4. Perang diponegoro
Perang Diponegoro adalah perang besar di jawa Dan
berlangsung selama 5 tahun (1825-1830) , antara
pasukan penjajah Belanda di bawah pimpinan Jenderal
De Kock melawan penduduk pribumi yang dipimpin
Pangeran Diponegoro. Dalam perang ini diperkirakan
bahwa sekitar 200.000 jiwa rakyat yang terenggut.
Sementara itu di pihak serdadu Belanda, korban tewas
berjumlah 8.000. Perang Diponegoro merupakan salah
satu pertempuran
terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama
menjajah Nusantara. Peperangan ini melibatkan
seluruh wilayah Jawa, maka disebutlah perang ini
sebagai Perang Jawa.
5. Sebab umum
Sebab khusus
1. Belanda memasang anjir / patok tanah melalui pekarangan milik pangeran
diponegoro tanpa izin beliau.
Penyebab peperangan
1. Pengambilan tanah milik bangsawan oleh pemerintah belanda (gebernemen)
2. Tanah tanah bangsawan yang terlanjur disewakan harus dikembalikan sewanya
karena tanah milik mereka diambil alih oleh gebernemen
3. Raja raja jawa mulai menyadari dampak politik adu domba (terbaginya kerajaan
mataram menjadi 4)
6. Pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri
dan artileri (yang sejak perang Napoleon menjadi senjata andalan dalam
pertempuran frontal) di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front
pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran
berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai
pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah
direbut kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur
logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong
keperluan perang.
Mulainya peperangan
8. Perjanjian Imogiri
Perjanjian ini sebagai penanda berakhirnya
Perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran
Diponegoro pada 1830. Pada tahun 17 Oktober
1829 panglima perang Diponegoro, Sentot
Aslibasyah Prawirodirjo menyatakan
menyerah kepada Belanda. Usai menyerah
mereka mengadakan perjanjian Imogiri
sebagai syaratnya
9. Setelah perang Diponegoro, pada tahun 1832 seluruh raja dan bupati di
Jawa tunduk menyerah kepada Belanda kecuali bupati Ponorogo Warok
Brotodiningrat III, justru hendak menyerang seluruh kantor belanda yang
berada di kota-kota karesidenan Madiun dan di jawa tengah seperti
Wonogori, karanganyar yang banyak di huni oleh Warok. Dalam catatan
Belanda, para Warok yang memiliki kemampuan berperang sangat
tangguh bagi pasukan Belanda
Akhir peperangan
10. Thanks!
Do you have any questions?
youremail@kevinlontong.com
+91 620 421 838
kevinlontong.com