SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
Makalah ICT


Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi

 Dalam Kemajuan Pendidikan di Indonesia




                   Disusun Oleh:

         Dikka Amelia Ferdiana   0311 12 147




   PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

             UNIVERSITAS PAKUAN

                       2012
Kata Pengantar

     Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan kasih sayangNya, penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ICT
dengan judul “Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kemajuan
Pendidikan di Indonesia” dalam bentuk makalah.

     Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari pihak-pihak
lain. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

   1. Dosen mata kuliah ICT Bapak Aries Mesya, M.Kom yang telah
       memberikan tugas, petunjuk, dan bimbingan kepada penulis sehingga
       dapat menyelesaikan tugas ini.
   2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi
       berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
   3. Pihak-pihak yang menjadi sumber materi dalam bentuk media internet.

     Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amiin.

     Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk penyempurnaan makalah.




                                                           Bogor, Oktober 2012




                                                                   Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ..........................................................................................         i

Daftar Isi....................................................................................................   ii

BAB I Pendahuluan ..................................................................................             1

           1.1 Latar Belakang ........................................................................           1

           1.2 Manfaat ....................................................................................      4

BAB II Pembahasan ..................................................................................             5

           2.1 Landasan Pemikiran ................................................................                5

           2.2 Pergeseran Pandangan Tentang Pembelajaran ........................                                 7

           2.3 Tujuh Peranan Teknologi Informasi........................................                          9

           2.4 Kreatifitas dan Kemandirian Belajar .......................................                       10

           2.5 Media Pembelajaran ................................................................               12

           2.6 Kendala....................................................................................       13

           2.7 Peran Guru...............................................................................         14

BAB III Penutup .......................................................................................          16

           3.1 Kesimpulan..............................................................................          16

Daftar Pustaka ...........................................................................................       17
BAB I
                               PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
      Perkembangan     Teknologi    Informasi   dan   Komunikasi     (TIK)    telah
memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses
pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan
TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke
penampilan, (2) dari ruang kelas di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on
line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu
siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan
menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-
mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media
tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung
dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup
yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan
menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah
berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu
proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang
makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan
menggunakan media Teknologi Komunikasi dan Informasi khususnya internet.
Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi
internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang
belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan
kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi
materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui
komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan
pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma
pembelajaran tradisional. Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai
model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training),
CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE
(Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated
Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT
(Web-Based Training), dsb.


     Satu bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat di
penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan
dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai
aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi
yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan
sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau
kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk
memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan
memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang
amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai
negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan
internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern
dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah
tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat
manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang
ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas
dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubah
wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang
ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas
maupun di luar kelas.


     Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui
jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun
untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman.
Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat
atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai
alat bantu utama. Majalah Asiaweek terbitan 20-27 Agustus 1999 telah
menurunkan tulisan-tulisan dalam tema "Asia in the New Millenium" yang
memberikan gambaran berbagai kecenderungan perkembangan yang akan terjadi
di Asia dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, agama, sosial, budaya,
kesehatan, pendidikan, dsb, termasuk di dalamnya pengaruh revolusi internet
dalam berbagai dimensi kehidupan. Salah satu tulisan yang berkenaan dengan
dunia pendidikan     disampaikan    oleh   Robin   Paul   Ajjelo   dengan   judul
"Rebooting:The Mind Starts at School". Dalam tulisan tersebut dikemukakan
bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan
ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer
di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan
kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai "Cyber Classroom"
atau "ruang kelas maya" sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas
pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang
disebut "interactive learning" atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan
internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas
pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi
belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang
sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau
cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya.
Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih kenyal atau
lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga
memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan
baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini,
guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran
sebagaimana dikemukakan di atas.


     Dalam tulisan itu, secara ilustratif disebutkan bahwa di masa-masa
mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti
sekarang ini, akan tetapi berupa: (1) Komputer Notebook dengan akses internet
tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan,
materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta
perekam suara, (2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang
elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. (3) Videophone
bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV,
(4) Alat-alat musik, (5) Alat olah raga, dan (6) Bingkisan untuk makan siang. Hal
itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa
perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.


     Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan
internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih
efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan.
Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya
itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi proses
pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran
yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya
ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang
memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah
dasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan
peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan,
menggambar, berhitung, dsb. Dalam hubungan ini guru perlu memiliki
kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan
demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untuk
membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.


1.2 Manfaat
     Makalah ini diharapkan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan khususnya penulis, yaitu agar mengetahui pemanfaatan ICT dengan
baik dan benar, memanfaatkan ICT dalam pendidikan khususnya untuk
memajukan pendidikan di Indonesia.
BAB II
                                 PEMBAHASAN


2.1   Landasan Pemikiran
      Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum di dalam sistem
pendidikan dan dalam perkembangan proses kehidupan manusia, maka
pengembangan kurikulum harus dikerjakan dengan teliti. Pengembangan
kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan didasarkan atas
berbagai hal, misalnya landasan filosofis, analisis, psikologis, empiris, politis dan
lain sebagainya.


      Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4
menegaskan paling tidak terdapat dua tujuan Pendidikan Nasional, yaitu memiliki
pengetahuan dan keterampilan. Menurut Soedijarto (1993: 70) pendidikan
nasional selain bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa masih dituntut pula
untuk : (1) meningkatkan kualitas manusia, (2) meningkatkan kemampuan
manusia termasuk kemampuan mengembangkan dirinya, (3) meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia, dan (4) ikut mewujudkan tujuan nasional.
Dengan menyadari hal itu, pengembangan kurikulum perlu selalu berorientasi
pada perkembangan zaman dan masyarakat.


      Selanjutnya dalam Pasal 37 UU No. 2 Tahun 1989, menyiratkan kaidah-
kaidah, bahwa kurikulum harus dapat memberikan suatu pengetahuan dan
keterampilan kepada peserta didik untuk dapat: (1) mengadakan hubungan timbal
balik dengan lingkungan serta kemampuan mengembangkan diri (2) kemampuan
akademik dan atau profesional untuk menerapkan, mengembangkan, dan
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun untuk kesenian (Soedijarto,
1993: 47).


      Sementara itu Ki Hajar Dewantara (1946: 15) menyatakan bahwa
kebudayaan merupakan faktor penting sebagai akar pendidikan suatu bangsa. Hal
ini mengindikasikan bahwa dalam mengembangkan kurikulum, kedudukan
kebudayaan merupakan variabel yang penting.


     Winarno Surakhmad (2000: 4) menyatakan bahwa kurikulum masa depan
adalah kurikulum yang mengutamakan kemandirian dan menghargai kodrat, hak
serta prestasi manusia. Ini berarti dalam pengembangan kurikulum sesuatu yang
konkrit dan bersifat empiris dari suatu komunitas sosial tidak dapat dipisahkan, di
samping tuntutan kemampuan masyarakat itu sendiri.


     Dengan bercermin pada kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang sedang
ditempa oleh fenomena sosial yang amat besar yaitu gelombang reformasi dan
isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan lingkungan hidup, maka
perlu kajian-kajian yang mendalam guna reposisi maupun reorientasi kurikulum.
Tuntutan masyarakat pada hakikatnya adalah amat kompleks dan beragam, sebab
hal ini erat kaitannya dengan kondisi psikologis tiap-tiap individu. Perbedaan
individu berhubungan dengan perkembangannya, latar belakang sosial budaya,
dan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya, merupakan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum.


     Landasan lain yang diperlukan dalam pengembangan kurikulum adalah teori
belajar, yaitu tentang bagaimana peserta didik belajar. Banyak sekali teori belajar
yang dikenal saat ini. Teori-teori tersebut dikembangkan terutama dari psikologi,
Ratna Wilis Dahar (1989) antara lain menyebutkan: (1) behaviorisme (Ivan
Pavlov): Classical Conditioning; E.L Thorndike: Hukum pengaruh ; B.F Skinner:
Operant Conditioning); (2) Cognitive (Akomodasi dan Asimilasi dari Piagiet;
belajar bermakna dari Ausubel; Skemata) dan sebagainya tentu saja amat berguna
dalam pengembangan kurikulum.


     Y. Marpaung (2000: 2) dalam hasil wawancaranya dengan guru antara lain
menyebutkan bahwa apabila siswa ditanya oleh guru dan apabila pertanyaan yang
diajukan oleh guru agak sulit dan mereka tidak yakin bahwa jawabannya benar
maka mereka akan diam. Hasil penelitian Munawir Yusuf (1997: iii) menyebutkan
bahwa terdapat: (1) 68% siswa yang mengalami kesulitan belajar menbaca, (2)
71,8 % kesulitan belajar menulis, dan (3) 62,2% kesulitan belajar berhitung. Dua
contoh tersebut di atas merupakan satu dari masalah yang berkaitan dengan hal
"bagaimana" seharusnya memperoleh perolehan, sehingga peserta didik diajak
untuk berfikir dan menghayati bahan ajarnya. Gencarnya perkembangan iptek
menuntut adanya manusia-manusia yang kreatif agar mereka dapat memasuki
dunia yang amat kompetitif. Berkaitan dengan hal tersebut, M.S.U Munandar
(1987: 56-59) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada.


      Dari beberapa pemikiran yang telah dikemukakan di atas, pengembangan
kurikulum "Pendidikan Teknologi " untuk siswa di jenjang pendidikan dasar
nampaknya merupakan salah satu alternatif yang "dapat" mengatasi masalah
berkaitan dengan pembudayaan teknologi. Pendidikan teknologi pada hakikatnya
merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi dimana peserta didik diberi kesempatan untuk
membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani
peralatan hasil teknologi, memahami teknologi dan dampak lingkungan, serta
membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan-kegiatan
merancang dan membuat (BTE, 1998: 7).


2.2   Pergeseran pandangan tentang pembelajaran
      Manfaat dan perkembangan teknologi informasi telah merubah cara belajar
dan mengajar dari kondisi tradisional. Pengembangan teknologi informasi online
memudahkan siswa memilih cara memperoleh informasi. Dan guru dapat
mengajar melalui media online dan berkomunikasi secara fleksibel dalam
berinteraksi (Siew Choo Soo, 2002).


      Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran,
ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses
kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga
pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan
dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memilikio pengetahuan
dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk
membantu siswa agar mencaqpai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya
perkembangan     TIK,   maka telah    terjadi   pergeseran   pandangan   tentang
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di
masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang
sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upoaya mengisi kekurangan siswa,
(3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau
soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada
satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan
perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran
yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif
dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung
integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan,
kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan
pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual
maupun kelompok.


     Hal itu telah menguban peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran
guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama
informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator
pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2)
dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih
banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap
siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran
telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi
partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali
pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari
pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran
berkolaboratif dengan siswa lain.
2.3    Tujuh Peranan Teknologi Informasi
       Sesuai dengan hakekat dan karakteristiknya, paling tidak terdapat 7 (tujuh)
peranan utama teknologi informasi dalam dunia pendidikan. Ketujuh peranan
strategis tersebut terkait langsung dengan 4 (empat) pilar utama penopang
arsitektur sistem institusi pendidikan yang baik yaitu konten dan kurikulum,
proses belajar mengajar, sumber daya manusia dan kultur, serta fasilitas dan
jaringan    prasarana   yang     ditunjangoleh   3   (tiga)   entitas   pendukung
operasional,masing-masing adalah infrastruktur dan suprastruktur, kegiatan
operasional terpadu, dan sistem manajemen mutu.


      Berdasarkan sejumlah aspek inilah maka diturunkan 7 (tujuh) peranan
teknologi informasi (Indrajit, 2005), yaitu:
1.      Teknologi informasi merupakan sumber atau gudang ilmu pengetahuan
karena dengan memanfaatkan jaringan raksasa semacam internet, pengajar
maupun peserta didik dapat mengakses secara bebas ribuan bahkan jutaan sumber
pengetahuan di seluruh dunia disamping memberikan kesempatan bagi para
stakeholder pendidikan untuk saling berinteraksi di dunia maya dengan
menggunakan berbagai fasilitas seperti chatting, email, mailing list, newsboard,
dan discussion forum
2.      Teknologi informasi sebagai alat bantu pengajar maupun peserta didik
dalam melakukan aktivitas pembelajaran, misalnya dengan memanfaatkan
komputer dan sejumlah aplikasinya sebagai media simulasi, alat bantu ilustrasi,
sarana interaksi, dan lain sebagainya;
3.     Teknologi informasi sebagai standar kompetensi dan keahlian yang harus
dimiliki oleh pengajar, peserta didik, penyelenggara pendidikan, dan stakeholder
terkait lainnya (misalnya: orang tua, pemerintah, dan masyarakat) karena
merupakan prasyarat mutlak agar pendidikan berbasis teknologi informasi dapat
dilakukan secara efektif.
4.     Teknologi informasi sebagai peluang terjadinya sebuah transformasi sistem
pendidikan masa depan terutama dengan diperkenalkannya sejumlah konsep
semacam e-library, virtual class, digital library, dan lain-lain yang tidak lagi
bergantung pada batasan-batasan fisik dari sumber daya (Morton, 1991);
5.    Teknologi informasi sebagai alat penunjang manajemen institusi pendidikan
dalam proses pengambilan keputusan strategis maupun operasional, terutama
terkait dengan pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pemantauan kinerja
institusi, seperti implementasi decision support system, executive information
system, management information system, dan lain sebagainya (Scott, 1994);
6.    Teknologi informasi sebagai sarana memadukan beragam fungsi dan proses
di dalam penyelenggaraan administrasi pendidikan, terutama yang menyangkut
mengenai alokasi sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik, ruang kelas,
peralatan, dan lain sebagainya) maupun hal-hal penopang lainnya, seperti sistem
informasi keuangan, sumber daya manusia, pengadaan dan logistik, dan
manajemen dokumen (Sprague, 1993);
7.     Teknologi informasi sebagai infrastruktur dan suprastruktur institusi
pendidikan, dalam arti kata bahwa lembaga yang bersangkutan harus memiliki
akses terhadap jaringan infrastruktur yang menghubungkan seluruh komputer
yang dimilikinya dan tentu saja menyusun beragam kebijakan dan peraturan
pelaksanaan penggunaannya.


2.4   Kreativitas dan Kemandirian Belajar
      Dengan    memperhatikan       pengalaman     beberapa     negara   sebagaimana
dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti
terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK
telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan,
efektivitas   dan   produktivitas   pembelajaran    yang      pada   gilirannya   akan
meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber
daya manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan
terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan
yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas
dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi
yang dimilikinya.


      Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas
dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai
tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan
antara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk
mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan orang dapat
menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga, kreativitas
dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan
manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitas
merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian,
dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi
yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi
resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor,
selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain,
dsb. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat
ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat
diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian
merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah
tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang
ditandai    dengan    penguasaan   kompetensi    tertentu,   konsistensi   terhadap
pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan
dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.


        Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa TIK memberikan peluang untuk berkembangnya
kreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran dengan dukungan TIK
memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai
yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih
bermakna. Melalui TIK siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam
lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal
ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak
terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri,
konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak
lain.
2.5   Media Pembelajaran
      Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan
secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus
berkelana atau berjalan jauh menempuh ruang dan waktu untuk menemui seorang
pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari
rumah dengan mengirimkan email.


      Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data
melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file
sharring dan mailing list. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sulawesi
dapat berdiskusi masalah teknologi komputer dengan seorang pakar di universitas.


      Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang
terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi
masalah lagi. Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian
agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasilhasil penelitian di
perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersamasama sehingga
mempercepat        proses      pengembangan         ilmu     dan      teknologi.
Virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Virtual
university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan
pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan
dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas?
Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 40 50 orang. Virtual university dapat
diakses oleh siapa saja, darimana saja. Penyedia layanan virtual university ini
adalah www.ibuteledukasi.com . Mungkin sekarang ini virtual university
layanannya belum efektif karena teknologi yang masih minim. Namun diharapkan
di masa depan virtual university ini dapat menggunakan teknologi yang lebih
handal semisal video streaming yang dimasa mendatang akan dihadirkan oleh ISP
lokal, sehingga tercipta suatu sistem belajar mengajar yang efektif yang
diimpiimpikan oleh setiap ahli IT di dunia pendidikan.
Virtual school juga diharapkan untuk hadir pada jangka waktu satu
dasawarsa ke depan. Bagi Indonesia, manfaatmanfaat yang disebutkan di atas
sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai
infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi
bidang pendidikan di Indonesia:
* Akses ke perpustakaan;
* Akses ke pakar;
* Melaksanakan kegiatan kuliah secara online;
* Menyediakan layanan informasi akademik suatu institusi pendidikan;
* Menyediakan fasilitas mesin pencari data;
* Meyediakan fasilitas diskusi;
* Menyediakan fasilitas direktori alumni dan sekolah;
* Menyediakan fasilitas kerjasama;
* Dan lain lain.


2.6   Kendala
      Jika memang IT dan internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita
gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang
menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin.


      Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini.
Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia,
proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat
hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi
operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung
perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Perlu diketahui
bahwa cyber law belum diterapkan pada dunia hukum di Indonesia.


      Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur
teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat
terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di
Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal
bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia..
Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di
rumah.


        Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui
fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet.Hal ini
tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta;
walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah
yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi
swasta di bidang pendidikan. Namun sementara pemerintah sendiri masih
demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan (Nurdin
Salmi,2005).


2.7     Peran guru
        Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa
memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan
bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses
pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran
yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting
lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran
guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran
dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber
informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang
berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995),
menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami
perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran,
partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru
harus     memberikan    peluang   yang    sebesar-besarnya   bagi   siswa   untuk
mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi
masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak
memberikan satu cara yang mutlak.
Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya
memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu
sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan
kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor, guru harus mampu
menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan
perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada
jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami
kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai
manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-
luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan
mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai
partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku
belajar dari interaksinya dengan siswa.


     Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber
belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Sebagai
pemimpin,    diharapkan    guru    mampu    menjadi   seseorang    yang    mampu
menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama.
Disamping    sebagai   pengajar,   guru    harus   mendapat   kesempatan    untuk
mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai
kegiatan lain di luiar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus
menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan
kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif
menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-
tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang
harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang
kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal
itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis
kualitas profesionalismenya.
BAB III
                                    PENUTUP


3.1   Kesimpulan
      Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam memasuki
era kesejagadan, yang salah satunya ditandai dengan sarat muatan teknologi, salah
satu komponen pendidikan yang perlu dikembangkan adalah kurikulum yang
berbasis pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar. Bahan kajian ini
merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi kesempatan untuk
membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani
produk-produk teknologi, membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana
melalui kegiatan merancang dan membuat, dan memahami teknologi dan
lingkungan.


       Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secara
alternatif, menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikan
teknologi. Untuk itu, maka pembelajaran pendidikan teknologi perlu didasarkan
pada empat pilar proses pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do,
learning to be, dan learning to live together.
Daftar Pustaka

http://maribelajarpartini.blogspot.com/2012/01/diaksespadabulanOktober2012/pu
kul20.00

More Related Content

What's hot

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBNuning Rubiana
 
Laporan Permasalahan Teknologi Dalam Bidang Pendidikan dan Kaitannya dengan P...
Laporan Permasalahan Teknologi Dalam Bidang Pendidikan dan Kaitannya dengan P...Laporan Permasalahan Teknologi Dalam Bidang Pendidikan dan Kaitannya dengan P...
Laporan Permasalahan Teknologi Dalam Bidang Pendidikan dan Kaitannya dengan P...Sri Pratiwi Ratnaningrum
 
Strategi pembelajaran berbasis web
Strategi pembelajaran berbasis webStrategi pembelajaran berbasis web
Strategi pembelajaran berbasis webbagibagiilmu
 
Makalah media pembelajaran dan tik kel2
Makalah media pembelajaran dan tik kel2Makalah media pembelajaran dan tik kel2
Makalah media pembelajaran dan tik kel2Lara Mayangsari
 
Modul kelompok viii_-_copy_-_copy[1]
Modul kelompok viii_-_copy_-_copy[1]Modul kelompok viii_-_copy_-_copy[1]
Modul kelompok viii_-_copy_-_copy[1]rillafebrila
 
Pembelajaran berbasis web
Pembelajaran berbasis webPembelajaran berbasis web
Pembelajaran berbasis webambarlestari
 
Makalah bahasa indonesia angelina merici sinar nai
Makalah bahasa indonesia angelina merici sinar nai Makalah bahasa indonesia angelina merici sinar nai
Makalah bahasa indonesia angelina merici sinar nai AngelaSinarnai
 
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaranPemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaranguest2d1e29
 
Perkembangan dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan
Perkembangan dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikanPerkembangan dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan
Perkembangan dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikanFrisilia Bukamo
 
Makalah media pembelajaran berbasis web blog
Makalah media pembelajaran berbasis web blogMakalah media pembelajaran berbasis web blog
Makalah media pembelajaran berbasis web blogkiatbelajar95
 

What's hot (13)

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
 
2
22
2
 
Laporan Permasalahan Teknologi Dalam Bidang Pendidikan dan Kaitannya dengan P...
Laporan Permasalahan Teknologi Dalam Bidang Pendidikan dan Kaitannya dengan P...Laporan Permasalahan Teknologi Dalam Bidang Pendidikan dan Kaitannya dengan P...
Laporan Permasalahan Teknologi Dalam Bidang Pendidikan dan Kaitannya dengan P...
 
Strategi pembelajaran berbasis web
Strategi pembelajaran berbasis webStrategi pembelajaran berbasis web
Strategi pembelajaran berbasis web
 
Makalah media pembelajaran dan tik kel2
Makalah media pembelajaran dan tik kel2Makalah media pembelajaran dan tik kel2
Makalah media pembelajaran dan tik kel2
 
Modul kelompok viii_-_copy_-_copy[1]
Modul kelompok viii_-_copy_-_copy[1]Modul kelompok viii_-_copy_-_copy[1]
Modul kelompok viii_-_copy_-_copy[1]
 
Makalah kkpi enchyi
Makalah kkpi    enchyiMakalah kkpi    enchyi
Makalah kkpi enchyi
 
Lukman maliawan
Lukman maliawanLukman maliawan
Lukman maliawan
 
Pembelajaran berbasis web
Pembelajaran berbasis webPembelajaran berbasis web
Pembelajaran berbasis web
 
Makalah bahasa indonesia angelina merici sinar nai
Makalah bahasa indonesia angelina merici sinar nai Makalah bahasa indonesia angelina merici sinar nai
Makalah bahasa indonesia angelina merici sinar nai
 
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaranPemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran
 
Perkembangan dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan
Perkembangan dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikanPerkembangan dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan
Perkembangan dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan
 
Makalah media pembelajaran berbasis web blog
Makalah media pembelajaran berbasis web blogMakalah media pembelajaran berbasis web blog
Makalah media pembelajaran berbasis web blog
 

Viewers also liked

Riwayat pendidikan onah apriliyanti
Riwayat pendidikan onah apriliyantiRiwayat pendidikan onah apriliyanti
Riwayat pendidikan onah apriliyantiMuhammad Bahrul Ulum
 
May 2014 Algebra & Geometry final presentation S. Pitta
May 2014 Algebra & Geometry final presentation  S. PittaMay 2014 Algebra & Geometry final presentation  S. Pitta
May 2014 Algebra & Geometry final presentation S. PittaBrie Pitta
 
Maestros guadalupanos
Maestros guadalupanosMaestros guadalupanos
Maestros guadalupanosBrigit Rivas
 
Personalia pendidikan oleh mifta chandra marwan
Personalia pendidikan oleh mifta chandra marwanPersonalia pendidikan oleh mifta chandra marwan
Personalia pendidikan oleh mifta chandra marwanMifta Chandra Marwan
 
Salón de belleza y spa camilas
Salón de belleza y spa camilasSalón de belleza y spa camilas
Salón de belleza y spa camilasviletaserrano
 
Tmk4 dunia komputer
Tmk4 dunia komputerTmk4 dunia komputer
Tmk4 dunia komputergu kawe
 
Tarea2
Tarea2Tarea2
Tarea2Ivan G
 
Foursquare powered by finesse
Foursquare powered by finesseFoursquare powered by finesse
Foursquare powered by finesseDemont Daniel
 
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgaAku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgaRatna Maula
 
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlakKata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlakMuhsin Hariyanto
 
Ten creative ways to earn extra money
Ten creative ways to earn extra moneyTen creative ways to earn extra money
Ten creative ways to earn extra moneymagicaltenant8123
 
diapositivas de chilate rock
diapositivas de chilate rockdiapositivas de chilate rock
diapositivas de chilate rockBethvelez
 

Viewers also liked (20)

Soal bil. bulat
Soal bil. bulatSoal bil. bulat
Soal bil. bulat
 
Contman
ContmanContman
Contman
 
Ptik ppt
Ptik pptPtik ppt
Ptik ppt
 
Riwayat pendidikan onah apriliyanti
Riwayat pendidikan onah apriliyantiRiwayat pendidikan onah apriliyanti
Riwayat pendidikan onah apriliyanti
 
May 2014 Algebra & Geometry final presentation S. Pitta
May 2014 Algebra & Geometry final presentation  S. PittaMay 2014 Algebra & Geometry final presentation  S. Pitta
May 2014 Algebra & Geometry final presentation S. Pitta
 
Maestros guadalupanos
Maestros guadalupanosMaestros guadalupanos
Maestros guadalupanos
 
Personalia pendidikan oleh mifta chandra marwan
Personalia pendidikan oleh mifta chandra marwanPersonalia pendidikan oleh mifta chandra marwan
Personalia pendidikan oleh mifta chandra marwan
 
Salón de belleza y spa camilas
Salón de belleza y spa camilasSalón de belleza y spa camilas
Salón de belleza y spa camilas
 
Tmk4 dunia komputer
Tmk4 dunia komputerTmk4 dunia komputer
Tmk4 dunia komputer
 
Presentación1
Presentación1Presentación1
Presentación1
 
Educación permanente
Educación permanenteEducación permanente
Educación permanente
 
Tarea2
Tarea2Tarea2
Tarea2
 
Foursquare powered by finesse
Foursquare powered by finesseFoursquare powered by finesse
Foursquare powered by finesse
 
Accesorios
AccesoriosAccesorios
Accesorios
 
YouTube
YouTubeYouTube
YouTube
 
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surgaAku tidak-lebih-dulu-ke-surga
Aku tidak-lebih-dulu-ke-surga
 
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlakKata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Ten creative ways to earn extra money
Ten creative ways to earn extra moneyTen creative ways to earn extra money
Ten creative ways to earn extra money
 
diapositivas de chilate rock
diapositivas de chilate rockdiapositivas de chilate rock
diapositivas de chilate rock
 

Similar to ICT_Pendidikan

BAHASA INDONESIA: MAKALAH "Dampak Teknologi dan Komunikasi Terhadap Aktivitas...
BAHASA INDONESIA: MAKALAH "Dampak Teknologi dan Komunikasi Terhadap Aktivitas...BAHASA INDONESIA: MAKALAH "Dampak Teknologi dan Komunikasi Terhadap Aktivitas...
BAHASA INDONESIA: MAKALAH "Dampak Teknologi dan Komunikasi Terhadap Aktivitas...Ghina Siti Ramadhanty
 
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)IkhsanIAIN
 
pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer IkhsanIAIN
 
pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer IkhsanIAIN
 
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)IkhsanIAIN
 
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)yatitarbiyah
 
Makalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tikMakalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tikMayapuspitasari20
 
Hubungan i tdan ict dalam pembelajaran biologi
Hubungan i tdan ict dalam pembelajaran biologiHubungan i tdan ict dalam pembelajaran biologi
Hubungan i tdan ict dalam pembelajaran biologitrinoviana
 
Peningkatan tik-guru
Peningkatan tik-guruPeningkatan tik-guru
Peningkatan tik-gurufauziah25
 
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruContoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-gurujampanx
 
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruContoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruFrey Krasic
 
makalah TIK III.docx
makalah TIK III.docxmakalah TIK III.docx
makalah TIK III.docxSeptianaAzmi1
 
Abstrak pik
Abstrak pikAbstrak pik
Abstrak pikawan1351
 
Tugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis webTugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis websriylimutasima
 
Tugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis webTugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis websriylimutasima
 

Similar to ICT_Pendidikan (20)

BAHASA INDONESIA: MAKALAH "Dampak Teknologi dan Komunikasi Terhadap Aktivitas...
BAHASA INDONESIA: MAKALAH "Dampak Teknologi dan Komunikasi Terhadap Aktivitas...BAHASA INDONESIA: MAKALAH "Dampak Teknologi dan Komunikasi Terhadap Aktivitas...
BAHASA INDONESIA: MAKALAH "Dampak Teknologi dan Komunikasi Terhadap Aktivitas...
 
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
membelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
 
pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer
 
pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer pembelajaran berbasis komputer
pembelajaran berbasis komputer
 
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
pembelajaran berbasis tik (muhammad ikhsan)
 
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT)
 
Makalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tikMakalah media pembelajaran berbasis tik
Makalah media pembelajaran berbasis tik
 
Hubungan i tdan ict dalam pembelajaran biologi
Hubungan i tdan ict dalam pembelajaran biologiHubungan i tdan ict dalam pembelajaran biologi
Hubungan i tdan ict dalam pembelajaran biologi
 
ICT
ICTICT
ICT
 
Peningkatan tik-guru
Peningkatan tik-guruPeningkatan tik-guru
Peningkatan tik-guru
 
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruContoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
 
Contoh Makalah TIK
Contoh Makalah TIKContoh Makalah TIK
Contoh Makalah TIK
 
Makalah tik
Makalah tikMakalah tik
Makalah tik
 
Tugas ict 2
Tugas ict 2Tugas ict 2
Tugas ict 2
 
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruContoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
 
makalah TIK III.docx
makalah TIK III.docxmakalah TIK III.docx
makalah TIK III.docx
 
Abstrak pik
Abstrak pikAbstrak pik
Abstrak pik
 
Tugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis webTugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis web
 
Tugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis webTugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis web
 
Tugas makalah1
Tugas makalah1Tugas makalah1
Tugas makalah1
 

ICT_Pendidikan

  • 1. Makalah ICT Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Kemajuan Pendidikan di Indonesia Disusun Oleh: Dikka Amelia Ferdiana 0311 12 147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2012
  • 2. Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan kasih sayangNya, penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ICT dengan judul “Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kemajuan Pendidikan di Indonesia” dalam bentuk makalah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen mata kuliah ICT Bapak Aries Mesya, M.Kom yang telah memberikan tugas, petunjuk, dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. 2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai. 3. Pihak-pihak yang menjadi sumber materi dalam bentuk media internet. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk penyempurnaan makalah. Bogor, Oktober 2012 Penulis
  • 3. Daftar Isi Kata Pengantar .......................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................... ii BAB I Pendahuluan .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2 Manfaat .................................................................................... 4 BAB II Pembahasan .................................................................................. 5 2.1 Landasan Pemikiran ................................................................ 5 2.2 Pergeseran Pandangan Tentang Pembelajaran ........................ 7 2.3 Tujuh Peranan Teknologi Informasi........................................ 9 2.4 Kreatifitas dan Kemandirian Belajar ....................................... 10 2.5 Media Pembelajaran ................................................................ 12 2.6 Kendala.................................................................................... 13 2.7 Peran Guru............................................................................... 14 BAB III Penutup ....................................................................................... 16 3.1 Kesimpulan.............................................................................. 16 Daftar Pustaka ........................................................................................... 17
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e- mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media Teknologi Komunikasi dan Informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE
  • 5. (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb. Satu bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama. Majalah Asiaweek terbitan 20-27 Agustus 1999 telah menurunkan tulisan-tulisan dalam tema "Asia in the New Millenium" yang
  • 6. memberikan gambaran berbagai kecenderungan perkembangan yang akan terjadi di Asia dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, agama, sosial, budaya, kesehatan, pendidikan, dsb, termasuk di dalamnya pengaruh revolusi internet dalam berbagai dimensi kehidupan. Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul "Rebooting:The Mind Starts at School". Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai "Cyber Classroom" atau "ruang kelas maya" sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut "interactive learning" atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini, guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran sebagaimana dikemukakan di atas. Dalam tulisan itu, secara ilustratif disebutkan bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa: (1) Komputer Notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara, (2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. (3) Videophone
  • 7. bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV, (4) Alat-alat musik, (5) Alat olah raga, dan (6) Bingkisan untuk makan siang. Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar. Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dsb. Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing. 1.2 Manfaat Makalah ini diharapkan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan khususnya penulis, yaitu agar mengetahui pemanfaatan ICT dengan baik dan benar, memanfaatkan ICT dalam pendidikan khususnya untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
  • 8. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Landasan Pemikiran Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum di dalam sistem pendidikan dan dalam perkembangan proses kehidupan manusia, maka pengembangan kurikulum harus dikerjakan dengan teliti. Pengembangan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan didasarkan atas berbagai hal, misalnya landasan filosofis, analisis, psikologis, empiris, politis dan lain sebagainya. Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 menegaskan paling tidak terdapat dua tujuan Pendidikan Nasional, yaitu memiliki pengetahuan dan keterampilan. Menurut Soedijarto (1993: 70) pendidikan nasional selain bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa masih dituntut pula untuk : (1) meningkatkan kualitas manusia, (2) meningkatkan kemampuan manusia termasuk kemampuan mengembangkan dirinya, (3) meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, dan (4) ikut mewujudkan tujuan nasional. Dengan menyadari hal itu, pengembangan kurikulum perlu selalu berorientasi pada perkembangan zaman dan masyarakat. Selanjutnya dalam Pasal 37 UU No. 2 Tahun 1989, menyiratkan kaidah- kaidah, bahwa kurikulum harus dapat memberikan suatu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk dapat: (1) mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan serta kemampuan mengembangkan diri (2) kemampuan akademik dan atau profesional untuk menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun untuk kesenian (Soedijarto, 1993: 47). Sementara itu Ki Hajar Dewantara (1946: 15) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan faktor penting sebagai akar pendidikan suatu bangsa. Hal
  • 9. ini mengindikasikan bahwa dalam mengembangkan kurikulum, kedudukan kebudayaan merupakan variabel yang penting. Winarno Surakhmad (2000: 4) menyatakan bahwa kurikulum masa depan adalah kurikulum yang mengutamakan kemandirian dan menghargai kodrat, hak serta prestasi manusia. Ini berarti dalam pengembangan kurikulum sesuatu yang konkrit dan bersifat empiris dari suatu komunitas sosial tidak dapat dipisahkan, di samping tuntutan kemampuan masyarakat itu sendiri. Dengan bercermin pada kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang sedang ditempa oleh fenomena sosial yang amat besar yaitu gelombang reformasi dan isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan lingkungan hidup, maka perlu kajian-kajian yang mendalam guna reposisi maupun reorientasi kurikulum. Tuntutan masyarakat pada hakikatnya adalah amat kompleks dan beragam, sebab hal ini erat kaitannya dengan kondisi psikologis tiap-tiap individu. Perbedaan individu berhubungan dengan perkembangannya, latar belakang sosial budaya, dan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya, merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum. Landasan lain yang diperlukan dalam pengembangan kurikulum adalah teori belajar, yaitu tentang bagaimana peserta didik belajar. Banyak sekali teori belajar yang dikenal saat ini. Teori-teori tersebut dikembangkan terutama dari psikologi, Ratna Wilis Dahar (1989) antara lain menyebutkan: (1) behaviorisme (Ivan Pavlov): Classical Conditioning; E.L Thorndike: Hukum pengaruh ; B.F Skinner: Operant Conditioning); (2) Cognitive (Akomodasi dan Asimilasi dari Piagiet; belajar bermakna dari Ausubel; Skemata) dan sebagainya tentu saja amat berguna dalam pengembangan kurikulum. Y. Marpaung (2000: 2) dalam hasil wawancaranya dengan guru antara lain menyebutkan bahwa apabila siswa ditanya oleh guru dan apabila pertanyaan yang diajukan oleh guru agak sulit dan mereka tidak yakin bahwa jawabannya benar maka mereka akan diam. Hasil penelitian Munawir Yusuf (1997: iii) menyebutkan
  • 10. bahwa terdapat: (1) 68% siswa yang mengalami kesulitan belajar menbaca, (2) 71,8 % kesulitan belajar menulis, dan (3) 62,2% kesulitan belajar berhitung. Dua contoh tersebut di atas merupakan satu dari masalah yang berkaitan dengan hal "bagaimana" seharusnya memperoleh perolehan, sehingga peserta didik diajak untuk berfikir dan menghayati bahan ajarnya. Gencarnya perkembangan iptek menuntut adanya manusia-manusia yang kreatif agar mereka dapat memasuki dunia yang amat kompetitif. Berkaitan dengan hal tersebut, M.S.U Munandar (1987: 56-59) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada. Dari beberapa pemikiran yang telah dikemukakan di atas, pengembangan kurikulum "Pendidikan Teknologi " untuk siswa di jenjang pendidikan dasar nampaknya merupakan salah satu alternatif yang "dapat" mengatasi masalah berkaitan dengan pembudayaan teknologi. Pendidikan teknologi pada hakikatnya merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dimana peserta didik diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani peralatan hasil teknologi, memahami teknologi dan dampak lingkungan, serta membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan-kegiatan merancang dan membuat (BTE, 1998: 7). 2.2 Pergeseran pandangan tentang pembelajaran Manfaat dan perkembangan teknologi informasi telah merubah cara belajar dan mengajar dari kondisi tradisional. Pengembangan teknologi informasi online memudahkan siswa memilih cara memperoleh informasi. Dan guru dapat mengajar melalui media online dan berkomunikasi secara fleksibel dalam berinteraksi (Siew Choo Soo, 2002). Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan
  • 11. dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencaqpai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upoaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok. Hal itu telah menguban peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
  • 12. 2.3 Tujuh Peranan Teknologi Informasi Sesuai dengan hakekat dan karakteristiknya, paling tidak terdapat 7 (tujuh) peranan utama teknologi informasi dalam dunia pendidikan. Ketujuh peranan strategis tersebut terkait langsung dengan 4 (empat) pilar utama penopang arsitektur sistem institusi pendidikan yang baik yaitu konten dan kurikulum, proses belajar mengajar, sumber daya manusia dan kultur, serta fasilitas dan jaringan prasarana yang ditunjangoleh 3 (tiga) entitas pendukung operasional,masing-masing adalah infrastruktur dan suprastruktur, kegiatan operasional terpadu, dan sistem manajemen mutu. Berdasarkan sejumlah aspek inilah maka diturunkan 7 (tujuh) peranan teknologi informasi (Indrajit, 2005), yaitu: 1. Teknologi informasi merupakan sumber atau gudang ilmu pengetahuan karena dengan memanfaatkan jaringan raksasa semacam internet, pengajar maupun peserta didik dapat mengakses secara bebas ribuan bahkan jutaan sumber pengetahuan di seluruh dunia disamping memberikan kesempatan bagi para stakeholder pendidikan untuk saling berinteraksi di dunia maya dengan menggunakan berbagai fasilitas seperti chatting, email, mailing list, newsboard, dan discussion forum 2. Teknologi informasi sebagai alat bantu pengajar maupun peserta didik dalam melakukan aktivitas pembelajaran, misalnya dengan memanfaatkan komputer dan sejumlah aplikasinya sebagai media simulasi, alat bantu ilustrasi, sarana interaksi, dan lain sebagainya; 3. Teknologi informasi sebagai standar kompetensi dan keahlian yang harus dimiliki oleh pengajar, peserta didik, penyelenggara pendidikan, dan stakeholder terkait lainnya (misalnya: orang tua, pemerintah, dan masyarakat) karena merupakan prasyarat mutlak agar pendidikan berbasis teknologi informasi dapat dilakukan secara efektif. 4. Teknologi informasi sebagai peluang terjadinya sebuah transformasi sistem pendidikan masa depan terutama dengan diperkenalkannya sejumlah konsep semacam e-library, virtual class, digital library, dan lain-lain yang tidak lagi bergantung pada batasan-batasan fisik dari sumber daya (Morton, 1991);
  • 13. 5. Teknologi informasi sebagai alat penunjang manajemen institusi pendidikan dalam proses pengambilan keputusan strategis maupun operasional, terutama terkait dengan pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pemantauan kinerja institusi, seperti implementasi decision support system, executive information system, management information system, dan lain sebagainya (Scott, 1994); 6. Teknologi informasi sebagai sarana memadukan beragam fungsi dan proses di dalam penyelenggaraan administrasi pendidikan, terutama yang menyangkut mengenai alokasi sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik, ruang kelas, peralatan, dan lain sebagainya) maupun hal-hal penopang lainnya, seperti sistem informasi keuangan, sumber daya manusia, pengadaan dan logistik, dan manajemen dokumen (Sprague, 1993); 7. Teknologi informasi sebagai infrastruktur dan suprastruktur institusi pendidikan, dalam arti kata bahwa lembaga yang bersangkutan harus memiliki akses terhadap jaringan infrastruktur yang menghubungkan seluruh komputer yang dimilikinya dan tentu saja menyusun beragam kebijakan dan peraturan pelaksanaan penggunaannya. 2.4 Kreativitas dan Kemandirian Belajar Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai
  • 14. tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dsb. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal. Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa TIK memberikan peluang untuk berkembangnya kreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran dengan dukungan TIK memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.
  • 15. 2.5 Media Pembelajaran Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh menempuh ruang dan waktu untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring dan mailing list. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sulawesi dapat berdiskusi masalah teknologi komputer dengan seorang pakar di universitas. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi. Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasilhasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersamasama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi. Virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Virtual university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 40 50 orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja. Penyedia layanan virtual university ini adalah www.ibuteledukasi.com . Mungkin sekarang ini virtual university layanannya belum efektif karena teknologi yang masih minim. Namun diharapkan di masa depan virtual university ini dapat menggunakan teknologi yang lebih handal semisal video streaming yang dimasa mendatang akan dihadirkan oleh ISP lokal, sehingga tercipta suatu sistem belajar mengajar yang efektif yang diimpiimpikan oleh setiap ahli IT di dunia pendidikan.
  • 16. Virtual school juga diharapkan untuk hadir pada jangka waktu satu dasawarsa ke depan. Bagi Indonesia, manfaatmanfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi bidang pendidikan di Indonesia: * Akses ke perpustakaan; * Akses ke pakar; * Melaksanakan kegiatan kuliah secara online; * Menyediakan layanan informasi akademik suatu institusi pendidikan; * Menyediakan fasilitas mesin pencari data; * Meyediakan fasilitas diskusi; * Menyediakan fasilitas direktori alumni dan sekolah; * Menyediakan fasilitas kerjasama; * Dan lain lain. 2.6 Kendala Jika memang IT dan internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini. Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Perlu diketahui bahwa cyber law belum diterapkan pada dunia hukum di Indonesia. Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di
  • 17. Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia.. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet.Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta; walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan. Namun sementara pemerintah sendiri masih demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan (Nurdin Salmi,2005). 2.7 Peran guru Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak.
  • 18. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas- luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luiar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas- tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionalismenya.
  • 19. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam memasuki era kesejagadan, yang salah satunya ditandai dengan sarat muatan teknologi, salah satu komponen pendidikan yang perlu dikembangkan adalah kurikulum yang berbasis pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar. Bahan kajian ini merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani produk-produk teknologi, membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan merancang dan membuat, dan memahami teknologi dan lingkungan. Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secara alternatif, menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikan teknologi. Untuk itu, maka pembelajaran pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.