4. LATAR BELAKANG
Kecelakaan lalu-lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang
tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan
atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban
manusia dan/atau kerugian harta benda.
Maka dari itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
referensi bagi kita semua untuk melakukan tindakan yang
mampu menekan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia.
6. Boxplot
Boxplot Panjang Jalan Baik pada setiap pulau di atas,
dapat diketahui bahwa range terbesar terdapat pada Pulau
Maluku dan Papua sebesar 1147, Q1= 703, median = 1022,
Q3=1850, whiskers = 703 to 1850, N=3. Range terendah pada
Pulau Sumatera sebesar 485, Q1=438.75, median = 540.5,
Q3= 923.75, whiskers = 351 to 1093, N=10
Boxplot Panjang Jalan Rusak Berat pada setiap pulau
di atas, dapat diketahui bahwa range terbesar terdapat
pada Pulau Klimantan sebesar 156.25, Q1= 19.75, median
= 43.5, Q3=176, whiskers = 14 to 218, N=4. Range
terendah pada Pulau Nusa Tenggara sebesar 20, Q1=1,
median = 5, Q3= 21, whiskers = 1 to 21, N=3.
BoxplotJalanBaikBoxplotJalanRusakBerat
7. Boxplot Bis pada setiap pulau di
atas, dapat diketahui bahwa range
terbesar terdapat pada Pulau Jawa
sebesar 234384, Q1= 43653.3, median
= 86629.5, Q3=278037, whiskers =
26935 to 543202, N=6. Range terendah
pada Nusa Tenggara sebesar 32531,
Q1=37893, median = 60398, Q3=70424,
whiskers = 37893 to 70424, N=3.
Boxplot Mobil pada setiap pulau
di atas, dapat diketahui bahwa
range terbesar terdapat pada Pulau
Jawa sebesar 1836617, Q1= 377140,
median = 1406836, Q3=2213757,
whiskers = 212639 to 4078868, N=6.
Range terendah pada Kalimantan
sebesar 83802.5, Q1=284706, median
=300055, Q3=368509, whiskers =
281380 to 389537, N=4.
Boxplot Sepeda Motor pada setiap
pulau di atas, dapat diketahui
bahwa range terbesar terdapat pada
Pulau Jawa sebesar 11779459, Q1=
3784459, median = 12752034,
Q3=15563918, whiskers = 2842097 to
16080708, N=6. Range terendah pada
Pulau Maluku Papua sebesar 641154,
Q1=152729, median =779251,
Q3=793883 whiskers = 152729 to
793883, N=4.
Boxplot Bis
Boxplot Mobil
Boxplot Sepeda Motor
8. Boxplot Panjang Jalan Aspal pada
setiap pulau di atas, dapat diketahui
bahwa range terbesar terdapat pada
Pulau Maluku Papua sebesar 2256, Q1=
1119, median = 1618, Q3=3375, whiskers
= 1119 to 3375, N=3. Range terendah
pada Pulau Kalimantan sebesar 824.25,
Q1=1251, median = 1798.5, Q3= 2075.25,
whiskers = 1124 to 2112, N=4.
Boxplot Panjang Jalan Tidak Aspal
pada setiap pulau di atas, dapat
diketahui bahwa range terbesar
terdapat pada Pulau Maluku Papua
sebesar 504, Q1= 84, median = 154,
Q3=588, whiskers = 84 to 588, N=3.
Range terendah pada Pulau Nusa
Tenggara sebesar 69, Q1=7, median =
31, Q3= 76, whiskers = 7 to 76, N=3
Boxplot intensitas kecelakaan pada
setiap pulau di atas, dapat diketahui
bahwa range terbesar terdapat pada
Pulau Jawa sebesar 16661.8, Q1=
3920.75, median = 6742.5, Q3=20582.5,
whiskers = 1499 to 24757, N=6. Range
terendah pada Pulau Kalimantan
sebesar 537.5, Q1=575.75, median =
873, Q3= 1113.25, whiskers = 487 to
1183, N=4
Boxplot Jalan Aspal
Boxplot Jalan Tidak Aspal
Boxplot Intensitas Kecelakaan
9. violin plot
ViolinPlotJalanBaikViolinPlotJalanRusakBerat
Dari violin plot dismaying dapat diketahui
kepadatan data peluang dari panjang jalan rusak
berat setiap pulau. Kepadatan data tertinggi
terdapat pada Pulau Nusa Tenggara karena memiliki
grafik paling cembung, dan kepadatan dengan
peluang terendah ada di Kepulauan Maluku Papua
dan Klaimantan dengan grafik pipih.
Dari violin plot diatas dapat diketahui kepadatan
data peluang dari panjang jalan baik setiap
pulau. Kepadatan data tertinggi terdapat pada
Pulau Kalimantan karena memiliki grafik paling
cembung, dan kepadatan dengan peluang terendah
ada di Pulau Maluku dan Papua dengan grafik
paling pipih.
0
1000
2000
jalan baik
x
baik
pulau
jawa
kalimantan
maluku papua
nusa tgr
sulawesi
sumatera
0
100
200
300
jalan rusak berat
x
rusak.berat
pulau
jawa
kalimantan
maluku papua
nusa tgr
sulawesi
sumatera
10. Violin Plot Bis
Violin Plot Mobil
Violin Plot Sepeda Motor
Dari violin plot di dapat diketahui
kepadatan data peluang dari banyaknya
bis setiap pulau. Kepadatan data
tertinggi terdapat pada Kepulauan
Nusa Tenggara karena memiliki grafik
paling cembung, dan kepadatan dengan
peluang terendah ada di Pulau Jawa
dengan grafik paling pipih.
Dari violin plot diatas dapat
diketahui kepadatan data peluang
dari banyaknya mobil setiap pulau.
Kepadatan data tertinggi terdapat
pada Pulau Kalimantan karena
memiliki grafik paling cembung, dan
kepadatan dengan peluang terendah
ada di Pulau Jawa dengan grafik
paling pipih.
Dari violin plot dibawah dapat
diketahui kepadatan data peluang
dari banyaknya sepeda motor setiap
pulau. Kepadatan data tertinggi
terdapat pada Pulau Kalimantan
karena memiliki grafik paling
cembung, dan kepadatan dengan
peluang terendah ada di Pulau Jawa
dengan grafik paling pipih.
0
250000
500000
bis
x
bis
pulau
jawa
kalimantan
maluku papua
nusa tgr
sulawesi
sumatera
0
2000000
4000000
Mobil
x
mobil
pulau
jawa
kalimantan
maluku papua
nusa tgr
sulawesi
sumatera
-10000000
0
10000000
20000000
sepeda motor
x
spd.motor
pulau
jawa
kalimantan
maluku papua
nusa tgr
sulawesi
sumatera
11. Violin Plot Jalan Aspal
Violin Plot Jalan Tidak Aspal
Violin Plot Intensitas Kecelakaan
Dari violin plot dibawah dapat
diketahui kepadatan data peluang
dari panjang jalan aspal setiap
pulau. Kepadatan data tertinggi
terdapat pada Pulau Kalimantan
karena memiliki grafik paling
cembung, dan kepadatan dengan
peluang terendah ada di Kepulauan
Maluku Papua dengan grafik paling
pipih.
Dari violin plot diatas dapat
diketahui kepadatan data peluang
dari panjang jalan tidak aspal
setiap pulau. Kepadatan data
tertinggi terdapat pada Pulau Nusa
Tenggara dan Sulawesi karena
memiliki grafik cembung, dan
kepadatan dengan peluang terendah
ada di Kepulauan Maluku Papua dengan
grafik paling pipih.
Dari violin plot dibawah dapat
diketahui kepadatan data
intensitas kecelakaan setiap
pulau. Kepadatan data tertinggi
terdapat pada Pulau Kalimantan
karena memiliki grafik paling
cembung, dan kepadatan denga
peluang terendah ada di Pulau
Jawa dengan grafik paling pipih.
0
2000
4000
Jalan Aspal
x
aspal
pulau
jawa
kalimantan
maluku papua
nusa tgr
sulawesi
sumatera
0
500
1000
Jalan Tidak Aspal
x
tidak.aspal
pulau
jawa
kalimantan
maluku papua
nusa tgr
sulawesi
sumatera
0
20000
40000
Kecelakaan
x
intensitas.kecelakaan
pulau
jawa
kalimantan
maluku papua
nusa tgr
sulawesi
sumatera
13. SCATTERplot
Pada Grafik korelasi antara Jalan Baik dengan Intensitas
Kecelakaan di atas dapat dilihat bahwa terdapat data yang
outlier. Intensitas kecelakaan cukup beriringan dengan
panjang jalan aspal. Hal ini dapat diasumsikan bahwa semakin
banyak jalan yang baik, maka orang yang berkendara cenderung
lebih lalai dalam berkendara dan dengan kecepatan yang
tinggi sehingga angka kecelakaan meningkat
Pada Grafik korelasi antara Jalan Rusak Berat dengan
Intensitas Kecelakaan di atas dapat dilihat bahwa
terdapat data yang outlier. Intensitas kecelakaan
beriringan negatif dengan panjang jalan rusak berat. Hal
ini dapat diasumsikan bahwa semakin banyak jalan yang
rusak, maka orang yang berkendara cenderung lebih
berhati-hati, sehingga angka kecelakaan yang menurun.
ScatterplotJalanBaikScatterplotJalanRusakBerat
Korelasi 0,061
Korelasi -0,157
14. Scatterplot Bis
Scatterplot Mobil
Scatterplot Sepeda Motor
Pada Grafik korelasi antara Bis dengan
Intensitas Kecelakaan di atas dapat
dilihat bahwa terdapat data yang outlier.
Jumlah kecelakaan beriringan dengan
sedikit jumlah bis. Hal tersebut
mengartikan bahwa korelasi antara Bis
dengan Intensitas Kecelakaan yang cukup
rendah. Namun hal tersebut tidak boleh
kita remehkan bahwa mengendarai bis juga
harus hati-hati dan harus dengan kondisi
bis yang baik
Pada Grafik korelasi antara Mobil dengan
Intensitas Kecelakaan di atas dapat
dilihat bahwa terdapat data yang outlier.
Jumlah kecelakaan cukup beriringan dengan
jumlah mobil. Hal tersebut mengartikan
bahwa korelasi antara Mobil dengan
Intensitas Kecelakaan yang cukup besar.
Maka pengendara mobil harus lebih berhati-
hati jika ingin berkendara dan hendaknya
memeriksa kondisi mobil sebelum digunakan
berkendara.
Pada Grafik korelasi antara Sepeda Motor
dengan Intensitas Kecelakaan di atas dapat
dilihat bahwa terdapat data yang outlier.
Jumlah kecelakaan beriringan cukup
besar.Hal tersebut mengartikan bahwa
korelasi antara Sepeda Motor dengan
Intensitas Kecelakaan yang sangat tinggi,
yang mengartikan bahawa bayak dari
pengendara sepeda motor yang kurang tertib
lalu lintas dan berkendara dengan
sembarangan
Korelasi 0,207
Korelasi 0,484
Korelasi 0,823
15. Korelasi 0,227
Korelasi -0,071
Pada Grafik korelasi antara Jalan Aspal dengan Intensitas
Kecelakaan di atas dapat dilihat bahwa terdapat data yang
outlier. Intensitas kecelakaan cukup beriringan dengan panjang
jalan aspal. Hal tersebut mengartikan bahwa korelasi antara
Panjang Jalan Aspal dengan Intensitas Kecelakaan yang cukup
tinggi. Dan dapat diasumsikan bahwa semakin banyak jalan yang
beraspal, maka orang yang berkendara cenderung lebih lalai dalam
berkendara dan dengan kecepatan yang tinggi sehingga angka
kecelakaan meningkat.
Pada Grafik korelasi antara Jalan Tidak Aspal dengan Intensitas
Kecelakaan di atas dapat dilihat bahwa terdapat data yang
outlier. Intensitas kecelakaan beriringan negatif dengan
panjang jalan tidak aspal. Hal tersebut mengartikan bahwa
korelasi antara Panjang Jalan Tidak Aspal dengan Intensitas
Kecelakaan yang sangat rendah. Dan dapat diasumsikan bahwa
semakin banyak jalan yang tidak beraspal, maka orang yang
berkendara cenderung lebih berhati-hati, sehingga angka
kecelakaan yang menurun.
16. BUBBLE CHART
Panjang jalan baik beriringan dengan kenaikan
intensitas kecelakaan pada Pulau Jawa.Hal
tersebut mengartikan bahwa panjang jalan baik
berpengaruh signifikan terhadap intensitas
kecelakaan di Pulau Jawa. Panjang jalan baik
dengan intensitas kecelakaan tidak diiringi
secara signifikan dengan jumlah mobil, dapat
dilihat pada gelembung-gelembung berwarna
merah, semakin naik garis, semakin kecil
gelembungnya. Mengartikan bahwa mobil tidak
terlalu berpengaruh terhadap intensitas
kecelakaan di Pulau Jawa.
Panjang jalan baik beriringan dengan kenaikan
intensitas kecelakaan pada Pulau Jawa. Hal
tersebut mengartikan bahwa panjang jalan baik
berpengaruh signifikan terhadap intensitas
kecelakaan di Pulau Jawa. Panjang jalan baik
dengan intensitas kecelakaan tidak diiringi
secara signifikan dengan jumlah bis, dapat
dilihat pada gelembung-gelembung berwarna
merah, semakin naik garis, semakin kecil
gelembungnya. Mengartikan bahwa bis tidak
terlalu berpengaruh terhadap intensitas
kecelakaan di Pulau Jawa.
Panjang jalan baik beriringan dengan kenaikan
intensitas kecelakaan pada Pulau Jawa.Hal
tersebut mengartikan bahwa panjang jalan baik
berpengaruh signifikan terhadap intensitas
kecelakaan di Pulau Jawa. Panjang jalan baik
dengan intensitas kecelakaan diiringi secara
signifikan dengan jumlah sepeda motor, dapat
dilihat pada gelembung-gelembung berwarna
merah, semakin naik garis, semakin besar
gelembungnya. Mengartikan bahwa sepeda motor
berpengaruh signifikan terhadap intensitas
kecelakaan di Pulau Jawa.
17. Panjang jalan rusak berat beriringan dengan
kenaikan intensitas kecelakaan pada Pulau
Sulawesi.Hal tersebut mengartikan bahwa panjang
jalan rusak berat berpengaruh signifikan
terhadap intensitas kecelakaan di Pulau
Sulawesi. Panjang jalan rusak berat dengan
intensitas kecelakaan cukup diiringi dengan
jumlah bis, dapat dilihat pada gelembung-
gelembung berwarna biru, semakin naik garis,
semakin besar gelembungnya tetapi tidak terlalu
besar. Mengartikan bahwa bis cukup berpengaruh
terhadap intensitas kecelakaan di Pulau
Sulawesi.
Panjang jalan rusak berat beriringan dengan
kenaikan intensitas kecelakaan pada Pulau
Sulawesi.Hal tersebut mengartikan bahwa panjang
jalan rusak berat berpengaruh signifikan
terhadap intensitas kecelakaan di Pulau
Sulawesi. Panjang jalan rusak berat dengan
intensitas kecelakaan cukup diiringi dengan
jumlah mobil, dapat dilihat pada gelembung-
gelembung berwarna biru, semakin naik garis,
semakin besar gelembungnya tetapi tidak terlalu
besar. Mengartikan bahwa mobil
cukup berpengaruh terhadap intensitas
kecelakaan di Pulau Sulawesi.
Panjang jalan rusak berat beriringan dengan
kenaikan intensitas kecelakaan pada Pulau
Sulawesi.Hal tersebut mengartikan bahwa panjang
jalan rusak berat berpengaruh signifikan
terhadap intensitas kecelakaan di Pulau
Sulawesi. Panjang jalan rusak berat dengan
intensitas kecelakaan cukup diiringi dengan
jumlah sepeda motor, dapat dilihat pada
gelembung-gelembung berwarna biru, semakin naik
garis, semakin besar gelembungnya tetapi tidak
terlalu besar. Mengartikan bahwa sepeda motor
cukup berpengaruh terhadap intensitas
kecelakaan di Pulau Sulawesi.
18. Panjang jalan aspal beriringan dengan kenaikan
intensitas kecelakaan pada Pulau Jawa.Hal
tersebut mengartikan bahwa panjang jalan aspal
berpengaruh signifikan terhadap intensitas
kecelakaan di Pulau Jawa. Panjang jalan aspal
dengan intensitas kecelakaan diiringi secara
signifikan dengan jumlah sepeda motor, dapat
dilihat pada gelembung-gelembung berwarna
merah, semakin naik garis, semakin besar
gelembungnya. Mengartikan bahwa sepeda motor
secara signifikan berpengaruh terhadap
intensitas kecelakaan di Pulau Jawa.
Panjang jalan aspal beriringan dengan
kenaikan intensitas kecelakaan pada Pulau
Jawa.Hal tersebut mengartikan bahwa panjang
jalan aspal berpengaruh signifikan terhadap
intensitas kecelakaan di Pulau Jawa. Panjang
jalan aspal dengan intensitas kecelakaan
tidak diiringi secara signifikan dengan
jumlah mobil, dapat dilihat pada gelembung-
gelembung berwarna merah, semakin naik garis,
semakin kecil gelembungnya. Mengartikan bahwa
mobil tidak terlalu berpengaruh terhadap
intensitas kecelakaan di Pulau Jawa.
Panjang jalan aspal beriringan dengan
kenaikan intensitas kecelakaan pada Pulau
Jawa.Hal tersebut mengartikan bahwa panjang
jalan aspal berpengaruh signifikan terhadap
intensitas kecelakaan di Pulau Jawa. Panjang
jalan aspal dengan intensitas kecelakaan
tidak diiringi secara signifikan dengan
jumlah bis, dapat dilihat pada gelembung-
gelembung berwarna merah, semakin naik garis,
semakin kecil gelembungnya. Mengartikan bahwa
bis tidak terlalu berpengaruh terhadap
intensitas kecelakaan di Pulau Jawa.
19. Panjang jalan tidak aspal beriringan dengan
kenaikan intensitas kecelakaan pada Pulau
Sulawesi.Hal tersebut mengartikan bahwa
panjang jalan tidak aspal berpengaruh
signifikan terhadap intensitas kecelakaan di
Pulau Sulawesi. Panjang jalan tidak aspal
dengan intensitas kecelakaan cukup diiringi
dengan jumlah bis, dapat dilihat pada
gelembung-gelembung berwarna biru, semakin
naik garis, semakin besar gelembungnya.
Mengartikan bahwa bis cukup berpengaruh
terhadap intensitas kecelakaan di Pulau
Sulawesi.
Panjang jalan tidak aspal beriringan dengan
kenaikan intensitas kecelakaan pada Pulau
Sulawesi.Hal tersebut mengartikan bahwa
panjang jalan tidak aspal berpengaruh
signifikan terhadap intensitas kecelakaan di
Pulau Sulawesi. Panjang jalan tidak aspal
dengan intensitas kecelakaan cukup diiringi
dengan jumlah mobil, dapat dilihat pada
gelembung-gelembung berwarna biru, semakin
naik garis, semakin besar gelembungnya.
Mengartikan bahwa mobil cukup berpengaruh
terhadap intensitas kecelakaan di Pulau
Sulawesi.
Panjang jalan tidak aspal beriringan dengan
kenaikan intensitas kecelakaan pada Pulau
Sulawesi.Hal tersebut mengartikan bahwa panjang
jalan tidak aspal berpengaruh signifikan
terhadap intensitas kecelakaan di Pulau
Sulawesi. Panjang jalan tidak aspal dengan
intensitas kecelakaan cukup diiringi dengan
jumlah sepeda motor, dapat dilihat pada
gelembung-gelembung berwarna biru, semakin naik
garis, semakin besar gelembungnya. Mengartikan
bahwa sepeda motor cukup berpengaruh terhadap
intensitas kecelakaan di Pulau Sulawesi.
20. KESIMPULAN
Dari semua variabel yang ada, sepeda motor adalah
variabel yang paling berpengaruh terhadap angka
kecelakaan di Indonesia tahun 2018. Dibandingkan
jalan tidak aspal,jalan aspal memiliki korelasi yg
lebih besar terhadap angka kecelakaan di
Indonesia. Begitu juga dengan jalan rusak berat,
jika dibandingkan dgn jalan baik, jalan baik
memiliki korelasi yg lebih besar terhadap angka
kecelakaan di Indonesia