SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
PEMERIKSAAN KADAR ASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI
(SNI – 03-6894-2002)
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Tujuan Umum :
Dapat menentukan nilai kadar aspal yang terdapat dalam campuran (Mix Design)
2. Tujuan khusus
a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan Ekstraksi Briket dengan baik dan benar.
b. Dapat menggunakan dan memahami cara kerja mesin Centrifuge Extrator.
c. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian yang diperoleh
d. Dapat menyimpulkan nilai data aspal yang diuji berdasarkan standar yang diacu
e. Dapat menentukan suhu pencampuran dan pemadatan.
B. Ruang Lingkup
Kadar aspal perlu diketahui sehingga dapat menentukan banyak aspal
dan agregat yang akan dipergunakan untuk suatu campuran. Untuk
mengetahui jumlah kadar aspal pada suatu campuran dengan agregat maka
dapat dipergunakan larutan CCL4 (Solvent) yang bersifat mudah menguap
namun tidak mudah terbakar, Benda yang telah disaring dengan cairan ini
akan dibagi menjadi dua (residu) yang tertahan dan yang lolos kertas saring
akan berubah warna menjadi jernih.
D. DASAR TEORI
Salah satumetode yang telah dikembangkan untuk menguji kandungan kadar aspaldalam
campuran (Mix Design) adalah dengan menggunakan metode Ekstraksi menurut prosedur
pemeriksaan AASTHO (T – 164 – 80)
Pengujian Ekstraksi menunjukan bahwa gradasi agregat berubah menjadi lebih halus dari
gradasi semula perubahan gradasi agregat diakibatkan oleh kehancuran, beberapa partikel
agregat ini menaikan volume rongga udara dalam campuran yang menghasilkan penurunan
kepadatan serta peningkatan VIM dan VMA.
Agregat yang hancur, tidak terlapisiaspal,Hal ini mengakibatkan penurunan stabilitas dan
indeks perendaman dan memasukan kelelehan sehingga menurunkan marshall Qoutient dari
benda uji Marshall Immersion. Proses Ekstraksi merupakan proses pemisahan campuran dua
atau lebih bahan dengan caramenambahkan pelarut yang bisamelarutkan salahsatubahan yang
ada dalam campuran tersebut dapat dipisahkan.
Pelarut yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi antara lain spiritus, bensin minyak
tanah, Trichlor Ethylen Teknis, CCL4 (Solvent), dll. Salah satu contoh tujuan dilakukan proses
ekstraksi yaitu untuk mengetahui kadar aspal yang terdapat dalam campuran aspal yang dibuat
(mix design) yang menggunakan alat centrifuge Extractor dengan CCL4 (Solvent) sebagai
pelarutnya selain itu dapat pula digunakan alat soklet dengan menggunakan Trichlor Ethylen
Teknis Sebagai bahan pelarutnya.
H = ( A – (E + D) / A x 100 %
Keterangan :
H = kadar aspal sampel (%)
A = Berat Sampel sebelum ekstraksi (gram)
D = Berat masa dari kertas filter (gram)
E = Berat sampel setelah ekstraksi (gram)
E. PERALATAN DAN BAHAN
a. Peralatan :
- Centrifuge Extractor
- Saringan Ekstraksi atau Kertas filter
- Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
- Sabun Colek
- Baskom
b. Bahan :
- Campuran aspal mix design (Mix Design)
- CCL4
F. PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Menimbang sampel dan saringan ekstraksi sebelum melakukan ekstraksi aspal.
b. Meletakan mesin extractor pada Alat Pemanas (Kompor)
c. Melepaskan pengunci penutup extractor lalu memasukan sampel Mix design yang dilapisi
kertas saringan ekstraksi dan memasang penutup Ekstractor serta mengolesinya dengan sabun
colek pada tepi tutupnya agar tidak ada udara yang keluar masuk dalam tabung ekstraksi.
d. Menyalakan kompor dan tunggu sampai tetesan air yang mengalir dari bawah sampel mix
design berubah menjadi jernih.
e. Setelah selesai lalu keluarkan sampel tersebut daari alat ekstraktor
f. Setalah itu didiamkan sampai dingin, lalu timbang sampel tersebut
g. Menghitung nilai kadar aspal
h. Mengulangi prosedur tersebut untuk sampel berikutnya
H. DATA PEMERIKSAAN DAN HITUNGAN
Dari hasil pengujian Ekstraksi aspal (Mix ) didapat data sebagai berikut :
Sampel I
1. Berat awal sampel sebelum ekstraksi (A) = 328,87 gr
2. Berat kertas filter (B) = 15,63 gr
3. Berat kertas filter setelah Ekstraksi ( C ) = 17,85 gr
4. Berat masa dari kertas filter D = C – B
D = 17,85 – 15,63 = 2,22 gr
5. Berat sampel setelah ekstraksi E = 309,82 gr
Jadi kadar aspal ( H ) = ( A – (D+E) )/ A x 100 %
( H ) = 328,87 gr – ( 2,22 + 309,82 ) / 328,87 x 100 %
= 5,1172 gr
Sampel II
Berat awal ( A ) = 435, 75 gr
Berat kertas filter ( B) = 15,36 gr
Berat Kertas filter setelah ekstraksi ( C) = 17,04 gr
Berat masa dari kertas filter ( D ) = C – B
D = 17,04 – 15,36 = 1,68 gr
Berat sampel setelah Ekstraksi ( E ) = 412,55 gr
Jadi kadar aspal ( H ) = ( A – (D+E) )/ A x 100 %
( H ) = 435,75 gr – ( 1,68 + 412,55 ) / 435,75 x 100 %
= 4,938 gr
Rata-rata Kadar Aspal = Sampel I + Sampel II
2
= 5,1172 + 4,938
2
= 5,0276 gr
I. KESIMPULAN
Pemeriksaan kadar aspal dengan alat extractor ini sangat penting dipelajari. Pemeriksaan
kadar aspal dengan cara ini adalah pemeriksaan kadar aspal dengan cara ini adalah pemeriksaan
kadar aspal dalambentuk briket atau campuran aspal yang telah jadi sebagai bahan perkerasan
jalan, apakah kadar aspal yang dipakai sesuai dengan kadar aspal yang direncanakan .
Dari hasilpengujian ini, didapat rata-rata pada kadar aspalbriket yang diuji adalah 5,0267
gr

More Related Content

What's hot

TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDKlasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDmuhamad ulul azmi
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Lala Sgl
 
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Yahya M Aji
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasbangkit bayu
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017NUR SETIAJI
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatanAdunk Putra
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
 
Contoh perhitungan drainase perkotaan
Contoh perhitungan drainase perkotaanContoh perhitungan drainase perkotaan
Contoh perhitungan drainase perkotaanSyahrul Ilham
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasiWSKT
 
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaana_agung_kartika
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanSibujang Civil
 

What's hot (20)

TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDKlasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-
 
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 
Tugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik JalanTugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik Jalan
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 
Contoh perhitungan drainase perkotaan
Contoh perhitungan drainase perkotaanContoh perhitungan drainase perkotaan
Contoh perhitungan drainase perkotaan
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi
 
PKP
PKPPKP
PKP
 
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
 

Similar to Praktikum uji kadar aspal

Perancangan dan pengujian cigarette smoke filter berbasis thermophoretic
Perancangan dan pengujian cigarette smoke filter berbasis thermophoreticPerancangan dan pengujian cigarette smoke filter berbasis thermophoretic
Perancangan dan pengujian cigarette smoke filter berbasis thermophoreticArio Ardianto
 
pembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukpembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukAnggi Dharma Roesadi
 
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)fatmawati9625
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Winda Sari
 
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptx
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptxPPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptx
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptxDandyPratama20
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 

Similar to Praktikum uji kadar aspal (6)

Perancangan dan pengujian cigarette smoke filter berbasis thermophoretic
Perancangan dan pengujian cigarette smoke filter berbasis thermophoreticPerancangan dan pengujian cigarette smoke filter berbasis thermophoretic
Perancangan dan pengujian cigarette smoke filter berbasis thermophoretic
 
pembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukpembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busuk
 
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
 
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptx
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptxPPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptx
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptx
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
 

Praktikum uji kadar aspal

  • 1. PEMERIKSAAN KADAR ASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI (SNI – 03-6894-2002) A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Tujuan Umum : Dapat menentukan nilai kadar aspal yang terdapat dalam campuran (Mix Design) 2. Tujuan khusus a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan Ekstraksi Briket dengan baik dan benar. b. Dapat menggunakan dan memahami cara kerja mesin Centrifuge Extrator. c. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian yang diperoleh d. Dapat menyimpulkan nilai data aspal yang diuji berdasarkan standar yang diacu e. Dapat menentukan suhu pencampuran dan pemadatan. B. Ruang Lingkup Kadar aspal perlu diketahui sehingga dapat menentukan banyak aspal dan agregat yang akan dipergunakan untuk suatu campuran. Untuk mengetahui jumlah kadar aspal pada suatu campuran dengan agregat maka dapat dipergunakan larutan CCL4 (Solvent) yang bersifat mudah menguap namun tidak mudah terbakar, Benda yang telah disaring dengan cairan ini akan dibagi menjadi dua (residu) yang tertahan dan yang lolos kertas saring akan berubah warna menjadi jernih. D. DASAR TEORI Salah satumetode yang telah dikembangkan untuk menguji kandungan kadar aspaldalam campuran (Mix Design) adalah dengan menggunakan metode Ekstraksi menurut prosedur pemeriksaan AASTHO (T – 164 – 80) Pengujian Ekstraksi menunjukan bahwa gradasi agregat berubah menjadi lebih halus dari gradasi semula perubahan gradasi agregat diakibatkan oleh kehancuran, beberapa partikel agregat ini menaikan volume rongga udara dalam campuran yang menghasilkan penurunan kepadatan serta peningkatan VIM dan VMA. Agregat yang hancur, tidak terlapisiaspal,Hal ini mengakibatkan penurunan stabilitas dan indeks perendaman dan memasukan kelelehan sehingga menurunkan marshall Qoutient dari benda uji Marshall Immersion. Proses Ekstraksi merupakan proses pemisahan campuran dua atau lebih bahan dengan caramenambahkan pelarut yang bisamelarutkan salahsatubahan yang ada dalam campuran tersebut dapat dipisahkan.
  • 2. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi antara lain spiritus, bensin minyak tanah, Trichlor Ethylen Teknis, CCL4 (Solvent), dll. Salah satu contoh tujuan dilakukan proses ekstraksi yaitu untuk mengetahui kadar aspal yang terdapat dalam campuran aspal yang dibuat (mix design) yang menggunakan alat centrifuge Extractor dengan CCL4 (Solvent) sebagai pelarutnya selain itu dapat pula digunakan alat soklet dengan menggunakan Trichlor Ethylen Teknis Sebagai bahan pelarutnya. H = ( A – (E + D) / A x 100 % Keterangan : H = kadar aspal sampel (%) A = Berat Sampel sebelum ekstraksi (gram) D = Berat masa dari kertas filter (gram) E = Berat sampel setelah ekstraksi (gram) E. PERALATAN DAN BAHAN a. Peralatan : - Centrifuge Extractor - Saringan Ekstraksi atau Kertas filter - Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram - Sabun Colek - Baskom b. Bahan : - Campuran aspal mix design (Mix Design) - CCL4 F. PROSEDUR PELAKSANAAN a. Menimbang sampel dan saringan ekstraksi sebelum melakukan ekstraksi aspal. b. Meletakan mesin extractor pada Alat Pemanas (Kompor) c. Melepaskan pengunci penutup extractor lalu memasukan sampel Mix design yang dilapisi kertas saringan ekstraksi dan memasang penutup Ekstractor serta mengolesinya dengan sabun colek pada tepi tutupnya agar tidak ada udara yang keluar masuk dalam tabung ekstraksi. d. Menyalakan kompor dan tunggu sampai tetesan air yang mengalir dari bawah sampel mix design berubah menjadi jernih. e. Setelah selesai lalu keluarkan sampel tersebut daari alat ekstraktor f. Setalah itu didiamkan sampai dingin, lalu timbang sampel tersebut
  • 3. g. Menghitung nilai kadar aspal h. Mengulangi prosedur tersebut untuk sampel berikutnya H. DATA PEMERIKSAAN DAN HITUNGAN Dari hasil pengujian Ekstraksi aspal (Mix ) didapat data sebagai berikut : Sampel I 1. Berat awal sampel sebelum ekstraksi (A) = 328,87 gr 2. Berat kertas filter (B) = 15,63 gr 3. Berat kertas filter setelah Ekstraksi ( C ) = 17,85 gr 4. Berat masa dari kertas filter D = C – B D = 17,85 – 15,63 = 2,22 gr 5. Berat sampel setelah ekstraksi E = 309,82 gr Jadi kadar aspal ( H ) = ( A – (D+E) )/ A x 100 % ( H ) = 328,87 gr – ( 2,22 + 309,82 ) / 328,87 x 100 % = 5,1172 gr Sampel II Berat awal ( A ) = 435, 75 gr Berat kertas filter ( B) = 15,36 gr Berat Kertas filter setelah ekstraksi ( C) = 17,04 gr Berat masa dari kertas filter ( D ) = C – B D = 17,04 – 15,36 = 1,68 gr Berat sampel setelah Ekstraksi ( E ) = 412,55 gr Jadi kadar aspal ( H ) = ( A – (D+E) )/ A x 100 % ( H ) = 435,75 gr – ( 1,68 + 412,55 ) / 435,75 x 100 % = 4,938 gr Rata-rata Kadar Aspal = Sampel I + Sampel II 2 = 5,1172 + 4,938 2
  • 4. = 5,0276 gr I. KESIMPULAN Pemeriksaan kadar aspal dengan alat extractor ini sangat penting dipelajari. Pemeriksaan kadar aspal dengan cara ini adalah pemeriksaan kadar aspal dengan cara ini adalah pemeriksaan kadar aspal dalambentuk briket atau campuran aspal yang telah jadi sebagai bahan perkerasan jalan, apakah kadar aspal yang dipakai sesuai dengan kadar aspal yang direncanakan . Dari hasilpengujian ini, didapat rata-rata pada kadar aspalbriket yang diuji adalah 5,0267 gr