SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
DALIL – DALIL MENGENAI:
WAJIBNYA KHILAFAH (Bagian 3)
KH. MUH. SHIDDIQ AL-JAWI, S.Si, M.SI
(Founder Institut Mu’amalah Indonesia)
Pokok Bahasan
DALIL – DALIL AS-SUNNAH WAJIBNYA
KHILAFAH
1) HR. Muslim No. 1852 Tentang Baiat
2) HR. Abu Dawud No. 2708 Tentang Amir
Safar
3) HR. Ahmad No. 6647 Tentang Amir Safar
4) HR Thabrani no. 7502 tentang Terurainya
Simpul-Simpul Islam
5) HR Ash-habus Sunan Tentang Kewajiban
Meneladani Khulafaur Rasyidin
6) Sunnah fi’liyah (hadis berupa perbuatan /
tindakan Nabi SAW) dalam urusan
pemerintahan.
DALIL – DALIL AS-SUNNAH
WAJIBNYA KHILAFAH
HR. Muslim No.
1852 Tentang
Baiat ‫ي‬
‫النب‬ ‫عن‬ ‫عنهما‬ ‫هللا‬ ‫ي‬
‫رض‬‫عمر‬ ‫بن‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫عن‬
‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬
:
‫ي‬
‫ف‬ ‫وليس‬ ‫مات‬ ‫من‬
‫جاهلية‬ ‫ميتة‬ ‫مات‬ ‫بيعة‬ ‫عنقه‬
Dari Abdullah bin Umar RA dari Nabi
SAW,”Barangsiapa yang mati sedangkan di lehernya
tidak terdapat baiat (kepada seorang Khalifah/Imam)
maka matinya adalah mati jahiliyyah.”
(HR Muslim, no. 1851).
HR. Muslim No.
1852 Tentang
Baiat
‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬
:
‫ي‬
‫ف‬ ‫وليس‬ ‫يموت‬ ‫من‬ ‫وصف‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫الرسول‬ ‫أن‬
‫جاهلية‬ ‫ميتة‬ ‫مات‬ ‫بأنه‬ ‫بيعة‬ ‫عنقه‬
.
‫إال‬ ‫تكون‬ ‫ال‬ ‫والبيعة‬
‫غي‬ ‫ليس‬ ‫للخليفة‬
‫تكن‬ ‫لم‬ ‫إذا‬ ‫ألنه‬ ‫الخليفة‬ ‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫الداللة‬ ‫واضح‬ ‫هذا‬
‫جاهلية‬ ‫ميتة‬ ‫مات‬ ‫لخليفة‬ ‫بيعة‬ ‫مسلم‬ ‫كل‬‫عنق‬ ‫ي‬
‫ف‬
‫الخليفة‬ ‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬
ً
‫دليال‬ ‫الحديث‬ ‫كان‬‫ولهذا‬
(
‫ص‬ ‫والجماعة‬ ‫السنة‬ ‫أهل‬ ‫عند‬ ‫العظىم‬ ‫اإلمامة‬ ، ‫ي‬
‫الدميج‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬
50
‫الدين‬ ‫ي‬
‫تق‬،
‫ج‬ ‫اإلسالمية‬ ‫الشخصية‬ ، ‫ي‬
‫النبهان‬
2
‫ص‬
14
)
HR. Muslim No.
1852 Tentang
Baiat
Wajhul Istidlal (cara memahami dalil) dari hadis ini sbb:
Sesungguhnya Rasulullah SAW telah mensifati orang yang
mati sedang di lehernya tidak ada baiat, sebagai mati
jahiliyah. Padahal baiat itu tidak ada kecuali bagi khalifah
(Imam). Ini adalah dalil yang jelas untuk wajibnya
mengangkat seorang khalifah, sebab jika baiat ini tidak ada
pada leher setiap muslim, maka dia akan mati secara mati
mati jahiliah. Maka hadis ini adalah dalil untuk wajibnya
mengangkat seorang khalifah.
(Abdullah Ad Dumaiji, Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah wal
Jamaah, h. 47; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al
Islamiyyah, Juz II, hlm. 14).
HR. Muslim No.
1852 Tentang
Baiat
Analisis Wajhul Istidlal :
 Cara memahami hadis ini, sehingga menghasilkan hukum
wajibnya mengangkat khalifah, menggunakan ilmu ushul fiqih
khususnya mengenai makna celaan (dzamm) terhadap perbuatan
yang ditinggalkan (tidak dilakukan).
 Dalam ilmu ushul fiqh, jika terdapat celaan keras (dzamm
syadiid) untuk perbuatan yang tidak dilakukan, berarti perbuatan
itu hukumnya wajib.
 Imam Taqiyuddin An Nabhani mengatakan :
‫كه‬
‫تار‬ ‫عا‬ ‫ر‬
‫ش‬ ‫يذم‬ ‫الذي‬‫هو‬ ‫والواحب‬
Wajib adalah suatu perbuatan yang dicela secara syara’ orang
yang meninggalkan perbuatan itu. (Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah Juz
III, hlm. 39).
 Contohnya, ada celaan syara’ bahwa orang yang tidak sholat,
akan masuk neraka Saqar.
َ
‫ص‬ ُ‫م‬
ْ
‫ٱل‬ َ
‫ن‬ ‫ى‬
‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ن‬ ْ
‫م‬
َ
‫ل‬
۟
‫وا‬
ُ
‫ال‬
َ
‫ق‬ َ
‫ر‬
َ
‫ق‬ َ
‫س‬ ‫ى‬
‫ف‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ك‬
َ
‫ل‬ َ
‫س‬ ‫ا‬ َ‫م‬
َ
‫ن‬
‫ي‬
‫ل‬
HR. Muslim No.
1852 Tentang
Baiat
“Mereka bertanya kepada orang-orang kafir, “Apa yang
menjerumuskan kalian ke dalam Neraka?” Mereka menjawab: "Kami
dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.”
(QS Al Muddatstsir : 42-43).
 Adanya celaan syara’ ini, yaitu celaan yang keras (akan
masuk neraka Saqar), menunjukkan bahwa perbuatan yang
ditinggalkan (yaitu sholat), hukumnya wajib.
 Demikian juga cara kita memahami hadis baiat di atas,
bahwa terdapat celaan yang keras (mati jahiliyah), terhadap
perbuatan yang tidak dilakukan, yaitu membaiat seorang
Khalifah.
 Maka, hadis ini menunjukkan bahwa perbuatan yang
ditinggalkan itu (yaitu membaiat seorang khalifah),
hukumnya wajib menurut syara’.
HR ABU DAWUD NO.
2708 TENTANG AMIR
SAFAR
HR ABU DAWUD
NO. 2708
TENTANG AMIR
SAFAR
‫ع‬ ‫هللا‬ ‫ي‬
‫رض‬ ِّ
‫ي‬ِ
‫ر‬
ْ
‫د‬
ُ
‫خ‬
ْ
‫ال‬ ٍ
‫يد‬ ‫ى‬
‫ع‬ َ
‫س‬ ‫ي‬ ‫ى‬
‫ن‬
َ
‫أ‬ ‫عن‬
‫نه‬
:
َ‫ول‬ ُ
‫س‬ َ
‫ر‬
َّ
‫ن‬
َ
‫أ‬
‫ى‬
‫ه‬
‫اَّلل‬
‫ه‬
‫ل‬ َ
‫س‬ َ
‫و‬ ‫ى‬‫ه‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬
َ
‫ع‬ ُ ‫ه‬
‫اَّلل‬
‫ه‬
‫ىل‬ َ
‫ص‬
َ
‫م‬
َ‫ال‬
َ
‫ق‬
:
َ
‫ث‬
َ
‫َل‬
َ
‫ث‬ َ
‫ج‬َ
‫ر‬
َ
‫خ‬ ‫ا‬
َ
‫ذ‬‫ى‬‫إ‬
‫ي‬ ‫ى‬
‫ف‬
ٌ
‫ة‬
ْ
‫م‬
ُ
‫ه‬
َ
‫د‬ َ
‫ح‬
َ
‫أ‬ ‫وا‬ ُ
‫ر‬ ِّ‫م‬
َ
‫ؤ‬ُ‫ي‬
ْ
‫ل‬
َ
‫ف‬ ٍ
‫ر‬
َ
‫ف‬ َ
‫س‬
.
‫أ‬ ‫رواه‬
‫داود‬ ‫بو‬
(
2708
)
Dari Abu Said Al Khudri RA, bahwa Rasulullah
SAW telah bersabda,”Jika keluar tiga orang dalam
sebuah perjalanan, maka hendaklah mereka
mengangkat amir (pemimpin) salah satu dari
mereka.”
(HR Abu Dawud, no. 2708).
HR ABU DAWUD
NO. 2708
TENTANG AMIR
SAFAR
‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬
:
‫هللا‬ ‫رحمه‬ ‫تيمية‬ ‫ابن‬ ‫اإلسالم‬ ‫شيخ‬ ‫قال‬
:
‫أوجب‬ ‫قد‬ ‫كان‬‫فإذا‬
، ‫أحدهم‬ ‫ي‬
‫يول‬ ‫أن‬ ، ‫االجتماعات‬‫وأقرص‬ ‫الجماعات‬ ِّ‫أقل‬ ‫ي‬
‫ف‬
‫ذلك‬ ‫من‬ ‫ر‬
‫أكي‬ ‫هو‬ ‫فيما‬ ‫ذلك‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫ا‬ ً
‫تشبيه‬ ‫هذا‬ ‫كان‬
‫ص‬ ‫تيمية‬ ‫ابن‬ ‫اإلسالم‬ ‫لشيخ‬ ‫الحسبة‬
11
Wajhul istidlal dari hadis ini :
Imam Ibnu Taimiyyah berkata,”Jika syara’ telah
mewajibkan pada jamaah yang paling sedikit dan
interaksi yang paling minimal, agar mengangkat
seorang pemimpin yang mengurus mereka, maka ini
adalah perumpamaan untuk wajibnya mengangkat
pemimpin pada jamaah yang lebih besar dari tiga
orang.” (Ibnu Taimiyyah, Al Hisbah, hlm. 11).
HR ABU DAWUD
NO. 2708
TENTANG AMIR
SAFAR
Analisis Wajhul Istidlal :
 Cara memahami hadis ini, sebagaimana pemahaman
Imam Ibnu Taimiyyah di atas, disebut mengambil
makna secara mafhum muwafaqah.
 Mafhum muwafaqah, adalah mengambil makna
implisit (tidak terucap) dari suatu teks yang sejalan
dengan makna ekspisit (terucap) dengan cakupan
atau jangkauan yang lebih besar (luas) daripada
makna eksplisitnya.
 Sebagai contoh, firman Allah SWT :
‫ف‬
ُ
‫أ‬
ٓ
‫ا‬ َ‫م‬ ُ
‫ه‬
‫ه‬
‫ل‬ ‫ل‬
ُ
‫ق‬
َ
‫ت‬
َ
‫َل‬
َ
‫ف‬
“Maka janganlah kamu mengucapkan,’Ah’ kepada
ibu bapamu.” (QS Al Isra` : 23).
HR ABU DAWUD
NO. 2708
TENTANG AMIR
SAFAR
 Secara eksplisit (manthuq), yaitu yang terucap, haram
hukumnya mengucapkan “ah” kepada kedua orang tua
(ibu bapa).
 Makna secara mafhum (implisit / tak terucap), dengan
mafhum muwafaqah, yaitu makna yang sejalan dengan
manthuq yang cakupannya lebih besar, hukumnya juga
haram memukul kedua orang tua.
 Demikian juga cara memahami hadis Nabi SAW di
atas.
 Jika untuk tiga orang dalam perjalanan saja wajib ada
pemimpinnya, maka tentu lebih wajib lagi jika ada
sejumlah orang yang lebih dari tiga orang.
 Inilah salah satu dalil hadis yang menjadi dalil
wajibnya Khilafah, yaitu nashbul khalifah (mengangkat
seorang khalifah), bagi kaum muslimin.
HR AHMAD NO. 6647
TENTANG AMIR
SAFAR
HR AHMAD NO.
6647 TENTANG
AMIR SAFAR
َ
‫ي‬ ‫ى‬
‫ض‬ َ
‫ر‬‫و‬ٍ
‫ر‬ ْ‫م‬
َ
‫ع‬ ِ
‫ن‬ْ‫ب‬ ‫ى‬
‫ه‬
‫اَّلل‬ ‫ى‬
‫د‬ْ‫ب‬
َ
‫ع‬ ْ
‫ن‬
َ
‫ع‬
َّ
‫ي‬ ‫ى‬
‫ب‬
َّ
‫الن‬
َّ
‫ن‬
َ
‫أ‬
ُ
‫ه‬
ْ
‫ن‬
َ
‫ع‬ ُ ‫ه‬
‫اَّلل‬
‫ه‬
‫ىل‬ َ
‫ص‬
َ‫ال‬
َ
‫ق‬ َ
‫م‬
‫ه‬
‫ل‬ َ
‫س‬ َ
‫و‬ ‫ى‬‫ه‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬
َ
‫ع‬ ُ ‫ه‬
‫اَّلل‬
:
َ‫ي‬
َ
‫َل‬
ُ
‫ن‬ ْ
‫و‬
ُ
‫ك‬َ‫ي‬ ٍ‫ة‬
َ
‫ث‬
َ
‫َل‬
َ
‫ث‬‫ى‬‫ل‬ ُّ‫ل‬ ‫ى‬
‫ح‬
ٍ‫ة‬
َ
‫َل‬
َ
‫ف‬‫ى‬‫ب‬
َ
‫ن‬ ْ
‫و‬
ْ
‫م‬ ‫ى‬‫ه‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬
َ
‫ع‬ ‫ا‬ ْ
‫و‬ ُ
‫ر‬ َّ‫م‬
َ
‫أ‬
َّ
‫َل‬‫ى‬‫إ‬ ِ
‫ض‬ ْ
‫ر‬
َ ْ
‫األ‬ َ
‫ن‬ ‫ى‬
‫م‬
ْ
‫م‬
ُ
‫ه‬
َ
‫د‬ َ
‫ح‬
َ
‫أ‬
‫أحمد‬ ‫رواه‬
Dari Abdullah bin ‘Amar RA, bahwa Nabi SAW telah
bersabda,”Tidak halal bagi tiga orang yang berada di
suatu tempat (wilayah) di muka bumi, kecuali
mereka mengangkat seorang amir (pemimpin) untuk
mereka dari salah satu dari mereka.” (HR Ahmad, no.
2708).
HR AHMAD NO.
6647 TENTANG
AMIR SAFAR
‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬
:
‫ي‬
‫الشوكان‬ ‫اإلمام‬ ‫قال‬
:
…
‫المسلمن‬ ‫عىل‬ ‫يجب‬ ‫قال‬ ‫من‬ ‫لقول‬ ‫دليل‬ ‫ذلك‬ ‫ي‬
‫وف‬
‫المسلمن‬ ‫من‬ ‫ثالثة‬ ‫عىل‬ ‫ع‬ ‫ر‬
‫الش‬ ‫حرم‬ ‫إذا‬ ‫ألنه‬ ،‫والحكام‬ ‫والوالة‬ ‫األئمة‬ ‫نصب‬
‫أمي‬ ‫بدون‬ ‫كلها‬‫اإلسالمية‬ ‫األمة‬ ‫ببقاء‬ ‫فكيف‬ ،‫أمي‬ ‫بال‬ ‫يظلوا‬ ‫أن‬
.
(
‫ج‬ ‫ي‬
‫للشوكان‬ ‫األوطار‬ ‫نيل‬
9
‫ص‬
157
)
Wajhul istidlal dari hadis ini :
Imam Syaukani berkata,”…dalam hadis tersebut
terdapat dalil bagi orang yang mengatakan wajib
hukumnya mengangkat pemimpin pada jamaah yang
lebih besar dari tiga orang, karena jika syara’
mengharamkan atas tiga orang dari kaum muslimin
tanpa seorang pemimpin, maka bagaimana dengan
umat Islam seluruhnya tanpa seorang pemimpin?”
(Imam Syaukani, Nailul Authar, 9/157).
HR AHMAD NO.
6647 TENTANG
AMIR SAFAR
Analisis Wajhul Istidlal :
 Cara memahami hadis ini, sebagaimana
pemahaman Imam Syaukani di atas, sama
dengan cara memahami hadis sebelumnya,
yaitu mengambil makna secara mafhum
muwafaqah.
 Berdasarkan mafhum muwafaqah, maka wajib
juga hukumnya mengangkat pemimpin pada
jamaah yang lebih besar dari tiga orang, yaitu
umat Islam yang ada saat sekarang.
 Hanya saja, pada hadis HR Ahmad ini, ada
sedikit tambahan yang berbeda dengan HR
Abu Dawud sebelumnya.
HR AHMAD NO.
6647 TENTANG
AMIR SAFAR
 Dalam HR Ahmad ini, ada qarinah (petunjuk)
yang tegas, bahwa mengangkat pemimpin bagi
tiga orang itu hukumnya wajib, bukan sunnah.
 Sebab jika tidak mengangkat pemimpin, berarti
tiga orang itu telah melakukan “yang tidak
halal” (yaklni melakukan yang haram):
َ
‫َل‬
َ
‫ف‬‫ى‬‫ب‬
َ
‫ن‬ ْ
‫و‬
ُ
‫ن‬ ْ
‫و‬
ُ
‫ك‬َ‫ي‬ ٍ‫ة‬
َ
‫ث‬
َ
‫َل‬
َ
‫ث‬‫ى‬‫ل‬ ُّ‫ل‬ ‫ى‬
‫ح‬َ‫ي‬
َ
‫َل‬
‫ض‬ ْ
‫ر‬
َ ْ
‫األ‬ َ
‫ن‬ ‫ى‬
‫م‬ ٍ‫ة‬
“Tidak halal bagi tiga orang yang berada di suatu
tempat (wilayah) di muka bumi…”
HR THABRANI NO.
7502 TENTANG
TERURAINYA
SIMPUL-SIMPUL
ISLAM
HR THABRANI NO.
7502 TENTANG
TERURAINYA
SIMPUL-SIMPUL
ISLAM
‫قال‬ ‫أنه‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫ي‬
‫النب‬ ‫عن‬ ‫ي‬
‫الباهىل‬ ‫أمامة‬ ‫ي‬
‫أن‬ ‫عن‬
:
‫ان‬ ‫فكلما‬ ،
ً
‫روة‬
ُ
‫ع‬
ً
‫روة‬
ُ
‫ع‬ ‫ى‬
‫اإلسالم‬ ‫رى‬
ُ
‫ع‬ َّ
‫ن‬
َ
‫ض‬
َ
‫نق‬
ُ
‫ت‬
َ
‫ل‬
ٌ
‫روة‬
ُ
‫ع‬ ‫ت‬
َ
‫تقض‬
ً
‫نقض‬ َّ
‫هن‬
ُ
‫ل‬ َّ
‫و‬
َ
‫فأ‬ ، ‫تليها‬ ‫ي‬
‫بالب‬ ُ
‫الناس‬
ُ
‫ث‬َّ‫تشب‬
َّ
‫وآخرهن‬ ، ُ
‫الحكم‬ ‫ا‬
ُ
‫الصالة‬
Dari Abu Umamah al Bahili RA, bahwa Nabi SAW telah
bersabda :
“Sungguh akan terurai simpul-simpul [ajaran] Islam, satu
simpul demi satu simpul. Maka tiap kali satu simpul terurai,
manusia akan berpegangan dengan simpul selanjutnya. Yang
pertama kali terurai adalah pemerintahan, sedang yang
paling terakhir adalah sholat.”
(HR Thabrani, no. 7502; Ibnu Hibban, no. 6715; Al Hakim 4/104. Kata
Al Albani ini hadis sahih. Lihat Shahih Al Jami’, no. 1575).
HR THABRANI NO.
7502 TENTANG
TERURAINYA
SIMPUL-SIMPUL
ISLAM
‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬
:
‫زيدان‬ ‫الكريم‬ ‫عبد‬ ‫األستاذ‬ ‫قال‬
:
‫والمقصود‬
‫بالحكم‬
:
‫ويدخل‬ ، ‫ي‬
‫اإلسالم‬ ‫النهج‬ ‫عىل‬ ‫الحكم‬
‫به‬ ‫يقوم‬ ‫الذي‬ ‫الخليفة‬ ‫وجود‬ ‫ورة‬‫بالرص‬ ‫فيه‬
‫ذا‬
‫االلي‬ ‫وعدم‬ ‫عنه‬ ‫ي‬
‫التخىل‬ ‫ي‬
‫يعب‬ ‫ونقضه‬ ،‫الحكم‬
‫ام‬
‫فدل‬ ،‫واجبة‬ ‫ي‬
‫وه‬ ‫الصالة‬ ‫بنقض‬ ‫قرن‬ ‫وقد‬ ،‫به‬
‫وجوبه‬ ‫عىل‬
‫زيدان‬ ‫الكريم‬ ‫لعبد‬ ‫الدعوة‬ ‫أصول‬
(
‫ص‬
:
195
.)
HR THABRANI NO.
7502 TENTANG
TERURAINYA
SIMPUL-SIMPUL
ISLAM
Wajhul istidlal dari hadis ini :
Telah berkata Ustadz Abdul Karim Zaidan :
“Yang dimaksud dengan pemerintahan dalam
hadis tersebut (al hukm), adalah pemerintahan
yang sesuai dengan ajaran Islam, dan tentu
termasuk di dalamnya adalah khalifah yang
melaksanakan pemerintahan ini. Yang dimaksud
ajaran ini akan terurai, adalah akan terlepas dan
tidak dipegang lagi. Ajaran pemerintahan ini telah
disebut bersamaan dengan sholat, padahal sholat
itu wajib, maka ini menunjukkan wajibnya
pemerintahan Islam.”
Abdul Karim Zaidan, Ushûl Ad Da’wah, hlm. 195
HR THABRANI NO.
7502 TENTANG
TERURAINYA
SIMPUL-SIMPUL
ISLAM
Analisi Wajhul istidlal dari hadis ini :
 Cara penyimpulan hukum syara’ yang
digunakan oleh Syekh Abdul Karim Zaidan ini,
disebut dengan dalâlah iqtirân, yaitu :
‫ان‬‫االقي‬ ‫داللة‬
:
‫ال‬‫أو‬ ِ
‫األمر‬ ‫ي‬
‫ف‬ ٍ‫أشياء‬‫أو‬ ‫شيئن‬ ‫بن‬ ‫ع‬ َ‫م‬ ْ
‫ج‬ُ‫ي‬ ‫أن‬ ‫ي‬
‫ه‬
، ِ‫ي‬
‫نه‬
‫ثم‬
،‫هما‬ ‫ى‬
‫أحد‬ ُ
‫حكم‬ ُ َّ
‫ن‬َ‫ب‬ُ‫ي‬
‫ذلك‬ ‫ى‬
‫ثبوت‬ ‫عىل‬ ‫ى‬
‫ان‬َ
‫ر‬ ‫ى‬
‫بالق‬ ‫فيستدل‬
‫لآلخر‬ ‫ى‬
‫م‬
ْ
‫ك‬ ُ
‫الح‬
Dalâlah iqtirân adalah menggabungkan dua atau beberapa
fakta ke dalam satu perintah atau satu larangan,
kemudian memberi hukum pada salah satunya, maka
dengan penyebutan secara bersama, hukum untuk fakta
yang satu diterapkan untuk fakta yang lain.”
https://www.alukah.net/sharia/0/39605/
HR THABRANI NO.
7502 TENTANG
TERURAINYA
SIMPUL-SIMPUL
ISLAM
 Contoh pengamalan dalâlah iqtirân, sabda
Rasulullah SAW :
ٍ
‫م‬‫ى‬‫ل‬ ْ
‫س‬ ُ‫م‬ ِّ‫ل‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ىل‬
َ
‫ع‬
ٌّ
‫ق‬ َ
‫ح‬
ٌ
‫ث‬
َ
‫ال‬
َ
‫ث‬
:
ُ‫ل‬ ْ
‫س‬
ُ
‫الغ‬
،
ُ
‫اك‬ َ
‫و‬ ِّ
‫الس‬ َ
‫و‬ ، ‫ى‬
‫ة‬ َ‫ع‬ ُ‫م‬ ُ
‫الج‬ َ
‫م‬ ْ
‫و‬َ‫ي‬
َ
‫د‬ ‫ى‬
‫ج‬ ُ
‫و‬
ْ
‫ن‬‫ى‬‫إ‬ ٍ
‫يب‬ ‫ى‬
‫ط‬ ْ
‫ن‬ ‫ى‬
‫م‬ ُّ
‫س‬ َ‫م‬َ‫ي‬ َ
‫و‬
“Ada tiga hal yang merupakan hak atas setiap muslim;
mandi pada hari Jumat, bersiwak, dan memakai minyak
wangi jika ada.” (HR Ahmad).
 Hukum bersiwak dan memakai minyak wangi
adalah sunnah (tidak wajib), maka demikian
pula, mandi hari Jumat, hukumnya juga
sunnah (tidak wajib).
 Demikian juga cara memahami hadis Nabi
SAW dari HR Thabrani di atas.
HR THABRANI NO.
7502 TENTANG
TERURAINYA
SIMPUL-SIMPUL
ISLAM
 Ketika disebutkan bahwa ajaran Islam yang
terurai pertama kali adalah pemerintahan
Islam (al hukm), dan ajaran yang terakhir
terurai adalah sholat,
 Maka hadis ini menunjukkan wajibnya
pemerintahan Islam (Khilafah),
 Karena secara bersama ajaran “pemerintahan”
disebut bersama dengan ajaran “sholat”.
 Maka jika “sholat” wajib hukumnya, berarti
“pemerintahan” juga wajib hukumnya.
HR ASH-HABUS SUNAN
TENTANG KEWAJIBAN
MENELADANI
KHULAFAUR RASYIDIN
HR ASH-HABUS
SUNAN TENTANG
KEWAJIBAN
MENELADANI
KHULAFAUR
RASYIDIN
‫ي‬
‫النب‬ ‫عن‬ ‫سارية‬ ‫بن‬ ‫العرباض‬ ْ
‫عن‬
-
‫عل‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬
‫يه‬
‫وسلم‬
-
ُ
‫ك‬
ْ
‫ن‬ ‫ى‬
‫م‬ ْ
‫ش‬ ‫ى‬
‫ع‬َ‫ي‬ ْ
‫ن‬ َ‫م‬
ُ
‫ه‬
َّ
‫ن‬
َ
‫أ‬ َ
‫و‬ ‫قال‬ ‫أنه‬
ً
‫الفا‬‫ى‬‫ت‬
ْ
‫اخ‬ ‫ى‬‫ي‬ َ
‫س‬
َ
‫ف‬ ْ
‫م‬
‫ا‬‫ي‬‫ى‬‫كث‬
.
َّ
‫ن‬ ُ
‫س‬ َ
‫و‬ ‫ي‬
‫ب‬
َّ
‫ن‬ ُ
‫بس‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ك‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬ َ‫ع‬
َ
‫ف‬
َ
‫ين‬ ‫ى‬
‫د‬ ‫ى‬
‫اش‬َّ
‫الر‬ ‫ى‬‫اء‬
َ
‫ف‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫خ‬
ْ
‫ال‬ ‫ى‬‫ة‬
َ
‫ن‬ِّ‫ي‬ ‫ى‬
‫د‬ ْ
‫ه‬ َ‫م‬
ْ
‫ال‬
َّ
‫بالن‬ ‫ا‬ َ
‫ه‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬
َ
‫ع‬ ‫وا‬
ُّ
‫عض‬ ،
، ‫ى‬
‫ذ‬ ‫ى‬
‫واج‬
Dari ‘Irbadh bin Sariyah, Nabi SAW bersabda:
”…sesungguhnya barangsiapa yang hidup di antara kamu dia
akan melihat perselisihan yang banyak, maka hendaklah
kamu berpegang teguh dengan sunnahku, dan juga sunnah
Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah
sunnah-sunnah itu dengan gigi gerahammu…”
(HR Abu Dawud no. 4607; Tirmidzi no. 2676; Ibnu Majah no. 42;
Ahmad no. 17184; Al Hakim 1/176, hadis sahih)
HR ASH-HABUS
SUNAN TENTANG
KEWAJIBAN
MENELADANI
KHULAFAUR
RASYIDIN
‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬
:
‫بسنة‬ ‫االقتداء‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫يدل‬ ‫الحديث‬ ‫وهذا‬
‫نصب‬ ‫سنتهم‬ ‫ومن‬ ، َ
‫ين‬ ‫ى‬
‫د‬ ‫ى‬
‫اش‬َّ
‫الر‬ ‫ى‬‫اء‬
َ
‫ف‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫خ‬
ْ
‫ال‬
‫كما‬‫الخليفة‬
‫أ‬ ‫بايعوا‬ ‫أنهم‬ ‫عليهم‬ ‫هللا‬ ‫رضوان‬ ‫الصحابة‬ ‫عن‬ ‫تواتر‬
‫با‬
‫ي‬
‫النب‬ ‫وفاة‬ ‫بعد‬ ‫بالخالفة‬ ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫ي‬
‫رض‬‫بكر‬
-
‫ص‬
‫هللا‬ ‫ىل‬
‫وسلم‬ ‫عليه‬
‫الخليفة‬ ‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫يدل‬ ‫الحديث‬ ‫فهذا‬
.
‫والجماعة‬ ‫السنة‬ ‫أهل‬ ‫عند‬ ‫العظىم‬ ‫اإلمامة‬ ، ‫ي‬
‫الدميج‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬
‫ص‬
51
-
52
HR ASH-HABUS
SUNAN TENTANG
KEWAJIBAN
MENELADANI
KHULAFAUR
RASYIDIN
Wajhul istidlal dari hadis ini :
Hadis ini menunjukkan wajibnya meneladani
sunnah (thariqah/jalan) Khulafaur Rasyidin
Di antara sunnah mereka, adalah mengangkat
seorang khalifah, sebagaimana diriwayatkan
secara mutawatir bahwa para shahabat telah
membaiat Abu Bakar sebagai khalifah setelah
wafatnya Rasulullah SAW. Maka, hadis ini
menunjukkan wajibnya mengangkat seorang
khalifah bagi kaum muslimin.
(Abdullah Ad Dumaiji, Al Imâmah Al ‘Uzhmâ, hlm. 51-
52).
HR ASH-HABUS
SUNAN TENTANG
KEWAJIBAN
MENELADANI
KHULAFAUR
RASYIDIN
Analisis wajhul istidlal :
 Cara pengambilan kesimpulan hukum dari
hadis ini, disebut berhujjah dengan keumuman
dalil, sesuai kaidah ushuliyah :
‫التخصيص‬ ‫دليل‬ ‫يرد‬ ‫لم‬ ‫ما‬ ‫عمومه‬ ‫عىل‬ ‫يبق‬ ‫العام‬
“Lafal umum tetap dalam keumumannya,
selama tidak terdapat dalil yang
mengkhususkan.”
 Kata “sunnah al Khulafaur Rasyidin” dalam
hadis di atas adalah kata yang bermakna
umum, yang mencakup sunnah mereka yang
berupa nashbul khalifah (mengangkat
khalifah).
HR ASH-HABUS
SUNAN TENTANG
KEWAJIBAN
MENELADANI
KHULAFAUR
RASYIDIN
 Namun demikian, sunnah Khulafaur Rasyidin ini
bermakna umum, sehingga meliputi segala i’tiqad
(keyakinan) atau amal (perbuatan) yang dilakukan
oleh para Khulafaur Rasyidin, yaitu Abu Bakar,
Umar, Utsman, dan Ali bin Abi Thalib.
 Sunnah Khulafaur Rasyidin yang bermakna umum
itu, misalnya pengamalan hukum jihad oleh mereka
untuk futuhat, pengamalan hukum-hukum Baitul
Mal, termasuk juga pengangkatan khalifah (nashbul
khalifah).
 Dalam ilmu ushul fiqih, salah bentuk kata umum,
adalah isim mufrad yang di-idhofatkan (kata benda
tunggal yang disandarkan kepada kata lain).
HR ASH-HABUS
SUNAN TENTANG
KEWAJIBAN
MENELADANI
KHULAFAUR
RASYIDIN
 Syekh Muhammad Nashir As Sa’di dalam kitabnya
Al Qawâ’id Al Hisân li Tafsîr Al Qur`ân, mengatakan
:
‫الجمع‬ ‫كاسم‬‫العموم‬ ‫يفيد‬ ‫المضاف‬ ‫المفرد‬
“Isim mufrad yang di-idhofatkan [kepada kata yang
lain] memberikan arti umum, sebagaimana isim
jamak.” (Muhammad Nashir As Sa’di, Al Qawâ’id Al
Hisân li Tafsîr Al Qur`ân, hlm. 18)
 Contohnya :
‫ا‬ َّ‫م‬
َ
‫أ‬ َ
‫و‬
َ
‫ك‬ِّ‫ب‬ َ
‫ر‬ ‫ى‬‫ة‬ َ‫م‬ ْ‫ع‬‫ى‬‫ن‬‫ى‬‫ب‬
ْ
‫ث‬
ِّ
‫د‬ َ
‫ح‬
َ
‫ف‬
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah
kamu siarkan.” (QS Adh Dhuha : 11).
 Kata “ni’matu” merupakan isim mufrad, yang di-
idhofatkan kepada kata “rabbika”,
HR ASH-HABUS
SUNAN TENTANG
KEWAJIBAN
MENELADANI
KHULAFAUR
RASYIDIN
 Maka kata “ni’mat” di situ memberikan arti umum, yaitu
meliputi segala macam bentuk kenikmatan dari Allah, baik
kenikmatan duniawiyah maupun kenikmatan diiniyyah.
(Muhammad Nashir As Sa’di, Al Qawâ’id Al Hisân li Tafsîr Al Qur`ân, hlm. 18)
 Demikian juga ketika kita memahami sabda Rasulullah
SAW
‫ى‬
‫اش‬َّ
‫الر‬ ‫ى‬‫اء‬
َ
‫ف‬
ُ
‫ل‬
ُ
‫خ‬
ْ
‫ال‬ ‫ى‬‫ة‬
َّ
‫ن‬ ُ
‫س‬ َ
‫و‬ ‫ي‬
‫ب‬
َّ
‫ن‬ ُ
‫بس‬ ْ
‫م‬
ُ
‫ك‬ْ‫ي‬
َ
‫ل‬ َ‫ع‬
َ
‫ف‬
‫ن‬ِّ‫ي‬ ‫ى‬
‫د‬ ْ
‫ه‬ َ‫م‬
ْ
‫ال‬ َ
‫ين‬ ‫ى‬
‫د‬
“maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku,
dan juga sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan
petunjuk.”
 Kata “sunnah” merupakan isim mufrad, yang di-
idhofatkan kepada kata “al khulafaur rasyidin.”
 Maka kata “sunnah” di sini mempunyai makna umum,
yakni meliputi segala macam sunnah, yaitu jalan
(thariqah) baik berupa I’tiqad (keyakinan) maupun ‘amal
(perbuatan) yang dilakukan oleh al khulafaur rasyidin,
termasuk mengangkat seorang khalifah.
SUNNAH FI’LIYAH (HADIS
BERUPA PERBUATAN /
TINDAKAN NABI SAW)
DALAM URUSAN
PEMERINTAHAN
SUNNAH FI’LIYAH
(HADIS BERUPA
PERBUATAN /
TINDAKAN NABI SAW)
DALAM URUSAN
PEMERINTAHAN.
‫ي‬
‫الدميج‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫الشيخ‬ ‫قال‬
:
‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫الرسول‬ ‫إن‬
، ‫المدينة‬ ‫ي‬
‫ف‬ ‫إسالمية‬ ‫حكومة‬ ‫أول‬ ‫أقام‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬
‫لت‬ ‫إمام‬ ‫أول‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫وصار‬
‫لك‬
‫الحكومة‬
....
Syekh Abdullah Dumaiji berkata,
”Sesungguhnya Rasulullah SAW telah mendirikan
pemerintahan Islam yang pertama di Madinah, sehingga
Rasulullah yang menjadi Imam pertama untuk
pemerintahan Islam itu… Beliau melakukan berbagai tugas
sebagai kepala pemerintahan, seperti mengadakan berbagai
perjanjian, memimpin pasukan perang, mengirim duta dan
utusan, dan sebagainya.” (Al Imâmah Al ‘Uzhmâ, hlm. 52).
Akun Official USAJ
https://t.me/shiddiqaljawi
www.fissilmi-kaffah.com
ustadzshiddiqaljawi@gmail.com
www.shiddiqaljawi.com
Fb.com/mshiddiqaljawi
Twitter.com/shiddiqaljawi

More Related Content

Similar to Dalil Wajibnya Khilafah Bag. 3.pptx

Ramadhan dan Persatuan Umat - KH.M.Shiddiq Al Jawi
Ramadhan dan Persatuan Umat - KH.M.Shiddiq Al JawiRamadhan dan Persatuan Umat - KH.M.Shiddiq Al Jawi
Ramadhan dan Persatuan Umat - KH.M.Shiddiq Al JawiRidwan Kurniawan
 
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakatPelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakatArifah Fajrina
 
Keutamaan punya penghasilan.pptx
Keutamaan punya penghasilan.pptxKeutamaan punya penghasilan.pptx
Keutamaan punya penghasilan.pptxDeput Putri
 
manasik haji ziarah tingkat kua indramayu.pptx
manasik haji ziarah tingkat kua indramayu.pptxmanasik haji ziarah tingkat kua indramayu.pptx
manasik haji ziarah tingkat kua indramayu.pptxWahyudinST
 
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1muslimdocuments
 
Agama Islam Tata Cara Shalat Jenazah XI IIS A
Agama Islam Tata Cara Shalat Jenazah XI IIS AAgama Islam Tata Cara Shalat Jenazah XI IIS A
Agama Islam Tata Cara Shalat Jenazah XI IIS Airensals
 
bahan tugas Kelompok 11 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 11 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 11 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 11 ushul fiqh ekonomi islamTri Agustuti
 
Ilmu hadis untuk pemula
Ilmu hadis untuk pemulaIlmu hadis untuk pemula
Ilmu hadis untuk pemulaHelmon Chan
 
PEMIMPIN DIKTATOR (al-Mulk al-Jabriy): Ciri-Cirinya Dan Bagaimana Menyikapiny...
PEMIMPIN DIKTATOR (al-Mulk al-Jabriy): Ciri-Cirinya Dan Bagaimana Menyikapiny...PEMIMPIN DIKTATOR (al-Mulk al-Jabriy): Ciri-Cirinya Dan Bagaimana Menyikapiny...
PEMIMPIN DIKTATOR (al-Mulk al-Jabriy): Ciri-Cirinya Dan Bagaimana Menyikapiny...Anas Wibowo
 
Risalah aswaja
Risalah aswajaRisalah aswaja
Risalah aswajaMas Mito
 
Kitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah WaljamaahKitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah WaljamaahRoni Setyawan
 
"Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th...
"Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th..."Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th...
"Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th...Kaminorsabir Kamin
 
Bayan Konsultan Syariah
Bayan Konsultan SyariahBayan Konsultan Syariah
Bayan Konsultan SyariahLAZNas Chevron
 
Kajian Sanad Hadits tentang Peduli pada Urusan Umat Islam.pdf
Kajian Sanad Hadits tentang Peduli pada Urusan Umat Islam.pdfKajian Sanad Hadits tentang Peduli pada Urusan Umat Islam.pdf
Kajian Sanad Hadits tentang Peduli pada Urusan Umat Islam.pdfBarokahTujuh
 
Keutamaan sholat dalam Islam.pptx
Keutamaan sholat dalam Islam.pptxKeutamaan sholat dalam Islam.pptx
Keutamaan sholat dalam Islam.pptxrahman abdika
 
05 Menggugurkan Dosa Kifayah.pdf
05 Menggugurkan Dosa Kifayah.pdf05 Menggugurkan Dosa Kifayah.pdf
05 Menggugurkan Dosa Kifayah.pdfDjula1
 
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manAnta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manEdi Awaludin
 
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganya
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganyaAl ilmu - keutangan , Adab Dan laranganya
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganyaArdian DP
 
Inti Ajaran Islam
Inti Ajaran IslamInti Ajaran Islam
Inti Ajaran Islaminfomiftah
 

Similar to Dalil Wajibnya Khilafah Bag. 3.pptx (20)

Ramadhan dan Persatuan Umat - KH.M.Shiddiq Al Jawi
Ramadhan dan Persatuan Umat - KH.M.Shiddiq Al JawiRamadhan dan Persatuan Umat - KH.M.Shiddiq Al Jawi
Ramadhan dan Persatuan Umat - KH.M.Shiddiq Al Jawi
 
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakatPelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat
 
Keutamaan punya penghasilan.pptx
Keutamaan punya penghasilan.pptxKeutamaan punya penghasilan.pptx
Keutamaan punya penghasilan.pptx
 
manasik haji ziarah tingkat kua indramayu.pptx
manasik haji ziarah tingkat kua indramayu.pptxmanasik haji ziarah tingkat kua indramayu.pptx
manasik haji ziarah tingkat kua indramayu.pptx
 
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1
 
Agama Islam Tata Cara Shalat Jenazah XI IIS A
Agama Islam Tata Cara Shalat Jenazah XI IIS AAgama Islam Tata Cara Shalat Jenazah XI IIS A
Agama Islam Tata Cara Shalat Jenazah XI IIS A
 
bahan tugas Kelompok 11 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 11 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 11 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 11 ushul fiqh ekonomi islam
 
Ilmu hadis untuk pemula
Ilmu hadis untuk pemulaIlmu hadis untuk pemula
Ilmu hadis untuk pemula
 
PEMIMPIN DIKTATOR (al-Mulk al-Jabriy): Ciri-Cirinya Dan Bagaimana Menyikapiny...
PEMIMPIN DIKTATOR (al-Mulk al-Jabriy): Ciri-Cirinya Dan Bagaimana Menyikapiny...PEMIMPIN DIKTATOR (al-Mulk al-Jabriy): Ciri-Cirinya Dan Bagaimana Menyikapiny...
PEMIMPIN DIKTATOR (al-Mulk al-Jabriy): Ciri-Cirinya Dan Bagaimana Menyikapiny...
 
Risalah aswaja
Risalah aswajaRisalah aswaja
Risalah aswaja
 
Kitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah WaljamaahKitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
Kitab Risalah Ahlusunnah Waljamaah
 
"Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th...
"Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th..."Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th...
"Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th...
 
Bayan Konsultan Syariah
Bayan Konsultan SyariahBayan Konsultan Syariah
Bayan Konsultan Syariah
 
Kajian Sanad Hadits tentang Peduli pada Urusan Umat Islam.pdf
Kajian Sanad Hadits tentang Peduli pada Urusan Umat Islam.pdfKajian Sanad Hadits tentang Peduli pada Urusan Umat Islam.pdf
Kajian Sanad Hadits tentang Peduli pada Urusan Umat Islam.pdf
 
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAHSHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
SHOLAWAT DAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
 
Keutamaan sholat dalam Islam.pptx
Keutamaan sholat dalam Islam.pptxKeutamaan sholat dalam Islam.pptx
Keutamaan sholat dalam Islam.pptx
 
05 Menggugurkan Dosa Kifayah.pdf
05 Menggugurkan Dosa Kifayah.pdf05 Menggugurkan Dosa Kifayah.pdf
05 Menggugurkan Dosa Kifayah.pdf
 
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manAnta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
 
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganya
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganyaAl ilmu - keutangan , Adab Dan laranganya
Al ilmu - keutangan , Adab Dan laranganya
 
Inti Ajaran Islam
Inti Ajaran IslamInti Ajaran Islam
Inti Ajaran Islam
 

Recently uploaded

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 

Dalil Wajibnya Khilafah Bag. 3.pptx

  • 1. DALIL – DALIL MENGENAI: WAJIBNYA KHILAFAH (Bagian 3) KH. MUH. SHIDDIQ AL-JAWI, S.Si, M.SI (Founder Institut Mu’amalah Indonesia)
  • 2. Pokok Bahasan DALIL – DALIL AS-SUNNAH WAJIBNYA KHILAFAH 1) HR. Muslim No. 1852 Tentang Baiat 2) HR. Abu Dawud No. 2708 Tentang Amir Safar 3) HR. Ahmad No. 6647 Tentang Amir Safar 4) HR Thabrani no. 7502 tentang Terurainya Simpul-Simpul Islam 5) HR Ash-habus Sunan Tentang Kewajiban Meneladani Khulafaur Rasyidin 6) Sunnah fi’liyah (hadis berupa perbuatan / tindakan Nabi SAW) dalam urusan pemerintahan.
  • 3. DALIL – DALIL AS-SUNNAH WAJIBNYA KHILAFAH
  • 4. HR. Muslim No. 1852 Tentang Baiat ‫ي‬ ‫النب‬ ‫عن‬ ‫عنهما‬ ‫هللا‬ ‫ي‬ ‫رض‬‫عمر‬ ‫بن‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫عن‬ ‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ : ‫ي‬ ‫ف‬ ‫وليس‬ ‫مات‬ ‫من‬ ‫جاهلية‬ ‫ميتة‬ ‫مات‬ ‫بيعة‬ ‫عنقه‬ Dari Abdullah bin Umar RA dari Nabi SAW,”Barangsiapa yang mati sedangkan di lehernya tidak terdapat baiat (kepada seorang Khalifah/Imam) maka matinya adalah mati jahiliyyah.” (HR Muslim, no. 1851).
  • 5. HR. Muslim No. 1852 Tentang Baiat ‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬ : ‫ي‬ ‫ف‬ ‫وليس‬ ‫يموت‬ ‫من‬ ‫وصف‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫الرسول‬ ‫أن‬ ‫جاهلية‬ ‫ميتة‬ ‫مات‬ ‫بأنه‬ ‫بيعة‬ ‫عنقه‬ . ‫إال‬ ‫تكون‬ ‫ال‬ ‫والبيعة‬ ‫غي‬ ‫ليس‬ ‫للخليفة‬ ‫تكن‬ ‫لم‬ ‫إذا‬ ‫ألنه‬ ‫الخليفة‬ ‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫الداللة‬ ‫واضح‬ ‫هذا‬ ‫جاهلية‬ ‫ميتة‬ ‫مات‬ ‫لخليفة‬ ‫بيعة‬ ‫مسلم‬ ‫كل‬‫عنق‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫الخليفة‬ ‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ً ‫دليال‬ ‫الحديث‬ ‫كان‬‫ولهذا‬ ( ‫ص‬ ‫والجماعة‬ ‫السنة‬ ‫أهل‬ ‫عند‬ ‫العظىم‬ ‫اإلمامة‬ ، ‫ي‬ ‫الدميج‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ 50 ‫الدين‬ ‫ي‬ ‫تق‬، ‫ج‬ ‫اإلسالمية‬ ‫الشخصية‬ ، ‫ي‬ ‫النبهان‬ 2 ‫ص‬ 14 )
  • 6. HR. Muslim No. 1852 Tentang Baiat Wajhul Istidlal (cara memahami dalil) dari hadis ini sbb: Sesungguhnya Rasulullah SAW telah mensifati orang yang mati sedang di lehernya tidak ada baiat, sebagai mati jahiliyah. Padahal baiat itu tidak ada kecuali bagi khalifah (Imam). Ini adalah dalil yang jelas untuk wajibnya mengangkat seorang khalifah, sebab jika baiat ini tidak ada pada leher setiap muslim, maka dia akan mati secara mati mati jahiliah. Maka hadis ini adalah dalil untuk wajibnya mengangkat seorang khalifah. (Abdullah Ad Dumaiji, Al Imamah Al ‘Uzhma ‘Inda Ahlis Sunnah wal Jamaah, h. 47; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, Juz II, hlm. 14).
  • 7. HR. Muslim No. 1852 Tentang Baiat Analisis Wajhul Istidlal :  Cara memahami hadis ini, sehingga menghasilkan hukum wajibnya mengangkat khalifah, menggunakan ilmu ushul fiqih khususnya mengenai makna celaan (dzamm) terhadap perbuatan yang ditinggalkan (tidak dilakukan).  Dalam ilmu ushul fiqh, jika terdapat celaan keras (dzamm syadiid) untuk perbuatan yang tidak dilakukan, berarti perbuatan itu hukumnya wajib.  Imam Taqiyuddin An Nabhani mengatakan : ‫كه‬ ‫تار‬ ‫عا‬ ‫ر‬ ‫ش‬ ‫يذم‬ ‫الذي‬‫هو‬ ‫والواحب‬ Wajib adalah suatu perbuatan yang dicela secara syara’ orang yang meninggalkan perbuatan itu. (Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah Juz III, hlm. 39).  Contohnya, ada celaan syara’ bahwa orang yang tidak sholat, akan masuk neraka Saqar. َ ‫ص‬ ُ‫م‬ ْ ‫ٱل‬ َ ‫ن‬ ‫ى‬ ‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬ َ ‫ل‬ ۟ ‫وا‬ ُ ‫ال‬ َ ‫ق‬ َ ‫ر‬ َ ‫ق‬ َ ‫س‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ك‬ َ ‫ل‬ َ ‫س‬ ‫ا‬ َ‫م‬ َ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ل‬
  • 8. HR. Muslim No. 1852 Tentang Baiat “Mereka bertanya kepada orang-orang kafir, “Apa yang menjerumuskan kalian ke dalam Neraka?” Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” (QS Al Muddatstsir : 42-43).  Adanya celaan syara’ ini, yaitu celaan yang keras (akan masuk neraka Saqar), menunjukkan bahwa perbuatan yang ditinggalkan (yaitu sholat), hukumnya wajib.  Demikian juga cara kita memahami hadis baiat di atas, bahwa terdapat celaan yang keras (mati jahiliyah), terhadap perbuatan yang tidak dilakukan, yaitu membaiat seorang Khalifah.  Maka, hadis ini menunjukkan bahwa perbuatan yang ditinggalkan itu (yaitu membaiat seorang khalifah), hukumnya wajib menurut syara’.
  • 9. HR ABU DAWUD NO. 2708 TENTANG AMIR SAFAR
  • 10. HR ABU DAWUD NO. 2708 TENTANG AMIR SAFAR ‫ع‬ ‫هللا‬ ‫ي‬ ‫رض‬ ِّ ‫ي‬ِ ‫ر‬ ْ ‫د‬ ُ ‫خ‬ ْ ‫ال‬ ٍ ‫يد‬ ‫ى‬ ‫ع‬ َ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ى‬ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫عن‬ ‫نه‬ : َ‫ول‬ ُ ‫س‬ َ ‫ر‬ َّ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ى‬ ‫ه‬ ‫اَّلل‬ ‫ه‬ ‫ل‬ َ ‫س‬ َ ‫و‬ ‫ى‬‫ه‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬ َ ‫ع‬ ُ ‫ه‬ ‫اَّلل‬ ‫ه‬ ‫ىل‬ َ ‫ص‬ َ ‫م‬ َ‫ال‬ َ ‫ق‬ : َ ‫ث‬ َ ‫َل‬ َ ‫ث‬ َ ‫ج‬َ ‫ر‬ َ ‫خ‬ ‫ا‬ َ ‫ذ‬‫ى‬‫إ‬ ‫ي‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ٌ ‫ة‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ه‬ َ ‫د‬ َ ‫ح‬ َ ‫أ‬ ‫وا‬ ُ ‫ر‬ ِّ‫م‬ َ ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ْ ‫ل‬ َ ‫ف‬ ٍ ‫ر‬ َ ‫ف‬ َ ‫س‬ . ‫أ‬ ‫رواه‬ ‫داود‬ ‫بو‬ ( 2708 ) Dari Abu Said Al Khudri RA, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda,”Jika keluar tiga orang dalam sebuah perjalanan, maka hendaklah mereka mengangkat amir (pemimpin) salah satu dari mereka.” (HR Abu Dawud, no. 2708).
  • 11. HR ABU DAWUD NO. 2708 TENTANG AMIR SAFAR ‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬ : ‫هللا‬ ‫رحمه‬ ‫تيمية‬ ‫ابن‬ ‫اإلسالم‬ ‫شيخ‬ ‫قال‬ : ‫أوجب‬ ‫قد‬ ‫كان‬‫فإذا‬ ، ‫أحدهم‬ ‫ي‬ ‫يول‬ ‫أن‬ ، ‫االجتماعات‬‫وأقرص‬ ‫الجماعات‬ ِّ‫أقل‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ذلك‬ ‫من‬ ‫ر‬ ‫أكي‬ ‫هو‬ ‫فيما‬ ‫ذلك‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫ا‬ ً ‫تشبيه‬ ‫هذا‬ ‫كان‬ ‫ص‬ ‫تيمية‬ ‫ابن‬ ‫اإلسالم‬ ‫لشيخ‬ ‫الحسبة‬ 11 Wajhul istidlal dari hadis ini : Imam Ibnu Taimiyyah berkata,”Jika syara’ telah mewajibkan pada jamaah yang paling sedikit dan interaksi yang paling minimal, agar mengangkat seorang pemimpin yang mengurus mereka, maka ini adalah perumpamaan untuk wajibnya mengangkat pemimpin pada jamaah yang lebih besar dari tiga orang.” (Ibnu Taimiyyah, Al Hisbah, hlm. 11).
  • 12. HR ABU DAWUD NO. 2708 TENTANG AMIR SAFAR Analisis Wajhul Istidlal :  Cara memahami hadis ini, sebagaimana pemahaman Imam Ibnu Taimiyyah di atas, disebut mengambil makna secara mafhum muwafaqah.  Mafhum muwafaqah, adalah mengambil makna implisit (tidak terucap) dari suatu teks yang sejalan dengan makna ekspisit (terucap) dengan cakupan atau jangkauan yang lebih besar (luas) daripada makna eksplisitnya.  Sebagai contoh, firman Allah SWT : ‫ف‬ ُ ‫أ‬ ٓ ‫ا‬ َ‫م‬ ُ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ُ ‫ق‬ َ ‫ت‬ َ ‫َل‬ َ ‫ف‬ “Maka janganlah kamu mengucapkan,’Ah’ kepada ibu bapamu.” (QS Al Isra` : 23).
  • 13. HR ABU DAWUD NO. 2708 TENTANG AMIR SAFAR  Secara eksplisit (manthuq), yaitu yang terucap, haram hukumnya mengucapkan “ah” kepada kedua orang tua (ibu bapa).  Makna secara mafhum (implisit / tak terucap), dengan mafhum muwafaqah, yaitu makna yang sejalan dengan manthuq yang cakupannya lebih besar, hukumnya juga haram memukul kedua orang tua.  Demikian juga cara memahami hadis Nabi SAW di atas.  Jika untuk tiga orang dalam perjalanan saja wajib ada pemimpinnya, maka tentu lebih wajib lagi jika ada sejumlah orang yang lebih dari tiga orang.  Inilah salah satu dalil hadis yang menjadi dalil wajibnya Khilafah, yaitu nashbul khalifah (mengangkat seorang khalifah), bagi kaum muslimin.
  • 14. HR AHMAD NO. 6647 TENTANG AMIR SAFAR
  • 15. HR AHMAD NO. 6647 TENTANG AMIR SAFAR َ ‫ي‬ ‫ى‬ ‫ض‬ َ ‫ر‬‫و‬ٍ ‫ر‬ ْ‫م‬ َ ‫ع‬ ِ ‫ن‬ْ‫ب‬ ‫ى‬ ‫ه‬ ‫اَّلل‬ ‫ى‬ ‫د‬ْ‫ب‬ َ ‫ع‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ع‬ َّ ‫ي‬ ‫ى‬ ‫ب‬ َّ ‫الن‬ َّ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ُ ‫ه‬ ْ ‫ن‬ َ ‫ع‬ ُ ‫ه‬ ‫اَّلل‬ ‫ه‬ ‫ىل‬ َ ‫ص‬ َ‫ال‬ َ ‫ق‬ َ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ل‬ َ ‫س‬ َ ‫و‬ ‫ى‬‫ه‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬ َ ‫ع‬ ُ ‫ه‬ ‫اَّلل‬ : َ‫ي‬ َ ‫َل‬ ُ ‫ن‬ ْ ‫و‬ ُ ‫ك‬َ‫ي‬ ٍ‫ة‬ َ ‫ث‬ َ ‫َل‬ َ ‫ث‬‫ى‬‫ل‬ ُّ‫ل‬ ‫ى‬ ‫ح‬ ٍ‫ة‬ َ ‫َل‬ َ ‫ف‬‫ى‬‫ب‬ َ ‫ن‬ ْ ‫و‬ ْ ‫م‬ ‫ى‬‫ه‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬ َ ‫ع‬ ‫ا‬ ْ ‫و‬ ُ ‫ر‬ َّ‫م‬ َ ‫أ‬ َّ ‫َل‬‫ى‬‫إ‬ ِ ‫ض‬ ْ ‫ر‬ َ ْ ‫األ‬ َ ‫ن‬ ‫ى‬ ‫م‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ه‬ َ ‫د‬ َ ‫ح‬ َ ‫أ‬ ‫أحمد‬ ‫رواه‬ Dari Abdullah bin ‘Amar RA, bahwa Nabi SAW telah bersabda,”Tidak halal bagi tiga orang yang berada di suatu tempat (wilayah) di muka bumi, kecuali mereka mengangkat seorang amir (pemimpin) untuk mereka dari salah satu dari mereka.” (HR Ahmad, no. 2708).
  • 16. HR AHMAD NO. 6647 TENTANG AMIR SAFAR ‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬ : ‫ي‬ ‫الشوكان‬ ‫اإلمام‬ ‫قال‬ : … ‫المسلمن‬ ‫عىل‬ ‫يجب‬ ‫قال‬ ‫من‬ ‫لقول‬ ‫دليل‬ ‫ذلك‬ ‫ي‬ ‫وف‬ ‫المسلمن‬ ‫من‬ ‫ثالثة‬ ‫عىل‬ ‫ع‬ ‫ر‬ ‫الش‬ ‫حرم‬ ‫إذا‬ ‫ألنه‬ ،‫والحكام‬ ‫والوالة‬ ‫األئمة‬ ‫نصب‬ ‫أمي‬ ‫بدون‬ ‫كلها‬‫اإلسالمية‬ ‫األمة‬ ‫ببقاء‬ ‫فكيف‬ ،‫أمي‬ ‫بال‬ ‫يظلوا‬ ‫أن‬ . ( ‫ج‬ ‫ي‬ ‫للشوكان‬ ‫األوطار‬ ‫نيل‬ 9 ‫ص‬ 157 ) Wajhul istidlal dari hadis ini : Imam Syaukani berkata,”…dalam hadis tersebut terdapat dalil bagi orang yang mengatakan wajib hukumnya mengangkat pemimpin pada jamaah yang lebih besar dari tiga orang, karena jika syara’ mengharamkan atas tiga orang dari kaum muslimin tanpa seorang pemimpin, maka bagaimana dengan umat Islam seluruhnya tanpa seorang pemimpin?” (Imam Syaukani, Nailul Authar, 9/157).
  • 17. HR AHMAD NO. 6647 TENTANG AMIR SAFAR Analisis Wajhul Istidlal :  Cara memahami hadis ini, sebagaimana pemahaman Imam Syaukani di atas, sama dengan cara memahami hadis sebelumnya, yaitu mengambil makna secara mafhum muwafaqah.  Berdasarkan mafhum muwafaqah, maka wajib juga hukumnya mengangkat pemimpin pada jamaah yang lebih besar dari tiga orang, yaitu umat Islam yang ada saat sekarang.  Hanya saja, pada hadis HR Ahmad ini, ada sedikit tambahan yang berbeda dengan HR Abu Dawud sebelumnya.
  • 18. HR AHMAD NO. 6647 TENTANG AMIR SAFAR  Dalam HR Ahmad ini, ada qarinah (petunjuk) yang tegas, bahwa mengangkat pemimpin bagi tiga orang itu hukumnya wajib, bukan sunnah.  Sebab jika tidak mengangkat pemimpin, berarti tiga orang itu telah melakukan “yang tidak halal” (yaklni melakukan yang haram): َ ‫َل‬ َ ‫ف‬‫ى‬‫ب‬ َ ‫ن‬ ْ ‫و‬ ُ ‫ن‬ ْ ‫و‬ ُ ‫ك‬َ‫ي‬ ٍ‫ة‬ َ ‫ث‬ َ ‫َل‬ َ ‫ث‬‫ى‬‫ل‬ ُّ‫ل‬ ‫ى‬ ‫ح‬َ‫ي‬ َ ‫َل‬ ‫ض‬ ْ ‫ر‬ َ ْ ‫األ‬ َ ‫ن‬ ‫ى‬ ‫م‬ ٍ‫ة‬ “Tidak halal bagi tiga orang yang berada di suatu tempat (wilayah) di muka bumi…”
  • 19. HR THABRANI NO. 7502 TENTANG TERURAINYA SIMPUL-SIMPUL ISLAM
  • 20. HR THABRANI NO. 7502 TENTANG TERURAINYA SIMPUL-SIMPUL ISLAM ‫قال‬ ‫أنه‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫ي‬ ‫النب‬ ‫عن‬ ‫ي‬ ‫الباهىل‬ ‫أمامة‬ ‫ي‬ ‫أن‬ ‫عن‬ : ‫ان‬ ‫فكلما‬ ، ً ‫روة‬ ُ ‫ع‬ ً ‫روة‬ ُ ‫ع‬ ‫ى‬ ‫اإلسالم‬ ‫رى‬ ُ ‫ع‬ َّ ‫ن‬ َ ‫ض‬ َ ‫نق‬ ُ ‫ت‬ َ ‫ل‬ ٌ ‫روة‬ ُ ‫ع‬ ‫ت‬ َ ‫تقض‬ ً ‫نقض‬ َّ ‫هن‬ ُ ‫ل‬ َّ ‫و‬ َ ‫فأ‬ ، ‫تليها‬ ‫ي‬ ‫بالب‬ ُ ‫الناس‬ ُ ‫ث‬َّ‫تشب‬ َّ ‫وآخرهن‬ ، ُ ‫الحكم‬ ‫ا‬ ُ ‫الصالة‬ Dari Abu Umamah al Bahili RA, bahwa Nabi SAW telah bersabda : “Sungguh akan terurai simpul-simpul [ajaran] Islam, satu simpul demi satu simpul. Maka tiap kali satu simpul terurai, manusia akan berpegangan dengan simpul selanjutnya. Yang pertama kali terurai adalah pemerintahan, sedang yang paling terakhir adalah sholat.” (HR Thabrani, no. 7502; Ibnu Hibban, no. 6715; Al Hakim 4/104. Kata Al Albani ini hadis sahih. Lihat Shahih Al Jami’, no. 1575).
  • 21. HR THABRANI NO. 7502 TENTANG TERURAINYA SIMPUL-SIMPUL ISLAM ‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬ : ‫زيدان‬ ‫الكريم‬ ‫عبد‬ ‫األستاذ‬ ‫قال‬ : ‫والمقصود‬ ‫بالحكم‬ : ‫ويدخل‬ ، ‫ي‬ ‫اإلسالم‬ ‫النهج‬ ‫عىل‬ ‫الحكم‬ ‫به‬ ‫يقوم‬ ‫الذي‬ ‫الخليفة‬ ‫وجود‬ ‫ورة‬‫بالرص‬ ‫فيه‬ ‫ذا‬ ‫االلي‬ ‫وعدم‬ ‫عنه‬ ‫ي‬ ‫التخىل‬ ‫ي‬ ‫يعب‬ ‫ونقضه‬ ،‫الحكم‬ ‫ام‬ ‫فدل‬ ،‫واجبة‬ ‫ي‬ ‫وه‬ ‫الصالة‬ ‫بنقض‬ ‫قرن‬ ‫وقد‬ ،‫به‬ ‫وجوبه‬ ‫عىل‬ ‫زيدان‬ ‫الكريم‬ ‫لعبد‬ ‫الدعوة‬ ‫أصول‬ ( ‫ص‬ : 195 .)
  • 22. HR THABRANI NO. 7502 TENTANG TERURAINYA SIMPUL-SIMPUL ISLAM Wajhul istidlal dari hadis ini : Telah berkata Ustadz Abdul Karim Zaidan : “Yang dimaksud dengan pemerintahan dalam hadis tersebut (al hukm), adalah pemerintahan yang sesuai dengan ajaran Islam, dan tentu termasuk di dalamnya adalah khalifah yang melaksanakan pemerintahan ini. Yang dimaksud ajaran ini akan terurai, adalah akan terlepas dan tidak dipegang lagi. Ajaran pemerintahan ini telah disebut bersamaan dengan sholat, padahal sholat itu wajib, maka ini menunjukkan wajibnya pemerintahan Islam.” Abdul Karim Zaidan, Ushûl Ad Da’wah, hlm. 195
  • 23. HR THABRANI NO. 7502 TENTANG TERURAINYA SIMPUL-SIMPUL ISLAM Analisi Wajhul istidlal dari hadis ini :  Cara penyimpulan hukum syara’ yang digunakan oleh Syekh Abdul Karim Zaidan ini, disebut dengan dalâlah iqtirân, yaitu : ‫ان‬‫االقي‬ ‫داللة‬ : ‫ال‬‫أو‬ ِ ‫األمر‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ٍ‫أشياء‬‫أو‬ ‫شيئن‬ ‫بن‬ ‫ع‬ َ‫م‬ ْ ‫ج‬ُ‫ي‬ ‫أن‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ، ِ‫ي‬ ‫نه‬ ‫ثم‬ ،‫هما‬ ‫ى‬ ‫أحد‬ ُ ‫حكم‬ ُ َّ ‫ن‬َ‫ب‬ُ‫ي‬ ‫ذلك‬ ‫ى‬ ‫ثبوت‬ ‫عىل‬ ‫ى‬ ‫ان‬َ ‫ر‬ ‫ى‬ ‫بالق‬ ‫فيستدل‬ ‫لآلخر‬ ‫ى‬ ‫م‬ ْ ‫ك‬ ُ ‫الح‬ Dalâlah iqtirân adalah menggabungkan dua atau beberapa fakta ke dalam satu perintah atau satu larangan, kemudian memberi hukum pada salah satunya, maka dengan penyebutan secara bersama, hukum untuk fakta yang satu diterapkan untuk fakta yang lain.” https://www.alukah.net/sharia/0/39605/
  • 24. HR THABRANI NO. 7502 TENTANG TERURAINYA SIMPUL-SIMPUL ISLAM  Contoh pengamalan dalâlah iqtirân, sabda Rasulullah SAW : ٍ ‫م‬‫ى‬‫ل‬ ْ ‫س‬ ُ‫م‬ ِّ‫ل‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ىل‬ َ ‫ع‬ ٌّ ‫ق‬ َ ‫ح‬ ٌ ‫ث‬ َ ‫ال‬ َ ‫ث‬ : ُ‫ل‬ ْ ‫س‬ ُ ‫الغ‬ ، ُ ‫اك‬ َ ‫و‬ ِّ ‫الس‬ َ ‫و‬ ، ‫ى‬ ‫ة‬ َ‫ع‬ ُ‫م‬ ُ ‫الج‬ َ ‫م‬ ْ ‫و‬َ‫ي‬ َ ‫د‬ ‫ى‬ ‫ج‬ ُ ‫و‬ ْ ‫ن‬‫ى‬‫إ‬ ٍ ‫يب‬ ‫ى‬ ‫ط‬ ْ ‫ن‬ ‫ى‬ ‫م‬ ُّ ‫س‬ َ‫م‬َ‫ي‬ َ ‫و‬ “Ada tiga hal yang merupakan hak atas setiap muslim; mandi pada hari Jumat, bersiwak, dan memakai minyak wangi jika ada.” (HR Ahmad).  Hukum bersiwak dan memakai minyak wangi adalah sunnah (tidak wajib), maka demikian pula, mandi hari Jumat, hukumnya juga sunnah (tidak wajib).  Demikian juga cara memahami hadis Nabi SAW dari HR Thabrani di atas.
  • 25. HR THABRANI NO. 7502 TENTANG TERURAINYA SIMPUL-SIMPUL ISLAM  Ketika disebutkan bahwa ajaran Islam yang terurai pertama kali adalah pemerintahan Islam (al hukm), dan ajaran yang terakhir terurai adalah sholat,  Maka hadis ini menunjukkan wajibnya pemerintahan Islam (Khilafah),  Karena secara bersama ajaran “pemerintahan” disebut bersama dengan ajaran “sholat”.  Maka jika “sholat” wajib hukumnya, berarti “pemerintahan” juga wajib hukumnya.
  • 26. HR ASH-HABUS SUNAN TENTANG KEWAJIBAN MENELADANI KHULAFAUR RASYIDIN
  • 27. HR ASH-HABUS SUNAN TENTANG KEWAJIBAN MENELADANI KHULAFAUR RASYIDIN ‫ي‬ ‫النب‬ ‫عن‬ ‫سارية‬ ‫بن‬ ‫العرباض‬ ْ ‫عن‬ - ‫عل‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫يه‬ ‫وسلم‬ - ُ ‫ك‬ ْ ‫ن‬ ‫ى‬ ‫م‬ ْ ‫ش‬ ‫ى‬ ‫ع‬َ‫ي‬ ْ ‫ن‬ َ‫م‬ ُ ‫ه‬ َّ ‫ن‬ َ ‫أ‬ َ ‫و‬ ‫قال‬ ‫أنه‬ ً ‫الفا‬‫ى‬‫ت‬ ْ ‫اخ‬ ‫ى‬‫ي‬ َ ‫س‬ َ ‫ف‬ ْ ‫م‬ ‫ا‬‫ي‬‫ى‬‫كث‬ . َّ ‫ن‬ ُ ‫س‬ َ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ب‬ َّ ‫ن‬ ُ ‫بس‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬ َ‫ع‬ َ ‫ف‬ َ ‫ين‬ ‫ى‬ ‫د‬ ‫ى‬ ‫اش‬َّ ‫الر‬ ‫ى‬‫اء‬ َ ‫ف‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫خ‬ ْ ‫ال‬ ‫ى‬‫ة‬ َ ‫ن‬ِّ‫ي‬ ‫ى‬ ‫د‬ ْ ‫ه‬ َ‫م‬ ْ ‫ال‬ َّ ‫بالن‬ ‫ا‬ َ ‫ه‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬ َ ‫ع‬ ‫وا‬ ُّ ‫عض‬ ، ، ‫ى‬ ‫ذ‬ ‫ى‬ ‫واج‬ Dari ‘Irbadh bin Sariyah, Nabi SAW bersabda: ”…sesungguhnya barangsiapa yang hidup di antara kamu dia akan melihat perselisihan yang banyak, maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku, dan juga sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi gerahammu…” (HR Abu Dawud no. 4607; Tirmidzi no. 2676; Ibnu Majah no. 42; Ahmad no. 17184; Al Hakim 1/176, hadis sahih)
  • 28. HR ASH-HABUS SUNAN TENTANG KEWAJIBAN MENELADANI KHULAFAUR RASYIDIN ‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫من‬ ‫االستدالل‬ ‫ووجه‬ : ‫بسنة‬ ‫االقتداء‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫يدل‬ ‫الحديث‬ ‫وهذا‬ ‫نصب‬ ‫سنتهم‬ ‫ومن‬ ، َ ‫ين‬ ‫ى‬ ‫د‬ ‫ى‬ ‫اش‬َّ ‫الر‬ ‫ى‬‫اء‬ َ ‫ف‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫خ‬ ْ ‫ال‬ ‫كما‬‫الخليفة‬ ‫أ‬ ‫بايعوا‬ ‫أنهم‬ ‫عليهم‬ ‫هللا‬ ‫رضوان‬ ‫الصحابة‬ ‫عن‬ ‫تواتر‬ ‫با‬ ‫ي‬ ‫النب‬ ‫وفاة‬ ‫بعد‬ ‫بالخالفة‬ ‫عنه‬ ‫هللا‬ ‫ي‬ ‫رض‬‫بكر‬ - ‫ص‬ ‫هللا‬ ‫ىل‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫الخليفة‬ ‫نصب‬ ‫وجوب‬ ‫عىل‬ ‫يدل‬ ‫الحديث‬ ‫فهذا‬ . ‫والجماعة‬ ‫السنة‬ ‫أهل‬ ‫عند‬ ‫العظىم‬ ‫اإلمامة‬ ، ‫ي‬ ‫الدميج‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫ص‬ 51 - 52
  • 29. HR ASH-HABUS SUNAN TENTANG KEWAJIBAN MENELADANI KHULAFAUR RASYIDIN Wajhul istidlal dari hadis ini : Hadis ini menunjukkan wajibnya meneladani sunnah (thariqah/jalan) Khulafaur Rasyidin Di antara sunnah mereka, adalah mengangkat seorang khalifah, sebagaimana diriwayatkan secara mutawatir bahwa para shahabat telah membaiat Abu Bakar sebagai khalifah setelah wafatnya Rasulullah SAW. Maka, hadis ini menunjukkan wajibnya mengangkat seorang khalifah bagi kaum muslimin. (Abdullah Ad Dumaiji, Al Imâmah Al ‘Uzhmâ, hlm. 51- 52).
  • 30. HR ASH-HABUS SUNAN TENTANG KEWAJIBAN MENELADANI KHULAFAUR RASYIDIN Analisis wajhul istidlal :  Cara pengambilan kesimpulan hukum dari hadis ini, disebut berhujjah dengan keumuman dalil, sesuai kaidah ushuliyah : ‫التخصيص‬ ‫دليل‬ ‫يرد‬ ‫لم‬ ‫ما‬ ‫عمومه‬ ‫عىل‬ ‫يبق‬ ‫العام‬ “Lafal umum tetap dalam keumumannya, selama tidak terdapat dalil yang mengkhususkan.”  Kata “sunnah al Khulafaur Rasyidin” dalam hadis di atas adalah kata yang bermakna umum, yang mencakup sunnah mereka yang berupa nashbul khalifah (mengangkat khalifah).
  • 31. HR ASH-HABUS SUNAN TENTANG KEWAJIBAN MENELADANI KHULAFAUR RASYIDIN  Namun demikian, sunnah Khulafaur Rasyidin ini bermakna umum, sehingga meliputi segala i’tiqad (keyakinan) atau amal (perbuatan) yang dilakukan oleh para Khulafaur Rasyidin, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali bin Abi Thalib.  Sunnah Khulafaur Rasyidin yang bermakna umum itu, misalnya pengamalan hukum jihad oleh mereka untuk futuhat, pengamalan hukum-hukum Baitul Mal, termasuk juga pengangkatan khalifah (nashbul khalifah).  Dalam ilmu ushul fiqih, salah bentuk kata umum, adalah isim mufrad yang di-idhofatkan (kata benda tunggal yang disandarkan kepada kata lain).
  • 32. HR ASH-HABUS SUNAN TENTANG KEWAJIBAN MENELADANI KHULAFAUR RASYIDIN  Syekh Muhammad Nashir As Sa’di dalam kitabnya Al Qawâ’id Al Hisân li Tafsîr Al Qur`ân, mengatakan : ‫الجمع‬ ‫كاسم‬‫العموم‬ ‫يفيد‬ ‫المضاف‬ ‫المفرد‬ “Isim mufrad yang di-idhofatkan [kepada kata yang lain] memberikan arti umum, sebagaimana isim jamak.” (Muhammad Nashir As Sa’di, Al Qawâ’id Al Hisân li Tafsîr Al Qur`ân, hlm. 18)  Contohnya : ‫ا‬ َّ‫م‬ َ ‫أ‬ َ ‫و‬ َ ‫ك‬ِّ‫ب‬ َ ‫ر‬ ‫ى‬‫ة‬ َ‫م‬ ْ‫ع‬‫ى‬‫ن‬‫ى‬‫ب‬ ْ ‫ث‬ ِّ ‫د‬ َ ‫ح‬ َ ‫ف‬ “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.” (QS Adh Dhuha : 11).  Kata “ni’matu” merupakan isim mufrad, yang di- idhofatkan kepada kata “rabbika”,
  • 33. HR ASH-HABUS SUNAN TENTANG KEWAJIBAN MENELADANI KHULAFAUR RASYIDIN  Maka kata “ni’mat” di situ memberikan arti umum, yaitu meliputi segala macam bentuk kenikmatan dari Allah, baik kenikmatan duniawiyah maupun kenikmatan diiniyyah. (Muhammad Nashir As Sa’di, Al Qawâ’id Al Hisân li Tafsîr Al Qur`ân, hlm. 18)  Demikian juga ketika kita memahami sabda Rasulullah SAW ‫ى‬ ‫اش‬َّ ‫الر‬ ‫ى‬‫اء‬ َ ‫ف‬ ُ ‫ل‬ ُ ‫خ‬ ْ ‫ال‬ ‫ى‬‫ة‬ َّ ‫ن‬ ُ ‫س‬ َ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ب‬ َّ ‫ن‬ ُ ‫بس‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ك‬ْ‫ي‬ َ ‫ل‬ َ‫ع‬ َ ‫ف‬ ‫ن‬ِّ‫ي‬ ‫ى‬ ‫د‬ ْ ‫ه‬ َ‫م‬ ْ ‫ال‬ َ ‫ين‬ ‫ى‬ ‫د‬ “maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku, dan juga sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petunjuk.”  Kata “sunnah” merupakan isim mufrad, yang di- idhofatkan kepada kata “al khulafaur rasyidin.”  Maka kata “sunnah” di sini mempunyai makna umum, yakni meliputi segala macam sunnah, yaitu jalan (thariqah) baik berupa I’tiqad (keyakinan) maupun ‘amal (perbuatan) yang dilakukan oleh al khulafaur rasyidin, termasuk mengangkat seorang khalifah.
  • 34. SUNNAH FI’LIYAH (HADIS BERUPA PERBUATAN / TINDAKAN NABI SAW) DALAM URUSAN PEMERINTAHAN
  • 35. SUNNAH FI’LIYAH (HADIS BERUPA PERBUATAN / TINDAKAN NABI SAW) DALAM URUSAN PEMERINTAHAN. ‫ي‬ ‫الدميج‬ ‫هللا‬ ‫عبد‬ ‫الشيخ‬ ‫قال‬ : ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫الرسول‬ ‫إن‬ ، ‫المدينة‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫إسالمية‬ ‫حكومة‬ ‫أول‬ ‫أقام‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫لت‬ ‫إمام‬ ‫أول‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صىل‬ ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫وصار‬ ‫لك‬ ‫الحكومة‬ .... Syekh Abdullah Dumaiji berkata, ”Sesungguhnya Rasulullah SAW telah mendirikan pemerintahan Islam yang pertama di Madinah, sehingga Rasulullah yang menjadi Imam pertama untuk pemerintahan Islam itu… Beliau melakukan berbagai tugas sebagai kepala pemerintahan, seperti mengadakan berbagai perjanjian, memimpin pasukan perang, mengirim duta dan utusan, dan sebagainya.” (Al Imâmah Al ‘Uzhmâ, hlm. 52).