Penilaian hasil belajar dilakukan pada tingkat nasional, sekolah, dan kelas untuk menilai pencapaian standar kompetensi peserta didik. Penilaian tingkat nasional berupa Ujian Nasional, sekolah meliputi penilaian harian, tengah semester, akhir semester, dan kenaikan kelas, sedangkan penilaian kelas dilakukan guru untuk menilai perkembangan peserta didik. Penilaian harus mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan dil
3.
A. Penilaian Hasil Belajar Tingkat Nasional
Penilaian hasil belajar tingkat nasional dilakukan oleh
pemerintah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Ujian Nasional (UN)
merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
untuk menentukan standar mutu pendidikan.
4. Ujian Nasional dilakukan antara lain untuk menegakkan akuntabilitas
pengelola dan penyelenggara pendidikan terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan dan masyarakat pada umumnya. Hampir seluruh
tenaga kependidikan sepakat akan perlunya ujian, untuk mengetahui
keefektifan berbagai upaya yang akan dilakukan dala proses
pendidikan, apakah telah membuahkan hasil yang memuaskan atau
belum.
Tujuan pemerintah memang baik, yaitu untuk mendongkrak
kualitas pendidikan dengan menetapkan standar minimal 5,25 karena
standar dunia 6,0. namun hal tersebut digulirkan dalam kondisi
masyarakat yang labil sehingga banyak menimbulkan salah tafsir,
bahkan penolakkan.
5.
Kondisi inilah yang sering menghambat
peningkatan kualitas pendidikan,
apalagi jika kebijakan itu hanya
dijadikan semacam proyek, yang ketika
dananya habis maka berakhir pula
pelaksanaannya.
Kepentingan pemerintah untuk mengetahui
hasil pendidikan secara nasional merupakan
kepentingan lembaga bukan bersifat pribadi
dan merupakan pesan Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003. bahkan maksud dari undang-undang
tersebut bukan sekedar UN, tetapi
menyangkut penilaian kinerja seluruh
komponen sistem pendidikan.
6. Penilaian oleh pemerintah hendaknya tidak terfokus pada
penilaian hasil, tetapi juga terhadap program atau penilaian
program. Penilaian program perlu dilakukan oleh departemen
pendidikan nasional dan dinas pendidikan secara kontinu dan
berkesinambungan.
Penilaian program ini perlu dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian standar nasional pendidikan (SNP) dengan
dasar,pungsi,dan tujuan pendidikan nasional,serta kesesuaiannya
dengan tuntutan perkembangan masarakat dan kemajuan jaman.
7. Penilaian hasil belajar tingkat
sekolah atau satuan pendidikan
bertujuan menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua
mata pelajaran penilaian hasil belajar
tingkat sekolah atau satuan
pendidikan identik dengan ujian
berbasis sekolah (UBS) atau school
based exam(SBE), yang sering juga
disebut EBTA.hasil UBS atau SBE
dapat juga digunakan untuk
sertifikasi, menilai kinerja, dan
menentukan hasil belajar yang
dicantumkan dalam surat tanda tamat
belajar.
B. penilaian hasil belajar tingkat sekolah
Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan dilakukan pada akhir program
pendidikan. bahan-bahan yang diujikan
meliputi seluruh materi standar, standar
kompetensi,dan kompetensi dasar yang
telah diberikan, dengan penekanan pada
bahan-bahan yang diberikan pada kelas
tinggi. penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan harus ditujukan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya standar
kompetensi lulusan (SKL) yang telah
ditetapkan.penilaian ini juga dimaksudkan
untuk tetap menjaga mutu sesuai standar
kompetensi nasional,yang pencapaiannya
dipantau terus oleh sekolah melalui
penilaian berkelanjutan. dalam
pelaksanaannya, hasil belajar oleh satuan
pendidikan mencakup pula tes kemampuan
dasar dan benchmarking.
8.
Penilaian hasil belajar tingkat kelas adalah: penilaian yang
dilakukan oleh guru atau pendidik secara langsung.pada
hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur
perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik.pada
umumnya,hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua
bentuk:
1. Peserta didik akan mempunyai perspektip terhadap
kekuatan dan kelemahannya atas prilaku yang diinginkan.
2. Mereka mendapatkan bahwa prilaku yang diinginkan itu
telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga
timbul lagi kesenjangan antara penampilan prilaku yang
sekarang dengan prilaku yang diinginkan.
C. penilain hasil belajar tingkat kelas
9.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat
dilakukan terhadap program, proses, dan hasil
belajar. Penilaian program bertujuan untuk
menilai efektivitas program yang dilaksanakan;
penilaian proses bertujuan untk mengetahui
aktifitas dan partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran; sedangkan penilaian hasil
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau
pembentukan kompetensi peserta didik.
Standar nasional pendidikan mengungkapkan
bahwa “penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil dalam bentuk penilaian harian,
penilaian tengah semester, penilaian akhir
semester, dan penilaian kenaikan kelas.
10.
1. Penilaian harian
penilaian harian atau sering disebut juga ulangan harian dilakukan
setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu.
penilaian harian ini dilakukan tiga kali dalam setiap semester.
2. Penilaian tengah semester
Penilaian tengah semester atau sering disebut ujian tengah semester
(UTS) dilakukan setelah pembelajaran mencapai beberapa standar
kompetensi tertentu (lebih kurang 50 % standar kompetensi pada
semester tersebut).
11.
4. Penilaian kenaikan kelas
Penilaian kenaikan kelas atau ujian kenaikan kelas dilakukan pada akhir
semester genap. penilaian kenaikan kelas sama dengan ujian akhir semester
genap, dengan materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi dasar
yang di ujikan merupakan gabungan dari materi standar, standar
kompetensi,dan kompetensi dasar semester ganjil dan genap, dengan
penekanan pada materi standar, standar kompetensi,dan kompetensi dasar
semester genap.
3. Penilaian akhir semester
Penilaian akhir semester atau ujian akhir semester (UAS) dilaksanakan
secara bersama untuk kelas-kelas paralel, dan pada umumnya dilakukan
penilaian umum bersama, baik tingkat rayon, kecamatan, kodya/kabupaten,
maupun provinsi.
12.
Untuk merealisasikan hal tersebut, setiap tenaga
pendidikan dituntut untuk memahami berbagai hal
yang berkaitan dengan penilaian, agar dalam
pelaksanaannya tidak hanya menekankan pada
aspek tertentu, terutama aspek pengetahuan
(intelektual). Dalam hal ini, penilaian juga harus
dilakukan terhadap proses belajar selama
pembelajaran berlangsung, atau penilaian
pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang mencakup penilaian
harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, dan
penilaian kenaikan kelas sebagai mana di uraikan di atas harus
dilakukan secara menyeluruh, mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan nilai, serta sikap peserta didik secara
proporsional. untuk meningkatkan partisipasi dan keterlibatan
peserta didik, serta melihat kompetensi peserts didik sebagai
hasil belajar, penilaian pembelajaran disarankan melalui tes
perbuatan atau non tes.
13.
sehubungan dengan nilai pembelajaran, Moekijat (1992:69) mengemukakan
teknik penilaian pembelajaran yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sebagai berikut:
1. Penilaian belajar pengetahuan dapat dilakukan dengan ujian tulis,lisan,dan
daftar isian pertanyaan.
2. Penilaian belajar keterampilan dapat dilakukan dengan ujian praktek,
analisis keterampilan dan analisis tugas, serta penilaian oleh peserta didik
sendiri.
3. Penilaian belajar sikap dapat dilakukan dengan daftar isian sikap dari diri
sendiri, daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program, dan
skala deferensial sematik( SDS).
Adapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik tetap harus
sesuai dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus: memiliki
validitas, mempunyai reliabilitas, menunjukkan objektivitas, dan
pelaksanaan penilaian harus efisien dan praktis.
14. Dalam hubungannya dengan tes perbuatan, Leighbody (1996)
Mengemukakan elemen-elemen keterampilan yang dapat diukur:
1. Kualitas penyelesaian pekerjaan.
2. Keterampilan menggunakan alat-alat.
3. Kemampuan menganalisis dan merencanakan prosedur kerja
sama sampai selesai.
4. Kemampuan mengambil keputusan berdasarkan aplikasi
informasi yang diberikan dan
5. Kemampuan membaca, menggunakan diagram, gabar-gambar,
dan simbol-simbol.
15. Dalam penilaian pembelajaran, tes perbuatan dapat dilakukan secara efektif dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tetapkan kompetensi dasar yang akan di tes beserta indikator-indikatornya.
b. Buat daftar pekerjaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dari
masing-masing mata pelajaran dan butir-butir yang di pertimbangkan untuk
menentukan apakah pekerjaan itu memenuhi standar yang telah di tetapkan.
c. Tentukan pekerjaan untuk peserta didik yang mencakup semua elemen
keterampilan yang diukur dan alokasi waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
d. Buat semua daftar bahan, alat, dan gambar yang diperlukan peserta didik untuk
mengerjakan tes tersebut.
e. Siapkan petunjuk tertulis yang jelas untuk peserta didik.
f. Siapkan sistem penyekoran.
g. Jika memungkinkan, libatkan peserta didik dalam proses penilaian.
16. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan tes perbuatan yakni:
a. Peserta didik telah memperoleh semua bahan, alat,
instrumen, gambar-gambar, atau semua peralatan
penyelesaian tes.
b. Peserta didik telah mengetahui apa yang harus
dikerjakannya dan berapa lama waktunya.
c. Peserta didik harus mengetahui butir-butir yang
akan dinilai.
Di samping tes perbuatan sebagaimana di uraikan di atas,
guru juga dapat melakukan penilaian portofolio. Portofolio
itu sendiri yakni kumpulan tugas-tugas yang dikerjakan
peserta didik.
17. Penilaian pembelajaran
Pretes Penilaian Proses Post Tes
Untuk mengetahui
tingkat kemajuan
peserta didik
sehubungan dengan
proses
pembelajaran yang
dilakukan.
Penilaian proses
dimaksudkan untuk menilai
kualitas pembelajaran dan
pembentukan kompetensi
dasar pada peserta didik,
termasuk bagaimana tujuan-
tujuan belajar
direalisasikan.
Untuk mengetahui
tingkat penguasaan
peserta didik terhadap
kompetensi dasar yang
telah ditentukan, baik
secara individu maupun
kelompok.
18. Akhirnya, perlu dikemukakan dalam akhir bab ini bahwa
penilaian pendidikan apa pun bentuknya, dan bagaimana
pun pelaksanaannya harus dapat memenuhi fungsinya,
baik sebagai akuntabilitas publik (public accountability),
pengendalian mutu (quality control), motivator (pressure
to achieve), seleksi dan penempatan (selection and
placement), maupun diagnostik (diagnostict).