Studi ini mengevaluasi dampak proyek rantai nilai mebel di Jepara terhadap produsen UMKM. Hasilnya menunjukkan anggota Asosiasi Pengrajin Kayu Jepara dan produsen unggulan memperoleh manfaat seperti akses pelatihan, pemasaran, dan pinjaman yang meningkatkan pendapatan. Namun, adopsi inovasi masih rendah dan perlu memperluas jangkauan keanggotaan serta memperkuat peran agen perubahan.
1. Studi Dampak dari Proyek
Rantai Nilai Mebel di Jepara
Ramadhani Achdiawan, Herry Purnomo and Bayu Shantiko
2. Tujuan
1. Meningkatkan struktur dan fungsi dari industri
mebel untuk keuntungan produsen UMKM
2. Meningkatkan pemasaran oleh produsen UMKM
dan pengorganisasiannya
3. Memonitor perubahan sebagai dampak dan
penerimaan dini dari inovasi sesuai tujuan 1 dan 2
Survey penghidupan produsen UMKM
Membuat kriteria dan indikator serta metode untuk
memonitor dan menguji perubahan
Melakukan monitoring selama proyek berlangsung
dan memberikan masukan terhadap masing-masing
tujuan sehingga dapat tercapai
3. Meningkatkan struktur dan
fungsi dari industri mebel untuk
keuntungan produsen UMKM
Fasilitasi proses pembentukan Asosiasi Pengrajin;
Asosiasi Pengrajin Kayu Jepara (APKJ)
Pelatihan untuk memperkuat fungsi dan peran
organisasi pengrajin
4. Meningkatkan pemasaran oleh
produsen UMKM dan
pengorganisasiannya
Fasilitasi asosiasi pengrajin dan pengrajin kecil
untuk mengikuti pameran di berbagai
kesempatan baik tingkat nasional maupun
internasional
Pengenalan akan pemasaran berbasis internet
Pelatihan yang berkenaan dengan aspek
pemasaran serta pelatihan untuk meningkatkan
kualitas produk
5. Monitoring;
Impact Assessment
Pengumpulan data Panel Pelaku Industri Mebel
2008 – 2012
Survey 2012: Februari - Maret
Responden
• Non – APKJ: 43
• APKJ: 41
• 11 Champion (Pengurus) APKJ
6. Hasil – Produsen Mebel Jepara
Sebanyak 10% Brak yang disurvey tahun 2008 telah tutup di
tahun 2012 karena ketiadaan modal dan pasar.
Median Gross Revenue dari Brak yang masih aktif di tahun 2012
sebesar 222 juta rupiah atau relatif meningkat dari 210 juta
rupiah , di tahun 2008.
Tenaga kerja di tahun 2008 sebanyak 8.2 orang per brak tidak
meningkat signifikan menjadi 8.4 orang per brak di tahun 2012
Orientasi pasar cenderung bergeser ke pasar domsetik, ¾ dari
Brak yang sebelumnya (2008) suplai pasar ekspor sekarang
(2012) mensuplai pasar domestik
Masalah utama: akses pasar, kualitas dan kuantitas suplai kayu
7. Hasil – APKJ
Inovasi baru antara lain internet portal, akses pasar
Anggota APKJ dapat memanfaatkan jaringan usaha APKJ
Beberapa Anggota APKJ mengalami peningkatan Gross Revenue
setelah bergabung dengan APKJ. Sebanyak 17% anggota
mengalami peningkatan yang sangat signifikan
Sebagian besar anggota APKJ memproduksi semi-finished, dan
30% memproduksi semi-finished and finished.
78% dari anggota APKJ mengalami peningkatan penjualan dalam
1 tahun terakhir, sementara 44% non APKJ yang mengalami
peningkatan penjualan
8. Hasil – Champion APKJ
Sebagaimana anggota APKJ lain Champion juga menikmati
manfaat positif dari APKJ
Sekitar 67% dari Champion menunjukkan bahwa baik penjualan
dan keuntungan mereka sekarang lebih baik dari 1, 5 atau 10
tahun yang lalu
Masalah pemasaran yang merupakan masalah utama sebelum
dimulainya kegiatan proyek FVC, sekarang sudah mulai teratasi
Namun prosesing peningkatan kualitas kayu masih menjadi
masalah utama
10. Dinamika Industri Mebel
APKJ, Champion, Umum
Anggota APKJ dan Champion mengalami peningkatan yang lebih
baik dalam industri mebel dibandingkan pelaku industri pada
umumnya, atl: total penjualan, keuntungan, kuantitas produksi,
jumlah pembeli (ekspansi pasar), kuantitas pembelian bahan bak
dan jenis item yang diproduksi.
Persentasi peningkatan yang paling kecil ada pada peningkatan
jenis produk yang diproduksi (40%)
12. Pembahasan - Umum
Secara umum Industri mebel Jepara tidak mengalami perubahan
drastis dalam 5 tahun terakhir. Namun ini bukan berarti pasar
global stabil karena kecenderungan ekspor menurun. Produsen
mebel lebih cenderung ke pasar domestik. Sebagaimana 10%
industri sudah tutup dan berganti bidang usaha
13. Pembahasan - Manfaat
Menjadi anggota APKJ telah mendatangkan manfaat, di
antaranya; Akses yang lebih baik ke pelatihan, peningkatan
kapasitas serta akses pasar yang lebih baik. Berimplikasi positif
terhadap revenue usaha. Setidaknya 50% dari Champion telah
berhasil mengakses pinjaman dari BRI setelah mengikuti
pelatihan pengelolaan keuangan dari Bank yang sama. Pinjaman
yang diajukan berkisar dari 10 hingga 50 juta rupiah dan
digunakan sebagai tambahan modal usaha mebel
14. Pembahasan - Aturan
Aturan dan konsensus harus diberlakukan untuk menjaga
keeratan hubungan antara anggota APKJ. Akses ke semua fasilitas
yang dimiliki oleh APKJ harus setara antara sesama anggota.
Beberapa inovasi baru yang diperkenalkan tidak serta merta
diadopsi oleh anggota, ini menunjukkan tingkat pengadopsian
masih rendah.
15. Kesimpulan dan Rekomendasi
Sebagai Beneficiaries dari Proyek FVC; APKJ serta Champion
telah memperoleh akses untuk mendapatkan kesempatan yang
lebih luas dalam pengembangan industry mebel
Perlu untuk mengakses beneficiaries dengan jangkauan yang
lebih luas dengan bekerjasama dengan APKJ dan memperluas
jaringan dengan organisasi lain
Penguatan peran Champion and anggota Asosiasi untuk menjadi
agen perubahan