SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
SUATU MANHAJ,
PEMUDA DALAM
REPRESENTASI
GERAKAN
INTEGRALISTIK
KONTEMPORER
MENGKOLABOR(AKSI
)KAN INDONESIA
Negeri berpulau di seberang samudera hindia itu bernama atlantis (S.Oppenheimer
2010).
Adalah Sundaland, daratan gabungan Jawa, Sumatera dan Kalimantan yang
menjadi tempat hijrahnya bangsa Sumeria 10000 Tahun sebelum masehi.
Peradaban manusia Sundaland ini digadang – gadang sebagai peradaban adidaya
yang begitu berjaya dan makmur di zamannya. Hal ini merupakan keberhasilan
bangsa Sumeria dalam belajar dari pendahulunya, peradaban yang futur dalam
kurun waktu berabad abad tahun sebelum masehi. Pada 18000 Tahun sebelum
masehi, Sumeria memulai penghancuran diri sendiri yang perlahan tapi pasti.
Perpecahan muncul akibat ‘hobi’ bangsa Sumeria pada waktu itu, imperialisasi
bangsa lain. Ketaatan bangsa lain untuk tunduk dalam pemerintahan Sumeria
secara terpaksa tak berlangsung lama. Hingga pada 14000 Tahun sebelum masehi,
peradaban Sumeria itu tak berbekas di muka bumi belahan utara membujur ke
timur karena perang saudara. Namun, bangsa Sumeria ternyata memahami
masalah ini di masa depannya. Alih – alih, mereka membuat mitigasi untuk
memastikan eksistensi dan keutuhan bangsa mereka. Mitigasi yang mereka lakukan
adalah hijrah. Membentuk peradaban yang bersumber dari nilai komprehensif
pelajaran pahit diri sendiri, peradaban Atlantis di Sundaland. Atlantis menjadi lebih
bijak untuk tidak mengimperialisasi bangsa lain. Anugerah kesejahteraan Atlantis
rupanya menjadikan bangsa lain iri. Berbagai serangan dilancarkan pada Atlantis
dengan intensitas ribuan kali, namun pertahanan peradaban terhebat manusia itu
tidak dapat digoyahkan. Sebenarnya, bukan serangan tersebut yang menjadi ujian
bagi Atlantis. Namun kemampuan untuk tetap bersyukur dan memegang prinsip
yang menjadi ujian utama. Generasi penerus Atlantis menjadi begitu sombong
karena merasa ras mereka adalah yang paling hebat, pribadi rendah hati yang
menjadi prinsip pendahulu mereka terkikis hingga habis. Ketakaburan ditambah
dengan kebiadaban peradaban ini memancing murka Sang Maha Penguasa Atas
Segala Sesuatu. Atlantis ditenggelamkan oleh banjir bandang raksasa dari lelehan
es pada masa Pleistocene 9000 tahun sebelum masehi. Keagungan peradaban
Atlantis sirna sudah, hanya menyisakan daratan tertingginya ; Jawa, Sumatera dan
Kalimantan.
Orang Bilang Tanah Kita Tanah Surga, Tongkat Kayu dan Batu jadi Tanaman
(Koes Plus 1999). Sungguh, Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Setelah
ribuan tahun yang kelam masa Atlantis, Tuhan masih tetap menganugerahkan
‘kekayaan’ pada Sundaland. Sundaland ini menjelma menjadi negeri bernama
Indonesia. Kepulauan nusantara yang ditinggali oleh bangsa Indonesia. Kekayaan
ini dimanifestasikan dalam bentuk keberagaman. Keberagaman yang identik
dengan bumi dan manusia Indonesia. Bumi Indonesia menyediakan sumber daya
alam yang begitu melimpah. Dari Sabang sampai Merauke, terbentang Alam yang
hidup dan mampu menghidupi hingga membuat ketakjuban setiap pasang mata
memandangnya. Persediaan sumber daya alam sesungguhnya didedikasikan kepada
manusia Indonesia yang direpresentasikan oleh berbagai suku dan kearifan
lokalnya. Kebudayaan yang beragam membuat Indonesia begitu berwarna. Hal ini
menyebabkan setiap masyarakat di berbagai daerah Indonesia mempunyai
penyikapan bervariasi terhadap bagaimana membentuk masyarakat madani dan
memperlakukan alam secara ideal menurut mereka (Kusnanto, 2012). Berdasarkan
data yang dihimpun oleh EITI (Extractive Indutries Transparency Initiative)
Indonesia menyebutkan bahwa terdapat 6 ranah potensi sumber daya alam
Indonesia; Sumber Daya Udara, Sumber Daya Tanah, Sumber Daya Air, Sumber
Daya Hutan, Sumber Daya Tambang dan Sumber Daya Laut. Keadaan berdasarkan
data tersebut merupakan obyek yang patut untuk dipertanggungjawabkan terkait
dengan apakah bangsa Indonesia dewasa ini sudah bersikap yang seharusnya
dalam membentuk masyarakat madani dan memperlakukan alam secara ideal atau
sebaliknya. Atau sebaliknya, Alam Indonesia yang seharusnya dirawat oleh bangsa
Indonesia, diserahkan begitu saja kepada bangsa non Indonesia untuk digarap asal
Indonesia Untung. Secara pasti, sumber daya alam Indonesia membutuhkan
sumber daya manusia yang kompeten, bukan hanya kompeten dalam memahami
kearifan lokal namun juga kompeten dalam kemampuan memberdayakan alam
serta manusia secara profesional melalui implementasi ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Jika kita menilik 1400 tahun ke belakang, hiduplah suatu peradaban yang
barangkali dapat menjadi teladan bagi peradaban lain yang mendambakan ke-
madani-an. Bermaksud untuk memaparkan cerita secara moderat dan obyektif, Role
model peradaban diambil dari upaya manhaj (metodologi terprogram) yang
diterapkan oleh Rasulullah SAW dalam membangun dakwah Islam berdasarkan
kitab Al-Manhaj Al-Haraki lis Shiratin-Nabawiyah yang ditulis oleh Syaikh Munir
Muhammad Al-Ghadban serta kitab Kharithah Masyru‘ ur-Ru’yah asy-Syamilah li
Jama‘ah Al-Ikhwan al-Muslimun. Pada saat itu, dakwah Rasulullah menyampaikan
Risalah tentang kehidupan yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah. Dua
sumber tersebut sejatinya adalah modal potensial dalam membentuk manusia yang
kompeten secara komprehensif. Menariknya, dakwah ini dilakukan secara
terprogram dan sistematis. Sehingga, implementasi dakwah mempunyai pola
tertentu dalam membentuk manusia, dari manusia membentuk peradaban, dari
peradaban membentuk ke-madani-an. Kitab Al-Manhaj Al-Haraki lis Shiratin-
Nabawiyah menjelaskan tentang 5 periode dakwah yang dilalui Rasulullah SAW
sebagai representasi manhaj membentuk masyarakat madani. Periode pertama
bernama Sirriyatu ad-Da’wah dan Sirriyatu at-Tanzhim (Berdakwah secara
sembunyi-sembunyi dan merahasiakan struktur organisasi). Periode ini dimulai dari
Bi’tsah Nabawiyah (pengangkatan sebagai nabi) sampai dengan turunnya firman
Allah dalam Al Qur’an untuk memulai dakwah secara terang – terangan. Periode
kedua adalah Jahriyatu ad-Da’wah dan Sirriyatu at-Tanzhim (Berdakwah secara
terang-terangan dan merahasiakan struktur organisasi) yang berakhir pada tahun
10 kenabian. Periode ketiga yaitu Iqamatu ad-Daulah (Mendirikan Negara). Periode
ini dimulai dengan pembentukan Daulah (Pemerintahan) di Madinah, dan berakhir
pada awal tahun pertama Hijrah. Periode keempat adalah ad-Daulah wa Tatsbiti
Da’a’imiha (Negara dan penguatan pilar-pilarnya). Sedangkan, periode kelima
adalah Intisyaru ad-Da’wah fi al-Ardhi (Kemenangan dakwah di bumi) merupakan
perjuangan politik dan kemenangan risalah serta diakhiri dengan wafatnya
Rasulullah SAW. Lima periode dakwah dalam Kitab Al-Manhaj Al-Haraki lis Shiratin-
Nabawiyah dapat menjadi referensi pola – pola pembentukan sumber daya manusia
manusia strategis. Namun, terdapat beberapa kebijakan kontemporer yang
berkaitan dalam proses pembentukan sumber daya manusia manusia strategis
diantaranya adalah kebijakan kepemudaan, kebijakan industri serta kebijakan
pendidikan dan pengajaran. Kebijakan – kebijakan ini dijawantahkan dalam kitab
Kharithah Masyru‘ ur-Ru’yah asy-Syamilah li Jama‘ah Al-Ikhwan al-Muslimun.
Intisari kebijakan kepemudaan adalah menyediakan arahan dan peluang dengan
sebaik – baiknya yang mampu mengonversi potensi dan idealisme pemuda menjadi
produksi, ilmu dan pengembangan. Dalam hal ini, pemuda dengan bekal nilai Islam
dapat mengaktualisasi dirinya, membangun kepribadiannya dan terlibat dalam
upaya membangun tanah air. Dalam bidang industri, intisari kebijakan bertujuan
untuk; memenuhi kebutuhan pokok warga dan mengekspor surplus khususnya
cabang industri yang memang relatif menjadi keunggulan negara; Serta
mendukung dan mendorong industri kecil dan menengah, membuat program efektif
untuk mengembangkan industri kerajinan baik modern atau tradisional lokal,
mendorong keberlangsungannya, dan menyingkirkan berbagai kendala yang
dihadapi supaya dapat menjaga ciri khasnya. Selanjutnya, intisari kebijakan
pendidikan dan pengajaran berisi tentang integrasi ilmu, iman dan akhlak yang
lurus untuk menjamin ketersediaan pendidikan yang berkelanjutan berlandaskan
tujuan yang bersumber dari akidah, kebudayaan dan kebutuhan umat.
Melihat realita sumber daya manusia dewasa kini, seharusnya referensi
historis baik dari nenek moyang maupun dari kisah teladan bangsa lain sudah
cukup memberikan pembelajaran berharga yang aplikatif. Bahkan, Bhinneka
Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrawa yang dikutip dari kakawin Sutasoma
karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 dapat
menjadi ‘pengayaan’ yang memberikan penjelasan ciri khas tersendiri tentang
karakter Bangsa Indonesia. Arti dari Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma
Mangrawa adalah berbeda beda, tetapi tetap satu jua, tidak ada kerancuan dalam
kebenaran. Ungkapan yang apabila benar – benar dihayati dapat menumbuhkan
rasa patriotisme, mewujudkan istilah integralistik pergerakan secara nyata. Perlu
disadari, ternyata banyak sekali cemoohan yang didapatkan bahkan dari Orang
Indonesia sendiri terkait dengan rasa persatuan sumber daya manusia Indonesia
dalam mengelola sumber daya alamnya. Cemoohan itu mayoritas berisi
kejengkelan, mengapa potensi sumber daya alam yang besar itu bisa bisa nya
dimanfaatkan oleh pihak non Indonesia (asing), bukannya diberdayakan oleh anak
anak ibu pertiwi, pemuda Indonesia. Lantas pertanyaan jengkel selanjutnya, mana
peran sumber daya manusia Indonesia? Hal ini pula yang barangkali relevan
dengan ‘pengadaan’ pekerja asal China di Indonesia. Dilansir dari website
www.nasional.tempo.co pada 24 Desember 2016 lalu, Direktur Jenderal Imigrasi
Kementerian Hukum dan Ham Ronny F. Sompie mengatakan bahwa tenaga kerja
asal Cina mencapai 31030 orang, dari total warga asing yang menjadi tenaga kerja
di Indonesia yaitu 160865 orang. Itu adalah tenaga kerja yang terdaftar dengan
surat izin resmi, belum yang tidak dengan surat resmi. Bahkan, berdasarkan rumor
yang ada di masyarakat, banyaknya tenaga kerja cina mencapai angka 10 juta
orang dengan spesifikasi lengkap yakni dari pegawai kasar di lapangan hingga bos
berdasi di ruangan AC. Kondisi semacam ini bukan kondisi yang wajar untuk
dipahami. Investasi yang dilakukan oleh negara Tirai Bambu itu bukan hanya
investasi dalam sektor ekonomi namun investasi sumber daya manusia yang
berpotensi menyebabkan ‘genosida kreatifitas’ pada bangsa pribumi.
Dititik tekankan pada pemuda, terciptanya ruang kolaborasi menjadi sangat
urgen mengingat pemuda ini yang digadang gadang menjadi sumber daya manusia
strategis. Ruang kolaborasi dalam wujud pergerakan kontemporer yang mampu
mengintegrasikan pemuda. Terinspirasi dari potensi, data historis serta polemik
Indonesia masa kini, saya terbangun untuk ikut mengambil peran sebagai seorang
pemuda Indonesia generasi Y. Sejak tahun 2012, saya mengajak teman – teman
daerah saya, Blora Jawa Tengah, untuk menginisiasi Pundi Amal Pemuda Indonesia
(Indonesia Youth Charity Foundation). Gerakan sosial ini dedikasikan untuk seluruh
pemuda di Indonesia sebagai agen pemberdaya daerah masing – masing. Ruang
kolaborasi yang berwujud Pundi Amal Pemuda Indonesia merupakan wadah aksi
pemuda untuk mengembangkan masyarakat melalui pendekatan potensi daerah
dan kearifan lokal di setiap daerah Indonesia. Implementasi pergerakan ini terdapat
pada kesinambungan antara generasi muda sebagai aktivator, program organisasi
sebagai aktivitas serta masyarakat sebagai obyek. Kami bertumbuh dengan
pengetahuan dan pengalaman secara profesional sebagai gerakan sektor ketiga.
Kaderisasi terus kami lakukan hingga sekarang. Hingga tiba saatnya bagi Pundi
Amal Pemuda Indonesia untuk meraksasa. Berdasarkan kecenderungan kondisi
pemuda dan permintaan untuk ekspansi, Pundi Amal Pemuda Indonesia memulai
eskalasinya pada Agustus 2016. “Good To Great” merupakan frasa yang paling
tepat mewakili apa yang sedang Gerakan ini upayakan. Framework (kerangka
kerja) Pundi Amal Pemuda Indonesia mulai didefinisikan secara ilmiah dan tertulis.
Terdapat tiga pembahasan utama dalam hal kerangka kerja organisasi Pundi Amal
Pemuda Indonesia. Pertama, pembahasan mengenai Fundamental Organisasi.
Sejatinya Pundi Amal Pemuda Indonesia adalah gerakan sosial yang menjembatani
Pemuda daerah untuk memberdayakan masyarakat daerahnya melalui program
kerja. Pemuda bertindak sebagai Volunteer yang bertindak dalam sistem trirunggal;
SC, IC dan OC. Steering Committee (SC) yang terdiri dari Mahasiswa bertindak
sebagai konseptor aktivitas organisasi . Instructor Committee (IC) yang tediri dari
Siswa SMA kelas 12, bertindak sebagai supervisor untuk memberikan supervisi
bagi kinerja organisasi. Sedangkan Organizing Committee (OC) yang terdiri dari
Siswa SMA kelas 11 dan 10, bertindak sebagai eksekutor terhadap program yang
telak dikonsep oleh OC. Sistem tritunggal mempunyai obyek yang akan
diberdayakan yaitu masyarakat. Obyek berupa masyarakat juga dibagi menjadi
empat sistem pemberdayaan. Sistem Pemberdayaan Anak – anak merupakan wadah
kontribusi untuk menjalankan aktivitas organisasi berupa pelatihan interpersonal,
kerjasama dan visualisasi mimpi. Sistem Pemberdayaan Remaja dengan aktivitas
organisasinya yaitu pelatihan softskill dan edukasi persuasif. Aktivitas organisasi
berupa training urgensi edukasi, konsultasi kesehatan serta parenting dalam sistem
pemberdayaan orang tua. Sedangkan sistem pemberdayaan budaya
direpresentasikan dengan penggalian potensi kesenian dan festival seni daerah.
Kedua, pembahasan mengenai Afiliasi Organisasi. Pembahasan ini menjelaskan
tentang bagaimana organisasi bekerjasama dengan organisasi lain. Tiga ranah
kerjasama organisasi yaitu dengan gerakan sosial lainnya sebagai partner
kolaborator, pemerintah dan swasta sebagai pelaksana program kerja
pemberdayaan dan CSR, dengan media partner sebagai kontributor. Ketiga,
pembahasan terkait dengan Mimpi Organisasi. Diawali dengan menciptakan
kerangka kerja organisasi, Pundi Amal Pemuda Indonesia bermaksud untuk
menjelma menjadi Gerakan Sosial berbadan hukum dengan kerangka kerjanya yang
dipatenkan. Pundi Amal Pemuda Indonesia bermimpi bahwa kerangka kerja yang
berisi best practice organisasi ini disebarluaskan di seluruh dunia melalui
kerjasama Internasional baik join volunteer, conference presenter atau bahkan
community exhibition. Nantinya, pemikiran Pundi Amal Pemuda Indonesia bukan
hanya dimiliki oleh Indonesia, namun juga negara – negara lain; Malaysia Youth
Charity Foundation, Singapore Youth Charity Foundation, ASEAN Youth Charity
Foundation hingga World Youth Charity Foundation.
Sejalan dengan Forum Indonesia Muda, Pundi Amal Pemuda Indonesia
bergerak dalam menyediakan wadah kontribusi langsung di masyarakat bagi para
pemuda Forum Indonesia Muda. Tema “Ragam Asa Satu Indonesia” dapat menjadi
arahan seperti apa pemuda yang seharusnya sebagai output pelatihan Forum
Indonesia Muda 19. Pastinya, setiap pemuda yang mewakili organisasi, universitas
dan lembaga masing – masing berhak untuk ‘berbagi’ tentang pengalamannya serta
berkewajiban untuk menumbuhkan kepribadian dalam diri sesuai dengan output
yang diharapkan oleh pelatihan. Dengan membangun titik temu bersama untuk
mengoptimalkan kebermanfaatan dan memberikan pertanggungjawaban terbaik di
masa belajar S1 saya, saya mewajibkan diri untuk berkontribusi menginisiasi
proyek didedikasikan pada Pemuda dan Forum Indonesia Muda. Nilai – nilai Forum
Indonesia Muda yang direpresentasikan oleh 7 Pilar Kepemimpinan dan 7 Pilar
Karakter tak lupa diikutsertakan dalam mengonsep proyek bersama Forum
Indonesia Muda. Visi Forum Indonesia Muda “Hadirnya para pemimpin bangsa
yang memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme tinggi, berakhlak mulia,
sehat dan cerdas paripurna, baik secara fisik, rohani, spiritual, maupun intelektual.
Terwujudnya Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dalam ekonomi, berdaulat
dalam politik, dan berkepribadian dalam kebudayaan” akan diinternalisasikan
dalam konsep proyek Forum Indonesia Muda. Sebagai referensi pergerakan proyek,
Inspirasi dari gerakan sosial Pundi Amal Pemuda Indonesia dapat dijadikan acuan
untuk memberikan knowledge pada konsep proyek Forum Indonesia Muda. Pun
sebagai mahasiswa IT yang sedang belajar di departemen Sistem Informasi Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, proyek Forum Indonesia Muda menjadi
sarana strategis untuk implementasi keilmuan saya sebelum benar – benar terjun di
medan perusahaan. Terakhir, saya sebagai cofounder Pundi Amal Pemuda Indonesia
dan Calon Peserta FIM 19 sangat senang apabila mendapatkan kesempatan untuk
berkolaborasi dengan teman – teman Forum Indonesia Muda dalam satu harakah
alumni Forum Indonesia Muda 19. Dengan tagline gerakan sosial: Berbagi
Berkolaborasi Mengispirasi! Kami akan terus bergerak dengan pengetahuan dan
pengalaman kami mengajak pemuda memberdayakan daerahnya, demi terciptanya
Indonesia bahkan dunia yang lebih baik dan bermartabat.
Seluas luasnya Berbagi
Sekuat kuatnya Kolaborasi
Sedalam dalamnya Inspirasi
Atas Nama Aktivis Indonesia
Pundi Amal Pemuda Indonesia (Indonesia Youth Charity Foundation)

More Related Content

Similar to SUATU MANHAJ, PEMUDA DALAM REPRESENTASI GERAKAN INTEGRALISTIK KONTEMPORER MENGKOLABOR(AKSI)KAN INDONESIA

(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
Mira Sari
 
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5 JULI 2021 (1).pptx
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5  JULI 2021 (1).pptxB. A SEJ IND 11 IPA M KE-5  JULI 2021 (1).pptx
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5 JULI 2021 (1).pptx
FujiSan3
 
6. wawasan nusantara
6. wawasan nusantara6. wawasan nusantara
6. wawasan nusantara
Mardiah Ahmad
 
MATERI KELAS X SEJARAH INDONESIA
MATERI KELAS X SEJARAH INDONESIAMATERI KELAS X SEJARAH INDONESIA
MATERI KELAS X SEJARAH INDONESIA
ndriehs
 
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
Unique Hartianti
 
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
Unique Hartianti
 

Similar to SUATU MANHAJ, PEMUDA DALAM REPRESENTASI GERAKAN INTEGRALISTIK KONTEMPORER MENGKOLABOR(AKSI)KAN INDONESIA (20)

(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
(Tugas Presentasi IPS) Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia
 
Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah
Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah   Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah
Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah
 
Sejarah islam di indonesia
Sejarah islam di indonesiaSejarah islam di indonesia
Sejarah islam di indonesia
 
Evolusi & difusi kebudayaan
Evolusi & difusi kebudayaanEvolusi & difusi kebudayaan
Evolusi & difusi kebudayaan
 
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5 JULI 2021 (1).pptx
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5  JULI 2021 (1).pptxB. A SEJ IND 11 IPA M KE-5  JULI 2021 (1).pptx
B. A SEJ IND 11 IPA M KE-5 JULI 2021 (1).pptx
 
Hariyono (ppt) (1).pdf
Hariyono (ppt) (1).pdfHariyono (ppt) (1).pdf
Hariyono (ppt) (1).pdf
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islam
 
Presentasi agama islam..
Presentasi agama islam..Presentasi agama islam..
Presentasi agama islam..
 
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoBantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
6. wawasan nusantara
6. wawasan nusantara6. wawasan nusantara
6. wawasan nusantara
 
MATERI KELAS X SEJARAH INDONESIA
MATERI KELAS X SEJARAH INDONESIAMATERI KELAS X SEJARAH INDONESIA
MATERI KELAS X SEJARAH INDONESIA
 
Bab1
Bab1Bab1
Bab1
 
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)
 
Pancasila 2 sejarah.pptx
Pancasila 2 sejarah.pptxPancasila 2 sejarah.pptx
Pancasila 2 sejarah.pptx
 
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
 
Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budaya
 
KOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptx
KOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptxKOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptx
KOMITMEN KEBANGSAAN - KOMITMEN KEBANGSAAN.pptx
 
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
 

SUATU MANHAJ, PEMUDA DALAM REPRESENTASI GERAKAN INTEGRALISTIK KONTEMPORER MENGKOLABOR(AKSI)KAN INDONESIA

  • 1. SUATU MANHAJ, PEMUDA DALAM REPRESENTASI GERAKAN INTEGRALISTIK KONTEMPORER MENGKOLABOR(AKSI )KAN INDONESIA Negeri berpulau di seberang samudera hindia itu bernama atlantis (S.Oppenheimer 2010). Adalah Sundaland, daratan gabungan Jawa, Sumatera dan Kalimantan yang menjadi tempat hijrahnya bangsa Sumeria 10000 Tahun sebelum masehi. Peradaban manusia Sundaland ini digadang – gadang sebagai peradaban adidaya yang begitu berjaya dan makmur di zamannya. Hal ini merupakan keberhasilan bangsa Sumeria dalam belajar dari pendahulunya, peradaban yang futur dalam kurun waktu berabad abad tahun sebelum masehi. Pada 18000 Tahun sebelum masehi, Sumeria memulai penghancuran diri sendiri yang perlahan tapi pasti. Perpecahan muncul akibat ‘hobi’ bangsa Sumeria pada waktu itu, imperialisasi bangsa lain. Ketaatan bangsa lain untuk tunduk dalam pemerintahan Sumeria secara terpaksa tak berlangsung lama. Hingga pada 14000 Tahun sebelum masehi, peradaban Sumeria itu tak berbekas di muka bumi belahan utara membujur ke timur karena perang saudara. Namun, bangsa Sumeria ternyata memahami masalah ini di masa depannya. Alih – alih, mereka membuat mitigasi untuk memastikan eksistensi dan keutuhan bangsa mereka. Mitigasi yang mereka lakukan adalah hijrah. Membentuk peradaban yang bersumber dari nilai komprehensif pelajaran pahit diri sendiri, peradaban Atlantis di Sundaland. Atlantis menjadi lebih bijak untuk tidak mengimperialisasi bangsa lain. Anugerah kesejahteraan Atlantis
  • 2. rupanya menjadikan bangsa lain iri. Berbagai serangan dilancarkan pada Atlantis dengan intensitas ribuan kali, namun pertahanan peradaban terhebat manusia itu tidak dapat digoyahkan. Sebenarnya, bukan serangan tersebut yang menjadi ujian bagi Atlantis. Namun kemampuan untuk tetap bersyukur dan memegang prinsip yang menjadi ujian utama. Generasi penerus Atlantis menjadi begitu sombong karena merasa ras mereka adalah yang paling hebat, pribadi rendah hati yang menjadi prinsip pendahulu mereka terkikis hingga habis. Ketakaburan ditambah dengan kebiadaban peradaban ini memancing murka Sang Maha Penguasa Atas Segala Sesuatu. Atlantis ditenggelamkan oleh banjir bandang raksasa dari lelehan es pada masa Pleistocene 9000 tahun sebelum masehi. Keagungan peradaban Atlantis sirna sudah, hanya menyisakan daratan tertingginya ; Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Orang Bilang Tanah Kita Tanah Surga, Tongkat Kayu dan Batu jadi Tanaman (Koes Plus 1999). Sungguh, Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Setelah ribuan tahun yang kelam masa Atlantis, Tuhan masih tetap menganugerahkan ‘kekayaan’ pada Sundaland. Sundaland ini menjelma menjadi negeri bernama Indonesia. Kepulauan nusantara yang ditinggali oleh bangsa Indonesia. Kekayaan ini dimanifestasikan dalam bentuk keberagaman. Keberagaman yang identik dengan bumi dan manusia Indonesia. Bumi Indonesia menyediakan sumber daya alam yang begitu melimpah. Dari Sabang sampai Merauke, terbentang Alam yang hidup dan mampu menghidupi hingga membuat ketakjuban setiap pasang mata memandangnya. Persediaan sumber daya alam sesungguhnya didedikasikan kepada manusia Indonesia yang direpresentasikan oleh berbagai suku dan kearifan lokalnya. Kebudayaan yang beragam membuat Indonesia begitu berwarna. Hal ini menyebabkan setiap masyarakat di berbagai daerah Indonesia mempunyai penyikapan bervariasi terhadap bagaimana membentuk masyarakat madani dan memperlakukan alam secara ideal menurut mereka (Kusnanto, 2012). Berdasarkan data yang dihimpun oleh EITI (Extractive Indutries Transparency Initiative) Indonesia menyebutkan bahwa terdapat 6 ranah potensi sumber daya alam Indonesia; Sumber Daya Udara, Sumber Daya Tanah, Sumber Daya Air, Sumber Daya Hutan, Sumber Daya Tambang dan Sumber Daya Laut. Keadaan berdasarkan data tersebut merupakan obyek yang patut untuk dipertanggungjawabkan terkait dengan apakah bangsa Indonesia dewasa ini sudah bersikap yang seharusnya dalam membentuk masyarakat madani dan memperlakukan alam secara ideal atau sebaliknya. Atau sebaliknya, Alam Indonesia yang seharusnya dirawat oleh bangsa Indonesia, diserahkan begitu saja kepada bangsa non Indonesia untuk digarap asal Indonesia Untung. Secara pasti, sumber daya alam Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, bukan hanya kompeten dalam memahami kearifan lokal namun juga kompeten dalam kemampuan memberdayakan alam serta manusia secara profesional melalui implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika kita menilik 1400 tahun ke belakang, hiduplah suatu peradaban yang barangkali dapat menjadi teladan bagi peradaban lain yang mendambakan ke- madani-an. Bermaksud untuk memaparkan cerita secara moderat dan obyektif, Role
  • 3. model peradaban diambil dari upaya manhaj (metodologi terprogram) yang diterapkan oleh Rasulullah SAW dalam membangun dakwah Islam berdasarkan kitab Al-Manhaj Al-Haraki lis Shiratin-Nabawiyah yang ditulis oleh Syaikh Munir Muhammad Al-Ghadban serta kitab Kharithah Masyru‘ ur-Ru’yah asy-Syamilah li Jama‘ah Al-Ikhwan al-Muslimun. Pada saat itu, dakwah Rasulullah menyampaikan Risalah tentang kehidupan yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah. Dua sumber tersebut sejatinya adalah modal potensial dalam membentuk manusia yang kompeten secara komprehensif. Menariknya, dakwah ini dilakukan secara terprogram dan sistematis. Sehingga, implementasi dakwah mempunyai pola tertentu dalam membentuk manusia, dari manusia membentuk peradaban, dari peradaban membentuk ke-madani-an. Kitab Al-Manhaj Al-Haraki lis Shiratin- Nabawiyah menjelaskan tentang 5 periode dakwah yang dilalui Rasulullah SAW sebagai representasi manhaj membentuk masyarakat madani. Periode pertama bernama Sirriyatu ad-Da’wah dan Sirriyatu at-Tanzhim (Berdakwah secara sembunyi-sembunyi dan merahasiakan struktur organisasi). Periode ini dimulai dari Bi’tsah Nabawiyah (pengangkatan sebagai nabi) sampai dengan turunnya firman Allah dalam Al Qur’an untuk memulai dakwah secara terang – terangan. Periode kedua adalah Jahriyatu ad-Da’wah dan Sirriyatu at-Tanzhim (Berdakwah secara terang-terangan dan merahasiakan struktur organisasi) yang berakhir pada tahun 10 kenabian. Periode ketiga yaitu Iqamatu ad-Daulah (Mendirikan Negara). Periode ini dimulai dengan pembentukan Daulah (Pemerintahan) di Madinah, dan berakhir pada awal tahun pertama Hijrah. Periode keempat adalah ad-Daulah wa Tatsbiti Da’a’imiha (Negara dan penguatan pilar-pilarnya). Sedangkan, periode kelima adalah Intisyaru ad-Da’wah fi al-Ardhi (Kemenangan dakwah di bumi) merupakan perjuangan politik dan kemenangan risalah serta diakhiri dengan wafatnya Rasulullah SAW. Lima periode dakwah dalam Kitab Al-Manhaj Al-Haraki lis Shiratin- Nabawiyah dapat menjadi referensi pola – pola pembentukan sumber daya manusia manusia strategis. Namun, terdapat beberapa kebijakan kontemporer yang berkaitan dalam proses pembentukan sumber daya manusia manusia strategis diantaranya adalah kebijakan kepemudaan, kebijakan industri serta kebijakan pendidikan dan pengajaran. Kebijakan – kebijakan ini dijawantahkan dalam kitab Kharithah Masyru‘ ur-Ru’yah asy-Syamilah li Jama‘ah Al-Ikhwan al-Muslimun. Intisari kebijakan kepemudaan adalah menyediakan arahan dan peluang dengan sebaik – baiknya yang mampu mengonversi potensi dan idealisme pemuda menjadi produksi, ilmu dan pengembangan. Dalam hal ini, pemuda dengan bekal nilai Islam dapat mengaktualisasi dirinya, membangun kepribadiannya dan terlibat dalam upaya membangun tanah air. Dalam bidang industri, intisari kebijakan bertujuan untuk; memenuhi kebutuhan pokok warga dan mengekspor surplus khususnya cabang industri yang memang relatif menjadi keunggulan negara; Serta mendukung dan mendorong industri kecil dan menengah, membuat program efektif untuk mengembangkan industri kerajinan baik modern atau tradisional lokal, mendorong keberlangsungannya, dan menyingkirkan berbagai kendala yang dihadapi supaya dapat menjaga ciri khasnya. Selanjutnya, intisari kebijakan pendidikan dan pengajaran berisi tentang integrasi ilmu, iman dan akhlak yang
  • 4. lurus untuk menjamin ketersediaan pendidikan yang berkelanjutan berlandaskan tujuan yang bersumber dari akidah, kebudayaan dan kebutuhan umat. Melihat realita sumber daya manusia dewasa kini, seharusnya referensi historis baik dari nenek moyang maupun dari kisah teladan bangsa lain sudah cukup memberikan pembelajaran berharga yang aplikatif. Bahkan, Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrawa yang dikutip dari kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 dapat menjadi ‘pengayaan’ yang memberikan penjelasan ciri khas tersendiri tentang karakter Bangsa Indonesia. Arti dari Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrawa adalah berbeda beda, tetapi tetap satu jua, tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Ungkapan yang apabila benar – benar dihayati dapat menumbuhkan rasa patriotisme, mewujudkan istilah integralistik pergerakan secara nyata. Perlu disadari, ternyata banyak sekali cemoohan yang didapatkan bahkan dari Orang Indonesia sendiri terkait dengan rasa persatuan sumber daya manusia Indonesia dalam mengelola sumber daya alamnya. Cemoohan itu mayoritas berisi kejengkelan, mengapa potensi sumber daya alam yang besar itu bisa bisa nya dimanfaatkan oleh pihak non Indonesia (asing), bukannya diberdayakan oleh anak anak ibu pertiwi, pemuda Indonesia. Lantas pertanyaan jengkel selanjutnya, mana peran sumber daya manusia Indonesia? Hal ini pula yang barangkali relevan dengan ‘pengadaan’ pekerja asal China di Indonesia. Dilansir dari website www.nasional.tempo.co pada 24 Desember 2016 lalu, Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Ham Ronny F. Sompie mengatakan bahwa tenaga kerja asal Cina mencapai 31030 orang, dari total warga asing yang menjadi tenaga kerja di Indonesia yaitu 160865 orang. Itu adalah tenaga kerja yang terdaftar dengan surat izin resmi, belum yang tidak dengan surat resmi. Bahkan, berdasarkan rumor yang ada di masyarakat, banyaknya tenaga kerja cina mencapai angka 10 juta orang dengan spesifikasi lengkap yakni dari pegawai kasar di lapangan hingga bos berdasi di ruangan AC. Kondisi semacam ini bukan kondisi yang wajar untuk dipahami. Investasi yang dilakukan oleh negara Tirai Bambu itu bukan hanya investasi dalam sektor ekonomi namun investasi sumber daya manusia yang berpotensi menyebabkan ‘genosida kreatifitas’ pada bangsa pribumi. Dititik tekankan pada pemuda, terciptanya ruang kolaborasi menjadi sangat urgen mengingat pemuda ini yang digadang gadang menjadi sumber daya manusia strategis. Ruang kolaborasi dalam wujud pergerakan kontemporer yang mampu mengintegrasikan pemuda. Terinspirasi dari potensi, data historis serta polemik Indonesia masa kini, saya terbangun untuk ikut mengambil peran sebagai seorang pemuda Indonesia generasi Y. Sejak tahun 2012, saya mengajak teman – teman daerah saya, Blora Jawa Tengah, untuk menginisiasi Pundi Amal Pemuda Indonesia (Indonesia Youth Charity Foundation). Gerakan sosial ini dedikasikan untuk seluruh pemuda di Indonesia sebagai agen pemberdaya daerah masing – masing. Ruang kolaborasi yang berwujud Pundi Amal Pemuda Indonesia merupakan wadah aksi pemuda untuk mengembangkan masyarakat melalui pendekatan potensi daerah dan kearifan lokal di setiap daerah Indonesia. Implementasi pergerakan ini terdapat pada kesinambungan antara generasi muda sebagai aktivator, program organisasi
  • 5. sebagai aktivitas serta masyarakat sebagai obyek. Kami bertumbuh dengan pengetahuan dan pengalaman secara profesional sebagai gerakan sektor ketiga. Kaderisasi terus kami lakukan hingga sekarang. Hingga tiba saatnya bagi Pundi Amal Pemuda Indonesia untuk meraksasa. Berdasarkan kecenderungan kondisi pemuda dan permintaan untuk ekspansi, Pundi Amal Pemuda Indonesia memulai eskalasinya pada Agustus 2016. “Good To Great” merupakan frasa yang paling tepat mewakili apa yang sedang Gerakan ini upayakan. Framework (kerangka kerja) Pundi Amal Pemuda Indonesia mulai didefinisikan secara ilmiah dan tertulis. Terdapat tiga pembahasan utama dalam hal kerangka kerja organisasi Pundi Amal Pemuda Indonesia. Pertama, pembahasan mengenai Fundamental Organisasi. Sejatinya Pundi Amal Pemuda Indonesia adalah gerakan sosial yang menjembatani Pemuda daerah untuk memberdayakan masyarakat daerahnya melalui program kerja. Pemuda bertindak sebagai Volunteer yang bertindak dalam sistem trirunggal; SC, IC dan OC. Steering Committee (SC) yang terdiri dari Mahasiswa bertindak sebagai konseptor aktivitas organisasi . Instructor Committee (IC) yang tediri dari Siswa SMA kelas 12, bertindak sebagai supervisor untuk memberikan supervisi bagi kinerja organisasi. Sedangkan Organizing Committee (OC) yang terdiri dari Siswa SMA kelas 11 dan 10, bertindak sebagai eksekutor terhadap program yang telak dikonsep oleh OC. Sistem tritunggal mempunyai obyek yang akan diberdayakan yaitu masyarakat. Obyek berupa masyarakat juga dibagi menjadi empat sistem pemberdayaan. Sistem Pemberdayaan Anak – anak merupakan wadah kontribusi untuk menjalankan aktivitas organisasi berupa pelatihan interpersonal, kerjasama dan visualisasi mimpi. Sistem Pemberdayaan Remaja dengan aktivitas organisasinya yaitu pelatihan softskill dan edukasi persuasif. Aktivitas organisasi berupa training urgensi edukasi, konsultasi kesehatan serta parenting dalam sistem pemberdayaan orang tua. Sedangkan sistem pemberdayaan budaya direpresentasikan dengan penggalian potensi kesenian dan festival seni daerah. Kedua, pembahasan mengenai Afiliasi Organisasi. Pembahasan ini menjelaskan tentang bagaimana organisasi bekerjasama dengan organisasi lain. Tiga ranah kerjasama organisasi yaitu dengan gerakan sosial lainnya sebagai partner kolaborator, pemerintah dan swasta sebagai pelaksana program kerja pemberdayaan dan CSR, dengan media partner sebagai kontributor. Ketiga, pembahasan terkait dengan Mimpi Organisasi. Diawali dengan menciptakan kerangka kerja organisasi, Pundi Amal Pemuda Indonesia bermaksud untuk menjelma menjadi Gerakan Sosial berbadan hukum dengan kerangka kerjanya yang dipatenkan. Pundi Amal Pemuda Indonesia bermimpi bahwa kerangka kerja yang berisi best practice organisasi ini disebarluaskan di seluruh dunia melalui kerjasama Internasional baik join volunteer, conference presenter atau bahkan community exhibition. Nantinya, pemikiran Pundi Amal Pemuda Indonesia bukan hanya dimiliki oleh Indonesia, namun juga negara – negara lain; Malaysia Youth Charity Foundation, Singapore Youth Charity Foundation, ASEAN Youth Charity Foundation hingga World Youth Charity Foundation. Sejalan dengan Forum Indonesia Muda, Pundi Amal Pemuda Indonesia bergerak dalam menyediakan wadah kontribusi langsung di masyarakat bagi para pemuda Forum Indonesia Muda. Tema “Ragam Asa Satu Indonesia” dapat menjadi
  • 6. arahan seperti apa pemuda yang seharusnya sebagai output pelatihan Forum Indonesia Muda 19. Pastinya, setiap pemuda yang mewakili organisasi, universitas dan lembaga masing – masing berhak untuk ‘berbagi’ tentang pengalamannya serta berkewajiban untuk menumbuhkan kepribadian dalam diri sesuai dengan output yang diharapkan oleh pelatihan. Dengan membangun titik temu bersama untuk mengoptimalkan kebermanfaatan dan memberikan pertanggungjawaban terbaik di masa belajar S1 saya, saya mewajibkan diri untuk berkontribusi menginisiasi proyek didedikasikan pada Pemuda dan Forum Indonesia Muda. Nilai – nilai Forum Indonesia Muda yang direpresentasikan oleh 7 Pilar Kepemimpinan dan 7 Pilar Karakter tak lupa diikutsertakan dalam mengonsep proyek bersama Forum Indonesia Muda. Visi Forum Indonesia Muda “Hadirnya para pemimpin bangsa yang memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme tinggi, berakhlak mulia, sehat dan cerdas paripurna, baik secara fisik, rohani, spiritual, maupun intelektual. Terwujudnya Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dalam ekonomi, berdaulat dalam politik, dan berkepribadian dalam kebudayaan” akan diinternalisasikan dalam konsep proyek Forum Indonesia Muda. Sebagai referensi pergerakan proyek, Inspirasi dari gerakan sosial Pundi Amal Pemuda Indonesia dapat dijadikan acuan untuk memberikan knowledge pada konsep proyek Forum Indonesia Muda. Pun sebagai mahasiswa IT yang sedang belajar di departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, proyek Forum Indonesia Muda menjadi sarana strategis untuk implementasi keilmuan saya sebelum benar – benar terjun di medan perusahaan. Terakhir, saya sebagai cofounder Pundi Amal Pemuda Indonesia dan Calon Peserta FIM 19 sangat senang apabila mendapatkan kesempatan untuk berkolaborasi dengan teman – teman Forum Indonesia Muda dalam satu harakah alumni Forum Indonesia Muda 19. Dengan tagline gerakan sosial: Berbagi Berkolaborasi Mengispirasi! Kami akan terus bergerak dengan pengetahuan dan pengalaman kami mengajak pemuda memberdayakan daerahnya, demi terciptanya Indonesia bahkan dunia yang lebih baik dan bermartabat. Seluas luasnya Berbagi Sekuat kuatnya Kolaborasi Sedalam dalamnya Inspirasi Atas Nama Aktivis Indonesia Pundi Amal Pemuda Indonesia (Indonesia Youth Charity Foundation)