[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan kerja listrik, mulai dari latar belakang pentingnya keselamatan kerja listrik, dasar hukum yang mengatur keselamatan kerja listrik di Indonesia, berbagai standar keselamatan kerja listrik yang berlaku, serta bahaya-bahaya akibat sentuhan langsung dan tidak langsung dengan listrik beserta efeknya.
2. 2
2
12/16/14
12/16/14
1. MEMAHAMI KEBIJAKAN / PERATURAN K3
LISTRIK.
1. MEMAHAMI PRINSIP-2 PENGENDALIAN K3
(Engineering Control, Human Control, Manajemen
Control)
2. MEMAHAMI KARAKTERISTIK/JENIS-JENIS
POTENSI BAHAYA LISTRIK DAN TINDAKAN
PENGENDALIANNYA
3. MEMAHAMI BERBAGAI REFERENSI STANDAR
KETEKNIKAN K3 LISTRIK
4. DAPAT MENJALANKAN TUGAS & FUNGSI
SECARA EFEKTIF
3. 3
3
3
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan dasar
Tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan dasar
bagi masyarakat luas
bagi masyarakat luas
Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat
Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat
mengancam keselamatan jiwa dan harta benda
mengancam keselamatan jiwa dan harta benda
Penyelenggaraan sistem ketenagalistrikan perlu
Penyelenggaraan sistem ketenagalistrikan perlu
adanya kebijakan pemerintah sehingga dapat
adanya kebijakan pemerintah sehingga dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat
terjamin keselamatannya.
terjamin keselamatannya.
6. 12/16/14
12/16/14
6
6
Rujukan : K3 Listrik
Rujukan : K3 Listrik
UU No 1 Th 1970
UU No 1 Th 1970
(Kebijakan Nasional K3)
(Kebijakan Nasional K3)
Kep 75/2002
Kep 75/2002
PUIL 2000
PUIL 2000
UU 28/2002
UU 28/2002
Bangunan
Bangunan
Per 02/89 : Petir
Per 02/89 : Petir
Per 03/99 : Lift
Per 03/99 : Lift
UU 30/2009
UU 30/2009
Ketenagalistrikan
Ketenagalistrikan
7.
8. 8
8
12/16/14
12/16/14
-Api terbuka
Api terbuka :
: 415
415 (37,19 %)
(37,19 %)
-Listrik
Listrik :
: 297
297 (26,6 %)
(26,6 %)
-Pembakaran
Pembakaran :
: 80
80 (7,17 %)
(7,17 %)
-Peralatan panas
Peralatan panas :
: 35
35 (3,14 %)
(3,14 %)
-Lain lain
Lain lain :
: 46
46 (3,4 %)
(3,4 %)
-Tidak dpt ditentukan
Tidak dpt ditentukan :
: 243
243 (19.73
(19.73
%)
%)
Puslabfor Mabes Polri
Puslabfor Mabes Polri
Tahun 2000
Tahun 2000
9. Kecelakaan
Kecelakaan
Akibat Bahaya Listrik
Akibat Bahaya Listrik
Sekitar 5 pekerja terkena arus
Sekitar 5 pekerja terkena arus
kejut listrik per minggu (OSHA
kejut listrik per minggu (OSHA
Jepang)
Jepang)
12% mengakibatkan kasus
12% mengakibatkan kasus
kematian di tempat kerja
kematian di tempat kerja
Di Indonesia ???
Di Indonesia ???
Banyak … ? Tdk tercatat
Banyak … ? Tdk tercatat
10. 10
10
12/16/14
12/16/14
Data kec. listrik (PLN) 2000-2003
Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan
Korban tewas 918 orang
karyawan 183 orang &
masyarakat 635 orang
Luka serius 1.476 orang
$ Kasus kebakaran 1.741 kasus
$ Gangguan teknis 2720 kasus
$ Kerugian Rp. 45.5 milyar
13. 13
13
12/16/14
12/16/14
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat
listrik
bahaya sentuhan langsung
bahaya sentuhan tidak langsung
bahaya kebakaran
14. 14
14
12/16/14
12/16/14
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada
bagian konduktif yang secara
normal bertegangan
S
entuhantidaklangsung
S
entuhantidaklangsung
adalahbahayasentuhanpadabagian
adalahbahayasentuhanpadabagian
konduktif yangsecaranorm
altidak
konduktif yangsecaranorm
altidak
bertegangan, m
enjadibertegangan
bertegangan, m
enjadibertegangan
karenaterjadikegagalanisolasi
karenaterjadikegagalanisolasi
17. 17
17
12/16/14
12/16/14
1. I nst alasi list rik – adalah jaringan yang tersusun secara terkoordinasi
mulai dari sumber pembangkit atau titik sambungan suplai daya listrik
sampai titik beban akhir sesuai maksud dan tujuan penggunaannya.
Gambar 1, menunjukan sistem jaringan tenaga listrik milik dan
tanggung jawab PLN, yaitu mulai dari pembangkkitan sampai titik
meter sambungan pelanggan. Sedangkan dari titik meter kedalam
adalah instalasi listrik milik dan menjadi tanggung jawab pelanggan
PELANGGAN
PEMBANGKITAN
TRANSMISI
TET
DISTRIBUSI
TM
TRANSMISI
TT
DISTRIBUSI
TR
18. 18
18
12/16/14
12/16/14
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA
UNDANG UNDANG
NO 30 TH 2009
KETENAGALISTRIKAN
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
JARINGAN TENAGA
LISTRIK
Andal, Aman dan
Akrap lingkungan
19. 19
19
12/16/14
12/16/14
TM/
TR
G
Tempat kerja Bukan tempat kerja
TT/
TET
M
Kebijakan nasional
dalam hal upaya
menjamin
tempat kerja
yang Aman dan
lingkungan yang Sehat
Kebijakan nasional
dalam hal penyediaan
tenaga listrik
(pengusahaan)
yang Andal, Aman dan
Akrap lingkungan
20. 1. Zaman Sebelum Merdeka
- VR 1910 STBL No. 406
- Pert Khusus B tentang pemberlakuan AVE 1938
(AVE diterjemahkan menjadi PUIL 1964)
History K3 Listrik
Diselenggarakan Oleh Jawatan Inspeksi
Keselamatan Kerja waktu itu
21. 2. Zaman Merdeka
- UU No. 14 Th 1969
- UU No. 1 Th 1970 (UU KK)
- Permenaker No. 02 1989 (K3 Petir)
- Permenaker No. 03 1999 ( K3 Lift)
- Kepmenaker No. 75/2002 (PUIL 2000)
- SK Dirjen Binawas No. 407/1999 (Teknisi Lift)
- SK Dirjen Binawas No. 311/2002 (Teknisi Listrik)
History K3 Listrik
digantikan dgn UU No. 13 Th 2003
tentang Ke-TK-an) perlindungan hak dasar pekerja
22. 22
22
12/16/14
12/16/14
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA
AVE 1938
Peraturan
Peraturan
KHUSUS B
KHUSUS B
PUIL 1964
Peraturan
Peraturan
KHUSUS B
KHUSUS B
PUIL 1977
Peraturan
Peraturan
04/MEN/1978
04/MEN/1978
PUIL 1987
Peraturan
Peraturan
04/MEN/1988
04/MEN/1988
23. 23
23
12/16/14
12/16/14
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja
RI
No Kep 75/Men/2002
Pemberlakuan
PUIL 2000
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja
RI
No Kep 75/Men/2002
Pemberlakuan
PUIL 2000
Dasar hukum :
Undang
undang
No
1
tahun
1970
Keselamatan
Kerja
wajib
24. 24
24
12/16/14
12/16/14
Ditetapkan
Sebagai StandarW
ajib
Kep Menteri Energi & SumberDaya Mineral
No. : 2046 K/
40/
MEN/
2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun
Persyaratan Umum
Persyaratan Umum
Instalasi Listrik
Instalasi Listrik
Peluncuran perdana
Peluncuran perdana
24-10-2001
24-10-2001
25. 25
25
12/16/14
12/16/14
RUANG
RUANG
LINGKUP
LINGKUP
RUANG
RUANG
LINGKUP
LINGKUP
Tegangan sentuh yang berbahaya:
Tegangan sentuh yang berbahaya:
> 50 V a.b. di ruang normal,
> 50 V a.b. di ruang normal,
> 25 V a.b. di ruangan lembab
> 25 V a.b. di ruangan lembab
Daya > 100 Watt
Daya > 100 Watt
Tidak mengatur persyaratan inst. listrik di
Tidak mengatur persyaratan inst. listrik di
:
:
- Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,
Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,
kapal laut
kapal laut
- Tambang bawah tanah
Tidak mengatur persyaratan inst. listrik di
Tidak mengatur persyaratan inst. listrik di
:
:
- Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,
Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,
kapal laut
kapal laut
- Tambang bawah tanah
Tambang bawah tanah
a.b. = arus bolak-balik
26. 26
26
12/16/14
12/16/14
Bagian 1 : Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan)
Bagian 2 : Persyaratan Dasar (Proteksi Keselamatan,
Perlengkapan & instalasi listrik)
Bagian 3 : Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung,
sentuh tidak langsung, & kebakaran
Bagian 4 : Perancangan instalasi listrik
Bagian 5 : Perlengkapan listrik
Bagian 6 : PHB & Komponennya
Bagian 7 : Penghantar dan pemasangannya
Bagian 8 : Ruangan khusus
Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik
Lampiran-lampiran
28. 28
28
12/16/14
12/16/14
Bahaya kejut listrik
Bahaya kejut listrik
t :
t : 1,0
1,0 0,8
0,8 0,6
0,6 0,4 0,3 0,2
0,4 0,3 0,2 (detik)
(detik)
E:
E: 90
90 100
100 110
110 125 140 200
125 140 200 (Volt)
(Volt)
I :
I : 180
180 200
200 250
250 280 330 400
280 330 400 (m
A)
(m
A)
t :
t : 1,0
1,0 0,8
0,8 0,6
0,6 0,4 0,3 0,2
0,4 0,3 0,2 (detik)
(detik)
E:
E: 90
90 100
100 110
110 125 140 200
125 140 200 (Volt)
(Volt)
I :
I : 180
180 200
200 250
250 280 330 400
280 330 400 (m
A)
(m
A)
29. 29
29
12/16/14
12/16/14
TABEL EFEK SENGATAN LISTRIK
Besar arus yang
melewati tubuh
Akibat yang timbul
1 mA, atau kurang
1 mA, atau kurang Tidak ada akibat, tidak terasa
Tidak ada akibat, tidak terasa
1 – 8 mA
1 – 8 mA Sengatan terasa tetapi tidak sakit dan
Sengatan terasa tetapi tidak sakit dan
tidak mengganggu kesadaran
tidak mengganggu kesadaran
8 – 15 mA
8 – 15 mA Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisa
Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisa
melepaskan diri, kesadaran tidak hilang
melepaskan diri, kesadaran tidak hilang
15 – 20 mA
15 – 20 mA Sengatan sakit kesadaran bisa hilang
Sengatan sakit kesadaran bisa hilang
dan tidak bisa melepaskan diri
dan tidak bisa melepaskan diri
20 – 50 mA
20 – 50 mA Kesakitan, susah bernafas, terjadi
Kesakitan, susah bernafas, terjadi
konstraksi pada otot & kesadaran hilang
konstraksi pada otot & kesadaran hilang
100 – 200 mA
100 – 200 mA Kondisi mematikan langsung dan susah
Kondisi mematikan langsung dan susah
ditolong
ditolong
200 mA atau lebih
200 mA atau lebih Terbakar dan jantung berhenti berdetak
Terbakar dan jantung berhenti berdetak
BERBAHAYA
BERBAHAYA
AMAN
AMAN
220
Volt
31. Ancaman bahaya listrik
Ancaman bahaya listrik
Bagian tubuh
Bagian tubuh yang terkena
yang terkena
Besar
Besar teg dan arus
teg dan arus yang mengalir
yang mengalir
Lama
Lama mengalirnya arus
mengalirnya arus
LUKA BAKAR
LUKA BAKAR
52. Pengendalian Bahaya listrik
Pengendalian Bahaya listrik
Kecelakaan listrik pada
Kecelakaan listrik pada
pekerjaan konstruksi
pekerjaan konstruksi
disebabkan oleh kombinasi
disebabkan oleh kombinasi
tiga faktor berikut :
tiga faktor berikut :
Peralatan/ instalasi yang
Peralatan/ instalasi yang
tidak aman
tidak aman
Lingkungan pada pekerjaan
Lingkungan pada pekerjaan
konstruksi.
konstruksi.
Prilaku / cara bekerja yang
Prilaku / cara bekerja yang
tidak aman.
tidak aman.
63. 63
63
12/16/14
12/16/14
Strategi Pengendalian Kecelakaan
Strategi Pengendalian Kecelakaan
Engineering Control (Standar Keteknikan)
Engineering Control (Standar Keteknikan)
Human Control (Kompetensi SDM)
Human Control (Kompetensi SDM)
Management Control (Penerapan SMK3)
Management Control (Penerapan SMK3)
67. Jatuh dari ketinggian / Falls
Jatuh dari ketinggian / Falls
Arus kejut listrik dapat
Arus kejut listrik dapat
menyebabkan cidera tak
menyebabkan cidera tak
langsung / cause
langsung / cause
indirect injuries
indirect injuries
Pekerja pada ketinggian
Pekerja pada ketinggian
dapat jatuh akibat
dapat jatuh akibat
terkena arus kejut dapat
terkena arus kejut dapat
menyebabkan kematian
menyebabkan kematian
78. 78
78
12/16/14
12/16/14
Data statistik kebakaran DKI Jakarta menyebutkan 47%
Kebakaran diduga penyebabnya adalah listrik
•Tidak meninggalkan peralatan listrik seperti seterika,
kipas angin, pemasak nasi, kompor listrik dan lain-
lain dibiarkan menyala atau tetap tertancap pada
sakelar listrik
80. 80
80
12/16/14
12/16/14
Tips
Bila terjadi kebakaran pada instalasi listrik dan peralatan
listrik lakukan tindakan berikut
• Segera putuskan aliran
listrik dari saklar
pengaman (panel).
• Padamkan dgn APAR
yg non konduktif
terhadap listrik.
• Yakinkan betul bahwa
aliran listrik sudah
benar-benar mati.
Bila aliran listrik telah
diputuskan maka
pemadaman kebakaran
dapat menggunakan
86. Safety-Related Work Practices
Safety-Related Work Practices
Gunakan pagar dan tanda
Gunakan pagar dan tanda
yang jelas pada
yang jelas pada
perlengkapan atau
perlengkapan atau
peralatan listrik
peralatan listrik
90. Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri
Safety shoes yang
Safety shoes yang
sesuai standar
sesuai standar
sarung tangan
sarung tangan
hoods, sleeves,
hoods, sleeves,
matting, and blankets
matting, and blankets
Topi / Hard hat
Topi / Hard hat
(insulated -
(insulated -
nonconductive)
nonconductive)
95. 95
95
12/16/14
12/16/14
KEMAMPUA
KEMAMPUA
N
N
HANTAR
HANTAR
ARUS
ARUS
KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis
bahan konduktornya dan ukuran
penampangnya
(Periksa tabel PUIL)
SYARAT K3
KHA : MIN 1,25 X I
nominal
Arus maksimum yg dpt dialirkan dengan
kontinue oleh penghantar pada keadaan
tertentu tanpa menimbulkan kenaikan
suhu yg melampaui nilai tertentu
97. 97
97
12/16/14
12/16/14
1. Pengesahan gambar rencana
2 Pengesahan pemakaian instalasi
3. Penunjukan PJK3 bidang listrik
- Perencana
- Instalatur
- Jasa riksa/uji
- Jasa pembinaan
4. Sertifikasi dan lisensi kompetensi personel
98. 98
98
12/16/14
12/16/14
1. Aspek teknik (keandalan, keamanan instalasi)
dilakukan melalui pemeriksaan dan pengujian
teknik
2 Pelaksanaan sertifikasi kelaikan dan
sertifikasi personel melalui kegiatan pelatihan
3. Aspek perijinan instalasi listrik di tempat kerja
4. Law enforcement thd pelanggara syarat-
syarat A3 dan K3 ditempat kerja
99. Gbr
Rencan
a
Prosedur Sertifikasi Alat / Instalasi
Pasang
(Instal)
Dipakai/
Digunakan Aman
Terkendal
i
Riksa Uji
Berkala
Riksa/Uji
Commissi
oning
Periks
a /uji
Pengesahan
Gbr Rencana
Pengesahan
Pemakaian
100. 100
100
12/16/14
12/16/14
Proses pengesahan gambar ins. listrik
Proses pengesahan gambar ins. listrik
Dokumen perencanaan listrik
Dokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi
1. Peta lokasi
2 Gambar instalasi
2 Gambar instalasi
- Lay out perlengkapan dan
- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik
peralatan listrik
- Rangkaian peralatan dan
- Rangkaian peralatan dan
pengendalinya
pengendalinya
3. Diagram garis tunggal
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci
4. Gambar rinci
5. Perhitungan beban
5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan
6. Tabel bahan
7. Ukuran teknis
7. Ukuran teknis
- Sepesifikasi & cara pasang
- Sepesifikasi & cara pasang
- Cara menguji
- Cara menguji
- Jadwal waktu
- Jadwal waktu
Berkas
perencanaan.
Analisis:
Berdasarkan SNI 04-225-2000
oleh pegawai pengawas
Memenuhi syarat
Ya
PENGESAHAN GAMBAR
Setuju dipasang.
Tidak
Commissioning.
Rekomendasi.
Rekomendasi.
101. 1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi
- Pembuatan
- Pemasangan
- Pemakaian
1. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil
2. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan) PJK3 Riksa Uji
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik
102. A. Sertifikasi Alat / Instalasi
1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik
103. 1. Administratif
- Permohonan Bermaterai
- Gbr Rencana
- Sertifikat Teknis
- Badan Pelaksana/Instalatir
- Dll
1. Teknis
- Riksa Uji Administratif
- Riksa Uji Visual
1. Sertifikat / Ijin / Pengesahan
Persyaratan Teknis
Sertifikasi Alat / Instalasi
105. 105
105
12/16/14
12/16/14
Syarat Kompetensi K3
Syarat Kompetensi K3
Memiliki pengetahuan dan ketrampilan K3
Memiliki pengetahuan dan ketrampilan K3
sesuai dengan kurikulum dan silabi
sesuai dengan kurikulum dan silabi
kompetensi yang ditetapkan
kompetensi yang ditetapkan
Dibuktikan dengan sertifikat dan
Dibuktikan dengan sertifikat dan
penunjukan / lisensi
penunjukan / lisensi
106. B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel
1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)
- Ahli K3 Listrik / Petir
- Penyelia K3 Listrik
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
• PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift
107. 107
107
12/16/14
12/16/14
Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi
pemasangan instalasi listrik
Bagian 9.5.3.1 : Orang yang diberi tanggung
jawab, perancangan, pemasangan,
pemeriksaan, dan pengujian inst.
Listrik, harus memahami K3 dan
memiliki ijin kerja.
Bagian 9.10.4. : Pengusahaan listrik > 200 kVA
harus memiliki organisasi yang
bertanggjawab secara khusus
Bagian 9
Pengusahaan Instalasi Listrik
108. 108
108
12/16/14
12/16/14
KOMPETENSI SDM
BIDANG K3 LISTRIK
AHLI K3 LISTRIK : MENILAI RANCANGAN;
RIKSA UJI
PENYELIA K3 LISTRIK : PENGAWAS PEKERJAAN
PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN
TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,
PEMELIHARAAN
109. 109
109
12/16/14
12/16/14
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
TEKNISI LISTRIK
(PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN)
KOMPETENSI
KOMPETENSI
Tugas dan tanggung jawab :
Tugas dan tanggung jawab :
Melayani, merawat dan mengawasi
Melayani, merawat dan mengawasi
kelaikan instalasi listrik;
kelaikan instalasi listrik;
Membantu pemeriksaan dan pengujian
Membantu pemeriksaan dan pengujian
instalasi listrik;
instalasi listrik;
110. 110
110
12/16/14
12/16/14
Inventarisasi
Jenis jabatan fungsional berbasis kompetensi K3 Listrik
1. Klas I. Teknisi ( pemasangan, pemeliharaan)
2. Klas II. Penyelia (pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan)
3. Klas III. Ahli K3 Listrik
Teknisi Listrik Penyelia K3 Listrik Ahli K3 Listrik
Dapat melayani dan
memelihara inst.
listrik secara benar
dan aman, baik bagi
dirinya, peralatan dan
aman dalam
pengoperasiannya
Dapat melakukan
pengawasan pek.
pemasangan dan
pemeliharaan inst.
listrik secara benar
dan aman sesuai
ketentuan dan
prosedur K3.
Dapat mengevaluasi
potensi bahaya dan
tindakan koreksi
terhadap:
• gambar
rancangan;
• hasil
pemeriksaan dan
pengujian;
111. 111
111
12/16/14
12/16/14
Bekerja pada keadaan bertegangan ;
• dilakukan minimal dua orang, ahli, memilki surat ijin kerja.
• Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.
• Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan
pekakas berisolasi yang handal.
• Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan.
• Semua perlengkapan yang digunakan diperksa.
• Keadaan cuaca.
• Dilarang menyentuh perlengkapan listrik dengan tangan
telanjang.
112. 112
112
12/16/14
12/16/14
Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan :
Perhatikan Jarak minimum aman
Perlengkapan harus bebas dari kebocoran isolasi atau imbas.
Dilarang menggunakan pengukur dari logam
Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam.
Jarak aman atau diluar jangkauan
Jarak aman atau diluar jangkauan
Tegangan kV
Tegangan kV Jarak cm
Jarak cm
1
1 50
50
12
12 60
60
20
20 75
75
70
70 100
100
150
150 125
125
220
220 160
160
500
500 300
300
113. 113
113
12/16/14
12/16/14
Pemberian Pertolongan
Pemberian Pertolongan
1.
1. Menilai situasi
Menilai situasi
a.
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang
Mengenali bahaya diri sendiri dan orang
lain
lain
b.
b. Memperhatikan sumber bahaya
Memperhatikan sumber bahaya
c.
c. Memperhatikan jenis pertolongan
Memperhatikan jenis pertolongan
d.
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan
Memperhatikan adanya bahaya susulan
114. 114
114
12/16/14
12/16/14
Pemberian Pertolongan
Pemberian Pertolongan
1.
1. Mengamankan Tempat Kejadian
Mengamankan Tempat Kejadian
a.
a. Memperhatikan penyebab kecelakaan
Memperhatikan penyebab kecelakaan
b.
b. Utamakan keselamatan diri sendiri
Utamakan keselamatan diri sendiri
c.
c. Singkirkan sumber bahaya yang ada
Singkirkan sumber bahaya yang ada
(putuskan aliran dan matikan sumber
(putuskan aliran dan matikan sumber
listrik)
listrik)
d.
d. Hilangkan faktor bahaya misal dengan
Hilangkan faktor bahaya misal dengan
menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan
menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan
sumber listrik dengan bahan non konduktor)
sumber listrik dengan bahan non konduktor)
e.
e. Singkirkan korban dengan cara aman dan
Singkirkan korban dengan cara aman dan
memperhatikan keselamatan diri sendiri
memperhatikan keselamatan diri sendiri
(dengan alat pelindung seperti; sarung
(dengan alat pelindung seperti; sarung
tangan, kayu, tali, kain, sapu dll).
tangan, kayu, tali, kain, sapu dll).
115. 115
115
12/16/14
12/16/14
Pemberian Pertolongan
Pemberian Pertolongan
1.
1. Memberikan pertolongan
Memberikan pertolongan
a.
a. Menilai kondisi korban dan tentukan
Menilai kondisi korban dan tentukan
status korban dan prioritas tindakan
status korban dan prioritas tindakan
b.
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
Berikan pertolongan sesuai status korban
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah
dari tubuh
dari tubuh
Bila ada tanda henti nafas dan jantung
Bila ada tanda henti nafas dan jantung
berikan resusitasi Jantung paru
berikan resusitasi Jantung paru
Selimuti korban
Selimuti korban
Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar
Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar
ringan).
ringan).
Bila luka berat carikan pertolongan ke
Bila luka berat carikan pertolongan ke
RS/dokter.
RS/dokter.
116. 116
116
12/16/14
12/16/14
a. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
• Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan
memutuskan sakelar atau gawai pengaman, penghantar
ditarik sampai terlepas dari penderita dengan
menggunakan benda kering bukan logam, kayu atau tali
yang diikat pada penghantar.
• Penderita ditarik dari tempat kecelakaan.
• Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan
yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat-
lipat.
b. Berikan pertolongan medis secepatnya.
117. 117
117
12/16/14
12/16/14
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK.
Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk menhindarkan pengaruh
arus listrik, berada pada papan kering, kain kering, pakaian, alas yang
serupa itu yang bukan logam (kayu, karet). Jika tidak mungkin kedua
tangan penolong dibalut dengan kain kering, pakaian kering atau bahan
serupa itu (kertas, karet).
Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus menjaga diri agar
tubuhnya jangan bersentuhan dengan benda logam.
118. 118
118
12/16/14
12/16/14
TANAH
SISTEM PENGAMANAN
“ISOLASI LANTAI KERJA”
SISTEM PENGAMANAN
“ISOLASI LANTAI KERJA”
ISOLASI LANTAI KERJA (R1)
Kayu
75 kg
Kain basah 27 x 27 Cm
V
V2
V1
Rd 3000 Ω
R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm
R1 min. 50 kilo Ohm
Pelat logam
25 x 25 x 0,2 Cm
119. 119
119
12/16/14
12/16/14
1.
1. SistemTT atau Pembumian Pengaman (PP)
SistemTT atau Pembumian Pengaman (PP)
Tujuan pembumian :
Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bocoratau hubung singkat, arus akan
Bila terjadi arus bocoratau hubung singkat, arus akan
tersalurke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus
tersalurke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus
sehingga pengaman akan terputus secara otomatik
sehingga pengaman akan terputus secara otomatik
Fasa tunggal 2 kawat
Aktif
Nol/Netral
121. 121
121
12/16/14
12/16/14
2.
2. SistemIT atau Hantaran pengaman (HP)
SistemIT atau Hantaran pengaman (HP)
Tujuan pembumian :
Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bacoratau hubung singkat, arus akan
Bila terjadi arus bacoratau hubung singkat, arus akan
tersalurke bumi melalui penghantarpengaman sehingga
tersalurke bumi melalui penghantarpengaman sehingga
arus meningkat dan pengaman akan terputus secara
arus meningkat dan pengaman akan terputus secara
otomatik
otomatik
Fasa tunggal 3 kawat
Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman
128. 128
128
12/16/14
12/16/14
1 2 3
4
MOTOR SANGKAR
In.1 = 42 A MOTOR SEREMPAK
In.2 = 54 A
MOTOR ROTOR LILIT
In.3 = 68 A
MOTOR ROTOR LILIT
In.4 = 68 A
SETELAN MAK 2,5 In 1
= 105A
1,5 In 3
= 102A
2 In2
= 108A
1,5 In
= 102A
KHA. MIN.
1.25 In
KHA. MIN.
1.25 (68) + 42 + 54 =
170,8A
SETELAN MAK
108 + 42 + 68 = 218A
SETELAN MAK
218 + 68 = 286 A
PENGAMAN HUBUNG
SINGKAT
PUIL 2000 Ayat 556
129. 129
129
12/16/14
12/16/14
F
KARAKTERISTIK PENGAMAN
HUBUNG PENDEK,
TERBUKA
BILA MERASAKAN 600% In
DALAM WAKTU 20 - 50
DETIK
KELENGKAPAN
SIRKIT MOTOR
POMPA KEBAKARAN
KELENGKAPAN
SIRKIT MOTOR
POMPA KEBAKARAN
BILA SUPLAI LISTRIK
TERPUTUS HARUS ADA
INDIKASI ALARM
TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH
KENDALI
• JENIS KABEL FRC
• DARI SISI IN COMING
• SEBELUM SAKELAR UTAMA
F
130. 130
130
12/16/14
12/16/14
Klasifikasi :
Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila
terputus tidak berpengruh langsung
terhadap pasien
Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi
medik, yang berfungsi langsung dengan
penderita, bila terputus dari dalam tempo
kurang 10 detik harus segera
mendapat catu daya pengganti
khusus (CDPK)
Kelompok 2 E : Instalasi listrik untuk intalasi
medik berfungsi langsung dengan
penderita, bila terputus harus langsung
mendapat catu daya pengganti
khusus (CDPK)
REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT
PUIL-2000
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
131. 131
131
12/16/14
12/16/14
Sumber Normal Sumber Emergency
Baterai atau
Motor
Generator
RUANG
KELOMPOK
1
RUANG
KELOMPOK
1E
RUANG
KELOMPOK
2E
G
< 10 dt < 0,5 dt
S
istemdistribusilistrikdirum
ahsakit
132. Instalasi listrik Ketel
Instalasi listrik Ketel
Uap
Uap
Alat penerangan dan alat listrik lainya tidak
Alat penerangan dan alat listrik lainya tidak
diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50
diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50
Volt
Volt
Jika digunakan kabel fleksibel harus
Jika digunakan kabel fleksibel harus
berselubung karet atau berperisai logam
berselubung karet atau berperisai logam
fleksibel.
fleksibel.
Bila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, maka
Bila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, maka
bagian logam dari ketel uap harus dibumikan
bagian logam dari ketel uap harus dibumikan
Jenis kabel yang digunakan harus berselubung
Jenis kabel yang digunakan harus berselubung
karet dan berperisai logam
karet dan berperisai logam
PUIL 2000
Psl. 8.12
135. 135
135
12/16/14
12/16/14
1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
5 EMERGENCY
6 MDB
G
1
2
3
4
5
6. Spare
Suplai daya listrik untuk
sarana keselamatan
tidak beleh terganggu
pada kondisi apapun
MDB
136. 136
136
12/16/14
12/16/14
GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)
a. nama pabbrik pembuat
b. tegangan pengenal
c. arus beban pengenal
d. daya pengenal
e. freq, Jumlah fase,
f. rpm
g. suhu lingkungan > kenaikan suhu
h. klas isolasi
I. teg. kerja dan arus beban penuh
j. lilitan
k. daur kerja
Tanda Pengenal (Plat nama)
137. 137
137
12/16/14
12/16/14
GENERATOR (PEMBANGKIT LISTRIK)
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)
a. Pada saat beban dimasukan, teg turun mak 25% dan pulih 0,5 detik
b. Kapasitas bahan bakar untuk 8 jam
c. Pipa saluran bahan bakar harus terlindung dari panas dan mekanis
d. Pipa saluran gas buang harus disalut shg suhu mak 70o
C
e. Pelepasan gas buang pada sebelah sisih udara masuk
f. Sistem pendinginan harus terjamin
g. Pondasi harus dirancang dengan perdam getaran mesin
h. Harus dipasang tanda peringatan
PENGGERAK
MULA G BEBAN
144. 12/16/14
12/16/14
Created by ganjar budiarto
Created by ganjar budiarto 144
144
Arus : 5.000 ~ 200.000
A
Panas: 30.000
o
C
AWAN KE AWAN
A
W
A
N
K
E
B
U
M
I
KERUSA
KA
N
KERUSA
KA
N
• THERM
I
S,
THERM
I
S,
• ELEKTRI
S,
ELEKTRI
S,
• M
EKA
N
I
S
M
EKA
N
I
S,
KERUSA
KA
N
KERUSA
KA
N
• THERM
I
S,
THERM
I
S,
• ELEKTRI
S,
ELEKTRI
S,
• M
EKA
N
I
S
M
EKA
N
I
S,
Sasaran :
Obyek yg terdekat dan terkuat
148. 148
148
12/16/14
12/16/14
KONSEP PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR
KONSEP PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR
PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin (Konvensional)
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik
PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG
Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
149. 149
149
12/16/14
12/16/14
Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTN dipasang
Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan
instalasi listrik semua kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial
GROUNDING
ARRESTER
RSTN RSTN
151. U
U
No
28
Th
2002
Tentang
BANGUNAN
GEDUNG
PERSYARATAN KESELAMATAN BANGUNAN
GEDUNG
• Kemampuan mendukung beban maksimum
(muatan hidup/mati maupun fenomena
alam)
• Pengndalian bahaya kebakaran
• Proteksi Pasif
• Proteksi Aktif dan
• Sarana evakuasi
• Perlindungan ancaman bahaya petir
• Kesehatan meliputi penghawaan,
pencahayaan, sanitasi dan bahan
bangunan
152. 12/16/14
12/16/14
Created by ganjar budiarto
Created by ganjar budiarto 152
152
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung
2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)
Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsunglangsung
Perhatian !!!:
Perhatian !!!:
Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi
Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi
syarat dapat mengundang bahaya !!!
syarat dapat mengundang bahaya !!!
154. 154
154
12/16/14
12/16/14
INSTALASI PENYALUR PETIR
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
INSTALASI PENYALUR PETIR
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
PENERIMA
(AIR TERMINAL)
HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)
HANTARAN
PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING
Sudut perlindungan
112 o
Resistan pembumian
mak 5 ohm
155. 155
155
12/16/14
12/16/14
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung
2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)
Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal /
proteksi
bahaya sambaran tidak langsung
Instalasi penyalurpetiryang tidak
memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
158. 158
158
12/16/14
12/16/14
Pengawasan K3 Intalasi
Penyalur Petir
Pengawasan K3 Intalasi
Penyalur Petir
+++++++
+++++++++
+++++++
- - - - - - -
- - - - - -
- - - - -
PERMENAKER
No. PER 02/MEN/1989
Tentang
Instalasi Penyalur Petir
Ruang lingkup :
Sistem eksternal
Jenis :
konvensional &
elektrostatik
PERMENAKER
No. PER 02/MEN/1989
Tentang
Instalasi Penyalur Petir
Ruang lingkup :
Sistem eksternal
Jenis :
konvensional &
elektrostatik
159. 159
159
12/16/14
12/16/14
DEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
Peruntukan bangunan (-10 0 1 2 3 5 15)
Struktur konstruksi ( 0 1 2 3 )
: Tinggi bangunan ( 0 2 3 4 5 - 10)
: Lokasi bangunan( 0 1 2)
Hari guruh ( 0 1 2 3 4 - 7)
= A + B + C + D + E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR
PERTIMBANGAN PEMASANGAN
INSTALASI PENYALUR PETIR
160. 160
160
12/16/14
12/16/14
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A : Peruntukan bangunan
Rumah tinggal : 1
Bangunan umum : 2
Banyak orang : 3
Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5
Gudang handak : 15
B : Struktur konstruksi
Steel structure : 0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam: 1
Beton bertulang, atap bukan logam : 2
Kerangka kayu atap bukan logam : 3
162. 162
162
12/16/14
12/16/14
D : Lokasi bangunan
Tanah datar : 0
Lereng bukit : 1
Puncak bukit : 2
E : Hari guruh per tahun
2 : 0
4 : 1
8 : 2
16 : 3
32 : 4
64 : 5
128 : 6
156 : 7
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
HARI
164. 164
164
12/16/14
12/16/14
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam
bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon,
menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung
secara elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar
maximal 5 meter.
165. 165
165
12/16/14
12/16/14
BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 &
Tebal minimal 2 mm.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa
logam yang baik.
c. Khusu tulang beton harus memnuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itu
b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air dibawah
tanah.
d. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom
beton bagian luar.
e. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
f. Jarak antar penghantar
a. Tinggi < 25 m max. 20 m
b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – 0,4xtinggi bangunan)
c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
166. 166
166
12/16/14
12/16/14
SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN
a. Dipasang sedemikian sehingga tahan pembumian terkecil.
b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang
(direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi
secara mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.
e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi
sesuai standar)
c. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
d. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang
mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan
dengan elektroda kelompok.
167. 167
167
12/16/14
12/16/14
e. Terdapat sambungan ukur.
a. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung
dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa
elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan
pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya)
yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga tahan
pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi
listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian instalasi
penyalur petir.
168. 168
168
12/16/14
12/16/14
BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA
1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir
dengan penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam
daerah perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang
penyalur tegangan lebih.
3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai
instalasi petir, antena harus dihubungkan melalui penyalur
tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir
sedemikian menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang
tersebut harus dihubungkan dengan instalasi penyalur
petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang
besi, tiang besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
169. 169
169
12/16/14
12/16/14
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M
a. Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong
tidak boleh dianggap dapat melindung bangunan yang
berada disekitarnya.
b. Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di atas
pinggir cerobong.
c. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir
bagian puncak dapat digunakan sebagai penerima petir.
d. Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus
mempunyai 2 penurunan dengan jarak yang sama satu
sama lain.
e. Tiap-tiap penurunan harus disambungkan langsung
dengan penerima.
170. 170
170
12/16/14
12/16/14
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar
selalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau
instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3
Inspeksi.
4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)
171. 171
171
12/16/14
12/16/14
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu
diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang
dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima,
penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing
elektroda maupun elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
172. 172
172
12/16/14
12/16/14
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan
pada setiap lantai pemberhentian.
Pengguna/penumpang lift hanya dengan
tekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;
LIFT
173. 12/16/14
12/16/14
173
173
Persyaratan teknis Lift
• Mesin
• Ruang /kamar mesin
• Tali baja
• Tromol
• Ruang luncur
• Rel pemandu
• Lekuk dasar
• Kereta
• Governor
• Pengaman
• Bobot imbang
• Penyangga
• Instalsi listrik
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
Ttg
Syarat-syarat K3 Lift
untuk pengangkutan orang dan barang
182. 182
182
12/16/14
12/16/14
UU 1/70 Bab II Psl 2 (2) - f
……… tempat kerja dimana :
f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang,
atau manusia, baik didarat, melalui terowongan,
dipermukaan air, dalam air maupun di udara
Ketentuan K3 LIFT
183. 183
183
12/16/14
12/16/14
UU 1/70 (Bab III Psl 3 (1) - n
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
n. “Mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang, tanaman atang
barang”.
Syarat-syarat K3 Lift
184. 184
184
12/16/14
12/16/14
Apabila terjadi sesuatu hal yang
membahayakan, penumpang tidak
dapat berbuat apa apa,
Aspek kehandalan dan keselamatan
penumpang merupakan faktor
dasar dalam pertimbangan
perancangan pesawat lift.
LIFT
185. 185
185
12/16/14
12/16/14
K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan
keamanan pesawat lift, telah ditetapkan
syarat-syarat K3,
Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Syarat K3 lift utk pengangkutan orang
maupun barang
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999
penunjukan teknisi lift
186. 186
186
12/16/14
12/16/14
Sangkar lift menggantung pada tali
baja, disisi sebelahnya menggantung
bobot imbang (counter wight) agar
motor (M)
bekerja ringan.Sangkar dan bobot
imbang bergerak naik-turun mengikuti
rel
Lift dilengkapi beberapa alat
pengaman (safety device) yang
bekerja otomatik
187. 187
187
12/16/14
12/16/14
Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat.
Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa
Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,
Pasal 25
Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift
dan perubahan teknis maupun administrasi harus
mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.
PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
188. 188
188
12/16/14
12/16/14
PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift
KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT
KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99
189. 189
189
12/16/14
12/16/14
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
KARTU LISENSI K3
KARTU LISENSI K3
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
No :
No : 64
64/
/PNKK/07.03
PNKK/07.03 Berlaku s/d :
Berlaku s/d : 28 Juli 2008
28 Juli 2008
Nama
Nama :
: FRANSISCUS WARTOYO
FRANSISCUS WARTOYO
Tempat & tgl lahir
Tempat & tgl lahir : Yogyakarta, 2 April 1954
: Yogyakarta, 2 April 1954
Instansi/Perh.
Instansi/Perh. : PT. Toshindo Elevator Utama
: PT. Toshindo Elevator Utama
Alamat
Alamat : Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 -
: Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 -
Kelapa Gading – Jakarta Utara
Kelapa Gading – Jakarta Utara
Jakarta,
Jakarta, 28 Juli 2003
28 Juli 2003
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJA
KESELAMATAN KERJA
Ir. Imam Subari
Ir. Imam Subari
NIP. 160009422
NIP. 160009422
C0ntoh
190. 190
190
12/16/14
12/16/14
KOMPETENSI
KOMPETENSI
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999
NO. : KEP. 407/M/BW/1999
Tugas dan tanggung jawab :
Tugas dan tanggung jawab :
1.
1. Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan
Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan
eskalator;
eskalator;
2.
2. Membantu pemeriksaan dan pengujian lift dan
Membantu pemeriksaan dan pengujian lift dan
eskalator;
eskalator;
C0ntoh
191. 191
191
12/16/14
12/16/14
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
KARTU LISENSI K3
KARTU LISENSI K3
PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
No :
No : 48
48/
/PNKK/07.03
PNKK/07.03 Berlaku s/d :
Berlaku s/d : 28 Juli 2008
28 Juli 2008
Nama
Nama :
: SLAMET RIYANTO
SLAMET RIYANTO
Tempat & tgl lahir
Tempat & tgl lahir : Semarang, 28 Mei 1963
: Semarang, 28 Mei 1963
Instansi/Perh.
Instansi/Perh. : Pemda Jawa Tengah
: Pemda Jawa Tengah
Alamat
Alamat : Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243
: Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243
Jakarta,
Jakarta, 28 Juli 2003
28 Juli 2003
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJA
KESELAMATAN KERJA
Ir. Imam Subari
Ir. Imam Subari
NIP. 160009422
NIP. 160009422
C0ntoh
192. 192
192
12/16/14
12/16/14
KOMPETENSI
KOMPETENSI
TEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
TEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999
NO. : KEP. 407/M/BW/1999
Tugas dan tanggung jawab :
Tugas dan tanggung jawab :
Mengawasi keselamatan operasi lift dan
Mengawasi keselamatan operasi lift dan
eskalator;
eskalator;
Mengambil tindakan pengamanan keadaan
Mengambil tindakan pengamanan keadaan
darurat operasi lift dan eskalator;
darurat operasi lift dan eskalator;
C0ntoh
194. 194
194
12/16/14
12/16/14
Pasal 24
Ayat (1)
Pembuatan dan atau pemasangan
lift harus sesuai dengan gambar
rencana yang disahkan oleh Menteri
atau pejabat yang ditunjuk
Ayat 2
Dokumen perencanaan
-Gambar konstruksi lengkap
-Perhitungan konstruksi
-Spesifikasi dan sertifikasi material
Ayat 3
Proses pembuatannya harus
memenuhi SNI atau Standar
internasional yang diakui
PABRIKASI LIFT
DESAIN PEMBUATAN
Engineering design :
• Konsep desain
• Standar desain
• Checking perhitungan konstruksi
Memenuhi
syarat
IJIN PEMBUATAN (PABRIKASI) LIFT
IJIN K3
PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
195. 195
195
12/16/14
12/16/14
Pasal 24 Ayat (4)
Gambar rencana pemasangan lift
terdiri :
-Denah ruang mesin dan
peralatannya
-Konstruksi mesin dan
penguatannya
-Diagram instalasi listrik
-Diagram pengendali
-Rem pengaman
-Bangunan ruang luncur dan pintu-
pintunya
-Rel pemandu dan penguatannya
-Konstruksi kereta
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan,
tinggi vertikal
-Perhitungan tali baja LAIK
KONSTRUKSI LIFT
IJIN K3
Perencanaan pemasangan lift
Doc.Lengka
p
Analisis :
Evaluasi gambar dan sertifikat
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
Analisis :
Evaluasi gambar dan sertifikat
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
Memenuhi
syarat
IJIN PEMASANGAN LIFT
PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
196. 196
196
12/16/14
12/16/14
IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER
03/MEN/1999)
Pasal 30
Ayat (1)
Setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar
uji yang ditentukan
Standar uji K3 lift :
SNI 1718 – 1989 – E
Bentuk laporan :
-38 - L
-39 - L
LIFT LAIK
OPEPASI
IJIN K3
AS BUILT DRAWING LIFT
(gambar purna bangun)
TEST & COMMISSIONING
-PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA
-PENGUJIAN PEMBEBANAN
-PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES
Memenuhi
syarat
1 tahun
197. 197
197
12/16/14
12/16/14
JUMLAH LIFT
JUMLAH LIFT
Th.1979 SD AGUSTUS 2003
Th.1979 SD AGUSTUS 2003
DKI JAKARTA
DKI JAKARTA 6707
6707
B A N T E N
B A N T E N 28
28
JAWA BARAT
JAWA BARAT 316
316
JAWA TENGAH
JAWA TENGAH 179
179
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA 113
113
JAWA TIMUR
JAWA TIMUR 621
621
B A L I
B A L I 192
192
A C E H
A C E H 15
15
SUMATERA UTARA
SUMATERA UTARA 260
260
SAMATERA BARAT
SAMATERA BARAT 30
30
SUMATERA SELATAN
SUMATERA SELATAN 59
59
R I A U
R I A U 72
72
J A M B I
J A M B I 18
18
BENGKULU
BENGKULU 9
9
LAMPUNG
LAMPUNG 26
26
KALIMANTAN TENGAN
KALIMANTAN TENGAN 2
2
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN TIMUR 86
86
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN BARAT 20
20
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN SELATAN 21
21
SULAWESI UTARA
SULAWESI UTARA 44
44
SULAWESI SELATAN
SULAWESI SELATAN 125
125
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI TENGGARA 1
1
SULAWESI TENGAH
SULAWESI TENGAH -
-
A M B O N
A M B O N 19
19
IRIAN JAYA
IRIAN JAYA 19
19
NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA BARAT 3
3
NUSA TENGGARA TIMUR
NUSA TENGGARA TIMUR 2
2
198. 198
198
12/16/14
12/16/14
PABRIKASI LIFT
DESAIN LIFT IJIN
K3
PEMASANGAN
LIFT
DESAIN
KONSTRUKSI
PEMASANGAN LIFT
IJIN
K3
PEMAKAIAN
LIFT
AS BUILT DRAWING
TEST & Commissioning
PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN
IJIN
K3
PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER
03/MEN/1999)
199. 1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi
- Pembuatan
- Pemasangan
- Pemakaian
1. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil
2. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan)
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik
200. A. Sertifikasi Alat / Instalasi
1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Ijin Pembuatan Alat / Bahan
- Ijin Pemasangan Instalasi
- Ijin Penggunaan Alat / Instalasi
Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik
201. B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel
1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)
- Ahli K3 Listrik / Petir
- Penyelia K3 Listrik/Petir
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
• PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift
202. 202
202
12/16/14
12/16/14
RANGKUMAN
RANGKUMAN
Listrik, Lift mengandung potensi bahaya
Listrik, Lift mengandung potensi bahaya
Penggunaan instalasi/peralatan listrik, lift
Penggunaan instalasi/peralatan listrik, lift
harus memiliki ijin/pengesahan K3
harus memiliki ijin/pengesahan K3
Masa uji lift berlaku 1 tahun
Masa uji lift berlaku 1 tahun
Operasional listrik/lift harus diawasi oleh
Operasional listrik/lift harus diawasi oleh
teknisi yang kompeten
teknisi yang kompeten
Pengurus bertanggung jawab atas
Pengurus bertanggung jawab atas
pelaksanaan syarat-syarat K3
pelaksanaan syarat-syarat K3
203. 12/16/14
12/16/14
Created by ganjar budiarto
Created by ganjar budiarto 203
203
Energi Listrik sudah menjadi kebutuhan
Energi Listrik sudah menjadi kebutuhan
dasar masyarakat;
dasar masyarakat;
Listrik mengandung potensi bahaya yang
Listrik mengandung potensi bahaya yang
dapat mengancam keselamatan manusia
dapat mengancam keselamatan manusia
(tenaga kerja), asset maupun lingkungan,
(tenaga kerja), asset maupun lingkungan,
Karena itu instalasi listrik harus memenuhi
Karena itu instalasi listrik harus memenuhi
syarat K3,
syarat K3,
Dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara
Dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara
teknik sesuai standar (PUIL) yang berlaku;
teknik sesuai standar (PUIL) yang berlaku;
Dikelola dengan menerapkan SMK3 dan
Dikelola dengan menerapkan SMK3 dan
didukung oleh tenaga teknik dan ahli yang
didukung oleh tenaga teknik dan ahli yang
memiliki kompetensi K3
memiliki kompetensi K3
RANGKUMAN
RANGKUMAN