SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Banyak orang kaget dan terperangah ternyata setahun sudah usianya berlalu. Mereka tidak merasa jam
demi jam berlalu, hari demi hari bahkan bulan demi bulan. Seakan-akan setahun berlalu dengan tiba-tiba
tanpa memberi peringatan terlebih dahulu. Setelah setahun berlalu mereka buru-buru mengadakan
evaluasi amal.
Demi Allah, ini adalah tanda kelalaian, panjang angan-angan dan bergantung dengan dunia seakan-akan
tinggal di dunia selamanya. Siapa di antara kita yang tidak akan mati? Siapa di antara kita yang selalu
sehat tanpa sakit, kuat tanpa lemah, muda tanpa tua?
Allah berfirman yang artinya, “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala
penentuan, dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” (QS al Qashash[28]: 88)
Menunda evaluasi amal, keinginan bertaubat dan beramal shalih setelah genap satu tahun berlalu
bukanlah ajaran Salafus Shalih bahkan itu adalah bukti lalai dan panjang angan-angan.
Generasi terbaik umat ini sangat perhatian dengan berlalunya kedipan mata, menit, detik, siang dan
malam. Mereka koreksi amal mereka di sepanjang waktu dengan disertai bertaubat dan memperbanyak
amal kebajikan yang bisa menghilangkan keburukan dan memutihkan lembar catatan amal.
Demikianlah pandangan mereka tentang kehidupan. Hidup adalah berjalannya menit dan detik bukan
berlalunya tahun sebagaimana pandangan kita. Mereka sering merenungkan perjalanan waktu, silih
bergantinya jam dan betapa cepatnya umur berkurang. Mereka sangat menyadari hal ini. Mereka siap
menghadapi bencana dan petaka yang datang silih berganti seiring datangnya sang waktu. Mereka
menyadari bahwa mereka sedang berlomba. Dalam lomba tentu ada yang menang dan ada yang kalah.
Sedangkan hasil akhir sebuah perlombaan tidak bisa direvisi atau diganggu gugat. Trofi perlombaan
tersebut adalah bahagia selamanya atau sengsara selamanya.
‫ي‬َ‫ا‬‫أ‬َ‫يه‬ َََ‫ا‬‫ي‬‫ج‬َ‫أ‬َّ‫ة‬َّ ‫ي‬ُ‫ل‬ُ‫و‬‫د‬ٌ‫ي‬َ‫َل‬ ََ‫ُي‬َََ‫يو‬َ‫ا‬‫أ‬َ‫يه‬ َََ‫ا‬‫ي‬‫ج‬َ‫أ‬َّ‫ة‬َّ ‫ي‬ُ‫ول‬‫د‬َ ‫ي‬َ‫َل‬ ََ‫ُي‬ََ
“Wahai penduduk surga, kalian kekal. Tidak ada kematian. Wahai penduduk neraka, kalian kekal, tiada
kematian.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id al Khudri)
Betapa indahnya orang yang beruntung dan betapa sialnya orang yang merugi
Manusia-manusia pilihan tersebut mengetahui bagaimana harus memfungsikan waktu untuk melakukan
hal-hal yang mendatangkan kemuliaan bagi mereka di dunia dan kebahagiaan di akhirat nanti. Mereka
habiskan waktu mereka untuk berzikir, bersyukur dan beribadah kepada Allah dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah perilaku mereka sebelum ajal tiba. Dengan itu mereka mendapatkan kemuliaan di dunia dan
adanya rasa cinta yang tertanam dalam lubuk hati generasi sesudahnya. Sedangkan di akhirat maka
Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang beramal sebaik-baiknya.
Mereka tiada, ahli maksiat juga tiada. Orang shalih meninggal, orang rusakpun meninggal. Orang yang
gemar beribadah mati, orang yang lalai juga mati. Yang bersyukur ataupun tidak, semuanya direnggut
oleh malaikat kematian. Yang gemar meneladani Nabi ataupun yang kecanduan bid’ah juga menelan pil
pahit kematian. Siapakah yang beruntung di antara mereka dan siapakah yang merugi dari dua golongan
tersebut?
Jika orang mengadakan evaluasi amal setiap hari maka apa saja yang diamalkan terpampang jelas di
hadapannya. Dia tahu betul apa saja amal buruk atau amal baik yang dia miliki. Dia pun lantas bisa
bersyukur kepada-Nya atas taufik-Nya untuk berbuat baik dan bisa segera bertaubat dari segala amal
buruknya. Namun jika evaluasi amal ditunda hingga genap satu tahun maka bagaimana mungkin bisa
mengingat semua amal keburukan yang sudah dilakukan sepanjang tahun. Setan membuatnya lupa.
Panjang angan-angan menguasai dirinya. Nafsunya pun turut memperdaya. Di samping itu secara
normal manusia suka melupakan dan menutup mata dari keburukan yang pernah dia lakukan.
Sehingga saat evaluasi akhir tahun, dia pun merasa biasa-biasa saja tanpa beban disebabkan adanya
kesalahan besar yang pernah dikerjakan. Pada akhirnya dia buka lembaran tahun berikutnya
sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, lalai, ceroboh, meremehkan dan memperturutkan hawa nafsu.
Karenanya salaf shalih tidak pernah membiarkan satu malam pun berlalu tanpa berpikir, merenung,
evaluasi amal, memperbaharui taubat, dan memohon maaf serta ampunan-Nya diiringi tangisan.
Generasi emas umat ini tidak pernah menangisi dunia yang tidak bisa direngkuh, popularitas palsu dan
jabatan yang hilang. Mereka hanya menyesali waktu yang berlalu tanpa amal shalih.
Ibnu Mas’ud mengatakan, “Aku tidak pernah menyesali sesuatu sebagaimana penyesalannya
disebabkan matahari sudah tenggelam yang berarti jatah hidupku berkurang namun amal kebaikanku
tidak bertambah”.
Inilah buah dari keyakinan tentang cepatnya perjalanan hidup, habisnya umur tanpa disadari dan
pengetahuan tentang betapa manisnya keberuntungan dan betapa pahitnya kerugian.
Oleh karena itu mereka selalu bergerak, meningkatkan diri, memacu prestasi. Mereka benar-benar sadar
bahwa hasil akhir dari kecerobohan dalam mengatur hidup hanyalah penyesalan.
Abu Bakar bin ‘Iyyasy demikian heran dengan orang yang menjaga hartanya tapi menelantarkan
waktunya. Beliau berkata, “Ada orang yang jika satu dirham uangnya jatuh di jalan akan mengatakan,
‘Inna lillah, uangku sebesar satu dirham amblas’. Ironinya dia tidak pernah berucap, ‘Satu hariku hilang
tanpa kumanfaatkan dengan beramal”.
Keadaan yang semisal dengan yang beliau sampaikan mereka buah lalai dari mengingat Allah dan
kampung akhirat serta hati yang penuh dengan cinta dan memuja dunia.
Jika malam tiba, Mufadhdhal bin Yunus mengatakan, “Sudah genap sehari umurku berlalu.” Demikian
pula jika pagi tiba, beliau menyambutnya dengan berkata, “Genap sudah semalam umurku berkurang”.
Saat menjelang meninggal beliau menangis seraya berkata, “Aku sadar dengan beriringnya malam dan
siang aku memiliki hari yang sangat menyusahkan, menyedihkan dan menyesakkan. Tiada sesembahan
yang berhak disembah melainkan zat yang menetapkan kematian atas makhluknya dan menjadikannya
sebagai sebuah keadilan di antara hamba-hambaNya”. Setelah itu beliau membaca firman Allah,
‫ي‬ََّ‫يو‬ََ‫ل‬َ‫يق‬َّ‫ا‬ََََْ‫ي‬ ََّ‫ا‬َََ‫ي‬ َََّ‫أ‬َّ‫ة‬‫ب‬َ‫ل‬ٌُ‫ي‬ََُُ‫ل‬َ‫ي‬َ‫يو‬َ‫ا‬‫أ‬َ‫ل‬ٌ‫ي‬َ‫ع‬َ‫ة‬َ ‫ي‬ َُ‫و‬ٌ‫ي‬َّ‫أل‬ٌَََّْ‫ي‬ٌََََُّ‫ي‬َ‫أ‬
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. al Mulk[67]: 2). Beliau kemudian menarik
napas panjang lantas tak lama kemudian meninggal.
Saudaraku, betapa banyak hari dan malam yang berlalu tanpa kau sadari? Kapan kita akan sadar dari
kelalaian ini? Kapan kita akan bangun dari tidur panjang untuk menyongsong akhirat dan
mempertanggungjawabkan amal yang ada di pundak kita. Allah berfirman yang artinya,“Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”(QS. al Ahzab[33]: 72)
Mereka berusaha sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas amal mereka. Meski demikian mereka
tidak menganggap diri mereka telah melakukan yang terbaik. Mereka tetap memandang diri mereka
belum berbuat apa-apa. Karena itu mereka khawatir amal mereka ditolak dan tidak ada satupun yang
Allah terima.
Ibnul Qayyim berkata, “Siapa saja yang merenungkan keadaan para sahabat tentu akan berkesimpulan
bahwa mereka sangat sungguh-sungguh dalam beramal diiringi rasa takut yang begitu mendalam.
Sedangkan kita memadukan antara sikap meremehkan amal dengan rasa aman dari siksa Allah.”
Demikian komentar beliau mengenai diri beliau sendiri dan orang yang sezaman dengan beliau. Padahal
beliau populer dengan takwa, zuhud dan wara’. Lalu komentar apa yang bisa kita katakan tentang diri kita
dan orang-orang di zaman kita saat ini?!
Mufadhdhal bin Yunus bercerita, “Suatu hari aku berjumpa dengan saudara Bani al Harits yang bernama
Muhammad bin an Nadhr dalam kondisi murung dan sedih. “Bagaimanakah keadaanmu? Ada apa
dengan dirimu”, sapaku. “Satu malam dari umurku sudah berlalu sedangkan aku belum berbuat apa-apa
untuk diriku. Satu hari juga sudah berlalu dan aku belum melihat diriku berbuat sesuatu yang
berarti. ‘Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un’, jawabnya dengan lugas.
Apakah beliau benar-benar belum berbuat apa-apa? Tentu kita yakin, kata tidak adalah jawaban dari
pertanyaan tersebut karena adalah orang yang gemar mengerjakan shalat, berpuasa dan berzikir. Tetapi
mereka menilai bahwa mereka belum melakukan apa yang seharusnya mereka kerjakan. Mereka selalu
menilai diri mereka belum berbuat yang terbaik padahal mereka telah melakukan yang terbaik dan
mereka telah bersusah-payah untuk itu. (Kaifa Nastaqbil ‘Amana al Jadid, hal 3-10, Penerbit Madarul
Wathon)

More Related Content

What's hot

Do’a dan dongeng 2
Do’a dan dongeng 2Do’a dan dongeng 2
Do’a dan dongeng 2Dr. Maman SW
 
Praktik menejemen berbasis alqur'an
Praktik menejemen berbasis alqur'anPraktik menejemen berbasis alqur'an
Praktik menejemen berbasis alqur'anFamiliantoro Maun
 
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin JindanMasjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin JindanBuya Fachriy
 
Do’a dan dongeng
Do’a dan dongengDo’a dan dongeng
Do’a dan dongengDr. Maman SW
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Tips iradah qowiyyah
Tips iradah qowiyyahTips iradah qowiyyah
Tips iradah qowiyyahetonjameela
 
Berkumpul disurga bersama keluarga
Berkumpul disurga bersama keluarga  Berkumpul disurga bersama keluarga
Berkumpul disurga bersama keluarga Masher Zen
 
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak TasawufTaubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawufannisa berliana
 
Khutbah idul fitri 2015 opis
Khutbah idul fitri 2015   opisKhutbah idul fitri 2015   opis
Khutbah idul fitri 2015 opisOpissen Yudisyus
 
(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swaraDr. Maman SW
 
Pesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan SurgaPesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan SurgaIdrus Abidin
 
(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swaraDr. Maman SW
 

What's hot (20)

Abu nawas dengan syair i
Abu nawas dengan syair iAbu nawas dengan syair i
Abu nawas dengan syair i
 
Do’a dan dongeng 2
Do’a dan dongeng 2Do’a dan dongeng 2
Do’a dan dongeng 2
 
Praktik menejemen berbasis alqur'an
Praktik menejemen berbasis alqur'anPraktik menejemen berbasis alqur'an
Praktik menejemen berbasis alqur'an
 
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin JindanMasjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
 
Do’a dan dongeng
Do’a dan dongengDo’a dan dongeng
Do’a dan dongeng
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Tips iradah qowiyyah
Tips iradah qowiyyahTips iradah qowiyyah
Tips iradah qowiyyah
 
Berkumpul disurga bersama keluarga
Berkumpul disurga bersama keluarga  Berkumpul disurga bersama keluarga
Berkumpul disurga bersama keluarga
 
Qabadh dan basath
Qabadh dan basathQabadh dan basath
Qabadh dan basath
 
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak TasawufTaubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
 
Khutbah idul fitri 2015 opis
Khutbah idul fitri 2015   opisKhutbah idul fitri 2015   opis
Khutbah idul fitri 2015 opis
 
(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara
 
Pesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan SurgaPesona Kenikmatan Surga
Pesona Kenikmatan Surga
 
Contoh pidato sederhana
Contoh pidato sederhanaContoh pidato sederhana
Contoh pidato sederhana
 
Nikmatnya surga
Nikmatnya surgaNikmatnya surga
Nikmatnya surga
 
Jalan terindah
Jalan terindahJalan terindah
Jalan terindah
 
(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara(18) getar rasa tanpa swara
(18) getar rasa tanpa swara
 
Khutbah
KhutbahKhutbah
Khutbah
 
Bersedekah
BersedekahBersedekah
Bersedekah
 

Similar to Banyak orang kaget dan terperangah ternyata setahun sudah usianya berlalu

SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docx
SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docxSKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docx
SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docxSitiAzziraIdris
 
Bertahun baru dengan muhasabah
Bertahun baru dengan muhasabahBertahun baru dengan muhasabah
Bertahun baru dengan muhasabahMuhsin Hariyanto
 
Kitab bidayatul hidayah
Kitab bidayatul hidayahKitab bidayatul hidayah
Kitab bidayatul hidayahTikno Grs
 
Materi khutbah 2
Materi khutbah 2Materi khutbah 2
Materi khutbah 2Khatam Hadi
 
Di depan gerbang kematian
Di depan gerbang kematianDi depan gerbang kematian
Di depan gerbang kematianErman Hidayat
 
Generasi terakhir umat manusia
Generasi terakhir umat manusiaGenerasi terakhir umat manusia
Generasi terakhir umat manusiaAsylum Prisoner
 
Bahaya pandangan materialistis
Bahaya pandangan materialistisBahaya pandangan materialistis
Bahaya pandangan materialistisAbyanuddin Salam
 
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)alhazimy
 

Similar to Banyak orang kaget dan terperangah ternyata setahun sudah usianya berlalu (10)

SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docx
SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docxSKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docx
SKRIP – HIKMAH MENGINGATI KEMATIAN.docx
 
Fitnah dunia
Fitnah duniaFitnah dunia
Fitnah dunia
 
Bertahun baru dengan muhasabah
Bertahun baru dengan muhasabahBertahun baru dengan muhasabah
Bertahun baru dengan muhasabah
 
Kitab bidayatul hidayah
Kitab bidayatul hidayahKitab bidayatul hidayah
Kitab bidayatul hidayah
 
Materi khutbah 2
Materi khutbah 2Materi khutbah 2
Materi khutbah 2
 
Di depan gerbang kematian
Di depan gerbang kematianDi depan gerbang kematian
Di depan gerbang kematian
 
Generasi terakhir umat manusia
Generasi terakhir umat manusiaGenerasi terakhir umat manusia
Generasi terakhir umat manusia
 
Bahaya pandangan materialistis
Bahaya pandangan materialistisBahaya pandangan materialistis
Bahaya pandangan materialistis
 
Bidayatul hidayah - al ghazali
Bidayatul hidayah - al ghazaliBidayatul hidayah - al ghazali
Bidayatul hidayah - al ghazali
 
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)
My Cookies (Abu Izzuddin Al Hazimi)
 

More from Erman Hidayat

Terjemah kitab-maulid-diba
Terjemah kitab-maulid-dibaTerjemah kitab-maulid-diba
Terjemah kitab-maulid-dibaErman Hidayat
 
9 orang yang tidak akan diajak bicara oleh allah
9 orang yang tidak akan diajak bicara oleh allah9 orang yang tidak akan diajak bicara oleh allah
9 orang yang tidak akan diajak bicara oleh allahErman Hidayat
 
9 keistimewaan bagi orang orang yang selalu shalat tepat waktu
9 keistimewaan bagi orang orang yang selalu shalat tepat waktu9 keistimewaan bagi orang orang yang selalu shalat tepat waktu
9 keistimewaan bagi orang orang yang selalu shalat tepat waktuErman Hidayat
 
8 nama surga dan 7 nama neraka beserta penghuninya
8 nama surga dan 7 nama neraka beserta penghuninya8 nama surga dan 7 nama neraka beserta penghuninya
8 nama surga dan 7 nama neraka beserta penghuninyaErman Hidayat
 
4 sungai di syurga berhulu di lafaz basmalah
4 sungai di syurga berhulu di lafaz basmalah4 sungai di syurga berhulu di lafaz basmalah
4 sungai di syurga berhulu di lafaz basmalahErman Hidayat
 
5 amalan yg mendatang rrizki n rahmat allah swt
5 amalan yg mendatang rrizki n rahmat allah swt5 amalan yg mendatang rrizki n rahmat allah swt
5 amalan yg mendatang rrizki n rahmat allah swtErman Hidayat
 
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah Zikir membangkitkan kekuatan bashirah
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah Erman Hidayat
 
3 waktu utama membaca ayat kursi
3 waktu utama membaca ayat kursi3 waktu utama membaca ayat kursi
3 waktu utama membaca ayat kursiErman Hidayat
 
3 amalan ringan penghapus dosa ini seringkali diabaikan
3 amalan ringan penghapus dosa ini seringkali diabaikan3 amalan ringan penghapus dosa ini seringkali diabaikan
3 amalan ringan penghapus dosa ini seringkali diabaikanErman Hidayat
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled PresentationErman Hidayat
 
Kisah malaikat seribu tangan
Kisah malaikat seribu tanganKisah malaikat seribu tangan
Kisah malaikat seribu tanganErman Hidayat
 
Kisah malaikat maut dan nabi ibrahim as
Kisah malaikat maut dan nabi ibrahim asKisah malaikat maut dan nabi ibrahim as
Kisah malaikat maut dan nabi ibrahim asErman Hidayat
 
Kisah lelaki yang melaknat iblis
Kisah lelaki yang melaknat iblisKisah lelaki yang melaknat iblis
Kisah lelaki yang melaknat iblisErman Hidayat
 
Kisah kemurahan hati mendatangkan rezeki
Kisah kemurahan hati mendatangkan rezekiKisah kemurahan hati mendatangkan rezeki
Kisah kemurahan hati mendatangkan rezekiErman Hidayat
 
Kisah kelahiran nabi muhammad
Kisah kelahiran nabi muhammadKisah kelahiran nabi muhammad
Kisah kelahiran nabi muhammadErman Hidayat
 
Kisah hikmah besi dan air
Kisah hikmah besi dan airKisah hikmah besi dan air
Kisah hikmah besi dan airErman Hidayat
 
Kisah cinta ketika kapal di ujung bahaya
Kisah cinta ketika kapal di ujung bahayaKisah cinta ketika kapal di ujung bahaya
Kisah cinta ketika kapal di ujung bahayaErman Hidayat
 

More from Erman Hidayat (20)

Terjemah kitab-maulid-diba
Terjemah kitab-maulid-dibaTerjemah kitab-maulid-diba
Terjemah kitab-maulid-diba
 
9 orang yang tidak akan diajak bicara oleh allah
9 orang yang tidak akan diajak bicara oleh allah9 orang yang tidak akan diajak bicara oleh allah
9 orang yang tidak akan diajak bicara oleh allah
 
9 keistimewaan bagi orang orang yang selalu shalat tepat waktu
9 keistimewaan bagi orang orang yang selalu shalat tepat waktu9 keistimewaan bagi orang orang yang selalu shalat tepat waktu
9 keistimewaan bagi orang orang yang selalu shalat tepat waktu
 
8 nama surga dan 7 nama neraka beserta penghuninya
8 nama surga dan 7 nama neraka beserta penghuninya8 nama surga dan 7 nama neraka beserta penghuninya
8 nama surga dan 7 nama neraka beserta penghuninya
 
4 sungai di syurga berhulu di lafaz basmalah
4 sungai di syurga berhulu di lafaz basmalah4 sungai di syurga berhulu di lafaz basmalah
4 sungai di syurga berhulu di lafaz basmalah
 
5 wasiat
5 wasiat5 wasiat
5 wasiat
 
5 amalan yg mendatang rrizki n rahmat allah swt
5 amalan yg mendatang rrizki n rahmat allah swt5 amalan yg mendatang rrizki n rahmat allah swt
5 amalan yg mendatang rrizki n rahmat allah swt
 
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah Zikir membangkitkan kekuatan bashirah
Zikir membangkitkan kekuatan bashirah
 
3 waktu utama membaca ayat kursi
3 waktu utama membaca ayat kursi3 waktu utama membaca ayat kursi
3 waktu utama membaca ayat kursi
 
3 amalan ringan penghapus dosa ini seringkali diabaikan
3 amalan ringan penghapus dosa ini seringkali diabaikan3 amalan ringan penghapus dosa ini seringkali diabaikan
3 amalan ringan penghapus dosa ini seringkali diabaikan
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Kisah malaikat seribu tangan
Kisah malaikat seribu tanganKisah malaikat seribu tangan
Kisah malaikat seribu tangan
 
Kisah malaikat maut dan nabi ibrahim as
Kisah malaikat maut dan nabi ibrahim asKisah malaikat maut dan nabi ibrahim as
Kisah malaikat maut dan nabi ibrahim as
 
Kisah lelaki yang melaknat iblis
Kisah lelaki yang melaknat iblisKisah lelaki yang melaknat iblis
Kisah lelaki yang melaknat iblis
 
Kisah koin penyok
Kisah koin penyokKisah koin penyok
Kisah koin penyok
 
Kisah kemurahan hati mendatangkan rezeki
Kisah kemurahan hati mendatangkan rezekiKisah kemurahan hati mendatangkan rezeki
Kisah kemurahan hati mendatangkan rezeki
 
Kisah kelahiran nabi muhammad
Kisah kelahiran nabi muhammadKisah kelahiran nabi muhammad
Kisah kelahiran nabi muhammad
 
Kisah hikmah besi dan air
Kisah hikmah besi dan airKisah hikmah besi dan air
Kisah hikmah besi dan air
 
Kisah cinta ketika kapal di ujung bahaya
Kisah cinta ketika kapal di ujung bahayaKisah cinta ketika kapal di ujung bahaya
Kisah cinta ketika kapal di ujung bahaya
 
Kiat meraih ilmu
Kiat meraih ilmuKiat meraih ilmu
Kiat meraih ilmu
 

Banyak orang kaget dan terperangah ternyata setahun sudah usianya berlalu

  • 1. Banyak orang kaget dan terperangah ternyata setahun sudah usianya berlalu. Mereka tidak merasa jam demi jam berlalu, hari demi hari bahkan bulan demi bulan. Seakan-akan setahun berlalu dengan tiba-tiba tanpa memberi peringatan terlebih dahulu. Setelah setahun berlalu mereka buru-buru mengadakan evaluasi amal. Demi Allah, ini adalah tanda kelalaian, panjang angan-angan dan bergantung dengan dunia seakan-akan tinggal di dunia selamanya. Siapa di antara kita yang tidak akan mati? Siapa di antara kita yang selalu sehat tanpa sakit, kuat tanpa lemah, muda tanpa tua? Allah berfirman yang artinya, “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” (QS al Qashash[28]: 88) Menunda evaluasi amal, keinginan bertaubat dan beramal shalih setelah genap satu tahun berlalu bukanlah ajaran Salafus Shalih bahkan itu adalah bukti lalai dan panjang angan-angan. Generasi terbaik umat ini sangat perhatian dengan berlalunya kedipan mata, menit, detik, siang dan malam. Mereka koreksi amal mereka di sepanjang waktu dengan disertai bertaubat dan memperbanyak amal kebajikan yang bisa menghilangkan keburukan dan memutihkan lembar catatan amal. Demikianlah pandangan mereka tentang kehidupan. Hidup adalah berjalannya menit dan detik bukan berlalunya tahun sebagaimana pandangan kita. Mereka sering merenungkan perjalanan waktu, silih bergantinya jam dan betapa cepatnya umur berkurang. Mereka sangat menyadari hal ini. Mereka siap menghadapi bencana dan petaka yang datang silih berganti seiring datangnya sang waktu. Mereka menyadari bahwa mereka sedang berlomba. Dalam lomba tentu ada yang menang dan ada yang kalah. Sedangkan hasil akhir sebuah perlombaan tidak bisa direvisi atau diganggu gugat. Trofi perlombaan tersebut adalah bahagia selamanya atau sengsara selamanya. ‫ي‬َ‫ا‬‫أ‬َ‫يه‬ َََ‫ا‬‫ي‬‫ج‬َ‫أ‬َّ‫ة‬َّ ‫ي‬ُ‫ل‬ُ‫و‬‫د‬ٌ‫ي‬َ‫َل‬ ََ‫ُي‬َََ‫يو‬َ‫ا‬‫أ‬َ‫يه‬ َََ‫ا‬‫ي‬‫ج‬َ‫أ‬َّ‫ة‬َّ ‫ي‬ُ‫ول‬‫د‬َ ‫ي‬َ‫َل‬ ََ‫ُي‬ََ “Wahai penduduk surga, kalian kekal. Tidak ada kematian. Wahai penduduk neraka, kalian kekal, tiada kematian.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id al Khudri) Betapa indahnya orang yang beruntung dan betapa sialnya orang yang merugi Manusia-manusia pilihan tersebut mengetahui bagaimana harus memfungsikan waktu untuk melakukan hal-hal yang mendatangkan kemuliaan bagi mereka di dunia dan kebahagiaan di akhirat nanti. Mereka habiskan waktu mereka untuk berzikir, bersyukur dan beribadah kepada Allah dengan sebaik-baiknya. Demikianlah perilaku mereka sebelum ajal tiba. Dengan itu mereka mendapatkan kemuliaan di dunia dan adanya rasa cinta yang tertanam dalam lubuk hati generasi sesudahnya. Sedangkan di akhirat maka Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang beramal sebaik-baiknya. Mereka tiada, ahli maksiat juga tiada. Orang shalih meninggal, orang rusakpun meninggal. Orang yang gemar beribadah mati, orang yang lalai juga mati. Yang bersyukur ataupun tidak, semuanya direnggut oleh malaikat kematian. Yang gemar meneladani Nabi ataupun yang kecanduan bid’ah juga menelan pil pahit kematian. Siapakah yang beruntung di antara mereka dan siapakah yang merugi dari dua golongan tersebut? Jika orang mengadakan evaluasi amal setiap hari maka apa saja yang diamalkan terpampang jelas di hadapannya. Dia tahu betul apa saja amal buruk atau amal baik yang dia miliki. Dia pun lantas bisa
  • 2. bersyukur kepada-Nya atas taufik-Nya untuk berbuat baik dan bisa segera bertaubat dari segala amal buruknya. Namun jika evaluasi amal ditunda hingga genap satu tahun maka bagaimana mungkin bisa mengingat semua amal keburukan yang sudah dilakukan sepanjang tahun. Setan membuatnya lupa. Panjang angan-angan menguasai dirinya. Nafsunya pun turut memperdaya. Di samping itu secara normal manusia suka melupakan dan menutup mata dari keburukan yang pernah dia lakukan. Sehingga saat evaluasi akhir tahun, dia pun merasa biasa-biasa saja tanpa beban disebabkan adanya kesalahan besar yang pernah dikerjakan. Pada akhirnya dia buka lembaran tahun berikutnya sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, lalai, ceroboh, meremehkan dan memperturutkan hawa nafsu. Karenanya salaf shalih tidak pernah membiarkan satu malam pun berlalu tanpa berpikir, merenung, evaluasi amal, memperbaharui taubat, dan memohon maaf serta ampunan-Nya diiringi tangisan. Generasi emas umat ini tidak pernah menangisi dunia yang tidak bisa direngkuh, popularitas palsu dan jabatan yang hilang. Mereka hanya menyesali waktu yang berlalu tanpa amal shalih. Ibnu Mas’ud mengatakan, “Aku tidak pernah menyesali sesuatu sebagaimana penyesalannya disebabkan matahari sudah tenggelam yang berarti jatah hidupku berkurang namun amal kebaikanku tidak bertambah”. Inilah buah dari keyakinan tentang cepatnya perjalanan hidup, habisnya umur tanpa disadari dan pengetahuan tentang betapa manisnya keberuntungan dan betapa pahitnya kerugian. Oleh karena itu mereka selalu bergerak, meningkatkan diri, memacu prestasi. Mereka benar-benar sadar bahwa hasil akhir dari kecerobohan dalam mengatur hidup hanyalah penyesalan. Abu Bakar bin ‘Iyyasy demikian heran dengan orang yang menjaga hartanya tapi menelantarkan waktunya. Beliau berkata, “Ada orang yang jika satu dirham uangnya jatuh di jalan akan mengatakan, ‘Inna lillah, uangku sebesar satu dirham amblas’. Ironinya dia tidak pernah berucap, ‘Satu hariku hilang tanpa kumanfaatkan dengan beramal”. Keadaan yang semisal dengan yang beliau sampaikan mereka buah lalai dari mengingat Allah dan kampung akhirat serta hati yang penuh dengan cinta dan memuja dunia. Jika malam tiba, Mufadhdhal bin Yunus mengatakan, “Sudah genap sehari umurku berlalu.” Demikian pula jika pagi tiba, beliau menyambutnya dengan berkata, “Genap sudah semalam umurku berkurang”. Saat menjelang meninggal beliau menangis seraya berkata, “Aku sadar dengan beriringnya malam dan siang aku memiliki hari yang sangat menyusahkan, menyedihkan dan menyesakkan. Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan zat yang menetapkan kematian atas makhluknya dan menjadikannya sebagai sebuah keadilan di antara hamba-hambaNya”. Setelah itu beliau membaca firman Allah, ‫ي‬ََّ‫يو‬ََ‫ل‬َ‫يق‬َّ‫ا‬ََََْ‫ي‬ ََّ‫ا‬َََ‫ي‬ َََّ‫أ‬َّ‫ة‬‫ب‬َ‫ل‬ٌُ‫ي‬ََُُ‫ل‬َ‫ي‬َ‫يو‬َ‫ا‬‫أ‬َ‫ل‬ٌ‫ي‬َ‫ع‬َ‫ة‬َ ‫ي‬ َُ‫و‬ٌ‫ي‬َّ‫أل‬ٌَََّْ‫ي‬ٌََََُّ‫ي‬َ‫أ‬ “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. al Mulk[67]: 2). Beliau kemudian menarik napas panjang lantas tak lama kemudian meninggal. Saudaraku, betapa banyak hari dan malam yang berlalu tanpa kau sadari? Kapan kita akan sadar dari kelalaian ini? Kapan kita akan bangun dari tidur panjang untuk menyongsong akhirat dan mempertanggungjawabkan amal yang ada di pundak kita. Allah berfirman yang artinya,“Sesungguhnya
  • 3. Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”(QS. al Ahzab[33]: 72) Mereka berusaha sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas amal mereka. Meski demikian mereka tidak menganggap diri mereka telah melakukan yang terbaik. Mereka tetap memandang diri mereka belum berbuat apa-apa. Karena itu mereka khawatir amal mereka ditolak dan tidak ada satupun yang Allah terima. Ibnul Qayyim berkata, “Siapa saja yang merenungkan keadaan para sahabat tentu akan berkesimpulan bahwa mereka sangat sungguh-sungguh dalam beramal diiringi rasa takut yang begitu mendalam. Sedangkan kita memadukan antara sikap meremehkan amal dengan rasa aman dari siksa Allah.” Demikian komentar beliau mengenai diri beliau sendiri dan orang yang sezaman dengan beliau. Padahal beliau populer dengan takwa, zuhud dan wara’. Lalu komentar apa yang bisa kita katakan tentang diri kita dan orang-orang di zaman kita saat ini?! Mufadhdhal bin Yunus bercerita, “Suatu hari aku berjumpa dengan saudara Bani al Harits yang bernama Muhammad bin an Nadhr dalam kondisi murung dan sedih. “Bagaimanakah keadaanmu? Ada apa dengan dirimu”, sapaku. “Satu malam dari umurku sudah berlalu sedangkan aku belum berbuat apa-apa untuk diriku. Satu hari juga sudah berlalu dan aku belum melihat diriku berbuat sesuatu yang berarti. ‘Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un’, jawabnya dengan lugas. Apakah beliau benar-benar belum berbuat apa-apa? Tentu kita yakin, kata tidak adalah jawaban dari pertanyaan tersebut karena adalah orang yang gemar mengerjakan shalat, berpuasa dan berzikir. Tetapi mereka menilai bahwa mereka belum melakukan apa yang seharusnya mereka kerjakan. Mereka selalu menilai diri mereka belum berbuat yang terbaik padahal mereka telah melakukan yang terbaik dan mereka telah bersusah-payah untuk itu. (Kaifa Nastaqbil ‘Amana al Jadid, hal 3-10, Penerbit Madarul Wathon)