1. Banyak konflik agama di Indonesia yang disebabkan oleh rasa fanatik terhadap agama lain dan pandangan bahwa agama tertentu adalah yang terbaik, padahal Pancasila memberikan ruang yang sama untuk semua agama.
TM 4 Prinsip Manusia Pancasila_Kelas E_Kelompok 1.pptx
PKn SMK 1.3. Menampilkan Sikap Positif terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
1.
2. yel - yel kelompok 3
#sound abg tua :
kelompok 3
kelompok paling ceria
diantara semua peserta
semuanya pasti terperanga
karena kami tampil mempesona
kelompok 3
kok sepi sehhh ?
tanpa kelompok 3 bagai taman tak berbunga
hai begitulah kata kelompok 3 (2x)
3.
4. Sikap Positif Terhadap nilai-nilai ketuhanan dapat ditunjukkan dengan
perilaku :
a. Melaksanakan kewajiban dan keyakinannya tehadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Mengembangkan toleransi antarumat beragama menuju terwujudnya
kehidupan serasi seimbang serta selaras.
c. Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain.
d. Membina kerja sama dan tolong menolong antarumat beragama.
5. Sikap dan perilaku menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dapat
ditunjukkan dengan perilaku :
a. Memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
b. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban setiap manusia
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis
kelamin, kedudukan sosial, dan sebagainya
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang
rasa, tidal semena-mena terhadap orang lain
d. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti meringankan beban
orang lain, meringankan beban orang lain,membantu orang lain yang
membutuhkan, dan sebagainya
6. Sikap dan perilaku menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan Indonesia dapat
ditunjukan dengan perilaku:
a. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
Indonesia
b. Mencintai tanah air dan bangsa Indonesia serta bangga menjadi
bangsa Indonesia
c. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
d. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa dan lain-
lain
7. Sikap dan perilaku menjunjung tinggi nilai-nilai permusyawaratan /
perwakilan dapat ditunjukan:
a. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam setiap
pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama
b. Tidak boleh memaksakan kehendak, melakukan intimidasi, dan
berbuat anarkis kepada orang lain jika kita beda pendapat
c. Mengakui bahwa setiap warga negara memiliki
kedudukan, hak, kewajiban yang sama
d. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang terpilih
untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya
8. Sikap dan perilaku menjunjung nilai-nilai keadilan sosial dapat ditunjukan
dengan perilaku:
a. Mengembangkan sikap gotong royong dalam lingkungan masyarakat
b. Tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan kepentingan orang
lain
c. Suka bekerja keras mengatasi masalah
pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara
d. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial melalui karya nyata
9. 1. Rasa fanatik terhadap agama lain
– Rasa ini timbul karena menganggap agama yang
dipeluknya adalah agama yang paling
baik, sehingga agama lain tidak memiliki hak
untuk menempati bumi pertiwi ini.
Pancasila sila pertama “Ketuhanan Yang Maha
Esa”, berarti bukan hanya pemeluk agama tertentu
pun yang boleh tinggal di Negara ini, karena
Negara ini bukan Negara yang menuntut
penduduknya memeluk agama tertentu.
10. – Namun pada kenyataannya banyak formas-formas
agama Islam yang menginginkan Negara Indonesia
menjadi Negara Islam. Namun hal ini dirasa kurang
tepat apabila kita melihat lagi Pancasila sila
pertama. Selain itu pemerintah tidak memiliki hak
memaksa penduduknya untuk memeluk agama
tertentu karena sudah tertuang pada UUD 1945
pasal 28E ayat (1).
11. 2. TKI di Aniaya di Negeri orang
– Sering kali kita dengar banyak TKI yang di aniaya
oleh majikannya di luar negeri. Terkadang tak
sedikit pula TKI Indonesia yang pulang hanya
membawa derita dan ada pula yang pulang
dengan keadaan sudah tak bernyawa. Pancasila
sila ke-2 “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” hal
ini menjelaskan bahwa kita seharusnya
“memanusiakan manusia”.
12. – Namun dalam kehidupan sehari-hari banyak pula
yang melakukan hal semena-mena. Hal ini karena
mereka(majikan terutama di luar negeri)
menganggap bahwa pembantu yang sudah
mereka pekerjakan di keluarga mereka menjadi
hak mereka. Sehingga apapun yangmereka mau
harus dituruti oleh pembantu yang kebanyakan
adalah TKI dari Indonesia.
13. 3. Minimnya Rasa Nasionalisme
– Hal ini diakibatkan karena rasa kedaerahan yang
masih melekat pada diri seseorang. Indonesia terkenal
dengan keberagaman suku bangsa dan kebudayaan.
Namun hal ini juga berdampak pada kurangnya rasa
nasionalisme, karena selalu menganggap budaya dan
suku bangsanya yang paling hebat, bisa juga karena
perbedaan pendapat. Sehingga banyak terjadi
peperangan antar suku bangsa bahkan peperangan
antar desa. Semua itu tidak sesuai dengan Pancasila
sila ketiga “Persatuan Indonesia”.
14. 4. Pemimpin Yang Kurang Memperhatikan
Rakyat
– Pancasila sila keempat “Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan”. Kata Perwakilan
dapat diartikan sebagai WAKIL DARI RAKYAT.
Namun para pemimpin-pemimpin rakyat
sepertinya kurang diperhatikan, baik dalam
kesejahteraan maupun kesehatannya.
15. – Malah tak sedikit para petinggi-petinggi yang
“Memakan uang rakyat”. Padahal sesuai dengan
pasal 19 ayat (1) “Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.” Namun
semboyan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat
sudah tak lagi bisa di rasakan oleh rakyat.
16. 5. Ketidak adilan dalam mata hukum
– Belakangan ini banyak kita dengar para jaksa yang
seharusnya memberi hukuman malah justru diberi
hukuman. Ini diakibatkan karena manusia memiliki
sifat ketidak puasan. Sehingga sering kita dengar
“Orang yang berduit akan dipandang dimana pun
termasuk di depan hukum”. Pancasila sila kelima
“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”, memiliki arti adil dalam menerima hak dan
kewajiban. Hal ini juga termasuk dalam hak
mendapatkan keadilan di mata hukum. Karena hal itu
juga telah terkandung dalam UUD 1945 pasal 27 ayat
(1).
17. 1. Banyaknya pembakaran rumah ibadah. Cara
mengantisipasi pembakaran rumah-rumah
ibadah.
2. Sikap dan perilaku nilai-nilai keadilan sosial.
3. Rasa fanatik FPI dengan agama lain.
4. Banyaknya cara pandang agama Islam.