2. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
LEARNING OUTCOMES
LO 2 : Apply logistics systems of its engineering design method.
LO 3 : Identify major classes of industrial logistics systems, operations and most significant
characteristics.
OUTLINE MATERI (Sub-Topic):
Inventory Management Problem.
Pendahuluan dan Biaya yang Relevan..
Klasifikasi Inventory Management Models.
Single Stocking Point : Single-Commodity Inventory Models Under Constant
Demand Rate.
Single Stocking Point : Single-Commodity Inventory Models Under Deterministic
Time-Varying Demand Rate.
3. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
ISI MATERI
PENDAHULUAN.
Pada prinsipnya persediaan adalah suatu sumber daya menganggur (idle resources)
yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut, maksud proses lebih lanjut disini
dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada kegiatan manufaktur, kegiatan
pemasaran yang dijumpai pada sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai
pada sistem rumah tangga, perkantoran, dan sebagainya.
Dijelaskan bahwa keberadaan persediaan dalam kegiatan usaha tidak dapat dihindarkan.
Salah satu penyebab utamanya adalah barang-barang tersebut tidak dapat diperoleh
secara instan, tetapi diperlukan tenggang waktu untuk memperolehnya. Tenggang waktu
tersebut dimulai dari saat melakukan pemesanan, waktu untuk memproduksinya, dan
waktu untuk mengantarkan barang ke distributor bahkan sampai dengan waktu
untuk memproses barang di gudang hingga siap digunakan oleh pemakainya. Interval waktu
antara saat pemesanan dilakukan sampai dengan barang siap digunakan disebut waktu
ancang-ancang (lead time).
Persediaan dalam suatu unit usaha dapat dikategorikan sebagai modal kerja yang
berbentuk barang. Keberadaannya tidak saja dianggap sebagai beban (liability) karena
merupakan pemborosan (waste), tetapi sekaligus juga dapat dianggap sebagai kekayaan
(asset) yang dapat segera dicairkan dalam bentuk uang tunai (cash). Dalam aktivitas
unit usaha baik industri maupun bisnis, nilai persediaan barang yang dikelola pada
umumnya cukup besar bahkan ada yang sangat besar, tergantung pada jenis serta skala
industri dan bisnisnya.
Telah dikemukakan bahwa sesuai dengan karakteristik pengelolaannya, permasalahan
yang dihadapi di dalam sistem persediaan pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua
jenis permasalahan, yaitu: permasalahan kebijakan persediaan dan permasalahan operasional.
1. Permasalahan Kebijakan Persediaan
Permasalahan kebijakan persediaan (inventory policy) adalah permasalahan dalam
sistem persediaan yang berkaitan dengan bagaimana menjamin agar setiap permintaan
pemakai dapat dipenuhi dengan ongkos yang minimal. Masalah ini terkait dengan
4. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
penentuan besarnya operating stock dan safety stock, yaitu: berapa jumlah barang yang akan
dipesan/dibuat, kapan
saat pemesanan/pembuatan dilakukan, dan berapa jumlah persediaan pengamannya.
Jenis
permasalahan ini pada hakikatnya dapat dikuantifikasikan dan jawabannya akan terkait
dengan jenis metode pengendalian persediaan terbaik yang digunakan.
2. Permasalahan Operasional
Permasalahan ini lebih bersifat kualitatif dan pada prinsipnya berkaitan dengan permasalahan
kelancaran dan efisiensi mekanisme serta prosedur pengoperasian sistem
persediaan.
Permasalahan ini bersifat rutin sebab selalu dijumpai dalam pengelolaan sistem
persediaan
sehari-hari (day to day operation).
RELEVANSI BIAYA PADA PERSEDIAAN.
Biaya relevan dengan penentuan kebijakan persediaan dapat diklasifikasikan ke dalam empat
kategori besar.
Biaya pengadaan, biaya pengadaan adalah mereka yang terkait dengan perolehan barang.
Hal ini biasanya mencakup biaya tetap (independen dari jumlah memerintahkan) dan biaya
variabel (tergantung dari jumlah yang diperoleh). Mereka mungkin termasuk
Biaya (tetap) pemesanan ulang (biaya mengeluarkan dan memproses pesanan melalui
pembelian dan akuntansi departemen jika barang yang dibeli, atau biaya untuk
menyiapkan proses produksi jika barang yang diproduksi oleh perusahaan);
Biaya pembelian atau biaya produksi (variabel), tergantung pada apakah barang yang
dibeli dari pemasok atau diproduksi oleh perusahaan;
Biaya transportasi, jika tidak termasuk dalam harga barang yang dibeli; Untuk Demi
kesederhanaan, kita asumsikan di sisa bab ini yang tetap transportasi biaya yang
termasuk dalam biaya pemesanan ulang, sementara transportasi variabel biaya yang
termasuk dalam biaya pembelian;
Biaya penanganan barang pada titik penerima.
5. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Biaya menyimpan persediaan. biaya menyimpan persediaan dikeluarkan saat bahan yang
disimpan untuk jangka waktu. Biaya ini antara lain.
Biaya kesempatan (atau modal) yang merepresentasikan „return on investment‟
perusahaan akan uang yang telah diinvestasikan dalam aktivitas ekonomi yang lebih
menguntungkan (mis di pasar saham) bukan persediaan. Biaya ini umumnya atas
dasar tingkat bunga perbankan standar.
Biaya Pergudangan. Jika perusahaan menjalankan pergudangannya sendiri, biaya
tersebut meliputi ruang dan biaya peralatan, personil upah, asuransi atas persediaan,
biaya pemeliharaan, biaya energi dan pajak negara. Jika tidak, biaya pergudangan
merupakan sejumlah biaya yang dibayarkan untuk menyimpan barang di gudang
pihak ketiga.
Biaya kekurangan (Shortage). Biaya kekurangan dibayar ketika pesanan pelanggan tidak
terpenuhi. Biaya kekurangan sangat tergantung pada perilaku pelanggan dan sulit untuk
mengevaluasi secara akurat. Hal dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Biaya kehilangan penjualan. Sebuah penjualan yang hilang mungkin terjadi jika
barang tidak tersedia dapat dengan mudah diperoleh dari pesaing. biaya penjualan
yang hilang termasuk keuntungan yang akan dibuat pada penjualan, dan efek negatif
yang kekurangan bisa saja pada penjualan di masa mendatang.
Biaya Pemesanan Kembali. Ketika barang sulit untuk menggantikan, kekurangan
sering menghasilkan penjualan tertunda. Terlepas dari efek negatif pada penjualan di
masa mendatang, perintah kembali dapat mengakibatkan penalti.
Biaya ‘Obsolence’. biaya kadaluarsa muncul ketika item ditebar kehilangan beberapa nilai
mereka dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi, misalnya, ketika persediaan makanan
memburuk,
item pakaian dalam stok pergi keluar dari fashion, atau koran yang tidak terjual. Nilai item di
akhir masa pakai biasanya disebut sebagai nilai sisa nya.
KLASIFIKASI MODEL MANAJEMEN PERSEDIAAN.
Terdapat 2 keputusan yang penting dalam sebuah model persediaan, yaitu :
1. Berapa (how many) jumlah yang harus dipesan untuk persediaan barang tertentu?
2. Kapan (when) waktu yang optimal untuk memesan barang tersebut kembali sehingga
persediaan dapat mencapai titik optimal kembali?
6. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Setiap keputusan yang diambil mempunyai pengaruh terhadap besar biaya persediaan. Untuk
memudahkan dalam mengambil keputusan, dikembangkan model-model dalam manajemen
persediaan. Model permintaan dibagi menjadi dua macam, yaitu permintaan deterministik
dan permintaan probabilistic.
1. Permintaan Deterministik
Pada model deterministik permintaan dan periode kedatangan pesanan dapat diketahui
secara pasti sebelumnya. Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Statis deterministik
Pada model ini tingkat konsumsi tetap dan konstan setiap waktu.
b. Dinamik deterministik
Pada model ini tingkat permintaannya diketahui dengan pasti tetapi sifat
permintaannya bervariasi dari periode ke periode.
Untuk menentukan kebijaksanaan persediaan yang optimum, dibutuhkan informasi
mengenai parameter-parameter berikut: Perkiraan kebutuhan, biaya-biaya persediaan,
lead time. Dalam model persediaan deterministik parameter-parameter yang berpengaruh
terhadap sistim persediaan dapat diketahui dengan pasti. Rata-rata kebutuhan dan biaya-
biaya persediaan diasumsikan diketahui dengan pasti. Lamanya lead time juga
diasumsikan selalu tetap. Karena semua parameter bersifat deterministik maka tidak
dimungkinkan adanya kekurangan persediaan. Dalam dunia nyata, akan sangat jarang
ditemukan situasi di mana seluruh parameter dapat diketahui dengan pasti. Karena itu,
akan lebih masuk akal jika digunakan model-model probabilistik yang
Permintaan
Probabilistik
Deterministik
Statis
Dinamis
Stasioner
Non Stasioner
7. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
mempertimbangkan ketidakpastian pada parameter-parameternya. Namun, model
deterministik terkadang merupakan pendekatan yang sangat baik, atau paling tidak
merupakan langkah awal yang baik untuk menggambarkan fenomena persediaan.
2. Permintaan probabilistik.
Pada model-model persediaan deterministik, diasumsikan bahwa semua parameter
persediaan selalu konstan dan diketahui secara pasti. Pada kenyataan, sering terjadi
parameter-parameter yang ada merupakan nilai-nilai yang tidak pasti dan sifatnya hanya
estimasi atau perkiraan saja. Parameter-parameter seperti permintaan, lead time, biaya
penyimpanan, biaya pemesanan, biaya kekurangan persediaan dan harga kenyataannya
sering bervariasi. Model-model deterministik tidak peka terhadap perubahan-perubahan
parameter tersebut. Untuk menghadapi variasi yang ada, terutama variasi permintaan dan
lead time, model probabilistik biasanya dicirikan dengan adanya persediaan pengaman
(safety stock). Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Stasioner probabilistik
Pada model ini fungsi kepadatan probabilitas permintaannya tetap tidak berubah
sepanjang waktu. Akibatnya pengaruh trend musiman permintaan tidak dimasukkan
dalam model.
b. Non stationer probabilistik
Pada model ini fungsi kepadatan probabilitas permintaanya bervariasi dari waktu ke
waktu dan dipengaruhi trend musiman permintaan.
8. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Model manajemen persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria.
Deterministik dibandingkan model stokastik. Dalam model deterministik, di mana
tuntutan, harga dan lead time diasumsikan diketahui sebelumnya, fokusnya adalah
pada keseimbangan berbagai kategori biaya (misalnya biaya tetap pemesanan dan
biaya memegang inventaris). Dalam model stokastik, di mana beberapa data yang
pasti, tidak mungkin untuk selalu memenuhi semua permintaan. Akibatnya, kendala
pada tingkat layanan pelanggan yang biasanya dikenakan (misalnya, bahwa pelanggan
puas dengan probabilitas yang diberikan).
Bergerak cepat barang dibandingkan barang bergerak lambat. item yang
bergerak cepat diproduksi dan dijual secara teratur, dan mencakup sebagian besar
produk di pasar. Masalah utama ketika mengelola persediaan barang bergerak cepat
adalah menentukan kapan titik stock telah diisi ulang dan berapa banyak dipesan. Di
sisi lain, item bergerak lambat, seperti suku cadang mesin yang kompleks, memiliki
permintaan yang sangat rendah (mis a beberapa unit setiap 10 atau 20 tahun). Sebagai
aturan, pembuatan spare part beberapa tahun setelah mesin dibangun sangat mahal
dibandingkan dengan memproduksi bersama dengan mesin. Oleh karena itu masalah
utama adalah untuk menentukan jumlah item yang harus diproduksi dan disimpan
pada awal waktu perencanaan.
Jumlah poin stocking. kebijakan persediaan yang optimal dapat sering diturunkan
secara analitis untuk model titik stocking tunggal, sementara situasi saat beberapa
stocking yang biasanya jauh lebih sulit untuk tangani.
Jumlah komoditas. ketika memegang persediaan multi kommoditi, biaya bersama
dan kendala biasanya datang dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu tidak
mengherankan bahwa sebagian besar masalah manajemen persediaan multi
kommoditi adalah NP-keras.
Memasok seketika dibandingkan resupply noninstantaneous. Titik stocking bisa
diisi ulang hampir seketika (misalnya sebagai konsekuensi dari pengiriman truk) atau
noninstantaneously (misalnya pada laju konstan melalui proses manufaktur).
KLASIFIKASI PERSEDIAAN.
Tersine (1994) mengemukakan bahwa masalah persediaan dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:
a. Berdasarkan repeativeness (pengulangan pemesanan)
9. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Single order adalah sistem persediaan dengan satu kali pemesanan.
Repeat order adalah sistem persediaan dengan pemesanan berulang.
b. Berdasarkan pemasok
Outside supply adalah barang diperoleh dari pemasok yang berasal dari
luar perusahaan.
Inside supply adalah barang diperoleh dari dalam perusahaan sendiri.
c. Berdasarkan sifat demand
Constant demand adalah permintaan dari suatu item akan tetap sepanjang waktu.
Variable demand adalah permintaan akan mengikuti pola distribusi normal,
poisson, beta, dan distribusi lainnya.
Independent demand adalah permintaan antara satu item dengan item yang
lainnya tidak berhubungan, contoh: permintaan pada barang jadi (finished good).
Dependent demand adalah permintaan satu item bergantung langsung
dengan permintaan item yang lain yang merupakan item pada level
diatasnya, contoh: permintaan subassembling, komponen, dan raw material.
d. .Berdasarkan lead time
Costant lead time berarti lead time akan tetap sepanjang waktu
Variable lead time adalah lead time bervariasi, dapat mengikuti pola
distribusi tertentu.
e. Berdasarkan sistem pemesanan
Perceptual adalah sistem persediaan yang melakukan pemesanan pada saat
tingkat persediaan berada pada reorder point.
Periodic adalah sistem persediaan dimana pemesanan dilakukan pada siklus
waktu tertentu.
Material requirement planning merupakan cara untuk menentukan persediaan
apabila permintaan suatu item bergantung pada permintaan lain.
MODEL PERSEDIAAN KOMODITI TUNGGAL DENGAN PERMINTAAN
KONSTAN.
Model Persediaan Deterministik EOQ Sederhana
10. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Salah satu model yang sangat populer di dalam sistim deterministik adalah model Wilson.
Model ini dipublikasikan oleh Ford W. Harris tahun 1915 dan masih digunakan banyak
organisasi saat ini. Model Wilson ini merupakan dasar dari berbagai pengembangan metode–
metode persediaan. Model EOQ tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi-
asumsi sebagai berikut (Zulian Yamit, 2005)
1. Kebutuhan bahan baku dapat ditentukan, relatif tetap, dan terus menerus.
2. Tenggang waktu pemesanan dapat dilakukan dan relatif tetap.
3. Tidak diperkenankan adanya kekurangan persediaan, artinya setelah
kebutuhan dan tengang waktu dapat ditentukan secara pasti berarti kekurangan
persediaan dapat dihindari.
4. Pemesanan datang sekaligus dan akan menambah persediaan.
5. Struktur biaya tidak berubah. Biaya pemesanan atau persiapan sama tanpa
memperhatikan jumlah yang dipesan. Biaya simpan adalah berdasarkan fungsi
liniar terhadap rata-rata persediaan, dan harga beli atau biaya pembelian per-
unit adalah konstan (tidak ada potongan).
6. Kapasitas gudang dan modal cukup untuk menampung dan membeli pesanan.
7. Pembelian adalah satu jenis item.
Dari asumsi-asumsi di atas, model ini mungkin diaplikasikan baik pada sistim manufaktur
seperti penentuan persediaan bahan baku dan pada sistim non manufaktur. Tujuan model ini
adalah untuk menentukan jumlah (Q) setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga biaya total
persediaan dapat diminimalkan. Situasi pada model ini dapat disajikan secara grafik sebagai
berikut
Ada dua macam biaya yang dipertimbangkan, yaitu:
1. Biaya penyimpanan
11. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Biaya penyimpanan pertahun merupakan perkalian antara rata-rata persediaan pertahun
dengan biaya simpan perunit pertahun. Jika rata-rata persediaan pertahun di mana Q
adalah ukuran pemesanan, dan biaya simpan perunit pertahun adalah h, maka: Total biaya
penyimpanan pertahun 𝑇 .
2. Biaya pemesanan dan pembelian
Biaya pembelian pertahun (annual purchase cost) merupakan total harga yang dikeluarkan
untuk membeli suatu barang, yaitu perkalian antara harga barang perunit (C) dengan
banyaknya barang yang dibeli sepanjang tahun, yaitu sebesar demand (D). Total biaya
pembelian pertahun 𝑇
Sedangkan total biaya pemesanan pertahun merupakan perkalian antara biaya per pemesanan
(A) dikalikan banyaknya pemesanan dalam satu tahun , di mana D adalah banyaknya
kebutuhan selama satu tahun. Total biaya pemesanan pertahun = 𝑇
Sehingga: Total Biaya Per Tahun (TIC) = biaya pembelian per tahun + biaya pemesanan per
tahun + biaya penyimpanan per tahun
𝑇
Untuk mendapatkan nilai Q optimal didapat dari penurunan persamaan diatas.
𝑇
√
SafetyStock (Persediaan Pengaman)
Masalah kekurangan persediaan obat generik, misalnya karena permintaan obat generik yang
lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan obat yang dipesan
pasti dialami oleh setiap perusahaan. Untuk mengatasi hal ini maka dibutuhkan Safety Stock.
Dengan adanya persediaan pengaman, perusahaan dapat mengatasi ketidakpastian permintaan
dengan segera.
12. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
SS = Z X σ
Dimana : SS = Safety Stock (Persediaan Pengaman).
Z = Standar Normal Deviasi.
σ = Standar Deviasi.
Reorder Point (ROP).
Reorder Point ROP atau biasa disebut dengan batas/titik jumlah pemesanan kembali termasuk
permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu
tambahan/ekstra stok.
Menurut Fredi Rangkuti (2004), reorder point terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat
di dalam stok berkurang terus. Dengan demikian kita harus menentukan berapa banyak batas
minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan
persediaan. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang. Selain itu dapat
pula ditambahkan dengan safety stock yang biasanya mengacu kepada probabilitas atau
kemungkinan terjadinya kekurangan stok selama masa tenggang.
Faktor yang mempengaruhi pemesanan ulang (reorder point):
a. Waktu yang diperlukan dari saat pemesanan sampai dengan barang datang di
perusahaan (Lead Time)
b. Tingkat pemakaian barang rata-rata / hari atau satuan waktu lainnya
c. Persediaan besi/safety stock (jumlah persediaan barang yang minimum harus ada
untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya barang yang dibeli agar
perushaaan tidak mengalami “stock out”/gangguan kelancaran kegiatan produksi
karena kehabisan barang.
Rumus:
𝑅 = × 𝐿𝑇 +𝑆𝑆
Di mana: ROP = Reorder point (titik pemesanan ulang)
= Rata-rata jumlah kebutuhan (unit/bulan)
LT = Lead time / waktu tunggu (bulan)
13. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
SS = Safety Stock (persediaan pengaman)
Secara grafik, hubungan EOQ, safety stock dan ROP dapat dilihat pada gambar berikut:
MODEL PERSEDIAAN KOMODITI TUNGGAL DENGAN PERMINTAAN WAKTU
BERVARIASI.
Potongan Harga (Quantity Discount)
Untuk mendapatkan, memikat, dan mengikat pelanggan, perusahaan termasuk perusahaan
supplier melakukan berbagai kiat. Salah satu diantaranya yang paling umum adalah
pemberian potongan harga pada jumlah pembelian yang relatif besar. Keuntungan bagi
penjual adalah penjualan dalam jumlah yang banyak akan mengurangi biaya produksi tiap
unitnya. Keuntungan bagi pembeli bila membeli dalam jumlah yang besar adalah turunnya
harga beli per-unit, biaya perpindahan dan pengiriman yang lebih rendah, penurunan biaya
pemesanan, dan kemungkinan kekurangan persediaan sangat kecil. Akan tetapi, disisi lain
pembelian dalam jumlah besar mengakibatkan kerugian di mana biaya investasi (modal) yang
tertanam pada persediaan terlalu besar, biaya penyimpanan dalam gudang membengkak, dan
kesempatan barang yang disimpan menjadi rusak dan susut sangat besar karena penyimpanan
yang terlalu lama.
Secara umum ada dua jenis potongan harga karena kuantitas barang pesanan yang ditawarkan
oleh penyalur, yakni potongan harga all-units (absolute quantity discount) dan potongan
incremental. Dengan adanya potongan all-units, pembelian dalam jumlah yang besar
mengakibatkan adanya suatu harga tiap satuan yang lebih rendah untuk keseluruhan paket
pemesanan. Pada potongan incremental menerapkan atau memberlakukan harga per satuan
yang lebih rendah hanya untuk membeli unit di atas suatu kuantitas tertentu saja sesuai yang
diterapkan perusahaan secara berjenjang. Oleh karena itu, all-units mengakibatkan harga per
satuan akan sama per tiap-tiap item di dalam paket pemesanan, sedangkan potongan harga
14. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
incremental dapat mengakibatkan berbagai harga per satuan bagi satu item tertentu di dalam
paket pemesanan yang sama
All-Units Discount
Potongan all-units diberikan pada pembelian dalam jumlah yang besar yang mengakibatkan
harga tiap satuan yang lebih rendah untuk keseluruhan paket pemesanan. Asumsi dasar dalam
model EOQ adalah harga per-unit konstan.
Dengan potongan all-units karena kuantitas, pembeli diperkenalkan oleh penyalur dengan
suatu harga yang terdiri dari j kuantitas mencakup beberapa harga satuan, di mana jika
jumlah pesanan berada dalam satu range antara suatu jumlah tertentu (misalkan 𝑈0 sampai
titik tertentu yang lain (misalkan 𝑈1), maka harga per unitnya sebesar 0. Akan tetapi, jika
jumlah pesanan mulai dari 𝑈1 sampai dengan 𝑈2, maka harganya menjadi 1, di mana sudah
pasti 0 > 1. Demikian seterusnya sampai jumlah 𝑈𝑗+1. Penjelasan potongan tersebut di atas
dapat di gambarkan sebagai berikut :
0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈0≤ ≤𝑈1
1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈1≤ ≤𝑈2
.
Pi = .
.
𝑗 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈𝑗≤ ≤𝑈𝑗+1
Di mana:
𝑈1<𝑈2<⋯<𝑈𝑗: Urutan bilangan bulat di mana price break terjadi.
𝑈0= kuantitas minimum yang dapat dibeli (pada umumnya satu)
𝑈𝑗= kuantitas yang maksimum (pada umumnya tak terbatas)
𝑖= harga untuk ukuran lot (kelompok) tertentu yang ada di dalam interval 𝑈𝑗 ke 𝑈𝑗+1
dengan 0> 1>⋯> 𝑗.
Langkah-langkah berikut ini menunjukkan bagaimana cara memperoleh jumlah pemesanan
dengan biaya minimum apabila terdapat satu atau lebih unit diskon (Zulian Yamit, 2005).
15. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
1. Dimulai dengan unit biaya terendah, hitung EOQ setiap unit biaya sehingga diperoleh
EOQ yang benar atau tepat.
2. Hitung total biaya untuk EOQ yang benar, jika total biayanya lebih rendah, maka unit
pembelian dengan harga diskon dapat diterima atau lebih menguntungkan.
3. Pilih jumlah pembelian yang memiliki total biaya yang paling rendah dalam langkah 2
di atas.
All unit discount adalah potongan harga yang memiliki struktur seperti pada tabel 2.1 di
bawah ini.
Kisaran jumlah
pesanan
Harga per unit
Total harga pada pesanan n unit
pada kisaran yang sesuai
1 – (a-1)
a – (b-1)
≥ b
x
y
z
nx
ny
nz
Potongan harga all units discount adalah potongan harga yang dipakai pada permasalahan
dalam tulisan ini. Selanjutnya akan disebut sebagai potongan harga saja.
Incremental Discount
Incremental discount atau potongan harga bertahap dimaksudkan untuk mendorong pembeli
untuk meningkatkan jumlah pembeliannya. Dalam situasi ini penjual menawarkan beberapa
harga dengan interval tertentu. Dalam model potongan harga bertahap ini semua unit
harganya tidaklah sama karena ada penjadwalan potongan harga yang menyebabkan biaya
pembelian unit tidak konstan. Struktur potongan harga bertahap (incremental discount) dapat
ditunjukan pada tabel di bawah ini.
16. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Kisaran jumlah
pesanan
Harga per unit
Total harga pada pesanan n unit
pada kisaran yang sesuai
1 – (a-1)
a – (b-1)
≥ b
x
x untuk (a-1) unit, y
untuk sisanya
x untuk (a-1) unit, y
untuk (b-a) unit, z
untuk sisanya
nx
(a-1) x + (n-a+1) y
(a-1) x + (b-a) y + (n-b+1) z
17. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
SIMPULAN.
Persediaan adalah suatu sumber daya menganggur (idle resources) yang keberadaannya
menunggu proses lebih lanjut, maksud proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan
produksi seperti dijumpai pada kegiatan manufaktur, kegiatan pemasaran yang dijumpai
pada sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai pada sistem rumah
tangga, perkantoran, dan sebagainya.
Klasifikasi persediaan didasarkan pada penentuan kebijakan Biaya relevan ada empat
kategori besar, yaitu :
Biaya pengadaan, biaya pengadaan adalah mereka yang terkait dengan perolehan barang. Hal
ini biasanya mencakup biaya tetap (independen dari jumlah memerintahkan) dan biaya
variabel (tergantung dari jumlah yang diperoleh).
Biaya menyimpan persediaan. biaya menyimpan persediaan dikeluarkan saat bahan yang
disimpan untuk jangka waktu
Biaya kekurangan (Shortage). Biaya kekurangan dibayar ketika pesanan pelanggan tidak
terpenuhi. Biaya kekurangan sangat tergantung pada perilaku pelanggan dan sulit untuk
mengevaluasi secara akurat.
Biaya „Obsolence‟. biaya kadaluarsa muncul ketika item ditebar kehilangan beberapa nilai
mereka dari waktu ke waktu
18. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
DAFTAR PUSTAKA
Ghiani, G., G. Laporte, and R. Musmanno. (2004). Introduction to Logistics
Systems Planning and Control. 1st Edition. John Wiley and Sons. . ISBN: 978-
0470849163.
Goetschalckx, Marc. (2009). Supply chain engineering : version 0.8.0.0, 24 Dec
2009. SPRIN. . ISBN: 9781441965110.
Ghiani, Gianpaolo, Laporte, Gilbert, Musmanno, Roberto. (2013). Introduction
to logistics systems management. 2nd Edition. JWS. . ISBN:
9781119943389.The book in the first list is a must to have for each student.