan dapat dioperasikan dengan menggerakkan tuas dan pedal. Kecepatan gerak dapat dikontrol dengan menggerakk an tuas atau pedal berdasarkan panjang langkah tuas atau pedal. Untuk menghentikan unit posisikan tuas/pedal travel ditengah. Apabila tuas/pedal dilepaskan, maka ia akan kembali keposisi tengah. Pada posisi ini rem aktif. Pilih route jalan yang dituju serata mungkin. Kendalikan unit selurus mungkin danbila berbelok buatlah sedikit perubahan berangsur -angsur pada arah yang diinginkan. Apabila unit harus berjalan jarak jauh, maka roller komponen undercarriage akan kontak terus menerus, yang akan mengakibatkan panas. Oleh karena itu untuk menghindari over heat pada travel motor dan komponen undercarriage , maka setiap berjalan 2 jam berhenti 30 menit (disesuaikan dengan Operation and Maintenance Manual) (Gambar II.13). Gambar II.13
  • 15. Sebelum melintasi jembatan ketahuilah kekuatan pada jembatan -tersebut dan berat operasi alat. Bila melintasi jalan beraspal gunakan kayu agar supaya tidak merusak jalan aspal. Bila menyeberangi rel kereta api, gunakan balok kayu agar tidak merusak rel. Dilarang menyentuh kabel-kebel listrik dan tebing jembatan dengan unit. Bila excavator melewati rintangan seperti batu yang besar atau tunggul pohon, excavator akan mengalami kejutan yang besar. Untuk meredam kejutan tersebut, turunkan kecepatan jalannya dan jalankan melalui rintangan pada tengah-tengah track. Sedapat mungkin, singkirkan rintangan tersebut atau hindari rintangan ketika menjalankan excavator (Gambar II.14). Gambar II.14 Pada dasar jalan yang tidak rata terdiri dari batu alam yang besar atau jalan berbatu besar, jalankan excavator dengan kecepatan rendah (low speed). Bila menjalankan dengan kecepatan tinggi (high speed) dasar jalan harus dalam kondisi rata atau tidak berbatu. (Gambar II.15). Gambar II.15 Saat menjalankan excavator keluar dari air dan kelian pendakian melebihi 150 (26%), maka bagian belakang upperstructure akan terendam dan air akan dihempaskan oleh
  • 16. kipas pendingin radiator. Hal ini dapat mengakibatkan rusaknya kipas tersebut. Oleh sebab itu, perlu perhatian lebih bila menjalankan excavator melalui air (Gambar II.16). Gambar II.16 Jangan membenamkan excavator dalam air melebihi kedalaman yang diizinkan, yaitu dibawah titik pusat carrier roller. Perlu diketahui bahwa untuk semua parts yang terbenam dalam air dalam waktu lama, harus dilakukan penggemukan sampai gemuk yang lama keluar dari bantalan (bearing), yaitu pada bucket pin dan yang lainnya sekitar bucket pin (Gambar II.17). Gambar II.17 B. Keterampilan yang diperlukan untuk Melaksanakan Persiapan Operasi. 1. Mencoba gerakan boom, arm/stick, bucket dan swing sesuai dengan teknik dasar yang benar, baik secara individu maupun simultan/kombinasi, untuk meyakinkan bahwa semua gerakan dapat berfungsi dengan baik.
  • 17. Gambar II.18 Gerakan tuas control sebelah kiri untuk kombinasi/simultan Swing dan Arm/stick (Gambar II.18)  Tuas digerakkan kearah no.5 (menyilang/cros kekanan depan) terjadi gerakkan Swing kekanan, Arm/stick kedepan  Tuas digerakkan kearah no.6 (menyilang/cros kekanan belakang) terjadi gerakkan Swing kekanan, Arm/stick kebelakang  Tuas digerakkan kearah no.7 (menyilang/cros kekiri belakang) terjadi gerakkan Swing kekiri, Arm/stick kebelakang  Tuas digerakkan kearah no.8 (menyilang/cros kekiri depan) terjadi gerakkan Swing kekiri, Arm/stick kedepan
  • 18. Gambar II.19 Gerakan tuas control sebelah kanan untuk kombinasi/simultan boom dan bucket. (Gambar II.19)  Tuas digerakkan kearah no.5 (menyilang/croskekiri bawah) terjadi gerakkan Boom naik, Bucket masuk  Tuas digerakkan kearah no.6 (menyilang/cros kekiri depan) terjadi gerakkan Boom turun, Bucket Masuk  Tuas digerakkan kearah no.7 (menyilang/croskekanan atas) terjadi gerakkan Boom turun, Bucket membuka  Tuas digerakkan kearah no.8 (menyilang/cros kekanan bawah) terjadi gerakkan Boom naik, Bucket membuka 2. Mencoba gerakan maju-mundur, belok kiri dan kanan untuk meyakinkan bahwa gerakan manouver dari excavator dapat berfungsi dengan baik.
  • 19. a. Berjalan maju lurus Untuk menjalankan unit maju lurus, doronglah kedua tuas atau injaklah kedua bagian pedal depan secara berasamaan/seimbang pada arah yang sama (Gambar II.20). Gambar II.20 b. Berjalan mundur lurus Untuk menjalankan unit mundur lurus, tariklah kedua tuas atau injaklah kedua bagian pedal belakang secara berasamaan/ seimbang pada arah yang sama (Gambar II.21) Gambar II.21 c. Berbelok kekanan maju Untuk menjalankan unit membelok kekanan maju, doronglah tuas sebelah kiri atau injaklah bagian depan pedal sebelah kiri (Gambar II.22)
  • 20. Gambar II.22 d. Berbelok kekiri maju Untuk menjalankan unit membelok kekiri maju, doronglah tuas sebelah kanan atau injaklah bagian depan pedal sebelah kanan (Gambar II.23) Gambar II.23 e. Berbelok kekanan mundur Untuk menjalankan unit membelok kekanan mundur, tariklah tuas sebelah kiriatau injaklah bagian belakang pedal sebelah kiri (Gambar II.24). Gambar II.24
  • 21. f. Berbelok kekiri mundur Untuk menjalankan unit membelok kekiri mundur, tariklah tuas sebelah kanan atau injaklah bagian belakang pedal sebelah kanan (Gambar II.25) Gambar II.25 g. Berbelok kekanan (360o) putaran pendek Untuk menjalankan unit membelok kekanan putaran pendek, doronglah tuas sebelah kiri atau injaklah bagian depan pedal sebelah kiri dan tariklah tuas sebelah kanan atau injaklah bagian belakang pedal sebelah kanan secara bersamaan (Gambar II.26). Gambar II.26 h. Berbelok kekiri (360o) putaran pendek Untuk menjalankan unit membelok kekiri putaran pendek, tariklahlah tuas sebelah kiri atau injaklah bagian belakang pedal sebelah kiri dan doronglah tuas sebelah kanan atau injaklah bagian depan pedal sebelah kanan secara bersamaan (Gambar II.27).
  • 22. Gambar II.27 3. Melakukan gerakan travelling pada jalan mendatar, mendaki dan menurun serta menyeberang parit dengan benar sesuai dengan prosedur. a. Gerakan Travelling pada jalan mendatar Untuk menggerakan/travelling unit pada jalan mendatar, posisikan motor travel berada dibelakang, perlengkapan kerja/implement dekat ke unit, buatlah bentuk sestabil mungkin arm/stick terlipat ke dalam dan angkat boom sampai posisi bucket sekitar 40 – 50 cm diatas tanah (Gambar II.28) Gambar II.28 b. Gerakan travelling pada jalan mendaki Sebelum excavator bergerak keatas lereng, operator harus memastikan bahwa sabuk pengaman sudah benar-benar dikencangkan. Posisikan sprocket (penggerak) berada dibelakang. selama excavator mulai menaiki lereng boom perlu diturunkan dan bucket dapat digunakan untuk menjaga bila terjadi
  • 23. slip atau tergelincir dari lereng. Posisikan arm/stick dan boom membentuk sudut 90 0 - 110 0 dan angkatlah bucket kirakira setinggi 20-30 cm diatas tanah dan turunkan kecepatan engine (Gambar II.29) Ketika unit di lereng dan tebing, operator perlu memantau setiap jalur traksi dan pastikan unit tersebut berjalan dalam garis lurus ke atas lereng. Jika salah satu track memiliki traksi kurang , unit akan cenderung membelok ke satu sisi, menyebabkan track akan turun /mundur yang mana membuat unit tidak stabil. Pada tanah yang lembek, track excavator cenderung untuk slip sehingga unit akan mundur kebelakang. Posisikan motor travel berada dibelakang, perlengkapan kerja/implement dekat ke unit. Gambar II.29 Jika kemiringan terlalu curam dan material lepas, bagian belakang unit dapat turun memungkinkan excavator untuk mundur ke belakang. Menjaga boom dan arm/stick diperpanjang akan membantu mendistribusikan beban pada track lebih merata yang meningkatkan traksi.(Gambar II.30). Gambar II.30
  • 24. Jika excavator yang tidak dapat terus naik karena kemiringan, mengatur/ menancapkan gigi bucket ke lereng/tanah dan mulai menarik unit dengan arm/stick (Gambar II.31) Operator perlu mengawasi bagian depan trek untuk membuat yakin unit tidak sedang keadaan mundur sambil arm/stick ditarik masuk, dan diimbangi dengan mengangkat boom untuk menjaga trek selalu kontak penuh dengan tanah/lereng. Gambar II.31 Ketika bucket mendekat ke unit, maka bucket perlu diperpanjang sampai lereng untuk ditancapkan lagi, seperti yang dilakukan sebelumnya. Operator perlu memperhatikan unit untuk memastikan tidak akan geser ke bawah bukit. Pada lereng curam, penancapan bucket perlu dibuat lebih sering sehingga boom dan bucket menahan berat untuk traksi yang lebih baik dan stabilitas (Gambar II.32). Gambar II.32 ketika excavator sampai dekat dengan bagian atas lereng, menggapai dengan arm/stick dan boom dan tancapkan tooth bucket ke tanah di depan alat Lanjutkan untuk menarik unit maju sampai ujung. Menurunkan bagian depan unit dengan boom dan terus maju melewati dari lereng (Gambar II.33).
  • 25. Gambar II.33 c. Gerakan travelling pada jalan menurun Gerakan travelling pada jalan menurun, operasikan tuas kendali untuk menjaga agar kecepatan tetap rendah. Apabila menjalankan menurun lebih dari 15o (26%), Posisikan arm/stick dan boom membentuksudut 90o - 110o dan angkatlah bucket kira-kira setinggi 20-30 cm diatas tanah dan turunkan kecepatan engine (Gambar II.34) Gambar II.34 Sebelum menjalankan excavator menuruni lereng, operator harus memastikan bahwa sabuk pengaman benar dikencangkan. Ketika menjalankan excavator mendekati puncak lereng, Hentikan excavator sebelum berat unit cenderung turun ke lereng. Panjangkan arm/stick dan turunkan boom serta letakan bucket ketanah untuk menahan berat excavator turun kelereng (Gambar.II.35). Gambar II.35
  • 26. Ketika titik berat unit berada di puncak lereng, angkat boom sedikit untuk melihat apakah unit akan bergerak turun ke depan. Jika tidak, majulah perlahan-lahan sambil bucket ditekan dan arm/stick ditarik sehingga titik berat unit akan condong bergerak turun ke lereng (Gambar II.36). Gambar II.36 Setelah unit bergerak turun ke arah lereng Excavator turun pelan-pelan dengan hati- hati sambil boom diangkat sampai track menyentuh rata dengan permukaan tanah (Gambar II.37) Gambar II.37 angkat bucket dari tanah sampai bebas dari permukaan lereng (Gambar II.38) Gambar II.38
  • 27. d. Gerakan Travelling menyeberang parit Jalankan unit maju sampai sedikit melewati parit (Gambar II.39) Gambar II.39 Turunkan boom dan letakkan bucket ketanah dengan memperhitungkan jarak dengan unitnya (agak jauh) (Gambar II.40) Bergeraklah maju sambil diimbangi gerakan arm/stick masuk, boom turun dan kedudukan bucket tetap sampai track menapak diseberang parit. Gambar II.40 Lakukan swing ke kiri atau ke kanan dengan sudut putar 180o.(Gambar II.41) Gambar II.41
  • 28. Turunkan boom dan letakkan bucket ke tanah dengan memperhitungkan jarak dengan unitnya (agak dekat). Bergeraklah mundur sambil diimbangi gerakan arm/stick keluar, boom turun dan kedudukan bucket tetap hingga track menapak seluruhnya diseberang parit. Angkat boom dan bergerak mundur menjauhi parit (Gambar II.42) Gambar II.42 C. Sikap Kerja dalam Melaksanakan Persiapan Operasi. Utamakan Keselamatan. Dalam keadaan bekerja, kenakan APD sesuai keperluan kondisi kerja (Gambar II.43). Hampir semua kecelakaan disebabkan karena tidak dipatuhinya petunjuk keselamatan kerja. Gambar II.43 Pastikan bahwa memahami sepenuhnya isi dalam buku petunjuk sebelum mengoperasikan alat (Gambar II.44) Diperlukan keperdulian penuh akan hal tersebut. Gambar II.44 Pahami sepenuhnya keterangan dan proses kontruksi sebelum memulai pekerjaan. Jika menemukan sesuatu
  • 29. yang berbahaya pada pekerjaan, berkonsultasilah dengan pengawas untuk melakukan tindakan pencegahan sebelum mengoperasikan unit (Gambar II.45). Jangan mengoperasikan unit ketika lelah atau setelah meminum minuman keras,atau obat- obatan.(GambarII.46) Gambar II.45 Gambar II.46 Lakukan pemeriksaan harian sesuai dengan petunjuk pengoperasian. Perbaiki bagian- bagian yang rusak dan kencangkan baut baut yang longgar (Gambar II.47) Gambar II.47 Periksa untuk melihat apakah ada kebocoran pada oli engine, oli hidraulik, bahan bakar dan pendingin. Jaga kebersihan unit dan bersihkan unit setiap hari (Gambar II.48) Gambar II.48
  • 30. Jangan mengoperasikan unit, jika unit dalam perbaikan. Operasikan setelah unit selesai diperbaiki (Gambar II.49) Waspadalah jika terjadi kebakaran. Pastikan selalu alat pemadam kebakaran berfungsi dengan baik dan nomor telpon darurat dinas pemadam kebakaran dekat telpon (Gambar II.50) Gambar II.49 Gambar II.50
  • 31. BAB III MENGGALI MATERIAL DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARDCYCLETIME) A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). 1. Menggali material Menggali material adalah fungsi utama dari Excavator, walaupun dalam aplikasinya dapat untuk memuat dan mengangkat beban sesuai dengan ketentuan. Pekerjaan menggali meliputi : - Menggali untuk meratakan - Menggali untuk membuat kolam/pondasi - Menggali untuk membuat parit/saluran - Menggali untuk membuat slope - Menggali untuk memuat material Berikut ini proses excavator melaksanakan penggalian (Gambar III.1)
  • 32. Gambar III.1 Posisi 1. Rentangkan/panjangkan arm/stick dan buka bucket sampai jangkauan pengambilan material yang paling jauh dengan memperhatikan posisi bucket untuk menganbil material Turunkan boom sampai bucket menyentuh material yang akandiambil Tariklah arm/stick untuk menggalimaterial dengan diimbangi boom naik dan bucket masuk untuk memuat material hingga posisi arm/stick tegak lurus Tarik arm/stick untuk mengisi material ke bucket dengan diimbangi boom naik. bucket memuat material dan diposisikan sejajar sehingga material yang dimuat tidak tumpah sehingga muatannya maksimum. angkatlah boom sampai posisi bucket terbebas dan material siap untuk dibuang atau dimuat sesuai dengan rencana kerja. Posisi 2. Posisi 3. Posisi 4. Posisi 5. Posisi 6.
  • 33. 2. Cycle time 150% Untuk mencapai cycle time 150% harus mengetahui syarat-syarat sebagai berikut: a. Kondisi mesin baik sesuai spesifikasi b. Sudut putar (swing) maksimum 90o c. Tinggi bench sepanjang arm/stick B. Keterampilan yang diperlukan untuk Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). 1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur menggali dan membuang material (loading & unloading). Posisikan unit pada tempat yang rata dan sproket berada dibelakang, dengan posisi ini penggalian akan lebih stabil dari pada sproket berada didepan Gambar III.2 Posisi menggali dapat dilakukan dari depan dan samping dengan sudut swing kurang dari 90o. Penggalian dari depan, panjang track diatas permukaan tanah (A) adalah lebihpanjang dari pada track (B), sehingga bekerja dari depan akan lebih stabil. (Gambar 4.52) Usahakan bekerja dari depan apabila keadaan memungkinkan.
  • 34. Gambar III.3 Gambar III.4 2. Melakukan penggalian material dengan mengatur gerakan kombinasi/simultan (menggali, mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil galian yang optimal. Lakukanlah pekerjaan menggali dengan menggunakan lengan (arm/stick). Gunakan tenaga tarik dari lengan (arm/stick) untuk menggali dan diimbangi dengan boom gunakan bersama-sama dengan tenaga gali dari bucket, jika perlu (Gambar III.5) Gambar III.5
  • 35. Gunakan tenaga gali yang efisien. Untuk mendapatkan kekuatan maksimal menggali, arm/stick silinder dan silinder bucket harus diletakkan di 90 derajat satu sama lain. (Lihat gambar) ini memberikan tenaga dorong yang maksimum dari kedua silinder Dan punggung bucket membentuk sudut 30 derajat (Gambar III.6). Gambar III.6 Horisontal menggali Perluas Arm/stick dan Bucket, lalu turunkan boom dan meletakkan Bucket ke dalam tanah. Tariklah Arm/stick sambil diimbangi dengan mengangkat boom Ketika arm/stick menjadi vertikal ke boom, selanjutnya bucket digerakkan untuk memuat tanah secara bertahap. Angkat bucket untuk meraup tanah ketika lengan dan boom berada di sudut 30 derajat satu sama lain (Gambar III.7) (untuk mencapai cycle time 150% maka tinggi bench sepanjang arm/stick) Gambar III.7
  • 36. Menggali dengan arm/stick Rentang menggali paling efisien arm/stick sekitar 45 derajat ke depan, atau 30 derajat kebelakang dari vertikal. Menggali dalam jangkauan ini. memberikan daya yang maksimum dan lebih stabil (Gambar III.8). Gambar III.8 Pencegahan mengoperasikan silinder sampai ujung langkah Bila silinder dioperasikan sampai ujung langkah selama pengoperasian, tenaga akan menekan stopper didalam silinder dan hal ini akan mempercepat kerusakan, dan untuk menghindarkannya harus disisakan sedikit bagian (Gambar III.9) Gambar III.9 3. Melakukan pembuangan material dengan mengatur hasil buangan material ke tempatdengan rapih dan efisien. Membuang material bisa ditempatkan disisi kiri atau kanan dari unit, ini bila penggalian dilakukan dari arah depan (Gambar III.10).
  • 37. Gambar III.10 Dan membuang material dapat juga ditempatkan didepan unit bila dilakukan penggalian dari arah samping (Gambar III.11). Membuang material yang paling jauh yaitu pada posisi 180o. Untuk mengoptimalkan tempat buangan material sehingga dicapai efisiensi pembuangan yang tinggi, maka untuk membuang material doronglah material buangan yang telah ada dan diikuti dengan gerakan membuang material dari bucket Gambar III.11 Membuang material dapat juga ditempatkan didalam dump truck sehingga dapat dibuang dilokasi yang jauh dari unit (Gambar III.12) Gambar III.12
  • 38. 4. Menghitung produksi galian pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator Hasil produksi akhir galian material / tanah dapat dihitung dengan menghitung volume galian (Gambar III.13). Contoh menghitung hasil galian adalah : - Panjang (P) = 20 m - Lebar (L) = 10 m -Kedalaman (T) = 2m Volume galian adalah : = P x L x T = 20 x 10 x 2 = 400 m³ ( tanah asli/bank ) Gambar III.13 C. Sikap Kerja dalam Menggali Material dengan Waktu Siklus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Standar (Standard Cycle Time). 1. Teknik dasar operasi yang benar a. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga swing Tidak boleh meratakan, menggali, menggeser material dengan tenaga swing. Hal ini akan menyebabkan puntiran dan bengkok. (Gambar III.14)
  • 39. Gambar III.14 b. Tidak boleh beroperasi dengan menggunakan tenaga mundur (travel) Jangan mengoperasikan dengan menancapkan bucket pada tanah dengan dan menggunakan kekuatan mundur (travel) untuk menggali tanah. Cara ini akan mengakibatkan travel motor bermasalah.(Gambar III.15) Gambar III.15 c. Tidak boleh beroperasi dengan menumbukkan bucket Jangan menggunakan tumbukan seperti beliung, breaker atau penumbuk tiang pancang, tumbukan tersebut akan kelebihan tenaga yang menekan pada bagian belakang unit, dan tidak saja akan merusak tapi juga sangat berbahaya (Gambar III.16) Gambar III.16
  • 40. d. Tidak boleh menggunakan berat unit sebagai tenaga gali tambahan Jangan menaikkan bagian belakang atau bagian depan unit untuk menggunakan berat unit, sebagai tenaga gali tambahan. Kerusakan berat pada unit dapat terjadi (Gambar III.17). Gambar III.17 e. Tidak boleh mengoperasikan dengan sistem jack swing Dilarang memutar posisi excavator dengan menekan bucket dan menggunakan swing dalam waktu bersamaan menggunakan gerakan track saling berlawanan arah (opposite). Hal ini bisa mengakibatkan komponen swing gear lebih cepat rusak dan mengakibatkan konstruksi boom bucket arm/stick retak.
  • 41. MEMBUAT PARIT DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLE TIME) A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time). Posisikan unit peralatan di tempat yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh (Full Contact) dan luruskan arah penggalian pada batas yang telah ditentukan ( Gambar IV.1) Gambar IV.1 Tempatkan unit parallel dengan galian parit, sprocket berada dibelakang dan ikuti pada batas ukuran yang telah ditentukan B. Keterampilan yang diperlukan untuk Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time). 1. Menempatkan excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur pekerjaan pembuatan parit/saluran. Unit pada posisi yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh (full contact), luruskan arah penggalian pada batas yang telah ditentukan (Gambar IV.2) Pengalian parit dapat dilakukan dari arah depan atau parallel dan dari arah sampingatau melintang sesuai dengan rencana pembuatan parit (Gambar IV.3).
  • 42. Gambar IV.2 Gambar IV.3 2. Melakukan pembuatan parit dengan mengatur gerakan simultan/kombinasi (menggali, mengangkat, swing dan membuang) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil produksi pembuatan parit yang optimal. Penggalian parit dilakukan dengan mengatur gerakan simultan (gerakan bucket, arm/stick boom dan swing) sesuai dengan teknik aplikasi menggali yang benar (Gambar IV.4) Gambar IV.4
  • 43. Penggalian parit dapat dilaksanakan dengan efisien bila lebar parit/saluran sesuai dengan lebar bucket Posisikan track sejajar dengan parit/ saluran yang akan digali.Bila menggali parit/ saluran yang lebar, dimulai dengan menggali pada ke dua sisi parit/ saluran dan kemudian diakhiri dengan penggalian bagian tengah (Gambar IV.5). Gambar IV.5 3. Memantau hasil galian secara teliti untuk menghasilkan parit yang rapih sesuai dengan rambu operasional. Hasil pembuatan parit dapat dipantau dengan cara mencek hasil fisik apakahsudah sesuai dengan ukuran yang telahditentukan dalam gambar kerja/ spesif ikasidan bila mana tidak sesuai, agar di adakan pembetulan (Gambar IV.6) Gambar IV.6 4. Menghitung produksi pembuatan parit pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator. Hasil produksi pembuatan parit dapat dihitung dengan menghitung volume hasil galian dan ditentukan dalam besaran (m³ ) dalam gambar sebagai berikut (Gambar IV.7)
  • 44. - Panjang profil (p) - Lebar dasar galian (L1) - Lebar permukaan galian (L2) -Kedalaman galian (T) Maka volume galian Dimana : L1= L2 X Volume parit= (PxL1x T ) m³ Gambar IV.7 C. Sikap Kerja dalam Membuat Parit dengan Waktu Siklus (cycle time) 150% dari Waktu Siklus Standar (standard cycle time) Penggalian parit harusdilakukan dengan cermat dan mengatur gerakan simultan (gerakan bucket, arm/stick boom dan swing) sesuai dengan teknik aplikasi menggali yang benar.
  • 45. BAB V MEMUAT MATERIAL KE DALAM DUMP TRUCK DENGAN WAKTU SIKLUS (CYCLE TIME) MAKSIMAL 150% DARI WAKTU SIKLUS STANDAR (STANDARD CYCLETIME) A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard Cycle Time). 1. Penilaian area tempat unit bekerja dipilih yang rata dan track menyentuh tanah (full Contact) sesuai dengan prosedur pekerjaan pemuatan material ke dump truck. Penggalian dan pemuatan material dilakukan dengan mengatur gerakan arm/stick, boom dan bucket secara simultan /kombinasi sesuai teknik aplikasi yang benar. 2. Syarat pemuatan material untuk mencapai cycle time 150% a. Kondisi mesin baik sesuai spesifikasi b. Sudut putar (swing) maksimum 90o c. Tinggi bench sepanjang arm/stick B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard Cycle Time). 1. Menempati excavator pada posisi yang rata, track menyentuh tanah secara penuh (full contact) sesuai dengan prosedur penggalian material yang akan dimuat ke dalam dump truck.
  • 46. Posisikan excavator pada tempat yang rata dan track menyentuh tanah secara penuh (full contact). Posisi excavator untuk memuat material bisa satu lsan dengan dump truck atau lebih tinggi kira-kira setinggi bak dump truck. Dump Truck ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat oleh operator excavator dengan posisi pada sudut pembuangan yang paling efisien. Penggalian dan pemuatan material dilakukan dengan mengatur gerakan arm/stick, boom dan bucket secara simultan /kombinasi sesuai teknik aplikasi yang benar. (Gambar V.1). Pemuatan akan lebih mudah dan kapasitasnya akan lebih besar bila pemuatan dimulai dari samping dengan tinggi bench sesuai dengan tinggi dump body (vessel) truck jika dibandingkan dengan pemuatan dimulai dari sisi sejajar dump body (vessel) dari dump truck. Gambar V.1 2. Melakukan pemuatan material dengan mengatur gerakan simultan/kombinasi (menggali, mengangkat, swing dan menuang material) sesuai dengan teknik aplikasi yang benar sehingga dicapai hasil pemuatan material yang optimal. Posisikan dump truck dimana operator dapat dengan mudah melihat tempat material yang akan dimuat. Pemuatan material dilakukan dengan mengatur gerakan simultan (swing, boom, arm/stick dan bucket) sesuai dengan gerakanteknik aplikasi
  • 47. pembuangan material yang benar. Letakkan material kedalam dump truck dari mulai yang paling jauh sampai mendekat. Sehingga muatan dump truck menjadi stabil. (Gambar V.2) Gambar V.2 3. Memantau hasil pemuatan material ke dalam dump, untuk menghasilkan muatan dump truck yang stabil. Apabila mengisi material ke dump truck jangan dilakukan melewati bagian depan/ruang kabin, karena bila materialnya berserakan akan menjatuhi kaca kabin dari dump truck. Material yang dimuat jangan sampai berlebihan, agar tidak tercecer dijalan dan posisinya harus seimbang anatara kanan dan kirinya. Agar dump truck ketika membawa material menjadi stabil. (Gambar V.3) Gambar V.3
  • 48. Untuk menghindari penyok pada plat body bagian belakang ketika memuat batu yang besar, muatilah tanah terlebih dahulu pada bak, baru muati batu (Gambar V.4) Gambar V.4 4. Produksi pemuatan material ke dalam dump truck dihitung pada akhir pekerjaan setiap hari untuk bahan pembuatan laporan operasi dan evaluasi produktivitas operator. a. Hasil akhir dari produksi material/tanah dapat dihitung dengan dua cara yaitu Menghitung volume profil hasil galian b. Menghitung folume material/ tanah yangdihasil dari pembuangan dump truck (Gambar V.5) Gambar V.5 Contoh perhitungan: Menghitung profil hasil galian, menghasilkan profil hasil galian adalah - panjang ( P) = 20 m - lebar ( L ) = 10 m -kedalaman ( T ) = 2 m Volume galaian adalah = p x L x T
  • 49. = 20 x 10 x 2 = 400 m³ ( tanah asli / bank) dan bilamana, a. Volume provil galian = 400m³/ BCM (Bank cubic meter) Faktor pengembangan/ Sweel 25% volume = 1,25x 400 m³ = 500 m³ / loose b. Volumehasil pembuangan dump truk = 500 m3/ LCM (louse cubic meter) ( Gambar V.6) Gambar V.6 C. Sikap Kerja dalam Memuat Material ke dalam Dump Truck dengan Waktu sikus (Cycle Time) Maksimal 150% dari Waktu Siklus Standar (Standard Cycle Time). Pengisian material ke dump truck jangan dilakukan melewati bagian depan/ruang kabin, karena bila materialnya berserakan akan menjatuhi kaca kabin dari dump truck sehingga membahayakan saat bekerja
  • 50. BAB VI SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI A. Sumber Daya Manusia. 1. Pelatih Pelatih dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan mengenai proses belajar . d. Membantu untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. 2. Penilai Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya. b. Menjelaskan kepada mengenai bagian yang merundingkan rencana pelatihan selanjutnya. c. Mencatat pencapaian / perolehan perlu untuk diperbaiki dan 3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
  • 51. akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar . B. Sumber-sumber Kepustakaan. Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis 2. Lembar kerja 3. Diagram-diagram, gambar 4. Contoh tugas kerja 5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain. Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam PBK mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber - sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
  • 52. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Referensi 1. Buku Panduan Operator Excavator 2. Buku penuntun Pengoperasian dan Perawatan B. Manual 1. Pengoperasian Komatsu Hidraulik Excavator PC 200 -5 2. Operator’s Manual Robex 210 LC-7 C. Refernsi Lainnya 1. Pusat Pembinaan Peralatan – Departemen PU, PEDOMAN TEKNIK PENGOPERASIAN PERALATAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM, Pusbinal – Departemen PU – Jakarta. 2. Pusat Pelatihan Keterampilan Jasa Konstruksi – Departemen PU, PEMELIHARAAN ALAT-ALAT BERAT, Pelatihan Manager Alat Berat – Puslatjakons Departemen PU – Jakarta. 3. Komatsu, OPERATION & MAINTENANCE MANUAL PC 200, 200 LC-6 HYDRAULIC EXCAVATOR, Komatsu – Japan. 4. Komatsu, SPECIFICATION AND APPLICATION HANDBOOK, EDITION 14, Komatsu – Japan. 5. Caterpillar, PERFORMANCEHANDBOOK, EDITION 31, Caterpillar, USA.