2. Filsafat sebagai Cara Berpikir
Berpikir secara filsafat dapat diartikan sebagai
berpikir yang sangat mendalam sampai pada
hakikat atau berpikir secara global, menyeluruh
atau berpikir yang dilihat dari berbagai sudut
pandang pemikiran atau sudut pandang ilmu
pengetahuan.
3. Filsafat sebagai Cara Berpikir
Filsafat adalah kebenaran tentang segala
hasil berpikir yang dilakukan secara :
1. Radikal (mendasar)
2. Spekulatif (sistematis)
3. Universal (menyeluruh)
4. Filsafat sebagai Cara Berpikir
Radikal Mendasar, meragukan sesuatu
sebagai kebenaran sebelum ada fakta yang
membenarkan
Spekulatif Memisahkan fakta yang diandalkan
dengan yang tidak dapat diandalkan
Universal Menyeluruh atau berkaitan dengan
aspek lain
5. Filsafat sebagai Ilmu
Joseph Bohenski berpendapat bahwa filsafat disebut
sebagai ilmu karena filsafat mengandung empat
pertanyaan ilmiah, yakni bagaimana,mengapa,
apakah dan ke mana.
Pertama, Pertanyaan bagaimana menanyakan
tentang sifat-sifat yang tampak dan ditangkap oleh
indera. Jawaban atau pengetahuan yang diperoleh
dari pertanyaan ini bersifat deskriptif atau
penggambaran.
6. Filsafat sebagai Ilmu
Kedua, Pertanyaan mengapa menanyakan tentang
asal mula atau sebab suatu obyek. Jawaban atau
pengetahuan yang diperoleh bersifat sebab akibat
atau kausalitas.
Ketiga, Pertanyaan apakah mempertanyakan hakikat
objek. Jawaban atau pengetahuan yang diperoleh
adalah bersifat repkektif
7. Filsafat sebagai Ilmu
Keempat, Pertanyaan ke mana menanyakan apa
yang terjadi di masa lampau, masa sekarang dan
masa yang akan datang.
Jawaban yang diperoleh terdiri dari :
1. Pengetahuan yang timbul dari hal-hal yang selalu
berulang-ulang atau kebiasaan yang kemudian
pengetahuan tersebut dapat dijadikan sebagai
pedoman. Hal ini dapat dijadikan dasar untuk untuk
mengetahui hal yang akan terjadi.
8. Filsafat sebagai Ilmu
2. Pengetahuan yang timbul dari pedoman yang
terkandung dalam adat istiadat atau
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam hal ini tidak dipermasalahkan tentang
pedoman dipakai atau tidak.
3. Pengetahuan yang timbul dari pedoman yang
dipakai sebagai pegangan.
9. Filsafat sebagai Ilmu
4. Pertanyaan apakah menanyakan tentang hakikat
atau inti mutlak dari suatu hal. Hakikat ini
sifatnya sangat dalam dan tidak lagi bersifat
empiris, sehingga hanya dimengerti oleh akal.
Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya
berguna untuk mengetahui hal-hal yang
sifatnya sangat umum, universal dan abstrak
10. Filsafat sebagai Ilmu
Lebih jelas lagi, Filsafat mengandung
pertanyaan keilmuan
1. Ontology Apakah?
2. Epitemology Bagaimanakah?
3. Axiology Kemanakah?
11. Filsafat sebagai Pandangan Hidup
Diartikan sebagai pandangan hidup karena filsafat pada
hakikatnya bersumber pada hakikat kodrat pribadi manusia
(sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk
Tuhan).
Hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada penjelmaan
manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat
manusia sebagai makhluk monodualisme (manusia secara
kodrat terdiri dari jiwa dan raga).
Manusai secara total (menyeluruh) dan sentral di dalamnya
memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacam-
macam filsafat
12. Filsafat sebagai pandangan hidup (Weltsanchaung)
merupakan suatu pandangan hidup yang dijadikan
dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari, juga dipergunakan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dihadapi dalam kehidupan.
Pandangan hidupnya itu akan tercermin didalam sikap
hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup tersebut
dapat muncul apabila manusia memikirkan dirinya
sendiri secara total.
Filsafat sebagai Pandangan Hidup
13. Filsafat sebagai Pandangan Hidup
Berdasarkan hakekat dari pandangan hidup atau filsafat
hidup maka ada beberapa manfaat mengetahui pandangan
hidup, yaitu:
1. Pandangan hidup atau filsafat hidup menolong mendidik,
membangun diri sendiri dengan berpikir lebih mendalam
dan memberi isi kepada hidup kita sendiri
2. Pandangan hidup atau filsafat hidup memberikan
kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan
memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-
hari
14. Filsafat sebagai Pandangan Hidup
3. Pandangan hidup memberikan pandangan
yang luas membendung egoisme dan
egosentrisme
4. Pandangan hidup memberikan dasar-daar
baik untuk hidup diri sendiri maupun untuk
kepentingan ilmu-ilmu pengetahuan.
15. Filsafat sebagai Pandangan Hidup
Pandangan hidup tercermin dalam sikap dan
cara hidup sebagai dasar tindakan dan
menyelesaian persoalan hidup
Filsafat bersumber pada kodrat manusia
sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan
makhluk Tuhan
16. Filsafat sebagai Pandangan Hidup
Unsur raga melahirkan filsafat biologi
Unsur jiwa melahirkan filsafat psikologi
Unsur rasa melahirkan filsafat keindahan
(estetika)
Unsur jiwa-raga melahirkan filsafat
antropologi
Unsur akal pikiran melahirkan filsafat
berpikir (logika)
17. Filsafat sebagai Pandangan Hidup
Unsur kehendak berbuat melahirkan filsafat
tingkah laku (etika)
Unsur hubungan dengan aspek kehidupan
melahirkan filsafat nilai (axiology)
Unsur kepercayaannya melahirkan filsafat agama
(theology)
Sebagai makhluk sosial melahirkan filsafat sosial
Sebagai warga negara melahirkan filsafat negara