SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
PAPER
KASIH KARUNIA (Anugerah) ALLAH
Disusun Oleh :
Aldo Maradona
NIM 20178601
Tahun ajaran 2019/2020
2
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
A. LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB I ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
A. PENGERTIAN KASIH KARUNIA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
1. Dalam PL
2. Dalam PB
B. PANDANGAN PARA TEOLOG MENGENAI KASIH KARUNIA
(ANUGERAH) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
1. Anugerah Umun
2. Anugerah Khusus
C. PERLUNYA KASIH KARUNIA (ANUGERAH) ALLAH BAGI
KEHIDUPAN MANUSIA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
BAB III KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
A. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan kita Yesus Kristus karena atas segala
berkat dan cinta kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan paper “KASIH KARUNIA
(Anugerah) ALLAH”. Melalui paper ini penulis berusaha untuk menjelaskan apa itu kasih
karunia dan konsep atau cara pandang yang benar tentang kasih karunia Allah menurut iman
Kristen. Dalam menyusun paper ini, saya menyadari bahwa paper ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dengan segala kerendahan hati saya sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan paper ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Rudy Roberto Walleam M.Th
sebagai dosen pembimbing yang membina mata kuliah Teologi PB 2.
Lampung, 17 Juni 2019
Aldo Maradona
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dalam kepercayaan kita kepada Kristus, tentu sebagai orang Kristen, kita tidak asing
lagi dengan suatu istilah yang namanya kasih karunia atau anugerah. Kita sebagai orang Kristen
harus memiliki keyakinan bahwa Allah kita adalah Allah yang penuh kasih, dalam kitab (Roma
5:5) kita dapat melihat bahwa kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita melalui Roh
Kudus. Dan juga di dalam juga di dalam Yoh 3:16 sangat jelas dikatakan bahwa Allah
menunjukkan kasih-Nya dengan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal yaitu Tuhan Yesus
Kristus sehingga setiap kita yang percaya kepadanya akan memperoleh hidup yang kekal.
Namun masih banyak ditemukan orang Kristen yang masih belum mengerti apa itu kasih
karunia karena Istilah “kasih karunia” sering kali oleh beberapa orang sering disamakan dengan
“belas kasihan”. Pengertian dari dua istilah ini seharusnya dibedakan. Anugerah, disebut juga
kasih karunia adalah pemberian Allah yang tidak selayaknya diberikan kepada kita karena kita
tidak pantas untuk menerimanya. Menurut Dr Erastus Sabdono kasih karunia adalah suatu
pemberian yang sangat bernilai dan dibutuhkan.1 Sedangkan belas kasihan adalah tindakan
Allah yang tidak memberikan kepada kita apa yang sepatutnya kita terima, yaitu penghakiman
dan ke neraka untuk selama-lamanya. Allah yang kaya dengan rahmatNya, Ia menahan
murkaNya, dan sebaliknya memberi kita anugerahNya (Efesus 2:4). Sesuai dengan penjelasan
di atas maka kasih karunia itu bukanlah sebuah reward (penghargaan) melainkan sepenuhnya
anugerah total dari Allah tanpa ada timbal balik (kita mendapatkan sesuatu karena melakukan
sesuatu) seperti yang dianut agama-agama lain. Oleh sebab itu melalui paper ini penulis akan
menjelaskan konsep yang benar mengenai kasih karunia (anugerah Allah). Oleh sebab itu
melalui paper ini penulis akan menjelaskan definisi kasih karunia secara Alkitabiah dan
mengapa kasih karunia itu sangat perlu bagi manusia.
1 Dr. Erastus Sabdono,Apakah Keselamatan bisa hilang?,(Jakarta: REHOBOT LITERATURE, 2016),
h. 17
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KASIH KARUNIA
1. Dalam PL
Kasih karunia dipakai sebagai terjemahan dalam bahasa Ibrani yaitu “khen”. Kata ini
berarti perbuatan atasan (dapat juga Allah) yang menunjukkan kepada bawahannya kasih
karunia, padahal sebenarnya bawahan itu tidak layak menerimanya (Kej 6:7; Kel 33:17; Bil
6:25). Memang, tiada manusia yang dapat menunjukkan khen kepada Allah. PL menjelaskan,
Allah memilih Bapak-bapak leluhur Israel dan Israel juga, hanya atas dasar kasih karunia-Nya.
Sama sekali tidak ada jasa atau kebenaran dalam mereka, yang dapat dianggap alasan bagi
pemilihan itu (Ul 7:7-8). Dalam membuat perjanjian Sinai, seperti dulu dalam membuat
perjanjian Abraham, prakarsa dari Allah datangnya. Nabi-nabi juga, yang menekankan
perlunya pertobatan, mengakui bahwa hati yang baru harus diperoleh sebagai karunia dari
Tuhan (Yeh 36:26; Yer 31:31-34) artinya, berdasarkan kasih karunia-Nya.
2. Dalam PB
Di dalam terjemahan Yunani “kharis” adalah kata yang biasa dipakai untuk
menerjemahkan kata Ibrani khen. Kata kerja kharizesthai dipakai untuk menunjukkan arti
pengampunan, dari manusia dan juga dari Allah (Kol 2:13; 3:13; Ef 4:32).
a. Injil-injil Sinoptis
perlu diperhatikan bahwa kata “anugerah sama sekali tidak terdapat dalam kitab-kitab
Injil Sinoptik. Tetapi ini tidak berarti bahwa anugerah Allah tidak ditunjukkan, karena Yesus
menyatakan prakarsa Allah, yaitu unsur terpenting dalam anugerah, dalam perbuatan-
perbuatan-Nya dan di dalam ajaran-Nya.2 Yesus berkata bahwa Ia datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang. Banyak dari perumpamaan-Nya mengajarkan kasih karunia.
Perumpamaan para pekerja kebun anggur (Mat 20:1-16) mengajarkan bahwa Allah tidak dapat
didakwa oleh siapa pun atas pemberian anugerahNya. Perumpamaan tentang perjamuan besar
(Luk 14:16-24) menunjukkan bahwa hak istimewa rohaniah tidak menjamin kebahagiaan
akhir, dan bahwa undangan Injil ditujukan kepada semua orang. Anak yang hilang diterima
kembali oleh bapaknya dengan cara yg sebenarnya sang anak tidak layak menerimanya (Luk
15:20-24). Pertobatan ditekankan sebagai syarat untuk menerima keselamatan (Mrk 1:15;
2 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013), h. 87
6
6:12; Luk 24:47). Iman juga mempunyai tempatnya ( Mrk 1:15; Luk 7:50), kendati tidak ada
pernyataan teologis pada tema-tema Paulus.
b. Tulisan-tulisan Lukas
Baik Injil maupun Kisah Para Rasul perlu diperhatikan secara khusus. Lukas
memperlihatkan keluwesan dalam hubungan dengan pokok ini. Bahkan pengertian yang tidak
religius dari kata kharis, yaitu usaha baik yang dibuat oleh seseorang kepada orang lain, muncul
dalam Kis 24:27; 25:3, 9. Pengertian PL tentang 'kemurahan hati' terlihat dalam Luk 1:30;
2:52; Kis 2:47; 7:10,46. Pengertian dinamis tentang kasih karunia yg menimbulkan keberanian
yang sungguh dan kesaksian yang efektif muncul dalam Kis 4:33; 11:23; 13:43 dan digunakan
bila membicarakan seruan universal dari Injil. Lukas juga mempertemukan istilah 'injil'
('perkataan') dan 'kasih karunia' (Luk 4:22; Kis 14:3; 20:24) dengan cara yang bahkan Paulus
pun tidak melakukannya.
c. Surat-surat Paulus
Menurut Donald Guthrie Rasul Paulus sungguh-sungguh menyadari bahwa ia
berhutang pada anugerah Allah. Ia memandang panggilannya sebagai suatu tindakan anugerah
(Gal 1:15).3 Oleh karena itu perkataan 'kharis' mempunyai tempat utama dalam salam
pembukaan dan ucapan syukur penutup dalam Surat-surat Paulus, dan ditambahkan pada
ucapan salam 'damai' yang biasa. Dasar dari ajaran Paulus terdapat dalam (Roma 1:16-3:20).
Manusia dinyatakan berdosa, tapi oleh kasih karunia dibenarkan (Rm 3:21-4:25), yaitu Allah
dalam kasih karunia-Nya memperlakukan dia, walaupun bersalah, seakan-akan ia tidak pernah
berbuat dosa.
Iman adalah tanggapan manusia atas kasih karunia Allah (Rm 5:2; 10:9; Ef 2:8). Iman
ini adalah pemberian Allah (Ef 2:8); kata-kata 'bukan hasil usahamu' mungkin dikaitkan dengan
sesosmenoi ('diselamatkan'), tapi Paulus mencoba untuk menunjukkan bahwa perkataan 'iman'
tidak dimaksudkan untuk menyatakan suatu tindakan bebas pada pihak orang percaya, lih
juga 2 Kor 4:13; Flp 1:29. Iman ini, meskipun menyatakan bahwa tidak ada keselamatan
melalui hukum, bukanlah tidak etis. Iman secara moral dengan sendirinya adalah vital. Iman
'bekerja oleh kasih' (Gal 5:6).
Kedudukan orang percaya dalam anugerah dijelaskan, bukan oleh sesuatu dalam
dirinya, tapi oleh kehendak Allah. Ajaran tentang pemilihan mempunyai 2 fungsi: ia
mengawasi kebebasan manusia dan pembenaran dirinya, dan menunjukkan bahwa dalam
melimpahkan karunia-Nya, Allah adalah bebas sama sekali (Ef 1:1-6; 2 Tim 1:9; Tit 3:5).
3 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, h. 87
7
Setiap langkah dalam proses kehidupan Kristen tergantung pada kasih karunia, Gal
1:15 (panggilan); 2 Tim 2:25 (pertobatan); Ef 2:8, 9 (iman). Dalam Rm 8:28-30 Paulus
memandang pekerjaan Allah sejak dari panggilan sampai kepada kemuliaan orang yang
dibenarkan-Nya. Tapi ia tidak mengabaikan tanggung jawab manusia. Ketaatan (Rm 1:5; 6:17)
adalah sikap moral, dan tidak dapat dijadikan sesuatu yang lain. Seorang manusia dari dirinya
sendiri mustahil berbalik kepada Tuhan (2 Kor 3:16). Kedua sisi tersebut dipertemukan
dalam Rm 9-10. Pasal 9 berisi pernyataan yang paling kuat terhadap predestinasi ganda,
sedangkan pasal 10 menyatakan bahwa penolakan oleh Allah disebabkan oleh
ketidakpercayaan dan ketidaktaatan. Tapi harus diingat bahwa pokok utama dari pasal-pasal
ini bukanlah keselamatan perseorangan, tapi adalah fungsi-fungsi kolektif dari orang-orang
yang dipilih Allah untuk melaksanakan maksud-Nya.
Roma 6 memakai gambaran baptisan untuk mengajarkan penaklukan dosa oleh kasih karunia.
(1 Kor 6:11; 12:13; Ef 5:26; Kol 2:12; Tit 3:5). H Wheeler Robinson (The Christian Doctrine
of Man, 1926, hlm 124-125) berpendapat bahwa baptisan orang percaya bukanlah semata-mata
merupakan lambang yg ilustratif, tapi adalah aspek obyektif dari apa yg secara subyektif adalah
iman. Orang mungkin memperdebatkan bahwa baptisan anak-anak adalah suatu cara anugerah,
karena anak adalah lambang ketidaksanggupan dan ketidakberdayaan manusia. Pandangan-
pandangan ini rupanya bertentangan dengan penekanan Paulus yg tidak berubah tentang iman.
d. Tulisan-tulisan PB yg lain
1. 1 Petrus. Rasul Petrus menekankan kasih karunia dalam pasal 1 dan 2 pada hubungan yang
lazim dengan pemilihan dan warisan dalam perjanjian: pada 3:7 terdapat ungkapan yang luar
biasa 'kasih karunia kehidupan'. Kasih karunia juga dipakai dalam 1 Ptr 5:10 berkaitan dengan
kemuliaan yang akan datang bagi orang percaya.
2. Surat Ibrani. Penulis menggunakan banyak perkataan yang artinya adalah kasih karunia.
Dalam 2:9 kasih karunia Allah dihubungkan dengan penderitaan Kristus. Perkataan kharis
digunakan di Ibrani 12:28 dalam hubungan dengan ucapan syukur manusia kepada Allah.
Kasih karunia dipandang panggilan pengabdian diri dalam Ibrani 12:14, 15. Ungkapan yang
mencolok 'takhta kasih karunia' dalam Ibr 4:16 mempersatukan keagungan Allah dan kasih
karunia-Nya. Ungkapan segar yang lain dalam Ibr 10:29, adalah 'Roh kasih karunia'.
3. Surat-surat Yohanes. Hanya sedikit menyinggung secara langsung tentang kasih karunia,
tapi kasih Allah ditekankan di seluruh bagiannya. Gagasan kasih karunia harus dihubungkan
dengan 'kehidupan kekal'. Iman adalah utama, dan Yohanes menggunakan suatu ungkapan
Yunani pisteuein eis (percaya kepada) mengenai iman yang sungguh kepada pribadi Kristus
8
(IMAM). 'Kasih karunia dan kebenaran' yang mencirikan kemuliaan Firman yang telah
menjadi manusia dalam Yoh 1:14 (bnd ay 17) menggemakan 'kasih dan setia' dari Kel 34:6.
B. PANDANGAN PARA TEOLOG MENGENAI KASIH KARUNIA (ANUGERAH)
Para teolog membagi anugerah menjadi dua kategori besar, yaitu: anugerah umum
dan anugerah khusus.
1. Anugerah Umum
Mengapa disebut umum karena anugerah ini disediakan bagi semua orang. Anugerah
umum (common grace) mengacu pada pemberian Allah secara universal, meliputi
menyediakan kebutuhan dasar, mencegah kejahatan, menunda penghakiman, dan menopang
keteraturan. Anugerah khusus (special grace) diberikan hanya untuk kaum pilihan Allah.
Anugerah ini berbicara mengenai perbuatan Allah yang menebus, menguduskan, dan
memuliakan umat-Nya. Yang termasuk dalam anugerah khusus ini ialah menerangi pikiran
mereka untuk memahami Injil, menginsyafkan hati mereka mengenai perlunya percaya, dan
meyakinkan kehendak mereka untuk menerimanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa anugerah
Allah adalah penyataan Allah yang berdaulat dan penuh kasih kepada segenap ciptaan-Nya,
yaitu seluruh umat manusia secara umum dan kepada umat pilihan-Nya secara khusus.
Anugerah umum (common grace) adalah kebaikan Allah yang tanpa syarat
(unconditional grace) pada semua orang yang diperlihatkan dalam pemeliharaanNya kepada
mereka. Anugerah umum dari Allah yang diberikan bagi semua ciptaan-Nya ini bersifat
inklusif. Anugerah inklusif ini meliputi tindakan Allah yang mencipta, mengelola, memelihara
dan mengendalikan alam semesta ciptaan-Nya. Anugerah inklusif ini didasarkan pada
kedaulatan Allah dan kasihNya. Permazmur menekankan kedaulatan Allah ini saat ia
mengatakan, “TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut
dan di segenap samudera raya” (Mazmur 135:6), dan menekankan kasih Allah saat mengatakan
“TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. TUHAN itu
baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya” (Mazmur
145:8-9). Anugerah umum ini dinyatakan melalui pemberian berkat-berkat umum bagi umat
manusia, seperti: Ia mengaruniakan panas dan hujan kepada orang yang benar dan orang jahat
(Matius 5:45). Ia juga menentukan musim untuk dinikmati oleh semua manusia (Mazmur
104:19-20). Tuhan bahkan memberikan tempat khusus bagi manusia sebagai makluk ciptaan-
Nya yang mulia dengan mengindahkannya serta memberikan otoritas dan peran khusus
baginya (Mazmur 8:4-7). Melalui penghargaan dan otoritas dari Tuhan ini, manusia dikaruniai
hak untuk berkuasa atas semua ciptaan-Nya yang lain (Mazmur 8:8-9).
9
Jadi, dapat dikatakan bahwa anugerah yang inklusif ini menyatakan kepedulian Tuhan
kepada manusia dan semua makhluk, yang diwujudkannya dengan mencipta, mengelola,
memelihara dan mengendalikan seluruh alam semesta ciptaan-Nya. Anugerah inklusif ini
memberikan tempat bagi semua manusia, untuk mengambil peran dalam karya ciptaan Allah.
Kebenaran yang dapat ditegaskan di sini ialah bahwa Tuhan oleh kedaulatan dan kasih-Nya
yang kekal “memelihara” semua makhluk ciptaan-Nya dengan menyediakan semua yang
dibutuhkan bagi kelangsungan kehidupan manusia serta alam semesta secara teratur serta
bersinambung.
Melalui anugerah yang inklusif ini nyata kebaikan Tuhan yang memelihara, mengelola
serta mengendalikan alam semesta ciptaanNya sehingga semuanya berjalan sesuai dengan
hukum yang telah ditetapkanNya, sehingga bumi dan alam semesta akan terus bergerak secara
dinamis. Melalui anugerah inklusif ini, Tuhan menyatakan kesetiaan-Nya dalam memelihara
umat manusia dari dosa dan kejahatan, sehingga dalam kondisi sejahat-jahatnya moral
manusia, dunia akan terus terpelihara oleh anugerahNya. Secara lebih khusus, Tuhan
meneguhkan, memelihara, menuntun dan memaknai kehidupan setiap individu untuk
menjalani tujuan kekal yang telah ditetapkannya (Ayub 42:2; Mazmur 145:8-9; Amsal 16:4;
Pengkhotbah 3:1-14; 8:17; Yesaya 49:1; Yeremia 1:5; 1 Petrus 2:9;).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa anugerah umum dari Allah
adalah untuk seisi alam semesta dan semua manusia ciptaan-Nya. Di sini terlihat bahwa
pemeliharaan Allah melalui anugerah umum ini didasarkan kedaulatanNya dan tindakan
kasihNya yang besar. Semuanya menegaskan bahwa pemeliharaanNya ini ditujukan kepada
semua ciptaan Allah untuk menikmati kebaikan-Nya yang kekal.
2. Anugerah Khusus
Jika anugerah umum yang diberikan kepada semua orang, maka anugerah khusus tidak
diberikan kepada semua orang. Anugerah khusus (special grace) diberikan hanya untuk kaum
pilihan Allah. Anugerah ini berbicara mengenai perbuatan Allah yang menebus, menguduskan,
dan memuliakan umatNya. Kebenaran tentang anugerah khusus menjelaskan tentang
rancangan kekal serta tindakan Tuhan menyelamatkan manusia berdosa melalui Yesus Kristus
(Efesus 1:4-14). Anugerah ini menyatakan perbuatan Allah yang menebus, menguduskan, dan
memuliakan umat-Nya. Yang termasuk dalam anugerah khusus ini ialah menerangi pikiran
mereka untuk memahami Injil, menginsyafkan hati mereka mengenai perlunya percaya, dan
meyakinkan kehendak mereka untuk menerimanya.
Keselamatan di sini sepenuhnya merupakan bagian dari rencana Allah (Devine decree)
yang kekal. Dalam rancangan kekal itu, keselamatan ditetapkan selengkapnya oleh Allah.
10
Keselamatan ini kemudian dilaksanakan seutuhNya oleh Yesus Kristus, Juruselamat (Matius
1:21-23) dan diterapkan sepenuhnya oleh Roh Kudus (Roma 8:15-17). Berdasarkan kebenaran
ini, dapat dikatakan bahwa keselamatan sepenuhnya dilakukan oleh Allah Yang Esa, melalui
karya Yesus Kristus yang menyerahkan nyawaNya mati di atas kayu salib menggantikan
manusia berdosa (1 Korintus 15:1-4; 2 Korintus 5:13-14) dan diterapkan oleh Roh Kudus.
Perlulah ditekankan bahwa “keselamatan” yang diuraikan di sini adalah merupakan
pengungkapan tentang bagaimana peroses “penyelamatan itu dilaksanakan oleh Allah,” yang
di dalamnya setiap orang berdosa, yang telah di tetapkanNya untuk memperoleh bagian dan
mengalami secara subyektif akan karya agung-Nya ini (Lihat: Kisah Para Rasul 13:48b), yaitu
mereka yang telah ditentukan dan dipanggilNya menjadi percaya (Banding: Roma 8:29-30).
Keselamatan yang khusus ini menjelaskan rencana Allah yang spesial yaitu “Ia menghendaki
supaya jangan ada yang binasa” (2 Petrus 3:9b), dimana “Semua orang yang ditentukan Allah
untuk hidup yang kekal menjadi percaya” (Kisah Para Rasul 13:48b).
Keselamatan sebagai pemberian anugerah Allah itu (Yohanes 10:28-29) membawa
manusia berdosa berpaling (konversi) kepada Allah melalui pertobatan dan percaya (2 Petrus
3:9c; 2 Korintus 7:10; 1 Yohanes 5:13-15; Yohanes 6:47; Ibrani 11:1), yang olehnya setiap
orang yang percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Keselamatan pemberian Allah ini begitu spesial, yang memberikan pengalaman subjektif bagi
orang percaya, yaitu ada regenerasi (Yohanes 3:3-8; 2 Korintus 5:17), pembenaran (Keluaran
23:7; Ulangan 25:1; Amsal 17:15; Yesaya 5:25; Yeremia 3:11; Yehezkiel 16:50-51; Matius
12:37; Lukas 7:29; Roma 3:4), adopsi (Yohanes 1:12; Galatia 4:1-5; 3:29), pengudusan
(Keluaran 15:11, 12; 19:6; Yesaya 5:24; 6:3; 10:17; Yehezkiel 20:39-44; Hosea 11:9; Matius
6:9; 5:48; Lukas 11:2; 1 Petrus 3:15), persatuan dengan Kristus (Yohanes 16:14; 15:58; Roma
5:15-19), ketekunan (Filipi 2:12-13; Roma 7:21-26; Ibrani 6:17-20; 12:1-2), dan pemuliaan di
dalam Kristus (1 Timotius 3:6; 2 Timotius 2:11-13; Ibrani 2:5-13).Tindakan Allah yang
menyelamatkan di dalam Yesus Kritus ini dan pengalaman spesial akan keselamatan itu
memberikan kepastian kepada orang percaya akan hidup kekal yang telah diterima dari Allah
(Yohanes 10:28-29).
Penting untuk memperhatikan bagaimana para teolog meninjau anugerah khusus dari
empat sudut pandang, yaitu:
1. Anugerah yang mendahului (Previent grace), ini menekankan bahwa anugerah Allah
datang terlebih dahulu. Ia yang memulai tanpa menunggu inisiatif kita atau jasa kita, inilah
sifat anugerah yang sangat menonjol. “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi
kita” (1 Yohanes 4:19) dan “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh
11
karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8).
2. Anugerah yang efektif (Efficacious grace), yang berarti bahwa anugerah ini
menyelesaikan apa yang Allah maksudkan. Tidak ada yang mampu menggagalkan rencana
Allah untuk menyelamatkan. Seperti kata Yesus, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Kuakan
datang kepada-Kudan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37).
Selanjutnya Yesus menegaskan “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan
mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut
mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada
siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (Yohanes 10:28-
29).
3. Anugerah yang tidak dapat ditolak (Irresistible grace), ini berasal dari anugerah yang
efektif, yang berarti anugerah ini sampai kapanpun tidak dapat ditolak. Terlepas dari
pergumulan sementara melawan Allah, pada akhirnya Ia akan mengalahkan dan memenangi
kaum pilihan. Karena Allah memberi umat-Nya sebuah hati yang baru untuk mengenali-Nya,
mereka mengenal dan meresponi suara-Nya serta mengikuti Dia (Yer. 24:7; Yoh. 10:27).
4. Anugerah yang memadai (Sufficient grace), berarti anugerah yang cukup untuk mencapai
maksud Allah menyeamatkan orang-orang yang dipilihNya. “Karena itu Ia sanggup juga
menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia
hidup senantiasa untuk menjadi pengantara mereka” (Ibrani 7:25).
Bahkan setelah keselamatan pun, anugerahNya cukup bagi kita (2 Korintus 12:9),
meskipun untuk bertumbuh di dalam anugerah merupakan kerjasama manusia dan Allah.
Dengan kata lain, kita yang diselamatkan karena anugerah tidak berhak untuk memiliki
kehidupan Kristen yang pasif. Anugerah pasca keselamatan itu sedikit pun tidak memasukkan
unsur jasa atau usaha. Namun, Paulus mengingatkan secara langsung bahwa orang-orang
Kristen hendaknya bekerja sebagaimana Allah bekerja di dalam kita (Filipi 2:12-13).
Konsekuensi praktis dari anugerah Allah di dalam kita ialah memperlakukan orang-orang lain
dengan lemah lembut. Kita memberlakukan pengampunan Allah dan kebaikanNya kepada
mereka, entah mereka layak menerimanya atau pun tidak. Hasilnya, semua orang yang
mengamati kita tentu akan melihat anugerah Allah tampak di dalam diri kita.
12
C. PERLUNYA KASIH KARUNIA (ANUGERAH) ALLAH BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA
Perlunya kasih Karunia (anugerah) Allah bagi manusia didasarkan pada anggapan
tentang natur keberdosaan manusia. Akibat dari dosa pertama Adam dan Hawa, citra Allah
dalam diri manusia telah tercoreng dan mengakibatkan dosa masuk dan menjalar kepada setiap
manusia (Roma 3:10-12, 23; 5:12). Adam dan Hawa telah membuat dosa menjadi aktual pada
saat pertama kalinya di Taman Eden, sejak saat itu natur dosa telah diwariskan kepada semua
manusia (Roma 5:12; 1 Korintus 15:22). Kita perlu ingat bahwa akibat-akibat sepenuhnya dari
kejatuhan tidak hanya terwujud seketika di dalam Adam dan Hawa tetapi juga di dalam
keturunan-keturunan mereka, yakni semua umat manusia. Akibat jangka panjang dari
kejatuhan adalah dosa menurun pada semua manusia dan maut menurun pada semua manusia.
Akibat pertama dari kejatuhan adalah dosa menurun kepada semua orang. Dosa manusia
meliputi dosa pertalian, dosa warisan dan dosa pribadi. Dosa warisan dapat didefinisikan
sebagai keberadaan berdosa dari semua orang yang yang dibawa sejak lahir. Dosa pertalian
disebut juga penghitungan atau imputasi dosa. Di sini dimaksudkan dengan pertalian adalah
pertautan, pelimpahan atau pengaitan sesuatu terhadap seseorang. Dasar Alkitab untuk
pertalian dosa adalah Roma 5:12 yang mengajarkan bahwa dosa bahwa dosa masuk kedalam
dunia melalui satu orang yaitu, Adam kepada segala bangsa (Roma 5:12-21). Dosa pribadi atau
dosa aktual dapat didefinisikan sebagai dosa-dosa yang berasal dari tindakan, perkataan, atau
pikiran yang manusia lakukan. Dosa aktual tidak ditularkan, melainkan setiap orang melakukan
dosanya sendiri dan setiap orang pasti menderita akibat dosanya sendiri. Walau tidak
ditularkan, dosa aktual juga bisa mempengaruhi orang lain (Keluaran 20:5; 1 Timotius 5:22).
Dalam Roma 3:9-18 Paulus menjelaskan tentang penghukuman atas semua orang karena dosa-
dosa yang mereka lakukan sendiri. Hukuman itu berlaku umum dan didasarkan atas perbuatan
jahat, baik lewat perkataan maupun lewat perbuatan. Dosa itu merupakan suatu kenyataan
karena kita mewarisi tabiat dosa dan dosa Adam dipertalikan kepada kita. Manusia menipu,
tidak berbelas kasihan, menghina Tuhan, membunuh, memeras, mencuri, bertengkar,
menyiksa, menindas, dan lain sebaginya. Dosa-dosa aktual ini menyadarkan kita akan
kenyataan keuniversalan dosa dan bahwa setiap orang melakukan dosa secara aktual, kecuali
bayi. Alkitab menegaskan bahwa “kita semua bersalah dalam banyak hal” (Yakobus 3:2) dan
“semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). Bentuk dosa-
dosa aktual adalah perkataan dan perbuatan misalnya: berdusta (1 Yohanes 1:6), pilih kasih
(Yakobus 2:4), keduniawiaan (1 Korintus 3:1-4), penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, dan lainnya (Galatia 5:19-21).
13
Selanjutnya, akibat dari kejatuhan adalah maut menurun pada semua manusia
(Kejadian 2:17). Sebagaimana dosa masuk ke dalam dunia oleh satu orang, demikian juga
akibat dosa itu yaitu maut menurun pada semua orang (Roma 5:12-21; 6:23; Kejadian 2:17).
Sebagaimana dosa bersifat universal maka maut juga bersifat universal. Manusia pada mulanya
diciptakan dengan kapasitas bagi kekekalan dan tidak perlu mati. Secara khusus akibat dari
dosa maka manusia mengalami tiga bentuk hukum (1) Akibat dari dosa warisan atau dosa asal,
maka manusia mengalami kematian rohani yang ditandai dengan terputusnya/terpisahnya
hubungan dengan Allah dalam kehidupan sekarang ini (Yohanes 5:24; Roma 5:12-21; 8:6;
Efesus 2:1; 1 Timotius 5:6). Jika hal ini tidak berubah dalam diri manusia di sepanjang
hidupnya, maka kematian kekal atau kematian yang kedua akan menyertainya (wahyu 20:11-
15). Kematian kekal dimana manusia akan dibuang ke tempat yang gelap dan penuh dengan
siksaan yang akhirnya membawa mereka jauh dari hadirat Allah (Matius10:28; 25:41; 2
Tesalonika 1:9; Ibrani 10:31; Wahyu 14:11; 20:11-15). (2) Akibat dari dosa yang dipertalikan
adalah kematian jasmani (Roma 5:13-14). Kematian jasmani yang ditandai oleh kematian fisik
tubuh yang fana (Kejadian 2:17; Bilangan 16:29; 27:3; Mazmur 90:7-11; Pengkhotbah 12:7).
(3) Akibat dari dosa-dosa pribadi (aktual) adalah hilangnya persekutuan yang harmonis Orang
yang tidak beriman tidak memiliki persekutuan dengan Allah karena dosa-dosanya; dan apabila
orang percaya berdosa, ia kehilangan sukacita dalam persekutuan dengan keluarga Allah. Bila
ia mengakui dosanya dan diampuni maka persekutuannya dipulihkan (1 Yohanes 1:7-9).
Dosa telah menyebabkan manusia mengalami kerusakan total (total depravity) dan
ketidakmampuan total (total inability). Yang dimaksud dengan kerusakan total bukanlah
berarti (1) bahwa setiap orang telah menunjukkan kerusakannya secara keseluruhan dalam
perbuatan, (2) bahwa orang berdosa tidak lagi memiliki hati nurani dan dorongan alamiah
untuk berhubungan dengan Allah, (3) bahwa orang berdosa akan selalu menuruti setiap bentuk
dosa, dan (4) bahwa orang berdosa tidak lagi mampu melakukan hal-hal yang baik dalam
pandangan Allah maupun manusia. Arti dari kerusakan total adalah (1) bahwa dosa telah
menjangkau setiap aspek natur manusia: termasuk rasio, hati nurani, kehendak, hati, emosinya
dan keberadaannya secara menyeluruh (2 Korintus 4:4, 1Timotius 4:2; Roma 1:28; Efesus
4:18; Titus 1:15); dan (2) bahwa secara natur, tidak ada sesuatu dalam diri manusia yang
membuatnya layak untuk berhadapan dengan Allah yang benar (Roma 3:10-12). Sedangkan
ketidakmampuan total berarti: (1) Orang yang belum lahir baru tidak mampu melakukan,
mengatakan, atau memikirkan hal yang sungguh-sungguh diperkenan Allah, yang sungguh-
sungguh menggenapi hukum Allah; (2) tanpa karya khusus dari Roh Kudus, orang yang belum
lahir baru tidak mampu mengubah arah hidupnya yang mendasar, dari dosa mengasihi diri
14
sendiri menjadi kasih kepada Allah. Perlu ditegaskan bahwa ketidakmampuan total bukanlah
berarti orang yang belum lahir baru sesuai naturnya tidak mampu melakukan apa yang baik
dalam pengertian apapun. Ini berarti, orang yang belum lahir baru masih mampu melakukan
bentuk-bentuk kebaikan dan kebajikan tertentu. Tetapi perbuatan baik ini tidak digerakan oleh
kasih kepada Allah dan tidak pula dilakukan dengan ketaatan yang sukarela pada kehendak
Allah.
Jadi, manusia dalam natur lamanya yang berdosa tidak menyadari dan tidak mampu
menanggapi hal-hal rohani dari Allah. Manusia tidak mampu melakukan apapun untuk
mengubah natur maupun keadaan keberdosaannya (Roma 3:9-20). Maka jelaslah bahwa
manusia memerlukan kasih karunia Tuhan yang memampukannya untuk dapat kembali
melakukan hal yang benar menurut pandangan Tuhan. Manusia yang telah mati secara rohani
perlu dihidupkan kembali secara rohani. Paulus mengatakan “Kamu dahulu sudah mati karena
pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti
jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang
sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung
di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging
dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai,
sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya
yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama
dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia
kamu diselamatkan –“ (Efesus 2:1-5).
Sifat Allah yang kudus menyebab Ia murka terhadap manusia yang melanggar hukum-
hukumNya dan mengharuskanNya menghukum manusia berdosa tersebut. Sementara itu, sifat
Allah yang kasih menuntutNya mengasihi manusia berdosa, dengan memberikan kemurahan,
kebaikan dan belas kasihan kepada manusia. Disini kekudusan dan kasih Allah
dikonfrontasikan. Allah tidak dapat mengorban salah satu dari kedua sifat tersebut, yaitu
kekudusan dan kasih. Lalu bagaimana cara Allah menegakkan supremasi hukum dan
keadilanNya atas dosa manusia? Korban pengganti, yang akan menjalankan hukuman itu.
Paulus dalam kolose 2:13,14 mengatakan “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh
pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-
sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan
surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu
ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib” Hanya kematian Kristus saja yang
dapat meredakan kemarahan Allah dan memenuhi tuntutan keadilanNya. Kristus secara
15
sukarela menanggung hukuman yang seharusnya dijatuhkan kepada manusia. Dengan
demikian kekudusan, hukum, dan keadilan Allah telah ditegakkan, dan secara simultan
kasihNya kepada manusia dinyatakan.
Pribadi yang terlibat dalam korban keselamatan itu ialah Allah yang menjelma menjadi
manusia. Hanya pribadi ini yang dapat menyebabkan keselamatan manusia. Lalu, mengapa
Allah harus menjadi manusia? Alkitab menyatakan bahwa hukuman bagi dosa adalah maut,
dan satu-satunya jalan mengatasi dosa adalah dengan korban darah dan kematian. Berhubung
Allah tidak dapat mati, maka harus terjadi inkarnasi agar ada natur atau sifat manusia yang bisa
mengalami kematian dan dengan demikian membayar hukuman dosa. Hanya Allah-Manusia
yang memenuhi syarat untuk menjadi Juruselamat Sejati. Juruselamat itu harus manusia agar
dapat mati bagi dosa-dosa manusia, Juruselamat itu juga harus Allah, supaya dalam
kematianNya Ia dapat hidup dan membayar harga dosa (Roma 1:1-4). Melalui kematian-Nya
di kayu salib Kristus melenyapkan perseteruan antara manusia dengan Allah (Efesus 2:16);
Kristus menjadi terkutuk karena kita di atas kayu salib (Galatia 3:13); Kristus telah memikul
dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib supaya kita hidup untuk kebenaran (1 Petrus 2:24);
Kristus melakukan pendamaian yang diadakan oleh darah salib Kristus (Kolose 1:21); Kristus
dipaku di kayu salib untuk membayar hutang dosa dengan harga yang lunas (Kolose 2:14).
Puncak dari penderitaan Kristus adalah kematianNya di kayu salib. Dikayu salib terjadi
pendamaian, penggantian, penebusan, pengampunan dan pembenaran. Kristus telah mati di
kayu salib satu kali dan korbanNya sempurna dihadapan Allah. Karya Kristus disalib ini
memberi jalan keluar bagi manusia dari dosa-dosa manusia. Rasul Yohanes mengatakan,
“sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh
Yesus Kristus” (Yohanes 1:17). Kematian Kristus di kayu salib telah menebus kita dari dosa-
dosa, membentangkan jalan anugerah yang ditawarkan Allah tanpa mengkompromikan
keadilan-Nya dan kebenaran-Nya (Titus 3:7; Roma 3:26).
Dr. Erastus Sabdono mengatakan dalam bukunya yaitu : Di satu pihak, Tuhan Yesus
menyelesaikan bagian-Nya, yaitu tuga yang diberikan Bapa kepada-Nya, tugas penyelamatan.
Di pihak lain, orang percaya memenuhi bagiannya, yaitu menyambut keselamatan yang Dia
sediakan tersebut dengan perjuangan pula.4 Artinya adalah perlu ada respon dari manusia untuk
menjalankan keselamatan dan menghargai anugerah Tuhan dengan terus hidup dalam
kebenaran
4Dr. Erastus Sabdono, Apakah Keselamatan bisa hilang?,h.25
16
BAB III
KESIMPULAN
A. PENUTUP
Sebagai pengikut Kristus kita harus memahami dengan benar kasih karunia (anugerah)
yang telah Allah berikan kepada kita tentu bukan menurut pengertian kita melainkan dengan
pertolongan Roh Kudus yang ada di dalam kita dan setelah kita memahaminya dengan benar
maka harus ada respon atau tindakan yang kita lakukan yaitu :
1. Pertama, menerima kasih karunia Allah itu dengan percaya kepada Yesus Kristus.
Rasul Petrus dengan tegas mengatakan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun
juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”. (Kisah Para Rasul
4:12)
2. Kedua, melakukan perbuatan baik sebagai rasa syukur untuk apa yang telah Allah
lakukan bagi kita (Efesus 2:8-9).
3. Ketiga, kita harus bertumbuh dalam kasih karunia. Rasul Petrus memberikan nasehat
yang penting dan sangat berharga dengan berkata “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih
karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-
Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya” (2 Petrus 3:18). Disini Petrus
menasihati untuk bertumbuh dalam pengertian akan kasih karunia karena makin baik
pengertian kita akan kasih karunia, makin baik kita akan menjalani hidup sebagai orang
percaya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Sabdono Erastus.Apakah Keselamatan bisa hilang?.Jakarta: REHOBOT LITERATURE,
2016.
Guthrie, Donald Teologi Perjanjian Baru 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia,2013.

More Related Content

What's hot

Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus Daniel Saroengoe
 
Apa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lamaApa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lamaKirenius Wadu
 
Hidup dalam kemurahan tuhan 1
Hidup dalam kemurahan tuhan 1Hidup dalam kemurahan tuhan 1
Hidup dalam kemurahan tuhan 1Yohanes Ratu Eda
 
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...markustuturmutu
 
5. YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH.pptx
5. YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH.pptx5. YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH.pptx
5. YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH.pptxTanpaDP
 
Makalah Tentang Roh Kudus
Makalah  Tentang  Roh KudusMakalah  Tentang  Roh Kudus
Makalah Tentang Roh Kudussalmonkabak
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniDaniel Saroengoe
 
Doktrin Keselamatan
Doktrin KeselamatanDoktrin Keselamatan
Doktrin KeselamatanSABDA
 
Dasar-Dasar Iman Kristen
Dasar-Dasar Iman KristenDasar-Dasar Iman Kristen
Dasar-Dasar Iman KristenSABDA
 
Mengenal kristus dengan benar
Mengenal kristus dengan benarMengenal kristus dengan benar
Mengenal kristus dengan benarslametwiyono
 
Doktrin Allah Dasar (DAD)
Doktrin Allah Dasar (DAD)Doktrin Allah Dasar (DAD)
Doktrin Allah Dasar (DAD)SABDA
 
Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Kirenius Wadu
 
Memahami konstitusi dogmatis dei verbum
Memahami konstitusi dogmatis dei verbumMemahami konstitusi dogmatis dei verbum
Memahami konstitusi dogmatis dei verbumalbertus purnomo
 
Visi Misi Pemuridan KK Kerajaan Allah
Visi Misi Pemuridan KK Kerajaan AllahVisi Misi Pemuridan KK Kerajaan Allah
Visi Misi Pemuridan KK Kerajaan AllahAlex Nanlohy New
 
Ujian Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)
Ujian  Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)Ujian  Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)
Ujian Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)Chris Hukubun
 
persiapan membaca "Laudato si"
persiapan membaca "Laudato si"persiapan membaca "Laudato si"
persiapan membaca "Laudato si"budhi pr
 

What's hot (20)

Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
Pemikiran dan pandangan Teologi Paulus
 
Apa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lamaApa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lama
 
Hidup dalam kemurahan tuhan 1
Hidup dalam kemurahan tuhan 1Hidup dalam kemurahan tuhan 1
Hidup dalam kemurahan tuhan 1
 
Materi dasar pemuridan
Materi dasar pemuridanMateri dasar pemuridan
Materi dasar pemuridan
 
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...
 
Materi dasar pemuridan
Materi dasar pemuridanMateri dasar pemuridan
Materi dasar pemuridan
 
5. YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH.pptx
5. YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH.pptx5. YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH.pptx
5. YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH.pptx
 
Pewahyuan kristiani
Pewahyuan kristianiPewahyuan kristiani
Pewahyuan kristiani
 
Makalah Tentang Roh Kudus
Makalah  Tentang  Roh KudusMakalah  Tentang  Roh Kudus
Makalah Tentang Roh Kudus
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayani
 
Doktrin Keselamatan
Doktrin KeselamatanDoktrin Keselamatan
Doktrin Keselamatan
 
Dasar-Dasar Iman Kristen
Dasar-Dasar Iman KristenDasar-Dasar Iman Kristen
Dasar-Dasar Iman Kristen
 
Mengenal kristus dengan benar
Mengenal kristus dengan benarMengenal kristus dengan benar
Mengenal kristus dengan benar
 
Doktrin Allah Dasar (DAD)
Doktrin Allah Dasar (DAD)Doktrin Allah Dasar (DAD)
Doktrin Allah Dasar (DAD)
 
Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1
 
Memahami konstitusi dogmatis dei verbum
Memahami konstitusi dogmatis dei verbumMemahami konstitusi dogmatis dei verbum
Memahami konstitusi dogmatis dei verbum
 
Visi Misi Pemuridan KK Kerajaan Allah
Visi Misi Pemuridan KK Kerajaan AllahVisi Misi Pemuridan KK Kerajaan Allah
Visi Misi Pemuridan KK Kerajaan Allah
 
Ujian Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)
Ujian  Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)Ujian  Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)
Ujian Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)
 
persiapan membaca "Laudato si"
persiapan membaca "Laudato si"persiapan membaca "Laudato si"
persiapan membaca "Laudato si"
 
Teologia biblika
Teologia biblikaTeologia biblika
Teologia biblika
 

Similar to Paper Kasih Karunia (Anugerah) Allah

Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah Roh
Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah RohPaper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah Roh
Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah RohALDOMARADONA
 
Roh kudus dan pertobatan
Roh kudus dan pertobatanRoh kudus dan pertobatan
Roh kudus dan pertobatanyerywadu
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivhelmutmudes
 
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)aldimbuik
 
Paper kasih karunia dinyatakan melalui karya Allah dalam Yesus Kristus
Paper kasih karunia dinyatakan melalui karya Allah dalam Yesus KristusPaper kasih karunia dinyatakan melalui karya Allah dalam Yesus Kristus
Paper kasih karunia dinyatakan melalui karya Allah dalam Yesus KristusFehenkey Jutirim
 
Gereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudusGereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudusseransony
 
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudusMakalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudusHarapanHia
 
Memahami kasih karunia
Memahami kasih karuniaMemahami kasih karunia
Memahami kasih karuniayerywadu
 
Dasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgDasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgJannus Panjaitan
 
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan imanPeran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan imanYogesMahendra
 
Peran roh kudus dalam gereja (paper)
Peran roh kudus dalam gereja (paper)Peran roh kudus dalam gereja (paper)
Peran roh kudus dalam gereja (paper)NdreeLee
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivyerywadu
 
Makalah Dogmatika 4 Peran roh kudus bagi orang percaya, dogmatika 4
Makalah Dogmatika 4 Peran roh kudus bagi orang percaya, dogmatika 4Makalah Dogmatika 4 Peran roh kudus bagi orang percaya, dogmatika 4
Makalah Dogmatika 4 Peran roh kudus bagi orang percaya, dogmatika 4istondoluanak
 
Pak (makalah dogmatika iv)
Pak (makalah dogmatika iv)Pak (makalah dogmatika iv)
Pak (makalah dogmatika iv)ofilingulo
 
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilanMakalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilanagung bulan
 
Dogmatika IV paper
Dogmatika IV paperDogmatika IV paper
Dogmatika IV paperFerdySeo
 
Paper Kasih Karunia
Paper Kasih KaruniaPaper Kasih Karunia
Paper Kasih KaruniaJeremmyJayy
 
Roh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayananRoh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayanantitasamisai
 
Makalah pak rudy
Makalah pak rudyMakalah pak rudy
Makalah pak rudytitasamisai
 

Similar to Paper Kasih Karunia (Anugerah) Allah (20)

Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah Roh
Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah RohPaper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah Roh
Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah Roh
 
Roh kudus dan pertobatan
Roh kudus dan pertobatanRoh kudus dan pertobatan
Roh kudus dan pertobatan
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
 
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
 
Paper kasih karunia dinyatakan melalui karya Allah dalam Yesus Kristus
Paper kasih karunia dinyatakan melalui karya Allah dalam Yesus KristusPaper kasih karunia dinyatakan melalui karya Allah dalam Yesus Kristus
Paper kasih karunia dinyatakan melalui karya Allah dalam Yesus Kristus
 
Gereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudusGereja dan roh kudus
Gereja dan roh kudus
 
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudusMakalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
 
Memahami kasih karunia
Memahami kasih karuniaMemahami kasih karunia
Memahami kasih karunia
 
Dasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgDasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwg
 
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan imanPeran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
 
Peran roh kudus dalam gereja (paper)
Peran roh kudus dalam gereja (paper)Peran roh kudus dalam gereja (paper)
Peran roh kudus dalam gereja (paper)
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
 
Makalah Dogmatika 4 Peran roh kudus bagi orang percaya, dogmatika 4
Makalah Dogmatika 4 Peran roh kudus bagi orang percaya, dogmatika 4Makalah Dogmatika 4 Peran roh kudus bagi orang percaya, dogmatika 4
Makalah Dogmatika 4 Peran roh kudus bagi orang percaya, dogmatika 4
 
Pak (makalah dogmatika iv)
Pak (makalah dogmatika iv)Pak (makalah dogmatika iv)
Pak (makalah dogmatika iv)
 
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilanMakalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilan
 
Dogmatika IV paper
Dogmatika IV paperDogmatika IV paper
Dogmatika IV paper
 
Paper Kasih Karunia
Paper Kasih KaruniaPaper Kasih Karunia
Paper Kasih Karunia
 
Roh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayananRoh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayanan
 
Paper dog
Paper dogPaper dog
Paper dog
 
Makalah pak rudy
Makalah pak rudyMakalah pak rudy
Makalah pak rudy
 

Recently uploaded

KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.MeidarLamskingBoangm
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 

Recently uploaded (8)

KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 

Paper Kasih Karunia (Anugerah) Allah

  • 1. 1 PAPER KASIH KARUNIA (Anugerah) ALLAH Disusun Oleh : Aldo Maradona NIM 20178601 Tahun ajaran 2019/2020
  • 2. 2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 A. LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 BAB I ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 A. PENGERTIAN KASIH KARUNIA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 1. Dalam PL 2. Dalam PB B. PANDANGAN PARA TEOLOG MENGENAI KASIH KARUNIA (ANUGERAH) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 1. Anugerah Umun 2. Anugerah Khusus C. PERLUNYA KASIH KARUNIA (ANUGERAH) ALLAH BAGI KEHIDUPAN MANUSIA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 BAB III KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16 A. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
  • 3. 3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan kita Yesus Kristus karena atas segala berkat dan cinta kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan paper “KASIH KARUNIA (Anugerah) ALLAH”. Melalui paper ini penulis berusaha untuk menjelaskan apa itu kasih karunia dan konsep atau cara pandang yang benar tentang kasih karunia Allah menurut iman Kristen. Dalam menyusun paper ini, saya menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dengan segala kerendahan hati saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan paper ini. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Rudy Roberto Walleam M.Th sebagai dosen pembimbing yang membina mata kuliah Teologi PB 2. Lampung, 17 Juni 2019 Aldo Maradona
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dalam kepercayaan kita kepada Kristus, tentu sebagai orang Kristen, kita tidak asing lagi dengan suatu istilah yang namanya kasih karunia atau anugerah. Kita sebagai orang Kristen harus memiliki keyakinan bahwa Allah kita adalah Allah yang penuh kasih, dalam kitab (Roma 5:5) kita dapat melihat bahwa kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita melalui Roh Kudus. Dan juga di dalam juga di dalam Yoh 3:16 sangat jelas dikatakan bahwa Allah menunjukkan kasih-Nya dengan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal yaitu Tuhan Yesus Kristus sehingga setiap kita yang percaya kepadanya akan memperoleh hidup yang kekal. Namun masih banyak ditemukan orang Kristen yang masih belum mengerti apa itu kasih karunia karena Istilah “kasih karunia” sering kali oleh beberapa orang sering disamakan dengan “belas kasihan”. Pengertian dari dua istilah ini seharusnya dibedakan. Anugerah, disebut juga kasih karunia adalah pemberian Allah yang tidak selayaknya diberikan kepada kita karena kita tidak pantas untuk menerimanya. Menurut Dr Erastus Sabdono kasih karunia adalah suatu pemberian yang sangat bernilai dan dibutuhkan.1 Sedangkan belas kasihan adalah tindakan Allah yang tidak memberikan kepada kita apa yang sepatutnya kita terima, yaitu penghakiman dan ke neraka untuk selama-lamanya. Allah yang kaya dengan rahmatNya, Ia menahan murkaNya, dan sebaliknya memberi kita anugerahNya (Efesus 2:4). Sesuai dengan penjelasan di atas maka kasih karunia itu bukanlah sebuah reward (penghargaan) melainkan sepenuhnya anugerah total dari Allah tanpa ada timbal balik (kita mendapatkan sesuatu karena melakukan sesuatu) seperti yang dianut agama-agama lain. Oleh sebab itu melalui paper ini penulis akan menjelaskan konsep yang benar mengenai kasih karunia (anugerah Allah). Oleh sebab itu melalui paper ini penulis akan menjelaskan definisi kasih karunia secara Alkitabiah dan mengapa kasih karunia itu sangat perlu bagi manusia. 1 Dr. Erastus Sabdono,Apakah Keselamatan bisa hilang?,(Jakarta: REHOBOT LITERATURE, 2016), h. 17
  • 5. 5 BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN KASIH KARUNIA 1. Dalam PL Kasih karunia dipakai sebagai terjemahan dalam bahasa Ibrani yaitu “khen”. Kata ini berarti perbuatan atasan (dapat juga Allah) yang menunjukkan kepada bawahannya kasih karunia, padahal sebenarnya bawahan itu tidak layak menerimanya (Kej 6:7; Kel 33:17; Bil 6:25). Memang, tiada manusia yang dapat menunjukkan khen kepada Allah. PL menjelaskan, Allah memilih Bapak-bapak leluhur Israel dan Israel juga, hanya atas dasar kasih karunia-Nya. Sama sekali tidak ada jasa atau kebenaran dalam mereka, yang dapat dianggap alasan bagi pemilihan itu (Ul 7:7-8). Dalam membuat perjanjian Sinai, seperti dulu dalam membuat perjanjian Abraham, prakarsa dari Allah datangnya. Nabi-nabi juga, yang menekankan perlunya pertobatan, mengakui bahwa hati yang baru harus diperoleh sebagai karunia dari Tuhan (Yeh 36:26; Yer 31:31-34) artinya, berdasarkan kasih karunia-Nya. 2. Dalam PB Di dalam terjemahan Yunani “kharis” adalah kata yang biasa dipakai untuk menerjemahkan kata Ibrani khen. Kata kerja kharizesthai dipakai untuk menunjukkan arti pengampunan, dari manusia dan juga dari Allah (Kol 2:13; 3:13; Ef 4:32). a. Injil-injil Sinoptis perlu diperhatikan bahwa kata “anugerah sama sekali tidak terdapat dalam kitab-kitab Injil Sinoptik. Tetapi ini tidak berarti bahwa anugerah Allah tidak ditunjukkan, karena Yesus menyatakan prakarsa Allah, yaitu unsur terpenting dalam anugerah, dalam perbuatan- perbuatan-Nya dan di dalam ajaran-Nya.2 Yesus berkata bahwa Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Banyak dari perumpamaan-Nya mengajarkan kasih karunia. Perumpamaan para pekerja kebun anggur (Mat 20:1-16) mengajarkan bahwa Allah tidak dapat didakwa oleh siapa pun atas pemberian anugerahNya. Perumpamaan tentang perjamuan besar (Luk 14:16-24) menunjukkan bahwa hak istimewa rohaniah tidak menjamin kebahagiaan akhir, dan bahwa undangan Injil ditujukan kepada semua orang. Anak yang hilang diterima kembali oleh bapaknya dengan cara yg sebenarnya sang anak tidak layak menerimanya (Luk 15:20-24). Pertobatan ditekankan sebagai syarat untuk menerima keselamatan (Mrk 1:15; 2 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013), h. 87
  • 6. 6 6:12; Luk 24:47). Iman juga mempunyai tempatnya ( Mrk 1:15; Luk 7:50), kendati tidak ada pernyataan teologis pada tema-tema Paulus. b. Tulisan-tulisan Lukas Baik Injil maupun Kisah Para Rasul perlu diperhatikan secara khusus. Lukas memperlihatkan keluwesan dalam hubungan dengan pokok ini. Bahkan pengertian yang tidak religius dari kata kharis, yaitu usaha baik yang dibuat oleh seseorang kepada orang lain, muncul dalam Kis 24:27; 25:3, 9. Pengertian PL tentang 'kemurahan hati' terlihat dalam Luk 1:30; 2:52; Kis 2:47; 7:10,46. Pengertian dinamis tentang kasih karunia yg menimbulkan keberanian yang sungguh dan kesaksian yang efektif muncul dalam Kis 4:33; 11:23; 13:43 dan digunakan bila membicarakan seruan universal dari Injil. Lukas juga mempertemukan istilah 'injil' ('perkataan') dan 'kasih karunia' (Luk 4:22; Kis 14:3; 20:24) dengan cara yang bahkan Paulus pun tidak melakukannya. c. Surat-surat Paulus Menurut Donald Guthrie Rasul Paulus sungguh-sungguh menyadari bahwa ia berhutang pada anugerah Allah. Ia memandang panggilannya sebagai suatu tindakan anugerah (Gal 1:15).3 Oleh karena itu perkataan 'kharis' mempunyai tempat utama dalam salam pembukaan dan ucapan syukur penutup dalam Surat-surat Paulus, dan ditambahkan pada ucapan salam 'damai' yang biasa. Dasar dari ajaran Paulus terdapat dalam (Roma 1:16-3:20). Manusia dinyatakan berdosa, tapi oleh kasih karunia dibenarkan (Rm 3:21-4:25), yaitu Allah dalam kasih karunia-Nya memperlakukan dia, walaupun bersalah, seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa. Iman adalah tanggapan manusia atas kasih karunia Allah (Rm 5:2; 10:9; Ef 2:8). Iman ini adalah pemberian Allah (Ef 2:8); kata-kata 'bukan hasil usahamu' mungkin dikaitkan dengan sesosmenoi ('diselamatkan'), tapi Paulus mencoba untuk menunjukkan bahwa perkataan 'iman' tidak dimaksudkan untuk menyatakan suatu tindakan bebas pada pihak orang percaya, lih juga 2 Kor 4:13; Flp 1:29. Iman ini, meskipun menyatakan bahwa tidak ada keselamatan melalui hukum, bukanlah tidak etis. Iman secara moral dengan sendirinya adalah vital. Iman 'bekerja oleh kasih' (Gal 5:6). Kedudukan orang percaya dalam anugerah dijelaskan, bukan oleh sesuatu dalam dirinya, tapi oleh kehendak Allah. Ajaran tentang pemilihan mempunyai 2 fungsi: ia mengawasi kebebasan manusia dan pembenaran dirinya, dan menunjukkan bahwa dalam melimpahkan karunia-Nya, Allah adalah bebas sama sekali (Ef 1:1-6; 2 Tim 1:9; Tit 3:5). 3 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, h. 87
  • 7. 7 Setiap langkah dalam proses kehidupan Kristen tergantung pada kasih karunia, Gal 1:15 (panggilan); 2 Tim 2:25 (pertobatan); Ef 2:8, 9 (iman). Dalam Rm 8:28-30 Paulus memandang pekerjaan Allah sejak dari panggilan sampai kepada kemuliaan orang yang dibenarkan-Nya. Tapi ia tidak mengabaikan tanggung jawab manusia. Ketaatan (Rm 1:5; 6:17) adalah sikap moral, dan tidak dapat dijadikan sesuatu yang lain. Seorang manusia dari dirinya sendiri mustahil berbalik kepada Tuhan (2 Kor 3:16). Kedua sisi tersebut dipertemukan dalam Rm 9-10. Pasal 9 berisi pernyataan yang paling kuat terhadap predestinasi ganda, sedangkan pasal 10 menyatakan bahwa penolakan oleh Allah disebabkan oleh ketidakpercayaan dan ketidaktaatan. Tapi harus diingat bahwa pokok utama dari pasal-pasal ini bukanlah keselamatan perseorangan, tapi adalah fungsi-fungsi kolektif dari orang-orang yang dipilih Allah untuk melaksanakan maksud-Nya. Roma 6 memakai gambaran baptisan untuk mengajarkan penaklukan dosa oleh kasih karunia. (1 Kor 6:11; 12:13; Ef 5:26; Kol 2:12; Tit 3:5). H Wheeler Robinson (The Christian Doctrine of Man, 1926, hlm 124-125) berpendapat bahwa baptisan orang percaya bukanlah semata-mata merupakan lambang yg ilustratif, tapi adalah aspek obyektif dari apa yg secara subyektif adalah iman. Orang mungkin memperdebatkan bahwa baptisan anak-anak adalah suatu cara anugerah, karena anak adalah lambang ketidaksanggupan dan ketidakberdayaan manusia. Pandangan- pandangan ini rupanya bertentangan dengan penekanan Paulus yg tidak berubah tentang iman. d. Tulisan-tulisan PB yg lain 1. 1 Petrus. Rasul Petrus menekankan kasih karunia dalam pasal 1 dan 2 pada hubungan yang lazim dengan pemilihan dan warisan dalam perjanjian: pada 3:7 terdapat ungkapan yang luar biasa 'kasih karunia kehidupan'. Kasih karunia juga dipakai dalam 1 Ptr 5:10 berkaitan dengan kemuliaan yang akan datang bagi orang percaya. 2. Surat Ibrani. Penulis menggunakan banyak perkataan yang artinya adalah kasih karunia. Dalam 2:9 kasih karunia Allah dihubungkan dengan penderitaan Kristus. Perkataan kharis digunakan di Ibrani 12:28 dalam hubungan dengan ucapan syukur manusia kepada Allah. Kasih karunia dipandang panggilan pengabdian diri dalam Ibrani 12:14, 15. Ungkapan yang mencolok 'takhta kasih karunia' dalam Ibr 4:16 mempersatukan keagungan Allah dan kasih karunia-Nya. Ungkapan segar yang lain dalam Ibr 10:29, adalah 'Roh kasih karunia'. 3. Surat-surat Yohanes. Hanya sedikit menyinggung secara langsung tentang kasih karunia, tapi kasih Allah ditekankan di seluruh bagiannya. Gagasan kasih karunia harus dihubungkan dengan 'kehidupan kekal'. Iman adalah utama, dan Yohanes menggunakan suatu ungkapan Yunani pisteuein eis (percaya kepada) mengenai iman yang sungguh kepada pribadi Kristus
  • 8. 8 (IMAM). 'Kasih karunia dan kebenaran' yang mencirikan kemuliaan Firman yang telah menjadi manusia dalam Yoh 1:14 (bnd ay 17) menggemakan 'kasih dan setia' dari Kel 34:6. B. PANDANGAN PARA TEOLOG MENGENAI KASIH KARUNIA (ANUGERAH) Para teolog membagi anugerah menjadi dua kategori besar, yaitu: anugerah umum dan anugerah khusus. 1. Anugerah Umum Mengapa disebut umum karena anugerah ini disediakan bagi semua orang. Anugerah umum (common grace) mengacu pada pemberian Allah secara universal, meliputi menyediakan kebutuhan dasar, mencegah kejahatan, menunda penghakiman, dan menopang keteraturan. Anugerah khusus (special grace) diberikan hanya untuk kaum pilihan Allah. Anugerah ini berbicara mengenai perbuatan Allah yang menebus, menguduskan, dan memuliakan umat-Nya. Yang termasuk dalam anugerah khusus ini ialah menerangi pikiran mereka untuk memahami Injil, menginsyafkan hati mereka mengenai perlunya percaya, dan meyakinkan kehendak mereka untuk menerimanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa anugerah Allah adalah penyataan Allah yang berdaulat dan penuh kasih kepada segenap ciptaan-Nya, yaitu seluruh umat manusia secara umum dan kepada umat pilihan-Nya secara khusus. Anugerah umum (common grace) adalah kebaikan Allah yang tanpa syarat (unconditional grace) pada semua orang yang diperlihatkan dalam pemeliharaanNya kepada mereka. Anugerah umum dari Allah yang diberikan bagi semua ciptaan-Nya ini bersifat inklusif. Anugerah inklusif ini meliputi tindakan Allah yang mencipta, mengelola, memelihara dan mengendalikan alam semesta ciptaan-Nya. Anugerah inklusif ini didasarkan pada kedaulatan Allah dan kasihNya. Permazmur menekankan kedaulatan Allah ini saat ia mengatakan, “TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya” (Mazmur 135:6), dan menekankan kasih Allah saat mengatakan “TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya” (Mazmur 145:8-9). Anugerah umum ini dinyatakan melalui pemberian berkat-berkat umum bagi umat manusia, seperti: Ia mengaruniakan panas dan hujan kepada orang yang benar dan orang jahat (Matius 5:45). Ia juga menentukan musim untuk dinikmati oleh semua manusia (Mazmur 104:19-20). Tuhan bahkan memberikan tempat khusus bagi manusia sebagai makluk ciptaan- Nya yang mulia dengan mengindahkannya serta memberikan otoritas dan peran khusus baginya (Mazmur 8:4-7). Melalui penghargaan dan otoritas dari Tuhan ini, manusia dikaruniai hak untuk berkuasa atas semua ciptaan-Nya yang lain (Mazmur 8:8-9).
  • 9. 9 Jadi, dapat dikatakan bahwa anugerah yang inklusif ini menyatakan kepedulian Tuhan kepada manusia dan semua makhluk, yang diwujudkannya dengan mencipta, mengelola, memelihara dan mengendalikan seluruh alam semesta ciptaan-Nya. Anugerah inklusif ini memberikan tempat bagi semua manusia, untuk mengambil peran dalam karya ciptaan Allah. Kebenaran yang dapat ditegaskan di sini ialah bahwa Tuhan oleh kedaulatan dan kasih-Nya yang kekal “memelihara” semua makhluk ciptaan-Nya dengan menyediakan semua yang dibutuhkan bagi kelangsungan kehidupan manusia serta alam semesta secara teratur serta bersinambung. Melalui anugerah yang inklusif ini nyata kebaikan Tuhan yang memelihara, mengelola serta mengendalikan alam semesta ciptaanNya sehingga semuanya berjalan sesuai dengan hukum yang telah ditetapkanNya, sehingga bumi dan alam semesta akan terus bergerak secara dinamis. Melalui anugerah inklusif ini, Tuhan menyatakan kesetiaan-Nya dalam memelihara umat manusia dari dosa dan kejahatan, sehingga dalam kondisi sejahat-jahatnya moral manusia, dunia akan terus terpelihara oleh anugerahNya. Secara lebih khusus, Tuhan meneguhkan, memelihara, menuntun dan memaknai kehidupan setiap individu untuk menjalani tujuan kekal yang telah ditetapkannya (Ayub 42:2; Mazmur 145:8-9; Amsal 16:4; Pengkhotbah 3:1-14; 8:17; Yesaya 49:1; Yeremia 1:5; 1 Petrus 2:9;). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa anugerah umum dari Allah adalah untuk seisi alam semesta dan semua manusia ciptaan-Nya. Di sini terlihat bahwa pemeliharaan Allah melalui anugerah umum ini didasarkan kedaulatanNya dan tindakan kasihNya yang besar. Semuanya menegaskan bahwa pemeliharaanNya ini ditujukan kepada semua ciptaan Allah untuk menikmati kebaikan-Nya yang kekal. 2. Anugerah Khusus Jika anugerah umum yang diberikan kepada semua orang, maka anugerah khusus tidak diberikan kepada semua orang. Anugerah khusus (special grace) diberikan hanya untuk kaum pilihan Allah. Anugerah ini berbicara mengenai perbuatan Allah yang menebus, menguduskan, dan memuliakan umatNya. Kebenaran tentang anugerah khusus menjelaskan tentang rancangan kekal serta tindakan Tuhan menyelamatkan manusia berdosa melalui Yesus Kristus (Efesus 1:4-14). Anugerah ini menyatakan perbuatan Allah yang menebus, menguduskan, dan memuliakan umat-Nya. Yang termasuk dalam anugerah khusus ini ialah menerangi pikiran mereka untuk memahami Injil, menginsyafkan hati mereka mengenai perlunya percaya, dan meyakinkan kehendak mereka untuk menerimanya. Keselamatan di sini sepenuhnya merupakan bagian dari rencana Allah (Devine decree) yang kekal. Dalam rancangan kekal itu, keselamatan ditetapkan selengkapnya oleh Allah.
  • 10. 10 Keselamatan ini kemudian dilaksanakan seutuhNya oleh Yesus Kristus, Juruselamat (Matius 1:21-23) dan diterapkan sepenuhnya oleh Roh Kudus (Roma 8:15-17). Berdasarkan kebenaran ini, dapat dikatakan bahwa keselamatan sepenuhnya dilakukan oleh Allah Yang Esa, melalui karya Yesus Kristus yang menyerahkan nyawaNya mati di atas kayu salib menggantikan manusia berdosa (1 Korintus 15:1-4; 2 Korintus 5:13-14) dan diterapkan oleh Roh Kudus. Perlulah ditekankan bahwa “keselamatan” yang diuraikan di sini adalah merupakan pengungkapan tentang bagaimana peroses “penyelamatan itu dilaksanakan oleh Allah,” yang di dalamnya setiap orang berdosa, yang telah di tetapkanNya untuk memperoleh bagian dan mengalami secara subyektif akan karya agung-Nya ini (Lihat: Kisah Para Rasul 13:48b), yaitu mereka yang telah ditentukan dan dipanggilNya menjadi percaya (Banding: Roma 8:29-30). Keselamatan yang khusus ini menjelaskan rencana Allah yang spesial yaitu “Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa” (2 Petrus 3:9b), dimana “Semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal menjadi percaya” (Kisah Para Rasul 13:48b). Keselamatan sebagai pemberian anugerah Allah itu (Yohanes 10:28-29) membawa manusia berdosa berpaling (konversi) kepada Allah melalui pertobatan dan percaya (2 Petrus 3:9c; 2 Korintus 7:10; 1 Yohanes 5:13-15; Yohanes 6:47; Ibrani 11:1), yang olehnya setiap orang yang percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Keselamatan pemberian Allah ini begitu spesial, yang memberikan pengalaman subjektif bagi orang percaya, yaitu ada regenerasi (Yohanes 3:3-8; 2 Korintus 5:17), pembenaran (Keluaran 23:7; Ulangan 25:1; Amsal 17:15; Yesaya 5:25; Yeremia 3:11; Yehezkiel 16:50-51; Matius 12:37; Lukas 7:29; Roma 3:4), adopsi (Yohanes 1:12; Galatia 4:1-5; 3:29), pengudusan (Keluaran 15:11, 12; 19:6; Yesaya 5:24; 6:3; 10:17; Yehezkiel 20:39-44; Hosea 11:9; Matius 6:9; 5:48; Lukas 11:2; 1 Petrus 3:15), persatuan dengan Kristus (Yohanes 16:14; 15:58; Roma 5:15-19), ketekunan (Filipi 2:12-13; Roma 7:21-26; Ibrani 6:17-20; 12:1-2), dan pemuliaan di dalam Kristus (1 Timotius 3:6; 2 Timotius 2:11-13; Ibrani 2:5-13).Tindakan Allah yang menyelamatkan di dalam Yesus Kritus ini dan pengalaman spesial akan keselamatan itu memberikan kepastian kepada orang percaya akan hidup kekal yang telah diterima dari Allah (Yohanes 10:28-29). Penting untuk memperhatikan bagaimana para teolog meninjau anugerah khusus dari empat sudut pandang, yaitu: 1. Anugerah yang mendahului (Previent grace), ini menekankan bahwa anugerah Allah datang terlebih dahulu. Ia yang memulai tanpa menunggu inisiatif kita atau jasa kita, inilah sifat anugerah yang sangat menonjol. “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yohanes 4:19) dan “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh
  • 11. 11 karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8). 2. Anugerah yang efektif (Efficacious grace), yang berarti bahwa anugerah ini menyelesaikan apa yang Allah maksudkan. Tidak ada yang mampu menggagalkan rencana Allah untuk menyelamatkan. Seperti kata Yesus, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Kuakan datang kepada-Kudan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37). Selanjutnya Yesus menegaskan “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (Yohanes 10:28- 29). 3. Anugerah yang tidak dapat ditolak (Irresistible grace), ini berasal dari anugerah yang efektif, yang berarti anugerah ini sampai kapanpun tidak dapat ditolak. Terlepas dari pergumulan sementara melawan Allah, pada akhirnya Ia akan mengalahkan dan memenangi kaum pilihan. Karena Allah memberi umat-Nya sebuah hati yang baru untuk mengenali-Nya, mereka mengenal dan meresponi suara-Nya serta mengikuti Dia (Yer. 24:7; Yoh. 10:27). 4. Anugerah yang memadai (Sufficient grace), berarti anugerah yang cukup untuk mencapai maksud Allah menyeamatkan orang-orang yang dipilihNya. “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi pengantara mereka” (Ibrani 7:25). Bahkan setelah keselamatan pun, anugerahNya cukup bagi kita (2 Korintus 12:9), meskipun untuk bertumbuh di dalam anugerah merupakan kerjasama manusia dan Allah. Dengan kata lain, kita yang diselamatkan karena anugerah tidak berhak untuk memiliki kehidupan Kristen yang pasif. Anugerah pasca keselamatan itu sedikit pun tidak memasukkan unsur jasa atau usaha. Namun, Paulus mengingatkan secara langsung bahwa orang-orang Kristen hendaknya bekerja sebagaimana Allah bekerja di dalam kita (Filipi 2:12-13). Konsekuensi praktis dari anugerah Allah di dalam kita ialah memperlakukan orang-orang lain dengan lemah lembut. Kita memberlakukan pengampunan Allah dan kebaikanNya kepada mereka, entah mereka layak menerimanya atau pun tidak. Hasilnya, semua orang yang mengamati kita tentu akan melihat anugerah Allah tampak di dalam diri kita.
  • 12. 12 C. PERLUNYA KASIH KARUNIA (ANUGERAH) ALLAH BAGI KEHIDUPAN MANUSIA Perlunya kasih Karunia (anugerah) Allah bagi manusia didasarkan pada anggapan tentang natur keberdosaan manusia. Akibat dari dosa pertama Adam dan Hawa, citra Allah dalam diri manusia telah tercoreng dan mengakibatkan dosa masuk dan menjalar kepada setiap manusia (Roma 3:10-12, 23; 5:12). Adam dan Hawa telah membuat dosa menjadi aktual pada saat pertama kalinya di Taman Eden, sejak saat itu natur dosa telah diwariskan kepada semua manusia (Roma 5:12; 1 Korintus 15:22). Kita perlu ingat bahwa akibat-akibat sepenuhnya dari kejatuhan tidak hanya terwujud seketika di dalam Adam dan Hawa tetapi juga di dalam keturunan-keturunan mereka, yakni semua umat manusia. Akibat jangka panjang dari kejatuhan adalah dosa menurun pada semua manusia dan maut menurun pada semua manusia. Akibat pertama dari kejatuhan adalah dosa menurun kepada semua orang. Dosa manusia meliputi dosa pertalian, dosa warisan dan dosa pribadi. Dosa warisan dapat didefinisikan sebagai keberadaan berdosa dari semua orang yang yang dibawa sejak lahir. Dosa pertalian disebut juga penghitungan atau imputasi dosa. Di sini dimaksudkan dengan pertalian adalah pertautan, pelimpahan atau pengaitan sesuatu terhadap seseorang. Dasar Alkitab untuk pertalian dosa adalah Roma 5:12 yang mengajarkan bahwa dosa bahwa dosa masuk kedalam dunia melalui satu orang yaitu, Adam kepada segala bangsa (Roma 5:12-21). Dosa pribadi atau dosa aktual dapat didefinisikan sebagai dosa-dosa yang berasal dari tindakan, perkataan, atau pikiran yang manusia lakukan. Dosa aktual tidak ditularkan, melainkan setiap orang melakukan dosanya sendiri dan setiap orang pasti menderita akibat dosanya sendiri. Walau tidak ditularkan, dosa aktual juga bisa mempengaruhi orang lain (Keluaran 20:5; 1 Timotius 5:22). Dalam Roma 3:9-18 Paulus menjelaskan tentang penghukuman atas semua orang karena dosa- dosa yang mereka lakukan sendiri. Hukuman itu berlaku umum dan didasarkan atas perbuatan jahat, baik lewat perkataan maupun lewat perbuatan. Dosa itu merupakan suatu kenyataan karena kita mewarisi tabiat dosa dan dosa Adam dipertalikan kepada kita. Manusia menipu, tidak berbelas kasihan, menghina Tuhan, membunuh, memeras, mencuri, bertengkar, menyiksa, menindas, dan lain sebaginya. Dosa-dosa aktual ini menyadarkan kita akan kenyataan keuniversalan dosa dan bahwa setiap orang melakukan dosa secara aktual, kecuali bayi. Alkitab menegaskan bahwa “kita semua bersalah dalam banyak hal” (Yakobus 3:2) dan “semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). Bentuk dosa- dosa aktual adalah perkataan dan perbuatan misalnya: berdusta (1 Yohanes 1:6), pilih kasih (Yakobus 2:4), keduniawiaan (1 Korintus 3:1-4), penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, dan lainnya (Galatia 5:19-21).
  • 13. 13 Selanjutnya, akibat dari kejatuhan adalah maut menurun pada semua manusia (Kejadian 2:17). Sebagaimana dosa masuk ke dalam dunia oleh satu orang, demikian juga akibat dosa itu yaitu maut menurun pada semua orang (Roma 5:12-21; 6:23; Kejadian 2:17). Sebagaimana dosa bersifat universal maka maut juga bersifat universal. Manusia pada mulanya diciptakan dengan kapasitas bagi kekekalan dan tidak perlu mati. Secara khusus akibat dari dosa maka manusia mengalami tiga bentuk hukum (1) Akibat dari dosa warisan atau dosa asal, maka manusia mengalami kematian rohani yang ditandai dengan terputusnya/terpisahnya hubungan dengan Allah dalam kehidupan sekarang ini (Yohanes 5:24; Roma 5:12-21; 8:6; Efesus 2:1; 1 Timotius 5:6). Jika hal ini tidak berubah dalam diri manusia di sepanjang hidupnya, maka kematian kekal atau kematian yang kedua akan menyertainya (wahyu 20:11- 15). Kematian kekal dimana manusia akan dibuang ke tempat yang gelap dan penuh dengan siksaan yang akhirnya membawa mereka jauh dari hadirat Allah (Matius10:28; 25:41; 2 Tesalonika 1:9; Ibrani 10:31; Wahyu 14:11; 20:11-15). (2) Akibat dari dosa yang dipertalikan adalah kematian jasmani (Roma 5:13-14). Kematian jasmani yang ditandai oleh kematian fisik tubuh yang fana (Kejadian 2:17; Bilangan 16:29; 27:3; Mazmur 90:7-11; Pengkhotbah 12:7). (3) Akibat dari dosa-dosa pribadi (aktual) adalah hilangnya persekutuan yang harmonis Orang yang tidak beriman tidak memiliki persekutuan dengan Allah karena dosa-dosanya; dan apabila orang percaya berdosa, ia kehilangan sukacita dalam persekutuan dengan keluarga Allah. Bila ia mengakui dosanya dan diampuni maka persekutuannya dipulihkan (1 Yohanes 1:7-9). Dosa telah menyebabkan manusia mengalami kerusakan total (total depravity) dan ketidakmampuan total (total inability). Yang dimaksud dengan kerusakan total bukanlah berarti (1) bahwa setiap orang telah menunjukkan kerusakannya secara keseluruhan dalam perbuatan, (2) bahwa orang berdosa tidak lagi memiliki hati nurani dan dorongan alamiah untuk berhubungan dengan Allah, (3) bahwa orang berdosa akan selalu menuruti setiap bentuk dosa, dan (4) bahwa orang berdosa tidak lagi mampu melakukan hal-hal yang baik dalam pandangan Allah maupun manusia. Arti dari kerusakan total adalah (1) bahwa dosa telah menjangkau setiap aspek natur manusia: termasuk rasio, hati nurani, kehendak, hati, emosinya dan keberadaannya secara menyeluruh (2 Korintus 4:4, 1Timotius 4:2; Roma 1:28; Efesus 4:18; Titus 1:15); dan (2) bahwa secara natur, tidak ada sesuatu dalam diri manusia yang membuatnya layak untuk berhadapan dengan Allah yang benar (Roma 3:10-12). Sedangkan ketidakmampuan total berarti: (1) Orang yang belum lahir baru tidak mampu melakukan, mengatakan, atau memikirkan hal yang sungguh-sungguh diperkenan Allah, yang sungguh- sungguh menggenapi hukum Allah; (2) tanpa karya khusus dari Roh Kudus, orang yang belum lahir baru tidak mampu mengubah arah hidupnya yang mendasar, dari dosa mengasihi diri
  • 14. 14 sendiri menjadi kasih kepada Allah. Perlu ditegaskan bahwa ketidakmampuan total bukanlah berarti orang yang belum lahir baru sesuai naturnya tidak mampu melakukan apa yang baik dalam pengertian apapun. Ini berarti, orang yang belum lahir baru masih mampu melakukan bentuk-bentuk kebaikan dan kebajikan tertentu. Tetapi perbuatan baik ini tidak digerakan oleh kasih kepada Allah dan tidak pula dilakukan dengan ketaatan yang sukarela pada kehendak Allah. Jadi, manusia dalam natur lamanya yang berdosa tidak menyadari dan tidak mampu menanggapi hal-hal rohani dari Allah. Manusia tidak mampu melakukan apapun untuk mengubah natur maupun keadaan keberdosaannya (Roma 3:9-20). Maka jelaslah bahwa manusia memerlukan kasih karunia Tuhan yang memampukannya untuk dapat kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan Tuhan. Manusia yang telah mati secara rohani perlu dihidupkan kembali secara rohani. Paulus mengatakan “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan –“ (Efesus 2:1-5). Sifat Allah yang kudus menyebab Ia murka terhadap manusia yang melanggar hukum- hukumNya dan mengharuskanNya menghukum manusia berdosa tersebut. Sementara itu, sifat Allah yang kasih menuntutNya mengasihi manusia berdosa, dengan memberikan kemurahan, kebaikan dan belas kasihan kepada manusia. Disini kekudusan dan kasih Allah dikonfrontasikan. Allah tidak dapat mengorban salah satu dari kedua sifat tersebut, yaitu kekudusan dan kasih. Lalu bagaimana cara Allah menegakkan supremasi hukum dan keadilanNya atas dosa manusia? Korban pengganti, yang akan menjalankan hukuman itu. Paulus dalam kolose 2:13,14 mengatakan “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama- sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib” Hanya kematian Kristus saja yang dapat meredakan kemarahan Allah dan memenuhi tuntutan keadilanNya. Kristus secara
  • 15. 15 sukarela menanggung hukuman yang seharusnya dijatuhkan kepada manusia. Dengan demikian kekudusan, hukum, dan keadilan Allah telah ditegakkan, dan secara simultan kasihNya kepada manusia dinyatakan. Pribadi yang terlibat dalam korban keselamatan itu ialah Allah yang menjelma menjadi manusia. Hanya pribadi ini yang dapat menyebabkan keselamatan manusia. Lalu, mengapa Allah harus menjadi manusia? Alkitab menyatakan bahwa hukuman bagi dosa adalah maut, dan satu-satunya jalan mengatasi dosa adalah dengan korban darah dan kematian. Berhubung Allah tidak dapat mati, maka harus terjadi inkarnasi agar ada natur atau sifat manusia yang bisa mengalami kematian dan dengan demikian membayar hukuman dosa. Hanya Allah-Manusia yang memenuhi syarat untuk menjadi Juruselamat Sejati. Juruselamat itu harus manusia agar dapat mati bagi dosa-dosa manusia, Juruselamat itu juga harus Allah, supaya dalam kematianNya Ia dapat hidup dan membayar harga dosa (Roma 1:1-4). Melalui kematian-Nya di kayu salib Kristus melenyapkan perseteruan antara manusia dengan Allah (Efesus 2:16); Kristus menjadi terkutuk karena kita di atas kayu salib (Galatia 3:13); Kristus telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib supaya kita hidup untuk kebenaran (1 Petrus 2:24); Kristus melakukan pendamaian yang diadakan oleh darah salib Kristus (Kolose 1:21); Kristus dipaku di kayu salib untuk membayar hutang dosa dengan harga yang lunas (Kolose 2:14). Puncak dari penderitaan Kristus adalah kematianNya di kayu salib. Dikayu salib terjadi pendamaian, penggantian, penebusan, pengampunan dan pembenaran. Kristus telah mati di kayu salib satu kali dan korbanNya sempurna dihadapan Allah. Karya Kristus disalib ini memberi jalan keluar bagi manusia dari dosa-dosa manusia. Rasul Yohanes mengatakan, “sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus” (Yohanes 1:17). Kematian Kristus di kayu salib telah menebus kita dari dosa- dosa, membentangkan jalan anugerah yang ditawarkan Allah tanpa mengkompromikan keadilan-Nya dan kebenaran-Nya (Titus 3:7; Roma 3:26). Dr. Erastus Sabdono mengatakan dalam bukunya yaitu : Di satu pihak, Tuhan Yesus menyelesaikan bagian-Nya, yaitu tuga yang diberikan Bapa kepada-Nya, tugas penyelamatan. Di pihak lain, orang percaya memenuhi bagiannya, yaitu menyambut keselamatan yang Dia sediakan tersebut dengan perjuangan pula.4 Artinya adalah perlu ada respon dari manusia untuk menjalankan keselamatan dan menghargai anugerah Tuhan dengan terus hidup dalam kebenaran 4Dr. Erastus Sabdono, Apakah Keselamatan bisa hilang?,h.25
  • 16. 16 BAB III KESIMPULAN A. PENUTUP Sebagai pengikut Kristus kita harus memahami dengan benar kasih karunia (anugerah) yang telah Allah berikan kepada kita tentu bukan menurut pengertian kita melainkan dengan pertolongan Roh Kudus yang ada di dalam kita dan setelah kita memahaminya dengan benar maka harus ada respon atau tindakan yang kita lakukan yaitu : 1. Pertama, menerima kasih karunia Allah itu dengan percaya kepada Yesus Kristus. Rasul Petrus dengan tegas mengatakan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”. (Kisah Para Rasul 4:12) 2. Kedua, melakukan perbuatan baik sebagai rasa syukur untuk apa yang telah Allah lakukan bagi kita (Efesus 2:8-9). 3. Ketiga, kita harus bertumbuh dalam kasih karunia. Rasul Petrus memberikan nasehat yang penting dan sangat berharga dengan berkata “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi- Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya” (2 Petrus 3:18). Disini Petrus menasihati untuk bertumbuh dalam pengertian akan kasih karunia karena makin baik pengertian kita akan kasih karunia, makin baik kita akan menjalani hidup sebagai orang percaya.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA Dr. Sabdono Erastus.Apakah Keselamatan bisa hilang?.Jakarta: REHOBOT LITERATURE, 2016. Guthrie, Donald Teologi Perjanjian Baru 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia,2013.