SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Nama : Junia Syarah
Nim : 20200502014
Prodi : Public Relations
Mata Kuliah : Metode Penelitian Komunikasi KualitatifKJ002
Dosen Pengampu : Drs. Dani Vardiansyah Noor., M.Si (5514)
Soal :
Mengapa Analisis framing cenderung meneliti pemberitaan?
Jawab :
Pada pertemuan sesi 10 ini kami membahas mengenai analisis framing. Sebelum
saya menjawab pertanyaan yang diatas saya ingin menjelaskan terlebih dahulu apa yang
dimaksud dengan analisis framing agar kita bisa mendapatkan beberapa alasan serta
jawaban yang lebih tepat dan spesifik dikesimpulan akhir.
Menurut pada modul sesi 10 yang saya baca, Framing adalah bingkai atau jendela.
Jadi bentuk bingkai itu tidak selalu sama. Bentuk jendela yang kita gunakan memberikan
gambaran yang berbeda tentang sesuatu yang dilihat melalui jendela tersebut. Bila
jendelanya besar dan lebar, pemandangan yang tersedia jadi luas. Bila jendela kecil, kita
hanya bisa melihat sedilkit. Karena jendela adalah bingkai yang kita gunakan untuk melihat
sesuatu di luar rumah.
Analisis framing itu seperti menganalisis, meneliti, dan menguraikan bingkai.
Analisis framing juga digunakan untuk melihat bagaimana pembuat berita melakukan
pembingkaian. Karena setiap berita disusun dengan menggunakan kerangka atau bingkai
tertentu. Bingkai suatu berita adalah kerangka yang disusun oleh wartawan atau pekerja
media dalam menyajikan informasi. Kerangka permberitaan oleh wartawan/penulis sengaja
dibuat agar audiens (pembaca, penonton, dan pendengar) memiliki pemahaman atau
persepsi seperti yang diinginkan penulis. Singkatnya, analisis framing adalah metode
penelitian analisis teks dengan pendekatan kualitatif untuk melihat cara penulis menyusun
informasi, melalui kerangka tersebut diharapkan pemahaman pembaca/pendengar/penonton
sesuai dengan harapan penulisnya.
Adapun menurut pendapat William A. Gamson Framing adalah cara bercerita (story
line) atau gagasan ide-ide yang tersusun sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi
makna dari peristiwa. Cara bercerita itu berupa kemasan (package) serangkaian gagasan
ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dari suatu peristiwa.
Sedangkan menurut dari jurnal yang saya baca dan saya pelajari, analisis framing
sendiri pada umumnya digunakan dalam penelitian teks media. Analisis framing adalah
pendekatan analisis wacana versi terbaru, khususnya untuk menganalisis teks media.
Perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, dan
juga menyediakan kategori – kategori standar untuk mengapresiasi realitas dimaknai
sebagai struktur konseptual framing.
Penjelasan mengenai framing kemudian dikembangkan dan ditafsirkan sebagai
proses penyeleksian untuk menggambarkan penyorotan aspek – aspek khusus sebuah
realitas media. Analisis framing adalah analisis yang di pakai untuk melihat bagaimana
media mengkonstruksi realitas. Analisis framing juga dipakai untuk melihat bagaimana
peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media.
Pada dasarnya Framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling)
media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas
yang dijadikan. Sebagai sebuah metode analisis teks, analisis framing mempunyai
karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan analisis isi kuantitatif.
Dalam analisis isi kuantitatif, yang di tekankan adalah isi (content) dari suatu pesan
atau teks komunikasi. Sementara dalam analisis framing, yang menjadi pusat perhatian
adalah pembentukan pesan dari teks framing, terutama melihat bagaimana pesan atau
peristiwa di konstruksi oleh media. Bagaimana wartawan mengkonstruksi peristiwa dan
menyajikan kepada khalayak pembaca (Eriyanto 2002).
Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk
mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh
media. Frame yang digunakan dalam sebuah pesan dapat dideteksi dan dikaji melalui
analisis framing.
Dalam penelitian komunikasi, analisis framing telah banyak digunakan oleh para
peneliti terutama untuk mengkaji berita dan jurnalistik terkait peranannya dalam
membentuk interpretasi media tentang realitas dan pengaruhnya tehadap khalayak.
Teori framing maupun analisis framing adalah pendekatan teoritis yang telah digunakan
dan diterapkan dalam studi komunikasi, politik, dan gerakan sosial.
Konsep analisis framing pertama kali dikenalkan oleh Erving Goffman (1974)
melalui bukunya yang berjudul “Frame Analysis : An Essay on The Organization of
Experience”. Menurutnya, analisis framing merupakan suatu definisi dari situasi yang
telah dibangun dengan prinsip-prinsip organisasi yang mengatur kejadian dan keterlibatan
subyektivitas yang kita miliki di dalamnya.
Adapun beberapa pengertian dari framing yang dirumuskan oleh para-para ahli
sebagai berikut :
1. Robert Entman (1993) “Framing essentially involves selection and salience. To frame is
to select some aspects of perceived reality and make them more salient in a
communicating text, in such a way as to promote a particular problem definition, causal
interpretation, moral evaluation and/or treatment recommendation for the item
described”.
2. Thomas E. Nelson, Rosalee A. Clawson, dan Zoe M. Oxley (1997)
mendefinisikan framing sebagai proses dimana sumber komunikasi seperti organisasi
berita, mendefinisikan dan membentuk isu-isu politik atau kontroversi publik.
3. H.B Brosius dan P. Eps (1995) menyatakan bahwa framing bukanlah sebuah penjelasan
yang jelas dan bukan sebuah konsep yang secara umum dapat diaplikasikan melainkan
hanya merupakan metafora yang tidak secara langsung dapat diartikan ke dalam
pertanyaan penelitian.
Maka yang dapat saya simpulkan dari beberapa penjelasan diatas, Analisis framing
merupakan salah satu alternatif model analisis yang dapat mengungkap rahasia dibalik
sebuah perbedaaan bahkan pertentangan media dalam mengungkapkan fakta.
Analisis framing biasa dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media.
Dengan demikian realitas sosial dipahami, dimaknai, dan dikonstruksi dengan
bentukan dan makna tertentu. Elemen-elemen tersebut bukan hanya bagian dari teknis
jurnalistik, melainkan menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan. Inilah
sesungguhnya sebuah realitas politik, bagaimana media membangun, menyuguhkan,
mempertahankan, dan mereproduksi, suatu peristiwa kepada pembacanya.
Melalui analisis framing akan dapat diketahui siapa menendalikan siapa, siapa
lawan siapa, mana kawan mana lawan, mana patron dan mana klien, siapa diuntungkan dan
siapa dirugikan, siapa menindas dan siapa tertindas, dst.
Kesimpulan-kesimpulan seperti ini sangat mungkin diperoleh karena
analisis framing merupakan suatu seni-kreativitas yang memiliki kebebasan dalam
menafsirkan realitas dengan menggunakan teori dan metodologi tertentu. Adapun dua
esensi utama dari analisis framing yaitu : Yang Pertama, bagaimana peristiwa dimaknai. Ini
berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan mana yang tidak diliput. Sedangkan
yang Kedua, bagaimana fakta ditulis. Aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata,
kalimat, dan gambar untuk mendukung gagasan.
Adapun kesimpulan berdasarkan menurut sudut pandang saya mengapa analisis
framing cenderung meneliti pemberitaan, yaitu dikarenakan analisis framing lebih familiar
dengan penelitian di bidang jurnalistik, khususnya analisis isi pemberitaan.
analisis framing juga dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat
mengkonstruksi fakta. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui
bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi
isu dan menulis berita. Oleh karena itu, berita menjadi manipulatif dan bertujuan
mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang legitimate, objektif, alamiah, wajar,
dan tak terelakkan.
Dalam praktek jurnalistik, berita menduduki posisi utama dan menurut pakar
jurnalistik untuk mendefenisikan berita itu sangatlah sulit.Belum ada batasan yang dapat
mencakup seluruh segi, sifat, dan karakter, ciri dan jenis-jenisnya. Berita adalah segala
laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta, yang menarik perhatian dan penting
untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran
umum.
Dari penjelasan diatas saja sudah jelas mengapa analisis framing cenderung
meneliti pemberitaan, karena sama-sama saling membutuhkan dan saling melengkapi.
Dalam membuat berita kita harus ada laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta,
yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa
maka dari itu kita harus menggunakan analisis framing agar bisa membuat berita dengan
sempurna.
Tentu saja informasi/berita yang ditulis juga harus mempunyai bingkai. Walupun
isinya sama, tetapi berita ditulis berbeda oleh wartawan. Ada yang menonjolkan pelakunya,
ada yang menonjolkan dampaknya, dan ada menonjolkan prosesnya. Masing-masing
wartawan memiliki persepsi yang berbeda tentang mana yang paling penting dari peristiwa
itu untuk diberitakan. Ada Analisis framing berarti menganalisis, meneliti, menguraikan
bingkai.
Analisis framing digunakan untuk melihat bagaimana pembuat berita melakukan
pembingkaian. Karena setiap berita disusun dengan menggunakan kerangka atau bingkai
tertentu. Bingkai suatu berita adalah kerangka yang disusun oleh wartawan atau pekerja
media dalam menyajikan informasi. Kerangka permberitaan oleh wartawan/penulis sengaja
dibuat agar audiens (pembaca, penonton, dan pendengar) memiliki pemahaman atau
persepsi seperti yang diinginkan penulis. Misalnya, berita peristiwa pengendara motor
menabrak pejalan kaki. Penulis ingin pembaca, penonton, atau pendengar beritanya
memiliki persepsi yang bersalah adalah pejalan kaki. Penulis menyusun kerangka berita
bahwa pejalan kaki berjalan di tengah jalan raya dan tidak mengindahkan kenderaan yang
lewat. Penulis juga mewawancarai saksi mata yang membenarkan bahwa pejalan kaki
kurang hati-hati. Analisis framing mencoba menguraikan bagaimana pemberitaan
menyusun kerangka informasi. Melalui kerangka atau framing tersebut dapat diketahui
penulis memiliki tujuan atau motif-motif tertentu. Wartawan berkeinginan agar
pembaca/pendengar/penonton memiliki kerangka pemahaman tertentu tentang berita yang
ditulis.
Jadi framing itu dapat membantu dalam mendefinisikan masalah, interpretasi
kausal, membuat evaluasi atau keputusan moral serta menawarkan solusi/rekomendasi.
Faktor budaya adalah kontributor terbesar dari proses pembingkaian, karena sadar atau
tidak dalam membuat suatu penilaian, komunikator (penulis berita) dipandu oleh sistem
kepercayaan mereka, dan keputusan tersebut kemudian diwujudkan dalam teks dengan ada
atau tanpa adanya kata kunci, frasa, gambar stereotip, sumber, kalimat atas wacana yang
menyediakan kerangka tematik untuk memperkuat fakta atau penilaian. Dalam framing,
apa yang harus dihilangkan/disamarkan sama pentingnya dengan apa yang harus
disertakan/ditonjolkan dari sebuah teks berita.
Analisis framing sebagai metode untuk melihat sebuah berita sebagai masalah yang
memiliki penyebab dan latar belakang, dan karenanya, semua berita memiliki cara
penyelesaian tersendiri. Metode framing Entman juga dilandasi kepercayaan bahwa
bagaimana pembaca menerjemahkan sebuah berita sangat bergantung kepada situasi psikis
dan fisik pembaca itu sendiri. Maka, untuk menciptakan kohesi, koherensi, konjungsi, dan
pemahaman yang komprehensif dan setara antara wartawan/media dan publik pembaca,
dibutuhkan pemahaman latar belakang dan ideologi yang relatif sama di antara penulis
berita dengan pembaca/konsumen berita.
Sumber Referensi :
Eriyanto. 2002. Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. LkiS
Yogyakarta. Yogyakarta.
Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sasangka, Danarka, Framing The Cocacolanization: Subvertisement ofSolidarity
Movementfor PalestinianasTheChallenging Discourse, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 4
No. 1 Januari –April, 2006.
Link Modul Sesi 10 Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif (Kom531) :
https://elearning.esaunggul.ac.id/pluginfile.php/1394408/mod_resource/content/0/Mod
ul%2010%20-%20Analisis%20Framing.pdf
Artikel sinaukomunikasi yang membahas mengenai pengertian, teknik analisis framing :
https://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/08/20/analisis-bingkai-framing-analysis/

More Related Content

Similar to P10 Metlit_Kualitatif_Junia_Syarah.docx

Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)Jurnal Go-Blog
 
Analisis data kualitatif
Analisis data kualitatifAnalisis data kualitatif
Analisis data kualitatifPutriPamungkas8
 
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2Diana Amelia Bagti
 
Makalah editorial
Makalah editorialMakalah editorial
Makalah editorializzynet
 
Bagaimana melaksanakan Analisa Sosial
Bagaimana melaksanakan Analisa SosialBagaimana melaksanakan Analisa Sosial
Bagaimana melaksanakan Analisa SosialEwald Frederik
 
Resume buku Knowledge Management "Literasi Informasi: 7 Langkah Knowledge Man...
Resume buku Knowledge Management "Literasi Informasi: 7 Langkah Knowledge Man...Resume buku Knowledge Management "Literasi Informasi: 7 Langkah Knowledge Man...
Resume buku Knowledge Management "Literasi Informasi: 7 Langkah Knowledge Man...wandafebri
 
Berita dan press realese
Berita dan press realeseBerita dan press realese
Berita dan press realeseroellys
 
Manajemen isu: Bagaimana membangun relasi ideal antara Lembaga Publik da Medi...
Manajemen isu: Bagaimana membangun relasi ideal antara Lembaga Publik da Medi...Manajemen isu: Bagaimana membangun relasi ideal antara Lembaga Publik da Medi...
Manajemen isu: Bagaimana membangun relasi ideal antara Lembaga Publik da Medi...Wahyu Dhyatmika
 
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)Rahmatsyah Putra
 
PENULISAN PUBLIC RELATIONS: TOOLS PENULISAN
PENULISAN PUBLIC RELATIONS: TOOLS PENULISANPENULISAN PUBLIC RELATIONS: TOOLS PENULISAN
PENULISAN PUBLIC RELATIONS: TOOLS PENULISANAdePutraTunggali
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikikramn yusna
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikikramn yusna
 
Teori Model jarum suntik
Teori Model jarum suntikTeori Model jarum suntik
Teori Model jarum suntikRatih Aini
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politikFuji Lestari
 
03.Anilisis Kebijakan Publik 1
03.Anilisis Kebijakan Publik 103.Anilisis Kebijakan Publik 1
03.Anilisis Kebijakan Publik 1siskamto
 

Similar to P10 Metlit_Kualitatif_Junia_Syarah.docx (20)

Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)
 
bahasa pada wacana van dijk.pptx
bahasa pada wacana van dijk.pptxbahasa pada wacana van dijk.pptx
bahasa pada wacana van dijk.pptx
 
Analisis data kualitatif
Analisis data kualitatifAnalisis data kualitatif
Analisis data kualitatif
 
Analisis wacana
Analisis wacanaAnalisis wacana
Analisis wacana
 
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 2
 
Media relations
Media relationsMedia relations
Media relations
 
Makalah editorial
Makalah editorialMakalah editorial
Makalah editorial
 
Bagaimana melaksanakan Analisa Sosial
Bagaimana melaksanakan Analisa SosialBagaimana melaksanakan Analisa Sosial
Bagaimana melaksanakan Analisa Sosial
 
Resume buku Knowledge Management "Literasi Informasi: 7 Langkah Knowledge Man...
Resume buku Knowledge Management "Literasi Informasi: 7 Langkah Knowledge Man...Resume buku Knowledge Management "Literasi Informasi: 7 Langkah Knowledge Man...
Resume buku Knowledge Management "Literasi Informasi: 7 Langkah Knowledge Man...
 
Berita dan press realese
Berita dan press realeseBerita dan press realese
Berita dan press realese
 
Manajemen isu: Bagaimana membangun relasi ideal antara Lembaga Publik da Medi...
Manajemen isu: Bagaimana membangun relasi ideal antara Lembaga Publik da Medi...Manajemen isu: Bagaimana membangun relasi ideal antara Lembaga Publik da Medi...
Manajemen isu: Bagaimana membangun relasi ideal antara Lembaga Publik da Medi...
 
Bab iii kls 12
Bab iii kls 12Bab iii kls 12
Bab iii kls 12
 
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)
Analisis kritis wacana perspektif kognisi sosial (2)
 
PENULISAN PUBLIC RELATIONS: TOOLS PENULISAN
PENULISAN PUBLIC RELATIONS: TOOLS PENULISANPENULISAN PUBLIC RELATIONS: TOOLS PENULISAN
PENULISAN PUBLIC RELATIONS: TOOLS PENULISAN
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistik
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistik
 
Teori Model jarum suntik
Teori Model jarum suntikTeori Model jarum suntik
Teori Model jarum suntik
 
Penulisan Naskah Humas - News release-
Penulisan Naskah Humas - News release-Penulisan Naskah Humas - News release-
Penulisan Naskah Humas - News release-
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
 
03.Anilisis Kebijakan Publik 1
03.Anilisis Kebijakan Publik 103.Anilisis Kebijakan Publik 1
03.Anilisis Kebijakan Publik 1
 

P10 Metlit_Kualitatif_Junia_Syarah.docx

  • 1. Nama : Junia Syarah Nim : 20200502014 Prodi : Public Relations Mata Kuliah : Metode Penelitian Komunikasi KualitatifKJ002 Dosen Pengampu : Drs. Dani Vardiansyah Noor., M.Si (5514) Soal : Mengapa Analisis framing cenderung meneliti pemberitaan? Jawab : Pada pertemuan sesi 10 ini kami membahas mengenai analisis framing. Sebelum saya menjawab pertanyaan yang diatas saya ingin menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan analisis framing agar kita bisa mendapatkan beberapa alasan serta jawaban yang lebih tepat dan spesifik dikesimpulan akhir. Menurut pada modul sesi 10 yang saya baca, Framing adalah bingkai atau jendela. Jadi bentuk bingkai itu tidak selalu sama. Bentuk jendela yang kita gunakan memberikan gambaran yang berbeda tentang sesuatu yang dilihat melalui jendela tersebut. Bila jendelanya besar dan lebar, pemandangan yang tersedia jadi luas. Bila jendela kecil, kita hanya bisa melihat sedilkit. Karena jendela adalah bingkai yang kita gunakan untuk melihat sesuatu di luar rumah. Analisis framing itu seperti menganalisis, meneliti, dan menguraikan bingkai. Analisis framing juga digunakan untuk melihat bagaimana pembuat berita melakukan pembingkaian. Karena setiap berita disusun dengan menggunakan kerangka atau bingkai tertentu. Bingkai suatu berita adalah kerangka yang disusun oleh wartawan atau pekerja media dalam menyajikan informasi. Kerangka permberitaan oleh wartawan/penulis sengaja dibuat agar audiens (pembaca, penonton, dan pendengar) memiliki pemahaman atau persepsi seperti yang diinginkan penulis. Singkatnya, analisis framing adalah metode penelitian analisis teks dengan pendekatan kualitatif untuk melihat cara penulis menyusun informasi, melalui kerangka tersebut diharapkan pemahaman pembaca/pendengar/penonton sesuai dengan harapan penulisnya. Adapun menurut pendapat William A. Gamson Framing adalah cara bercerita (story line) atau gagasan ide-ide yang tersusun sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna dari peristiwa. Cara bercerita itu berupa kemasan (package) serangkaian gagasan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dari suatu peristiwa.
  • 2. Sedangkan menurut dari jurnal yang saya baca dan saya pelajari, analisis framing sendiri pada umumnya digunakan dalam penelitian teks media. Analisis framing adalah pendekatan analisis wacana versi terbaru, khususnya untuk menganalisis teks media. Perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, dan juga menyediakan kategori – kategori standar untuk mengapresiasi realitas dimaknai sebagai struktur konseptual framing. Penjelasan mengenai framing kemudian dikembangkan dan ditafsirkan sebagai proses penyeleksian untuk menggambarkan penyorotan aspek – aspek khusus sebuah realitas media. Analisis framing adalah analisis yang di pakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas. Analisis framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media. Pada dasarnya Framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan. Sebagai sebuah metode analisis teks, analisis framing mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan analisis isi kuantitatif. Dalam analisis isi kuantitatif, yang di tekankan adalah isi (content) dari suatu pesan atau teks komunikasi. Sementara dalam analisis framing, yang menjadi pusat perhatian adalah pembentukan pesan dari teks framing, terutama melihat bagaimana pesan atau peristiwa di konstruksi oleh media. Bagaimana wartawan mengkonstruksi peristiwa dan menyajikan kepada khalayak pembaca (Eriyanto 2002). Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Frame yang digunakan dalam sebuah pesan dapat dideteksi dan dikaji melalui analisis framing. Dalam penelitian komunikasi, analisis framing telah banyak digunakan oleh para peneliti terutama untuk mengkaji berita dan jurnalistik terkait peranannya dalam membentuk interpretasi media tentang realitas dan pengaruhnya tehadap khalayak. Teori framing maupun analisis framing adalah pendekatan teoritis yang telah digunakan dan diterapkan dalam studi komunikasi, politik, dan gerakan sosial. Konsep analisis framing pertama kali dikenalkan oleh Erving Goffman (1974) melalui bukunya yang berjudul “Frame Analysis : An Essay on The Organization of Experience”. Menurutnya, analisis framing merupakan suatu definisi dari situasi yang telah dibangun dengan prinsip-prinsip organisasi yang mengatur kejadian dan keterlibatan subyektivitas yang kita miliki di dalamnya.
  • 3. Adapun beberapa pengertian dari framing yang dirumuskan oleh para-para ahli sebagai berikut : 1. Robert Entman (1993) “Framing essentially involves selection and salience. To frame is to select some aspects of perceived reality and make them more salient in a communicating text, in such a way as to promote a particular problem definition, causal interpretation, moral evaluation and/or treatment recommendation for the item described”. 2. Thomas E. Nelson, Rosalee A. Clawson, dan Zoe M. Oxley (1997) mendefinisikan framing sebagai proses dimana sumber komunikasi seperti organisasi berita, mendefinisikan dan membentuk isu-isu politik atau kontroversi publik. 3. H.B Brosius dan P. Eps (1995) menyatakan bahwa framing bukanlah sebuah penjelasan yang jelas dan bukan sebuah konsep yang secara umum dapat diaplikasikan melainkan hanya merupakan metafora yang tidak secara langsung dapat diartikan ke dalam pertanyaan penelitian. Maka yang dapat saya simpulkan dari beberapa penjelasan diatas, Analisis framing merupakan salah satu alternatif model analisis yang dapat mengungkap rahasia dibalik sebuah perbedaaan bahkan pertentangan media dalam mengungkapkan fakta. Analisis framing biasa dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas sosial dipahami, dimaknai, dan dikonstruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Elemen-elemen tersebut bukan hanya bagian dari teknis jurnalistik, melainkan menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan. Inilah sesungguhnya sebuah realitas politik, bagaimana media membangun, menyuguhkan, mempertahankan, dan mereproduksi, suatu peristiwa kepada pembacanya. Melalui analisis framing akan dapat diketahui siapa menendalikan siapa, siapa lawan siapa, mana kawan mana lawan, mana patron dan mana klien, siapa diuntungkan dan siapa dirugikan, siapa menindas dan siapa tertindas, dst. Kesimpulan-kesimpulan seperti ini sangat mungkin diperoleh karena analisis framing merupakan suatu seni-kreativitas yang memiliki kebebasan dalam menafsirkan realitas dengan menggunakan teori dan metodologi tertentu. Adapun dua esensi utama dari analisis framing yaitu : Yang Pertama, bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan mana yang tidak diliput. Sedangkan yang Kedua, bagaimana fakta ditulis. Aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat, dan gambar untuk mendukung gagasan.
  • 4. Adapun kesimpulan berdasarkan menurut sudut pandang saya mengapa analisis framing cenderung meneliti pemberitaan, yaitu dikarenakan analisis framing lebih familiar dengan penelitian di bidang jurnalistik, khususnya analisis isi pemberitaan. analisis framing juga dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Oleh karena itu, berita menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang legitimate, objektif, alamiah, wajar, dan tak terelakkan. Dalam praktek jurnalistik, berita menduduki posisi utama dan menurut pakar jurnalistik untuk mendefenisikan berita itu sangatlah sulit.Belum ada batasan yang dapat mencakup seluruh segi, sifat, dan karakter, ciri dan jenis-jenisnya. Berita adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta, yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum. Dari penjelasan diatas saja sudah jelas mengapa analisis framing cenderung meneliti pemberitaan, karena sama-sama saling membutuhkan dan saling melengkapi. Dalam membuat berita kita harus ada laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta, yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa maka dari itu kita harus menggunakan analisis framing agar bisa membuat berita dengan sempurna. Tentu saja informasi/berita yang ditulis juga harus mempunyai bingkai. Walupun isinya sama, tetapi berita ditulis berbeda oleh wartawan. Ada yang menonjolkan pelakunya, ada yang menonjolkan dampaknya, dan ada menonjolkan prosesnya. Masing-masing wartawan memiliki persepsi yang berbeda tentang mana yang paling penting dari peristiwa itu untuk diberitakan. Ada Analisis framing berarti menganalisis, meneliti, menguraikan bingkai. Analisis framing digunakan untuk melihat bagaimana pembuat berita melakukan pembingkaian. Karena setiap berita disusun dengan menggunakan kerangka atau bingkai tertentu. Bingkai suatu berita adalah kerangka yang disusun oleh wartawan atau pekerja media dalam menyajikan informasi. Kerangka permberitaan oleh wartawan/penulis sengaja dibuat agar audiens (pembaca, penonton, dan pendengar) memiliki pemahaman atau persepsi seperti yang diinginkan penulis. Misalnya, berita peristiwa pengendara motor menabrak pejalan kaki. Penulis ingin pembaca, penonton, atau pendengar beritanya
  • 5. memiliki persepsi yang bersalah adalah pejalan kaki. Penulis menyusun kerangka berita bahwa pejalan kaki berjalan di tengah jalan raya dan tidak mengindahkan kenderaan yang lewat. Penulis juga mewawancarai saksi mata yang membenarkan bahwa pejalan kaki kurang hati-hati. Analisis framing mencoba menguraikan bagaimana pemberitaan menyusun kerangka informasi. Melalui kerangka atau framing tersebut dapat diketahui penulis memiliki tujuan atau motif-motif tertentu. Wartawan berkeinginan agar pembaca/pendengar/penonton memiliki kerangka pemahaman tertentu tentang berita yang ditulis. Jadi framing itu dapat membantu dalam mendefinisikan masalah, interpretasi kausal, membuat evaluasi atau keputusan moral serta menawarkan solusi/rekomendasi. Faktor budaya adalah kontributor terbesar dari proses pembingkaian, karena sadar atau tidak dalam membuat suatu penilaian, komunikator (penulis berita) dipandu oleh sistem kepercayaan mereka, dan keputusan tersebut kemudian diwujudkan dalam teks dengan ada atau tanpa adanya kata kunci, frasa, gambar stereotip, sumber, kalimat atas wacana yang menyediakan kerangka tematik untuk memperkuat fakta atau penilaian. Dalam framing, apa yang harus dihilangkan/disamarkan sama pentingnya dengan apa yang harus disertakan/ditonjolkan dari sebuah teks berita. Analisis framing sebagai metode untuk melihat sebuah berita sebagai masalah yang memiliki penyebab dan latar belakang, dan karenanya, semua berita memiliki cara penyelesaian tersendiri. Metode framing Entman juga dilandasi kepercayaan bahwa bagaimana pembaca menerjemahkan sebuah berita sangat bergantung kepada situasi psikis dan fisik pembaca itu sendiri. Maka, untuk menciptakan kohesi, koherensi, konjungsi, dan pemahaman yang komprehensif dan setara antara wartawan/media dan publik pembaca, dibutuhkan pemahaman latar belakang dan ideologi yang relatif sama di antara penulis berita dengan pembaca/konsumen berita.
  • 6. Sumber Referensi : Eriyanto. 2002. Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. LkiS Yogyakarta. Yogyakarta. Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Remaja Rosdakarya. Bandung. Sasangka, Danarka, Framing The Cocacolanization: Subvertisement ofSolidarity Movementfor PalestinianasTheChallenging Discourse, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 4 No. 1 Januari –April, 2006. Link Modul Sesi 10 Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif (Kom531) : https://elearning.esaunggul.ac.id/pluginfile.php/1394408/mod_resource/content/0/Mod ul%2010%20-%20Analisis%20Framing.pdf Artikel sinaukomunikasi yang membahas mengenai pengertian, teknik analisis framing : https://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/08/20/analisis-bingkai-framing-analysis/