SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Peran Bioenergi dan Arah-arah
   Utama LitBangRap-nya di
           Indonesia


               Tatang H. Soerawidjaja
Anggota Dewan Riset Nasional (DRN) – Komisi Teknis Energi, dan
         Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI)




             Lokakarya Gasifikasi Biomassa
    LABTEK X, Kampus ITB, Bandung, 16-17 Desember 2010
Pengertian bioenergi

• Bioenergi adalah energi yang diperoleh/
  dibangkitkan/berasal dari biomassa.
• Biomassa adalah bahan2 organik berumur relatif
  muda dan berasal dari tumbuhan/hewan; produk
  & limbah industri budidaya (pertanian,
  perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan)].
• Bentuk-bentuk final terpenting bioenergi :
   bahan bakar nabati (biofuels);
   listrik biomassa (biomass-based electricity).

                                                2
Mengapa bioenergi penting ?.
• Sistem energi dunia harus (dan sedang diupayakan)
  beralih dari sebuah sistem energi berbasis sumber daya
  fosil ke sistem energi berbasis sumber daya terbarukan.
• Sistem energi dunia yang ada sekarang telah dibangun,
  selama hampir satu abad, dengan berdasar (atau
  merujuk) pada aneka keunggulan sumber daya fosil.
 Sumber daya fosil adalah sumber daya bahan bakar !.
 Karena itu, semua teknologi dan ‘mesin’ pengkonversi
  bahan bakar menjadi listrik, kalor, dsb, kini sudah
  banyak tersedia.

                                                        3
• Biomassa adalah satu-satunya sumber energi terbarukan
  yang merupakan sumber daya bahan bakar (alias mampu
  menggantikan bahan bakar fosil dalam semua pasar
  energi)!. Yang lainnya (sinar surya, tenaga air, tenaga angin,
  panas bumi, arus laut, tenaga ombak, energi termal samudra, dan
  tenaga nuklir) hanya mudah dikonversi menjadi listrik.
• Pemanfaatan bioenergi dapat menggunakan teknologi dan
  ‘mesin’ yang selama ini sudah matang dikembangkan
  untuk mendayagunakan sumber daya fosil.

  Bioenergi merupakan jembatan transisi vital
   peralihan sistem energi berbasis sumber daya fosil ke
   sistem energi berbasis sumber daya terbarukan !.
                                                                4
 Bioenergi merupakan
                                    komponen kunci dan
                                    jalur strategis dalam
                                    perjuangan mencapai
                                    Millenium Development
                                    Goals (MDGs).
• Karena itu, bioenergi merupakan sektor perekonomian
  energi dunia yang paling dinamik dan berubah cepat.
• Pertumbuhan pesat industri bahan bakar nabati (BBN,
  liquid biofuels) pada dekade ini telah kita alami bersama.
• Pada tahun 2005, bioenergi memasok sekitar 10 % dari
  kebutuhan energi dunia dan merupakan 78 % dari
  seluruh pasokan energi terbarukan.
                                                          5
Konsumsi bioenergi akan terus membesar. Di tahun 2050, kontribusinya
 hampir sama besar dengan jumlah total energi-energi terbarukan lain.


                                                               1 EJ = 1018 J




Perkembangan konsumsi total energi primer di seluruh dunia menurut Skenario
  Visi Pembangunan Berkelanjutan dari International Energy Agency (2003)
                                                                               6
Di Asia, perkembangan kontribusinya bahkan lebih bermakna/signifikan!.

                                                        1 EJ = 1018 J




   Perkembangan konsumsi total energi primer di Asia menurut Skenario Visi
     Pembangunan Berkelanjutan dari International Energy Agency (2003)       7
Peran dan makna strategis bioenergi
              bagi Indonesia
• Bentuk kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia
  (NKRI) mempersulit transmisi & distribusi listrik
  maupun BBM.
• Interkoneksi jaringan listrik hanya mungkin (alias
  ekonomis) utk pulau-pulau besar dan sejumlah pulau-
  pulau relatif kecil di dekatnya.
 Sejumlah besar pulau (> 10.000) harus bisa
  menghasilkan dan memenuhi kebutuhan bahan bakar dan
  listriknya sendiri (self-sufficient).
• Banyak propinsi & pulau tak memiliki cadangan bahan
  bakar fosil yang memadai (atau bahkan nihil).
• Biomassa (sumber daya hayati) tersedia di semua pulau!.
                                                      8
• Bangsa Indonesia dikaruniai biodiversitas dan lahan
  potensial yang amat besar. Mesti kita dayagunakan secara
  berkelanjutan untuk memperkuat keterjaminan pasokan
  energi dan neraca pembayaran negara, membuka banyak
  lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, melancarkan
  pertumbuhan ekonomi yang merata, dan turut meredam
  emisi gas-gas rumah kaca.
• Produksi bioenergi (listrik dan/atau bahan bakar hayati)
  dari sisa & limbah pemanenan + pengolahan pangan
  memiliki makna penting dalam mengefisienkan
  (memperkuat struktur & daya saing) industri pangan
  domestik (→ sekam, jerami, bagas, tetes, tandan kosong
  sawit, dll).
• Kesenjangan potensi dengan pemanfaatan :      
                                                       9
Di ASEAN kita adalah produsen biomassa
               terbesar ......




Biomassa yang tersedia untuk pembangkitan energi di negara-negara ASEAN
                Sumber : Saku Rantanen (Pöyry), 2009                      10
..... tetapi merupakan pemanfaat yang relatif
                        terkecil !.




     Pemanfaatan biomassa untuk produksi energ di negara-negara ASEAN
                 Sumber : Saku Rantanen (Pöyry), 2009

Potensi amat besar itu masih terabaikan !.
 Contoh-contoh pendayagunaan terpadu untuk penguatan struktur dan daya saing 
                                                                             11
Konfigurasi ideal pemanfaatan industrial tanaman tebu   12
Skema Industrialisasi Tandan Kosong Sawit (TKS)   13
Rute-rute pemanfaatan terpadu sagu utk pangan dan bioenergi
                                                         14
Peringatan :
• Kita, bangsa Indonesia, harus mampu mengkonversi
  seluruh potensi bioenergi yang kita miliki menjadi
  bentuk-bentuk final (BBN, listrik biomassa, biogas, dll).
  Produk-produk final bioenergi inilah yang, jika surplus,
  bisa kita ekspor.  Bangun industri bioenergi
  domestik!.
• Jika kita tak melakukannya, negara-negara maju sudah
  siap mengimpor biomassa (alias bahan mentah bioenergi)
  tersebut untuk mereka manfaatkan di negerinya.
• Karena biomassa mengandung ‘abu’ (mineral lahan
  pertanian/perkebunan), dan sektor energi bervolume niaga
  masif, ekspor biomassa dalam jangka panjang akan
  berujung malapetaka : lahan pertanian/perkebunan/
  hutan kita menjadi kurus/tandus!.                       15
• Kita juga harus mampu mengungkap dan merealisasikan
  potensi tersidik dari tumbuhan-tumbuhan energi multiguna
  kawasan tropik seperti :
   kranji/mabai (Pongamia pinnata),
   nyamplung/bintangur (Calophyllum inophyllum),
   nimba (Azadirachta indica),
   gatep pait (Samadera indica),
   jarak pagar (Jatropha curcas),
   kelor (Moreinga oleifera),
   kacang hiris (Cajanus cajan),
   sukun (Artocarpus altilis)
   aneka alga mikro.
• Pemerintah membuka jalan via kebijakan yang jitu,
  pengusaha mengimplementasikan dengan bisnis industrial
  yang bervisi kebangsaan, akademisi/peneliti memfasilitasi
  via pengembangan SDM, ilmu, dan teknologi bioenergi
  yang ‘tepat-guna’.
                                                        16
Pengembangan listrik berbasis
          biomassa
 Sumber energi terbarukan   Faktor ketersediaan (%)
Biomassa                             ≥ 85
Panas bumi                           ≥ 85
Arus laut                             ≥70
Hidro                                 ≈50
Gelombang                             ≈50
Surya                                 ≈40
Angin                                ≈ 30
   Biomassa adalah sumber listrik terbarukan yang
   ketersediaan sepanjang tahunnya paling besar!.
                                                    17
Aneka rute alternatif pembangkitan listrik dari biomassa   18
Harga bahan bakar untuk pembangkitan 1 kWh
listrik dengan genset diesel :
Asumsi-asumsi :
•   Nilai kalor netto (LHV) minyak diesel = 37,0 MJ/liter.
•   Harga minyak mentah = US$80/bbl.
•   Ongkos pengilangan minyak = US$10/bbl.
•   1 bbl = 159 liter; US$1 = Rp.9000,-
•   Efisiensi konversi bahan bakar ke listrik dari genset diesel = 30 %.
Maka :
• Harga 1 liter minyak diesel = (80 + 10)9000/159 = Rp. 5094,4
• 1 kWh = 1 kW x 3600 s = 3600 kJ = 3,6 MJ
• Kebutuhan minyak diesel untuk membangkitkan 1 kWh listrik =
  (100/30) x (3,6/37) = 0,324 liter.
• Harga bahan bakar untuk pembangkitan 1 kWh listrik dengan
  genset diesel = (0,324) x Rp. 5094,4 = Rp. 1652,- (=
  ∈143/MWH; ∈1 = Rp.11.500,-).
 Jika semua ongkos diperhitungkan (pengangkutan solar ke lokasi,
  depresiasi, perawatan mesin, biaya pegawai)  ≈ Rp.2000/kWh!.19
Ongkos produksi listrik berbagai teknologi
    pembangkitan (dalam ∈2005/MWh)
         Teknologi              2007             2020              2030
Biogas                       55 – 215          50 – 200          50 – 190
Biomassa padat               80 – 195          85 – 200          85 – 205
Surya PV                     520 – 880        270 – 460         170 – 300
Angin, di darat              75 – 110           55 – 90          50 – 85
Angin, lepas-pantai          85 – 140          65 – 115          50 – 95
Hidro, kecil                 60 – 185          55 – 160          50 – 145
Hidro, besar                 35 – 145          30 – 140          30 – 130
Nuklir                        50 – 85           45 – 80          45 – 80
Gas (PLTGU)                   50 – 60           65 – 75          70 – 80
Batubara (serbuk)             40 – 50           65 – 80          65 – 80
Sumber : Komisi Eropa (2008), dikutip oleh Canton dan Linden (2010).
• Teknologi pembangkitan listrik berbasis biomassa yang
  berskala relatif besar (≥ 3 MWe), yaitu yang bertumpu
  pada pembakaran ‘teknikal’ dan gasifikasi, sudah matang
  (komersial); harga pokok pembangkitan ≈ Rp.1000/kWh.
 Agar sumber daya biomassa yang kini sudah tersedia
  tidak diekspor, pemerintah perlu segera mengeluarkan
  kebijakan yang membuka peluang munculnya industri
  pembangkitan listrik berbasis biomassa!. Berantas
  persaingan tak-adil antara listrik diesel dan listrik
  biomassa (dan juga listrik terbarukan lainnya).
• Biomassa limbah industri besar yang berkondisi sangat
  basah dan lumat (atau mudah dilumatkan) dapat juga
  dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik via rute biogas.
                                                       21
• Teknologi gasifikasi biomassa untuk pembangkitan listrik
  yang dimiliki anak-anak bangsa harus bisa ditingkatkan
  sampai terbukti pada skala 1 – 10 MWe.
• Biomassa dapat pula menjadi sumberdaya utama untuk
  penyediaan listrik bagi daerah/pulau/ desa terpencil yang
  kemampuan teknologi penduduknya masih pada tingkat
  pertanian subsisten. Skala pembangkitan bisa sampai 3
  MWe, tetapi umumya ≤ 1 MWe.
     Pemerataan akses kepada listrik alias peningkatan
  rasio elektrifikasi nasional!.
• Teknologi yang sesuai :
 Genset biogas;
 Genset diesel tipe Lister (→ minyak nabati murni);
 Genset Siklus Rankine Organik.
                                                        22
Listrik biogas
  • Biogas dan pembangkitannya
    (terutama dari kotoran sapi) sudah
    mulai banyak dikenal.
  • Di dalam negeri sudah ada beberapa
    vendor teknologi biogas dari
    kotoran ternak dan berbagai jenis
    limbah pertanian.
  • Genset-genset biogas pun sudah
    tersedia secara komersial (mulai
    dari skala 700 watt).
  • Perlu dilakukan promosi lebih
    sistematik dan demonstrasi
    pembangkitan biogas dari bahan
    tumbuhan.
                                   23
Di masa depan, teknologi reduksi elektrokimia CO 2
(menjadi CH 4 ) memungkinkan gas biometan dipipakan ke
                      kota-kota.




                                                    24
Pembangkitan listrik dengan genset diesel
               tipe Lister
         • Mesin diesel tipe Lister = mesin diesel
           bersilinder tunggal dan berputaran
           rendah (< 1000 rpm).
         • Bisa menggunakan minyak nabati murni
           sebagai bahan bakar. Minyak nabati
           murni (Pure Plant Oil, PPO, atau
           Straight Vegetable Oil, SVO) = minyak-
           lemak nabati yang (sudah) netral dan
           bebas getah (gum) = degummed and
           deacidified fatty-oil.
         • Sedang diuji-coba kemanfaatannya dan
           di-reverse engineering cara produksinya
           oleh Dr. Iman K. Reksowardojo dkk
           (ITB) dengan dana Insentif Ristek.
                                                25
Siklus Rankine Organik (SRO)
• Sama dengan siklus Rankine konvensional, hanya saja
  fluida kerjanya bukan kukus/air (H2O) melainkan fluida
  organik.
• Berat molekul : Mr,fluida organik >> Mr,air.
 Turbin lebih sederhana (1 tahap) dan rotasi-(rpm)-nya
  rendah, sehingga lebih awet dan mudah dirawat.
• Bisa dipilih fluida kerja organik bertitik didih < Td,n,air.
 Memungkinkan eksploitasi sumber kalor bertemperatur
  rendah untuk membangkitkan listrik secara relatif efisien.
• Sampai skala pembangkitan 400 – 500 kWe bisa dibuat
  moduler (= perangkat-lengkap kompak dan siap sambung
  ke sumber kalor dan pendingin dan jaringan listrik). 26
Rentang temperatur kerja berbagai sumber dan pembangkit listrik termal
                                                                    27
Konsep dasar siklus Rankine organik

                    Untuk SRO berbasis
                    pembakaran biomassa :
                    •Temperatur medium
                    pemanas (mp), Tmp, maks =
                    630 K (360 oC).
                    •Temperatur uap (u), Tu,maks
                    = 600 K (330 oC).
                    •Temperatur kondensor,
                    Tk = 40 – 100 oC.


                                            28
• Fluida kerja untuk SRO biasanya
  dipilih agar memiliki GWP (Global
  Warming Potential) dan ODP (Ozone
  Depleting Potential) yang rendah.
• Contoh-contoh :
  heksametildisiloksan, dikhlorometan
  (R-30), 1,1,1,3,3-pentafluorobutan
  (R365mfc), 1-methoxyheptafluoro-
  propan (HFE-7000).
• Di Indonesia tampaknya belum ada
  penerapan pembangkitan listrik
  dengan SRO.
 Perlu proyek demonstrasi!.
                                   29
Pengembangan bahan bakar nabati
             (BBN)
• Bahan bakar cair merupakan bentuk energi final komersial
  yang paling unggul (dan strategis) :
Dapat disimpan secara mudah dan aman untuk jangka
  waktu lama ( jadi sediaan siaga utk keadaan darurat).
Portabel, mudah diangkut dan dikirim jauh.
Memiliki kerapatan energi besar.
Relatif mudah dinyalakan, tapi tak mudah meledak.
Dapat dengan mudah dikonversi menjadi listrik.
Amat sangat penting (kritikal) bagi sektor transportasi.
• Biomassa adalah satu-satunya sumber energi terbarukan
  yang dapat menghasilkan, atau mudah dikonversi menjadi,
  bahan bakar (cair).
                                                       30
Aneka rute produksi bahan bakar hayati dari biomassa
    [yang berwujud cair disebut Bahan Bakar Nabati (BBN)]   31
Catatan awal tentang rute-rute teknologi
                   BBN
• Indonesia sepantasnya tidak usah mengembangkan teknologi via
  rute-rute pirolisis cepat dan likuefaksi termokimia; kebutuhan SDM
  dan finansial tahap demonstrasi teknologinya tak sesuai dengan
  kemampuan negara/bangsa kita (nanti, jika perlu, beli saja!).
• Tuntutan tingkat keselamatan yang tinggi pada angkutan udara
  mengharuskan bioavtur berwujud kimia hidrokarbon (persis seperti
  avtur fossil).
 Dibuat dari minyak-lemak via teknologi hidrogenasi.
• Karena komponen utama avtur adalah hidrokarbon parafin C10 – C14,
  bahan mentah terbaik pembuatan bioavtur adalah minyak-minyak
  laurat (asam laurat = asam lemak C12) : minyak kelapa, minyak inti-
  sawit, minyak biji Cinnamomum sp dan Litsea sp.
[Bioavtur tampaknya akan sudah dimanfaatkan secara komersial mulai
  tahun 2012. Thailand berencana mulai menyediakan bioavtur di
  tahun itu bagi pesawat-pesawat Eropa]                            32
• Jika suatu kandidat teknologi
  diputuskan untuk kelak dibeli
  saja, tak berarti tak boleh ada
  riset . Boleh, tetapi tujuannya
  bukan pengembangan
  teknologi, tetapi pembinaan
  SDM yang relevan!.




• Sayang sekali, Indonesia tak
  punya strategi induk (grand
  strategy) pengindustrian
  terpadu untuk memaksimum-
  kan benefisiasi sumber daya
  alam.
                             33
Saran pilihan teknologi yang dikembangkan
• Biodiesel :
 Generasi 1 = ester metil asam lemak hasil metanolisis
  minyak-lemak nabati.
 Generasi 2 = biohidrokarbon dari bahan lignoselulosa via
  gasifikasi + sintesis Fischer-Tropsch.
• Bioetanol :
 Generasi 1 : dari bahan bergula/berpati via (sakarifi-kasi
  +) fermentasi dan pemurnian.
 Generasi 2 : dari bahan lignoselulosa via pretreatment,
  sakarifikasi, fermentasi dan pemurnian.
• Biogas untuk bahan bakar rumah tangga pedesaan.
• [Biohidrokarbon via hidrogenasi minyak-lemak nabati
  sebaiknya diarahkan untuk produksi bioavtur].            34
Isu pokok/utama
• Bahan mentah biodiesel generasi 1 masih amat tergantung
  pada minyak sawit. Pengembangan tumbuhan sumber
  minyak-lemak non pangan (Pongamia pinnata, Calophyllum
  inophyllum , Cajanus cajan , Artocarpus altilis, Azadirachta
  indica , Jatropha curcas, dll) masih kurang diperhatikan.
• Informasi terbukti (proven information) dari berbagai “pohon
  energi multiguna” belum tersedia. Padahal ini akan sangat
  bermanfaat untuk menentukan strategi feedstock di masa
  depan.
• Standar mutu biodiesel maupun bioetanol masih harus
  dimutakhirkan untuk menjawab keluhan-keluhan konsumen
  dan/atau diselaraskan dengan tujuan pengembangan industri
  BBN.
• Teknologi BBN generasi 1 kreasi bangsa harus dibuktikan
  berfungsi baik pada skala industri menengah dan besar.
• Teknologi BBN generasi 2 perlu dikembangkan dan dikuasai
  anak-anak bangsa.
                                                           35
LitBangRap yang diperlukan
• R & D perluasan basis/pangkalan sumber daya (resource
  base) bioenergi (yaitu pengkajian dan pengembangan
  tumbuhan-tumbuhan energi multiguna).
• Demonstrasi pembuktian teknologi proses produksi bio-
  diesel dan bioetanol generasi satu domestik (karya anak-
  anak bangsa) pada skala industri menengah dan besar.
• Pengembangan teknologi proses produksi biodiesel dan
  bioetanol generasi dua.
• Pengembangan teknologi proses produksi biodiesel dan
  bioetanol generasi satu yang efisien dan nir-limbah atau
  berlimbah minimal.
• Pengembangan teknologi untuk menghasilkan pati atau
  minyak-lemak murah dari alga mikro.
                                                       36
Sekian dan Terima
          Kasih

tatanghs@ che.itb.ac.id   hstatang@yahoo.com

                                          37

More Related Content

What's hot

Potensi energi jabar
Potensi energi jabarPotensi energi jabar
Potensi energi jabarAndri Perdana
 
2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap
2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap
2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdapGandabhaskara Saputra
 
Upea Dr Menteri Esdm
Upea Dr Menteri EsdmUpea Dr Menteri Esdm
Upea Dr Menteri EsdmDhimas kasep
 
Buku 3 : Geothermal capital overview
Buku 3 : Geothermal  capital overviewBuku 3 : Geothermal  capital overview
Buku 3 : Geothermal capital overviewKgsRidwan
 
S2 2015-291533-chapter1
S2 2015-291533-chapter1S2 2015-291533-chapter1
S2 2015-291533-chapter1vina zhang
 
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...N'fall Sevenfoldism
 
pengembangan kelembagaan (punya lala)
pengembangan kelembagaan (punya lala)pengembangan kelembagaan (punya lala)
pengembangan kelembagaan (punya lala)Herlambang Bagus
 
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan EnergiPengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan EnergiHerlambang Bagus
 
Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2
Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2
Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2Gandabhaskara Saputra
 
10 Manajemen Energi Listrik
10 Manajemen Energi Listrik10 Manajemen Energi Listrik
10 Manajemen Energi ListrikSimon Patabang
 
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan AnginPemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan AnginEthelbert Phanias
 
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANGPOLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANGsari nurfiani
 

What's hot (20)

Sosialisasi Keamanan Informasi_Bidang Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi ...
Sosialisasi Keamanan Informasi_Bidang Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi ...Sosialisasi Keamanan Informasi_Bidang Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi ...
Sosialisasi Keamanan Informasi_Bidang Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi ...
 
Potensi energi jabar
Potensi energi jabarPotensi energi jabar
Potensi energi jabar
 
2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap
2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap
2019 03-19 paparan diskusi pojok energi iesr-rev_kdap
 
Upea Dr Menteri Esdm
Upea Dr Menteri EsdmUpea Dr Menteri Esdm
Upea Dr Menteri Esdm
 
Kebutuhan energi listrik
Kebutuhan energi listrikKebutuhan energi listrik
Kebutuhan energi listrik
 
Buku 3 : Geothermal capital overview
Buku 3 : Geothermal  capital overviewBuku 3 : Geothermal  capital overview
Buku 3 : Geothermal capital overview
 
S2 2015-291533-chapter1
S2 2015-291533-chapter1S2 2015-291533-chapter1
S2 2015-291533-chapter1
 
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...
Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi...
 
Den syamsir abduh 07082014-unhas
Den syamsir abduh 07082014-unhasDen syamsir abduh 07082014-unhas
Den syamsir abduh 07082014-unhas
 
Energi dan penerapannya
Energi dan penerapannyaEnergi dan penerapannya
Energi dan penerapannya
 
pengembangan kelembagaan (punya lala)
pengembangan kelembagaan (punya lala)pengembangan kelembagaan (punya lala)
pengembangan kelembagaan (punya lala)
 
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan EnergiPengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
Pengembangan Kelembagaan - Penghematan Energi
 
Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2
Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2
Bahan diskusi iesr dirpro kamis 21 mar 19 rev 2
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Outlook energi 2014
Outlook energi 2014Outlook energi 2014
Outlook energi 2014
 
Konversi Energi Terbarukan (My Ppt)
Konversi Energi Terbarukan (My Ppt)Konversi Energi Terbarukan (My Ppt)
Konversi Energi Terbarukan (My Ppt)
 
10 Manajemen Energi Listrik
10 Manajemen Energi Listrik10 Manajemen Energi Listrik
10 Manajemen Energi Listrik
 
Energi Terbarukan
Energi TerbarukanEnergi Terbarukan
Energi Terbarukan
 
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan AnginPemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya dan Angin
 
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANGPOLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
 

Similar to BIOENERGI

THS-PeranBioenergiDanArahUtamaLitbangrap.pdf
THS-PeranBioenergiDanArahUtamaLitbangrap.pdfTHS-PeranBioenergiDanArahUtamaLitbangrap.pdf
THS-PeranBioenergiDanArahUtamaLitbangrap.pdfJunedyPandapotan1
 
0.-Renewable-Energy_Trimo.pptx
0.-Renewable-Energy_Trimo.pptx0.-Renewable-Energy_Trimo.pptx
0.-Renewable-Energy_Trimo.pptxRositaTrijata
 
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukanPengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukanCahya Panduputra
 
Wood Pellet and energy renewable for economy
Wood Pellet and energy renewable for economyWood Pellet and energy renewable for economy
Wood Pellet and energy renewable for economyzulfanarico1
 
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...ryki periwaldi
 
Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_ryki periwaldi
 
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_ryki periwaldi
 
energi terbarukan.pptx
energi terbarukan.pptxenergi terbarukan.pptx
energi terbarukan.pptxSekarAyuHPutri
 
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...nurasifah
 
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.pptPPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.pptDennisAryoHerbaBaran
 
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdfgambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdfRahmatNuzulHidayat
 
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnya
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnyaBio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnya
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnyaBagas Prayitna
 
220722-KLIK-Youth Generation 03-r.pdf
220722-KLIK-Youth Generation 03-r.pdf220722-KLIK-Youth Generation 03-r.pdf
220722-KLIK-Youth Generation 03-r.pdfTangguhTenggaraTazak
 

Similar to BIOENERGI (20)

THS-PeranBioenergiDanArahUtamaLitbangrap.pdf
THS-PeranBioenergiDanArahUtamaLitbangrap.pdfTHS-PeranBioenergiDanArahUtamaLitbangrap.pdf
THS-PeranBioenergiDanArahUtamaLitbangrap.pdf
 
0.-Renewable-Energy_Trimo.pptx
0.-Renewable-Energy_Trimo.pptx0.-Renewable-Energy_Trimo.pptx
0.-Renewable-Energy_Trimo.pptx
 
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukanPengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
 
Wood Pellet and energy renewable for economy
Wood Pellet and energy renewable for economyWood Pellet and energy renewable for economy
Wood Pellet and energy renewable for economy
 
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
Persepsi dan peran masyarakat palu 17112014
 
Green hejo
Green hejoGreen hejo
Green hejo
 
Presentation
PresentationPresentation
Presentation
 
Presentation
PresentationPresentation
Presentation
 
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
 
Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_
 
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
 
energi terbarukan.pptx
energi terbarukan.pptxenergi terbarukan.pptx
energi terbarukan.pptx
 
Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...
Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...
Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...
 
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
Peran Warga Negara Dalam Mendukung Upaya Pemenuhan Kebutuhan Listrik Bangsa I...
 
Pltsa
PltsaPltsa
Pltsa
 
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.pptPPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
 
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdfgambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
gambaran umum energi di indonesia Presentasi kelompok 1.pdf
 
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnya
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnyaBio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnya
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnya
 
220722-KLIK-Youth Generation 03-r.pdf
220722-KLIK-Youth Generation 03-r.pdf220722-KLIK-Youth Generation 03-r.pdf
220722-KLIK-Youth Generation 03-r.pdf
 
Green Power
Green PowerGreen Power
Green Power
 

BIOENERGI

  • 1. Peran Bioenergi dan Arah-arah Utama LitBangRap-nya di Indonesia Tatang H. Soerawidjaja Anggota Dewan Riset Nasional (DRN) – Komisi Teknis Energi, dan Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI) Lokakarya Gasifikasi Biomassa LABTEK X, Kampus ITB, Bandung, 16-17 Desember 2010
  • 2. Pengertian bioenergi • Bioenergi adalah energi yang diperoleh/ dibangkitkan/berasal dari biomassa. • Biomassa adalah bahan2 organik berumur relatif muda dan berasal dari tumbuhan/hewan; produk & limbah industri budidaya (pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan)]. • Bentuk-bentuk final terpenting bioenergi :  bahan bakar nabati (biofuels);  listrik biomassa (biomass-based electricity). 2
  • 3. Mengapa bioenergi penting ?. • Sistem energi dunia harus (dan sedang diupayakan) beralih dari sebuah sistem energi berbasis sumber daya fosil ke sistem energi berbasis sumber daya terbarukan. • Sistem energi dunia yang ada sekarang telah dibangun, selama hampir satu abad, dengan berdasar (atau merujuk) pada aneka keunggulan sumber daya fosil.  Sumber daya fosil adalah sumber daya bahan bakar !.  Karena itu, semua teknologi dan ‘mesin’ pengkonversi bahan bakar menjadi listrik, kalor, dsb, kini sudah banyak tersedia. 3
  • 4. • Biomassa adalah satu-satunya sumber energi terbarukan yang merupakan sumber daya bahan bakar (alias mampu menggantikan bahan bakar fosil dalam semua pasar energi)!. Yang lainnya (sinar surya, tenaga air, tenaga angin, panas bumi, arus laut, tenaga ombak, energi termal samudra, dan tenaga nuklir) hanya mudah dikonversi menjadi listrik. • Pemanfaatan bioenergi dapat menggunakan teknologi dan ‘mesin’ yang selama ini sudah matang dikembangkan untuk mendayagunakan sumber daya fosil.  Bioenergi merupakan jembatan transisi vital peralihan sistem energi berbasis sumber daya fosil ke sistem energi berbasis sumber daya terbarukan !. 4
  • 5.  Bioenergi merupakan komponen kunci dan jalur strategis dalam perjuangan mencapai Millenium Development Goals (MDGs). • Karena itu, bioenergi merupakan sektor perekonomian energi dunia yang paling dinamik dan berubah cepat. • Pertumbuhan pesat industri bahan bakar nabati (BBN, liquid biofuels) pada dekade ini telah kita alami bersama. • Pada tahun 2005, bioenergi memasok sekitar 10 % dari kebutuhan energi dunia dan merupakan 78 % dari seluruh pasokan energi terbarukan. 5
  • 6. Konsumsi bioenergi akan terus membesar. Di tahun 2050, kontribusinya hampir sama besar dengan jumlah total energi-energi terbarukan lain. 1 EJ = 1018 J Perkembangan konsumsi total energi primer di seluruh dunia menurut Skenario Visi Pembangunan Berkelanjutan dari International Energy Agency (2003) 6
  • 7. Di Asia, perkembangan kontribusinya bahkan lebih bermakna/signifikan!. 1 EJ = 1018 J Perkembangan konsumsi total energi primer di Asia menurut Skenario Visi Pembangunan Berkelanjutan dari International Energy Agency (2003) 7
  • 8. Peran dan makna strategis bioenergi bagi Indonesia • Bentuk kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempersulit transmisi & distribusi listrik maupun BBM. • Interkoneksi jaringan listrik hanya mungkin (alias ekonomis) utk pulau-pulau besar dan sejumlah pulau- pulau relatif kecil di dekatnya.  Sejumlah besar pulau (> 10.000) harus bisa menghasilkan dan memenuhi kebutuhan bahan bakar dan listriknya sendiri (self-sufficient). • Banyak propinsi & pulau tak memiliki cadangan bahan bakar fosil yang memadai (atau bahkan nihil). • Biomassa (sumber daya hayati) tersedia di semua pulau!. 8
  • 9. • Bangsa Indonesia dikaruniai biodiversitas dan lahan potensial yang amat besar. Mesti kita dayagunakan secara berkelanjutan untuk memperkuat keterjaminan pasokan energi dan neraca pembayaran negara, membuka banyak lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, melancarkan pertumbuhan ekonomi yang merata, dan turut meredam emisi gas-gas rumah kaca. • Produksi bioenergi (listrik dan/atau bahan bakar hayati) dari sisa & limbah pemanenan + pengolahan pangan memiliki makna penting dalam mengefisienkan (memperkuat struktur & daya saing) industri pangan domestik (→ sekam, jerami, bagas, tetes, tandan kosong sawit, dll). • Kesenjangan potensi dengan pemanfaatan :  9
  • 10. Di ASEAN kita adalah produsen biomassa terbesar ...... Biomassa yang tersedia untuk pembangkitan energi di negara-negara ASEAN Sumber : Saku Rantanen (Pöyry), 2009 10
  • 11. ..... tetapi merupakan pemanfaat yang relatif terkecil !. Pemanfaatan biomassa untuk produksi energ di negara-negara ASEAN Sumber : Saku Rantanen (Pöyry), 2009 Potensi amat besar itu masih terabaikan !. Contoh-contoh pendayagunaan terpadu untuk penguatan struktur dan daya saing  11
  • 12. Konfigurasi ideal pemanfaatan industrial tanaman tebu 12
  • 13. Skema Industrialisasi Tandan Kosong Sawit (TKS) 13
  • 14. Rute-rute pemanfaatan terpadu sagu utk pangan dan bioenergi 14
  • 15. Peringatan : • Kita, bangsa Indonesia, harus mampu mengkonversi seluruh potensi bioenergi yang kita miliki menjadi bentuk-bentuk final (BBN, listrik biomassa, biogas, dll). Produk-produk final bioenergi inilah yang, jika surplus, bisa kita ekspor.  Bangun industri bioenergi domestik!. • Jika kita tak melakukannya, negara-negara maju sudah siap mengimpor biomassa (alias bahan mentah bioenergi) tersebut untuk mereka manfaatkan di negerinya. • Karena biomassa mengandung ‘abu’ (mineral lahan pertanian/perkebunan), dan sektor energi bervolume niaga masif, ekspor biomassa dalam jangka panjang akan berujung malapetaka : lahan pertanian/perkebunan/ hutan kita menjadi kurus/tandus!. 15
  • 16. • Kita juga harus mampu mengungkap dan merealisasikan potensi tersidik dari tumbuhan-tumbuhan energi multiguna kawasan tropik seperti :  kranji/mabai (Pongamia pinnata),  nyamplung/bintangur (Calophyllum inophyllum),  nimba (Azadirachta indica),  gatep pait (Samadera indica),  jarak pagar (Jatropha curcas),  kelor (Moreinga oleifera),  kacang hiris (Cajanus cajan),  sukun (Artocarpus altilis)  aneka alga mikro. • Pemerintah membuka jalan via kebijakan yang jitu, pengusaha mengimplementasikan dengan bisnis industrial yang bervisi kebangsaan, akademisi/peneliti memfasilitasi via pengembangan SDM, ilmu, dan teknologi bioenergi yang ‘tepat-guna’. 16
  • 17. Pengembangan listrik berbasis biomassa Sumber energi terbarukan Faktor ketersediaan (%) Biomassa ≥ 85 Panas bumi ≥ 85 Arus laut ≥70 Hidro ≈50 Gelombang ≈50 Surya ≈40 Angin ≈ 30 Biomassa adalah sumber listrik terbarukan yang ketersediaan sepanjang tahunnya paling besar!. 17
  • 18. Aneka rute alternatif pembangkitan listrik dari biomassa 18
  • 19. Harga bahan bakar untuk pembangkitan 1 kWh listrik dengan genset diesel : Asumsi-asumsi : • Nilai kalor netto (LHV) minyak diesel = 37,0 MJ/liter. • Harga minyak mentah = US$80/bbl. • Ongkos pengilangan minyak = US$10/bbl. • 1 bbl = 159 liter; US$1 = Rp.9000,- • Efisiensi konversi bahan bakar ke listrik dari genset diesel = 30 %. Maka : • Harga 1 liter minyak diesel = (80 + 10)9000/159 = Rp. 5094,4 • 1 kWh = 1 kW x 3600 s = 3600 kJ = 3,6 MJ • Kebutuhan minyak diesel untuk membangkitkan 1 kWh listrik = (100/30) x (3,6/37) = 0,324 liter. • Harga bahan bakar untuk pembangkitan 1 kWh listrik dengan genset diesel = (0,324) x Rp. 5094,4 = Rp. 1652,- (= ∈143/MWH; ∈1 = Rp.11.500,-).  Jika semua ongkos diperhitungkan (pengangkutan solar ke lokasi, depresiasi, perawatan mesin, biaya pegawai)  ≈ Rp.2000/kWh!.19
  • 20. Ongkos produksi listrik berbagai teknologi pembangkitan (dalam ∈2005/MWh) Teknologi 2007 2020 2030 Biogas 55 – 215 50 – 200 50 – 190 Biomassa padat 80 – 195 85 – 200 85 – 205 Surya PV 520 – 880 270 – 460 170 – 300 Angin, di darat 75 – 110 55 – 90 50 – 85 Angin, lepas-pantai 85 – 140 65 – 115 50 – 95 Hidro, kecil 60 – 185 55 – 160 50 – 145 Hidro, besar 35 – 145 30 – 140 30 – 130 Nuklir 50 – 85 45 – 80 45 – 80 Gas (PLTGU) 50 – 60 65 – 75 70 – 80 Batubara (serbuk) 40 – 50 65 – 80 65 – 80 Sumber : Komisi Eropa (2008), dikutip oleh Canton dan Linden (2010).
  • 21. • Teknologi pembangkitan listrik berbasis biomassa yang berskala relatif besar (≥ 3 MWe), yaitu yang bertumpu pada pembakaran ‘teknikal’ dan gasifikasi, sudah matang (komersial); harga pokok pembangkitan ≈ Rp.1000/kWh.  Agar sumber daya biomassa yang kini sudah tersedia tidak diekspor, pemerintah perlu segera mengeluarkan kebijakan yang membuka peluang munculnya industri pembangkitan listrik berbasis biomassa!. Berantas persaingan tak-adil antara listrik diesel dan listrik biomassa (dan juga listrik terbarukan lainnya). • Biomassa limbah industri besar yang berkondisi sangat basah dan lumat (atau mudah dilumatkan) dapat juga dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik via rute biogas. 21
  • 22. • Teknologi gasifikasi biomassa untuk pembangkitan listrik yang dimiliki anak-anak bangsa harus bisa ditingkatkan sampai terbukti pada skala 1 – 10 MWe. • Biomassa dapat pula menjadi sumberdaya utama untuk penyediaan listrik bagi daerah/pulau/ desa terpencil yang kemampuan teknologi penduduknya masih pada tingkat pertanian subsisten. Skala pembangkitan bisa sampai 3 MWe, tetapi umumya ≤ 1 MWe.  Pemerataan akses kepada listrik alias peningkatan rasio elektrifikasi nasional!. • Teknologi yang sesuai :  Genset biogas;  Genset diesel tipe Lister (→ minyak nabati murni);  Genset Siklus Rankine Organik. 22
  • 23. Listrik biogas • Biogas dan pembangkitannya (terutama dari kotoran sapi) sudah mulai banyak dikenal. • Di dalam negeri sudah ada beberapa vendor teknologi biogas dari kotoran ternak dan berbagai jenis limbah pertanian. • Genset-genset biogas pun sudah tersedia secara komersial (mulai dari skala 700 watt). • Perlu dilakukan promosi lebih sistematik dan demonstrasi pembangkitan biogas dari bahan tumbuhan. 23
  • 24. Di masa depan, teknologi reduksi elektrokimia CO 2 (menjadi CH 4 ) memungkinkan gas biometan dipipakan ke kota-kota. 24
  • 25. Pembangkitan listrik dengan genset diesel tipe Lister • Mesin diesel tipe Lister = mesin diesel bersilinder tunggal dan berputaran rendah (< 1000 rpm). • Bisa menggunakan minyak nabati murni sebagai bahan bakar. Minyak nabati murni (Pure Plant Oil, PPO, atau Straight Vegetable Oil, SVO) = minyak- lemak nabati yang (sudah) netral dan bebas getah (gum) = degummed and deacidified fatty-oil. • Sedang diuji-coba kemanfaatannya dan di-reverse engineering cara produksinya oleh Dr. Iman K. Reksowardojo dkk (ITB) dengan dana Insentif Ristek. 25
  • 26. Siklus Rankine Organik (SRO) • Sama dengan siklus Rankine konvensional, hanya saja fluida kerjanya bukan kukus/air (H2O) melainkan fluida organik. • Berat molekul : Mr,fluida organik >> Mr,air.  Turbin lebih sederhana (1 tahap) dan rotasi-(rpm)-nya rendah, sehingga lebih awet dan mudah dirawat. • Bisa dipilih fluida kerja organik bertitik didih < Td,n,air.  Memungkinkan eksploitasi sumber kalor bertemperatur rendah untuk membangkitkan listrik secara relatif efisien. • Sampai skala pembangkitan 400 – 500 kWe bisa dibuat moduler (= perangkat-lengkap kompak dan siap sambung ke sumber kalor dan pendingin dan jaringan listrik). 26
  • 27. Rentang temperatur kerja berbagai sumber dan pembangkit listrik termal 27
  • 28. Konsep dasar siklus Rankine organik Untuk SRO berbasis pembakaran biomassa : •Temperatur medium pemanas (mp), Tmp, maks = 630 K (360 oC). •Temperatur uap (u), Tu,maks = 600 K (330 oC). •Temperatur kondensor, Tk = 40 – 100 oC. 28
  • 29. • Fluida kerja untuk SRO biasanya dipilih agar memiliki GWP (Global Warming Potential) dan ODP (Ozone Depleting Potential) yang rendah. • Contoh-contoh : heksametildisiloksan, dikhlorometan (R-30), 1,1,1,3,3-pentafluorobutan (R365mfc), 1-methoxyheptafluoro- propan (HFE-7000). • Di Indonesia tampaknya belum ada penerapan pembangkitan listrik dengan SRO.  Perlu proyek demonstrasi!. 29
  • 30. Pengembangan bahan bakar nabati (BBN) • Bahan bakar cair merupakan bentuk energi final komersial yang paling unggul (dan strategis) : Dapat disimpan secara mudah dan aman untuk jangka waktu lama ( jadi sediaan siaga utk keadaan darurat). Portabel, mudah diangkut dan dikirim jauh. Memiliki kerapatan energi besar. Relatif mudah dinyalakan, tapi tak mudah meledak. Dapat dengan mudah dikonversi menjadi listrik. Amat sangat penting (kritikal) bagi sektor transportasi. • Biomassa adalah satu-satunya sumber energi terbarukan yang dapat menghasilkan, atau mudah dikonversi menjadi, bahan bakar (cair). 30
  • 31. Aneka rute produksi bahan bakar hayati dari biomassa [yang berwujud cair disebut Bahan Bakar Nabati (BBN)] 31
  • 32. Catatan awal tentang rute-rute teknologi BBN • Indonesia sepantasnya tidak usah mengembangkan teknologi via rute-rute pirolisis cepat dan likuefaksi termokimia; kebutuhan SDM dan finansial tahap demonstrasi teknologinya tak sesuai dengan kemampuan negara/bangsa kita (nanti, jika perlu, beli saja!). • Tuntutan tingkat keselamatan yang tinggi pada angkutan udara mengharuskan bioavtur berwujud kimia hidrokarbon (persis seperti avtur fossil).  Dibuat dari minyak-lemak via teknologi hidrogenasi. • Karena komponen utama avtur adalah hidrokarbon parafin C10 – C14, bahan mentah terbaik pembuatan bioavtur adalah minyak-minyak laurat (asam laurat = asam lemak C12) : minyak kelapa, minyak inti- sawit, minyak biji Cinnamomum sp dan Litsea sp. [Bioavtur tampaknya akan sudah dimanfaatkan secara komersial mulai tahun 2012. Thailand berencana mulai menyediakan bioavtur di tahun itu bagi pesawat-pesawat Eropa] 32
  • 33. • Jika suatu kandidat teknologi diputuskan untuk kelak dibeli saja, tak berarti tak boleh ada riset . Boleh, tetapi tujuannya bukan pengembangan teknologi, tetapi pembinaan SDM yang relevan!. • Sayang sekali, Indonesia tak punya strategi induk (grand strategy) pengindustrian terpadu untuk memaksimum- kan benefisiasi sumber daya alam. 33
  • 34. Saran pilihan teknologi yang dikembangkan • Biodiesel :  Generasi 1 = ester metil asam lemak hasil metanolisis minyak-lemak nabati.  Generasi 2 = biohidrokarbon dari bahan lignoselulosa via gasifikasi + sintesis Fischer-Tropsch. • Bioetanol :  Generasi 1 : dari bahan bergula/berpati via (sakarifi-kasi +) fermentasi dan pemurnian.  Generasi 2 : dari bahan lignoselulosa via pretreatment, sakarifikasi, fermentasi dan pemurnian. • Biogas untuk bahan bakar rumah tangga pedesaan. • [Biohidrokarbon via hidrogenasi minyak-lemak nabati sebaiknya diarahkan untuk produksi bioavtur]. 34
  • 35. Isu pokok/utama • Bahan mentah biodiesel generasi 1 masih amat tergantung pada minyak sawit. Pengembangan tumbuhan sumber minyak-lemak non pangan (Pongamia pinnata, Calophyllum inophyllum , Cajanus cajan , Artocarpus altilis, Azadirachta indica , Jatropha curcas, dll) masih kurang diperhatikan. • Informasi terbukti (proven information) dari berbagai “pohon energi multiguna” belum tersedia. Padahal ini akan sangat bermanfaat untuk menentukan strategi feedstock di masa depan. • Standar mutu biodiesel maupun bioetanol masih harus dimutakhirkan untuk menjawab keluhan-keluhan konsumen dan/atau diselaraskan dengan tujuan pengembangan industri BBN. • Teknologi BBN generasi 1 kreasi bangsa harus dibuktikan berfungsi baik pada skala industri menengah dan besar. • Teknologi BBN generasi 2 perlu dikembangkan dan dikuasai anak-anak bangsa. 35
  • 36. LitBangRap yang diperlukan • R & D perluasan basis/pangkalan sumber daya (resource base) bioenergi (yaitu pengkajian dan pengembangan tumbuhan-tumbuhan energi multiguna). • Demonstrasi pembuktian teknologi proses produksi bio- diesel dan bioetanol generasi satu domestik (karya anak- anak bangsa) pada skala industri menengah dan besar. • Pengembangan teknologi proses produksi biodiesel dan bioetanol generasi dua. • Pengembangan teknologi proses produksi biodiesel dan bioetanol generasi satu yang efisien dan nir-limbah atau berlimbah minimal. • Pengembangan teknologi untuk menghasilkan pati atau minyak-lemak murah dari alga mikro. 36
  • 37. Sekian dan Terima Kasih tatanghs@ che.itb.ac.id hstatang@yahoo.com 37