SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
LECTURE NOTES
Supply Chain : Logistics
Week 5
Inventory Management Problem
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
LEARNING OUTCOMES
LO 2 : Apply logistics systems of its engineering design method.
LO 3 : Identify major classes of industrial logistics systems, operations and most significant
characteristics.
OUTLINE MATERI (Sub-Topic):
Inventory Management Problem.
 Pendahuluan dan Biaya yang Relevan..
 Klasifikasi Inventory Management Models.
 Single Stocking Point : Single-Commodity Inventory Models Under Constant
Demand Rate.
 Single Stocking Point : Single-Commodity Inventory Models Under Deterministic
Time-Varying Demand Rate.
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
ISI MATERI
PENDAHULUAN.
Pada prinsipnya persediaan adalah suatu sumber daya menganggur (idle resources)
yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut, maksud proses lebih lanjut disini
dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada kegiatan manufaktur, kegiatan
pemasaran yang dijumpai pada sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai
pada sistem rumah tangga, perkantoran, dan sebagainya.
Dijelaskan bahwa keberadaan persediaan dalam kegiatan usaha tidak dapat dihindarkan.
Salah satu penyebab utamanya adalah barang-barang tersebut tidak dapat diperoleh
secara instan, tetapi diperlukan tenggang waktu untuk memperolehnya. Tenggang waktu
tersebut dimulai dari saat melakukan pemesanan, waktu untuk memproduksinya, dan
waktu untuk mengantarkan barang ke distributor bahkan sampai dengan waktu
untuk memproses barang di gudang hingga siap digunakan oleh pemakainya. Interval waktu
antara saat pemesanan dilakukan sampai dengan barang siap digunakan disebut waktu
ancang-ancang (lead time).
Persediaan dalam suatu unit usaha dapat dikategorikan sebagai modal kerja yang
berbentuk barang. Keberadaannya tidak saja dianggap sebagai beban (liability) karena
merupakan pemborosan (waste), tetapi sekaligus juga dapat dianggap sebagai kekayaan
(asset) yang dapat segera dicairkan dalam bentuk uang tunai (cash). Dalam aktivitas
unit usaha baik industri maupun bisnis, nilai persediaan barang yang dikelola pada
umumnya cukup besar bahkan ada yang sangat besar, tergantung pada jenis serta skala
industri dan bisnisnya.
Telah dikemukakan bahwa sesuai dengan karakteristik pengelolaannya, permasalahan
yang dihadapi di dalam sistem persediaan pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua
jenis permasalahan, yaitu: permasalahan kebijakan persediaan dan permasalahan operasional.
1. Permasalahan Kebijakan Persediaan
Permasalahan kebijakan persediaan (inventory policy) adalah permasalahan dalam
sistem persediaan yang berkaitan dengan bagaimana menjamin agar setiap permintaan
pemakai dapat dipenuhi dengan ongkos yang minimal. Masalah ini terkait dengan
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
penentuan besarnya operating stock dan safety stock, yaitu: berapa jumlah barang yang akan
dipesan/dibuat, kapan
saat pemesanan/pembuatan dilakukan, dan berapa jumlah persediaan pengamannya.
Jenis
permasalahan ini pada hakikatnya dapat dikuantifikasikan dan jawabannya akan terkait
dengan jenis metode pengendalian persediaan terbaik yang digunakan.
2. Permasalahan Operasional
Permasalahan ini lebih bersifat kualitatif dan pada prinsipnya berkaitan dengan permasalahan
kelancaran dan efisiensi mekanisme serta prosedur pengoperasian sistem
persediaan.
Permasalahan ini bersifat rutin sebab selalu dijumpai dalam pengelolaan sistem
persediaan
sehari-hari (day to day operation).
RELEVANSI BIAYA PADA PERSEDIAAN.
Biaya relevan dengan penentuan kebijakan persediaan dapat diklasifikasikan ke dalam empat
kategori besar.
Biaya pengadaan, biaya pengadaan adalah mereka yang terkait dengan perolehan barang.
Hal ini biasanya mencakup biaya tetap (independen dari jumlah memerintahkan) dan biaya
variabel (tergantung dari jumlah yang diperoleh). Mereka mungkin termasuk
 Biaya (tetap) pemesanan ulang (biaya mengeluarkan dan memproses pesanan melalui
pembelian dan akuntansi departemen jika barang yang dibeli, atau biaya untuk
menyiapkan proses produksi jika barang yang diproduksi oleh perusahaan);
 Biaya pembelian atau biaya produksi (variabel), tergantung pada apakah barang yang
dibeli dari pemasok atau diproduksi oleh perusahaan;
 Biaya transportasi, jika tidak termasuk dalam harga barang yang dibeli; Untuk Demi
kesederhanaan, kita asumsikan di sisa bab ini yang tetap transportasi biaya yang
termasuk dalam biaya pemesanan ulang, sementara transportasi variabel biaya yang
termasuk dalam biaya pembelian;
 Biaya penanganan barang pada titik penerima.
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Biaya menyimpan persediaan. biaya menyimpan persediaan dikeluarkan saat bahan yang
disimpan untuk jangka waktu. Biaya ini antara lain.
 Biaya kesempatan (atau modal) yang merepresentasikan „return on investment‟
perusahaan akan uang yang telah diinvestasikan dalam aktivitas ekonomi yang lebih
menguntungkan (mis di pasar saham) bukan persediaan. Biaya ini umumnya atas
dasar tingkat bunga perbankan standar.
 Biaya Pergudangan. Jika perusahaan menjalankan pergudangannya sendiri, biaya
tersebut meliputi ruang dan biaya peralatan, personil upah, asuransi atas persediaan,
biaya pemeliharaan, biaya energi dan pajak negara. Jika tidak, biaya pergudangan
merupakan sejumlah biaya yang dibayarkan untuk menyimpan barang di gudang
pihak ketiga.
Biaya kekurangan (Shortage). Biaya kekurangan dibayar ketika pesanan pelanggan tidak
terpenuhi. Biaya kekurangan sangat tergantung pada perilaku pelanggan dan sulit untuk
mengevaluasi secara akurat. Hal dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
 Biaya kehilangan penjualan. Sebuah penjualan yang hilang mungkin terjadi jika
barang tidak tersedia dapat dengan mudah diperoleh dari pesaing. biaya penjualan
yang hilang termasuk keuntungan yang akan dibuat pada penjualan, dan efek negatif
yang kekurangan bisa saja pada penjualan di masa mendatang.
 Biaya Pemesanan Kembali. Ketika barang sulit untuk menggantikan, kekurangan
sering menghasilkan penjualan tertunda. Terlepas dari efek negatif pada penjualan di
masa mendatang, perintah kembali dapat mengakibatkan penalti.
Biaya ‘Obsolence’. biaya kadaluarsa muncul ketika item ditebar kehilangan beberapa nilai
mereka dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi, misalnya, ketika persediaan makanan
memburuk,
item pakaian dalam stok pergi keluar dari fashion, atau koran yang tidak terjual. Nilai item di
akhir masa pakai biasanya disebut sebagai nilai sisa nya.
KLASIFIKASI MODEL MANAJEMEN PERSEDIAAN.
Terdapat 2 keputusan yang penting dalam sebuah model persediaan, yaitu :
1. Berapa (how many) jumlah yang harus dipesan untuk persediaan barang tertentu?
2. Kapan (when) waktu yang optimal untuk memesan barang tersebut kembali sehingga
persediaan dapat mencapai titik optimal kembali?
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Setiap keputusan yang diambil mempunyai pengaruh terhadap besar biaya persediaan. Untuk
memudahkan dalam mengambil keputusan, dikembangkan model-model dalam manajemen
persediaan. Model permintaan dibagi menjadi dua macam, yaitu permintaan deterministik
dan permintaan probabilistic.
1. Permintaan Deterministik
Pada model deterministik permintaan dan periode kedatangan pesanan dapat diketahui
secara pasti sebelumnya. Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Statis deterministik
Pada model ini tingkat konsumsi tetap dan konstan setiap waktu.
b. Dinamik deterministik
Pada model ini tingkat permintaannya diketahui dengan pasti tetapi sifat
permintaannya bervariasi dari periode ke periode.
Untuk menentukan kebijaksanaan persediaan yang optimum, dibutuhkan informasi
mengenai parameter-parameter berikut: Perkiraan kebutuhan, biaya-biaya persediaan,
lead time. Dalam model persediaan deterministik parameter-parameter yang berpengaruh
terhadap sistim persediaan dapat diketahui dengan pasti. Rata-rata kebutuhan dan biaya-
biaya persediaan diasumsikan diketahui dengan pasti. Lamanya lead time juga
diasumsikan selalu tetap. Karena semua parameter bersifat deterministik maka tidak
dimungkinkan adanya kekurangan persediaan. Dalam dunia nyata, akan sangat jarang
ditemukan situasi di mana seluruh parameter dapat diketahui dengan pasti. Karena itu,
akan lebih masuk akal jika digunakan model-model probabilistik yang
Permintaan
Probabilistik
Deterministik
Statis
Dinamis
Stasioner
Non Stasioner
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
mempertimbangkan ketidakpastian pada parameter-parameternya. Namun, model
deterministik terkadang merupakan pendekatan yang sangat baik, atau paling tidak
merupakan langkah awal yang baik untuk menggambarkan fenomena persediaan.
2. Permintaan probabilistik.
Pada model-model persediaan deterministik, diasumsikan bahwa semua parameter
persediaan selalu konstan dan diketahui secara pasti. Pada kenyataan, sering terjadi
parameter-parameter yang ada merupakan nilai-nilai yang tidak pasti dan sifatnya hanya
estimasi atau perkiraan saja. Parameter-parameter seperti permintaan, lead time, biaya
penyimpanan, biaya pemesanan, biaya kekurangan persediaan dan harga kenyataannya
sering bervariasi. Model-model deterministik tidak peka terhadap perubahan-perubahan
parameter tersebut. Untuk menghadapi variasi yang ada, terutama variasi permintaan dan
lead time, model probabilistik biasanya dicirikan dengan adanya persediaan pengaman
(safety stock). Model ini dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Stasioner probabilistik
Pada model ini fungsi kepadatan probabilitas permintaannya tetap tidak berubah
sepanjang waktu. Akibatnya pengaruh trend musiman permintaan tidak dimasukkan
dalam model.
b. Non stationer probabilistik
Pada model ini fungsi kepadatan probabilitas permintaanya bervariasi dari waktu ke
waktu dan dipengaruhi trend musiman permintaan.
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Model manajemen persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria.
 Deterministik dibandingkan model stokastik. Dalam model deterministik, di mana
tuntutan, harga dan lead time diasumsikan diketahui sebelumnya, fokusnya adalah
pada keseimbangan berbagai kategori biaya (misalnya biaya tetap pemesanan dan
biaya memegang inventaris). Dalam model stokastik, di mana beberapa data yang
pasti, tidak mungkin untuk selalu memenuhi semua permintaan. Akibatnya, kendala
pada tingkat layanan pelanggan yang biasanya dikenakan (misalnya, bahwa pelanggan
puas dengan probabilitas yang diberikan).
 Bergerak cepat barang dibandingkan barang bergerak lambat. item yang
bergerak cepat diproduksi dan dijual secara teratur, dan mencakup sebagian besar
produk di pasar. Masalah utama ketika mengelola persediaan barang bergerak cepat
adalah menentukan kapan titik stock telah diisi ulang dan berapa banyak dipesan. Di
sisi lain, item bergerak lambat, seperti suku cadang mesin yang kompleks, memiliki
permintaan yang sangat rendah (mis a beberapa unit setiap 10 atau 20 tahun). Sebagai
aturan, pembuatan spare part beberapa tahun setelah mesin dibangun sangat mahal
dibandingkan dengan memproduksi bersama dengan mesin. Oleh karena itu masalah
utama adalah untuk menentukan jumlah item yang harus diproduksi dan disimpan
pada awal waktu perencanaan.
 Jumlah poin stocking. kebijakan persediaan yang optimal dapat sering diturunkan
secara analitis untuk model titik stocking tunggal, sementara situasi saat beberapa
stocking yang biasanya jauh lebih sulit untuk tangani.
 Jumlah komoditas. ketika memegang persediaan multi kommoditi, biaya bersama
dan kendala biasanya datang dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu tidak
mengherankan bahwa sebagian besar masalah manajemen persediaan multi
kommoditi adalah NP-keras.
 Memasok seketika dibandingkan resupply noninstantaneous. Titik stocking bisa
diisi ulang hampir seketika (misalnya sebagai konsekuensi dari pengiriman truk) atau
noninstantaneously (misalnya pada laju konstan melalui proses manufaktur).
KLASIFIKASI PERSEDIAAN.
Tersine (1994) mengemukakan bahwa masalah persediaan dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:
a. Berdasarkan repeativeness (pengulangan pemesanan)
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
 Single order adalah sistem persediaan dengan satu kali pemesanan.
 Repeat order adalah sistem persediaan dengan pemesanan berulang.
b. Berdasarkan pemasok
 Outside supply adalah barang diperoleh dari pemasok yang berasal dari
luar perusahaan.
 Inside supply adalah barang diperoleh dari dalam perusahaan sendiri.
c. Berdasarkan sifat demand
 Constant demand adalah permintaan dari suatu item akan tetap sepanjang waktu.
 Variable demand adalah permintaan akan mengikuti pola distribusi normal,
poisson, beta, dan distribusi lainnya.
 Independent demand adalah permintaan antara satu item dengan item yang
lainnya tidak berhubungan, contoh: permintaan pada barang jadi (finished good).
 Dependent demand adalah permintaan satu item bergantung langsung
dengan permintaan item yang lain yang merupakan item pada level
diatasnya, contoh: permintaan subassembling, komponen, dan raw material.
d. .Berdasarkan lead time
 Costant lead time berarti lead time akan tetap sepanjang waktu
 Variable lead time adalah lead time bervariasi, dapat mengikuti pola
distribusi tertentu.
e. Berdasarkan sistem pemesanan
 Perceptual adalah sistem persediaan yang melakukan pemesanan pada saat
tingkat persediaan berada pada reorder point.
 Periodic adalah sistem persediaan dimana pemesanan dilakukan pada siklus
waktu tertentu.
 Material requirement planning merupakan cara untuk menentukan persediaan
apabila permintaan suatu item bergantung pada permintaan lain.
MODEL PERSEDIAAN KOMODITI TUNGGAL DENGAN PERMINTAAN
KONSTAN.
Model Persediaan Deterministik EOQ Sederhana
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Salah satu model yang sangat populer di dalam sistim deterministik adalah model Wilson.
Model ini dipublikasikan oleh Ford W. Harris tahun 1915 dan masih digunakan banyak
organisasi saat ini. Model Wilson ini merupakan dasar dari berbagai pengembangan metode–
metode persediaan. Model EOQ tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi-
asumsi sebagai berikut (Zulian Yamit, 2005)
1. Kebutuhan bahan baku dapat ditentukan, relatif tetap, dan terus menerus.
2. Tenggang waktu pemesanan dapat dilakukan dan relatif tetap.
3. Tidak diperkenankan adanya kekurangan persediaan, artinya setelah
kebutuhan dan tengang waktu dapat ditentukan secara pasti berarti kekurangan
persediaan dapat dihindari.
4. Pemesanan datang sekaligus dan akan menambah persediaan.
5. Struktur biaya tidak berubah. Biaya pemesanan atau persiapan sama tanpa
memperhatikan jumlah yang dipesan. Biaya simpan adalah berdasarkan fungsi
liniar terhadap rata-rata persediaan, dan harga beli atau biaya pembelian per-
unit adalah konstan (tidak ada potongan).
6. Kapasitas gudang dan modal cukup untuk menampung dan membeli pesanan.
7. Pembelian adalah satu jenis item.
Dari asumsi-asumsi di atas, model ini mungkin diaplikasikan baik pada sistim manufaktur
seperti penentuan persediaan bahan baku dan pada sistim non manufaktur. Tujuan model ini
adalah untuk menentukan jumlah (Q) setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga biaya total
persediaan dapat diminimalkan. Situasi pada model ini dapat disajikan secara grafik sebagai
berikut
Ada dua macam biaya yang dipertimbangkan, yaitu:
1. Biaya penyimpanan
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Biaya penyimpanan pertahun merupakan perkalian antara rata-rata persediaan pertahun
dengan biaya simpan perunit pertahun. Jika rata-rata persediaan pertahun di mana Q
adalah ukuran pemesanan, dan biaya simpan perunit pertahun adalah h, maka: Total biaya
penyimpanan pertahun 𝑇 .
2. Biaya pemesanan dan pembelian
Biaya pembelian pertahun (annual purchase cost) merupakan total harga yang dikeluarkan
untuk membeli suatu barang, yaitu perkalian antara harga barang perunit (C) dengan
banyaknya barang yang dibeli sepanjang tahun, yaitu sebesar demand (D). Total biaya
pembelian pertahun 𝑇
Sedangkan total biaya pemesanan pertahun merupakan perkalian antara biaya per pemesanan
(A) dikalikan banyaknya pemesanan dalam satu tahun , di mana D adalah banyaknya
kebutuhan selama satu tahun. Total biaya pemesanan pertahun = 𝑇
Sehingga: Total Biaya Per Tahun (TIC) = biaya pembelian per tahun + biaya pemesanan per
tahun + biaya penyimpanan per tahun
𝑇
Untuk mendapatkan nilai Q optimal didapat dari penurunan persamaan diatas.
𝑇
√
SafetyStock (Persediaan Pengaman)
Masalah kekurangan persediaan obat generik, misalnya karena permintaan obat generik yang
lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan obat yang dipesan
pasti dialami oleh setiap perusahaan. Untuk mengatasi hal ini maka dibutuhkan Safety Stock.
Dengan adanya persediaan pengaman, perusahaan dapat mengatasi ketidakpastian permintaan
dengan segera.
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
SS = Z X σ
Dimana : SS = Safety Stock (Persediaan Pengaman).
Z = Standar Normal Deviasi.
σ = Standar Deviasi.
Reorder Point (ROP).
Reorder Point ROP atau biasa disebut dengan batas/titik jumlah pemesanan kembali termasuk
permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu
tambahan/ekstra stok.
Menurut Fredi Rangkuti (2004), reorder point terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat
di dalam stok berkurang terus. Dengan demikian kita harus menentukan berapa banyak batas
minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan
persediaan. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang. Selain itu dapat
pula ditambahkan dengan safety stock yang biasanya mengacu kepada probabilitas atau
kemungkinan terjadinya kekurangan stok selama masa tenggang.
Faktor yang mempengaruhi pemesanan ulang (reorder point):
a. Waktu yang diperlukan dari saat pemesanan sampai dengan barang datang di
perusahaan (Lead Time)
b. Tingkat pemakaian barang rata-rata / hari atau satuan waktu lainnya
c. Persediaan besi/safety stock (jumlah persediaan barang yang minimum harus ada
untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya barang yang dibeli agar
perushaaan tidak mengalami “stock out”/gangguan kelancaran kegiatan produksi
karena kehabisan barang.
Rumus:
𝑅 = × 𝐿𝑇 +𝑆𝑆
Di mana: ROP = Reorder point (titik pemesanan ulang)
= Rata-rata jumlah kebutuhan (unit/bulan)
LT = Lead time / waktu tunggu (bulan)
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
SS = Safety Stock (persediaan pengaman)
Secara grafik, hubungan EOQ, safety stock dan ROP dapat dilihat pada gambar berikut:
MODEL PERSEDIAAN KOMODITI TUNGGAL DENGAN PERMINTAAN WAKTU
BERVARIASI.
Potongan Harga (Quantity Discount)
Untuk mendapatkan, memikat, dan mengikat pelanggan, perusahaan termasuk perusahaan
supplier melakukan berbagai kiat. Salah satu diantaranya yang paling umum adalah
pemberian potongan harga pada jumlah pembelian yang relatif besar. Keuntungan bagi
penjual adalah penjualan dalam jumlah yang banyak akan mengurangi biaya produksi tiap
unitnya. Keuntungan bagi pembeli bila membeli dalam jumlah yang besar adalah turunnya
harga beli per-unit, biaya perpindahan dan pengiriman yang lebih rendah, penurunan biaya
pemesanan, dan kemungkinan kekurangan persediaan sangat kecil. Akan tetapi, disisi lain
pembelian dalam jumlah besar mengakibatkan kerugian di mana biaya investasi (modal) yang
tertanam pada persediaan terlalu besar, biaya penyimpanan dalam gudang membengkak, dan
kesempatan barang yang disimpan menjadi rusak dan susut sangat besar karena penyimpanan
yang terlalu lama.
Secara umum ada dua jenis potongan harga karena kuantitas barang pesanan yang ditawarkan
oleh penyalur, yakni potongan harga all-units (absolute quantity discount) dan potongan
incremental. Dengan adanya potongan all-units, pembelian dalam jumlah yang besar
mengakibatkan adanya suatu harga tiap satuan yang lebih rendah untuk keseluruhan paket
pemesanan. Pada potongan incremental menerapkan atau memberlakukan harga per satuan
yang lebih rendah hanya untuk membeli unit di atas suatu kuantitas tertentu saja sesuai yang
diterapkan perusahaan secara berjenjang. Oleh karena itu, all-units mengakibatkan harga per
satuan akan sama per tiap-tiap item di dalam paket pemesanan, sedangkan potongan harga
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
incremental dapat mengakibatkan berbagai harga per satuan bagi satu item tertentu di dalam
paket pemesanan yang sama
All-Units Discount
Potongan all-units diberikan pada pembelian dalam jumlah yang besar yang mengakibatkan
harga tiap satuan yang lebih rendah untuk keseluruhan paket pemesanan. Asumsi dasar dalam
model EOQ adalah harga per-unit konstan.
Dengan potongan all-units karena kuantitas, pembeli diperkenalkan oleh penyalur dengan
suatu harga yang terdiri dari j kuantitas mencakup beberapa harga satuan, di mana jika
jumlah pesanan berada dalam satu range antara suatu jumlah tertentu (misalkan 𝑈0 sampai
titik tertentu yang lain (misalkan 𝑈1), maka harga per unitnya sebesar 0. Akan tetapi, jika
jumlah pesanan mulai dari 𝑈1 sampai dengan 𝑈2, maka harganya menjadi 1, di mana sudah
pasti 0 > 1. Demikian seterusnya sampai jumlah 𝑈𝑗+1. Penjelasan potongan tersebut di atas
dapat di gambarkan sebagai berikut :
0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈0≤ ≤𝑈1
1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈1≤ ≤𝑈2
.
Pi = .
.
𝑗 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈𝑗≤ ≤𝑈𝑗+1
Di mana:
𝑈1<𝑈2<⋯<𝑈𝑗: Urutan bilangan bulat di mana price break terjadi.
𝑈0= kuantitas minimum yang dapat dibeli (pada umumnya satu)
𝑈𝑗= kuantitas yang maksimum (pada umumnya tak terbatas)
𝑖= harga untuk ukuran lot (kelompok) tertentu yang ada di dalam interval 𝑈𝑗 ke 𝑈𝑗+1
dengan 0> 1>⋯> 𝑗.
Langkah-langkah berikut ini menunjukkan bagaimana cara memperoleh jumlah pemesanan
dengan biaya minimum apabila terdapat satu atau lebih unit diskon (Zulian Yamit, 2005).
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
1. Dimulai dengan unit biaya terendah, hitung EOQ setiap unit biaya sehingga diperoleh
EOQ yang benar atau tepat.
2. Hitung total biaya untuk EOQ yang benar, jika total biayanya lebih rendah, maka unit
pembelian dengan harga diskon dapat diterima atau lebih menguntungkan.
3. Pilih jumlah pembelian yang memiliki total biaya yang paling rendah dalam langkah 2
di atas.
All unit discount adalah potongan harga yang memiliki struktur seperti pada tabel 2.1 di
bawah ini.
Kisaran jumlah
pesanan
Harga per unit
Total harga pada pesanan n unit
pada kisaran yang sesuai
1 – (a-1)
a – (b-1)
≥ b
x
y
z
nx
ny
nz
Potongan harga all units discount adalah potongan harga yang dipakai pada permasalahan
dalam tulisan ini. Selanjutnya akan disebut sebagai potongan harga saja.
Incremental Discount
Incremental discount atau potongan harga bertahap dimaksudkan untuk mendorong pembeli
untuk meningkatkan jumlah pembeliannya. Dalam situasi ini penjual menawarkan beberapa
harga dengan interval tertentu. Dalam model potongan harga bertahap ini semua unit
harganya tidaklah sama karena ada penjadwalan potongan harga yang menyebabkan biaya
pembelian unit tidak konstan. Struktur potongan harga bertahap (incremental discount) dapat
ditunjukan pada tabel di bawah ini.
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
Kisaran jumlah
pesanan
Harga per unit
Total harga pada pesanan n unit
pada kisaran yang sesuai
1 – (a-1)
a – (b-1)
≥ b
x
x untuk (a-1) unit, y
untuk sisanya
x untuk (a-1) unit, y
untuk (b-a) unit, z
untuk sisanya
nx
(a-1) x + (n-a+1) y
(a-1) x + (b-a) y + (n-b+1) z
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
SIMPULAN.
Persediaan adalah suatu sumber daya menganggur (idle resources) yang keberadaannya
menunggu proses lebih lanjut, maksud proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan
produksi seperti dijumpai pada kegiatan manufaktur, kegiatan pemasaran yang dijumpai
pada sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai pada sistem rumah
tangga, perkantoran, dan sebagainya.
Klasifikasi persediaan didasarkan pada penentuan kebijakan Biaya relevan ada empat
kategori besar, yaitu :
Biaya pengadaan, biaya pengadaan adalah mereka yang terkait dengan perolehan barang. Hal
ini biasanya mencakup biaya tetap (independen dari jumlah memerintahkan) dan biaya
variabel (tergantung dari jumlah yang diperoleh).
Biaya menyimpan persediaan. biaya menyimpan persediaan dikeluarkan saat bahan yang
disimpan untuk jangka waktu
Biaya kekurangan (Shortage). Biaya kekurangan dibayar ketika pesanan pelanggan tidak
terpenuhi. Biaya kekurangan sangat tergantung pada perilaku pelanggan dan sulit untuk
mengevaluasi secara akurat.
Biaya „Obsolence‟. biaya kadaluarsa muncul ketika item ditebar kehilangan beberapa nilai
mereka dari waktu ke waktu
ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics
DAFTAR PUSTAKA
 Ghiani, G., G. Laporte, and R. Musmanno. (2004). Introduction to Logistics
Systems Planning and Control. 1st Edition. John Wiley and Sons. . ISBN: 978-
0470849163.
 Goetschalckx, Marc. (2009). Supply chain engineering : version 0.8.0.0, 24 Dec
2009. SPRIN. . ISBN: 9781441965110.
 Ghiani, Gianpaolo, Laporte, Gilbert, Musmanno, Roberto. (2013). Introduction
to logistics systems management. 2nd Edition. JWS. . ISBN:
9781119943389.The book in the first list is a must to have for each student.

More Related Content

What's hot

Chapter 5 part 1 inventory control
Chapter 5 part 1  inventory controlChapter 5 part 1  inventory control
Chapter 5 part 1 inventory control
roojikhan
 
Synopsis on inventory_management_system
Synopsis on inventory_management_systemSynopsis on inventory_management_system
Synopsis on inventory_management_system
Divya Baghel
 
Inventory control
Inventory controlInventory control
Inventory control
Rohit Mohan
 
PROCUREMENT & INVENTORY MANAGEMENT
PROCUREMENT & INVENTORY MANAGEMENTPROCUREMENT & INVENTORY MANAGEMENT
PROCUREMENT & INVENTORY MANAGEMENT
Zohaib Ansari
 
Inventory Management Project
Inventory Management ProjectInventory Management Project
Inventory Management Project
MOHD ARISH
 
Inventory Management and Material Resource Planning
Inventory Management and Material Resource PlanningInventory Management and Material Resource Planning
Inventory Management and Material Resource Planning
singh.the.hacker
 

What's hot (20)

Inventory
InventoryInventory
Inventory
 
Chapter 5 part 1 inventory control
Chapter 5 part 1  inventory controlChapter 5 part 1  inventory control
Chapter 5 part 1 inventory control
 
Inventory
InventoryInventory
Inventory
 
Inventory planning & control
Inventory planning & controlInventory planning & control
Inventory planning & control
 
Inventory Management - a ppt for PGDM/MBA
Inventory Management - a ppt for PGDM/MBAInventory Management - a ppt for PGDM/MBA
Inventory Management - a ppt for PGDM/MBA
 
234620953 lean-inventory
234620953 lean-inventory234620953 lean-inventory
234620953 lean-inventory
 
Component 2
Component 2Component 2
Component 2
 
Synopsis on inventory_management_system
Synopsis on inventory_management_systemSynopsis on inventory_management_system
Synopsis on inventory_management_system
 
Inventory control
Inventory controlInventory control
Inventory control
 
Inventry Management
Inventry ManagementInventry Management
Inventry Management
 
PROCUREMENT & INVENTORY MANAGEMENT
PROCUREMENT & INVENTORY MANAGEMENTPROCUREMENT & INVENTORY MANAGEMENT
PROCUREMENT & INVENTORY MANAGEMENT
 
Inventory managment and improvements
Inventory managment and improvementsInventory managment and improvements
Inventory managment and improvements
 
Models of inventory control
Models of inventory controlModels of inventory control
Models of inventory control
 
Inventory Control and Replacement Analysis
Inventory Control and Replacement Analysis Inventory Control and Replacement Analysis
Inventory Control and Replacement Analysis
 
Inventory Control Final Ppt
Inventory Control Final PptInventory Control Final Ppt
Inventory Control Final Ppt
 
Inventory Management Project
Inventory Management ProjectInventory Management Project
Inventory Management Project
 
Inventory Planning & Control
Inventory Planning & ControlInventory Planning & Control
Inventory Planning & Control
 
Inventory Management and Material Resource Planning
Inventory Management and Material Resource PlanningInventory Management and Material Resource Planning
Inventory Management and Material Resource Planning
 
Inventory Management Presentation
Inventory Management  Presentation Inventory Management  Presentation
Inventory Management Presentation
 
OM
OMOM
OM
 

Similar to LN5 - Inventory Management Problem

Inventory Management
Inventory ManagementInventory Management
Inventory Management
MOHD ARISH
 
Linear programming formulation in inventory management decision problems with...
Linear programming formulation in inventory management decision problems with...Linear programming formulation in inventory management decision problems with...
Linear programming formulation in inventory management decision problems with...
Asaye Dessie
 
Inventory control
Inventory controlInventory control
Inventory control
swati joshi
 
LOGISTICAL MANAGMENT
LOGISTICAL MANAGMENTLOGISTICAL MANAGMENT
LOGISTICAL MANAGMENT
Vijay Singh
 
1 Module 4 Some Common applications Table o co.docx
1  Module 4 Some Common applications   Table o co.docx1  Module 4 Some Common applications   Table o co.docx
1 Module 4 Some Common applications Table o co.docx
jeremylockett77
 
Chapter 12 - Inventory ManagementChapter 13 - Inventory Manage.docx
Chapter 12 - Inventory ManagementChapter 13 - Inventory Manage.docxChapter 12 - Inventory ManagementChapter 13 - Inventory Manage.docx
Chapter 12 - Inventory ManagementChapter 13 - Inventory Manage.docx
cravennichole326
 
0562 financial management
0562 financial management0562 financial management
0562 financial management
husnaink
 

Similar to LN5 - Inventory Management Problem (20)

Inventory Management
Inventory ManagementInventory Management
Inventory Management
 
Additional Inventory Lecture.pptx
Additional Inventory Lecture.pptxAdditional Inventory Lecture.pptx
Additional Inventory Lecture.pptx
 
Module 2 Inventory Mangement.pptx
Module 2 Inventory Mangement.pptxModule 2 Inventory Mangement.pptx
Module 2 Inventory Mangement.pptx
 
Project we like welinkar by sayali mahajan
Project we like welinkar by sayali mahajanProject we like welinkar by sayali mahajan
Project we like welinkar by sayali mahajan
 
Inventory Management & Selective Control/ABC Analysis
Inventory Management & Selective Control/ABC AnalysisInventory Management & Selective Control/ABC Analysis
Inventory Management & Selective Control/ABC Analysis
 
Linear programming formulation in inventory management decision problems with...
Linear programming formulation in inventory management decision problems with...Linear programming formulation in inventory management decision problems with...
Linear programming formulation in inventory management decision problems with...
 
Inventory control
Inventory controlInventory control
Inventory control
 
Chap7.pptx
Chap7.pptxChap7.pptx
Chap7.pptx
 
Material Control- techniques
Material Control- techniquesMaterial Control- techniques
Material Control- techniques
 
Pom unit 3
Pom unit 3Pom unit 3
Pom unit 3
 
LOGISTICAL MANAGMENT
LOGISTICAL MANAGMENTLOGISTICAL MANAGMENT
LOGISTICAL MANAGMENT
 
Applying Lean Principles in Warehouse Operations
Applying Lean Principles in Warehouse OperationsApplying Lean Principles in Warehouse Operations
Applying Lean Principles in Warehouse Operations
 
1 Module 4 Some Common applications Table o co.docx
1  Module 4 Some Common applications   Table o co.docx1  Module 4 Some Common applications   Table o co.docx
1 Module 4 Some Common applications Table o co.docx
 
Inventory Control & Management
Inventory Control & ManagementInventory Control & Management
Inventory Control & Management
 
Inventory control
Inventory controlInventory control
Inventory control
 
Chapter 12 - Inventory ManagementChapter 13 - Inventory Manage.docx
Chapter 12 - Inventory ManagementChapter 13 - Inventory Manage.docxChapter 12 - Inventory ManagementChapter 13 - Inventory Manage.docx
Chapter 12 - Inventory ManagementChapter 13 - Inventory Manage.docx
 
Inventory and warehouse management
Inventory and warehouse managementInventory and warehouse management
Inventory and warehouse management
 
Inventory planning
Inventory planningInventory planning
Inventory planning
 
0562 financial management
0562 financial management0562 financial management
0562 financial management
 
Inventory management
Inventory managementInventory management
Inventory management
 

More from Binus Online Learning

More from Binus Online Learning (20)

LN s12-machine vision-s2
LN s12-machine vision-s2LN s12-machine vision-s2
LN s12-machine vision-s2
 
LN s11-machine vision-s2
LN s11-machine vision-s2LN s11-machine vision-s2
LN s11-machine vision-s2
 
LN s10-machine vision-s2
LN s10-machine vision-s2LN s10-machine vision-s2
LN s10-machine vision-s2
 
LN s09-machine vision-s2
LN s09-machine vision-s2LN s09-machine vision-s2
LN s09-machine vision-s2
 
LN s08-machine vision-s2
LN s08-machine vision-s2LN s08-machine vision-s2
LN s08-machine vision-s2
 
LN s07-machine vision-s2
LN s07-machine vision-s2LN s07-machine vision-s2
LN s07-machine vision-s2
 
LN s06-machine vision-s2
LN s06-machine vision-s2LN s06-machine vision-s2
LN s06-machine vision-s2
 
LN s05-machine vision-s2
LN s05-machine vision-s2LN s05-machine vision-s2
LN s05-machine vision-s2
 
LN s04-machine vision-s2
LN s04-machine vision-s2LN s04-machine vision-s2
LN s04-machine vision-s2
 
LN s03-machine vision-s2
LN s03-machine vision-s2LN s03-machine vision-s2
LN s03-machine vision-s2
 
LN s02-machine vision-s2
LN s02-machine vision-s2LN s02-machine vision-s2
LN s02-machine vision-s2
 
LN s01-machine vision-s2
LN s01-machine vision-s2LN s01-machine vision-s2
LN s01-machine vision-s2
 
PPT s12-machine vision-s2
PPT s12-machine vision-s2PPT s12-machine vision-s2
PPT s12-machine vision-s2
 
PPT s11-machine vision-s2
PPT s11-machine vision-s2PPT s11-machine vision-s2
PPT s11-machine vision-s2
 
PPT s10-machine vision-s2
PPT s10-machine vision-s2PPT s10-machine vision-s2
PPT s10-machine vision-s2
 
PPT s09-machine vision-s2
PPT s09-machine vision-s2PPT s09-machine vision-s2
PPT s09-machine vision-s2
 
PPT s08-machine vision-s2
PPT s08-machine vision-s2PPT s08-machine vision-s2
PPT s08-machine vision-s2
 
PPT s07-machine vision-s2
PPT s07-machine vision-s2PPT s07-machine vision-s2
PPT s07-machine vision-s2
 
PPT s06-machine vision-s2
PPT s06-machine vision-s2PPT s06-machine vision-s2
PPT s06-machine vision-s2
 
PPT s05-machine vision-s2
PPT s05-machine vision-s2PPT s05-machine vision-s2
PPT s05-machine vision-s2
 

Recently uploaded

Activity 01 - Artificial Culture (1).pdf
Activity 01 - Artificial Culture (1).pdfActivity 01 - Artificial Culture (1).pdf
Activity 01 - Artificial Culture (1).pdf
ciinovamais
 
The basics of sentences session 3pptx.pptx
The basics of sentences session 3pptx.pptxThe basics of sentences session 3pptx.pptx
The basics of sentences session 3pptx.pptx
heathfieldcps1
 
Vishram Singh - Textbook of Anatomy Upper Limb and Thorax.. Volume 1 (1).pdf
Vishram Singh - Textbook of Anatomy  Upper Limb and Thorax.. Volume 1 (1).pdfVishram Singh - Textbook of Anatomy  Upper Limb and Thorax.. Volume 1 (1).pdf
Vishram Singh - Textbook of Anatomy Upper Limb and Thorax.. Volume 1 (1).pdf
ssuserdda66b
 
1029-Danh muc Sach Giao Khoa khoi 6.pdf
1029-Danh muc Sach Giao Khoa khoi  6.pdf1029-Danh muc Sach Giao Khoa khoi  6.pdf
1029-Danh muc Sach Giao Khoa khoi 6.pdf
QucHHunhnh
 
Spellings Wk 3 English CAPS CARES Please Practise
Spellings Wk 3 English CAPS CARES Please PractiseSpellings Wk 3 English CAPS CARES Please Practise
Spellings Wk 3 English CAPS CARES Please Practise
AnaAcapella
 

Recently uploaded (20)

Activity 01 - Artificial Culture (1).pdf
Activity 01 - Artificial Culture (1).pdfActivity 01 - Artificial Culture (1).pdf
Activity 01 - Artificial Culture (1).pdf
 
Google Gemini An AI Revolution in Education.pptx
Google Gemini An AI Revolution in Education.pptxGoogle Gemini An AI Revolution in Education.pptx
Google Gemini An AI Revolution in Education.pptx
 
How to Create and Manage Wizard in Odoo 17
How to Create and Manage Wizard in Odoo 17How to Create and Manage Wizard in Odoo 17
How to Create and Manage Wizard in Odoo 17
 
Dyslexia AI Workshop for Slideshare.pptx
Dyslexia AI Workshop for Slideshare.pptxDyslexia AI Workshop for Slideshare.pptx
Dyslexia AI Workshop for Slideshare.pptx
 
SKILL OF INTRODUCING THE LESSON MICRO SKILLS.pptx
SKILL OF INTRODUCING THE LESSON MICRO SKILLS.pptxSKILL OF INTRODUCING THE LESSON MICRO SKILLS.pptx
SKILL OF INTRODUCING THE LESSON MICRO SKILLS.pptx
 
FSB Advising Checklist - Orientation 2024
FSB Advising Checklist - Orientation 2024FSB Advising Checklist - Orientation 2024
FSB Advising Checklist - Orientation 2024
 
General Principles of Intellectual Property: Concepts of Intellectual Proper...
General Principles of Intellectual Property: Concepts of Intellectual  Proper...General Principles of Intellectual Property: Concepts of Intellectual  Proper...
General Principles of Intellectual Property: Concepts of Intellectual Proper...
 
The basics of sentences session 3pptx.pptx
The basics of sentences session 3pptx.pptxThe basics of sentences session 3pptx.pptx
The basics of sentences session 3pptx.pptx
 
Vishram Singh - Textbook of Anatomy Upper Limb and Thorax.. Volume 1 (1).pdf
Vishram Singh - Textbook of Anatomy  Upper Limb and Thorax.. Volume 1 (1).pdfVishram Singh - Textbook of Anatomy  Upper Limb and Thorax.. Volume 1 (1).pdf
Vishram Singh - Textbook of Anatomy Upper Limb and Thorax.. Volume 1 (1).pdf
 
ComPTIA Overview | Comptia Security+ Book SY0-701
ComPTIA Overview | Comptia Security+ Book SY0-701ComPTIA Overview | Comptia Security+ Book SY0-701
ComPTIA Overview | Comptia Security+ Book SY0-701
 
Kodo Millet PPT made by Ghanshyam bairwa college of Agriculture kumher bhara...
Kodo Millet  PPT made by Ghanshyam bairwa college of Agriculture kumher bhara...Kodo Millet  PPT made by Ghanshyam bairwa college of Agriculture kumher bhara...
Kodo Millet PPT made by Ghanshyam bairwa college of Agriculture kumher bhara...
 
Food safety_Challenges food safety laboratories_.pdf
Food safety_Challenges food safety laboratories_.pdfFood safety_Challenges food safety laboratories_.pdf
Food safety_Challenges food safety laboratories_.pdf
 
Towards a code of practice for AI in AT.pptx
Towards a code of practice for AI in AT.pptxTowards a code of practice for AI in AT.pptx
Towards a code of practice for AI in AT.pptx
 
Explore beautiful and ugly buildings. Mathematics helps us create beautiful d...
Explore beautiful and ugly buildings. Mathematics helps us create beautiful d...Explore beautiful and ugly buildings. Mathematics helps us create beautiful d...
Explore beautiful and ugly buildings. Mathematics helps us create beautiful d...
 
TỔNG ÔN TẬP THI VÀO LỚP 10 MÔN TIẾNG ANH NĂM HỌC 2023 - 2024 CÓ ĐÁP ÁN (NGỮ Â...
TỔNG ÔN TẬP THI VÀO LỚP 10 MÔN TIẾNG ANH NĂM HỌC 2023 - 2024 CÓ ĐÁP ÁN (NGỮ Â...TỔNG ÔN TẬP THI VÀO LỚP 10 MÔN TIẾNG ANH NĂM HỌC 2023 - 2024 CÓ ĐÁP ÁN (NGỮ Â...
TỔNG ÔN TẬP THI VÀO LỚP 10 MÔN TIẾNG ANH NĂM HỌC 2023 - 2024 CÓ ĐÁP ÁN (NGỮ Â...
 
Mixin Classes in Odoo 17 How to Extend Models Using Mixin Classes
Mixin Classes in Odoo 17  How to Extend Models Using Mixin ClassesMixin Classes in Odoo 17  How to Extend Models Using Mixin Classes
Mixin Classes in Odoo 17 How to Extend Models Using Mixin Classes
 
1029-Danh muc Sach Giao Khoa khoi 6.pdf
1029-Danh muc Sach Giao Khoa khoi  6.pdf1029-Danh muc Sach Giao Khoa khoi  6.pdf
1029-Danh muc Sach Giao Khoa khoi 6.pdf
 
Introduction to Nonprofit Accounting: The Basics
Introduction to Nonprofit Accounting: The BasicsIntroduction to Nonprofit Accounting: The Basics
Introduction to Nonprofit Accounting: The Basics
 
Spellings Wk 3 English CAPS CARES Please Practise
Spellings Wk 3 English CAPS CARES Please PractiseSpellings Wk 3 English CAPS CARES Please Practise
Spellings Wk 3 English CAPS CARES Please Practise
 
Accessible Digital Futures project (20/03/2024)
Accessible Digital Futures project (20/03/2024)Accessible Digital Futures project (20/03/2024)
Accessible Digital Futures project (20/03/2024)
 

LN5 - Inventory Management Problem

  • 1. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics LECTURE NOTES Supply Chain : Logistics Week 5 Inventory Management Problem
  • 2. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics LEARNING OUTCOMES LO 2 : Apply logistics systems of its engineering design method. LO 3 : Identify major classes of industrial logistics systems, operations and most significant characteristics. OUTLINE MATERI (Sub-Topic): Inventory Management Problem.  Pendahuluan dan Biaya yang Relevan..  Klasifikasi Inventory Management Models.  Single Stocking Point : Single-Commodity Inventory Models Under Constant Demand Rate.  Single Stocking Point : Single-Commodity Inventory Models Under Deterministic Time-Varying Demand Rate.
  • 3. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics ISI MATERI PENDAHULUAN. Pada prinsipnya persediaan adalah suatu sumber daya menganggur (idle resources) yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut, maksud proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada kegiatan manufaktur, kegiatan pemasaran yang dijumpai pada sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai pada sistem rumah tangga, perkantoran, dan sebagainya. Dijelaskan bahwa keberadaan persediaan dalam kegiatan usaha tidak dapat dihindarkan. Salah satu penyebab utamanya adalah barang-barang tersebut tidak dapat diperoleh secara instan, tetapi diperlukan tenggang waktu untuk memperolehnya. Tenggang waktu tersebut dimulai dari saat melakukan pemesanan, waktu untuk memproduksinya, dan waktu untuk mengantarkan barang ke distributor bahkan sampai dengan waktu untuk memproses barang di gudang hingga siap digunakan oleh pemakainya. Interval waktu antara saat pemesanan dilakukan sampai dengan barang siap digunakan disebut waktu ancang-ancang (lead time). Persediaan dalam suatu unit usaha dapat dikategorikan sebagai modal kerja yang berbentuk barang. Keberadaannya tidak saja dianggap sebagai beban (liability) karena merupakan pemborosan (waste), tetapi sekaligus juga dapat dianggap sebagai kekayaan (asset) yang dapat segera dicairkan dalam bentuk uang tunai (cash). Dalam aktivitas unit usaha baik industri maupun bisnis, nilai persediaan barang yang dikelola pada umumnya cukup besar bahkan ada yang sangat besar, tergantung pada jenis serta skala industri dan bisnisnya. Telah dikemukakan bahwa sesuai dengan karakteristik pengelolaannya, permasalahan yang dihadapi di dalam sistem persediaan pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua jenis permasalahan, yaitu: permasalahan kebijakan persediaan dan permasalahan operasional. 1. Permasalahan Kebijakan Persediaan Permasalahan kebijakan persediaan (inventory policy) adalah permasalahan dalam sistem persediaan yang berkaitan dengan bagaimana menjamin agar setiap permintaan pemakai dapat dipenuhi dengan ongkos yang minimal. Masalah ini terkait dengan
  • 4. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics penentuan besarnya operating stock dan safety stock, yaitu: berapa jumlah barang yang akan dipesan/dibuat, kapan saat pemesanan/pembuatan dilakukan, dan berapa jumlah persediaan pengamannya. Jenis permasalahan ini pada hakikatnya dapat dikuantifikasikan dan jawabannya akan terkait dengan jenis metode pengendalian persediaan terbaik yang digunakan. 2. Permasalahan Operasional Permasalahan ini lebih bersifat kualitatif dan pada prinsipnya berkaitan dengan permasalahan kelancaran dan efisiensi mekanisme serta prosedur pengoperasian sistem persediaan. Permasalahan ini bersifat rutin sebab selalu dijumpai dalam pengelolaan sistem persediaan sehari-hari (day to day operation). RELEVANSI BIAYA PADA PERSEDIAAN. Biaya relevan dengan penentuan kebijakan persediaan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori besar. Biaya pengadaan, biaya pengadaan adalah mereka yang terkait dengan perolehan barang. Hal ini biasanya mencakup biaya tetap (independen dari jumlah memerintahkan) dan biaya variabel (tergantung dari jumlah yang diperoleh). Mereka mungkin termasuk  Biaya (tetap) pemesanan ulang (biaya mengeluarkan dan memproses pesanan melalui pembelian dan akuntansi departemen jika barang yang dibeli, atau biaya untuk menyiapkan proses produksi jika barang yang diproduksi oleh perusahaan);  Biaya pembelian atau biaya produksi (variabel), tergantung pada apakah barang yang dibeli dari pemasok atau diproduksi oleh perusahaan;  Biaya transportasi, jika tidak termasuk dalam harga barang yang dibeli; Untuk Demi kesederhanaan, kita asumsikan di sisa bab ini yang tetap transportasi biaya yang termasuk dalam biaya pemesanan ulang, sementara transportasi variabel biaya yang termasuk dalam biaya pembelian;  Biaya penanganan barang pada titik penerima.
  • 5. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics Biaya menyimpan persediaan. biaya menyimpan persediaan dikeluarkan saat bahan yang disimpan untuk jangka waktu. Biaya ini antara lain.  Biaya kesempatan (atau modal) yang merepresentasikan „return on investment‟ perusahaan akan uang yang telah diinvestasikan dalam aktivitas ekonomi yang lebih menguntungkan (mis di pasar saham) bukan persediaan. Biaya ini umumnya atas dasar tingkat bunga perbankan standar.  Biaya Pergudangan. Jika perusahaan menjalankan pergudangannya sendiri, biaya tersebut meliputi ruang dan biaya peralatan, personil upah, asuransi atas persediaan, biaya pemeliharaan, biaya energi dan pajak negara. Jika tidak, biaya pergudangan merupakan sejumlah biaya yang dibayarkan untuk menyimpan barang di gudang pihak ketiga. Biaya kekurangan (Shortage). Biaya kekurangan dibayar ketika pesanan pelanggan tidak terpenuhi. Biaya kekurangan sangat tergantung pada perilaku pelanggan dan sulit untuk mengevaluasi secara akurat. Hal dapat diklasifikasikan sebagai berikut.  Biaya kehilangan penjualan. Sebuah penjualan yang hilang mungkin terjadi jika barang tidak tersedia dapat dengan mudah diperoleh dari pesaing. biaya penjualan yang hilang termasuk keuntungan yang akan dibuat pada penjualan, dan efek negatif yang kekurangan bisa saja pada penjualan di masa mendatang.  Biaya Pemesanan Kembali. Ketika barang sulit untuk menggantikan, kekurangan sering menghasilkan penjualan tertunda. Terlepas dari efek negatif pada penjualan di masa mendatang, perintah kembali dapat mengakibatkan penalti. Biaya ‘Obsolence’. biaya kadaluarsa muncul ketika item ditebar kehilangan beberapa nilai mereka dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi, misalnya, ketika persediaan makanan memburuk, item pakaian dalam stok pergi keluar dari fashion, atau koran yang tidak terjual. Nilai item di akhir masa pakai biasanya disebut sebagai nilai sisa nya. KLASIFIKASI MODEL MANAJEMEN PERSEDIAAN. Terdapat 2 keputusan yang penting dalam sebuah model persediaan, yaitu : 1. Berapa (how many) jumlah yang harus dipesan untuk persediaan barang tertentu? 2. Kapan (when) waktu yang optimal untuk memesan barang tersebut kembali sehingga persediaan dapat mencapai titik optimal kembali?
  • 6. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics Setiap keputusan yang diambil mempunyai pengaruh terhadap besar biaya persediaan. Untuk memudahkan dalam mengambil keputusan, dikembangkan model-model dalam manajemen persediaan. Model permintaan dibagi menjadi dua macam, yaitu permintaan deterministik dan permintaan probabilistic. 1. Permintaan Deterministik Pada model deterministik permintaan dan periode kedatangan pesanan dapat diketahui secara pasti sebelumnya. Model ini dibedakan menjadi dua yaitu: a. Statis deterministik Pada model ini tingkat konsumsi tetap dan konstan setiap waktu. b. Dinamik deterministik Pada model ini tingkat permintaannya diketahui dengan pasti tetapi sifat permintaannya bervariasi dari periode ke periode. Untuk menentukan kebijaksanaan persediaan yang optimum, dibutuhkan informasi mengenai parameter-parameter berikut: Perkiraan kebutuhan, biaya-biaya persediaan, lead time. Dalam model persediaan deterministik parameter-parameter yang berpengaruh terhadap sistim persediaan dapat diketahui dengan pasti. Rata-rata kebutuhan dan biaya- biaya persediaan diasumsikan diketahui dengan pasti. Lamanya lead time juga diasumsikan selalu tetap. Karena semua parameter bersifat deterministik maka tidak dimungkinkan adanya kekurangan persediaan. Dalam dunia nyata, akan sangat jarang ditemukan situasi di mana seluruh parameter dapat diketahui dengan pasti. Karena itu, akan lebih masuk akal jika digunakan model-model probabilistik yang Permintaan Probabilistik Deterministik Statis Dinamis Stasioner Non Stasioner
  • 7. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics mempertimbangkan ketidakpastian pada parameter-parameternya. Namun, model deterministik terkadang merupakan pendekatan yang sangat baik, atau paling tidak merupakan langkah awal yang baik untuk menggambarkan fenomena persediaan. 2. Permintaan probabilistik. Pada model-model persediaan deterministik, diasumsikan bahwa semua parameter persediaan selalu konstan dan diketahui secara pasti. Pada kenyataan, sering terjadi parameter-parameter yang ada merupakan nilai-nilai yang tidak pasti dan sifatnya hanya estimasi atau perkiraan saja. Parameter-parameter seperti permintaan, lead time, biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya kekurangan persediaan dan harga kenyataannya sering bervariasi. Model-model deterministik tidak peka terhadap perubahan-perubahan parameter tersebut. Untuk menghadapi variasi yang ada, terutama variasi permintaan dan lead time, model probabilistik biasanya dicirikan dengan adanya persediaan pengaman (safety stock). Model ini dibedakan menjadi dua yaitu: a. Stasioner probabilistik Pada model ini fungsi kepadatan probabilitas permintaannya tetap tidak berubah sepanjang waktu. Akibatnya pengaruh trend musiman permintaan tidak dimasukkan dalam model. b. Non stationer probabilistik Pada model ini fungsi kepadatan probabilitas permintaanya bervariasi dari waktu ke waktu dan dipengaruhi trend musiman permintaan.
  • 8. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics Model manajemen persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria.  Deterministik dibandingkan model stokastik. Dalam model deterministik, di mana tuntutan, harga dan lead time diasumsikan diketahui sebelumnya, fokusnya adalah pada keseimbangan berbagai kategori biaya (misalnya biaya tetap pemesanan dan biaya memegang inventaris). Dalam model stokastik, di mana beberapa data yang pasti, tidak mungkin untuk selalu memenuhi semua permintaan. Akibatnya, kendala pada tingkat layanan pelanggan yang biasanya dikenakan (misalnya, bahwa pelanggan puas dengan probabilitas yang diberikan).  Bergerak cepat barang dibandingkan barang bergerak lambat. item yang bergerak cepat diproduksi dan dijual secara teratur, dan mencakup sebagian besar produk di pasar. Masalah utama ketika mengelola persediaan barang bergerak cepat adalah menentukan kapan titik stock telah diisi ulang dan berapa banyak dipesan. Di sisi lain, item bergerak lambat, seperti suku cadang mesin yang kompleks, memiliki permintaan yang sangat rendah (mis a beberapa unit setiap 10 atau 20 tahun). Sebagai aturan, pembuatan spare part beberapa tahun setelah mesin dibangun sangat mahal dibandingkan dengan memproduksi bersama dengan mesin. Oleh karena itu masalah utama adalah untuk menentukan jumlah item yang harus diproduksi dan disimpan pada awal waktu perencanaan.  Jumlah poin stocking. kebijakan persediaan yang optimal dapat sering diturunkan secara analitis untuk model titik stocking tunggal, sementara situasi saat beberapa stocking yang biasanya jauh lebih sulit untuk tangani.  Jumlah komoditas. ketika memegang persediaan multi kommoditi, biaya bersama dan kendala biasanya datang dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa sebagian besar masalah manajemen persediaan multi kommoditi adalah NP-keras.  Memasok seketika dibandingkan resupply noninstantaneous. Titik stocking bisa diisi ulang hampir seketika (misalnya sebagai konsekuensi dari pengiriman truk) atau noninstantaneously (misalnya pada laju konstan melalui proses manufaktur). KLASIFIKASI PERSEDIAAN. Tersine (1994) mengemukakan bahwa masalah persediaan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, sebagai berikut: a. Berdasarkan repeativeness (pengulangan pemesanan)
  • 9. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics  Single order adalah sistem persediaan dengan satu kali pemesanan.  Repeat order adalah sistem persediaan dengan pemesanan berulang. b. Berdasarkan pemasok  Outside supply adalah barang diperoleh dari pemasok yang berasal dari luar perusahaan.  Inside supply adalah barang diperoleh dari dalam perusahaan sendiri. c. Berdasarkan sifat demand  Constant demand adalah permintaan dari suatu item akan tetap sepanjang waktu.  Variable demand adalah permintaan akan mengikuti pola distribusi normal, poisson, beta, dan distribusi lainnya.  Independent demand adalah permintaan antara satu item dengan item yang lainnya tidak berhubungan, contoh: permintaan pada barang jadi (finished good).  Dependent demand adalah permintaan satu item bergantung langsung dengan permintaan item yang lain yang merupakan item pada level diatasnya, contoh: permintaan subassembling, komponen, dan raw material. d. .Berdasarkan lead time  Costant lead time berarti lead time akan tetap sepanjang waktu  Variable lead time adalah lead time bervariasi, dapat mengikuti pola distribusi tertentu. e. Berdasarkan sistem pemesanan  Perceptual adalah sistem persediaan yang melakukan pemesanan pada saat tingkat persediaan berada pada reorder point.  Periodic adalah sistem persediaan dimana pemesanan dilakukan pada siklus waktu tertentu.  Material requirement planning merupakan cara untuk menentukan persediaan apabila permintaan suatu item bergantung pada permintaan lain. MODEL PERSEDIAAN KOMODITI TUNGGAL DENGAN PERMINTAAN KONSTAN. Model Persediaan Deterministik EOQ Sederhana
  • 10. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics Salah satu model yang sangat populer di dalam sistim deterministik adalah model Wilson. Model ini dipublikasikan oleh Ford W. Harris tahun 1915 dan masih digunakan banyak organisasi saat ini. Model Wilson ini merupakan dasar dari berbagai pengembangan metode– metode persediaan. Model EOQ tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi- asumsi sebagai berikut (Zulian Yamit, 2005) 1. Kebutuhan bahan baku dapat ditentukan, relatif tetap, dan terus menerus. 2. Tenggang waktu pemesanan dapat dilakukan dan relatif tetap. 3. Tidak diperkenankan adanya kekurangan persediaan, artinya setelah kebutuhan dan tengang waktu dapat ditentukan secara pasti berarti kekurangan persediaan dapat dihindari. 4. Pemesanan datang sekaligus dan akan menambah persediaan. 5. Struktur biaya tidak berubah. Biaya pemesanan atau persiapan sama tanpa memperhatikan jumlah yang dipesan. Biaya simpan adalah berdasarkan fungsi liniar terhadap rata-rata persediaan, dan harga beli atau biaya pembelian per- unit adalah konstan (tidak ada potongan). 6. Kapasitas gudang dan modal cukup untuk menampung dan membeli pesanan. 7. Pembelian adalah satu jenis item. Dari asumsi-asumsi di atas, model ini mungkin diaplikasikan baik pada sistim manufaktur seperti penentuan persediaan bahan baku dan pada sistim non manufaktur. Tujuan model ini adalah untuk menentukan jumlah (Q) setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga biaya total persediaan dapat diminimalkan. Situasi pada model ini dapat disajikan secara grafik sebagai berikut Ada dua macam biaya yang dipertimbangkan, yaitu: 1. Biaya penyimpanan
  • 11. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics Biaya penyimpanan pertahun merupakan perkalian antara rata-rata persediaan pertahun dengan biaya simpan perunit pertahun. Jika rata-rata persediaan pertahun di mana Q adalah ukuran pemesanan, dan biaya simpan perunit pertahun adalah h, maka: Total biaya penyimpanan pertahun 𝑇 . 2. Biaya pemesanan dan pembelian Biaya pembelian pertahun (annual purchase cost) merupakan total harga yang dikeluarkan untuk membeli suatu barang, yaitu perkalian antara harga barang perunit (C) dengan banyaknya barang yang dibeli sepanjang tahun, yaitu sebesar demand (D). Total biaya pembelian pertahun 𝑇 Sedangkan total biaya pemesanan pertahun merupakan perkalian antara biaya per pemesanan (A) dikalikan banyaknya pemesanan dalam satu tahun , di mana D adalah banyaknya kebutuhan selama satu tahun. Total biaya pemesanan pertahun = 𝑇 Sehingga: Total Biaya Per Tahun (TIC) = biaya pembelian per tahun + biaya pemesanan per tahun + biaya penyimpanan per tahun 𝑇 Untuk mendapatkan nilai Q optimal didapat dari penurunan persamaan diatas. 𝑇 √ SafetyStock (Persediaan Pengaman) Masalah kekurangan persediaan obat generik, misalnya karena permintaan obat generik yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan obat yang dipesan pasti dialami oleh setiap perusahaan. Untuk mengatasi hal ini maka dibutuhkan Safety Stock. Dengan adanya persediaan pengaman, perusahaan dapat mengatasi ketidakpastian permintaan dengan segera.
  • 12. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics SS = Z X σ Dimana : SS = Safety Stock (Persediaan Pengaman). Z = Standar Normal Deviasi. σ = Standar Deviasi. Reorder Point (ROP). Reorder Point ROP atau biasa disebut dengan batas/titik jumlah pemesanan kembali termasuk permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu tambahan/ekstra stok. Menurut Fredi Rangkuti (2004), reorder point terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat di dalam stok berkurang terus. Dengan demikian kita harus menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang. Selain itu dapat pula ditambahkan dengan safety stock yang biasanya mengacu kepada probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stok selama masa tenggang. Faktor yang mempengaruhi pemesanan ulang (reorder point): a. Waktu yang diperlukan dari saat pemesanan sampai dengan barang datang di perusahaan (Lead Time) b. Tingkat pemakaian barang rata-rata / hari atau satuan waktu lainnya c. Persediaan besi/safety stock (jumlah persediaan barang yang minimum harus ada untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya barang yang dibeli agar perushaaan tidak mengalami “stock out”/gangguan kelancaran kegiatan produksi karena kehabisan barang. Rumus: 𝑅 = × 𝐿𝑇 +𝑆𝑆 Di mana: ROP = Reorder point (titik pemesanan ulang) = Rata-rata jumlah kebutuhan (unit/bulan) LT = Lead time / waktu tunggu (bulan)
  • 13. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics SS = Safety Stock (persediaan pengaman) Secara grafik, hubungan EOQ, safety stock dan ROP dapat dilihat pada gambar berikut: MODEL PERSEDIAAN KOMODITI TUNGGAL DENGAN PERMINTAAN WAKTU BERVARIASI. Potongan Harga (Quantity Discount) Untuk mendapatkan, memikat, dan mengikat pelanggan, perusahaan termasuk perusahaan supplier melakukan berbagai kiat. Salah satu diantaranya yang paling umum adalah pemberian potongan harga pada jumlah pembelian yang relatif besar. Keuntungan bagi penjual adalah penjualan dalam jumlah yang banyak akan mengurangi biaya produksi tiap unitnya. Keuntungan bagi pembeli bila membeli dalam jumlah yang besar adalah turunnya harga beli per-unit, biaya perpindahan dan pengiriman yang lebih rendah, penurunan biaya pemesanan, dan kemungkinan kekurangan persediaan sangat kecil. Akan tetapi, disisi lain pembelian dalam jumlah besar mengakibatkan kerugian di mana biaya investasi (modal) yang tertanam pada persediaan terlalu besar, biaya penyimpanan dalam gudang membengkak, dan kesempatan barang yang disimpan menjadi rusak dan susut sangat besar karena penyimpanan yang terlalu lama. Secara umum ada dua jenis potongan harga karena kuantitas barang pesanan yang ditawarkan oleh penyalur, yakni potongan harga all-units (absolute quantity discount) dan potongan incremental. Dengan adanya potongan all-units, pembelian dalam jumlah yang besar mengakibatkan adanya suatu harga tiap satuan yang lebih rendah untuk keseluruhan paket pemesanan. Pada potongan incremental menerapkan atau memberlakukan harga per satuan yang lebih rendah hanya untuk membeli unit di atas suatu kuantitas tertentu saja sesuai yang diterapkan perusahaan secara berjenjang. Oleh karena itu, all-units mengakibatkan harga per satuan akan sama per tiap-tiap item di dalam paket pemesanan, sedangkan potongan harga
  • 14. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics incremental dapat mengakibatkan berbagai harga per satuan bagi satu item tertentu di dalam paket pemesanan yang sama All-Units Discount Potongan all-units diberikan pada pembelian dalam jumlah yang besar yang mengakibatkan harga tiap satuan yang lebih rendah untuk keseluruhan paket pemesanan. Asumsi dasar dalam model EOQ adalah harga per-unit konstan. Dengan potongan all-units karena kuantitas, pembeli diperkenalkan oleh penyalur dengan suatu harga yang terdiri dari j kuantitas mencakup beberapa harga satuan, di mana jika jumlah pesanan berada dalam satu range antara suatu jumlah tertentu (misalkan 𝑈0 sampai titik tertentu yang lain (misalkan 𝑈1), maka harga per unitnya sebesar 0. Akan tetapi, jika jumlah pesanan mulai dari 𝑈1 sampai dengan 𝑈2, maka harganya menjadi 1, di mana sudah pasti 0 > 1. Demikian seterusnya sampai jumlah 𝑈𝑗+1. Penjelasan potongan tersebut di atas dapat di gambarkan sebagai berikut : 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈0≤ ≤𝑈1 1 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈1≤ ≤𝑈2 . Pi = . . 𝑗 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈𝑗≤ ≤𝑈𝑗+1 Di mana: 𝑈1<𝑈2<⋯<𝑈𝑗: Urutan bilangan bulat di mana price break terjadi. 𝑈0= kuantitas minimum yang dapat dibeli (pada umumnya satu) 𝑈𝑗= kuantitas yang maksimum (pada umumnya tak terbatas) 𝑖= harga untuk ukuran lot (kelompok) tertentu yang ada di dalam interval 𝑈𝑗 ke 𝑈𝑗+1 dengan 0> 1>⋯> 𝑗. Langkah-langkah berikut ini menunjukkan bagaimana cara memperoleh jumlah pemesanan dengan biaya minimum apabila terdapat satu atau lebih unit diskon (Zulian Yamit, 2005).
  • 15. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics 1. Dimulai dengan unit biaya terendah, hitung EOQ setiap unit biaya sehingga diperoleh EOQ yang benar atau tepat. 2. Hitung total biaya untuk EOQ yang benar, jika total biayanya lebih rendah, maka unit pembelian dengan harga diskon dapat diterima atau lebih menguntungkan. 3. Pilih jumlah pembelian yang memiliki total biaya yang paling rendah dalam langkah 2 di atas. All unit discount adalah potongan harga yang memiliki struktur seperti pada tabel 2.1 di bawah ini. Kisaran jumlah pesanan Harga per unit Total harga pada pesanan n unit pada kisaran yang sesuai 1 – (a-1) a – (b-1) ≥ b x y z nx ny nz Potongan harga all units discount adalah potongan harga yang dipakai pada permasalahan dalam tulisan ini. Selanjutnya akan disebut sebagai potongan harga saja. Incremental Discount Incremental discount atau potongan harga bertahap dimaksudkan untuk mendorong pembeli untuk meningkatkan jumlah pembeliannya. Dalam situasi ini penjual menawarkan beberapa harga dengan interval tertentu. Dalam model potongan harga bertahap ini semua unit harganya tidaklah sama karena ada penjadwalan potongan harga yang menyebabkan biaya pembelian unit tidak konstan. Struktur potongan harga bertahap (incremental discount) dapat ditunjukan pada tabel di bawah ini.
  • 16. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics Kisaran jumlah pesanan Harga per unit Total harga pada pesanan n unit pada kisaran yang sesuai 1 – (a-1) a – (b-1) ≥ b x x untuk (a-1) unit, y untuk sisanya x untuk (a-1) unit, y untuk (b-a) unit, z untuk sisanya nx (a-1) x + (n-a+1) y (a-1) x + (b-a) y + (n-b+1) z
  • 17. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics SIMPULAN. Persediaan adalah suatu sumber daya menganggur (idle resources) yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut, maksud proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada kegiatan manufaktur, kegiatan pemasaran yang dijumpai pada sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai pada sistem rumah tangga, perkantoran, dan sebagainya. Klasifikasi persediaan didasarkan pada penentuan kebijakan Biaya relevan ada empat kategori besar, yaitu : Biaya pengadaan, biaya pengadaan adalah mereka yang terkait dengan perolehan barang. Hal ini biasanya mencakup biaya tetap (independen dari jumlah memerintahkan) dan biaya variabel (tergantung dari jumlah yang diperoleh). Biaya menyimpan persediaan. biaya menyimpan persediaan dikeluarkan saat bahan yang disimpan untuk jangka waktu Biaya kekurangan (Shortage). Biaya kekurangan dibayar ketika pesanan pelanggan tidak terpenuhi. Biaya kekurangan sangat tergantung pada perilaku pelanggan dan sulit untuk mengevaluasi secara akurat. Biaya „Obsolence‟. biaya kadaluarsa muncul ketika item ditebar kehilangan beberapa nilai mereka dari waktu ke waktu
  • 18. ISYE6090 - Supply Cahin : Logistics DAFTAR PUSTAKA  Ghiani, G., G. Laporte, and R. Musmanno. (2004). Introduction to Logistics Systems Planning and Control. 1st Edition. John Wiley and Sons. . ISBN: 978- 0470849163.  Goetschalckx, Marc. (2009). Supply chain engineering : version 0.8.0.0, 24 Dec 2009. SPRIN. . ISBN: 9781441965110.  Ghiani, Gianpaolo, Laporte, Gilbert, Musmanno, Roberto. (2013). Introduction to logistics systems management. 2nd Edition. JWS. . ISBN: 9781119943389.The book in the first list is a must to have for each student.