MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MENGENAL RAGAM GAYA PEMBELAJARAN EFEKTIF
1. TUGAS KAJIAN KRITIS
Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran
Dengan Dosen Pengampu
Akhmad Sudrajat M.Pd
Disusun Oleh:
DINI NUR APRIYANI
II.A
2012031027
PEND. EKONOMI
2. JUDUL
JUDUL BAB BAB
BUKU
BUKU V VI
BAB BAB BAB
I IV VII
BAB BAB BAB
II III VIII
4. BAB I
Mengenal Berbagai Model Dalam Proses Pembelajaran
Dan Pengajaran
Mengenal berbagai model dalam proses
pembelajaran dan pengajaran adalah sesuatu yang
sangat penting untuk dipahami oleh para anak didik
dan pendidik. Adapun beberapa model sebai berikut
:
A. Model John Carroll
Carroll menyatakan bahwa waktu adalah variabel
penting bagi pembelajaran sekolah, dengan rumus
sebagai berikut :
Pembelajaran sekolah = f(waktu yang dihabiskan)
waktu yang dibutuhkan
5. B. Model Proctor
Berikut tahapan pembelajaran dengan model proctor :
1. Iklim sosial sekolah
2. Interaksi antar individu yang terlibat dalam proses
sekolah
3. Tingkat prestasi siswa merupakan hasil dari semua
variabel sebelumnya.
C. Model Cruickshank
Dalam konsep ini pengaplikasian variabel-variabel
produk, proses dan pertanda. Produk adalah
pembelajaran pada bagian siswa. Proses mencakup
interaksi antara siswa dengan guru, sedangkan
pertanda adalah inteligensi guru, tingkat pengalaman,
kesuksesan dan karakteristik guru yang lain.
6. D. Model Gage dan Berliner
Seorang guru memulai pengajarannya dengan sasaran
dan tujuan yang kemudian diikuti dengan evaluasi.
Pengajaran menghubungkan sasaran dan evaluasi
serta didasarkan pada pengetahuan guru mengenai
karakteristik para siswa dan apa yang paling baik
dilakukan untuk memotivasi mereka.
E. Model Huitt
Kategori perilaku guru mencakup sub kategori sebagai
berikut :
1. perencanaan, yakni siap untuk melakukan interaksi
dalam ruang kelas.
2. Manajemen, berarti mampu mengendalikan kelas.
3. Pengajaran, yaitu memandu jalannya
pembelajaran.
7. KOMENTAR
Seorang guru pada umumnya berperang penting
dalam proses pembelajaran terutama didalam
ruang kelas, untuk itu seorang guru penting
mengetahui dan memahami model-model
mengajar yang efektif, sehingga murid dapat
mengikuti pembelajaran dengan efektif pula,
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan,
cara mengajar yang menarik karena semua itu
berpengaruh terhadap proses yang kemudian
tentunya proses itu akan mempengaruhi produk.
8. BAB II
Mengenal Model Transaksional dalam Proses Pengajaran
Model Transaksional tentang Proses
Pembelajaran/Pengajaran
Konteks Semua faktor diluar ruang kelas yang mungkin
mempengaruhi pengajaran dan pembelajaran
Input Kualittas atau karakteristik guru dan siswa yang
mereka bawa dalam pengalaman ruang kelas
Proses ruang Perilaku guru dan siswa dalam ruang kelas dan
kelas beberapa variabel yang lain, seperti iklim ruang
kelas dan hubungan guru/murid
output Ukuran pembelajaran siswa yang diambil dari
proses intruksional umum
9. Karakteristik guru yang paling penting adalah
nilai-nilai dan keyakinan guru atau kecukupan
guru yang lebih khusus. Adapun beberapa hal
penting lain dari karakteristik guru adalah sebagai
berikut :
1. Pengetahuan guru dengan respek pada domain
isi (pengetahuan tentang mata pelajaran yang
di ajarkan)
2. Pertumbuhan dan perkembangan manusia
(teori-teori, topik dan tahapan)
3. Teori pembelajaran (behavioristic/perilaku,
kognitif, dan humanistis)
4. Proses pengajaran/pembelajaran (konsep-
konsep dan prinsip-prinsip, serta aplikasinya
dalam lingkungan formal dan informal)
10. Perilaku para siswa diruang kelas bisa
mempengaruhi perilaku guru dalam ruang kelas
dalam sebuah pola yang interaktif. Karenanya
perilaku mereka dalam ruang kelas adalah
pengaruh yang paling langsung pada prestasi
mereka.
Perilaku para siswa, termasuk semua tindakan
mereka, yang akan menciptakan ruang kelas dan
merupakan satu variabel yang sangat penting
(setidaknya dalam hubungannya dengan
memprediksi prestasi siswa dengan menggunakan
tes yang terstandarisasi), itulah yang dinamakan
dengan waktu pembelajaran akademis (Academic
Learning Time/ALT).
11. KOMENTAR
Ada ragam faktor ruang kelas lain yang telah
dkaitkan dengan prestasi para siswa, seperti iklim
ruang kelas dan peluang bagi mereka untuk
menggunakan peran kepemimpinan meraka, agar
bis mengembangkan kemampuan pemikiran kritis
para siswa, seorang guru haus menunjukan
seberapa besar definisi pemikiran kritis supaya
lebih efektif dan efisien.
12. BAB III
Lebih Jauh seputar Model Pembelajaran Sekolah
Model QAIT, (Slavin (2006:277-279) :
1. Q singkata dari quality (kualitas) pengajaran dan
merupakan variabel yang sama dengan yang diajukan
oleh Carroll.
2. A singkatan dari tingkat pengajaran yang appropriate
(tepat) dan mendefinisikan kembali variabel
karakteristik siswa tentang bakat dan kmampuan
untuk memahami intrusi sebagai sebuah variabel
perilaku guru.
3. I singkatan dari insentif dan merupakan definisi
ulang terhadap variabel perilaku ketekunan siswa
kedalam variabel perilaku guru.
4. T singkata dari time (waktu) dan hal ini pada
dasarnya ekuivalen dengan variabel Carroll, yakni
peluang.
13. Bagan Memperbaiki Ruang Kelas dan
Keefektifan Sekolah
Kepemimpinan : Iklim sekolah :
1. Permodelan 1. Penekanan akademis
2. Umpan balik 2. Lingkungan yang teratur
3. Bangunan 3. Pengharapan akan kesuksesan
konsesus
Perilaku guru :
1. Perencanaan
Pengawasan : 2. Manajemen
1. Pintu masuk 3. intruksi
2. Diagnosis
3. Kesuksesan teknis
4. Pemaknaan pribadi
dan profesional Perilaku siswa :
reintegrasi 1. Penguasaan Prestasi
2. Keterlibatan siswa
3. kesuksesan
14. Rumus model pembelajaran atau pengajaran :
Pembelajaran (output)= f(konteks, input dan proses)
Output mencakup ukuran spesifik atau ukuran-ukuran
pembelajaran, yaitu prestasi siswa, keterampilan sosial,
perkembanan kognitif, dsb.
Konteks mencakup faktor-faktor lingkungan atau situasional,
seperti lingkungan rumag, perubahan kondisi global yang
mempengaruhi definisi dan ukuran hasil pendidikan yang
penting, tingkat variabel input, serta proses yang penting.
Input mencakup karakteristik guru dan siswa yang mereka
bawa kepada proses pembelajaran.
Proses termasuk pemikiran, perasaan, komitmen dan aksi-
aksi guru serta siswa dalam ruang kelas atau situasi
pembelajaran.
15. KOMENTAR
Pemilihan variabel hasil yang penting atau apa
yang dimaknai dengan pembelajaran sekolah akan
secara dramatis berdampak pada seleksi variabel
konteks, input, dan proses.
16. BAB IV
Mengenal Gaya Pembelajaran Eksperiensial
A. Pembelajaran Eksperiensial (pembelajaran
berbasiskan pengalaman)
Pembelajaran Eksperiensial juga dinamakan sebagai
pengajaran eksperiensial atau latihan dan
perkembangan eksperiensial. Kata eksperiensial pada
dasarnya bermakna pembelajaran dan perkembangan
yang dicapai melalui pengalaman dan keterlibatan
yang ditentukan secara personal dibandingkan
dengan pengajaran atau latihan yang diterima, yang
secara tipikal adalah berada dalam kelompok dengan
observasi, mendengarkan, studi teori atau hipotesis,
atau beberapa transfer keterampilan maupun
pengetahuan yang lain.
17. B. Tipe Pembelajaran dan Pengajaran
Dalam hal ini, terdapat dua tipe pembelajaran dan
pengajaran, yaitu :
1. Pembelajaran konvensional yang menentukan
pengajaran untuk mentransfer
pengetahuan/keterampilan pramenentukan. Dari
luar, biasanya untuk tujuan eksternal.
2. Pembelajaran eksperiensial, berarti perkembangan
orang sebagai individu yang dari dalam biasanya
untuk tujuan internal.
C. Aktivitas Pembelajaran Eksperiensial; Konsep dan
Prinsip
1. Pembelajaran adalah pusat
2. Fasilitas harus ringan dan tidak kentara
3. Menemukan dan menciptakan peluang
pembelajaran eksperiensial.
18. 4. Reaksi terhadap pengalaman bervariasi
sehingga jangan terlalu cepat menghakimi
5. Suatu peristiwa bisa memunculkan efek-efek
pembelajaran yang berbeda
6. Membangun rasa percaya diri sebelum
menunjukan sikap dan perilaku
7. Aktivitas haruslah nyata dan menarik hati
8. Menjamin aktivitas berarti memperkenankan
ulasan yang mencukupi dan penuh makna
9. Mengulas berbagai aktivitas dengan saksama
merupakan hal yang penting
10. Menekankan pada hal-hal positif
19. KOMENTAR
Pembelajaran ekperiensial yang diatur dan
difasilitasi secara tepat akan sangat membantu
proses pencapaian pembelajaran yang seimbang
dan jauh lebih bermanfaat. Meskipun pemberian
fasilitas bisa menambah nilai yang sangat besar,
namun para fasilitator harus ingat bahwa fasilitas
yang tidak tepat bisa mengganggu dan tidak bisa
membantu pembelajaran.
20. BAB V
David Kolb dan Model Pembelajaran Eksperiensial
Model Kolb bekerja pada 2 tingkatan atau siklus 4
tahap, yaitu pengalaman konkret (CE/Concrete
Experience), Observasi Reflektif (RO/Reflective
Observation), Konseptualisasi Abstrak (AC/
Conzeptualization), dan Eksperimentasi Aktif
(AE/Active Experimentation).
Dan dengan ilustrasi seperti dibawah ini :
1. Percabangan (CE/RO)
2. Pengasimilasian (AC/RO)
3. Penyatuan (AC/AE)
4. Pengakomodasian (CE/AE)
21. Pembelajaran dalam fase pembelajaran CE adalah
pemelajaran yang berpikiran terbuka dan mampu
beradaptasi,serta pembelajaran yang sensitif
terhadap perasaan dirinya sendiri dan perasaan
orang lain.
Observasi Reflektif (RO) adalah tahapan yang
dengannya pembelajar dapat melihat dan
mendengarkan, memandang persoalan dari sudut
pandang berbeda, serta menemukan makna dalam
bahan pembelajaran.
Konseptulisasi Abstrak (AC) adalah aplikasi
pemikiran dan logika sebagai lawan dari perasaan
terhadap situasi pembelajaran.
Eksperimentasi Aktif (AE) yang mencakup teori-
teori pengujian, menjalankan rencana-rencana,
serta mempengaruhi orang lain, juga peristiwa
melalui aktivitas.
22. KOMENTAR
Sebagaimana model perilaku lainnya, beberapa
gaya pembelajaran adalah panduan yang tidak
terbatasi dengan seperangkat aturan. Dengan
demikian, banyak orang menunjukan pilihan yang
sangat kuat dengan suatu gaya pembelajaran
tertentu.
23. BAB VI
Orientasi Sosial terhadap Pembelajaran
A. Model pembelajaran yang tersituasikan
William F. Hanks menyatakan bahwa daripada
mempertanyakan jenis proses kognitif dan
struktur konseptual apa yang terlibat. Dalam hal
ini tidak terlalu banyak para pembelajar yang
membutuhkan struktur atau model-medel untuk
memahami dunia, tetapi mereka berpartisipasi
dalam kerangka kerja yang mempunyai struktur.
Sehingga, pembelajaran pun mencakup partisipasi
dalam sebuah komunitas praktis.
24. B. Petunjuk dalam pembelajaran yang Tersituasikan
Menurut Salomon, pada dasarnya manusia menjalin
hubungan atau partnership satu sama lainnya dengan
bantuan alat-alat dan implementasi yang disediakan
secara kultural. Hal tersebut bisa meliputi penyediaan
akses perpustakaan dan internet, namun juga bisa
melibatkan penggunaan berbagai alat seperti pensil dan
pena.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Gardner, kecerdasan
akan lebih baikjika diwujudkan secara nyata
dibandingkan disimpan saja dalam kepala. Ketika
seseorang mampu menuangkan kecerdasannya dengan
tepat, maka aktivitasnya harus termediasikan secara
sosial dalam sebuah konteks budaya.
25. KOMENTAR
Peranan sosial terhadap pendidikan memang
sangat berdampak pada pendidik ataupun anak
didik, karena pendidikan pula bisa berasal dari
lingkungan sekitar, seperti kemanusiaan dll.
26. BAB VII
Membahas Model Pembelajaran dalam Pengajaran Bahasa
MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) yakni sebuah
indikator yang diciptakan oleh 2 orang bersaudara,
Katherine Briggs dan Isabel Briggs-Myers. Dalam te
MBTI ada 4 skala, yakni:
1. Ekstrovesi/Introversi (E-1)
2. Sensing-Intuiting (S-1)
3. Thinking-feeling(T-F)
4. Judging dan Perceivig (J-P)
Metode penilaian kepribadian seseorang :
1. Metode ENFJ (Extroverted Feeling with Intuiting)
2. Metode ENFP (Extroverted Intuiting with Feeling)
3. Metode ENTJ (Extroverted Thinking with
Intuiting)
27. Pendekatan multigaya dalam pembelajaran bahasa
asing:
1. Memotivasi pembelajaran
2. Menyeimbangkan informasi
3. Selama Menyeimbangkan pendekatan
pengajaran terstruktur
4. Menggunakan media visual
5. Memberikan latihan-latihan secara berulang
selama beberapa kali
6. Jangan mengisi kelas dengan hanya ceramah
dan tulisan
7. Melakukan pembelajaran secara bersama-sama
8. Menyeimbangkan presentasi induktif dan
deduktif
28. KOMENTAR
Gaya pengajaran diciptakan agar metode dan
pendekatannya bisa dirasakan dengan nyaman
oleh para instruktur atau pengajar. Jika mereka
mencoba mengubah pendekatan tersebut dengan
metode yang sangat berbeda, mereka akan dipaksa
untuk bekerja seluruhnya dengan metode yang
tidak familiar, aneh, dan tidak nyaman.
29. BAB VIII
Mengenal Teori Pendidikan Jerome Bruner
Menurut Bruner, idealnya minat terhadap bahan
atau materi yang dipelajari merupakan stimulus
terbaik bagi pembelajaran, dibandingkan tujuan-
tujuan eksternal, sperti nilai, peringkat kelas, atau
keuntungan kompetitif.
Menurut Bruner, supaya bisa menjaga langkah
agar seiring dengan perubahan teknologi yang
semakin meningkat, pendidikan seharusnya fokus
pada keterampilan dasar yang akan dibutuhkan
untuk mengatur teknologi.
Bruner merasa bahwa para siswa akan lebih baik
belajar tentang sesuatu yang berada didepan
mereka daripada tetap berada pada sesuatu yang
telah mereka capai.
30. Berikut adalah beberapa teori pendidikan yang
dikemukakan olehnya :
1. Teori nilai
2. Teori pengetahuan
3. Teori hakikat manusia
4. Teori pembelajaran
5. Teori transmisi
6. Teori masyarakat
7. Teori peluang
8. Teori konsensus
31. KOMENTAR
Semua teori yang ada satu sama lainnya salaing
berkaitan karena setiap satu teori ke teori lain itu
memiliki hubungan yang dapat mmenghasilkan
pendidikan yang baik, sesuai dengan apa yang
diinginkan.