SlideShare a Scribd company logo
PERTEMUAN 11
PEMOTIVASIAN
M o t i v a s i
A. KONSEP DASAR
Motivasi tidak dapat dibahas dengan cermat apabila masih
dipahami sebagai suatu kepribadian (personality) yang
dimiliki oleh sementara orang sajadimiliki oleh sementara orang saja
Berelson dan Steiner dalam Siswanto (2006:119)
mendefinisikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan dan
sikap mental manusia yang memberikan energi,
mendorong kegiatan, dan mengarahkan atau menyalurkan
perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi
kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
B. MOTIVASI DAN PERILAKU
Menurut Hersey dan Blanchard dalam Siswanto ( 2006:120)
bahwa perbedaan individu tidak hanya terletak pada
kemampuan saja, tetapi juga terletakpada kemauannya.
Sedangkan motif seringkali dirumuskan sebagai:
1. Kebutuhan (need)1. Kebutuhan (need)
2. Keinginan (want)
3. Dorongan (drive)
4. Bisikan hati (impluse)
Berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan menurut Hersey
dan Blanchard dalam Siswanto (2006:121) disebabkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Pemuasan kebutuhan (need satisfaction)
2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan (bloking need
satisfaction)
3. Ketegangan kognitif (cognitive dissonance)3. Ketegangan kognitif (cognitive dissonance)
4. Frustasi (frustration)
5. Rasionalisasi (rasionalization)
6. Regresi (regrision)
7. Fiksasi (fixation)
8. Resignasi (resignation)
9. Kekuatan motif yang meningkat (increasing motive
strength)
1. Pemuasan kebutuhan
Menurut Abraham Maslow, bila suatu kebutuhan sudah dipuaskan stimulus
perilaku akan menurun dan timbul kebutuhan lain yg lebih penting.
2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan.
Pemuasan kebutuhan yg telah diblokir terjadi pengurangan kekuatan
kebutuhan. Sbg gantinya, individu cenderung melakukan penurunan
perilaku dlm rangka mencapai pemecahan secara coba dan ralat (trial and
error).
3. Ketegangan kognitif (stres)3. Ketegangan kognitif (stres)
Ketegangan kognitif timbul bila dua buah persepsi yg relevan satu sama
lain berada dlm konflik.
4. Frustasi.
Suatu hambatan bagi pencapaian tujuan yg disebabkan oleh kondisi
individual.
5. Rasionalisasi.
Dapat diartikan sbg permintaan maaf (misalnya individu yg tdk mampu
menyelesaikan tugas yg diberikan mungkin akan berkata “keadaan itu
adalah kesalahan bos saya, akibatnya saya tdk naik pangkat)”.
6. Regresi
Tindakan seseorang yg tdk sesuai dengan usianya. Individu yg
mengalami frsutasi cenderung menyerah pd usaha pemecahan
permasalahan mereka yg konstruktif dan regresi adalah perilaku yg
lebih primitif dan kekanak-kanakan.
7. Fiksasi
Terjadi bila individu terus-menerus memperlihatkan pola perilaku yg
sama berulang-ulang meskipun pengalamannya telah
memperlihatkan bahwa hal itu tdk akan menghasilkan apa pun.memperlihatkan bahwa hal itu tdk akan menghasilkan apa pun.
8. Resignasi
Pengunduran diri / apatis terjadi setelah frustasi yg berkepanjangan.
Gejala tsb menunjukkan individu yg bosan.
9. Kekuatan motif yg meningkat.
Kekuatan motif akan meningkat bila individu terikat pd aktivitas yg
diarahkan pd tujuan. Selanjutnya bila aktivitas tujuan di mulai,
kekuatan motif tsb akan berkurang dan timbul motif lain yg merubah
perilaku. Kepuasan individu hanya satu jangka waktu saja.
C. ELEMEN DAN BENTUK MOTIVASI
C. ELEMEN PENGGERAK MOTIVASI
1. Kinerja (achievement).
Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai
suatu kebutuhan (needs) dapat mendorongnya
mencapai sasaran.
2. Penghargaan (recognition)
Penghargaan, pengakuan atas suatu kinerja yang telahPenghargaan, pengakuan atas suatu kinerja yang telah
dicapai oleh seseorang merupakan stimulus yang kuat.
3. Tantangan ( challenge )
Adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuat
bagi manusia untuk untuk mengatasinya.
4. Tanggung jawab (responsibility)
Adanya rasa ikut serta memiliki (sense of belonging) akan
menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung
jawab.
5.. Pengembangan ( development )
Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari
pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju,
dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untuk
bekerja lebih giat atau lebih bergairah.
6. Keterlibatan ( involvement )
Adanya rasa keterlibatan (involvement) bukan saja
merupakan rasa memiliki dan rasa turut
bertanggung jawab,tetapi juga menimbulkan rasabertanggung jawab,tetapi juga menimbulkan rasa
turut mawas diri untuk bekerja lebih baik dan
menghasilkan produk yang lebih bermutu.
7. Kesempatan ( opportunity )
Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karir
yang terbuka, dari tingkat bawah sampai tingkat
manajemen puncak merupakan stimulus yang cukup
kuat bagi karyawan.
D. TEORI-TEORI MOTIVASI
lanjutan
* Teori harapan
1. P = F ( M X A)
Ket : P = kinerja
F = fungsi
M = motivasi (kekuatan)
A = ability (kemampuan)
NB : kinerja adalah fungsi (F) perkalian antara motivasi (M) dan ability (A).
2. M = F (V1 X E)2. M = F (V1 X E)
Ket : V1 = valensi tingkat 1
E = expectancy (harapan)
NB = Motivas (M) adalah fungsi (F) perkalian valensi tk1 (V1) dan expectancy
(E). Perilaku tertentu akan diikuti oleh suatu hasil tingkat pertama. Bila
harapan tsb rendah maka motivasinya kecil.
Valensi = berhubungan dengan preferensi hasil sbgmn yg dilihat individu.
Suatu hasil memiliki valensi positif bila dipilih dan lebih disenangi, dan
memiliki valensi negatif bila tdk dipilih, serta memiliki valensi nol bila individu
acuh tak acuh memperolehnya.
3. V1 = F (V2 X I )
Ket : V2 = valensi tingkat 2
I = instrumentalitas
NB = Valensi yg berhubungan dengan berbagai macam hasil tk 1 merupakan
fungsi (F) perkalian antara jumlah valensi yg melihat pd semua hasil tk kedua
(V2) dan Instrumentalitas (I).
Hasil tk pertama yg timbul dari perilaku adalah hasil yg berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan (produktivitas, kemangkiran, kualitas atas
produktivitas.
Hasil tk kedua adalah ganjaran yg mungkin ditimbulkan oleh hasil tk pertama
(kenaikan gaji, promosi, penerimaan / penolakan oleh kelompok)
Instrumentalitas = pertautan antara pencapaian perolehan tk pertama
dengan pencapaian perolehan tk kedua.
* Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)
1. Faktor hygiene atau dissatisfier meruapakan faktor pencegah yang
esensial untuk mengurangi adanya ketidak puasan, artinya bahwa
tidak adanya faktor-faktor tersebut dalam organisasi cenderung
menyebabkan adanya ketidak puasan yang mendalam dan
keberadaannya menciptakan suatu keadaan ketidak puasan nol atau
bersikap netral. Faktor tersebut berkaitan dengan keadaan pekerjaan
yang meliputi gaji, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, kebijakan
perusahaan, kualitas supervisi, kualitas hubungan antar pribadi
dengan atasan, bawahan dan sesama serta adanya jaminan sosial.dengan atasan, bawahan dan sesama serta adanya jaminan sosial.
2. Faktor pemuas atau motivator merupakan kondisi kerja intrinsik yang
dapat memotivasi prestasi kerja seseorang. Menurut Herzberg faktor
tersebut seperti tantangan tugas, penghargaan atau hasil kerja yang
baik, peluang untuk menciptakan kemajuan, pertumbuhan pribadi dan
pengembangan dapat memotivasi perilaku.
Teori dua faktor memperidiksikan bahwa perbaikan dalam motivasi
hanya akan nampak jika tindakan manajer tidak hanya dipusatkan
pada kondisi ekstrinsik pekerjaan tetapi juga pada faktor kondisi
intrinsik pekerjaan itu sendiri.
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
A. KONSEP DASAR
Menurut Handoko (2003:272) bahwa komunikasi adalah
proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan
atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Konsep rantai pertukaran informasi mempunyai unsur-
unsur sebagai berikut:
1. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti
2. Suatu sarana pengaliran informasi
3. Suatu system bagi terjalinnya komunikasi di antara
individu-individu
B. PROSES KOMUNIKASI
Model komunikasi antar pribadi
Model ini menunjukkan tiga unsur esensi komunikasi. Bila
salah satu unsur hilang, maka komunikasi tidak dapat
berlangsung. Sebagai contoh, seseorang dapat
mengirimkan berita tetapi bila tidak ada yang menerima
atau mendengar maka komunikasi tidak akan terjadi.
Model komunikasi lebih terperinci
C. TIPE JARINGAN DAN SALURAN KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI
Menurut Handoko (2003:278) bahwa tipe jaringan
komunikasi berbentuk:
1. Lingkaran
2. Rantai
3. Huruf Y3. Huruf Y
4. Bintang
Sedangkan saluran komunikasi dalam organisasi terdiri
dari:
1. Komunikasi vertikal
2. Komunikasi lateral atau horizontal
3. Komunikasi Diagonal
* Jaringan komunikasi
1. Lingkaran
A
B E
NB : B hanya dpt berkomunikasi A dan C. Untuk berkomunikasi
dengan E, B harus melalui A atau C dan D
C D
2 . Rantai
C
B D
NB : menunjukkan dua bawahan (A dan E) yg melapor kpd atasan
mereka (B dan D), yg selanjutnya oleh B dan D dilaporkan ke C.
Jaringan “lingkaran” dan “rantai” adalah komunikasi yg di
desentralisasi.Hal ini lebih efektif untuk menyelesaikan masalah yg
kompleks, karena akan lebih cepat dan akurat penyelesaiannya.
Kepuasan anggota kelompok juga cenderung lebih tinggi.
A E
3. Bintang
C
B
D
A
E
NB : C dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D, E, walaupun
mereka tdk dpt berkomunikasi satu sama lain. Contoh : empat tenaga
penjual (A, B, D, E) melapor ke manajer cabang (C)
D E
3. Huruh Y
C
B
D
A
E
NB : Terdapat dlm bagian sekretariat dimana surat-surat diterima oleh
E, di sortir oleh D dan di distribusikan oleh C ke A dan B.
Jaringan “ bintang” dan “huruf Y” adalah komunikasi yg terpusat,
dengan C pd posisi pusat. Hal ini lebih efektif untuk menyelesaikan
masalah-masalah rutin dan tidak kompleks, karena lebih cepat dan
akurat.
E
* Saluran komunikasi dlm organisasi :
1. Komunikasi vertikal
Terdiri atas komunikasi ke bawah dan ke atas.
a. Komunikasi ke bawah (downward communication) = memberikan
pengarahan, instruksi, nasehat/saran, penilaian bawahan, dan
informasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.
b. Komunikasi ke atas (upward communication) berisi data / umpan
balik bagi manajemen = mensuplai informasi kpd tingkatan
manajemen atas tentang apa yg terjadi pd tingkat bawah (laporan
periodik, penjelasan, gagasan dan permintaan untuk diberikan
keputusan).
2. Komunikasi Lateral / horizontal (koordinatif)
a. Komunikasi di antara para anggota dlm kelompok kerja yg sama.
b. Komunikasi di antara departemen-departemen pd tingkatan
organisasi yg sama.
3. Komunikasi diagonal.
Komunikasi yg memotong secara menyilang rantai perintah organisasi
D. HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Hambatan – hambatan Organisasi
a. Tingkatan Hirarki
b. Wewenang Manajerial
c. Spesialisasi
2. Hambatan-hambatan Antar Pribadi, yang terdiri dari :
a. Persepsi Selektif
b. Status / Kedudukan Komunikator
c. Keadaan Membela Diri
d. Pendengaran Lemah
e. Ketidaktepatan Penggunaan Bahasa
E. PENINGKATAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
Cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh para manajer untuk dapat meningkatkan
efektivitas komunikasi antara lain:
1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif
2. Penggunaan umpan-balik
3. Menjadi komunikator yang lebih efektif
4. Pedoman komunikasi yang baik
* Pedoman komunikasi yg baik.
American Management Associations (AMA) telah menyusun sepuluh
pedoman komunikasi yg baik (The Ten Commandments of Good
Communication) :
1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum
dikomunikasikan.
2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3. Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja
komunikasi akan dilakukan.
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain.4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain.
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita
selama berkomunikasi.
6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yg
membantu atau umpan balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yg telah dilakukan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi.
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10. Jadilah pendengar yg baik, berkomunikasi tdk hanya untuk dimengerti
tetapi untuk mengerti.

More Related Content

Similar to Pertemuan 11

Komunikasi antarpersona dalam lingkungan bisnis
Komunikasi antarpersona dalam lingkungan bisnisKomunikasi antarpersona dalam lingkungan bisnis
Komunikasi antarpersona dalam lingkungan bisnis
Wahyu Seno
 
III.-PENGEMBANGAN-DIRI.ppt
III.-PENGEMBANGAN-DIRI.pptIII.-PENGEMBANGAN-DIRI.ppt
III.-PENGEMBANGAN-DIRI.ppt
kurniadishandy1
 
perilaku organisasi
perilaku organisasi perilaku organisasi
perilaku organisasi
Maria Khusuma
 
Modern teori motivasi
Modern teori motivasiModern teori motivasi
Modern teori motivasi
Sthefanie Parera
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
Haniatur Rohmah
 
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptPELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
TriEvelina1
 
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.docx
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.docxUAS HR_VIVI VANESA_44321120024.docx
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.docx
Vivivanesa1
 
Motivasi Kerja
Motivasi KerjaMotivasi Kerja
Motivasi Kerja
PT Lion Air
 
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.pdf
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.pdfUAS HR_VIVI VANESA_44321120024.pdf
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.pdf
Vivivanesa1
 
Actuating
ActuatingActuating
Actuating
Sri Sumarni
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
dewiantik
 
5. week 5 motifasi
5. week 5 motifasi5. week 5 motifasi
5. week 5 motifasi
Astadi Pangarso
 
Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi
Adi Setiabudi
 
Arti koordinasi, komunikasi, motivasi, sentralisasi
Arti koordinasi, komunikasi, motivasi, sentralisasiArti koordinasi, komunikasi, motivasi, sentralisasi
Arti koordinasi, komunikasi, motivasi, sentralisasi
Azlan Abdurrahman
 
Defenisi Komunikasi Umum.docx
Defenisi Komunikasi Umum.docxDefenisi Komunikasi Umum.docx
Defenisi Komunikasi Umum.docx
BenySitakar
 
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdffile_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
DianaLestari39
 
MOTIVASI from internet dr. H. Yasril Hasan. MQIH
MOTIVASI from internet dr. H. Yasril Hasan. MQIHMOTIVASI from internet dr. H. Yasril Hasan. MQIH
MOTIVASI from internet dr. H. Yasril Hasan. MQIH
MyanmarWisdom
 
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Ajeng Pipit
 
Pengembangan Kapasitas Pendampingan
Pengembangan Kapasitas PendampinganPengembangan Kapasitas Pendampingan
Pengembangan Kapasitas Pendampingan
Kacung Abdullah
 

Similar to Pertemuan 11 (20)

Komunikasi antarpersona dalam lingkungan bisnis
Komunikasi antarpersona dalam lingkungan bisnisKomunikasi antarpersona dalam lingkungan bisnis
Komunikasi antarpersona dalam lingkungan bisnis
 
III.-PENGEMBANGAN-DIRI.ppt
III.-PENGEMBANGAN-DIRI.pptIII.-PENGEMBANGAN-DIRI.ppt
III.-PENGEMBANGAN-DIRI.ppt
 
perilaku organisasi
perilaku organisasi perilaku organisasi
perilaku organisasi
 
Modern teori motivasi
Modern teori motivasiModern teori motivasi
Modern teori motivasi
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptPELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
 
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.docx
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.docxUAS HR_VIVI VANESA_44321120024.docx
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.docx
 
Motivasi Kerja
Motivasi KerjaMotivasi Kerja
Motivasi Kerja
 
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.pdf
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.pdfUAS HR_VIVI VANESA_44321120024.pdf
UAS HR_VIVI VANESA_44321120024.pdf
 
Actuating
ActuatingActuating
Actuating
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
5. week 5 motifasi
5. week 5 motifasi5. week 5 motifasi
5. week 5 motifasi
 
Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi
 
PenKep ppt
PenKep pptPenKep ppt
PenKep ppt
 
Arti koordinasi, komunikasi, motivasi, sentralisasi
Arti koordinasi, komunikasi, motivasi, sentralisasiArti koordinasi, komunikasi, motivasi, sentralisasi
Arti koordinasi, komunikasi, motivasi, sentralisasi
 
Defenisi Komunikasi Umum.docx
Defenisi Komunikasi Umum.docxDefenisi Komunikasi Umum.docx
Defenisi Komunikasi Umum.docx
 
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdffile_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
file_10-Bab-II-landasan-Teori BSI.pdf
 
MOTIVASI from internet dr. H. Yasril Hasan. MQIH
MOTIVASI from internet dr. H. Yasril Hasan. MQIHMOTIVASI from internet dr. H. Yasril Hasan. MQIH
MOTIVASI from internet dr. H. Yasril Hasan. MQIH
 
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
 
Pengembangan Kapasitas Pendampingan
Pengembangan Kapasitas PendampinganPengembangan Kapasitas Pendampingan
Pengembangan Kapasitas Pendampingan
 

More from Bina Sarana Informatika

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
Bina Sarana Informatika
 
948 p02
948 p02 948 p02
948 p01
948 p01 948 p01
948 p03
948 p03 948 p03
948 p06
948 p06948 p06
948 p04
948 p04948 p04
948 p03
948 p03948 p03
948 ltm metode penelitian - 3 sks
948 ltm metode penelitian - 3 sks948 ltm metode penelitian - 3 sks
948 ltm metode penelitian - 3 sks
Bina Sarana Informatika
 
Kuiz dasar manajemen bisnis pert 9 14
Kuiz dasar manajemen bisnis pert 9 14Kuiz dasar manajemen bisnis pert 9 14
Kuiz dasar manajemen bisnis pert 9 14
Bina Sarana Informatika
 
Silabus bahasa inggris ii
Silabus bahasa inggris iiSilabus bahasa inggris ii
Silabus bahasa inggris ii
Bina Sarana Informatika
 
Silabus bahasa inggris ii ok
Silabus bahasa inggris ii okSilabus bahasa inggris ii ok
Silabus bahasa inggris ii ok
Bina Sarana Informatika
 
Meeting 14 ok
Meeting 14 okMeeting 14 ok
Meeting 12 ok
Meeting 12 okMeeting 12 ok
Meeting 10 ok
Meeting 10 okMeeting 10 ok

More from Bina Sarana Informatika (20)

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
 
948 p06
948 p06948 p06
948 p06
 
948 p05
948 p05 948 p05
948 p05
 
948 p04
948 p04948 p04
948 p04
 
948 p02
948 p02 948 p02
948 p02
 
948 p01
948 p01 948 p01
948 p01
 
948 p03
948 p03 948 p03
948 p03
 
948 p06
948 p06948 p06
948 p06
 
948 p05
948 p05948 p05
948 p05
 
948 p04
948 p04948 p04
948 p04
 
948 p03
948 p03948 p03
948 p03
 
948 p02
948 p02948 p02
948 p02
 
948 p01
948 p01948 p01
948 p01
 
948 ltm metode penelitian - 3 sks
948 ltm metode penelitian - 3 sks948 ltm metode penelitian - 3 sks
948 ltm metode penelitian - 3 sks
 
Kuiz dasar manajemen bisnis pert 9 14
Kuiz dasar manajemen bisnis pert 9 14Kuiz dasar manajemen bisnis pert 9 14
Kuiz dasar manajemen bisnis pert 9 14
 
Silabus bahasa inggris ii
Silabus bahasa inggris iiSilabus bahasa inggris ii
Silabus bahasa inggris ii
 
Silabus bahasa inggris ii ok
Silabus bahasa inggris ii okSilabus bahasa inggris ii ok
Silabus bahasa inggris ii ok
 
Meeting 14 ok
Meeting 14 okMeeting 14 ok
Meeting 14 ok
 
Meeting 12 ok
Meeting 12 okMeeting 12 ok
Meeting 12 ok
 
Meeting 10 ok
Meeting 10 okMeeting 10 ok
Meeting 10 ok
 

Recently uploaded

UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
Kanaidi ken
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
denny404455
 
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docxPerangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
cecepmustofa29
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdfLAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
kompdua2
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
DaraAOi
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
juliafnita47
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Fathan Emran
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
SafaAgrita1
 
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdfModul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
ShintaKurniawatiSs
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
DenysErlanders
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian PembelajaranIntegrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
walidumar
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
 
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docxPerangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdfLAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
 
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdfTugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
Tugas 3.1_BAB II_Kelompok 2 Tahap Inquiry .pdf
 
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdfModul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian PembelajaranIntegrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 

Pertemuan 11

  • 2. M o t i v a s i A. KONSEP DASAR Motivasi tidak dapat dibahas dengan cermat apabila masih dipahami sebagai suatu kepribadian (personality) yang dimiliki oleh sementara orang sajadimiliki oleh sementara orang saja Berelson dan Steiner dalam Siswanto (2006:119) mendefinisikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan, dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
  • 3. B. MOTIVASI DAN PERILAKU Menurut Hersey dan Blanchard dalam Siswanto ( 2006:120) bahwa perbedaan individu tidak hanya terletak pada kemampuan saja, tetapi juga terletakpada kemauannya. Sedangkan motif seringkali dirumuskan sebagai: 1. Kebutuhan (need)1. Kebutuhan (need) 2. Keinginan (want) 3. Dorongan (drive) 4. Bisikan hati (impluse)
  • 4. Berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan menurut Hersey dan Blanchard dalam Siswanto (2006:121) disebabkan hal- hal sebagai berikut: 1. Pemuasan kebutuhan (need satisfaction) 2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan (bloking need satisfaction) 3. Ketegangan kognitif (cognitive dissonance)3. Ketegangan kognitif (cognitive dissonance) 4. Frustasi (frustration) 5. Rasionalisasi (rasionalization) 6. Regresi (regrision) 7. Fiksasi (fixation) 8. Resignasi (resignation) 9. Kekuatan motif yang meningkat (increasing motive strength)
  • 5. 1. Pemuasan kebutuhan Menurut Abraham Maslow, bila suatu kebutuhan sudah dipuaskan stimulus perilaku akan menurun dan timbul kebutuhan lain yg lebih penting. 2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan. Pemuasan kebutuhan yg telah diblokir terjadi pengurangan kekuatan kebutuhan. Sbg gantinya, individu cenderung melakukan penurunan perilaku dlm rangka mencapai pemecahan secara coba dan ralat (trial and error). 3. Ketegangan kognitif (stres)3. Ketegangan kognitif (stres) Ketegangan kognitif timbul bila dua buah persepsi yg relevan satu sama lain berada dlm konflik. 4. Frustasi. Suatu hambatan bagi pencapaian tujuan yg disebabkan oleh kondisi individual. 5. Rasionalisasi. Dapat diartikan sbg permintaan maaf (misalnya individu yg tdk mampu menyelesaikan tugas yg diberikan mungkin akan berkata “keadaan itu adalah kesalahan bos saya, akibatnya saya tdk naik pangkat)”.
  • 6. 6. Regresi Tindakan seseorang yg tdk sesuai dengan usianya. Individu yg mengalami frsutasi cenderung menyerah pd usaha pemecahan permasalahan mereka yg konstruktif dan regresi adalah perilaku yg lebih primitif dan kekanak-kanakan. 7. Fiksasi Terjadi bila individu terus-menerus memperlihatkan pola perilaku yg sama berulang-ulang meskipun pengalamannya telah memperlihatkan bahwa hal itu tdk akan menghasilkan apa pun.memperlihatkan bahwa hal itu tdk akan menghasilkan apa pun. 8. Resignasi Pengunduran diri / apatis terjadi setelah frustasi yg berkepanjangan. Gejala tsb menunjukkan individu yg bosan. 9. Kekuatan motif yg meningkat. Kekuatan motif akan meningkat bila individu terikat pd aktivitas yg diarahkan pd tujuan. Selanjutnya bila aktivitas tujuan di mulai, kekuatan motif tsb akan berkurang dan timbul motif lain yg merubah perilaku. Kepuasan individu hanya satu jangka waktu saja.
  • 7. C. ELEMEN DAN BENTUK MOTIVASI
  • 8. C. ELEMEN PENGGERAK MOTIVASI 1. Kinerja (achievement). Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan (needs) dapat mendorongnya mencapai sasaran. 2. Penghargaan (recognition) Penghargaan, pengakuan atas suatu kinerja yang telahPenghargaan, pengakuan atas suatu kinerja yang telah dicapai oleh seseorang merupakan stimulus yang kuat. 3. Tantangan ( challenge ) Adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuat bagi manusia untuk untuk mengatasinya. 4. Tanggung jawab (responsibility) Adanya rasa ikut serta memiliki (sense of belonging) akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab.
  • 9. 5.. Pengembangan ( development ) Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju, dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah. 6. Keterlibatan ( involvement ) Adanya rasa keterlibatan (involvement) bukan saja merupakan rasa memiliki dan rasa turut bertanggung jawab,tetapi juga menimbulkan rasabertanggung jawab,tetapi juga menimbulkan rasa turut mawas diri untuk bekerja lebih baik dan menghasilkan produk yang lebih bermutu. 7. Kesempatan ( opportunity ) Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karir yang terbuka, dari tingkat bawah sampai tingkat manajemen puncak merupakan stimulus yang cukup kuat bagi karyawan.
  • 12. * Teori harapan 1. P = F ( M X A) Ket : P = kinerja F = fungsi M = motivasi (kekuatan) A = ability (kemampuan) NB : kinerja adalah fungsi (F) perkalian antara motivasi (M) dan ability (A). 2. M = F (V1 X E)2. M = F (V1 X E) Ket : V1 = valensi tingkat 1 E = expectancy (harapan) NB = Motivas (M) adalah fungsi (F) perkalian valensi tk1 (V1) dan expectancy (E). Perilaku tertentu akan diikuti oleh suatu hasil tingkat pertama. Bila harapan tsb rendah maka motivasinya kecil. Valensi = berhubungan dengan preferensi hasil sbgmn yg dilihat individu. Suatu hasil memiliki valensi positif bila dipilih dan lebih disenangi, dan memiliki valensi negatif bila tdk dipilih, serta memiliki valensi nol bila individu acuh tak acuh memperolehnya.
  • 13. 3. V1 = F (V2 X I ) Ket : V2 = valensi tingkat 2 I = instrumentalitas NB = Valensi yg berhubungan dengan berbagai macam hasil tk 1 merupakan fungsi (F) perkalian antara jumlah valensi yg melihat pd semua hasil tk kedua (V2) dan Instrumentalitas (I). Hasil tk pertama yg timbul dari perilaku adalah hasil yg berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan (produktivitas, kemangkiran, kualitas atas produktivitas. Hasil tk kedua adalah ganjaran yg mungkin ditimbulkan oleh hasil tk pertama (kenaikan gaji, promosi, penerimaan / penolakan oleh kelompok) Instrumentalitas = pertautan antara pencapaian perolehan tk pertama dengan pencapaian perolehan tk kedua.
  • 14. * Teori Dua Faktor (Two Factor Theory) 1. Faktor hygiene atau dissatisfier meruapakan faktor pencegah yang esensial untuk mengurangi adanya ketidak puasan, artinya bahwa tidak adanya faktor-faktor tersebut dalam organisasi cenderung menyebabkan adanya ketidak puasan yang mendalam dan keberadaannya menciptakan suatu keadaan ketidak puasan nol atau bersikap netral. Faktor tersebut berkaitan dengan keadaan pekerjaan yang meliputi gaji, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, kualitas supervisi, kualitas hubungan antar pribadi dengan atasan, bawahan dan sesama serta adanya jaminan sosial.dengan atasan, bawahan dan sesama serta adanya jaminan sosial. 2. Faktor pemuas atau motivator merupakan kondisi kerja intrinsik yang dapat memotivasi prestasi kerja seseorang. Menurut Herzberg faktor tersebut seperti tantangan tugas, penghargaan atau hasil kerja yang baik, peluang untuk menciptakan kemajuan, pertumbuhan pribadi dan pengembangan dapat memotivasi perilaku. Teori dua faktor memperidiksikan bahwa perbaikan dalam motivasi hanya akan nampak jika tindakan manajer tidak hanya dipusatkan pada kondisi ekstrinsik pekerjaan tetapi juga pada faktor kondisi intrinsik pekerjaan itu sendiri.
  • 16. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI A. KONSEP DASAR Menurut Handoko (2003:272) bahwa komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Konsep rantai pertukaran informasi mempunyai unsur- unsur sebagai berikut: 1. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti 2. Suatu sarana pengaliran informasi 3. Suatu system bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu
  • 17. B. PROSES KOMUNIKASI Model komunikasi antar pribadi Model ini menunjukkan tiga unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, maka komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh, seseorang dapat mengirimkan berita tetapi bila tidak ada yang menerima atau mendengar maka komunikasi tidak akan terjadi.
  • 19. C. TIPE JARINGAN DAN SALURAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI Menurut Handoko (2003:278) bahwa tipe jaringan komunikasi berbentuk: 1. Lingkaran 2. Rantai 3. Huruf Y3. Huruf Y 4. Bintang Sedangkan saluran komunikasi dalam organisasi terdiri dari: 1. Komunikasi vertikal 2. Komunikasi lateral atau horizontal 3. Komunikasi Diagonal
  • 20. * Jaringan komunikasi 1. Lingkaran A B E NB : B hanya dpt berkomunikasi A dan C. Untuk berkomunikasi dengan E, B harus melalui A atau C dan D C D
  • 21. 2 . Rantai C B D NB : menunjukkan dua bawahan (A dan E) yg melapor kpd atasan mereka (B dan D), yg selanjutnya oleh B dan D dilaporkan ke C. Jaringan “lingkaran” dan “rantai” adalah komunikasi yg di desentralisasi.Hal ini lebih efektif untuk menyelesaikan masalah yg kompleks, karena akan lebih cepat dan akurat penyelesaiannya. Kepuasan anggota kelompok juga cenderung lebih tinggi. A E
  • 22. 3. Bintang C B D A E NB : C dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D, E, walaupun mereka tdk dpt berkomunikasi satu sama lain. Contoh : empat tenaga penjual (A, B, D, E) melapor ke manajer cabang (C) D E
  • 23. 3. Huruh Y C B D A E NB : Terdapat dlm bagian sekretariat dimana surat-surat diterima oleh E, di sortir oleh D dan di distribusikan oleh C ke A dan B. Jaringan “ bintang” dan “huruf Y” adalah komunikasi yg terpusat, dengan C pd posisi pusat. Hal ini lebih efektif untuk menyelesaikan masalah-masalah rutin dan tidak kompleks, karena lebih cepat dan akurat. E
  • 24. * Saluran komunikasi dlm organisasi : 1. Komunikasi vertikal Terdiri atas komunikasi ke bawah dan ke atas. a. Komunikasi ke bawah (downward communication) = memberikan pengarahan, instruksi, nasehat/saran, penilaian bawahan, dan informasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi. b. Komunikasi ke atas (upward communication) berisi data / umpan balik bagi manajemen = mensuplai informasi kpd tingkatan manajemen atas tentang apa yg terjadi pd tingkat bawah (laporan periodik, penjelasan, gagasan dan permintaan untuk diberikan keputusan). 2. Komunikasi Lateral / horizontal (koordinatif) a. Komunikasi di antara para anggota dlm kelompok kerja yg sama. b. Komunikasi di antara departemen-departemen pd tingkatan organisasi yg sama. 3. Komunikasi diagonal. Komunikasi yg memotong secara menyilang rantai perintah organisasi
  • 25.
  • 26. D. HAMBATAN KOMUNIKASI 1. Hambatan – hambatan Organisasi a. Tingkatan Hirarki b. Wewenang Manajerial c. Spesialisasi 2. Hambatan-hambatan Antar Pribadi, yang terdiri dari : a. Persepsi Selektif b. Status / Kedudukan Komunikator c. Keadaan Membela Diri d. Pendengaran Lemah e. Ketidaktepatan Penggunaan Bahasa
  • 27. E. PENINGKATAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI Cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para manajer untuk dapat meningkatkan efektivitas komunikasi antara lain: 1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif 2. Penggunaan umpan-balik 3. Menjadi komunikator yang lebih efektif 4. Pedoman komunikasi yang baik
  • 28. * Pedoman komunikasi yg baik. American Management Associations (AMA) telah menyusun sepuluh pedoman komunikasi yg baik (The Ten Commandments of Good Communication) : 1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan. 2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi. 3. Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan dilakukan. 4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain.4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain. 5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama berkomunikasi. 6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yg membantu atau umpan balik. 7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yg telah dilakukan. 8. Perhatikan konsistensi komunikasi. 9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi. 10. Jadilah pendengar yg baik, berkomunikasi tdk hanya untuk dimengerti tetapi untuk mengerti.