SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tanggal 11 September 2001, terjadi serangkaian serangan bunuh
diri yang diduga kuat dilakukan oleh kelompok militan Islam, Al-Qaeda,
terhadap Amerika Serikat. Mereka melakukan serangan dengan membajak
empat pesawat milik negeri Paman Sam dan menabrakkannya ke menara utara
World Trade Center, menara selatan World Trade Center di New York,
Pentagon dan menjatuhkan salah satu pesawat di wilayah Shankville,
Pennsylvania (www.wikipedia.com).
Serangkaian serangan brutal tersebut tidak hanya menyebabkan
banyaknya korban baik yang tewas, cacat permanen dan juga cedera tetapi
juga kerugian materil dalam jumlah besar. Serangan yang menewaskan kurang
lebih 3000 jiwa dalam serangan tersebut memberikan luka mendalam bagi
seluruh warga Amerika Serikat hingga saat ini.
Peristiwa bersejarah di zaman modern tersebut memicu terbentuknya
stereotip dalam benak warga Amerika Serikat bahwa umat Muslim adalah
teroris. Stereotip inilah yang kemudian menjadi awal mula dari banyaknya
tindakan-tindakan rasial yang dilakukan warga Amerika Serikat terhadap umat
Muslim. Portal berita online Republika melaporkan berdasarkan jajak
2
pendapat Gallup, 48% dari Muslim yang disurvei mengatakan bahwa secara
pribadi mereka mengalami stereotip ras atau agama.
“ Tragedi 9/11 telah mengubah ritme kehidupan setiap hari warga AS.
Perubahan itu terlihat dari tingkat kewaspadaan dan nasionalisme
bangsa AS. Namun, tidak dipungkiri ada semacam kepanikan yang
menyebabkan munculnya sejumlah kasus diskriminasi terhadap warga
Muslim AS. “ Jim Grossman, presiden Asosiasi Sejarah Amerika
(republika.co.id).
Jajak pendapat tersebut menguatkan pernyataan dalam sebuah majalah
online, Gontor, yang dilontarkan oleh Asisten Jaksa AS untuk urusan hak sipil,
Thomas Perez, kepada subkomisi Senat bahwa Departemen Kehakiman telah
menyelidiki sekitar 800 insiden kekerasan, ancaman, dan pengerusakan yang
ditujukan kepada umat Muslim selama 10 tahun terakhir sejak tragedi terjadi
(www.suara-islam.com).
Munculnya stereotip yang kemudian menimbulkan terjadinya berbagai
tindak kekerasan yang dialami umat Muslim di Amerika Serikat kemungkinan
besar juga dikarenakan banyaknya pemberitaan dari berbagai media yang
menyudutkan Islam. Sobur (2006:171) menyatakan bahwa dalam
memberitakan konflik, media seharusnya tidak melakukan dramatisasi
terhadap fakta. Hal itu langsung atau pun tidak langsung akan memicu konflik
lanjutan dan menjadi provokasi bagi pihak-pihak yang bertikai. Kita mungkin
tidak menyadari kenyataan bahwa stereotip bekerja, tetapi mereka tetap kuat
memengaruhi penilaian kita atau keputusan kita tentang orang lain, atau
bahkan bagaimana kita berinteraksi dengan mereka (Baron & Byrne, 2004 :
232).
3
Isu rasial yang berkaitan dengan agama inilah yang menjadi daya tarik
tersendiri bagi penulis untuk mengangkat film My Name is Khan sebagai
objek penelitian yang ingin dikaji. Film My Name is Khan menjadi cerminan
bagi realitas di Amerika Serikat mengenai bagaimana mereka memperlakukan
umat Muslim di tengah negara yang bangga akan keberagaman etnis ras,
agama serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan demokrasi tersebut. Di
samping itu, penulis menganggap bahwa film sangat menarik karena daya
tarik film ini juga terletak pada bagaimana Karan Johar menampilkan
Hollywood melalui kacamata Bollywood. Selain itu, bahwa film ini telah
meraih empat penghargaan sekaligus dalam ajang International Indian Film
Awards ke 12 pada tahun 2011, yaitu dengan meraih penghargaan di kategori
sutradara terbaik, cerita terbaik, aktor terbaik dan lirik terbaik
(www.tabloidbintang.com).
Konflik dalam film berdurasi 161 menit ini dipicu oleh tragedi 11
September 2001 dimana terjadi serangan yang diduga kuat dilakukan oleh
kelompok militan Al-Qaeda sehingga menewaskan ribuan warga Amerika
Serikat dan sempat melumpuhkan aktivitas warga sekitar. Diskriminasi
kemudian menjadi ancaman terbesar yang dihadapi umat Muslim di Amerika
Serikat. Setelah mengalami kondisi yang menyulitkan, sebagian besar umat
Muslim malu menunjukkan identitas dengan melepaskan atribut keislaman
mereka, misalnya dengan membuka kerudung bagi perempuan dan mencukur
janggut bagi laki-laki. Tak jarang pula umat Muslim di Amerika Serikat
mengalami kesulitan dalam pekerjaan mereka. Hal tersebut dikarenakan selain
4
beberapa orang mengalami pemecatan mereka juga sulit mendapatkan
pekerjaan.
Rizvan Khan, sebagai salah satu korban stereotip yang harus
kehilangan anak tiri dan diusir oleh istrinya. Di tengah segala keterbatasan
karena Khan menderita penyakit Aspergers Syndrome, ia pun melakukan misi
untuk menghapus stereotip yang merebak di tengah masyarakat Amerika
Serikat. My Name is Khan merupakan film yang dikemas sederhana dan
menarik karena meskipun mengangkat tema yang fokus pada stereotip antar
umat beragama namun film ini tidak mengenyampingkan unsur estetikanya
lewat teknik pengambilan gambar yang baik serta dibumbui dengan sedikit
rumor dan adegan percintaan.
Film ini terinspirasi dari kumpulan kisah nyata yang diperoleh dari
sejumlah pemberitaan yang beredar di media massa. Salah satunya adalah
kisah nyata yang dialami oleh pemeran utamanya, yaitu Shahrukh Khan.
Seperti dikutip CNN-IBN, Shahrukh Khan ditahan dan diinterogasi selama
dua jam di Bandara Newark, New Jersey, AS. Penahanan itu baru berakhir
setelah Kedutaan Besar India di AS ikut campur tangan. Shahrukh Khan
menegaskan bahwa penahanannya semata-mata karena dia memiliki nama
seorang Muslim (edukasi.kompasiana.com).
My Name Is Khan disutradarai oleh Karan Johar yang juga merupakan
sutradara film-film Bollywood terkenal seperti Kuch Kuch Hota Hai (1998),
Kabhi Kushi Kabhi Gham (2001), dan Kabhi Alvida Naa Kehna (2006). Ini
merupakan kali pertama bagi Karan Johar dalam mencetak film yang
5
bertemakan isu rasial setelah film-film sebelumnya sangat kental akan nuansa
percintaan.
Setiap film yang diproduksi memiliki karakteristik isi tersendiri dalam
menyampaikan pesan-pesan yang diusung di dalamnya. Film My Name is
Khan memiliki perbedaan yang cukup menyolok dibandingkan film-film
sejenis yang juga mengusung tema yang sama. Film ini berusaha
menyampaikan pesan dan nilai-nilai moral tanpa terkesan memihak pada satu
sisi, dalam hal ini umat Muslim. Hal tersebut diwujudkan dalam kisah-kisah
yang dituangkan dalam film ini. Dalam film ini, sutradara tidak hanya
menceritakan tentang bagaimana warga Amerika Serikat memperlakukan
umat Muslim secara tidak adil, namun juga menampilkan bagaimana warga
Amerika Serikat mampu bersikap baik terhadap umat Muslim di tengah
tragedi yang menimpa negara mereka. Peneliti menilai bahwa film My Name
is Khan ini memiliki muatan positif sebagai media kritik terhadap peristiwa-
peristiwa sosial yang terjadi di lingkungan kita. Terlebih lagi film ini sarat
akan nilai-nilai religius, sosial dan moril yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam menghadapi tantangan dunia yang penuh dengan
keberagaman.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis merasa perlu untuk
melakukan penelitian tentang film ini ke dalam bentuk skripsi berjudul :
FILM MY NAME IS KHAN
( Studi Analisis Isi Tentang Stereotip Umat Muslim
Oleh Warga Amerika Serikat )
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok-pokok pemikiran pada pemaparan sebelumnya,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa kategori yang terdapat dalam setiap adegan bertema stereotip umat
Muslim oleh warga Amerika Serikat dalam film My Name is Khan ?
2. Berapa besar persentase masing-masing kategori dalam setiap adegan
bertema stereotip umat Muslim oleh warga Amerika Serikat dalam film
My Name is Khan ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
• Untuk mengetahui kategori yang terdapat dalam setiap adegan bertema
stereotip umat Muslim oleh warga Amerika Serikat dalam film My
Name is Khan.
• Untuk mengetahui besar persentase masing-masing kategori dalam
adegan bertema stereotip umat Muslim oleh warga Amerika Serikat
dalam film My Name is Khan.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan teoritis
• Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi terhadap
perkembangan peranti teori komunikasi, khususnya dalam bidang
analisis isi film.
7
• Penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi atau literatur
kepustakaan mengenai kajian isi pesan dalam film, khususnya film
yang menyoroti aspek sosial, khusunya mengenai stereotip.
• Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai
komunikasi massa, film dan analisis media serta sebagai bahan
referensi bagi yang membutuhkan.
b. Kegunaan praktis
• Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kerangka acuan bagi para
praktisi film dalam memproduksi film yang sarat akan nilai
kehidupan sehingga dapat lebih memberikan manfaat bagi para
pecinta film.
• Penelitian ini digunakan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana di jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin.
D. Kerangka Konseptual
Media massa terus menerus mengalami perkembangan sampai saat ini.
Menurut Littlejohn (2009:410), produksi media merespon terhadap
perkembangan sosial dan budaya dan selanjutnya memengaruhi
perkembangan tersebut. Funkhouser (Severin & Tankard, 2008 : 266) melihat
hubungan antara opini publik dengan isi media, dan hubungan antara isi media
dengan realitas yang menunjukkan persesuaian yang kuat diantaranya. Itu
berarti bahwa antara media, manusia dan lingkungannya tidak dapat
8
dipisahkan. Ini semakin memantapkan kutipan McLuhan yang mengatakan
bahwa media juga adalah pesan itu sendiri
Gumpert dan Cathcart (Tubbs dan Moss 1996 : 256 ; Saefullah 2007 :
217) menyebutkan televisi sebagai sumber utama pengetahuan bangsa
Amerika mengenai orang-orang asing. Berdasarkan temuan mereka, stereotip
dari media massa memengaruhi interaksi secara tatap muka dengan orang-
orang dari budaya lain. Hal tersebut berarti bahwa media massa memainkan
peran yang penting dalam pengambilan keputusan warga Amerika Serikat,
baik itu dalam bersikap maupun berperilaku.
Fakta diatas telah menunjukkan bahwa media massa, dalam hal ini
film, tidak semata-mata diproduksi sebagai sarana menyalurkan seni atau
memiliki motif komersil di dalamnya, sebab film bertindak nyata dengan
saling mempengaruhi terhadap manusia dan lingkungannya. Perasaan dan
pengalaman yang hadir saat menonton film pun menjadikan film sebagai
media yang spesial karena dapat membuat khalayak terbawa ke dalam film
bersama dimensi yang dihadirkan.
Namun selain kelebihan tersebut, film juga memiliki kekurangan.
Kekurangan dari film adalah sangat multitafsir. Oleh karena itu, sangat
dibutuhkan kesiapan setiap individu dalam menghadapi terpaan media.
Penonton yang baik mampu menyaring informasi yang diperoleh sehingga
dapat meminimalisir dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh sebuah
media. Film dan budaya memiliki keterkaitan sebab di dalam setiap film
terdapat ideologi yang menjadi dasar film tersebut diproduksi dan dikonsumsi.
9
Film My Name is Khan adalah film yang mengisahkan tentang
perjuangan seorang Muslim bernama Rizwan Khan untuk menghapuskan
stereotip yang berkembang di Amerika Serikat pasca tragedi 11 September.
Peristiwa ini membentuk stereotip bahwa Islam sehingga umat Muslim di
Amerika Serikat mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari lingkungan
mereka. Johnson (dalam Liliweri, 2005:208) mengemukakan bahwa stereotip
adalah keyakinan seseorang untuk menggeneralisasikan sifat-sifat tertentu
yang cenderung negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oleh
pengetahuan dan pengalaman bersama. Stereotip berangkat dari kegagalan
untuk memahami kelompok yang dijadikan sasaran yang mengakibatkan
jatuhnya vonis keliru dan penilaian yang tidak berdasar.
Judd (dalam Wade & Tavris, 2007 : 312) mengatakan bahwa stereotip
merefleksikan perbedaan antar orang, dan mereka juga mendistorsikan
kenyataan dalam tiga cara. Pertama, mereka melebih-lebihkan perbedaan antar
kelompok, membuat kelompok yang distereotipkan terlihat aneh, asing, atau
berbahaya tidak seperti “kami”. Kedua, mereka menghasilkan persepsi
selektif, orang-orang cenderung untuk melihat bukti-bukti yang sesuai dengan
stereotip dan menolak adanya persepsi yang tidak sesuai dengan stereotip.
Ketiga, mereka mengabaikan perbedaaan masing-maisng anggota dalam
kelompok asing ini. Stereotip menciptakan kesan bahwa setiap anggota
kelompok tersebut pastilah sama.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis isi kuantitatif.
Metode ini digunakan untuk melihat karakteristik dari isi pesan yang
10
merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem kepercayaan
masyarakat (McQuail, 2000 : 305). Dalam film My Name is Khan, yang
menjadi fokus penelitian adalah berkembangnya stereotip di benak warga
Amerika Serikat terhadap umat Muslim. Terdapat hubungan yang searah
antara stereotip, prasangka dan perilaku terbuka. Stereotip negatif yang
tertanam dalam benak seseorang atau sekelompok orang dapat mendorong
terbentuknya prasangka yang buruk pula sehingga berujung pada manifestasi
dari prasangka itu sendiri.
Sendjaja (2002:316) mengatakan bahwa terdapat lima macam
manifestasi yang dimaksudkan di atas, yaitu :
1. Antilokusi, yakni berbicara dengan teman-teman sendiri atau orang lain
mengenai sikap-sikap, perasaan-perasaan, pendapat-pendapat, dan
stereotip tentang sekelompok orang tertentu. Sedangkan menurut Boyd,
antilokusi adalah pengungkapan perasaan antagonis secara bebas.
2. Penghindaran diri, yakni menghindarkan diri dari setiap kesempatan untuk
bertemu dan berkomunikasi dengan kelompok orang yang tidak disukai.
3. Diskriminasi, yakni membuat pembedaan-pembedaan melalui tindakan-
tindakan aktif. Misalnya, tidak membolehkan orang-orang dari kelompok
yang tidak disenangi bekerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu, atau
ikut serta dalam suatu kegiatan tertentu.
4. Serangan fisik, yakni bentuk kegiatan kekerasan fisik yang didorong oleh
emosi. Misalnya, pengusiran, pemukulan, dan bentuk kekerasan fisik
lainnya.
11
5. Pemusnahan, yakni bentuk manifestasi prasangka yang intensitasnya
paling keras atau kuat. Misalnya, memberikan hukuman mati tanpa proses
pengadilan, pembunuhan massal.
Hasil dari kategorisasi ini dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1.1
Lembar coding
No. Adegan :
Lokasi :
Unit
Unit
Konteks
Pencatatan Antilokusi Penghindaran
diri
Diskriminasi Serangan
fisik
Pemusnahan
Kata
Kalimat
Potongan
Adegan
Penjelasan :
Keterangan :
 : Tanda yang digunakan untuk menyatakan adanya unsur stereotip
Penjelasan : Untuk mencantumkan kata, kalimat, atau adegan yang ditampilkan
12
Keseluruhan hal tersebut tergambar dalam skema berikut ini :
Gambar 1.1
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Film
My Name Is Khan
Analisis Isi
Deskriptif
Realitas Sosial
Interpretasi
Sutradara
Stereotip terhadap
umat Muslim
1. Antilokusi
2. Penghindaran Diri
3. Diskriminasi
4. Serangan fisik
5. Pemusnahan
13
E. Definisi Operasional
1. Stereotip adalah menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit
informasi dan membentuk asumsi berdasarkan keanggotaan mereka dalam
suatu kelompok.
2. Warga Amerika Serikat adalah sekelompok orang yang secara resmi
berstatus warga negara Amerika Serikat atau orang yang berdomisili di
Amerika Serikat baik itu laki-laki maupun perempuan.
3. Amerika Serikat adalah adalah negara adidaya yang terletak di benua
Amerika bagian utara yang berbatasan langsung dengan Meksiko dan
Teluk Meksiko, Kanada, Samudera Pasifik, dan Samudera Atlantik.
4. Umat Muslim adalah kumpulan atau sekelompok orang yang menganut
agama Islam dari berbagai belahan dunia, baik itu laki-laki maupun
perempuan.
5. Film adalah kumpulan gambar yang bergerak dinamis yang direkam
melalui kamera video yang membentuk sebuah alur cerita yang dibuat
dengan memasukkan unsur seni dan komersial di dalamnya.
6. Film My Name is Khan adalah film yang mengangkat tema tentang
stereotip terhadap umat Muslim di Amerika Serikat pasca tragedi 11
September. Film ini disutradarai oleh Karan Johar dan dibintangi oleh
aktor Shahrukh Khan.
7. Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang
dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik
pesan.
14
F. Metode Penelitian
1. Objek dan Waktu Penelitian
a. Objek penelitian adalah film My Name is Khan yang berdurasi 161
menit, yang ditayangkan pada tahun Februari 2011 dalam bentuk
keping DVD. Film ini disutradarai oleh Karan Johar dan aktor
Sharhrukh Khan sebagai pemeran utamanya.
b. Waktu penelitian berlangsung selama empat bulan, yaitu dari bulan
April hingga Juli 2012.
2. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena
pendekatan ini merujuk pada penghitungan dan pengukuran secara akurat
mengenai aspek dan kategori dari pesan yang disampaikan dalam film My
Name is Khan.
Untuk menjawab rumusan masalah, peneliti menggunakan
pendekatan analisis isi deskriptif. Dalam penelitian ini, selain melakukan
penghitungan dan pengukuran terhadap isi pesan, peneliti juga akan
melihat, mengamati, mengategorisasikan dan mendeskripsikan bentuk
stereotip yang ditampilkan dalam film My Name is Khan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan cara :
a. Primer : Melakukan pengamatan terhadap adegan-adegan stereotip
yang terdapat dalam film My Name is Khan untuk kemudian
dikategorisasikan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.
15
b. Sekunder : Pengumpulan data berupa teks film My Name is Khan yang
terdapat dalam keping DVD serta sejumlah data yang berkaitan dengan
produksi film. Selain itu melakukan penelitian pustaka dengan
mengkaji dan mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti untuk mendukung asumsi sebagai landasan
teori permasalahan yang dibahas.
Untuk memudahkan peneliti dan coder dalam melakukan
penelitian analisis isi deskriptif ini, langkah awal yang dilakukan adalah
menentukan unit analisis. Menentukan analisis isi sangat penting karena
unit analisis nantinya akan menentukan aspek dari teks yang dilihat dan
pada akhirnya hasil atau temuan yang diperoleh. Penentuan unit analisis
yang tepat dapat menghasilkan data yang valid dan menjawab tujuan
penelitian (Eriyanto, 2011:58).
• Unit Sampel ( Sampling Units )
Unit sampel adalah unit yang dipilih (diseleksi) oleh peneliti untuk
didalami. Unit sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah
berfokus pada adegan yang mengandung tema stereotip umat Muslim
oleh warga Amerika Serikat yang ditampilkan dalam film My Name is
Khan.
• Unit Pencatatan ( Recording Units )
Unit pencatatan adalah unit analisis yang berkaitan dengan bagian dari
isi yang akan dicatat, dihitung, dan dianalisis. Unit pencatatan terbagi
atas lima macam unit, yaitu unit fisik, sintaksis, referensial,
16
proporsional, dan tematik. Dalam penelitian ini, peneliti memilih unit
sintaksis karena paling sesuai dengan objek yang ingin diteliti, yaitu
film. Unit sintaksis adalah unit analisis yang menggunakan elemen
atau bagian bahasa dari suatu isi, dalam hal ini peneliti memilih tiga
aspek, yaitu kata, kalimat, dan potongan adegan yang di dalamnya
mengangkat tema stereotip umat Muslim oleh warga Amerika Serikat.
• Unit Konteks ( Context Units )
Unit konteks dipakai ketika unit pencatatan yang digunakan ketika unit
pencatatan tidak mampu menjawab rumusan masalah. Peneliti
memutuskan untuk menggunakan unit konteks karena jika
menggunakan unit pencatatan sintaksis, kebutuhan akan penggunakan
unit konteks tergolong tinggi. Untuk memudahkan, peneliti telah
memilih lima manifestasi sebagai bentuk kategorisasi tema stereotip
umat Muslim oleh warga Amerika Serikat dalam film My Name is
Khan, yaitu :
1. Antilokusi
2. Penghindaran diri
3. Diskriminasi
4. Serangan fisik
5. Pemusnahan
4. Teknik Analisis Data
Dalam uji reliabilitas kategori, penulis menggunakan sistem
coding, dimana peneliti dibantu oleh orang lain yang ditunjuk untuk
17
menjadi pembanding atau hakim guna mengukur ketepatan penilaian
peneliti terhadap kategori adegan yang bertema stereotip dalam film My
Name Is Khan.
Sistem ini dirasa paling tepat karena untuk melakukan sebuah
analisis dalam adegan film, diperlukan pemikiran subyektif, dan untuk
menyamakan perspektif subyektif tersebut, diperlukan sebuah
pembanding. Dengan hasil pemikiran peneliti dibandingkan dengan
pemikiran orang lain yang ditunjuk oleh peneliti sebagai pembanding atau
hakim. Uji ini dikenal dengan uji antar kode. Yang kemudian hasil
pengcodingan dibandingkan dengan formula Holsti, yaitu:
2M
CR =
N1+N2
Keterangan:
CR : Coeficient Reliability
M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh coder dan periset
N1,N2 : Jumlah peryataan yang diberi kode oleh coder dan periset
Dalam formula Holsti, angka reliabilitas minimum yang ditoleransi
adalah 0,7 atau 70%. Artinya, kalau hasil perhitungan menunjukkan angka
reliabilitas di atas 0,7, berarti alat ukur ini benar-benar reliabel. Tetapi,
jika di bawah angka 0,7, berarti alat ukur (coding sheet) bukan alat yang
realiabel (Eriyanto, 2011 : 290).
18
Namun, menguji reliabilitas menggunakan formula Holsti tidaklah
cukup karena mempunyai kelemahan mendasar. Oleh karena itu, untuk
kembali mempertegas keterhandalan penelitian ini, peneliti menggunakan
formula Scott Pi. Eriyanto dalam Analisis Isi mengatakan bahwa formula
Holsti tidak memperhitungkan peluang (chance) probabilitas. Formula
Holsti hanya memperhitungkan apakah di antara koder itu terdapat
persetujuan atau tidak tanpa memperhitungkan berapa kategori yang
dipakai. Padahal, seharusnya jumlah kategori akan menentukan peluang
(chance) terjadinya persetujuan. Selain itu, formula yang dibuat oleh Scott
ini lebih valid dalam mengukur angka reliabilitas.
Ambang penerimaan yang sering dipakai untuk uji reabilitas
kategorisasi adalah 0,75. Jika persetujuan antara coder (periset dan hakim)
tidak mencapai 0,75, maka kategorisasi operasional mungkin perlu
dirumuskan lebih spesifik lagi. Artinya kategorisasi yang dibuat belum
mencapai tingkat keterandalan atau keterpercayaan (Rahmat, 2008:238).
Penyempurnaan untuk memperkuat relibilitas yaitu dengan
menggunakan formula Scott Pi sebagai berikut :
(% observed agreement- % expected agreement)
Pi =
(1- % expected agreement)
Keterangan :
Pi : Nilai keterhandalan (validitas)
Observed agreement : Jumlah yang disetujui oleh pengkode yaitu CR
19
Expected agreement : Persetujuan yang diharapkan dalam suatu
kategorisasi, dinyatakan dalam jumlah hasil
pengukuran dari proporsi keseluruhan, yaitu
proporsi dari jumlah pesan yang dikuadratkan.
Selain menguji realibilitas, penelitian ini juga perlu diuji
kevaliditasannya. Validitas memastikan bahwa alat ukur yang dipakai oleh
peneliti adalah sahih ( valid ) dan dapat menjamin bahwa temuan-temuan
dalam penelitian juga dihasilkan dari pengukuran yang tepat.
Eriyanto ( 2011 : 260 ) menyebutkan bahwa terdapat lima macam
validitas dalam analisis isi, yaitu validitas muka, validitas kecocokan,
validitas konstruk, validitas prediktif dan validitas isi. Dalam menguji
validitas penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan validitas isi.
Neuendorf ( dalam Eriyanto ) mengatakan bahwa validitas isi berkaitan
dengan apakah alat ukur telah memasukkan semua dimensi, semua
indikator secara lengkap dari konsep yang hendak diukur. Tingkat
kevaliditasan dalam penelitian analisis isi tidak dapat diukur dengan
angka. Oleh karena itu, validitas isi berpedoman pada pengakuan ahli yang
terdapat dalam buku atau jurnal.
20

More Related Content

Similar to Bab 1

Agenda sekulerisasi di dunia islam
Agenda sekulerisasi di dunia islamAgenda sekulerisasi di dunia islam
Agenda sekulerisasi di dunia islam
Alfian Akatsuki
 
Buku Kemunculan Tata Dunia Baru Negara Khilafah Islam
Buku Kemunculan Tata Dunia Baru Negara Khilafah IslamBuku Kemunculan Tata Dunia Baru Negara Khilafah Islam
Buku Kemunculan Tata Dunia Baru Negara Khilafah Islam
Anas Wibowo
 
Demokrasi alat imperialisme as
Demokrasi  alat imperialisme asDemokrasi  alat imperialisme as
Demokrasi alat imperialisme as
Rizky Faisal
 
Assignment ti tas
Assignment ti tasAssignment ti tas
Assignment ti tas
faizah12
 
Kajh 4 abdullah (59 81)a[1]
Kajh 4 abdullah (59 81)a[1]Kajh 4 abdullah (59 81)a[1]
Kajh 4 abdullah (59 81)a[1]
Sarina Salim
 

Similar to Bab 1 (18)

Agenda sekulerisasi di dunia islam
Agenda sekulerisasi di dunia islamAgenda sekulerisasi di dunia islam
Agenda sekulerisasi di dunia islam
 
Pertemuan 3 genre film
Pertemuan 3 genre filmPertemuan 3 genre film
Pertemuan 3 genre film
 
Realita umat islam sekarang
Realita umat islam sekarangRealita umat islam sekarang
Realita umat islam sekarang
 
Buku Kemunculan Tata Dunia Baru Negara Khilafah Islam
Buku Kemunculan Tata Dunia Baru Negara Khilafah IslamBuku Kemunculan Tata Dunia Baru Negara Khilafah Islam
Buku Kemunculan Tata Dunia Baru Negara Khilafah Islam
 
Demokrasi alat imperialisme as
Demokrasi  alat imperialisme asDemokrasi  alat imperialisme as
Demokrasi alat imperialisme as
 
Something forgetable
Something forgetableSomething forgetable
Something forgetable
 
Siri Kuliah Bulanan HIKMAH Wilayah 2017: Topik Pengenalan - Pembangunan Rangk...
Siri Kuliah Bulanan HIKMAH Wilayah 2017: Topik Pengenalan - Pembangunan Rangk...Siri Kuliah Bulanan HIKMAH Wilayah 2017: Topik Pengenalan - Pembangunan Rangk...
Siri Kuliah Bulanan HIKMAH Wilayah 2017: Topik Pengenalan - Pembangunan Rangk...
 
1574 article text-4170-1-10-20181224
1574 article text-4170-1-10-201812241574 article text-4170-1-10-20181224
1574 article text-4170-1-10-20181224
 
1574 article text-4170-1-10-20181224
1574 article text-4170-1-10-201812241574 article text-4170-1-10-20181224
1574 article text-4170-1-10-20181224
 
MEWASPADAI FITNAH AKHIR ZAMAN (Jember).pptx
MEWASPADAI FITNAH AKHIR ZAMAN (Jember).pptxMEWASPADAI FITNAH AKHIR ZAMAN (Jember).pptx
MEWASPADAI FITNAH AKHIR ZAMAN (Jember).pptx
 
BAB 6.pptx
BAB 6.pptxBAB 6.pptx
BAB 6.pptx
 
Assignment ti tas
Assignment ti tasAssignment ti tas
Assignment ti tas
 
Sembilan elemen jurnalisme
Sembilan elemen jurnalismeSembilan elemen jurnalisme
Sembilan elemen jurnalisme
 
67. kasus problematika umat
67. kasus problematika umat67. kasus problematika umat
67. kasus problematika umat
 
GENDER
GENDER GENDER
GENDER
 
Cultivaion Theory
Cultivaion TheoryCultivaion Theory
Cultivaion Theory
 
Young People Under Attack: Peran Anak Muda di Era Banjir Informasi
Young People Under Attack: Peran Anak Muda di Era Banjir InformasiYoung People Under Attack: Peran Anak Muda di Era Banjir Informasi
Young People Under Attack: Peran Anak Muda di Era Banjir Informasi
 
Kajh 4 abdullah (59 81)a[1]
Kajh 4 abdullah (59 81)a[1]Kajh 4 abdullah (59 81)a[1]
Kajh 4 abdullah (59 81)a[1]
 

Recently uploaded

KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 

Recently uploaded (20)

Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 

Bab 1

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 11 September 2001, terjadi serangkaian serangan bunuh diri yang diduga kuat dilakukan oleh kelompok militan Islam, Al-Qaeda, terhadap Amerika Serikat. Mereka melakukan serangan dengan membajak empat pesawat milik negeri Paman Sam dan menabrakkannya ke menara utara World Trade Center, menara selatan World Trade Center di New York, Pentagon dan menjatuhkan salah satu pesawat di wilayah Shankville, Pennsylvania (www.wikipedia.com). Serangkaian serangan brutal tersebut tidak hanya menyebabkan banyaknya korban baik yang tewas, cacat permanen dan juga cedera tetapi juga kerugian materil dalam jumlah besar. Serangan yang menewaskan kurang lebih 3000 jiwa dalam serangan tersebut memberikan luka mendalam bagi seluruh warga Amerika Serikat hingga saat ini. Peristiwa bersejarah di zaman modern tersebut memicu terbentuknya stereotip dalam benak warga Amerika Serikat bahwa umat Muslim adalah teroris. Stereotip inilah yang kemudian menjadi awal mula dari banyaknya tindakan-tindakan rasial yang dilakukan warga Amerika Serikat terhadap umat Muslim. Portal berita online Republika melaporkan berdasarkan jajak
  • 2. 2 pendapat Gallup, 48% dari Muslim yang disurvei mengatakan bahwa secara pribadi mereka mengalami stereotip ras atau agama. “ Tragedi 9/11 telah mengubah ritme kehidupan setiap hari warga AS. Perubahan itu terlihat dari tingkat kewaspadaan dan nasionalisme bangsa AS. Namun, tidak dipungkiri ada semacam kepanikan yang menyebabkan munculnya sejumlah kasus diskriminasi terhadap warga Muslim AS. “ Jim Grossman, presiden Asosiasi Sejarah Amerika (republika.co.id). Jajak pendapat tersebut menguatkan pernyataan dalam sebuah majalah online, Gontor, yang dilontarkan oleh Asisten Jaksa AS untuk urusan hak sipil, Thomas Perez, kepada subkomisi Senat bahwa Departemen Kehakiman telah menyelidiki sekitar 800 insiden kekerasan, ancaman, dan pengerusakan yang ditujukan kepada umat Muslim selama 10 tahun terakhir sejak tragedi terjadi (www.suara-islam.com). Munculnya stereotip yang kemudian menimbulkan terjadinya berbagai tindak kekerasan yang dialami umat Muslim di Amerika Serikat kemungkinan besar juga dikarenakan banyaknya pemberitaan dari berbagai media yang menyudutkan Islam. Sobur (2006:171) menyatakan bahwa dalam memberitakan konflik, media seharusnya tidak melakukan dramatisasi terhadap fakta. Hal itu langsung atau pun tidak langsung akan memicu konflik lanjutan dan menjadi provokasi bagi pihak-pihak yang bertikai. Kita mungkin tidak menyadari kenyataan bahwa stereotip bekerja, tetapi mereka tetap kuat memengaruhi penilaian kita atau keputusan kita tentang orang lain, atau bahkan bagaimana kita berinteraksi dengan mereka (Baron & Byrne, 2004 : 232).
  • 3. 3 Isu rasial yang berkaitan dengan agama inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk mengangkat film My Name is Khan sebagai objek penelitian yang ingin dikaji. Film My Name is Khan menjadi cerminan bagi realitas di Amerika Serikat mengenai bagaimana mereka memperlakukan umat Muslim di tengah negara yang bangga akan keberagaman etnis ras, agama serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan demokrasi tersebut. Di samping itu, penulis menganggap bahwa film sangat menarik karena daya tarik film ini juga terletak pada bagaimana Karan Johar menampilkan Hollywood melalui kacamata Bollywood. Selain itu, bahwa film ini telah meraih empat penghargaan sekaligus dalam ajang International Indian Film Awards ke 12 pada tahun 2011, yaitu dengan meraih penghargaan di kategori sutradara terbaik, cerita terbaik, aktor terbaik dan lirik terbaik (www.tabloidbintang.com). Konflik dalam film berdurasi 161 menit ini dipicu oleh tragedi 11 September 2001 dimana terjadi serangan yang diduga kuat dilakukan oleh kelompok militan Al-Qaeda sehingga menewaskan ribuan warga Amerika Serikat dan sempat melumpuhkan aktivitas warga sekitar. Diskriminasi kemudian menjadi ancaman terbesar yang dihadapi umat Muslim di Amerika Serikat. Setelah mengalami kondisi yang menyulitkan, sebagian besar umat Muslim malu menunjukkan identitas dengan melepaskan atribut keislaman mereka, misalnya dengan membuka kerudung bagi perempuan dan mencukur janggut bagi laki-laki. Tak jarang pula umat Muslim di Amerika Serikat mengalami kesulitan dalam pekerjaan mereka. Hal tersebut dikarenakan selain
  • 4. 4 beberapa orang mengalami pemecatan mereka juga sulit mendapatkan pekerjaan. Rizvan Khan, sebagai salah satu korban stereotip yang harus kehilangan anak tiri dan diusir oleh istrinya. Di tengah segala keterbatasan karena Khan menderita penyakit Aspergers Syndrome, ia pun melakukan misi untuk menghapus stereotip yang merebak di tengah masyarakat Amerika Serikat. My Name is Khan merupakan film yang dikemas sederhana dan menarik karena meskipun mengangkat tema yang fokus pada stereotip antar umat beragama namun film ini tidak mengenyampingkan unsur estetikanya lewat teknik pengambilan gambar yang baik serta dibumbui dengan sedikit rumor dan adegan percintaan. Film ini terinspirasi dari kumpulan kisah nyata yang diperoleh dari sejumlah pemberitaan yang beredar di media massa. Salah satunya adalah kisah nyata yang dialami oleh pemeran utamanya, yaitu Shahrukh Khan. Seperti dikutip CNN-IBN, Shahrukh Khan ditahan dan diinterogasi selama dua jam di Bandara Newark, New Jersey, AS. Penahanan itu baru berakhir setelah Kedutaan Besar India di AS ikut campur tangan. Shahrukh Khan menegaskan bahwa penahanannya semata-mata karena dia memiliki nama seorang Muslim (edukasi.kompasiana.com). My Name Is Khan disutradarai oleh Karan Johar yang juga merupakan sutradara film-film Bollywood terkenal seperti Kuch Kuch Hota Hai (1998), Kabhi Kushi Kabhi Gham (2001), dan Kabhi Alvida Naa Kehna (2006). Ini merupakan kali pertama bagi Karan Johar dalam mencetak film yang
  • 5. 5 bertemakan isu rasial setelah film-film sebelumnya sangat kental akan nuansa percintaan. Setiap film yang diproduksi memiliki karakteristik isi tersendiri dalam menyampaikan pesan-pesan yang diusung di dalamnya. Film My Name is Khan memiliki perbedaan yang cukup menyolok dibandingkan film-film sejenis yang juga mengusung tema yang sama. Film ini berusaha menyampaikan pesan dan nilai-nilai moral tanpa terkesan memihak pada satu sisi, dalam hal ini umat Muslim. Hal tersebut diwujudkan dalam kisah-kisah yang dituangkan dalam film ini. Dalam film ini, sutradara tidak hanya menceritakan tentang bagaimana warga Amerika Serikat memperlakukan umat Muslim secara tidak adil, namun juga menampilkan bagaimana warga Amerika Serikat mampu bersikap baik terhadap umat Muslim di tengah tragedi yang menimpa negara mereka. Peneliti menilai bahwa film My Name is Khan ini memiliki muatan positif sebagai media kritik terhadap peristiwa- peristiwa sosial yang terjadi di lingkungan kita. Terlebih lagi film ini sarat akan nilai-nilai religius, sosial dan moril yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam menghadapi tantangan dunia yang penuh dengan keberagaman. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang film ini ke dalam bentuk skripsi berjudul : FILM MY NAME IS KHAN ( Studi Analisis Isi Tentang Stereotip Umat Muslim Oleh Warga Amerika Serikat )
  • 6. 6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pokok-pokok pemikiran pada pemaparan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa kategori yang terdapat dalam setiap adegan bertema stereotip umat Muslim oleh warga Amerika Serikat dalam film My Name is Khan ? 2. Berapa besar persentase masing-masing kategori dalam setiap adegan bertema stereotip umat Muslim oleh warga Amerika Serikat dalam film My Name is Khan ? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian • Untuk mengetahui kategori yang terdapat dalam setiap adegan bertema stereotip umat Muslim oleh warga Amerika Serikat dalam film My Name is Khan. • Untuk mengetahui besar persentase masing-masing kategori dalam adegan bertema stereotip umat Muslim oleh warga Amerika Serikat dalam film My Name is Khan. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan teoritis • Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi terhadap perkembangan peranti teori komunikasi, khususnya dalam bidang analisis isi film.
  • 7. 7 • Penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi atau literatur kepustakaan mengenai kajian isi pesan dalam film, khususnya film yang menyoroti aspek sosial, khusunya mengenai stereotip. • Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai komunikasi massa, film dan analisis media serta sebagai bahan referensi bagi yang membutuhkan. b. Kegunaan praktis • Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kerangka acuan bagi para praktisi film dalam memproduksi film yang sarat akan nilai kehidupan sehingga dapat lebih memberikan manfaat bagi para pecinta film. • Penelitian ini digunakan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana di jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. D. Kerangka Konseptual Media massa terus menerus mengalami perkembangan sampai saat ini. Menurut Littlejohn (2009:410), produksi media merespon terhadap perkembangan sosial dan budaya dan selanjutnya memengaruhi perkembangan tersebut. Funkhouser (Severin & Tankard, 2008 : 266) melihat hubungan antara opini publik dengan isi media, dan hubungan antara isi media dengan realitas yang menunjukkan persesuaian yang kuat diantaranya. Itu berarti bahwa antara media, manusia dan lingkungannya tidak dapat
  • 8. 8 dipisahkan. Ini semakin memantapkan kutipan McLuhan yang mengatakan bahwa media juga adalah pesan itu sendiri Gumpert dan Cathcart (Tubbs dan Moss 1996 : 256 ; Saefullah 2007 : 217) menyebutkan televisi sebagai sumber utama pengetahuan bangsa Amerika mengenai orang-orang asing. Berdasarkan temuan mereka, stereotip dari media massa memengaruhi interaksi secara tatap muka dengan orang- orang dari budaya lain. Hal tersebut berarti bahwa media massa memainkan peran yang penting dalam pengambilan keputusan warga Amerika Serikat, baik itu dalam bersikap maupun berperilaku. Fakta diatas telah menunjukkan bahwa media massa, dalam hal ini film, tidak semata-mata diproduksi sebagai sarana menyalurkan seni atau memiliki motif komersil di dalamnya, sebab film bertindak nyata dengan saling mempengaruhi terhadap manusia dan lingkungannya. Perasaan dan pengalaman yang hadir saat menonton film pun menjadikan film sebagai media yang spesial karena dapat membuat khalayak terbawa ke dalam film bersama dimensi yang dihadirkan. Namun selain kelebihan tersebut, film juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari film adalah sangat multitafsir. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kesiapan setiap individu dalam menghadapi terpaan media. Penonton yang baik mampu menyaring informasi yang diperoleh sehingga dapat meminimalisir dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh sebuah media. Film dan budaya memiliki keterkaitan sebab di dalam setiap film terdapat ideologi yang menjadi dasar film tersebut diproduksi dan dikonsumsi.
  • 9. 9 Film My Name is Khan adalah film yang mengisahkan tentang perjuangan seorang Muslim bernama Rizwan Khan untuk menghapuskan stereotip yang berkembang di Amerika Serikat pasca tragedi 11 September. Peristiwa ini membentuk stereotip bahwa Islam sehingga umat Muslim di Amerika Serikat mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari lingkungan mereka. Johnson (dalam Liliweri, 2005:208) mengemukakan bahwa stereotip adalah keyakinan seseorang untuk menggeneralisasikan sifat-sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman bersama. Stereotip berangkat dari kegagalan untuk memahami kelompok yang dijadikan sasaran yang mengakibatkan jatuhnya vonis keliru dan penilaian yang tidak berdasar. Judd (dalam Wade & Tavris, 2007 : 312) mengatakan bahwa stereotip merefleksikan perbedaan antar orang, dan mereka juga mendistorsikan kenyataan dalam tiga cara. Pertama, mereka melebih-lebihkan perbedaan antar kelompok, membuat kelompok yang distereotipkan terlihat aneh, asing, atau berbahaya tidak seperti “kami”. Kedua, mereka menghasilkan persepsi selektif, orang-orang cenderung untuk melihat bukti-bukti yang sesuai dengan stereotip dan menolak adanya persepsi yang tidak sesuai dengan stereotip. Ketiga, mereka mengabaikan perbedaaan masing-maisng anggota dalam kelompok asing ini. Stereotip menciptakan kesan bahwa setiap anggota kelompok tersebut pastilah sama. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis isi kuantitatif. Metode ini digunakan untuk melihat karakteristik dari isi pesan yang
  • 10. 10 merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat (McQuail, 2000 : 305). Dalam film My Name is Khan, yang menjadi fokus penelitian adalah berkembangnya stereotip di benak warga Amerika Serikat terhadap umat Muslim. Terdapat hubungan yang searah antara stereotip, prasangka dan perilaku terbuka. Stereotip negatif yang tertanam dalam benak seseorang atau sekelompok orang dapat mendorong terbentuknya prasangka yang buruk pula sehingga berujung pada manifestasi dari prasangka itu sendiri. Sendjaja (2002:316) mengatakan bahwa terdapat lima macam manifestasi yang dimaksudkan di atas, yaitu : 1. Antilokusi, yakni berbicara dengan teman-teman sendiri atau orang lain mengenai sikap-sikap, perasaan-perasaan, pendapat-pendapat, dan stereotip tentang sekelompok orang tertentu. Sedangkan menurut Boyd, antilokusi adalah pengungkapan perasaan antagonis secara bebas. 2. Penghindaran diri, yakni menghindarkan diri dari setiap kesempatan untuk bertemu dan berkomunikasi dengan kelompok orang yang tidak disukai. 3. Diskriminasi, yakni membuat pembedaan-pembedaan melalui tindakan- tindakan aktif. Misalnya, tidak membolehkan orang-orang dari kelompok yang tidak disenangi bekerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu, atau ikut serta dalam suatu kegiatan tertentu. 4. Serangan fisik, yakni bentuk kegiatan kekerasan fisik yang didorong oleh emosi. Misalnya, pengusiran, pemukulan, dan bentuk kekerasan fisik lainnya.
  • 11. 11 5. Pemusnahan, yakni bentuk manifestasi prasangka yang intensitasnya paling keras atau kuat. Misalnya, memberikan hukuman mati tanpa proses pengadilan, pembunuhan massal. Hasil dari kategorisasi ini dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1.1 Lembar coding No. Adegan : Lokasi : Unit Unit Konteks Pencatatan Antilokusi Penghindaran diri Diskriminasi Serangan fisik Pemusnahan Kata Kalimat Potongan Adegan Penjelasan : Keterangan :  : Tanda yang digunakan untuk menyatakan adanya unsur stereotip Penjelasan : Untuk mencantumkan kata, kalimat, atau adegan yang ditampilkan
  • 12. 12 Keseluruhan hal tersebut tergambar dalam skema berikut ini : Gambar 1.1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Film My Name Is Khan Analisis Isi Deskriptif Realitas Sosial Interpretasi Sutradara Stereotip terhadap umat Muslim 1. Antilokusi 2. Penghindaran Diri 3. Diskriminasi 4. Serangan fisik 5. Pemusnahan
  • 13. 13 E. Definisi Operasional 1. Stereotip adalah menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. 2. Warga Amerika Serikat adalah sekelompok orang yang secara resmi berstatus warga negara Amerika Serikat atau orang yang berdomisili di Amerika Serikat baik itu laki-laki maupun perempuan. 3. Amerika Serikat adalah adalah negara adidaya yang terletak di benua Amerika bagian utara yang berbatasan langsung dengan Meksiko dan Teluk Meksiko, Kanada, Samudera Pasifik, dan Samudera Atlantik. 4. Umat Muslim adalah kumpulan atau sekelompok orang yang menganut agama Islam dari berbagai belahan dunia, baik itu laki-laki maupun perempuan. 5. Film adalah kumpulan gambar yang bergerak dinamis yang direkam melalui kamera video yang membentuk sebuah alur cerita yang dibuat dengan memasukkan unsur seni dan komersial di dalamnya. 6. Film My Name is Khan adalah film yang mengangkat tema tentang stereotip terhadap umat Muslim di Amerika Serikat pasca tragedi 11 September. Film ini disutradarai oleh Karan Johar dan dibintangi oleh aktor Shahrukh Khan. 7. Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan.
  • 14. 14 F. Metode Penelitian 1. Objek dan Waktu Penelitian a. Objek penelitian adalah film My Name is Khan yang berdurasi 161 menit, yang ditayangkan pada tahun Februari 2011 dalam bentuk keping DVD. Film ini disutradarai oleh Karan Johar dan aktor Sharhrukh Khan sebagai pemeran utamanya. b. Waktu penelitian berlangsung selama empat bulan, yaitu dari bulan April hingga Juli 2012. 2. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena pendekatan ini merujuk pada penghitungan dan pengukuran secara akurat mengenai aspek dan kategori dari pesan yang disampaikan dalam film My Name is Khan. Untuk menjawab rumusan masalah, peneliti menggunakan pendekatan analisis isi deskriptif. Dalam penelitian ini, selain melakukan penghitungan dan pengukuran terhadap isi pesan, peneliti juga akan melihat, mengamati, mengategorisasikan dan mendeskripsikan bentuk stereotip yang ditampilkan dalam film My Name is Khan. 3. Teknik Pengumpulan Data Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan cara : a. Primer : Melakukan pengamatan terhadap adegan-adegan stereotip yang terdapat dalam film My Name is Khan untuk kemudian dikategorisasikan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.
  • 15. 15 b. Sekunder : Pengumpulan data berupa teks film My Name is Khan yang terdapat dalam keping DVD serta sejumlah data yang berkaitan dengan produksi film. Selain itu melakukan penelitian pustaka dengan mengkaji dan mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti untuk mendukung asumsi sebagai landasan teori permasalahan yang dibahas. Untuk memudahkan peneliti dan coder dalam melakukan penelitian analisis isi deskriptif ini, langkah awal yang dilakukan adalah menentukan unit analisis. Menentukan analisis isi sangat penting karena unit analisis nantinya akan menentukan aspek dari teks yang dilihat dan pada akhirnya hasil atau temuan yang diperoleh. Penentuan unit analisis yang tepat dapat menghasilkan data yang valid dan menjawab tujuan penelitian (Eriyanto, 2011:58). • Unit Sampel ( Sampling Units ) Unit sampel adalah unit yang dipilih (diseleksi) oleh peneliti untuk didalami. Unit sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah berfokus pada adegan yang mengandung tema stereotip umat Muslim oleh warga Amerika Serikat yang ditampilkan dalam film My Name is Khan. • Unit Pencatatan ( Recording Units ) Unit pencatatan adalah unit analisis yang berkaitan dengan bagian dari isi yang akan dicatat, dihitung, dan dianalisis. Unit pencatatan terbagi atas lima macam unit, yaitu unit fisik, sintaksis, referensial,
  • 16. 16 proporsional, dan tematik. Dalam penelitian ini, peneliti memilih unit sintaksis karena paling sesuai dengan objek yang ingin diteliti, yaitu film. Unit sintaksis adalah unit analisis yang menggunakan elemen atau bagian bahasa dari suatu isi, dalam hal ini peneliti memilih tiga aspek, yaitu kata, kalimat, dan potongan adegan yang di dalamnya mengangkat tema stereotip umat Muslim oleh warga Amerika Serikat. • Unit Konteks ( Context Units ) Unit konteks dipakai ketika unit pencatatan yang digunakan ketika unit pencatatan tidak mampu menjawab rumusan masalah. Peneliti memutuskan untuk menggunakan unit konteks karena jika menggunakan unit pencatatan sintaksis, kebutuhan akan penggunakan unit konteks tergolong tinggi. Untuk memudahkan, peneliti telah memilih lima manifestasi sebagai bentuk kategorisasi tema stereotip umat Muslim oleh warga Amerika Serikat dalam film My Name is Khan, yaitu : 1. Antilokusi 2. Penghindaran diri 3. Diskriminasi 4. Serangan fisik 5. Pemusnahan 4. Teknik Analisis Data Dalam uji reliabilitas kategori, penulis menggunakan sistem coding, dimana peneliti dibantu oleh orang lain yang ditunjuk untuk
  • 17. 17 menjadi pembanding atau hakim guna mengukur ketepatan penilaian peneliti terhadap kategori adegan yang bertema stereotip dalam film My Name Is Khan. Sistem ini dirasa paling tepat karena untuk melakukan sebuah analisis dalam adegan film, diperlukan pemikiran subyektif, dan untuk menyamakan perspektif subyektif tersebut, diperlukan sebuah pembanding. Dengan hasil pemikiran peneliti dibandingkan dengan pemikiran orang lain yang ditunjuk oleh peneliti sebagai pembanding atau hakim. Uji ini dikenal dengan uji antar kode. Yang kemudian hasil pengcodingan dibandingkan dengan formula Holsti, yaitu: 2M CR = N1+N2 Keterangan: CR : Coeficient Reliability M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh coder dan periset N1,N2 : Jumlah peryataan yang diberi kode oleh coder dan periset Dalam formula Holsti, angka reliabilitas minimum yang ditoleransi adalah 0,7 atau 70%. Artinya, kalau hasil perhitungan menunjukkan angka reliabilitas di atas 0,7, berarti alat ukur ini benar-benar reliabel. Tetapi, jika di bawah angka 0,7, berarti alat ukur (coding sheet) bukan alat yang realiabel (Eriyanto, 2011 : 290).
  • 18. 18 Namun, menguji reliabilitas menggunakan formula Holsti tidaklah cukup karena mempunyai kelemahan mendasar. Oleh karena itu, untuk kembali mempertegas keterhandalan penelitian ini, peneliti menggunakan formula Scott Pi. Eriyanto dalam Analisis Isi mengatakan bahwa formula Holsti tidak memperhitungkan peluang (chance) probabilitas. Formula Holsti hanya memperhitungkan apakah di antara koder itu terdapat persetujuan atau tidak tanpa memperhitungkan berapa kategori yang dipakai. Padahal, seharusnya jumlah kategori akan menentukan peluang (chance) terjadinya persetujuan. Selain itu, formula yang dibuat oleh Scott ini lebih valid dalam mengukur angka reliabilitas. Ambang penerimaan yang sering dipakai untuk uji reabilitas kategorisasi adalah 0,75. Jika persetujuan antara coder (periset dan hakim) tidak mencapai 0,75, maka kategorisasi operasional mungkin perlu dirumuskan lebih spesifik lagi. Artinya kategorisasi yang dibuat belum mencapai tingkat keterandalan atau keterpercayaan (Rahmat, 2008:238). Penyempurnaan untuk memperkuat relibilitas yaitu dengan menggunakan formula Scott Pi sebagai berikut : (% observed agreement- % expected agreement) Pi = (1- % expected agreement) Keterangan : Pi : Nilai keterhandalan (validitas) Observed agreement : Jumlah yang disetujui oleh pengkode yaitu CR
  • 19. 19 Expected agreement : Persetujuan yang diharapkan dalam suatu kategorisasi, dinyatakan dalam jumlah hasil pengukuran dari proporsi keseluruhan, yaitu proporsi dari jumlah pesan yang dikuadratkan. Selain menguji realibilitas, penelitian ini juga perlu diuji kevaliditasannya. Validitas memastikan bahwa alat ukur yang dipakai oleh peneliti adalah sahih ( valid ) dan dapat menjamin bahwa temuan-temuan dalam penelitian juga dihasilkan dari pengukuran yang tepat. Eriyanto ( 2011 : 260 ) menyebutkan bahwa terdapat lima macam validitas dalam analisis isi, yaitu validitas muka, validitas kecocokan, validitas konstruk, validitas prediktif dan validitas isi. Dalam menguji validitas penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan validitas isi. Neuendorf ( dalam Eriyanto ) mengatakan bahwa validitas isi berkaitan dengan apakah alat ukur telah memasukkan semua dimensi, semua indikator secara lengkap dari konsep yang hendak diukur. Tingkat kevaliditasan dalam penelitian analisis isi tidak dapat diukur dengan angka. Oleh karena itu, validitas isi berpedoman pada pengakuan ahli yang terdapat dalam buku atau jurnal.
  • 20. 20