Dokumen tersebut membahas tentang sistem tanah surjan yang diterapkan pada lahan rawa, termasuk perubahan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah akibat penerapan sistem ini. Sistem tanah surjan melibatkan pengangkatan dan pemadatan lapisan atas tanah untuk meningkatkan kesuburan lahan rawa.
Kajian aspek lingkungan restorasi dan rehabilitasi kubah gambut
Tanah surjan 2
1.
2. Tanah Surjan
Tanah surjan
diterapkan pada
lahan rawa pahang
suru dan bahkan
lebak bahkan juga
sebagian lahan
tadah hujan
Sesuai dengan keberagaman
tipologi lahan rawa, sistem
surjan dapat diterapkan di lahan
potensial, lahan sulfat masam,
juga di lahan gambut. Namun
demikian, sistem surjan tidak
dianjurkan di lahan gambut tebal
(ketebalan 2-3 meter).
Surjan di lahan gambut tebal sulit dibuat, selain juga
mempunyai resiko kebakaran dan mudah amblas. Dalam kasus lahan gambut,
untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas lahan dikenal dengan
pencampuran dengan tanah mineral atau pasir. Petani lahan gambut juga
sering memberikan abu sekam, abu gambut, atau abu campuran dari berbagai
limbah seperti kotoran ayam, serasah, sisa kayu, sisa ikan buangan,
kepala udang, dan lain sebagainya pada lahan gambutnya sebagai pupuk
atau amelioran.
1.
2.3.
3. Sifat Tanah Surjan
SIFAT
FISIK
Sifat fisika tanah yang mengalami perubahan antara lain pori makro dan pori
mikro. Umumnya bagian atas surjan ini menjadi padat dan keras. Hasil
penelitian menunjukkan keadaan tekstur tanah pada surjan terdiri atas fraksi
pasir dan debu lebih tinggi, sedang pada tukungan fraksi debu lebih besar
dibandingkan pada surjan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian lapisan pasir
dan debu terangkut ke bagian atas surjan dan tukungan saat pengambilan
tanah untuk surjan dan tukungan.
Parameter/ Tekstur tanah
fraksi Kondisi awal Sistem surjan Sistem tukungan
Pasir (%) 2,87 11,91 3,15
Debu (%) 7,60 19,40 26,94
Liat (%) 89,53 68,69 69,91
Sifat fisika tanah pada sistem surjan dan tukungan di lahan rawa
pasang surut tipe B, KP Belandean, Barito Kuala, Kalsel. 2005
Sumber: Noor H. Dj. et al (2006)
Kematangan tanah surjan yang diukur berdasarkan
pada angka penetrometer (kg/cm2) menunjukkan
bahwa angka tertinggi berada pada tanaman
rambutan dan angka terendah pada tanaman
cengkeh dan kopi yang bervariasi menurut musim
atau umur pembuatan surjan
4. NEXT...
SIFAT KIMIA
Sifat kimia tanah pada sistem surjan dan tukungan di lahan rawa pasang
surut tipe B, KP. Belandean, Barito Kuala, Kalsel.2005
Parameter Karakteristik sifat kimia
Kondisi
awal Sistem surjan Sistem tukungan
pH H2O 4,17
(S
M) (SM) 3,78(SM)
pH KCl 3,34
(S
M) (SM) 3,36(SM)
C-organik (%) 5,70
(S
T) (ST) 5,72(ST)
N-total (%) 0,39(S) (S) 0,35(S)
KTK (me/100gr) 40,75 (T) 20,25 (S) 36,25 (T)
Ca (me/100gr) 1,499
(S
R) 1,588 (SR) 0,587 (SR)
Mg (me/100gr) 1,459 (S) 1,811 (S) 0,975 (R)
K (me/100gr) 0,174 (R) 0,275 (R) 0,213 (R)
Na (me/100gr) 0,797 (T) 0,899 (T) 1,148 (T)
Al (me/100gr) 2,85 2,75 3,25
P-tersedia (ppm) 18,812 (S) 22,752 (S) 5,589 (SR)
Fe (ppm) 527,1 (T) 940,3 (T) 1023,7 (T)
SO4 (ppm) 438 (T) 517 (T) 422 (T)
P2O5 (mg/100gr) 76,34 (T) 139,93 (ST) 48,60 (T)
K2O (mg/100gr) 7,845 (R) 16,11 (R) 13,48 (R)
Sebagaimana sifat fisika, sifat-sifat kimia pada bagian
atas surjan atau tembokan dan bagian bawah juga
mengalami perubahan mengikuti waktu atau umur surjan.
Perubahan kimia ini terkait dengan dinamika kering dan
basah dari tanah yang menyebabkan terjadinya proses
reduksi dan oksdasi yang menimbulkan perubahan kimia
tanah pada lahan surjan. Perubahan sifat kimia tanah pada
lahan surjan ini antara lain terkait dengan kemasaman
tanah (pH), status hara tanah, jumlah kation dan anion,
keracunan besi, mangan, atau aluminium dan asam-asam
organik. Kemasaman tanah pada pada sistem surjan dan
tukungan menjadi lebih tinggi (pH 3,78-3,82) dari
sebelumnya pH 4,17.Pada tabek berikut.
5. Next...
Tanah surjan
Parameter Tanah asliSamping Samping tengah Samping
Atas bawah
pH H2O tanah 3,89 3,84 3,79 3,96
DHL (mmhos/cm) 0,281 0,245 0,209 0,211
KTK (me/100 g) 48,24 46,12 44,01 37,85
C-Organik (%) 4,68 4,46 4,24 3,53
N-total (%) 0,83 0,97 1,11 0,52
Nisbah C/N 5,6 4,6 3,8 6,8
P tersedia (ppm) 43 40 37 48
Sulfat terlarut (ppm) 1,2 0,9 0,7 0,4
H tertukar (me/100 g) 35,82 35,19 34,56 30,97
Ca tertukar
(me/100g) 2,70 2,24 1,78 2,37
K-tertukar (me/100 g) 1,22 1,13 1,03 0,95
Sifat kimia tanah surjan dan tanah asli, di UPT Barambai,
Kab. Barito Kuala Kalimantan Selatan
Sumber: Notohadiprawiro (1979)
Perubahan sifat kimia tanah pada tukungan lapisan 0-30
cm dan > 30 pada umur 2, 5 dan 10 tahun, lahan rawa
pasang surut di Desa Tanipah, Kab. Banjar (Kalsel)
Sumber : Diolah dari Rasmadi (2003)
Pematangan tanah gambut juga dapat dinilai dari
nisbah C/N yang mempunyai nilai wajar untuk humus
tanah dengan perembihan (permebialitas) yang baik.
C-organik, N total, dan Daya Hantar Listrik (Electric
Conductivty) tanah bagian atas surjan turun.
6. Next...
Perubahan sifat kimia tanah pada sistem
surjan lebih besar dibandingkan dengan
sistem tukungan.Terjadinya oksidasi yang
berakibat meningkatnya kemasaman tanah
dan diikuti dengan meningkatnya ion-ion
toksik seperti Al, Fe dan sebagainya.
Perubahan menjadi semakin besar apabila
kemudian diikuti terjadinya
pengelantangan (expose) dengan
meningkatnya oksidasi lapisan pirit (FeS2)
yang terangkut ke bagian surjan atau
tukungan.
Perubahan sifat kimia tanah
bagian atas surjan yang pertama
adalah penurunan pH atau
peningkatan kemasaman karena
adanya oksidasi. Namun yang
menarik adalah adanya
translokasi zat-zat atau senyawa
basa disamping pelindian
(leaching) ke luar badan surjan.
Sifat kimia lainnya, adalah KTK
yang meningkat dibandingkan
dengan tanah semua diduga
sebagai akibat pematangan tanah
gambut karena humifikasi
gambut mentah memperbanyak
gugusan penukar ion yang aktif.
7. SIFAT
BIOLOGI
Sifat-sifat biologi lahan rawa pasang surut
atau rawa lebak yang disurjankan mengikuti
perkembangan sifat fisika dan sifat kimia
tanah yang terjadi. Perkembangan tutupan
lahan atau vegetasi yang tumbuh di atasnya
juga dapat berpengaruh terhadap sifat atau
keadaan biologi tanah surjan antara lain
makrofauna dan mikrofauna, termasuk
mikroba.
Pada lahan gambut populasi dan jenis fauna tanah bervariasi tergantung macam penggunaan lahan, ketebalan gambut
dan musim (Maftu’ah et al. 2004). Pada lahan gambut populasi mesofauna tanah pada areal pertanaman karet lebih tinggi
dibandingkan areal pertanaman nenas, terong, jagung, dan lahan terlantar, tetapi keanekaragaman tertinggi pada lahan
terlantar. Fauna tanah yang dominan adalah Acarina kemudian disusul oleh Diptera, Hymenoptera, Thymenoptera.
Populasi Acarina pada musim hujan tertinggi pada areal pertanaman karet (54 ekor/kg tanah), sedangkan di lahan terlantar
lebih rendah (20 ekor/kg tanah).
Makrofauna utama yang ditemukan antara lain jenis
cacing dan rayap, sedangkan mikroba yang penting
antara lain jamur, bakteri atau sejenisnya yang
mempunyai peran sebagai perombak, pengikat N, dan
atau pelepas P secara beragam ditemukan pada lahan
surjan. Hasil penelitian sifat biologi tanah ini
khususnya pada tanah surjan masih terbatas. Namun
perubahan kondisi lahan sebagaimama dikemukakan
di atas tentang sifat kimia dan kesuburannya tentu
sangat berpengaruh terhadap kondisi kehidupan
makro dan mkrofauna yang ada di lahan surjan,
khususnya lahan rawa.