SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
FilsafatIlmudanPendekatanPascadisiplin
Dr. Ahmad Ibrahim Badr y, S.Fil., M.Hum.
School of Global and Strategic Studies
Universitas Indonesia
BagianIX:
Virtualitas
(EkonomiPolitik
Informasi,
Cyberwar,
Cyberdefense,&
Cybercrime)
MaknaVirtualitas dan
Sibernetika
TafsirVariatif Ekonomi Politik
Informasi
Cyberwar: Model di Media Sosial
hingga Prajurit Super
Cyberdefense: Identifikasi Ancaman
hingga Standar Cybersecurity
Cybercrime: Pemetaan dan
Dampaknya pada Negara
MaknaVirtualitasdanSibernetika
PerbedaanYangVirtualdenganYangAktual
Kata "virtual" berasal dari bahasa Latin Abad Pertengahan virtualis, yang kata ini sendiri
berasal dari virtus, yang berarti kekuatan atau kekuasaan. Dalam filsafat Skolastik, virtual
adalah sesuatu yang memiliki potensi daripada keberadaan aktual. Virtual cenderung ke
arah aktualisasi, tanpa menjalani bentuk konkretisasi yang efektif atau formal. Pohon itu
sebenarnya hadir secara virtual di dalam benih.Tegasnya, virtual tidak boleh dibandingkan
dengan yang nyata tetapi aktual, karena virtualitas dan aktualitas hanyalah dua cara yang
berbeda untuk menjadi.
Di sini, saya ingin memperkenalkan perbedaan antara yang mungkin dan yang virtual,
yang dibahasGilles Deleuze dalam Différence et Répétition. Kemungkinan sudah
sepenuhnya terbentuk, tetapi ada dalam keadaan limbo (kondisi antara). Hal itu dapat
terwujud tanpa adanya perubahan baik dalam determinasi maupun sifatnya. Ini adalah
realitas bayangan, sesuatu yang laten.Yang mungkin persis seperti yang nyata, satu-
satunya hal yang hilang adalah keberadaan. Realisasi dari kemungkinan bukanlah
tindakan penciptaan dalam arti kata yang sepenuhnya, karena penciptaan menyiratkan
produksi inovatif dari sebuah ide atau bentuk. Jadi, perbedaan antara yang mungkin dan
yang nyata sepenuhnya logis.
Virtual harus, berbicara dengan tepat, dibandingkan bukan dengan yang nyata tetapi yang
aktual. Berbeda dengan yang mungkin, yang statis dan sudah terbentuk, yang virtual
adalah sejenis kompleks bermasalah, simpul kecenderungan atau kekuatan yang
menyertai situasi, peristiwa, objek, atau entitas, dan yang memicu proses resolusi:
aktualisasi.
(Levy, 1998, pp. 23-24).
PermulaanSibernetikadalamSains
Sejak akhir Perang Dunia II, saya telah mengerjakan banyak percabangan teori pesan.
Selain teori rekayasa kelistrikan transmisi pesan, ada bidang yang lebih luas yang
mencakup tidak hanya studi bahasa tetapi studi tentang pesan sebagai alat untuk
mengendalikan mesin dan masyarakat, pengembangan mesin komputasi dan automata
sejenis lainnya, refleksi tertentu. atas psikologi dan sistem saraf, dan teori baru yang
tentatif mengenai metode ilmiah.Teori pesan yang lebih besar ini adalah teori
probabilistik, bagian intrinsik dari gerakan yang berasal dari Willard Gibbs dan yang
telah saya jelaskan dalam pendahuluan.
Sampai saat ini, tidak ada kata yang ada untuk ide-ide yang kompleks ini, dan untuk
merangkul seluruh bidang dengan satu istilah, saya merasa terpaksa untuk
menemukannya. Karenanya, "Sibernetika", yang saya peroleh dari kataYunani
kubernētēs, atau “nahkoda", kataYunani yang sama yang akhirnya kita dapatkan dari
kata "gubernur". Kebetulan, saya kemudian menemukan bahwa kata tersebut telah
digunakan oleh Ampère dengan mengacu pada ilmu politik, dan telah diperkenalkan
dalam konteks lain oleh seorang ilmuwan Polandia, keduanya menggunakan
penanggalan dari bagian awal abad XIX.
(Wiener, 1989, p. 15)
SibernetikadanMasyarakat
Saya menulis buku yang kurang lebih teknis berjudul Cybernetics yang diterbitkan pada tahun
1948. Menanggapi permintaan tertentu bagi saya untuk membuat ide-idenya dapat diterima
oleh masyarakat awam, saya menerbitkan edisi pertama The Human Use of Human Beings pada
tahun 1950. Sejak itu kemudian hal tersebut berkembang dari beberapa gagasan yang dianut
oleh Drs. Claude Shannon, Warren Weaver, dan saya sendiri, ke dalam wilayah penelitian yang
mapan. Oleh karena itu, saya mengambil kesempatan ini yang disebabkan oleh pencetakan
ulang buku saya untuk memperbaruinya, dan untuk menghilangkan cacat dan ketidaksesuaian
tertentu dalam struktur aslinya.
Dalam memberikan definisi Sibernetika dalam buku aslinya, saya menggolongkan komunikasi
dan kontrol bersama. Mengapa saya melakukan ini? Ketika saya berkomunikasi dengan orang
lain, saya menyampaikan pesan kepadanya, dan ketika dia berkomunikasi kembali dengan saya,
dia mengembalikan pesan terkait yang berisi informasi yang terutama dapat diakses olehnya
dan bukan untuk saya. Ketika saya mengontrol tindakan orang lain, saya mengkomunikasikan
pesan kepadanya, dan meskipun pesan ini dalam mood yang imperatif, teknik komunikasi tidak
berbeda dari pesan suatu fakta. Lebih lanjut, jika kendali saya ingin efektif, saya harus
memperhatikan setiap pesan darinya yang mungkin menunjukkan bahwa perintah tersebut
dipahami dan telah ditaati.
Ini adalah tesis dari buku ini bahwa masyarakat hanya dapat dipahami melalui studi tentang
pesan dan fasilitas komunikasi yang dimilikinya; dan bahwa di masa depan perkembangan
fasilitas pesan dan komunikasi ini, pesan antara manusia dan mesin, antara mesin dan manusia,
dan antara mesin dan mesin, ditakdirkan untuk memainkan peran yang semakin meningkat.
(Wiener, 1989, p. 16).
Referensi Populer
TafsirVariatifEkonomiPolitikInformasi
Paralelitas Industri 4.0 dengan Masyarakat 5.0
Sumber Gambar:
https://news.cgtn.com/
news/2019-06-
28/What-is-Society-5-
0-at-the-G20-summit--
HT4YQ8BXlC/index.ht
ml
From Society 1.0 to
Society 5.0. /CGTN
Infographic by Zhang
Xuecheng
Infosphere adalah neologisme yang diciptakan pada tahun tujuh puluhan. Ini didasarkan pada
'biosphere', sebuah istilah yang mengacu pada wilayah terbatas di planet kita yang
mendukung kehidupan. Ini juga merupakan konsep yang berkembang pesat. Secara minimal,
infosphere menunjukkan seluruh lingkungan informasional yang dibentuk oleh semua entitas
informasional, properti, interaksi, proses, dan hubungan timbal baliknya. Ini adalah
lingkungan yang sebanding dengan, tetapi berbeda dari, dunia maya, yang hanya
merupakan salah satu sub-wilayahnya, karena infosphere juga mencakup ruang informasi
luring dan analog. Secara maksimal, infosphere adalah konsep yang juga dapat digunakan
sebagai sinonim dengan realitas, begitu kita menafsirkannya secara informatif. Dalam hal ini,
sarannya adalah apa yang nyata adalah informasi dan apa yang informatif itu nyata. Dalam
kesetaraan inilah yang menjadi sumber dari beberapa transformasi paling mendalam dan
masalah menantang yang akan kita alami dalam waktu dekat, sejauh menyangkut teknologi.
Di satu sisi ekstrim, seseorang mungkin menafsirkan teknologi in-betwenness sebagai jenis
pelepasan yang merusak dan hilangnya kontak murni dengan yang alami dan yang otentik.
Posisi ini dapat beranjak jauh dengan mengasosiasikan antara teknologi in-betwenness
dengan ketidakmenubuhan atau setidaknya devaluasi kemenubuhan, maka untuk
delokalisasi (tidak ada tubuh, tidak ada tempat), globalisasi (tidak ada tempat, tidak ada
lokalisasi), dan akhirnya dengan konsumerisme, sebagai devaluasi keunikan benda-benda
fisik dan hubungan khususnya dengan manusia. Dalam kasus ini, politik teknologi in-
betwenness mengasumsikan ciri-ciri, yang paling baik, yang dapat disesali, kesalahan global,
dan, yang paling buruk, rencana jahat, yang dikejar oleh beberapa agen jahat, dari negara
hingga perusahaan multinasional.
(Floridi, 2014, pp. 39-41)
Konsep Infosphere dan PolitikTeknologi
Pada tahun 1543, NicolausCopernicus menerbitkan risalahnya tentang pergerakan planet mengelilingi
matahari. Itu berjudul On the Revolutions of Celestial Bodies (De RevolutionibusOrbiumCoelestium).
Copernicus mungkin tidak bermaksud untuk memulai 'revolusi' dalam pemahaman diri kita juga. Meskipun
demikian, kosmologi heliosentrisnya pernah menggusur Bumi dari pusat alam semesta dan membuat kita
mempertimbangkan kembali, secara harfiah, tempat dan peran kita di dalamnya. Ini menyebabkan
perubahan yang sangat besar dalam pandangan kita tentang alam semesta sehingga kata 'revolusi' mulai
dikaitkan dengan transformasi ilmiah yang radikal.
Revolusi kedua terjadi pada tahun 1859, ketika Charles Darwin menerbitkan karyanya On theOrigin of
Species by Means of Natural Selection, atau Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life. Dalam
karyanya, Darwin menunjukkan bahwa semua spesies kehidupan telah berevolusi selama bertahun-tahun
dari nenek moyang yang sama melalui seleksi alam. Kali ini, kata 'evolusi' yang memperoleh makna baru.
Sigmund Freud menghancurkan ilusi (kekuatan pikiran kita yang mengacu pada CogitoCartesian) melalui
pekerjaan psikoanalitiknya. Itu adalah revolusi ketiga. Dia berpendapat bahwa pikiran juga tidak sadar dan
tunduk pada mekanisme pertahanan seperti represi. Saat ini, kita mengakui bahwa banyak dari apa yang
kita lakukan tak disadari, dan pikiran sadar sering membangun narasi yang beralasan untuk membenarkan
tindakan kita sesudahnya.
AlanTuring adalah bapak revolusi keempat.Turing menggusur kita dari posisi istimewa dan unik kita
dalam ranah penalaran logis, pemrosesan informasi, dan perilaku cerdas. Kita bukan lagi penguasa
infosphere yang tidak perlu dipersoalkan lagi. Perangkat digital kita melakukan lebih banyak tugas yang
membutuhkan pemikiran dari kita jika kita yang bertanggung jawab. Kita terpaksa meninggalkan sekali
lagi posisi yang kita anggap 'unik'. Sejarah kata 'komputer' adalah indikasinya.
(Floridi, 2014, pp. 87-94)
Manusia dalam Infosphere dan Revolusi ke-4
Hubungan yang tepat antara uang dan organisasi sosial (dan hubungan moral) lebih kontroversial. Di
satu sisi, uang menjanjikan kebebasan dari organisasi terpusat dan penindasan. Martin berpendapat
bahwa uang muncul diYunani kuno dan di Asia Kecil. Didorong oleh apa yang sekarang kita sebut
'pandangan dunia ilmiah modern' (Martin 2013, p. 56) dan pemikiran universalis yang lebih abstrak (di
sini: gagasan tentang nilai ekonomi universal, tetapi juga munculnya kesenjangan antara pengamat jauh
dan alam semesta obyektif), duniaYunani berhasil menjauh dari struktur dan kewajiban sosial
tradisional. Uang adalah cara untuk menjadi bebas - setidaknya jikaAnda memilikinya. Morgan bahkan
berpendapat bahwa hal itu mungkin berperan dalam penurunan perbudakan (Morgan 1965, p. 14); uang
dengan demikian menjadi alat kebebasan. Secara lebih umum, uang memungkinkan adanya hubungan
yang berbeda di antara orang-orang. Kepercayaan tidak lagi dibutuhkan sama sekali, paling tidak
kepercayaan dalam arti kepercayaan pribadi; tidak lagi penting dari siapa Anda mendapatkannya. Relasi
yang lebih impersonal - tetapi juga lebih bebas - dimungkinkan. Di sisi lain, hubungan yang berbeda ini
juga menjadi lebih ‘terkendali'; jika kepercayaan tidak lagi dibutuhkan, itu juga berarti bahwa hubungan
tersebut menjadi lebih impersonal. Dan pengenalan uang mungkin membuat orang bebas dalam satu
hal, tetapi tidak harus dalam arti lain. Misalnya, uang tidak serta-merta membebaskanAnda dari
kekuasaan hierarkis. Bahkan, yang sering terjadi justru sebaliknya. Penguasa menggunakan uang
sebagai instrumen aturan (dan seringkali penindasan). Seperti yang ditunjukkan Morgan, pemerintah
masih memainkan peran penting dalam sistem uang: segel pemerintahlah yang bertindak sebagai
jaminan. Secara lebih umum, uang juga digunakan sebagai alat untuk menjalankan dan
mengkonsolidasikan kekuasaan. Misalnya, Alexander Agung memasang sistem moneter kesatuan di
wilayah yang dia taklukkan. Lebih jauh, uang juga dimainkan dan berperan dalam organisasi dan kontrol
pekerjaan orang lain (yaitu, dengan membayar pekerja). Dan seperti pendapat Marx, ketika pekerjaan
diubah menjadi komoditas, pekerja diasingkan dari pekerjaan dan dari orang lain. Ini juga memberi
beberapa orang dengan uang (kapitalis) kekuatan untuk mengontrol dan mengeksploitasi orang lain
(mereka yang tidak memiliki uang)..
(Coeckelbergh, 2016, p. 22)
Dilema Hubungan Uang dan Sosial (Moral)
Uang, dan khususnya uang elektronik, kemudian dapat dilihat sebagai termasuk dalam beberapa kategori
pada waktu yang bersamaan. Kadang-kadang tampaknya itu termasuk dalam semua kategori (kecuali
yang alami mungkin). Bitcoin, misalnya, memiliki 'digital', bentuk non-materi dan 'duniawi' dan buatan
manusia, tetapi juga tampaknya memiliki sifat 'spiritual' atau bahkan 'ilahi' karena berada di mana-mana
pada waktu yang sama; selain itu juga bisa menjadi material dan menunjukkan kekuatannya melalui mata
uang lain. Perhatikan juga bahwa karena bitcoin dihasilkan oleh komputer, bahkan dipertanyakan jika itu
hanya 'buatan manusia': perangkat lunak ditulis oleh manusia, tetapi produksinya dilakukan oleh mesin.
Mungkin kita harus menambahkan kategori 'buatan komputer' (atau algoritma, robot, dll.).Ternyata
Bitcoin adalah contoh yang baik dari sifat uang yang beraneka ragam di era elektronik.
Untuk memikirkan tentang uang, angka, dan entitas keuangan lainnya, pendekatan ontologis informasi
menyiratkan bahwa meskipun pada tingkat abstraksi lain (dan dengan demikian dengan tujuan analisis
yang berbeda) kita dapat mengatakan hal yang lain tentang uang, angka, dll., secara metafisik mereka
adalah semua entitas informasional.Untuk mengatakan bahwa entitas adalah 'digital' atau 'analog' masuk
akal, ini mungkin cara kita mengalaminya pada tingkat abstraksi tertentu, tetapi sifat dasar realitas adalah
informasional. Menerapkan pandangan ini pada uang, ini berarti bahwa meskipun uang dapat
'menampilkan' dirinya sebagai 'digital', 'material', atau sebaliknya (pada berbagai tingkat presentasi), dari
yang fundamental, perspektif pengamat-independen, hal itu adalah informasi.
Entitas keuangan adalah institusi sosial.Apakah Bitcoin itu 'fisik' atau bukan, hal ini tidak relevan dengan
statusnya sebagai mata uang, sebagai uang, sebagai struktur pembayaran, dll.Yang penting adalah bahwa
Bitcoin menjadi (telah menjadi, akan menjadi) fakta institusional. Jika dan sekali ada niat kolektif, maka
sudah cukup bagi sesuatu untuk memiliki fungsi uang, baik digital atau non-digital, elektronik atau non-
elektronik, material atau non-material.
(Coeckelbergh, 2016, pp. 94-99)
Status Ontologis Uang hingga Bitcoin
Sejauh ini, teknologi keuangan kontemporer hanya mendapat sedikit perhatian dalam
etika komputer (etika teknologi informasi) dan filsafat teknologi. Hal ini sangat
disayangkan mengingat tantangan keuangan dan ekonomi yang kita hadapi sebagai
masyarakat dalam konteks globalisasi, dan juga implikasi sosial dan politik, demokrasi,
dari masalah etika dalam keuangan. Dunia keuangan berubah dengan cepat karena
TIK baru dan hal ini perlu segera kita perhatikan karena ini penting bagi kehidupan
banyak orang, yaitu kehidupan orang-orang yang biasanya tidak terlibat langsung
dalam perdagangan elektronik atau di 'sektor keuangan' . Itu penting bagi hidup kita.
TIK keuangan dalam konteks globalisasi telah memungkinkan dunia yang sangat
saling bergantung di mana praktik keuangan di satu bagian dunia memiliki
konsekuensi bagi orang-orang di negara yang jauh yang kehidupan dan pekerjaannya
bergantung pada harga barang. Ini juga merupakan dunia di mana perubahan
teknologi, misalnya di bidang perdagangan frekuensi tinggi, memiliki konsekuensi bagi
keuangan global secara luas, dan karenanya bagi kita semua. Dengan membahas
hubungan antara teknologi keuangan dan tanggung jawab moral, tulisan ini telah
menunjukkan bagaimana kita dapat mulai melakukan pekerjaan konseptual di bidang
ini dengan cara mengambil manfaat dari pekerjaan dalam studi sosial keuangan dan
membuat hubungan dengan pekerjaan yang sedang berlangsung dalam etika
komputer dan filsafat teknologi, terutama di bidang etika robotika, kecerdasan buatan
(AI), dan bidang terkait.
(Coeckelbergh, 2016, p. 121)
Mesin Uang dan Formasi Bitcoin
Cyberwar:ModeldiMediaSosialhinggaPrajuritSuper
TweetwarsebagaiModelPerangInformasidiMediaSosial
Sumber Gambar:
Hasil analisis SNA
Drone Emprit yang
dikembangkan oleh
Ismail Fahmi.
Analisis data yang
tersedia untuk kajian
akademik dapat
diakses di:
https://dea.uii.ac.id/
MasalahDronesebagaiMesinPembunuh
Drone bisa dibilang memudahkan untuk memulai atau memperpanjang perang dengan
membiarkan pihak yang berperang untuk bertarung tanpa menimbulkan korban. Beberapa
khawatir bahwa mereka mungkin sangat efektif dalam menghindari perasaan keengganan
korban yang dapat memicu reaksi publik terhadap perang, yang dapat membawa drone ke
dalam konflik dengan prinsip pilihan terakhir. Penting untuk mencegah pihak yang berperang
menggunakan kekerasan terlalu cepat, tetapi kekhawatiran ini gagal menunjukkan bahwa
drone bermasalah secara moral. Drone hanyalah salah satu dari banyak alat untuk
meluncurkan serangan terbatas, dan lebih disukai daripada alternatif yang kurang
diskriminatif dan proporsional.
...
Drone tidak menimbulkan masalah khusus untuk otoritas yang tepat. Senjata ini dapat
diproduksi dengan relatif murah dan dioperasikan oleh pelaku kekerasan non-negara
(violent non-state actors atauVNSA) dan teroris, tetapi ini juga berlaku untuk senjata lain
yang tak terhitung jumlahnya. Dari semua prinsip yang saya bahas, otoritas yang benar
adalah yang paling membutuhkan revisi agar tetap relevan. Saya keberatan dengan
pembacaan konservatif tentang otoritas hak, yang menjaga hak istimewa negara dengan
menyangkal bahwa aktor non-negara dapat mengobarkan perang. Saya berpendapat bahwa
setiap aktor kekerasan yang diakui sebagian besar anggota konstituen mewakili mereka dan
yang umumnya mematuhi norma dan hukum politik internasional memenuhi prinsip ini.
Perubahan ini membuat otoritas hak lebih dapat dipertahankan dan lebih jauh
menggarisbawahi poin saya bahwa kita tidak harus menolak penggunaan drone oleh aktor
non-negara.)
(Schulzke, 2017, p. 80 )
TahapLanjutCyberwar:PrajuritSuper
Beberapa program penalaan manusia DARPA mempelajari modifikasi genetik
tentara. Program 'Living Foundries' dimaksudkan untuk mengurangi biaya terapi gen
dan untuk menciptakan 'alat untuk pembangunan fisik yang cepat dari sistem
biologis, pengeditan dan manipulasi desain genetik' (DARPA 2012). Dengan kata lain,
DARPA sedang meneliti teknologi untuk mengubah susunan genetik tentara melalui
terapi gen untuk membuat mereka lebih kuat, memberi mereka lebih banyak daya
tahan dan membuat mereka lebih tahan terhadap ancaman atau kondisi biologis dan
lingkungan. Ide utama terapi gen adalah untuk memasukkan DNA baru ke dalam
tubuh yang memperbaiki DNA yang rusak melalui virus rekombinan yang direkayasa
secara khusus untuk mengubah DNA yang terkandung di semua sel tubuh. Meski
masih mahal, teknologinya ada dan beberapa penyakit telah berhasil diobati dengan
terapi gen, di antaranya defisiensi imun, kebutaan herediter, hemofilia, penyakit
darah, gangguan metabolisme lemak, kanker, dan penyakit Parkinson.Terapi gen
berpotensi digunakan untuk perbaikan genetik. Sangat mungkin bahwa beberapa
atlet mungkin telah terlibat dalam 'doping gen' di Olimpiade 2012 baru-baru ini
dengan menyuntikkan diri dengan gen yang mendorong pertumbuhan otot atau
meningkatkan kinerja mereka (Naish 2012). 'Tentara masa depan dapat berlari
dengan kecepatan Olimpiade dan akan dapat pergi berhari-hari tanpa makan atau
tidur, jika penelitian baru tentang manipulasi gen berhasil', menurut sebuah artikel di
Daily Mail (Gayle 2012).
(Krishnan, 2015, p. 67)
TahapLanjutCyberwar:PrajuritSuper
Dari perspektif jangka panjang, bahkan modifikasi genetik yang lebih radikal seperti
penciptaan hibrida manusia-hewan dengan kemampuan unik dimungkinkan pada
prinsipnya. Sebuah laporan oleh European Union Global Governance 2025 membahas
modifikasi genetik manusia dan berpendapat bahwa 'modifikasi langsung DNA saat
pembuahan sekarang ini banyak diteliti dengan tujuan menghilangkan gen yang
rusak; Namun, diskusi tentang kemampuan masa depan membuka kemungkinan
untuk merancang manusia dengan kemampuan fisik, emosional atau kognitif yang
unik '(2010, p. 56).TranshumanistOxford Nick Bostrom telah menunjukkan
kemungkinan teoretis dari melengkapi manusia dengan fitur-fitur baru: 'modalitas
sensorik manusia saat ini bukanlah satu-satunya yang mungkin … Beberapa hewan
memiliki sonar, orientasi magnet, atau sensor untuk listrik dan getaran; banyak yang
memiliki indra penciuman yang lebih tajam, penglihatan yang lebih tajam, dll. …
Tidak ada halangan mendasar untuk menambahkan, katakanlah kemampuan untuk
melihat radiasi infra merah atau untuk merasakan sinyal radio dan mungkin untuk
menambahkan semacam indera telepati dengan menambah otak kita dengan
antarmuka yang sesuai pemancar radio '(Bostrom 2005, p. 7).Tanpa ragu, hal itu akan
memberi para pejuang perang keuntungan yang luar biasa di medan perang jika
mereka memiliki persepsi sensorik yang melampaui kemampuan musuh dalam hal
ini. Namun, modifikasi genetik radikal manusia jauh melampaui ilmu yang ada, tidak
akan mungkin dilakukan pada orang dewasa dan dengan demikian akan
membutuhkan intervensi embrio, sehingga menciptakan 'kelas pejuang yang
ditentukan sebelumnya' (Ford dan Glymour 2014, p. 46).
(Krishnan, 2015, pp. 67-68)
Cyberdefense:IdentifikasiAncamanhinggaStandarCybersecurity
Dengan peretasan terkenal baru-baru ini dari perusahaan seperti Uber, Equifax, dan
HBO, dapat dikatakan bahwa keamanan siber (cybersecurity) sudah menjadi prioritas
utama banyak perusahaan terbesar di dunia.
Namun, seiring dengan semakin banyaknya miliaran perangkat yang terhubung ke
internet setiap tahun - termasuk banyak yang tidak diamankan dengan baik -
ancaman kejahatan dunia maya ini berkembang dengan cepat, dan taruhannya juga
meningkat. Para ahli memperkirakan bahwa kejahatan dunia maya menyebabkan
kerusakan ekonomi sebesar $ 450 miliar pada tahun 2016, dan jumlah tersebut
diperkirakan akan meningkat menjadi $ 6 triliun pada tahun 2021.
Infografis di samping ini, yang kami peroleh dari Evolve ETFs, mencakup ancaman
kejahatan dunia maya yang terus meningkat bersama dengan ledakan terkait dalam
pengeluaran keamanan siber global.
Sejak tahun 2013 lalu, lebih dari 9 milyar rekam data yang telah dicuri. Namun, 2
milyar rekam tersebut dicuri pada awal tahun 2017 saja. Selain femonena ini, indeks
peretasan data juga mencatat pencurian data sebanyak 438.000 rekam/jam dan
mencapai 10,5 juta rekam/bulan dari perusahaan yang menjadi sasaran peretasannya.
Sumber: https://www.visualcapitalist.com/cybersecurity-fighting-450b-damage/
AncamandariSeranganSiber
JenisAncamanSiber
Menurut pemetaan yang
dilakukan oleh Frederick Wamala
yang bekerja untuk International
Telecommunication Union (ITU),
sumber ancaman siber (cyber
threat sources) dapat dibagi
menjadi lima jenis sebagaimana
dapat dilihat pada bagan di
samping ini.
(Wamala, 2011, p. 16)
StrategiInisiatifSiberITU
1. Legal Measures
2. Technical and Procedural Measures
3. Organizational Structures
4. Capacity Building
5. InternationalCooperation
StandaruntukCybersecurityyangdidasarkanpadaISO/IEC
ISO/IEC
27000:2018
ISO/IEC
27021:2017
ISO/IEC
27007:2017
ISO/IEC
27004:2016
ISO/IEC
29157:2015
ISO/IEC
27013:2015
ISO/IEC
27006:2015
ISO/TR 11633-
2:2009
Health informatics —
Information security
management for
remote maintenance
of medical devices
and medical
information systems
Information technology
— Security techniques
— Requirements for
bodies providing audit
and certification of
information security
management systems
Information technology
— Security techniques
— Guidance on the
integrated
implementation of
ISO/IEC 27001 and
ISO/IEC 20000-1
Information technology —
Security techniques —
Guidance on the integrated
implementation of ISO/IEC
27001 and ISO/IEC 20000-1
Information
technology —
Security techniques
— Information
security
management —
Monitoring,
measurement,
analysis and
evaluation
Information technology
— Security techniques
— Guidelines for
information security
management systems
auditing
Information technology —
Security techniques —
Information security
management systems —
Overview and vocabulary
Information
technology —
Security techniques
— Competence
requirements for
information security
management systems
professionals
Cybercrime:PemetaandanDampaknyapadaNegara
MemahamiCybercrime
Tabel ini memperlihatkan bahwa
kejahatan siber (cybercrime) sangat
bervariasi dan dapat didefinisikan
menjadi 5 macam dengan variasi
kriminalitas yang ada di dalamnya.
Tabel ini dikompilasi oleh AkhyarYusuf
Lubis dari Zhang et al., 2012, pp. 423–
430; Zadig &Tejay, 2012, p. 40;
Janankhani et al., 2014, pp. 150–153;
dengan beberapa perubahan.
(Lubis, 2017)
Cybercrime
Scopes
Categories Kinds
As a Tool:
The computer or network is used as a
tool in criminal activity.
Copyright Infringement/
Intellectual Property Piracy
Spamming
E-Auctions Scams
Financial Theft
As a Target:
The computer or network is the target of
criminal activity.
Denial of Service
Malware
Cracking/Hacking
As a Place:
The computer or network is the place of
criminal activity.
Phreaking
Traditional Computer Crime:
Traditional crimes facilitated through
computers or networks.
Phishing
Identity Theft
Child Pornography
Online Gambling
Cyber Stalking
Cyber Terrorism
Parasitic Computing
Information Crime:
Information as of the object and subject
of crimes through the computers or the
networks.
Trade Secret
Hate Speech/Hoax
Distribution
Information Warfare
NegaradenganKemungkinanTeramandari
Cybercrime
Cybercrime berpengaruh besar hingga pada tingkat keamanan suatu
negara, selain berdampak pada perusahaan multinasional. Dalam suatu
survey yang disusun oleh CompariTech, tampak bahwa beberapa negara
sangat rentan terhadap kejahatan siber daripada negara lainnya.Yang
paling aman adalah negara Swedia dengan persentase sebesar 19,88 %.
Sementara itu, negara dengan kerentanan terbesar adalah Cina atau
Tiongkok dengan persentase sebesar 49 %. Sayangnya, Indonesia tidak
masuk dalam negara yang disurvei sehingga kita tidak tahu apakah
Indonesia ini rentan atau malah jadi penghasil kejahatan siber terbanyak
(?).
Sumber Gambar: https://www.visualcapitalist.com/countries-least-
prepared-cyber-attacks/
Referensi
Coeckelbergh, M. (2016). Money Machines: Electronic FinancialTechnologies, Distancing, and Responsibility in
Global Finance. London & NewYork: Routledge.
Floridi, L. (2014). The Fourth Revolution: How the Infosphere is Reshaping Human Reality. Oxford: Oxford University
Press.
Krishnan, A. “Enhanced Warfighters as Private Military Contractors.” Dalam J. Galliott & M. Lotz, (Eds.). (2015).
Super Soldiers:The Ethical, Legal and Social Implications. Surrey & Burlington: Ashgate.
Levy, P. (1998). BecomingVirtual; Reality in the Digital Age (Trans. R. Bononno). NewYork & London: Plenum Press.
Lubis,A.Y. (2017). “The Foundation and Characteristics of Cybercrime: A Preliminary Exploration for Cyberethics.”
Paper at APRISH 2017.
Schulzke, M. (2017). The Morality of DroneWarfare and the Politics of Regulation. London: Palgrave MacMillan.
Wahana, F. (2011). ITU National Cybersecurity Strategy Guide. Geneva: ITU.
Wiener, N. (1989). The Human Use of Human Beings: Cybernetics and Society. London: Free Association Books.
Sumber Gambar danVideo:
en.wikipedia.org
www.pexels.com
www.videvo.net
Thanks
BiografiSingkat
Februari 2017–Sekarang
Dosen Luar Biasa • Sekolah Kajian Strategik dan Global, Universitas Indonesia,
Jakarta.
Agustus 2003–Agustus 2020
DosenTetap • SekolahTinggi Hukum Galunggung,Tasikmalaya.
November 2017–Agustus 2019
Direktur Pendidikan Keunggulan Digital • Sakola,Tangerang.
Agustus 2018–November 2018
Koordinator Penyusun Masterplan Perpustakaan Umum DKI Jakarta 2018 •
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, Jakarta.
Januari 2016–Desember 2016
Tenaga Ahli pada Program Usaha Bersama Komunitas • Kementerian Desa, IDT,
danTransmigrasi, Jakarta.
Juni 2013–Desember 2013
Konsultan Manajemen Organisasi & Koordinator Program Pelatihan Riset •
Desantara Foundation, Depok.
April 2009–Juni 2013
Konsultan Junior UMKM • Pusat Pengembangan dan Pendampingan Usaha Kecil
Menengah (P3UKM) Bank Indonesia,Tasikmalaya.
Catatan: Di Sakola, saya juga merangkap jabatan sebagai Duta Kecerdasan
DigitaI (Digital Intelligence Quotient Ambassador) dari DQ Institute di
Singapore.

More Related Content

Similar to Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 09: Virtualitas (Ekonomi Politik Informasi, Cyberwar, Cyberdefense, Cybercrime)

Homo Digitalis dan Aktivisme Digital.pptx
Homo Digitalis dan Aktivisme Digital.pptxHomo Digitalis dan Aktivisme Digital.pptx
Homo Digitalis dan Aktivisme Digital.pptxradiussetiyawan2019
 
Vira Yuniar (2205056066) Artikel Filsafat Kesatuan Ilmu.docx
Vira Yuniar (2205056066) Artikel Filsafat Kesatuan Ilmu.docxVira Yuniar (2205056066) Artikel Filsafat Kesatuan Ilmu.docx
Vira Yuniar (2205056066) Artikel Filsafat Kesatuan Ilmu.docxViraYuni1
 
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASI
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASIANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASI
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASIFais Arief Pambudi
 
MAKALAH ISBD (Manusia dan peradabannya)
MAKALAH ISBD (Manusia dan peradabannya)MAKALAH ISBD (Manusia dan peradabannya)
MAKALAH ISBD (Manusia dan peradabannya)nisaa malik
 
MASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORYMASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORYEvry Purrba
 
Realitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaRealitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaLSP3I
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin Amq
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politikFuji Lestari
 
manusia_dan_peradaban_
manusia_dan_peradaban_manusia_dan_peradaban_
manusia_dan_peradaban_Nova Ci Necis
 
Teori-modernitas-kontemporer
Teori-modernitas-kontemporerTeori-modernitas-kontemporer
Teori-modernitas-kontemporerEwald Frederik
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernYulia Eolia
 
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui Medsos
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui MedsosData Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui Medsos
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui MedsosIsmail Fahmi
 
teori teori dasar dalam antropologi
teori teori dasar dalam antropologiteori teori dasar dalam antropologi
teori teori dasar dalam antropologiMAHASISWI
 

Similar to Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 09: Virtualitas (Ekonomi Politik Informasi, Cyberwar, Cyberdefense, Cybercrime) (20)

Homo Digitalis dan Aktivisme Digital.pptx
Homo Digitalis dan Aktivisme Digital.pptxHomo Digitalis dan Aktivisme Digital.pptx
Homo Digitalis dan Aktivisme Digital.pptx
 
Konsekuensi nalar kedisiplinan dalam kebijakan ICT pasca orde baru.pdf
Konsekuensi nalar kedisiplinan dalam kebijakan ICT pasca orde baru.pdfKonsekuensi nalar kedisiplinan dalam kebijakan ICT pasca orde baru.pdf
Konsekuensi nalar kedisiplinan dalam kebijakan ICT pasca orde baru.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Vira Yuniar (2205056066) Artikel Filsafat Kesatuan Ilmu.docx
Vira Yuniar (2205056066) Artikel Filsafat Kesatuan Ilmu.docxVira Yuniar (2205056066) Artikel Filsafat Kesatuan Ilmu.docx
Vira Yuniar (2205056066) Artikel Filsafat Kesatuan Ilmu.docx
 
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASI
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASIANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASI
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASI
 
MAKALAH ISBD (Manusia dan peradabannya)
MAKALAH ISBD (Manusia dan peradabannya)MAKALAH ISBD (Manusia dan peradabannya)
MAKALAH ISBD (Manusia dan peradabannya)
 
MASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORYMASS COMMUNICATION THEORY
MASS COMMUNICATION THEORY
 
Telepon genggam yang mencemaskan
Telepon genggam yang mencemaskanTelepon genggam yang mencemaskan
Telepon genggam yang mencemaskan
 
Realitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaRealitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas Media
 
Teori komunikasi
Teori komunikasiTeori komunikasi
Teori komunikasi
 
Teori Komunikasi Massa
Teori Komunikasi MassaTeori Komunikasi Massa
Teori Komunikasi Massa
 
Pp arman
Pp armanPp arman
Pp arman
 
Media studies salman #10
Media studies salman #10Media studies salman #10
Media studies salman #10
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
 
manusia_dan_peradaban_
manusia_dan_peradaban_manusia_dan_peradaban_
manusia_dan_peradaban_
 
Teori-modernitas-kontemporer
Teori-modernitas-kontemporerTeori-modernitas-kontemporer
Teori-modernitas-kontemporer
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
 
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui Medsos
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui MedsosData Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui Medsos
Data Science: Memahami Perilaku Sosial Masyarakat Melalui Medsos
 
teori teori dasar dalam antropologi
teori teori dasar dalam antropologiteori teori dasar dalam antropologi
teori teori dasar dalam antropologi
 

More from Ahmad Ibrahim

Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 09: Masyarakat Jaringan dan Komple...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 09: Masyarakat Jaringan dan Komple...Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 09: Masyarakat Jaringan dan Komple...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 09: Masyarakat Jaringan dan Komple...Ahmad Ibrahim
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...Ahmad Ibrahim
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...Ahmad Ibrahim
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 04: Aksiologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 04: AksiologiFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 04: Aksiologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 04: AksiologiAhmad Ibrahim
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: Epistemologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: EpistemologiFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: Epistemologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: EpistemologiAhmad Ibrahim
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 02: Ontologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 02: OntologiFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 02: Ontologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 02: OntologiAhmad Ibrahim
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: LogikaFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: LogikaAhmad Ibrahim
 
Digital Identity Appropriation
Digital Identity AppropriationDigital Identity Appropriation
Digital Identity AppropriationAhmad Ibrahim
 

More from Ahmad Ibrahim (8)

Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 09: Masyarakat Jaringan dan Komple...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 09: Masyarakat Jaringan dan Komple...Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 09: Masyarakat Jaringan dan Komple...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 09: Masyarakat Jaringan dan Komple...
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 06: Teori Kritis I (Kaitan antara ...
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 04: Aksiologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 04: AksiologiFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 04: Aksiologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 04: Aksiologi
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: Epistemologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: EpistemologiFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: Epistemologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: Epistemologi
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 02: Ontologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 02: OntologiFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 02: Ontologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 02: Ontologi
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: LogikaFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
 
Digital Identity Appropriation
Digital Identity AppropriationDigital Identity Appropriation
Digital Identity Appropriation
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 

Recently uploaded (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 

Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 09: Virtualitas (Ekonomi Politik Informasi, Cyberwar, Cyberdefense, Cybercrime)

  • 1. FilsafatIlmudanPendekatanPascadisiplin Dr. Ahmad Ibrahim Badr y, S.Fil., M.Hum. School of Global and Strategic Studies Universitas Indonesia
  • 2. BagianIX: Virtualitas (EkonomiPolitik Informasi, Cyberwar, Cyberdefense,& Cybercrime) MaknaVirtualitas dan Sibernetika TafsirVariatif Ekonomi Politik Informasi Cyberwar: Model di Media Sosial hingga Prajurit Super Cyberdefense: Identifikasi Ancaman hingga Standar Cybersecurity Cybercrime: Pemetaan dan Dampaknya pada Negara
  • 4. PerbedaanYangVirtualdenganYangAktual Kata "virtual" berasal dari bahasa Latin Abad Pertengahan virtualis, yang kata ini sendiri berasal dari virtus, yang berarti kekuatan atau kekuasaan. Dalam filsafat Skolastik, virtual adalah sesuatu yang memiliki potensi daripada keberadaan aktual. Virtual cenderung ke arah aktualisasi, tanpa menjalani bentuk konkretisasi yang efektif atau formal. Pohon itu sebenarnya hadir secara virtual di dalam benih.Tegasnya, virtual tidak boleh dibandingkan dengan yang nyata tetapi aktual, karena virtualitas dan aktualitas hanyalah dua cara yang berbeda untuk menjadi. Di sini, saya ingin memperkenalkan perbedaan antara yang mungkin dan yang virtual, yang dibahasGilles Deleuze dalam Différence et Répétition. Kemungkinan sudah sepenuhnya terbentuk, tetapi ada dalam keadaan limbo (kondisi antara). Hal itu dapat terwujud tanpa adanya perubahan baik dalam determinasi maupun sifatnya. Ini adalah realitas bayangan, sesuatu yang laten.Yang mungkin persis seperti yang nyata, satu- satunya hal yang hilang adalah keberadaan. Realisasi dari kemungkinan bukanlah tindakan penciptaan dalam arti kata yang sepenuhnya, karena penciptaan menyiratkan produksi inovatif dari sebuah ide atau bentuk. Jadi, perbedaan antara yang mungkin dan yang nyata sepenuhnya logis. Virtual harus, berbicara dengan tepat, dibandingkan bukan dengan yang nyata tetapi yang aktual. Berbeda dengan yang mungkin, yang statis dan sudah terbentuk, yang virtual adalah sejenis kompleks bermasalah, simpul kecenderungan atau kekuatan yang menyertai situasi, peristiwa, objek, atau entitas, dan yang memicu proses resolusi: aktualisasi. (Levy, 1998, pp. 23-24).
  • 5. PermulaanSibernetikadalamSains Sejak akhir Perang Dunia II, saya telah mengerjakan banyak percabangan teori pesan. Selain teori rekayasa kelistrikan transmisi pesan, ada bidang yang lebih luas yang mencakup tidak hanya studi bahasa tetapi studi tentang pesan sebagai alat untuk mengendalikan mesin dan masyarakat, pengembangan mesin komputasi dan automata sejenis lainnya, refleksi tertentu. atas psikologi dan sistem saraf, dan teori baru yang tentatif mengenai metode ilmiah.Teori pesan yang lebih besar ini adalah teori probabilistik, bagian intrinsik dari gerakan yang berasal dari Willard Gibbs dan yang telah saya jelaskan dalam pendahuluan. Sampai saat ini, tidak ada kata yang ada untuk ide-ide yang kompleks ini, dan untuk merangkul seluruh bidang dengan satu istilah, saya merasa terpaksa untuk menemukannya. Karenanya, "Sibernetika", yang saya peroleh dari kataYunani kubernētēs, atau “nahkoda", kataYunani yang sama yang akhirnya kita dapatkan dari kata "gubernur". Kebetulan, saya kemudian menemukan bahwa kata tersebut telah digunakan oleh Ampère dengan mengacu pada ilmu politik, dan telah diperkenalkan dalam konteks lain oleh seorang ilmuwan Polandia, keduanya menggunakan penanggalan dari bagian awal abad XIX. (Wiener, 1989, p. 15)
  • 6. SibernetikadanMasyarakat Saya menulis buku yang kurang lebih teknis berjudul Cybernetics yang diterbitkan pada tahun 1948. Menanggapi permintaan tertentu bagi saya untuk membuat ide-idenya dapat diterima oleh masyarakat awam, saya menerbitkan edisi pertama The Human Use of Human Beings pada tahun 1950. Sejak itu kemudian hal tersebut berkembang dari beberapa gagasan yang dianut oleh Drs. Claude Shannon, Warren Weaver, dan saya sendiri, ke dalam wilayah penelitian yang mapan. Oleh karena itu, saya mengambil kesempatan ini yang disebabkan oleh pencetakan ulang buku saya untuk memperbaruinya, dan untuk menghilangkan cacat dan ketidaksesuaian tertentu dalam struktur aslinya. Dalam memberikan definisi Sibernetika dalam buku aslinya, saya menggolongkan komunikasi dan kontrol bersama. Mengapa saya melakukan ini? Ketika saya berkomunikasi dengan orang lain, saya menyampaikan pesan kepadanya, dan ketika dia berkomunikasi kembali dengan saya, dia mengembalikan pesan terkait yang berisi informasi yang terutama dapat diakses olehnya dan bukan untuk saya. Ketika saya mengontrol tindakan orang lain, saya mengkomunikasikan pesan kepadanya, dan meskipun pesan ini dalam mood yang imperatif, teknik komunikasi tidak berbeda dari pesan suatu fakta. Lebih lanjut, jika kendali saya ingin efektif, saya harus memperhatikan setiap pesan darinya yang mungkin menunjukkan bahwa perintah tersebut dipahami dan telah ditaati. Ini adalah tesis dari buku ini bahwa masyarakat hanya dapat dipahami melalui studi tentang pesan dan fasilitas komunikasi yang dimilikinya; dan bahwa di masa depan perkembangan fasilitas pesan dan komunikasi ini, pesan antara manusia dan mesin, antara mesin dan manusia, dan antara mesin dan mesin, ditakdirkan untuk memainkan peran yang semakin meningkat. (Wiener, 1989, p. 16).
  • 9. Paralelitas Industri 4.0 dengan Masyarakat 5.0 Sumber Gambar: https://news.cgtn.com/ news/2019-06- 28/What-is-Society-5- 0-at-the-G20-summit-- HT4YQ8BXlC/index.ht ml From Society 1.0 to Society 5.0. /CGTN Infographic by Zhang Xuecheng
  • 10. Infosphere adalah neologisme yang diciptakan pada tahun tujuh puluhan. Ini didasarkan pada 'biosphere', sebuah istilah yang mengacu pada wilayah terbatas di planet kita yang mendukung kehidupan. Ini juga merupakan konsep yang berkembang pesat. Secara minimal, infosphere menunjukkan seluruh lingkungan informasional yang dibentuk oleh semua entitas informasional, properti, interaksi, proses, dan hubungan timbal baliknya. Ini adalah lingkungan yang sebanding dengan, tetapi berbeda dari, dunia maya, yang hanya merupakan salah satu sub-wilayahnya, karena infosphere juga mencakup ruang informasi luring dan analog. Secara maksimal, infosphere adalah konsep yang juga dapat digunakan sebagai sinonim dengan realitas, begitu kita menafsirkannya secara informatif. Dalam hal ini, sarannya adalah apa yang nyata adalah informasi dan apa yang informatif itu nyata. Dalam kesetaraan inilah yang menjadi sumber dari beberapa transformasi paling mendalam dan masalah menantang yang akan kita alami dalam waktu dekat, sejauh menyangkut teknologi. Di satu sisi ekstrim, seseorang mungkin menafsirkan teknologi in-betwenness sebagai jenis pelepasan yang merusak dan hilangnya kontak murni dengan yang alami dan yang otentik. Posisi ini dapat beranjak jauh dengan mengasosiasikan antara teknologi in-betwenness dengan ketidakmenubuhan atau setidaknya devaluasi kemenubuhan, maka untuk delokalisasi (tidak ada tubuh, tidak ada tempat), globalisasi (tidak ada tempat, tidak ada lokalisasi), dan akhirnya dengan konsumerisme, sebagai devaluasi keunikan benda-benda fisik dan hubungan khususnya dengan manusia. Dalam kasus ini, politik teknologi in- betwenness mengasumsikan ciri-ciri, yang paling baik, yang dapat disesali, kesalahan global, dan, yang paling buruk, rencana jahat, yang dikejar oleh beberapa agen jahat, dari negara hingga perusahaan multinasional. (Floridi, 2014, pp. 39-41) Konsep Infosphere dan PolitikTeknologi
  • 11. Pada tahun 1543, NicolausCopernicus menerbitkan risalahnya tentang pergerakan planet mengelilingi matahari. Itu berjudul On the Revolutions of Celestial Bodies (De RevolutionibusOrbiumCoelestium). Copernicus mungkin tidak bermaksud untuk memulai 'revolusi' dalam pemahaman diri kita juga. Meskipun demikian, kosmologi heliosentrisnya pernah menggusur Bumi dari pusat alam semesta dan membuat kita mempertimbangkan kembali, secara harfiah, tempat dan peran kita di dalamnya. Ini menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam pandangan kita tentang alam semesta sehingga kata 'revolusi' mulai dikaitkan dengan transformasi ilmiah yang radikal. Revolusi kedua terjadi pada tahun 1859, ketika Charles Darwin menerbitkan karyanya On theOrigin of Species by Means of Natural Selection, atau Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life. Dalam karyanya, Darwin menunjukkan bahwa semua spesies kehidupan telah berevolusi selama bertahun-tahun dari nenek moyang yang sama melalui seleksi alam. Kali ini, kata 'evolusi' yang memperoleh makna baru. Sigmund Freud menghancurkan ilusi (kekuatan pikiran kita yang mengacu pada CogitoCartesian) melalui pekerjaan psikoanalitiknya. Itu adalah revolusi ketiga. Dia berpendapat bahwa pikiran juga tidak sadar dan tunduk pada mekanisme pertahanan seperti represi. Saat ini, kita mengakui bahwa banyak dari apa yang kita lakukan tak disadari, dan pikiran sadar sering membangun narasi yang beralasan untuk membenarkan tindakan kita sesudahnya. AlanTuring adalah bapak revolusi keempat.Turing menggusur kita dari posisi istimewa dan unik kita dalam ranah penalaran logis, pemrosesan informasi, dan perilaku cerdas. Kita bukan lagi penguasa infosphere yang tidak perlu dipersoalkan lagi. Perangkat digital kita melakukan lebih banyak tugas yang membutuhkan pemikiran dari kita jika kita yang bertanggung jawab. Kita terpaksa meninggalkan sekali lagi posisi yang kita anggap 'unik'. Sejarah kata 'komputer' adalah indikasinya. (Floridi, 2014, pp. 87-94) Manusia dalam Infosphere dan Revolusi ke-4
  • 12. Hubungan yang tepat antara uang dan organisasi sosial (dan hubungan moral) lebih kontroversial. Di satu sisi, uang menjanjikan kebebasan dari organisasi terpusat dan penindasan. Martin berpendapat bahwa uang muncul diYunani kuno dan di Asia Kecil. Didorong oleh apa yang sekarang kita sebut 'pandangan dunia ilmiah modern' (Martin 2013, p. 56) dan pemikiran universalis yang lebih abstrak (di sini: gagasan tentang nilai ekonomi universal, tetapi juga munculnya kesenjangan antara pengamat jauh dan alam semesta obyektif), duniaYunani berhasil menjauh dari struktur dan kewajiban sosial tradisional. Uang adalah cara untuk menjadi bebas - setidaknya jikaAnda memilikinya. Morgan bahkan berpendapat bahwa hal itu mungkin berperan dalam penurunan perbudakan (Morgan 1965, p. 14); uang dengan demikian menjadi alat kebebasan. Secara lebih umum, uang memungkinkan adanya hubungan yang berbeda di antara orang-orang. Kepercayaan tidak lagi dibutuhkan sama sekali, paling tidak kepercayaan dalam arti kepercayaan pribadi; tidak lagi penting dari siapa Anda mendapatkannya. Relasi yang lebih impersonal - tetapi juga lebih bebas - dimungkinkan. Di sisi lain, hubungan yang berbeda ini juga menjadi lebih ‘terkendali'; jika kepercayaan tidak lagi dibutuhkan, itu juga berarti bahwa hubungan tersebut menjadi lebih impersonal. Dan pengenalan uang mungkin membuat orang bebas dalam satu hal, tetapi tidak harus dalam arti lain. Misalnya, uang tidak serta-merta membebaskanAnda dari kekuasaan hierarkis. Bahkan, yang sering terjadi justru sebaliknya. Penguasa menggunakan uang sebagai instrumen aturan (dan seringkali penindasan). Seperti yang ditunjukkan Morgan, pemerintah masih memainkan peran penting dalam sistem uang: segel pemerintahlah yang bertindak sebagai jaminan. Secara lebih umum, uang juga digunakan sebagai alat untuk menjalankan dan mengkonsolidasikan kekuasaan. Misalnya, Alexander Agung memasang sistem moneter kesatuan di wilayah yang dia taklukkan. Lebih jauh, uang juga dimainkan dan berperan dalam organisasi dan kontrol pekerjaan orang lain (yaitu, dengan membayar pekerja). Dan seperti pendapat Marx, ketika pekerjaan diubah menjadi komoditas, pekerja diasingkan dari pekerjaan dan dari orang lain. Ini juga memberi beberapa orang dengan uang (kapitalis) kekuatan untuk mengontrol dan mengeksploitasi orang lain (mereka yang tidak memiliki uang).. (Coeckelbergh, 2016, p. 22) Dilema Hubungan Uang dan Sosial (Moral)
  • 13. Uang, dan khususnya uang elektronik, kemudian dapat dilihat sebagai termasuk dalam beberapa kategori pada waktu yang bersamaan. Kadang-kadang tampaknya itu termasuk dalam semua kategori (kecuali yang alami mungkin). Bitcoin, misalnya, memiliki 'digital', bentuk non-materi dan 'duniawi' dan buatan manusia, tetapi juga tampaknya memiliki sifat 'spiritual' atau bahkan 'ilahi' karena berada di mana-mana pada waktu yang sama; selain itu juga bisa menjadi material dan menunjukkan kekuatannya melalui mata uang lain. Perhatikan juga bahwa karena bitcoin dihasilkan oleh komputer, bahkan dipertanyakan jika itu hanya 'buatan manusia': perangkat lunak ditulis oleh manusia, tetapi produksinya dilakukan oleh mesin. Mungkin kita harus menambahkan kategori 'buatan komputer' (atau algoritma, robot, dll.).Ternyata Bitcoin adalah contoh yang baik dari sifat uang yang beraneka ragam di era elektronik. Untuk memikirkan tentang uang, angka, dan entitas keuangan lainnya, pendekatan ontologis informasi menyiratkan bahwa meskipun pada tingkat abstraksi lain (dan dengan demikian dengan tujuan analisis yang berbeda) kita dapat mengatakan hal yang lain tentang uang, angka, dll., secara metafisik mereka adalah semua entitas informasional.Untuk mengatakan bahwa entitas adalah 'digital' atau 'analog' masuk akal, ini mungkin cara kita mengalaminya pada tingkat abstraksi tertentu, tetapi sifat dasar realitas adalah informasional. Menerapkan pandangan ini pada uang, ini berarti bahwa meskipun uang dapat 'menampilkan' dirinya sebagai 'digital', 'material', atau sebaliknya (pada berbagai tingkat presentasi), dari yang fundamental, perspektif pengamat-independen, hal itu adalah informasi. Entitas keuangan adalah institusi sosial.Apakah Bitcoin itu 'fisik' atau bukan, hal ini tidak relevan dengan statusnya sebagai mata uang, sebagai uang, sebagai struktur pembayaran, dll.Yang penting adalah bahwa Bitcoin menjadi (telah menjadi, akan menjadi) fakta institusional. Jika dan sekali ada niat kolektif, maka sudah cukup bagi sesuatu untuk memiliki fungsi uang, baik digital atau non-digital, elektronik atau non- elektronik, material atau non-material. (Coeckelbergh, 2016, pp. 94-99) Status Ontologis Uang hingga Bitcoin
  • 14. Sejauh ini, teknologi keuangan kontemporer hanya mendapat sedikit perhatian dalam etika komputer (etika teknologi informasi) dan filsafat teknologi. Hal ini sangat disayangkan mengingat tantangan keuangan dan ekonomi yang kita hadapi sebagai masyarakat dalam konteks globalisasi, dan juga implikasi sosial dan politik, demokrasi, dari masalah etika dalam keuangan. Dunia keuangan berubah dengan cepat karena TIK baru dan hal ini perlu segera kita perhatikan karena ini penting bagi kehidupan banyak orang, yaitu kehidupan orang-orang yang biasanya tidak terlibat langsung dalam perdagangan elektronik atau di 'sektor keuangan' . Itu penting bagi hidup kita. TIK keuangan dalam konteks globalisasi telah memungkinkan dunia yang sangat saling bergantung di mana praktik keuangan di satu bagian dunia memiliki konsekuensi bagi orang-orang di negara yang jauh yang kehidupan dan pekerjaannya bergantung pada harga barang. Ini juga merupakan dunia di mana perubahan teknologi, misalnya di bidang perdagangan frekuensi tinggi, memiliki konsekuensi bagi keuangan global secara luas, dan karenanya bagi kita semua. Dengan membahas hubungan antara teknologi keuangan dan tanggung jawab moral, tulisan ini telah menunjukkan bagaimana kita dapat mulai melakukan pekerjaan konseptual di bidang ini dengan cara mengambil manfaat dari pekerjaan dalam studi sosial keuangan dan membuat hubungan dengan pekerjaan yang sedang berlangsung dalam etika komputer dan filsafat teknologi, terutama di bidang etika robotika, kecerdasan buatan (AI), dan bidang terkait. (Coeckelbergh, 2016, p. 121) Mesin Uang dan Formasi Bitcoin
  • 16. TweetwarsebagaiModelPerangInformasidiMediaSosial Sumber Gambar: Hasil analisis SNA Drone Emprit yang dikembangkan oleh Ismail Fahmi. Analisis data yang tersedia untuk kajian akademik dapat diakses di: https://dea.uii.ac.id/
  • 17. MasalahDronesebagaiMesinPembunuh Drone bisa dibilang memudahkan untuk memulai atau memperpanjang perang dengan membiarkan pihak yang berperang untuk bertarung tanpa menimbulkan korban. Beberapa khawatir bahwa mereka mungkin sangat efektif dalam menghindari perasaan keengganan korban yang dapat memicu reaksi publik terhadap perang, yang dapat membawa drone ke dalam konflik dengan prinsip pilihan terakhir. Penting untuk mencegah pihak yang berperang menggunakan kekerasan terlalu cepat, tetapi kekhawatiran ini gagal menunjukkan bahwa drone bermasalah secara moral. Drone hanyalah salah satu dari banyak alat untuk meluncurkan serangan terbatas, dan lebih disukai daripada alternatif yang kurang diskriminatif dan proporsional. ... Drone tidak menimbulkan masalah khusus untuk otoritas yang tepat. Senjata ini dapat diproduksi dengan relatif murah dan dioperasikan oleh pelaku kekerasan non-negara (violent non-state actors atauVNSA) dan teroris, tetapi ini juga berlaku untuk senjata lain yang tak terhitung jumlahnya. Dari semua prinsip yang saya bahas, otoritas yang benar adalah yang paling membutuhkan revisi agar tetap relevan. Saya keberatan dengan pembacaan konservatif tentang otoritas hak, yang menjaga hak istimewa negara dengan menyangkal bahwa aktor non-negara dapat mengobarkan perang. Saya berpendapat bahwa setiap aktor kekerasan yang diakui sebagian besar anggota konstituen mewakili mereka dan yang umumnya mematuhi norma dan hukum politik internasional memenuhi prinsip ini. Perubahan ini membuat otoritas hak lebih dapat dipertahankan dan lebih jauh menggarisbawahi poin saya bahwa kita tidak harus menolak penggunaan drone oleh aktor non-negara.) (Schulzke, 2017, p. 80 )
  • 18. TahapLanjutCyberwar:PrajuritSuper Beberapa program penalaan manusia DARPA mempelajari modifikasi genetik tentara. Program 'Living Foundries' dimaksudkan untuk mengurangi biaya terapi gen dan untuk menciptakan 'alat untuk pembangunan fisik yang cepat dari sistem biologis, pengeditan dan manipulasi desain genetik' (DARPA 2012). Dengan kata lain, DARPA sedang meneliti teknologi untuk mengubah susunan genetik tentara melalui terapi gen untuk membuat mereka lebih kuat, memberi mereka lebih banyak daya tahan dan membuat mereka lebih tahan terhadap ancaman atau kondisi biologis dan lingkungan. Ide utama terapi gen adalah untuk memasukkan DNA baru ke dalam tubuh yang memperbaiki DNA yang rusak melalui virus rekombinan yang direkayasa secara khusus untuk mengubah DNA yang terkandung di semua sel tubuh. Meski masih mahal, teknologinya ada dan beberapa penyakit telah berhasil diobati dengan terapi gen, di antaranya defisiensi imun, kebutaan herediter, hemofilia, penyakit darah, gangguan metabolisme lemak, kanker, dan penyakit Parkinson.Terapi gen berpotensi digunakan untuk perbaikan genetik. Sangat mungkin bahwa beberapa atlet mungkin telah terlibat dalam 'doping gen' di Olimpiade 2012 baru-baru ini dengan menyuntikkan diri dengan gen yang mendorong pertumbuhan otot atau meningkatkan kinerja mereka (Naish 2012). 'Tentara masa depan dapat berlari dengan kecepatan Olimpiade dan akan dapat pergi berhari-hari tanpa makan atau tidur, jika penelitian baru tentang manipulasi gen berhasil', menurut sebuah artikel di Daily Mail (Gayle 2012). (Krishnan, 2015, p. 67)
  • 19. TahapLanjutCyberwar:PrajuritSuper Dari perspektif jangka panjang, bahkan modifikasi genetik yang lebih radikal seperti penciptaan hibrida manusia-hewan dengan kemampuan unik dimungkinkan pada prinsipnya. Sebuah laporan oleh European Union Global Governance 2025 membahas modifikasi genetik manusia dan berpendapat bahwa 'modifikasi langsung DNA saat pembuahan sekarang ini banyak diteliti dengan tujuan menghilangkan gen yang rusak; Namun, diskusi tentang kemampuan masa depan membuka kemungkinan untuk merancang manusia dengan kemampuan fisik, emosional atau kognitif yang unik '(2010, p. 56).TranshumanistOxford Nick Bostrom telah menunjukkan kemungkinan teoretis dari melengkapi manusia dengan fitur-fitur baru: 'modalitas sensorik manusia saat ini bukanlah satu-satunya yang mungkin … Beberapa hewan memiliki sonar, orientasi magnet, atau sensor untuk listrik dan getaran; banyak yang memiliki indra penciuman yang lebih tajam, penglihatan yang lebih tajam, dll. … Tidak ada halangan mendasar untuk menambahkan, katakanlah kemampuan untuk melihat radiasi infra merah atau untuk merasakan sinyal radio dan mungkin untuk menambahkan semacam indera telepati dengan menambah otak kita dengan antarmuka yang sesuai pemancar radio '(Bostrom 2005, p. 7).Tanpa ragu, hal itu akan memberi para pejuang perang keuntungan yang luar biasa di medan perang jika mereka memiliki persepsi sensorik yang melampaui kemampuan musuh dalam hal ini. Namun, modifikasi genetik radikal manusia jauh melampaui ilmu yang ada, tidak akan mungkin dilakukan pada orang dewasa dan dengan demikian akan membutuhkan intervensi embrio, sehingga menciptakan 'kelas pejuang yang ditentukan sebelumnya' (Ford dan Glymour 2014, p. 46). (Krishnan, 2015, pp. 67-68)
  • 21. Dengan peretasan terkenal baru-baru ini dari perusahaan seperti Uber, Equifax, dan HBO, dapat dikatakan bahwa keamanan siber (cybersecurity) sudah menjadi prioritas utama banyak perusahaan terbesar di dunia. Namun, seiring dengan semakin banyaknya miliaran perangkat yang terhubung ke internet setiap tahun - termasuk banyak yang tidak diamankan dengan baik - ancaman kejahatan dunia maya ini berkembang dengan cepat, dan taruhannya juga meningkat. Para ahli memperkirakan bahwa kejahatan dunia maya menyebabkan kerusakan ekonomi sebesar $ 450 miliar pada tahun 2016, dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi $ 6 triliun pada tahun 2021. Infografis di samping ini, yang kami peroleh dari Evolve ETFs, mencakup ancaman kejahatan dunia maya yang terus meningkat bersama dengan ledakan terkait dalam pengeluaran keamanan siber global. Sejak tahun 2013 lalu, lebih dari 9 milyar rekam data yang telah dicuri. Namun, 2 milyar rekam tersebut dicuri pada awal tahun 2017 saja. Selain femonena ini, indeks peretasan data juga mencatat pencurian data sebanyak 438.000 rekam/jam dan mencapai 10,5 juta rekam/bulan dari perusahaan yang menjadi sasaran peretasannya. Sumber: https://www.visualcapitalist.com/cybersecurity-fighting-450b-damage/ AncamandariSeranganSiber
  • 22. JenisAncamanSiber Menurut pemetaan yang dilakukan oleh Frederick Wamala yang bekerja untuk International Telecommunication Union (ITU), sumber ancaman siber (cyber threat sources) dapat dibagi menjadi lima jenis sebagaimana dapat dilihat pada bagan di samping ini. (Wamala, 2011, p. 16)
  • 23. StrategiInisiatifSiberITU 1. Legal Measures 2. Technical and Procedural Measures 3. Organizational Structures 4. Capacity Building 5. InternationalCooperation
  • 24. StandaruntukCybersecurityyangdidasarkanpadaISO/IEC ISO/IEC 27000:2018 ISO/IEC 27021:2017 ISO/IEC 27007:2017 ISO/IEC 27004:2016 ISO/IEC 29157:2015 ISO/IEC 27013:2015 ISO/IEC 27006:2015 ISO/TR 11633- 2:2009 Health informatics — Information security management for remote maintenance of medical devices and medical information systems Information technology — Security techniques — Requirements for bodies providing audit and certification of information security management systems Information technology — Security techniques — Guidance on the integrated implementation of ISO/IEC 27001 and ISO/IEC 20000-1 Information technology — Security techniques — Guidance on the integrated implementation of ISO/IEC 27001 and ISO/IEC 20000-1 Information technology — Security techniques — Information security management — Monitoring, measurement, analysis and evaluation Information technology — Security techniques — Guidelines for information security management systems auditing Information technology — Security techniques — Information security management systems — Overview and vocabulary Information technology — Security techniques — Competence requirements for information security management systems professionals
  • 26. MemahamiCybercrime Tabel ini memperlihatkan bahwa kejahatan siber (cybercrime) sangat bervariasi dan dapat didefinisikan menjadi 5 macam dengan variasi kriminalitas yang ada di dalamnya. Tabel ini dikompilasi oleh AkhyarYusuf Lubis dari Zhang et al., 2012, pp. 423– 430; Zadig &Tejay, 2012, p. 40; Janankhani et al., 2014, pp. 150–153; dengan beberapa perubahan. (Lubis, 2017) Cybercrime Scopes Categories Kinds As a Tool: The computer or network is used as a tool in criminal activity. Copyright Infringement/ Intellectual Property Piracy Spamming E-Auctions Scams Financial Theft As a Target: The computer or network is the target of criminal activity. Denial of Service Malware Cracking/Hacking As a Place: The computer or network is the place of criminal activity. Phreaking Traditional Computer Crime: Traditional crimes facilitated through computers or networks. Phishing Identity Theft Child Pornography Online Gambling Cyber Stalking Cyber Terrorism Parasitic Computing Information Crime: Information as of the object and subject of crimes through the computers or the networks. Trade Secret Hate Speech/Hoax Distribution Information Warfare
  • 27. NegaradenganKemungkinanTeramandari Cybercrime Cybercrime berpengaruh besar hingga pada tingkat keamanan suatu negara, selain berdampak pada perusahaan multinasional. Dalam suatu survey yang disusun oleh CompariTech, tampak bahwa beberapa negara sangat rentan terhadap kejahatan siber daripada negara lainnya.Yang paling aman adalah negara Swedia dengan persentase sebesar 19,88 %. Sementara itu, negara dengan kerentanan terbesar adalah Cina atau Tiongkok dengan persentase sebesar 49 %. Sayangnya, Indonesia tidak masuk dalam negara yang disurvei sehingga kita tidak tahu apakah Indonesia ini rentan atau malah jadi penghasil kejahatan siber terbanyak (?). Sumber Gambar: https://www.visualcapitalist.com/countries-least- prepared-cyber-attacks/
  • 28. Referensi Coeckelbergh, M. (2016). Money Machines: Electronic FinancialTechnologies, Distancing, and Responsibility in Global Finance. London & NewYork: Routledge. Floridi, L. (2014). The Fourth Revolution: How the Infosphere is Reshaping Human Reality. Oxford: Oxford University Press. Krishnan, A. “Enhanced Warfighters as Private Military Contractors.” Dalam J. Galliott & M. Lotz, (Eds.). (2015). Super Soldiers:The Ethical, Legal and Social Implications. Surrey & Burlington: Ashgate. Levy, P. (1998). BecomingVirtual; Reality in the Digital Age (Trans. R. Bononno). NewYork & London: Plenum Press. Lubis,A.Y. (2017). “The Foundation and Characteristics of Cybercrime: A Preliminary Exploration for Cyberethics.” Paper at APRISH 2017. Schulzke, M. (2017). The Morality of DroneWarfare and the Politics of Regulation. London: Palgrave MacMillan. Wahana, F. (2011). ITU National Cybersecurity Strategy Guide. Geneva: ITU. Wiener, N. (1989). The Human Use of Human Beings: Cybernetics and Society. London: Free Association Books. Sumber Gambar danVideo: en.wikipedia.org www.pexels.com www.videvo.net
  • 30. BiografiSingkat Februari 2017–Sekarang Dosen Luar Biasa • Sekolah Kajian Strategik dan Global, Universitas Indonesia, Jakarta. Agustus 2003–Agustus 2020 DosenTetap • SekolahTinggi Hukum Galunggung,Tasikmalaya. November 2017–Agustus 2019 Direktur Pendidikan Keunggulan Digital • Sakola,Tangerang. Agustus 2018–November 2018 Koordinator Penyusun Masterplan Perpustakaan Umum DKI Jakarta 2018 • Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, Jakarta. Januari 2016–Desember 2016 Tenaga Ahli pada Program Usaha Bersama Komunitas • Kementerian Desa, IDT, danTransmigrasi, Jakarta. Juni 2013–Desember 2013 Konsultan Manajemen Organisasi & Koordinator Program Pelatihan Riset • Desantara Foundation, Depok. April 2009–Juni 2013 Konsultan Junior UMKM • Pusat Pengembangan dan Pendampingan Usaha Kecil Menengah (P3UKM) Bank Indonesia,Tasikmalaya. Catatan: Di Sakola, saya juga merangkap jabatan sebagai Duta Kecerdasan DigitaI (Digital Intelligence Quotient Ambassador) dari DQ Institute di Singapore.