1. Akustik merupakan ilmu yang mempelajari tentang suara dan bunyi, termasuk perambatan, pemantulan, dan penyerapannya.
2. Faktor-faktor seperti jarak, serapan udara, angin, dan permukaan tanah mempengaruhi akustika lingkungan, sementara volume ruang dan material penyusun mempengaruhi akustika ruang tertutup.
3. Pengendalian bunyi dapat dilakukan dengan merancang tata ruang luar dan dalam bang
13. AKUSTIK
1. Sumber suara
2. Perambatan suara
3. Penerimaan suara
4. Intensitas suara
5. Frekuensi suara
MASALAH
14. B I S I N G
Apa itu bising?
Semua bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu atau
berbahaya bagi kegiatan sehari-hari (kerja, istirahat, hiburan atau
belajar).
17. KEBISINGAN
• Semua bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu, atau
berbahaya bagi kegiatan sehari-hari (kerja, istirahat, hiburan, atau
belajar) dianggap sebagai bising. Sebagai definisi standar, tiap bunyi
yang tak diinginkan oleh penerima dianggap sebagai bising.
DATA SUMBER BISING DAN
TINGKAT BISING SUMBER
BISING
TINGKAT
BISING (DB)
Detak Arloji
Halaman Tenang
Rumah Tenang
Permukiman Tenang
Kantor Bisnis Pribadi
Kantor dengan Lansekap
Kantor Besar Konvensional
Pembicaraan Normal
20
30
42
48
50
53
60
62
DATA SUMBER BISING DAN
TINGKAT BISING SUMBER
BISING
TINGKAT
BISING (DB)
Mobil Penumpang di Kota
Mobil Cepat Antar Kota
Perbicaraan Keras
Pabrik Bising
Band Musik Rock
Pesawat Lepas Landas
Sirene
70
76
78
80
113
115
138
Fisika Bangunan 2014
Gambar : Data sumber bising dan tingkat bising
Sumber: Leslie (1980)
20. AKUSTIK LINGKUNGAN
Pengendalian bunyi dengan menerapkan pengaturan dan tataruang luar
bangunan
1. Jarak
2. Serapan Udara ( Suhu dan kelembaban)
3. Angin
4. Permukaan tanah (lembut/keras) (serap/pantul)
5. Halangan
21. AKUSTIK LINGKUNGAN
Penempatan vegetasi dan penjarakan banguan terhadap arah datang kebisingan mampu
mereduksi dan membelokkan intensitas bunyi yang masuk ke bangunan.
22. AKUSTIK LINGKUNGAN
KESIMPULAN
Semakin lebar halaman depan
bangunan, semakin besar kebisingan
yang dapat dikurangi pagar dan
vegetasi
Semakin besar ukuran vegetasi,
semakin besar daya serap bisingnya
23. Akustik dalam Ruang Tertutup
Gambar 2 menunjukkan kelakuan bunyi dalam ruang tertutup.
Suatu sumber bunyi dalam ruang akan memberikan gambaran
gelombang bunyi menumbuk dinding-dinding suatu ruangan.
Sebagian energinya akan dipantulkan, diserap, disebarkan,
dibelokkan atau ditransmisikan ke ruang yang berdampingan,
tergantung pada sifat akustik dindingnya.
Gambar 2
Kelakuan bunyi dalam ruang tertutup
Sumber: Leslie (1980)
Fisika Bangunan 2014
24. AKUSTIK BANGUNAN
Sistem pengendalian bunyi dengan menggunakan sistem tataruang
dalam bangunan
Cenderung
bunyi
memanfaatkan sistem penyerapan dan pemantulan
Volume primer ruang tergantung dari
tujuannya:
Dialog : 4 m3/orang
Konser : 10 m3/orang
25. https://www.engineeringtoolbox.com/nc-noise-criterion-d_725.html
Jenis Kamar - Jenis Ruang Kurva NC Level NC yang
Direkomendasikan
Tingkat Suara Setara
dB A
Tempat tinggal
Rumah Apartemen 25-35 35-45
Balai Kebaktian 25-30 35-40
Gereja, Sinagoga, Masjid 30-35 40-45
Ruang sidang 30-40 40-50
Pabrik 40-65 50-75
Rumah Pribadi, pedesaan dan pinggiran kota 20-30 30-38
Rumah Pribadi, perkotaan 25-30 34-42
Hotel / Motel
- Kamar atau suite individu 25-35 35-45
- Ruang pertemuan atau perjamuan 25-35 35-45
- Area Layanan dan Dukungan 40-45 45-50
- Aula, koridor, lobi 35-40 50-55
Kantor
- Ruang konferensi 25-30 35-40
- Pribadi 30-35 40-45
- Area terbuka 35-40 45-50
- Mesin bisnis / komputer 40-45 50-55
Kriteria Kebisingan yang Direkomendasikan - NC
Tingkat kebisingan NC tidak boleh melebihi batas yang tercantum di
bawah ini:
26. Rumah Sakit dan Klinik
- Kamar pribadi 25-30 35-40
- Ruang operasi 25-30 35-40
- Bangsal 30-35 40-45
- Laboratorium 35-40 45-50
- Koridor 30-35 40-45
- Tempat umum 35-40 45-50
Sekolah
- Kuliah dan ruang kelas 25-30 35-40
- Ruang kelas terbuka 35-40 45-50
Bioskop film 30-35 40-45
Perpustakaan 35-40 40-50
Teater yang sah 20-25 30-65
Tempat Tinggal Pribadi 25-35 35-45
Restoran 40-45 50-55
Studi Siaran TV 15-25 25-35
Studio Rekaman 15-20 25-30
Aula konser dan pertunjukan 15-20 25-30
27. PENYERAPAN BUNYI
Unsur-unsur penyerapan bunyi:
Lapisan permukaan dinding, lantai dan atap
1.
2. Isi ruangan seperti penonton, bahan
lunak dan karpet
Udara dalam ruang.
tirai, tempat duduk dengan lapisan
3.
Peninggian deret tempat duduk
yang baik
dapat menjadi pengaturan akustik ruang
APA INI?
MASJIDIL
KENAPA BISA TAU INI MASJID? CIRINYA APA?
APA INI? KUBAH
BIASANYA DITEMUKAN DIMANA?
Banyak umat Islam mahu pun bukan muslim yang meyakini bahwa kubah (Inggris=dome) adalah warisan asli budaya Islam. Padahal itu adalah tanggapan yang salah. Hal ini kerana kubah bukan hanya digunakan pada bangunan masjid, tapi digunakan juga pada banguna-bangunan rumah ibadah bukan muslim. Konon, peradaban Mesopotamia lah yang pertama kali memperkenalkan dan menggunakan kubah pertama pada senibina bangunan mereka, dikatakan sekitar 6000 tahun silam. Mesopotamia sendiri terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi wilayah Iraq itu di zaman dahulu disebut Mesopotamia,
Namun ada pula yang menyatakan bahawa kubah mulai muncul pada masa emporium Romawi, sekitar tahun 100 M. Salah satu buktinya adalah bangunan Pantheon (kuil) di kota Roma yang dibangun Raja Hadria pada 118 M-128 M
Banyak umat Islam mahu pun bukan muslim yang meyakini bahwa kubah (Inggris=dome) adalah warisan asli budaya Islam. Padahal itu adalah tanggapan yang salah. Hal ini kerana kubah bukan hanya digunakan pada bangunan masjid, tapi digunakan juga pada banguna-bangunan rumah ibadah bukan muslim. Konon, peradaban Mesopotamia lah yang pertama kali memperkenalkan dan menggunakan kubah pertama pada senibina bangunan mereka, dikatakan sekitar 6000 tahun silam. Mesopotamia sendiri terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi wilayah Iraq itu di zaman dahulu disebut Mesopotamia,
Namun ada pula yang menyatakan bahawa kubah mulai muncul pada masa emporium Romawi, sekitar tahun 100 M. Salah satu buktinya adalah bangunan Pantheon (kuil) di kota Roma yang dibangun Raja Hadria pada 118 M-128 M.
Istanbul, Turki.Pada era kekuasaan Bizantium, Kaisar Justinian juga telah membangun kubah kuno yang megah. Pada tahun 500 M, dia menggunakan kubah pada bangunan Hagia Sophia di Konstantinopel. Bangunan ini pada awalnya merupakan sebuah gereja namun kemudian diubah fungsinya menjadi mesjid dan dirubah namanya menjadi Aya Sophia pada tahun 1453 oleh Sultan Mehmed II setelah menaklukan Konstantinopel. Terakhir pada tahun 1937 bangunan ini dijadikan museum. 2020 Kembali sebagai Masjid.
Kubah bukan berasal dan berakar dari arsitektur Islam. Hal ini disebabkan karena memang ajaran Islam tidak membawa secara langsung tradisi budaya fisik atau Islam tidak mengajarkan secara konkrit tata bentuk arsitektur.
Pada perkembangan awal, masjid jelas tidak menggunakan bentuk kubah sebagai ciri atau simbol seperti yang telah difahami oleh sebagian besar masyarakat umum saat ini. Seperti halnya menara dan mihrab, secara historis kubah belum dikenal pada masa Rasulullah SAW. Arsitektur terkemuka, Prof K. Cresswell dalam Early Muslim Architecture menyatakan bahwa pada desain awal masjid Madinah sama sekali belum mengenal kubah. Arsitektur awal masjid Rasul berbentuk segi empat dengan dinding sebagai pembatas sekelilingnya. Di sepanjang bagian dalam dinding tersebut dibuat semacam serambi yang langsung berhubungan dengan lapangan terbuka yang berada di tengahnya.
Seiring dengan berkembangnya teknologi arsitektur, maka kubah pun muncul sebagai penutup bangunan masjid.
Qubbat as-SakhrahSecara historis dan arkeologis, kubah pertama dalam arsitektur Islam ditemukan di Kubah Batu (Dome of Rock atau Qubbat as-Shakrah), Terletak di tengah-tengah di dalam tembok kompleks Al-Haram asy-Syarif (tempat suci yang mulia) yang berada di dalam tembok kota lama Yerusalem (Yerusalem Timur). Dibangun oleh Abdul Malik bin Marwan, khalifah Ummaiyyah, pada 691 M. Kubah Batu ini bukanlah mesjid melainkan monumen Islam tertua yang masih bertahan hingga kini. “Pembangunan kubah itu dimaksudkan untuk mengungguli atap Gereja Sepulchre Suci yang indah,” tulis Phillip K. Hitti dalam History Of The Arabs.
Sejak saat itulah, para arsitek Islam terus mengembangkan beragam gaya kubah pada masjid yang dibangunnya. Pada abad ke-12 M, di Kairo kubah menjadi semacam lambang arsitektur nasional Mesir dalam struktur masyarakat Islam. Dari masa ke masa bentuk kubah pada masjid juga terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.
Ketika Islam menyebar dan berinteraksi dengan budaya dan peradaban lain, para arsitek Islam tampaknya tidak segan-segan untuk mengambil pilihan-pilihan bentuk yang sudah ada, termasuk teknik dan cara membangun yang memang sudah dimiliki oleh masyarakat setempat tersebut.
Tak heran, jika bentuk kubah masjid pun terbilang beragam, sesuai dengan budaya dan tempat masyarakat Muslim tinggal. Hampir di setiap negara berpenduduk Muslim memiliki masjid berkubah. Secara umum, kubah-kubah ini paling banyak di pakai di wilayah Iran dan Asia Tengah, Anatolia (Turki dan sekitarnya) dengan kubah yang besar dan banyak, lalu juga di India subkontinen. Sementara di Tanah Arab sendiri, wilayah Afrika, dan Eropa, termasuk Asia relatif sangat jarang menggunakannya kecuali pada masjid-masjid yang baru/modern.
Penggunaan kubah di Asia Tenggara dimulai setelah Perang Rusia-Turki pada 1877-1878 antara Rusia, Romania, Serbia, Montenegro, dan Bulgaria melawan Kekaisaran Ottoman, yang mencuatkan ide revitalisasi Islam dan Pan-Islamisme. Saat itu Kekaisaran Ottoman melancarkan gerakan budaya, termasuk pengenalan jenis masjid baru. Gerakan ini bergema di Asia Tenggara. “Masjid-masjid tradisional beratap tumpang digantikan masjid kubah (qubbah) dengan minaret-minaret gaya Timur Tengah atau India Utara,” tulis Peter J.M. Nas dalam Masa Lalu Dalam Masa Kini: Arsitektur diIndonesia.
konsep Arsitektur, kubah adalah elemen yg telah dikenalpasti sebagai sebahagian dari arsitektur Islam. Mengapa ianya menjadi elemen yang sangat penting dalam senibina Islam terutamanya Masjid?
kubah adalah sebahagian dari usaha arkitek untuk memberikan pengalaman ruang yang jauh lebih istimewa. Pengalaman ruang adalah kata kunci bagi arsitektur kerana ruang amat penting dalam senibina sebagaimana warna itu penting bagi seorang pelukis.
2, Kubah sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi ruang yang secara akustik sangat luarbiasa kerana pada ruang yang mendatar, pantulan suara tidak akan menimbulkan gema.Hal ini dapat bantu memudahkan muazin melaungkan azan dan imam memperdengarkan bacaan ayat al-Quran ketika solat jemaah dilaksanakan tanpa bantuan alat pembesar suara.
Pada kubah, gema yang kedengaran akan menjadi seolah-seolah berlebihan. Ini akan menjadi luarbiasa sekali jika kita berada di ruang-ruang masjid atau gereja kerana kita seolah-olah mendengar suara bukan daripada seorang manusia tetapi dari sesuatu yang ghaib. Itulah sebabnya, banyak senibina pada abad pertengahan baik masjid atau gereja menggunakan bentuk kubah.
Akustik ( dari bahasa Yunani akouein = mendengar) adalah ilmu terapan yang dimaksudkan untuk memanjakan indra pendengaran Anda di suatu ruang tertutup
terutama yang relatif besar.Arsitek Romawi dari abad ke 1 Marcus Pollio sudah mulai
melakukan pengamatan cermat tentang gema dan interferensi (getaran-getaran suara asli
dan getaran pantulan yang saling menghilangkan) dari suatu ruangan. Namun baru pada
tahun 1856 akustik ini mulai dibangun sebagai suatu ilmu oleh Joseph Henry.d
Dahulu perkembangan akustik ruang berasal dari kebutuhan akan perlakuan bunyi pada
bangunan umum, mulai dari perkembangan teater Yunani klasik dan Romawi, gereja
Gothic dan Baroque, gedung opera abad ke-19 serta gedung pertunjukan abad ke-20.
Dalam membangun tempat-tempat pertemuan umum, bangsa Yunani telah mempelajari
dasar-dasar akustik ruang dengan mengarahkan bunyi yang dikehendaki dan
mengurangi bunyi yang mengganggu. Bangunan-bangunan Yunani yang perlu
diperhatikan akustiknya seperti arena gladiator, tempat pertandingan, dan olah raga.
Bentuk denah teater Yunani antara lain berupa semi-circular atau semi-elliptical dengan
panggung melingkar di tengah dan tempat duduk penonton mengelilingi panggung
sedangkan di belakang panggung merupakan bangunan yang berfungsi sebagai ruang
ganti, ruang istirahat, ruang pelayanan (service) dan sebagainya. Bangsa Yunani
4
berusaha untuk mendapatkan kenyamanan garis pandang sekaligus pendengaran yang
baik dengan cara pengaturan tempat duduk yang bertingkat-tingkat. Maksud dan tujuan
pengaturan ini agar penonton dapat sedekat mungkin dengan panggung, sehingga dialog
dapat didengar dan ekspresi muka aktor dapat terlihat. Contoh teater yang masih ada
sampai saat ini antara lain teater berbentuk semi-elliptical di Herodes Atticus-Athena,
yang bentuknya didesain dengan menggunakan banyak permukaan pantul di sekeliling
panggung untuk memperkuat intensitas bunyi asli.
Pada perkembangan selanjutnya, bangsa Romawi memotong lingkaran panggung
menjadi setengah lingkaran, sehingga penonton menjadi lebih dekat dengan sumber
bunyi. Teater Romawi memperlihatkan tempat duduk yang bertingkat-tingkat lebih
curam dibandingkan dengan teater Yunani. Belakang panggung diberi latar belakang
dan ornamen, berfungsi untuk memantulkan bunyi dari panggung agar intensitas bunyi
langsung menjadi bertambah kuat. Contoh teater Romawi yang megah antara lain
Colloseum di Roma juga teater di Orange, Perancis yang dibangun abad ke-50 SM.
Setelah kerajaan Romawi jatuh, satu-satunya bangunan umum yang dibangun selama
abad pertengahan adalah gereja. Pada abad pertengahan, drama yang berkembang
berasal dari gereja katolik dengan karakteristik liturgis, kadang-kadang diiringi dengan
koor yang berfungsi juga untuk mengiringi misa (kebaktian). Ruang-ruang di katedral
biasanya tertutup sepenuhnya dengan volume sangat besar, sehingga waktu dengung
(reverberation time) dapat mencapai sekitar 8 detik. Akustik pada bangunan ini dengan
waktu dengung (reverberation time) yang panjang diperuntukkan bagi musik organ dan
koor gereja. Pada jaman Renaissance dan sesudahnya, bentuk terbuka teater Romawi
berkembang menjadi teater tertutup di Itali, sehingga bunyi dapat dipantulkan berulang
kali melalui dinding dan plafon, daripada diserap oleh udara terbuka.
Gendang telinga (membran timpani) merupakan selaput tipis yang membatasi liang telinga dengan telinga bagian tengah. Membran timpani tidak tahan terhadap frekuensi tinggi. Kondisi gendang telinga pecah menggambarkan adanya robekan di gendang telinga. Secara medis kondisi ini disebut sebagai perforasi membran timpani.
Kondisi ini akan menyebabkan gangguan pendengaran dan kadang diikuti dengan keluarnya cairan dari telinga. Gendang telinga pecah juga dapat mengakibatkan infeksi pada telinga bagian tengah dan menimbulkan gangguan pendengaran. Bahkan, pada beberapa kasus juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran.
Akustik Ruang Luar
Faktor-faktor alami yang memungkinkan reduksi kebisingan adalah: 1. Jarak Seperti yang telah kita ketahui bahwa dengan semakin jauhnya jarak telinga terhadap sumber kebisingan maka semakin lemahnya bunyi yang diterimanya.
2. Serapan Udara Udara di sekitar kita, yang menjadi medium perambatan gelombang bunyi, sesungguhya mampu menyerap sebagian kecil kekuatan gelombang bunyi yang melewatinya. Kemampuan serapan udara tersebut bergantung pada suhu dan kelembabannya. Serapan yang lebih besar akan terjadi pada udara yang bersuhu rendah dibandingkan dengan udara bersuhu tinggi. Serapan juga terjadi lebih baik pada udara dengan kelembaban relative yang rendah, dibandingkan pada udara dengan kelembaban relatif tinggi.
3. Angin Pengaruh angin dalam mengurangi kekuatan bunyi adalah fenomena yang belum dapat dipahami sepenuhnya. Hal ini sangat di pengaruhi oleh kecepatandan arah agin. Pada kondisi angin bertiup dari sumber bunyi menuju suatu titik, maka titik tersebut akan menerima bunyi dengan lebih cepat, dan dalam kekuatan yang cukup besar. Namun sebaliknya, bila angin bertiup menuju arah yang berlawan, menjauhi titik, maka titik tersebut akan menrima bunyi dengan kekuatan yang lemah.
4. Permukaan Tanah Permukaan bumi yang masih dibiarkan sebagaimana adanya, seperti tertutup tanah atau rerumputan, adalah permukaan yang lunak. Apabila bunyi merambat dari sumber ke suatu titik melalui permukaan lunak semacam ini, permukaan tersebut akan cukup signifikan menyerap bumi yang merambat, sehingga bunyi yang diterima titik tersebut akan melemah kekuatannya. Adapun permukaan bumi yang keras, seperti jalan yang dilapisi aspal atau taman yang ditutupi paving block akan memberikan efek sebaliknya. Hal ini terjadi karena permukaan keras tersebut tidak menyerap gelombang bunyi yang merambat tetapi justru memantulkannya, sehinga bunyi yang sampai ke suatu titik pada jarak tertentu dari sumber bunyi dapat menjadi lebih kuat.
5. Halangan Reduksi bunyi akibat adanya objek penghalang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu halangan yang terjadi secara alamiah dan halangan buatan. Halangan alamiah terjadi ketika diantara sumber bunyi dan suatu titik berdiri penghalang yang tidak dengan sengaja dibangun oleh manusia, seperti kontur alam yang membentuk bukit dan lembah. Adapun penghalang yang secara sengaja dibangun oleh manusia bisa berupa pagar, tembok, dan lain sebagainnya. Sebuah penghalang sesungguhnya baru akan efektif ketika difungsikan untuk menahan bunyi berfrekuensi tinggi.
Desibel
Desibel adalah unit logaritmik yang digunakan untuk menggambarkan rasio kekuatan atau intensitas seperti level sinyal ke level referensi
NC - Kriteria Kebisingan
Kriteria Kebisingan - NC - level adalah standar yang menggambarkan kenyaringan relatif suatu ruangan dengan rentang frekuensi