1. DETERMINAN INKLUSI KEUANGAN SYARIAH
DI INDONESIA
ABDUL AZIZ
NIM: 2120405025
Nama Pembimbing:
Rininta Nurrachmi, Ph.D. Dr. Wahyu Dwi Agung, S.H. M.H.
Sabtu, 5 Agustus 2023 M/ 18 Muharram 1445 H
2. Pendahuluan (1)
Industri keuangan Islam
tangguh dalam menghadapi
pandemi.
Tahun 2021, aset keuangan
Islam tumbuh hingga 7,9%
(Dinar Standard, 2022)
Indonesia diposisi ke-3 negara
paling maju dalam keuangan
Islam (nilai sukuk USD 84 miliar)
Dari sisi Knowledge, Indonesia
juga disebut terbaik dunia
(Refinitiv, 2022)
Namun, menurut Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) 2022, indeks
inklusi keuangan syariah
Indonesia masih kecil (12,12%).
Gambar 1.1. Perkembangan Indeks Literasi &
Inklusi Keuangan di Indonesia
(OJK, 2016-2022)
Latar Belakang
3. Pendahuluan (2)
Dari
berbagai
studi,
ditemukan
lima (5)
faktor
yang
dianggap
signifikan
mempeng
aruhi
inklusi
keuangan
syariah
Indonesia,
sehingga
hal ini
menjadi
Tujuan
dari
penelitian
ini:
1)Untuk menganalisis faktor tingkat
pendapatan terhadap inklusi keuangan
syariah di Indonesia
1)Untuk menganalisis faktor literasi
keuangan Islam terhadap inklusi keuangan
syariah di Indonesia
1)Untuk menganalisis faktor sosial terhadap
inklusi keuangan syariah di Indonesia
1)Untuk menganalisis faktor kepercayaan
terhadap inklusi keuangan syariah di
Indonesia
1)Untuk menganalisis faktor komitmen nilai
religius terhadap inklusi keuangan syariah di
Indonesia
IMF mengakui bahwa pertumbuhan
keuangan Islam menampilkan peluang;
memperkuat inklusi keuangan,
memperdalam pasar keuangan &
mobilisasi dana pembangunan (IMF,
‘18)
- Indeks inklusi keuangan syariah
di Indonesia ditemukan Ali, Sakti,
& Devi (2019) masih rendah
(0,127).
- Indonesia sebagai jumlah
muslim terbesar dunia (World
Atlas, 2021)
Riset tentang determinan inklusi
keuangan syariah relatif belum banyak
& memakai data yang belum diperbarui
(2021)
Perumusan Masalah & Tujuan Penelitian
4. Pendahuluan (3)
Batasan
Penelitian
Studi ini fokus pada
nasabah keuangan
syariah, khususnya
bank syariah (IB),
BPRS & BMT
(setidaknya memiliki
1 rekening Lembaga
keuangan syariah)
Lokasi penelitian di
Indonesia
Novelty
Studi ini mengelaborasi
variabel-variabel yang
terbukti signifikan
mempengaruhi inklusi
keuangan syariah di
Indonesia dari sisi
permintaan
Penelitian ini berusaha
memperbaharui data
yang dianalisis,
mengingat hasil survey
OJK (2022)
Alat analisis Smart-PLS
digunakan dalam studi ini
untuk kesesuaiannya
dengan data survey
Kontribusi
Penelitian
• Sebagai informasi &
masukkan bagi
pemegang kebijakan
terkait kondisi yang
mendorong customer
menggunakan jasa
keuangan syariah
• Sebagai informasi &
gambaran bagi Lembaga
keuangan syariah
tentang determinan
inklusi keuangan islam
• Menambah literatur
Islamic finance di
Indonesia, khususnya
mengenai pandangan
nasabah untuk terlibat
dalam layanan
keuangan syariah
5. Tinjauan Pustaka (1):
Tujuan Ekonomi & Potensi Keuangan Islam
Gambar 2.1.
Konsep Islam Tentang Kesejahteraan Manusia
Sumber : Kader (2021)
Dengan jumlah penduduk
muslim sebesar 87,2%,
Indonesia berpotensi besar
untuk mengembangkan
sektor ekonomi & keuangan
syariah (ekon.go.id, 2021):
• Nilai aset keuangan &
KUR syariah
• Pilar ekonomi via
pendanaan UMKM
• Financing infrastruktur &
ketahanan
• Nilai mulia & etika bisnis
yang luhur
• Peningkatan kesadaran
produk halal
Potensi
Chapra (2008)
menjelaskan tujuan
perekonomian:
1) mengalokasikan
sumber daya yang
efisien,
2) persaingan yang
efektif dan adil bagi
semua pihak,
sehingga
3) tercipta keadilan
sosial dan
mensejahterakan
Tujuan
6. Tinjauan Pustaka (2):
Inklusi Keuangan & Syariat mengelola Harta
Pada QS Yusuf (12): 47-49, Allah Swt.
mengajarkan manusia untuk berinvestasi
sebagai persiapan menghadapi masa depan,
oleh Sayyid Qutb. (Musthofa, Agustus 2021).
Dalam H.R. Bukhari, Rasulullah Saw.
memerintahkan umatnya untuk menyisihkan
sebagian harta untuk masa depan yang baik
karena itu lebih baik untuk kita.
(Saktiawan, Desember 2013).
Syaibani (750-805 M) memasukkan
penyisihan pendapatan sebagai unsur yang
harus diperhitungkan seseorang pada
penghasilan awal imperatif (Ghassan, 2015).
Secara permintaan,
inklusi keuangan:
keseluruhan proses
dimana nasabah bisa
mengakses & menikmati
layanan keuangan resmi
(Rajeev & Vani, 2017)
1)Teori-teori inklusi
keuangan (Ozili,2020):
2)Vulnerable Group
Theory
3)Financial Literacy
Theory
4)System Theory
5)Special Agent Theory
6)Community Echelon
Theory
1)Faktor-faktor penentu
Inklusi Keuangan:
2)1) Tingkat pendapatan
3)2) Literasi keuangan
(syariah)
4)3) Pengaruh sosial
5)4) Kepercayaan (Trust)
6)5) Komitmen religius
7. Tinjauan Pustaka (3):
Penelitian-penelitian Terdahulu
Ali, Sakti & Devi
(2019) menemukan
bahwa tingkat inklusi
keuangan Islam di
Indonesia rendah
Provinsi yang paling
inklusif dalam
keuangan syariah: DKI
Jakarta, Jawa Timur &
Aceh.
Metode kuantitatif
(Sarma, 2012) dengan
3 indikator; Akses,
Ketersediaan &
Penggunaan
Dengan Metode ANP,
Ali, Devi, Furqani, &
Hamzah (2020)
memperoleh faktor
inklusi keuangan Islam
1) literasi keuangan,
komitmen religius,
faktor sosio-ekonomi &
pengaruh sosial.
2) sumber daya
manusia, produk &
jasa, infrastruktur &
kebijakan-regulasi
Takidah & Kassim
(2021) menguji
determinan inklusi
keuangan syariah di
Indonesia.
Pengaruh sosial,
kepercayaan (Trust),
financial self-efficacy &
literasi keu Islam.
Metode kuantitatif
dengan analisis factor
EFA-CFA & SEM
Ali, Devi, Bustomi,
Sakti, & Furqani, (2021)
membuktikan bahwa
Faktor
literasi keuangan,
faktor sosial & SDM
signifikan mempenga-
ruhi inklusi keuangan
syariah di Indonesia.
Metode kuantitatif
berupa SEM & regresi
logistik binary
Sudarsono, Afandi &
perdana (2023)
memperoleh norma
subjektif & kontrol
perilaku terpahami
merupakan faktor
determinan yang baik
dari niat memilih
layanan perbankan
syariah.
Pendekatan studi
dengan model SEM
partial least square
(PLS) dengan alat
Smart-PLS
9. Metodologi (1):
Metode dan Desain PEnelitian
Studi ini menggunakan metode campur (mix
method).
Metode analisis konten dipergunakan untuk
desain (kerangka konseptual), unit analisis,
pengambilan sampel, kode (kelas unit),
penggambaran kesimpulan dan validasi
(Krippendorff, 1989).
Untuk menguji hipotesis, SEM PLS dipergunakan
karena cocok untuk ukuran sampel yang relatif kecil
& jika terjadi masalah normalitas data (Wold, 1985).
Teori inklusi keuangan juga bisa dikonfirmasi
dengan ini (Chin, 1998).
Penelitian ini juga mengembangkan beberapa
studi diantaranya Olaniyi & Adeoye (2016), Le,
Dang, Nguyen, Vu, & Tran (2019), Sayed & Shusha
(2019) dengan mengambil lingkup hubungan faktor-
faktor terhadap inklusi keuangan.
Kemudian studi ini mengadopsi Sarma (2016),
OJK (2017), Ali, Sakti, & Devi (2019) untuk
memperdalam indikasi keuangan syariah inklusif.
10. Metodologi (2):
Populasi, Data & Tahapan Analisis
Analisis deskriptif ditujukan untuk menguraikan
data statistik & menyusun suatu asumsi analisis
dan data tersebut disajikan dalam bentuk
substansif (Hart, 1998; Ibrahim, et al., 2019)
Gambar 3.1 Tahap Analisis & Operasi Model SEM
Untuk sampel, teknik
purposif digunakan dengan
mempertimbangkan
1) provinsi dengan tk
inklusi keuangan syariah
tertinggi (Ali, Sakti & Devi,
2019)
2) provinsi yang tingkat
inklusi keuangan ≥ indeks
inklusi keuangan nasional
(OJK, November 2022)
Penelitian ini
menyasar populasi
penduduk muslim
Indonesia;
87,4% atau 242
juta jiwa (Satudata
Kemenag RI, 2022).
Survey dilakukan
pada nasabah
keuangan syariah
berkarakteristik
pria/Wanita, usia,
profesi, Pendidikan,
pendapatan,
pernikahan & wilayah.
1
3
2