1. “Empowering Spiritual Power”
(Komitmen)
Quoted from http://new.drisalah.com and improved by @echo Alfahrizi
Pada kesempatan pada malam ini saya sedikit membahas tentang masa (waktu)
prihal penting dalam kehidupan manusia melalui surat Al Ashr. Dalam surah ini
diakhiri dengan mereka yang mendapatkan kesuksesan yang hakiki, yaitu mereka
yang mendapat keberuntungan, baik dalam kehidupan mereka di dunia dan di akhirat.
Walaupun tidak disebutkan secara langsung, tetapi pada ayat ke tiga, ayat tersebut
memberikan gambaran orang-orang yang beruntung, yang merupakan lawan dari
mereka yang merugi.
Tentunya, banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik apabila kita mentadaburi surat Al
Ashr ini, salah satu pelajaran yang bisa kita cermati adalah kejadian di alam jiwa atau
alam ruh. Kejadian ini digambarkan melalui al quran surah al a’raaf pada ayat :172
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?...........
Kata asyhadu yang di gunakan pada ayat ini dari sisi bahasa berasal dari kata syahida
pada mulanya berarti ‘menghadiri atau menyaksikan sesuatu dengan mata kepala atau
2. mata hati’. Yang kemudian arti tersebut berkembang maknanya menjadi bukti, sumpah,
pengakuan dan lain sebagainya.
Kejadian di alam jiwa atau di alam ruh sebagaimana ayat dalam surat Al a’raaf adalah
kejadian yang menggambarkan pertama kali dialog antara manusia dan Rabb mereka .
Dan pada saat itu pula lah, Allah mengajarkan kepada manusia tentang pentingnya
sebuah komitmen terhadap syahadat yang ia ucapkan.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, komitmen diartikan dengan perjanjian untuk
melakukan sesuatu. Berkomitmen, sama dengan berjanji untuk melaksanakan sesuatu.
Berpegang teguh terhadap ucapan yang di wujudkannya dalam perbuatan.
Komitmen… merupakan satu hal yang sangat penting, dan merupakan kunci yang
harus dimiliki seseorang jika ia ingin mencapai kesuksesan.
Jika kita cermati, sebelum Nabi Muhammad S.A.W diangkat menjadi Rasulullah, Beliau
sudah memiliki Al-amin di tengah masyarakat arab pada waktu itu. Tentunya.. julukan
tersebut tidak didapatkan dari prestasinya dalam dunia pendidikan seperti gelar sarjana
pada saat ini, tetapi gelar ini beliau dapatkan karena perilaku Beliau senantiasa
memenuhi janji, memegang amanah, dapat di percaya, tidak pernah berdusta dan tidak
pula berkhianat.
Setidaknya ada dua hal, mengapa komitmen menjadi sangat penting, yang pertama :
Di sisi yang lain, kebalikan dari sifat komitmen seseorang itu adalah sifat kemunafikan,
jika ia berkata ia dusta, jika ia berjanji ia ingkar, dan jika di beri amanah ia khianat.
Salah satu penyebab dari ciri orang munafik yang disebutkan diatas, dalam Al Quran
disebutkan dalam surah Al Munafiqin ayat :
“Yang
demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian
menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat
mengerti”.
3. Mereka telah beriman, lalu kemudian mereka tidak mempertahanakan keimanannya
sehingga mereka menjadi kafir dan Allah mengunci hati mereka untuk bisa memahami
ayat-ayat dan bukti kebenaran yang Allah turunkan, sehingga mereka tidak dapat
memahami.
Dari ayat diatas, faktor keimananlah yang memberikan pengaruh besar terhadap
komitmen. Baik komitmen kepada dirinya sendiri, maupun kepada orang lain.
Dan yang kedua ;
Berkaitan dengan hal yang pertama, jika hal tersebut ada pada diri seseorang, baik
secara keseluruhan maupun sebagiannya, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan yang akan ia rasakan.
• Dalam konteks usaha, para pengusaha yang tidak menjaga komitmennya, akan
sangat mudah kehilangan peluang usaha dan kehilangan mitra usaha mereka.
• Dalam konteks pribadi, mereka tidak akan memiliki sahabat yang senantiasa
berada disampingnya dalam keadaan senang maupun susah.
• Dalam konteks rumah tangga, sakinah, mawaddah dan warahmah akan sulit
dicapai.
• Dalam konteks sebagai seorang pemimpin, maka ia akan di khianati oleh mereka
yang di pimpin-nya . Dan masih banyak lagi, hal yang secara hakiki hanya akan
merugikan dirinya sendiri, bukan orang lain.
Komitmen merupakan kunci terpenting dalam membuka kesuksesan, ia adalah
pelajaran pertama yang Allah ajarkan melalui kejadian di alam jiwa.
Dan salah satu faktor yang mempengaruhi kekuatan komitmen seseorang adalah
keimanannya kepada Allah S.W.T dan yaumil Akhir. Wallahul Muwaffiq ila
Aqwamit Tharieq Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-
lurusnya.