1. SKRIPSI
ANALISIS NILAI KUAT GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN
SERABUT KELAPA
NAMA : GALIH YUDA SETIAWAN
NIM : DAB 114 107
JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
3. PENDAHULUAN
Tanah lempung sendiri merupakan tanah yang memiliki beberapa sifat buruk yang
dapat mengganggu kekuatan dari suatu bangunan konstruksi sehingga konstruksi
tersebut dapat mengalami kerusakan fisik yang tidak dapat diprediksi. Sifat-sifat buruk
yang dimiliki oleh tanah lempung antara lain kembang susut yang relatif besar,
plastisitas yang tinggi dan bersifat sangat kohesif . Seiring dengan perkembangan ilmu
mekanika tanah kondisi tersebut dapat diatasi dengan berbagai metode perbaikan
tanah. Salah satu alternatif yang bisa digunakan sebagai bahan campuran tanah adalah
serabut kelapa.
Pemilihan serabut kelapa sebagai bahan campuran dikarenakan serabut kelapa bisa
menambah kuat geser tanah, bahan yang mudah meloloskan air dan juga banyak
dijumpai di seluruh pelosok Nusantara. (B. Army dan Liliwarti, 2009).
LATAR BELAKANG
4. PENDAHULUAN
1. Bagaimana karakteristik tanah lempung di Desa Bukit Rawi Kabupaten Pulang
Pisau?
2. Bagaimana pengaruh penambahan serabut kelapa terhadap nilai kohesi (c), nilai
sudut geser (φ), dan nilai kuat geser tanah lempung pada pengujian kuat geser
langsung (Direct Shear Test)?
RUMUSAN MASALAH
5. PENDAHULUAN
1. Untuk mengetahui karakteristik tanah lempung di Desa Bukit Rawi Kabupaten
Pulang Pisau.
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan serabut kelapa terhadap nilai kohesi (c),
nilai sudut geser (φ), dan nilai kuat geser tanah lempung pada pengujian kuat geser
langsung (Direct Shear Test).
TUJUAN PENELITIAN
6. PENDAHULUAN
1. Penelitian dilakukan di laboratorium Makanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Universitas
Palangka Raya, dengan cara mencampurkan serabut kelapa dan tanah lempung.
2. Pencampuran serabut kelapa sebanyak sebanyak 0,5 %, 1 % , 1,5 % dari berat kering tanah
dengan variasi pajang serabut kelapa 3 cm dan 5 cm.
3. Pemotongan serabut kelapa dilakukan dengan cara manual yaitu dengan gunting.
4. Sempel tanah lempung dan diambil di Desa Bukit Rawi Kabupaten Pulang Pisau.
5. Limbah yang digunakan sebagai bahan campuran adalah serabut kelapa.
6. Tidak membandingkan nilai ekonomis yang dihasilkan antara serabut kelapa dengan material
atau limbah yang lainnya sebagai bahan campuran.
7. Dalam penelitian ini tidak meninjau sampai proses pembusukan ataupun umur serabut kelapa
didalam tanah.
BATASAN MASALAH
7. PENDAHULUAN
1. Untuk mengetahui efektivitas pemakaian serabut kelapa dalam mengatasi masalah pada tanah
lempung yang berhubungan dengan daya dukung tanah lempung.
2. Membantu mengurangi limbah serabut kelapa.
MANFAAT PENELITIAN
8. PENDAHULUAN
LOKASI PENGAMBILAN SEMPEL TANAH
LEMPUNG DI AMBIL DARI DESA BUKIT
RAWI KABUPATEN PULANG PISAU
LOKASI PENELITIAN
LOKASI PENGAMBILAN SEMPEL SERABUT
KELAPA DI AMBIL DARI DESA SAMUDA
KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
10. TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI TANAH
Nama golongan
Ukuran butiran tanah (mm)
Kerikil Pasir Lanau Lempung
Massachusetts Institute
of Technology
>2 2-0,06 0,06-0.002 <0,002
U.S. Department of
Agriculture( USDA )
>2 2-0,05 0,05-0.002 <0,002
American Association of
State Higway and
Transpotation Officals (
AASHTO )
76,2-2 2-0,075 0,075-0,002 <0,002
Unified Soil
Classifacition of
Engineers, U.S. Bureau
of Reclamation )
76,2-
4,75
4,75-
0,075
<0,0075 <0,0075
Sumber : Braja M. Das, (1985)
Tanah didefinisikan sebagai akumulasi partikel mineral yang
tidak mempunyai atau lemah ikatan antar partikelnya, yang
terbentuk karena pelapukan dari batuan.
Ukuran dari Partikel tanah adalah sangat beragam dengan
variasi yang cukup besar. Tanah umumnya dapat disebut
sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt), dan lempung
(clay), tergantung dari ukuran partikel. Pada table 2.1
ditunjukkan batasan-batasan ukuran golongan jenis tanah
yang telah dikembangkan oleh organisasi.
11. TINJAUAN PUSTAKA
KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah berdasarkan tekstur dan ukuran (Das 1993) :
a. Krikil
b. Pasir
c. Lanau, dan
d. Lempung
Klasifikasi tanah berdasarkan pemakaian :
a. Klasifikasi Tanah AASHTO
b. Klasifikasi Tanah USCS
12. TINJAUAN PUSTAKA
KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah berdasarkan pemakaian :
a. Klasifikasi Tanah AASHTO
Klasifikasi umum
Tanah berbutir
(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200
Klasifikasi kelompok
A-1
A-3
A-2
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Analisis ayakan (%
lolos)
No.10
No.40
No.200
Maks 50
Maks 30
Maks 15
Maks 50
Maks 25
Min 51
Maks 10 Maks 35 Maks 35 Maks 35 Maks 35
Sifat fraksi yang lolos
ayakan No.40
Batas Cair (LL)
Indeks Plastisitas (PI) Maks 6 NP
Maks 40
Maks 10
Min 41
Maks 10
Maks 40
Min 11
Min 41
Min 41
Tipe material yang
paling dominan
Batu pecah, kerikil
dan pasir
Pasir
halus
Kerikil dan pasir yang berlanau atau
berlempung
Penilaian sebagai bahan
tanah dasar
Baik sekali sampai baik
Klasifikasi umum
Tanah berbutir
(Lebih dari 35% dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200
Klasifikasi kelompok A-4 A-5 A-6
A-7
A-7-5*
A-7-6**
Analisis ayakan (%
lolos)
No.10
No.40
No.200 Min 36 Min 36 Min 36 Min 36
Sifat fraksi yang lolos
ayakan No.40
Batas Cair (LL)
Indeks Plastisitas (PI)
Maks 40
Maks 10
Min 41
Maks 10
Maks 40
Min 11
Min 41
Min 11
Tipe material yang
paling dominan
Tanah berlanau Tanah Berlempung
Penilaian sebagai bahan
tanah dasar
Biasa sampai jelek
Sistem klasifikasi ini bertujuan untuk
menentukan kualitas tanah guna pekerjaan
jalan yaitu lapis dasar (sub-base) dan tanah
dasar (subgrade).
Dalam sistem ini tanah dikelompokkan menjadi
tujuh kelompok besar yaitu A1 sampai dengan
A7.
13. TINJAUAN PUSTAKA
KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah berdasarkan pemakaian :
a. Klasifikasi Tanah USCS
Menurut sistem ini tanah dikelompokkan
dalam tiga kelompok yang masing-
masing diuraikan lebih spesifik lagi
dengan memberi simbol pada setiap
jenis (Hendarsin, 2000), yaitu :
a. Tanah berbutir kasar, yaitu tanah
dengan presentase lolos ayakan
No.200 < 50 %.
b. Tanah berbutir halus, yaitu tanah
dengan persentase lolos ayakan No.
200 > 50 %.
c. Tanah Organis
Tanah
berbutir
kasar≥
50%
butiran
tertahan
saringan
No.
200
Kerikil
50%≥
fraksi
kasar
tertahan
saringan
No.
4
Kerikil
bersih
(hanya
kerikil)
GW
Kerikil bergradasi-baik dan
campuran kerikil-pasir, sedikit
atau sama sekali tidak
mengandung butiran halus
Klasifikasi
berdasarkan
prosentase
butiran
halus
;
Kurang
dari
5%
lolos
saringan
no.200:
GM,
GP,
SW,
SP.
Lebih
dari
12%
lolos
saringan
no.200
:
GM,
GC,
SM,
SC.
5%
-
12%
lolos
saringan
No.200
:
Batasan
klasifikasi
yang
mempunyai
simbol
dobel
Cu = D60 > 4
D10
Cc = (D30)2
Antara 1 dan 3
D10 x D60
GP
Kerikil bergradasi-buruk dan
campuran kerikil-pasir, sedikit
atau sama sekali tidak
mengandung butiran halus
Tidak memenuhi kedua kriteria untuk
G
W
Kerikil
dengan
Butiran
halus
GM
Kerikil berlanau, campuran
kerikil-pasir-lanau
Batas-batas
Atterberg di
bawah garis A
atau PI < 4
Bila batas
Atterberg
berada didaerah
arsir dari
diagram
plastisitas,
maka dipakai
dobel simbol
GC
Kerikil berlempung, campuran
kerikil-pasir-lempung
Batas-batas
Atterberg di
bawah garis A
atau PI > 7
Pasir≥
50%
fraksi
kasar
Pasir
bersih
(hanya
pasir)
SW
Pasir bergradasi-baik , pasir
berkerikil, sedikit atau sama
sekali tidak mengandung butiran
halus
Cu = D60 > 6
D10
Cc = (D30)2
Antara 1 dan 3
D10 x D60
SP
Pasir bergradasi-buruk, pasir
berkerikil, sedikit atau sama
sekali tidak mengandung butiran
halus
Tidak memenuhi kedua kriteria untuk
S
W
Pasir
dengan
butiran
halus
SM
Pasir berlanau, campuran pasir-
lanau
Batas-batas
Atterberg di
bawah garis A
atau PI < 4
Bila batas
Atterberg
berada didaerah
arsir dari
diagram
plastisitas,
maka dipakai
dobel simbol
SC
Pasir berlempung, campuran
pasir-lempung
Batas-batas
Atterberg di
bawah garis A
atau PI > 7
Tanah
berbutir
halus
50%
atau
lebih
lolos
ayakan
No.
200
Lolos
saringan
No.
4
Lanau
dan
lempung
batas
cair
≤
50%
ML
Lanau anorganik, pasir halus
sekali, serbuk batuan, pasir halus
berlanau atau berlempung
Diagram Plastisitas:
Untuk mengklasifikasi kadar butiran halus yang
terkandung dalam tanah berbutir halus dan kasar.
Batas Atterberg yang termasuk dalam daerah yang
di arsir berarti batasan klasifikasinya
menggunakan dua simbol.
60
CL
Lempung anorganik dengan
plastisitas rendah sampai dengan
sedang lempung berkerikil,
lempung berpasir, lempung
berlanau, lempung “kurus” (lean
clays)
50 CH
40 CL
30 Garis
A CL-ML
20
OL
Lanau-organik dan lempung
berlanau organik dengan
plastisitas rendah
Lanau
dan
lempung
batas
cair
≥
50%
MH
Lanau anorganik atau pasir halus
diatomae, atau lanau diatomae,
lanau yang elastis
4 ML ML atau OH
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Batas Cair
(%)
Garis A : PI = 0.73 (LL-20)
CH
Lempung anorganik dengan
plastisitas tinggi, lempung
“gemuk” (fat clays)
OH
Lempung organik dengan
plastisitas sedang sampai dengan
tinggi
Tanah-tanah dengan
kandungan organik sangat
tinggi
PT
Peat (gambut), muck, dan tanah-
tanah lain dengan kandungan
organik tinggi
Manual untuk identifikasi secara visual
dapat dilihat di ASTM Designation D-2488
Sumber : Hary Christady, 1996.
14. TINJAUAN PUSTAKA
KUAT GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)
Pengujian geser langsung merupakan salah satu
jenis pengujian tertua dan sangat sederhana
untuk menentukan parameter kuat geser tanah
( shear strength parameter) kohesi (c) dan sudut
geser dalam (ϕ).
Pengujian ini pada awalnya hanya digunakan
untuk jenis tanah non-kohesif, namun dalam
perkembangannya dapat pula diterapkan pada
jenis tanah kohesif.
Prinsip dasar dari pengujian ini adalah
pemberian beban secara horisontal terhadap
benda uji melalui cincin/kotak geser yang terdiri
dari dua bagian dan dibebani vertikal
dipertengahan tingginya, dimana kuat geser
tanah adalah tegangan geser maksimun yang
menyebabkan terjadinya keruntuhan.
Nilai kekuatan geser ini dirumuskan oleh Coulomb dan
Mohr dalam persamaan berikut ini:
τ = c + σ tan ϕ (2-10)
keterangan :
τ : kekuatan geser maksimum (kg/cm2)
c : kohesi (kg/cm2)
σ : tegangan normal (kg/cm2)
ϕ : sudut geser dalam (°)
Adapun rumus untuk pengujian kuat geser berdasarkan
persamaan (2-11)
σn = ɣ .H (2-11)
keterangan :
σn : Tegangan Normal
ɣ : Berat Isi
H : Kedalaman Sempel
15. TINJAUAN PUSTAKA
SERABUT KELAPA
Serabut kelapa merupakan helaian benang-
benang atau serat-serat yang berwarna cokelat,
berdiameter < 0.5 mm dan bersifat kaku/liat
(tidak mudah putus). Serabut kelapa mempunyai
kelemahan yaitu tidak tahan api. Sehingga
mudah terbakar.
Penggunaan dan pemanfaatan serabut kelapa antara lain
pada peralatan rumah tangga yang menggunakan serabut
kelapa sebagai bahan bakunya. Keberadaan peralatan ini
sangat penting bagi kehidupan rumah tangga, misal sapu,
keset. Ada juga yang memanfaatkan serabut kelapa sebagai
media tanam.
16. TINJAUAN PUSTAKA
PENELITIAN TERDAHULU
No Judul Penelitian Peneliti Tujuan Penelitian Bahan
Campuran
Hasil Penelitian
1 Studi Pengaruh
Penambahan Serat
Serabut Kelapa
Terhadap Nilai
Stabilitas Tanah
Lempung Pada
Pengujian Kuat Geser.
Seprin
Taneo 2013
1. Untuk mengetahui nilai
kuat geser maksimum (t),
nilai kohesi (C) dan sudut
geser dalam (φ) dari tanah
lempung asli pada
pengujian kuat geser.
2. Untuk pengaruh
penambahan serat serabut
kelapa terhadap nilai kuat
geser maksimum (τ), nilai
kohesi (C) dan nilai sudut
geser dalam (φ) tanah
lempung pada pengujian
kuat geser pertama, kedua
dan ketiga.
Serabut
Kelapa
1. Pengujian kuat geser dilakukan sebanyak
tiga kali pada tanah lempung asli dan
diperoleh :
a. Pengujian pertama diperoleh nilai kuat
geser (τ) sebesar 83,13 kN/m2 , kohesi
(C) sebesar 35,19 kN/m2 dan nilai sudut
geser dalam (φ) sebesar 42,150.
b. Pengujian kedua diperoleh nilai kuat
geser (τ) sebesar 69,32 kN/m2 , kohesi (C)
sebesar 36,13 kN/m2 dan nilai sudut
geser dalam (φ) sebesar 33,830
c. Pengujian yang ketiga diperoleh nilai
kuat geser (τ) sebesar 71,52 kN/m2 ,
kohesi (C) sebesar 36,02 kN/m2 dan nilai
sudut geser dalam (φ) sebesar 36,470
17. TINJAUAN PUSTAKA
PENELITIAN TERDAHULU
2 Stabilitas Tanah
Menggunakan Serabut
Kelapa Melalui Uji
Geser Langsung
(Direct Shear Test) Di
Laboratorium
Linuwih
Jalu
Lastiko, Zai
nul Faizien
Haza, Dewi
Sulistyorini
(2017)
1. Untuk mengetahui hasil kuat
geser tanah pasir kali opak
jika dicampurkan dengan
serabut kelapa
2. Untuk mengetahui pengaruh
serabut kelapa terhadap kuat
geser tanah pasir kali opak.
Serabut
Kelapa
Kadar serabut kelapa mampu menaikkan kuat
geser tanah pasir, dengan kadar serabut kelapa
0.5% kenaikkan kuat geser ± 9.14%, untuk
kadar serabut kelapa 1% kenaikkan kuat geser
± 9.49% dan untuk kadar serabut kelapa 1.5%
kenaikkan kuat geser 10.30%.
23. Untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah dilakukan beberapa pengujian yang dilakukan di
laboratorium meliputi kadar air, berat isi, berat jenis, analisa saringan dan batas-batas
Atterberg dengan sampel tanah tidak terganggu. Pengujian sifat fisik ini dilakukan untuk
mengklasifikasikan tanah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
TABELRekapitulasi Pengujian SifatFisik TanahAsli
Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium (2020)
24. KLASIFIKASITANAH
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
KLASIFIKASITANAH AASHTO:
Sistemklasifikasi menurutAASHTO memilikibatasan –batasan antara lain:
1.Lolos saringanno200> 35%
2.Batas Cair> 40%
3.IndeksPlastisitas <LL –30
Darihasil pengujiananalisissaringan, persentasetanah lolossaringan no.200
adalah 52,18% >35%,makatanah tersebuttermasuk dalam klasifikasi tanah
lanau– lempung(siltclay)kelompokA-4,A-5,A-6,atau A-7.
Darihasil pengujianbatas-batas atterberg didapat nilaibatas cair(LL) rata-rata
=38,76%< 40%dan indeksplastisitas (PI) rata-rata =15,65% > 11% maka tanah
tersebuttermasukkelompokA-6.
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
0 10 20 30 40 50 60 70
Batas
Cair
(%)
Indeks Plastisitas (%)
Sub Grup
Sub Grup
A-7-6
A-5
A-4 A-6
15,65 %
38,76 %
Gambar KlasifikasiTanahBerdasarkan SistemKlasifikasiAASHTO
25. KLASIFIKASITANAH
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
KLASIFIKASITANAH AASHTO(Lanjutan)
KelompokA-6adalah kelompoktanah berlempungyang masih
mengandungbutir-butir pasir dankerikil tetapi sifat
perubahan volumenyacukup besar.
Perhitunganindekskelompok(GI) berdasarkan persamaan2.1
adalah:
GI=(F –35)(( 0,2+0,005 (LL– 40))+0,01 (F– 15) (PI-10)
GI=(52,18–35)(0,2+0,005 (38,76-40))+0,01(52,18–15)(15,65-10)
=5,43 =6
Jadi, tanahdiklasifikasikan sebagaitanah berlempungdalam
kelompokA-6(6).
* Indeks Plastisitas untuk subkelompok A-7-5 < LL-30,
sedangkan Indeks Plastisitas untuk subkelompok A-7-6 < LL-30
Gambar KlasifikasiTanahBerdasarkanSistemKlasifikasiAASHTO
Klasifikasi Umum Material Granular (<35% lolos saringan no.200)
Tanah lanau tanah lempung (>35%
lolos saringan no.200)
Klasifikasi
Kelompok
A1
A3
A2
A-4 A-5 A-6
A-7
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
A-7-5
A-7-6
Analisa Saringan
(% Lolos)
2.00 mm (no.10)
50
maks
- - - - - - - - - -
0.425 mm (no.40)
30
maks
50
maks
51 maks - - - - - - - -
0.075 mm
(no.200)
15
maks
25
maks
10 maks
35
maks
35
maks
35
maks
35
maks
36 min 36 min 52,18 36 min
Sifat Fraksi Lolos
Saringan No. 40
Batas Cair (LL)
- - -
40
maks
40
maks
40
maks
40 min 38,76 40 min 38,76 40 min
Indeks Plastis (PI)
6 maks Np
10
maks
10
maks
11 min 11 min
10
maks
10
maks
15,65 11 min
Indeks Kelompok
(GI)
0 0 0 4 maks 8 maks
12
maks
6 maks
20
maks
Tipe Material
Yang Pokok Pada
Umumnya
Pecahan Batu,
Kerikil dan Pasir
Pasir
Halus
Kerikil Berlanau atau Berlempung dan
Pasir
Tanah Berlanau
Tanah
Berlempung
Penilaian Umum
Sebagai Tanah
Dasar
Sangat Baik Sampai Baik Sedang Sampai Buruk
26. KLASIFIKASITANAH
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
KLASIFIKASITANAH USCS
1. Darihasil pemeriksaananalisis saringan,persentaselolossaringanno.200
rata-rata 52,18%> 50%, maka tanah tersebuttermasuk tanah berbutir halus.
2. Dari nilai pemeriksanbatas –batas atterberg didapat nilai batas cair(LL) rata-
rata =38,76%<50%, dapat disimpulkan tanah tersebuttermasuk kelompokML,
CL,atau OL.
3. Dari grafik batas cair(LL) dan indeksplastisitas (PI) (gambar terlampir)
diperolehLLdanPLyangdiplot beradadi bawah garis A, makatanah tersebut
termasuk kelompokCL.
4. Secaravisual, tanahberwarnakuning danbercampurdengansedikit pasir,
maka tanah tersebuttermasuk dalamkelompokCL.
KelompokCLmerupakankelompok lempunganorganik denganplastisitas rendah
sampai dengansedang,lempungberkerikil,lempungberpasirlempungberlanau,
lempung“kurus” (leanclays). Gambar KlasifikasiTanahBerdasarkan SistemKlasifikasiUSCS
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Indeks
Plastisitas
(%)
Batas Cair (%)
ML dan
OL
CL - ML
OH dan
MH
CH
15,65 %
38,76 %
CL
28. Pengujian Sifat–SifatMekanik Tanah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
TABELREKAPITULASI NILAI KUAT GESER
Nama Sampel Tanah Kohesi (c) kg/cm2
Sudut Geser Tanah
(ø)
Kuat Geser (τ')
kg/cm2
A. TANAH ASLI
Tanah Asli 0,1305 11,50 0,191
B. TANAH CAMPURAN SERABUT 3 CM
Tanah + 0,5 % Serabut Kelapa 0,195 140 0,229
Tanah + 1 % Serabut Kelapa 0,2266 160 0,266
Tanah + 1,5 % Serabut Kelapa 0,2387 170 0,281
C. TANAH CAMPURAN SERABUT 5 CM
Tanah + 0,5 % Serabut Kelapa 0,2026 220 0,258
Tanah + 1 % Serabut Kelapa 0,2113 270 0,282
Tanah + 1,5 % Serabut Kelapa 0,2383 280 0,312
29. Pengujian Sifat–SifatMekanik Tanah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambar Grafik Hubungan Serabut Kelapa dengan nilai Kohesi (c). Gambar Grafik Hubungan Serabut Kelapa dengan nilai Sudut Tanah
31. PENGARUHPENAMBAHANSERABUTKELAPA
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Nilai kohesi (c)
Pada sempel 1 serabut kelapa dengan Panjang 3 cm dengan variasi 0,5% = 0,195 kg/cm2, 1% = 0,2266 kg/cm2 , 1,5% = 0,2387 kg/cm2.
Sampel 2 serabut kelapa dengan Panjang 5 cm dengan variasi 0,5% = 0,2026 kg/cm2 1% = 0,2113 kg/cm2 , 1,5% = 0,2383 kg/cm2
Dari data diatas nilai kohesi (c) tertinggi pada sempel 1 Panjang 3 cm dengan variasi 1,5% serabut kelapa sebesar 0,2387 kg/cm2 naik
46,8% dari tanah asli dan pada sempel 2 panjang 5 cm dengan variasi 1,5% serabut kelapa sebesar 0,2387 kg/cm2 naik 46.6% dari tanah
asli.
b. Nilai Sudut Tanah
Pada sempel 1 serabut kelapa dengan Panjang 3 cm dengan variasi 0,5% = 140, 1% = 160 , 1,5% = 170. Sampel 2 serabut kelapa dengan
Panjang 5 cm dengan variasi 0,5% = 220 1% = 270 , 1,5% = 280.
Dari data diatas nilai sudut tanah tertinggi pada sempel Panjang 3 cm dengan variasi 1,5% serabut kelapa sebesar 170 naik 47,8% dari tanah
asli, sedangkan pada sempel 2 panjang 5 cm dengan variasi 1,5% serabut kelapa sebesar 280 naik hamper 3 (tiga) kali lipat dari tanah asli
yaitu 143.5%.
c. Nilai Kuat Geser (τ)
Pada sempel 1 serabut kelapa dengan Panjang 3 cm dengan variasi 0,5% = 0,229 kg/cm2 , 1% = 0,266 kg/cm2 , 1,5% = 0,281 kg/cm2.
Sampel 2 serabut kelapa dengan Panjang 5 cm dengan variasi 0,5% = 0,258 kg/cm2 1% = 0,282 kg/cm2 1,5% = 0,312 kg/cm2.
Dari data diatas nilai kuat geser (τ) tertinggi pada sempel Panjang 3 cm dengan variasi 1,5% serabut kelapa sebesar 0,281 kg/cm2 naik
47,30% dari tanah asli dan pada sempel 2 panjang 5 cm dengan variasi 1,5% serabut kelapa sebesar 0,312 kg/cm2 naik 63.46% dari tanah
asli.
33. 1. Hasil pengujian sifat-sifat fisik tanah dan mekanik tanah untuk sampel tanah dari daerah Desa Bukit Rawi,
Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah diperoleh nilai, kadar air sebesar =
40,28%; berat isi = 1,38 gr/cm3; berat jenis = 2,70%; batas-batas atterberg, LL = 38,76%; PL = 13,62%; PI =
25,13%; SL = 24,79%; analisis saringan meliputi persentase berat material tertahan = 47,82%; persentase lolos
saringan = 52,18%; dan analisis hidrometer = 7,14%.
2. Berdasarkan sistem klasifikasi menurut AASHTO tanah ini termasuk kedalam kelompok A-6 (4) yang di
klasifikasikan tanah yang masih mengandung butir – butir pasir dan kerikil, untuk system klasifikasi menurut USCS
tanah tergolong dalam kelompok CL yaitu tanah lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai dengan sedang,
lempung berkerikil, lempung berpasir lempung berlanau, lempung “kurus” (lean clays).
KESIMPULAN DAN SARAN
34. KESIMPULAN DAN SARAN
3. Hasil pengujian kuat geser
Tabel Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat Geser
Nama Sampel Tanah
Kohesi (c)
kg/cm2
Sudut Geser
Tanah (ø)
Kuat Geser (τ') Kenaikan (%)
kg/cm2 (c) (ø) (τ')
A. TANAH ASLI
Tanah Asli 0,1305 11,5o 0,191
B. TANAH CAMPURAN SERABUT 3 CM
Tanah + 0,5 % Serabut Kelapa 0,195 14o 0,229 49,43 21,74 20,31
Tanah + 1 % Serabut Kelapa 0,2266 16o 0,266 73,64 39,13 39,59
Tanah + 1,5 % Serabut Kelapa 0,2387 17o 0,281 82,91 47,83 47,31
C. TANAH CAMPURAN SERABUT 5 CM
Tanah + 0,5 % Serabut Kelapa 0,2026 22o 0,258 55,25 91,30 35,49
Tanah + 1 % Serabut Kelapa 0,2113 27o 0,282 61,92 134,78 47,69
Tanah + 1,5 % Serabut Kelapa 0,2383 28o 0,312 82,61 143,48 63,46
35. SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Perludiadakan pengujiandengankemungkinan bahancampuran kombinasiyanglain.Misalnya mengkombinasikan dengan
bahan-bahan :semen,atau zatkimia penstabil lain.
2. Perludiadakan pengujiankuat geserpembandingdenganperalatanlain misalnya:AlatUjiTriaksial dan TekanBebas.
3. Pengawasan intensifperludilakukan pada pelaksanaan pembuatan sampel dilaboratorium danjuga perludiperhatikan kondisi
peralatanyang digunakan padasaat penelitiansehinggadiperolehdata yangakurat.