3. Content
Introduction
01
Micro source, voltage source inverter, coupling
Proposed Modeling
02
Systems Integration and Control
03
Case study: normal operation; Case study: fault operation
Experiment and Analysis
04
Conclusion
05
4. Abstract
Evolusi dari
existing power
system dengan
interaksi erat
antara energy,
kontrol and
infrastruktur
komunikasi
Pemodelan unik
dan prototype
kontrol diusulkan
untuk integrasi
sumber EBT ke
smart grid
Scaleable model
in nature
5. Introduction
01
03
05
04
02
Modern power system adalah a web of energy
sources
Paradigma smart grid menggunakan teknologi informati dan komunikasi (ICT)
Mengembangkan infrastruktur energy yang handal yang meminimalkan biaya listrik jarak jauh
Dengan konsep smart grid, sumber energy terdistribusi skala kecil bisa diintegrasikan ke area jaringan
dekat dengan beban sehingga memungkinkan pengoptimalan real-time
Pendekatan pemodelan terintegrasi diusulkan untuk mengatur operasi smart grid yang efisien dan handal dalam
kondisi yang berbeda dengan status operasi yang berbeda
6. Proposed Modeling
1. Primary grid in the form of large
generator with its excitation system and
secondary control serves as the main
utility supplying power using conventional
transmission line.
2. On the other side, distributed generators
in the form of RESs are connected
through power electronic converter and
interfaces to the grid using static or
dynamic coupling.
3. The supervisory control system ensure
the continuation of power supply during
dynamic events.
7. Micro-source
Sebuah sumber energi kecil terintegrasi di
jaringan listrik. Sumber energi terbarukan
biasanya digunakan sebagai micro power
source.
Figure 2 shows a MATLAB model for fuel cell
from SimPowerSystemsTM toolbox that can
be used as micro-source.
8. Voltage Source Inverter (VSI)
Sebuah sumber tegangan dibutuhkan untuk menghubungkan micro source ke saluran
3 fasa. Terdiri dari sumber DC, inverter dengan filter untuk membangkitkan output
sinusoidal. Fuel cell berbasis voltage source inverter (VSI) dapat dibuat di
MATLAB/Simulink seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.
9. Coupling
RESS dihubungkan dengan jaringan utility dan beban menggunakan kopel
induktor atau saklar statis pada titik PCC. Blok beban RLC seri 3 fasa yang
dapat dikonfigurasikan bisa digunakan untuk penerapan beban seimbang 3
fasa sebagai kombinasi seri elemen RLC. Blok beban ini menunjukkan
impedansi konstan pada frekuensi yang ditentukan.
10. System Integration and Control
Frekuensi dan daya bisa diatur
secara independen untuk
memenuhi kebutuhan beban
dinamis
Memastikan bahwa tidak ada
arus reaktif besar yang
bersirkulasi diantara sumber
lokal demi keandalan dan
stabilitas
Penambahan sumber energy baru dimungkinkan tanpa
memodifikasi infrastruktur yang ada
RESS bisa dihubungkan atau
dilepas dari grid utama secara
mulus dan cepat
RESS harus respon terhadap
perubahan di dalam sistem
tanpa memerlukan informasi
yang diprogram
The control system must be design such as
11. System Integration and Control
Oleh karena itu, hubungan antara tegangan inverter E, tegangan grid
V, dan reaktansi induktor X menentukan aliran daya nyata dan reaktif
dari grid. Daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dihitung dari tegangan
dan arus seperti terlihat pada gambar 4.
13. Experiment and Analysis
Binary values digunakan
untuk semua sumber
dimana 1 berarti sumber
memasok daya dan 0
berarti daya tidak tersedia
dari sumber.
Kondisi transisi
berdasar control
strategy digunakan
untuk integrasi
renewable energy
sources and systems
dengan grid.
Masing-masing kombinasi
mewakili status
ketersediaan sumber
energy pada jaringan.
Indikator True berarti
kondisi ON dan False
berate kondisi OFF.
Dua digit pertama
mewakili RES
sedangkan digit
terakhir mewakili grid.
16. Experiment and Analysis
Untuk mengeksekusi transisi secara efisien dan tepat, control harus
menentukan sumber mana yang harus memasok daya bergantung
pada kebutuhan beban kualitas power factor.
Komunikasi dengan grid dan substation distribusi
memegang peran penting mengenai status grid (waktu
ON atau OFF) memutuskan jika cadangan daya
tersedia dan seberapa banyak sumber dayanya.
17. Conclusion
The addition of sensing-actuating
mechanism among sources, loads
and the utility operators bring along
new complexities and architectures.
The integration method proposed in
this paper focuses on all these aspects
of developing a smart power
infrastructure that is self-healing and
capable of performing automatic
remedial actions.
To addresses on going issues in
achieving seamless and resilient
operation of smart grid that are
penetrated by huge volume of
renewable energy sources and
systems.
For high performance, economy and
sustainability, advance control-
communication and monitoring
technologies are required for realizing
intelegent and scaleable power
system architecture.