1. Nama : Bayu Nugroho
Progdi : BK
NPM :1113500035
SDM Penujang Utama Sekolah Bermutu
Manajemen sumber daya manusia pada halikatnya adalah penerapan manajemen
tersebut khusus untuk sumber daya manusia, sehingga dapat didefinisikan: manajemen
sumber daya manusia adalah seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,
mengawasi kegiatan-kegiatan sumber daya manusia atau karyawan, dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Batasan yang lebih terinci dan operasional dikemukakan oleh Flippo
sebagai berikut :
“manajemen sumber daya manusia (personalia) adalah perencanaan, perorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian
kompensasi, pengitegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai
berbagai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat.”
Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan
kontribusi sumber daya manusia(karyawan) terhadap organisasi yang bersangkutan. Hal ini
dapat dipahami bahwa semua kegiatan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya adalah
sangat tergantung kepada manusia yang mengelola organisasi itu. (Menurut
Notoatinodjo,soekidjo.1998.Pengembangan Sumber Daya Manusia.jakarta.PT Rineka cipta).
Jadi manjemen sumber daya manusia merupakan suatu pengakuan terhadap
pentngnya sumber daya manusia atau tenaga kerja dalam organisasi, dan pemanfaatannya
dalam berbagai fungsi dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.
Ketika melihat pentingnya manusia sebagai unsur utama manajemen, maka para ahli
kemudian mencetuskan cabang ilmu manajemen yang khusus menangani potensi dan
keahlian manusia untuk dimasukan dalam sistem manajemen, yaitu cabang ilmu Manajemen
Sumber Daya Manusia.
2. Para ahli sadar bahwa manusia memegang peranan penting dalam manajemen. Kita bisa
bayangkan jika dalam suatu sistem manajemen yang memiliki uang, peralatan, dan metode
tapi memiliki sumber daya manusia yang kurang baik. Yakinlah sistem manajemen tersebut
tidak akan berjalan dengan seharusnya, apalagi untuk mencapai tujuan.
Pada era global yang dihembusi melajunya arus informasi dan komunikasi yang
ditunjang oleh internet, buku, televisi, radio, koran, majalah, dan sumber-sumber lainnya,
sangat mungkin guru, Kasek, dan tenaga administrasi untuk meningkatkan kualitasnya.
Persoalannya, ada kemauan, ada kesiapan untuk belajar sesuai kompetensi dan tugasnya. Ada
pendapat, era sekarang, bila guru, Kasek malas membaca dan belajar, informasi
danpengetahuan tertentu kadang-kadang siswa yang lebih mengetahui dan menguasai.
Beberapa siswa, bahkan hampir semuanya, di rumah memiliki internet, atau laptop atau
bersama teman yang memiliki sarana tersebut.
Soal meningkatkan kualitas, tidak terlalu sulit seperti dulu. Semuanya tersebarsumber belajar,
tinggal menunggu siapa yang mau belajar. Malas berarti siap ditindas oleh perubahan.
Meningkatkan kualitas guru, Kepala Sekolah, tidak terlalu sulit, sebab sudah ada modal
besar yaitu kesarjanaan. Predikat ini bukan diperoleh satu dua tahun, tetapi maksimal empat
tahun ke atas. Tinggal kemauan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Sekolah yang memiliki sumberdaya manusia yang andal, tidak terlalu sulit mengukur
prestasi akademis maupun nonakademis. Persoalannya adalah ada kesadaran, komitmen dan
tanggung jawab masing-masing terhadap tugas yang diemban. Ibarat kesebelasan sepak bola,
segala lini berperan,bukan lini tertentu. Kalau lini tertentu, namanya tidak kompak, tidak
utuh, tidak stabil, tidak dapat mengisi bola, bahkan kemasukan bola. Artinya, Kasek
berkualitas, guru berkualitas, tenaga administrasi berkulaitas, semuanya sama sama ukir
prestasi, bukan hanya guru tertentu.
Filosofi dari Kasek berkualitas, guru berkualitas, tenaga administrasi berkualitas, adalah
disamping kemampuan mengembangkan prestasi masing-masing, memiliki kemampuan
bersaing di era global, kemampuan mengukir prestasi dibidang masing-masing.
Sederhananya adalah, Kasek mampu mengarahkan guru pada tataran mutu, membimbing
siswa pada tataran prestasi yang membanggakan. Jadilah sekolah idola, sekolah favorit,
sekolah rebutan masyarakat. Bukan sekolah jam 07.00 sampai jam 13.00.Pulang, naik kelas,
ya naik kelas, lulus ya lulus, Bukan.
3. Guru, penentu, pencipta siswa yang bermutu, kalau Kasek mampu membimbing guru. Kalau
kepala sekolah, lebih mampu guru, repot. Gagasannya kandas, kemauan untuk maju tak
terpenuhi. Jalan yang tebaik bagi Kepala Sekolah, adalah disamping menguasai kompetensi.
Kasekmenguasai kompetensi guru, termasuk pengelolaan kurikulum, kesiswaan, sarana-
prasarana, ketenagaan atau administrasi sekolah umumnya. Menurut
http://www.bimakini.com/index.php/opini/item/2237-sekolah-yang-bermutu-catatan-untuk-
kasek-dan-guru
Dengan demikian pendidikan merupakan suatu sistem terencana untuk menciptakan
manusia seutuhnya. Sistem pendidikan memiliki garapan dasar yang dikembangkan,
diantaranya terdiri dari :
1) Bidang garapan peserta didik
2) Badang garapan tenaga kependidikan
3) Bidang garapan kurikulum
4) Bidang garapan sarana prasarana
5) Bidang garapan keuangan
6) Bidang garapan kemitraan dengan masyarakat
7) Bidang garapan bimbingan dan pelayanan khusus
Mangadaptasi pengertian manjemen dari para ahli dapat dikemukakan bahwa manjemen
pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha
pendidikan agar mencapai tujuan pendidikann yang telah ditetapkan.
Manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan
melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengkomunikasian, pemotivasian,
penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian, dan peloporan secara sistematis untuk
mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas. Menurut Engkoswara dan
Komariah,Aan.2010.Administrasi Pendidikan.Bandung.Alfabeta CV
Berkenaan dengan madrasah/sekolah bermutu, ada beberapa model (karakteristik)
sekolah bermutu yang dikemukakan oleh Jerome S. Arcaro (2007) diantaranya adalah :
a) Fokus pada costumer. Dalam meningkatkan penyelenggaraan mutu pendidikan
sekolah/madrasah harus melayani kebutuhan costumer baik internal maupun
ekstrenal,
b) Keterlibatan total. Semua komponen yang berkepentingan (warga madrasah dan
warga masyarakat dan pemerintah) harus terlibat secara langsung dalam
pengembangan mutu pendidikan.
4. c) Pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan cara evaluasi, evaluasi ini dijadikan acuan
dalam meningkatkan penyelenggaraan mutu pendidikan. Salah satu bagian yang
sering dijadikan instrumen pengukuran adalah nilai prestasi siswa,
d) Komitmen. Hal lain yang menyangkut pendidikan bermutu adalah adanya komitmen
bersama terhadap budaya mutu utamanya komite madrasah dan pemerintah.
e) Memandang pendidikan sebagai sistem. Pandangan seperti ini akan mengeliminasi
pemborosan dari pendidikan dan dapat memperbaiki mutu setiap proses pendidikan.
f) Perbaikan berkelanjutan. Prinsip dasar mutu adalah perbaikan secara terus-menerus
(berkelenjutan) langkah ini dilakukan secara konsisten menemukan cara menangani
masalah dan membuat perbaikan yang diperlukan.
Berkenaan dengan tingkat keberhasilan suatu madrasah/sekolah tersebut, menurut
Hendyat Soetopo, (2007) bahwa ada beberapa komponen-komponen yang berhubungan
secara langsung dengan keberhasilan atau bermutunya sebuah madrasah/sekolah. serta sifat-
sifat layanan demi kepuasan pelanggannya, yakni:
a) Siswa puas dengan layanan sekolah/madrasah, antara lain puas dengan pelajaran yang
diterima, diperlakukan oleh guru dan pimpinan, fasilitas yang disediakan, atau siswa
menikmati situasi sekolah/madrasah);
b) Orang tua siswa puas dengan layanan terhadap anaknya maupun layanan kepada
orang tua, (puas karena mendapat laporan periodik tentang perkembangan siswa
maupun program-program sekolah/madrasah);
c) Pihak pemakai/pemerima lulusan (perguruan tinggi, industri, masyarakat) puas karena
menerima lulusan dengan kualitas yang sesuai dengan harapan;
d) Guru dan kariyawan puas dengan pelayanan sekolah/madrasah, (pembagian kerja,
hubungan antara guru/karyawan/pimpinan, gaji/honorarium, dan sebagainya).
Faktor-faktor Penghambat Peningkatan Kualitas Mutu Sekolah (Kelemahan dan
Tantangan) antara lain yaitu :
1) Sistem politik yang kurang stabil
2) Rendahnya sikap mental
3) Wawasan kepala sekolah yang masih sempit
4) Pengangkatan kepala sekolah yang belum transparan
5) Kurang sarana dan prasarana
6) Lulusan kurang mampu bersaing
7) Rendahnya kepercayaan masyarakat
8) Birokrasi
9) Rendanya produktivitas kerja
10) Belum tumbuhnya budaya mutu
Menuruthttp://kuliahgratis.net/konsep-sekolahmadrasah-yang-bermutu/
5. Sistem pendidikan itu ibarat sebuah rangkaian perjalanan yang wajib dipersiapkan
segalanya sebaik mungkin apabila ingin mencapai tujuan yang hendak dicapai. Rangkaian itu
antara lain:
1) Visi, itu ibarat tujuan/lokasi yang hendak dituju, ingin seperti apa dan ingin
menghasilkan apa pendidikan kita dalam jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang.
2) Kurikulum, itu ibarat sebuah buku pedoman atau peta penunjuk jalan, harus
bagaimana kita melangkah dan harus melalui jalur mana dan bagaimana untuk
mencapai tujuan itu.
3) KualitasPengajar/guru, mereka ibarat supir yang akan membawa atau mengatur
kendaraan menuju lokasi tujuan dengan berpedoman kurikulum atau peta pedoman
tadi. Mereka inilah faktor penentu sampai atau tidak, cepat atau lambat sampai di
lokasi tujuan (visi).
4) Sarana Fisik Pendidikan, ini ibarat kendaraan yang akan digunakan. Kalau kendaraan
baik dan terawat, maka perjalanan akan lancar dan mudah sampai di tujuan.
Sebaliknya, jika kendaraan rusak atau terbengkalai, maka perjalanan akan menemui
banyak kendala.
5) Peserta didik, mereka ini ibarat penumpang yang akan kita antarkan untuk sampai
dengan tepat di tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut http://puguhzone.blogdetik.com/2012/11/12/lima-hal-penting-dalam-mewujudkan-
pendidikan-berkualitas/
Sekolah bermutu adalah sekolah yang mengukur seberapa banyak tujuannya tercapai.
Ukuran sekolah bermutu yang diyakini kebanyakan manusia hari ini seringkali melupakan
esensi dan substansi ukuran bermutu yang sebenarnya, karena sekarang sudah bergerak
kepada ukuran-ukuran umum seperti :
1) Dimensi gedung / fisik bangunan
2) Ragam fasilitas
3) Kemudahan akses angkutan umum
4) Pembiayaan, dimana sekolah bagus diidentikkan dengan sekolah yang mahal,
sementara pihak lain menggap bahwa sekolah murah-lah yang terbaik.
5) Kualitas lulusan.
Maka indikator utama sekolah yang bermutu itu adalah ketika kurikulum yang digunakan
menyentuh aspek akal, jasmani, dan rohani. Di dalam pasal 36 ayat 3 UU No. 20/2003,
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan:
1) peningkatan iman dan takwa;
2) peningkatan akhlak mulia;
3) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
6. 4) keragaman potensi daerah dan lingkungan;
5) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
6) tuntutan dunia kerja;
7) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
8) agama;
9) dinamika perkembangan global;dan
10) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
CIRI SEKOLAH BERKUALITAS
Merujuk pada pemikiran Edward Sallis, Sudarwan Danim (2006) dalam bukunya Visi Baru
Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, mengidentifikasi 13 ciri-
ciri sekolah bermutu, yaitu :
1. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
2. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul , dengan
komitmen untuk bekerja secara benar dari awal. Umumnya ditunjukkan dengan
adanya SOP.
3. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar dari
berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit memperbaikinya. SDM dipandang
sebagai aset yang di maintain, bukan alat yang kapan saja bisa diganti.
4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga
pendidik, maupun tenaga administratif. Penyelengaraan Training yang berjenjang dan
berkelanjutan adalah salah satu ciri kuatnya.
5. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk
mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat
benar pada masa berikutnya. Keluhan customer dipandang sebagai "perhatian" bukan
kritikan
6. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai
dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.
8. Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan
kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.
9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah
kerja secara vertikal dan horozontal.
10. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.
11. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan
untuk untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.
12. Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.
13. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu
keharusan
Menurut http://ahmadfikri01.blogspot.com/2013/10/ini-dia-13-ciri-sekolah-berkualitas.html
7. Daftar pustaka
Engkoswara dan Komariah,Aan.2010.Administrasi Pendidikan.Bandung.Alfabeta CV
Notoatinodjo,soekidjo.1998.Pengembangan Sumber Daya Manusia.jakarta.PT Rineka cipta
http://ahmadfikri01.blogspot.com/2013/10/ini-dia-13-ciri-sekolah-berkualitas.html
http://www.bimakini.com/index.php/opini/item/2237-sekolah-yang-bermutu-catatan-untuk-
kasek-dan-guru
http://kuliahgratis.net/konsep-sekolahmadrasah-yang-bermutu/
http://puguhzone.blogdetik.com/2012/11/12/lima-hal-penting-dalam-mewujudkan-
pendidikan-berkualitas/