Survai Entomologi untuk Pengendalian Vektor Malaria
1.
2.
3. Survai Entomologi
SE adalah kegiatan dalam rangka pengumpulan data untuk :
- Inventarisasi dan dokumentasi
- Setelah dianalisa menjadi informasi yg berguna sebagai
bahan pertimbangan penentu kebijaksanaan dalam
menyusun program/ strategi P2M
MACAM SURVAI
1. Spot survai (Survai sewatu)
2. Longitudinal survai (Survai dalam waktu lama)
3. Survai dasar (memperoleh data dasar)
4. Survai evaluasi (sesudah intervensi peng./pemberantasan)
5. Survai kerentanan vektor terhadap insektisida.
6. Survai penentuan ketepatan dosis aplikasi
7. Survai dinamika penularan penyakit (terjadinya penularan)
4. KEGIATANNYA :
Penentuan lokasi SE (Kasus, bentuk/ macam perauran ada)
Penangkapan nyamuk dan jentik
Melaksanakan : - uji kerentanan
- uji bioassay
Pengamatan dinamika penularan penyakit
TUJUAN :
Data yg terkumpul dianalisa, dipelajari untuk mengetahui:
Fauna nyamuk (inventarisasi dan dokumentasi)
Bionomik nyamuk vektor maupun bukan vektor
Hubungan nyamuk dengan parasit (vektor, tersangka vektor, dimana terjadi
penularan penyakit).
Hubungan nyamuk dengan lingkungannya, antara lain : suhu, kelembaban, angin,
musim dan ketinggian.
Bentuk perairan yg menjadi tempat perindukan (sungai, rawa, sawah, muara, lagun,
tumbuhan, kena sinar matahari langsung/ tidak, air menalir/tidak dll)
Perubahan lingkungan yang terjadi antara lain : (penebangan hutan, pembukaan
pemukiman baru atau sawah baru, pembangunan waduk, gempa bumi dan lain-
lain).
Keberadaan ternak (sapi dan kerbau) pengaruhnya thdp vektor
Pengaruh penggunaan insektisida kesehatan atau pertanian
5. PELAKSANAAN SURVAI
Spot survai, longitudinal survai, survai dasar dan survai evaluasi
dilakukan dgn penangkapan nyamuk baik malam/ pagi hari dan
penangkapan jentik.
Penangkapan malam hari (18.00-24.00 atau 18.00-06.00).
(Pemilihan lokasi, rumah, kandang, merekrut/melatih tenaga lokal)
1. Penangkapan umpan orang dalam 3 rumah (UOD), dilakukan oleh 3 orang,
masing-masing orang duduk didalam satu rumah.
2. Penangkapan umpan orang luar 3 rumah (UOL), dilakukan oleh 3 orang, masing-
masing orang duduk diluar rumah.
Untuk UOD/L penangkapan dalam setiap jamnya, dilakukan selama 40 /60 menit.
Hasil penangkapan nyamuk dalam tiap jam disetor ke koordinator/ diambil oleh
petugas.
Dalam penangkapan ini :
- kaki harus telanjang (celana digulung sampai lutut).
- tidak boleh merokok, tidak boleh menggunakan minyak/ bahan
yang bersifat menolak nyamuk.
- petugas tetap duduk, nyamuk yang datang/ hinggap ditangkap
dengan aspirator, kemudian dimasukkan dalam gelas kerta/ lastik
yang sudah disiapkan dan ada catatan jam penngkapan.
6. 3. Penangkapan nyamuk yang hinggap didinding rumah dilakukan selama 10 menit oleh
petugas UOD. Penangkap harus mencari (jalan) nyamuk yang hinggap di dinding
dalam rumah, hasil tangkapan dimasukan dalam gelas kertas/plastik yang sudah
disiapkan terus diserahkan ke kooridantor.
4. Penangkapan nyamuk di kandang ( sapi atau kerbau) dan sekitarnya selama 10 menit
oleh petugas UOL. Penangkap harus mencari (jalan) nyamuk yang hinggap dikandang
atau disemak-semak sekitar kandang, hasil tangkapan dimasukkan dalam gelas kertas
yang sudah disiapkan terus diserahkan ke koordinator.
Penangkapan nyamuk pagi hari (06.00-08.000).
Penangkapan nyamuk pagi hari meliputi :
1. Penangkapan nyamuk didalam 8 atau 16 rumah dilakukan oleh 2 orang. Tiap rumah
dikoleksi selama 15 menit.
2. Penangkapan nyamuk istirahat di 2-4 kandang, dilakukan 1-2 orang. Lama
penangkapan 15 menit.
3. Penangkapan nyamuk diluar rumah (di semak-semak, tebing-tebing sungai/ selokan),
dikerjakan oleh 4 orang.
Hasil penangkapan di identifikasi dgn kunci identifikasi O’Connor & Arwati 1999, dihitung
tiap sp,, nyamuk vektor/diduga vektor dibedah indung telurnya untuk penentuan
nyamuk sudah bertelur (parous)/belum (nuliparous) (umur populasi/parity rate),
nyamuk parous dibedah kelenjar ludahnya untuk penentuan vektor.
7. Cara menghitung kepadatan nyamuk
Kepadatan dihitung dalam satuan:
- Jml nyamuk menggigit tiap orang/jam (MHD= Man Hour Density),
- Jml nyamuk menggigit tiap orang/malam (MBR=Man Biting Rate).
Jml spesies nyamuk Anopheles tertangkap
MHD = _----------------------------------------------------------
Jml jam penangkapan x jml penangkap
Jml spesies Anopheles tertangkap semalam
MBR = --------------------------------------------------------------
Jml penangkap
Hinggap di dinding rumah, kandang malam hari:
1. Jumlah nyamuk tertangkap Misal : 100 ekor = 2 ekor/rumah
Jumlah rumah yang dikoleksi 50 rumah
2. Jumlah sp. nyamuk An. tertangkap = MHD
Jml. Penangkap x jam penangkapan
8. Penangkapan nyamuk istirahat pagi hari:
Di dalam rumah (16 rmh a dikoleksi 15 menit oleh 2 or)
Di luar rumah ( semak-semak, tebing sungai, tempat-2
teduh lainnya, jm 06-08)
Di Kandang (4 sp 8 kandang a dikoleksi 15 menit)
Jumlah sp. nyamuk An. tertangkap = MHD
Jml. Penangkap x jam penangkapan
Parameter atau informasi lain yg diperoleh dari SE:
Parity rate (Pembedahan ovari)
Konfirmasi vektor, % nyamuk infected (Pembedahan salivary gland)
Human Blood Index (Presipitin test)
Kepekaan vektor thdp insektisisda (Uji Resistensi)
Aktivitas mengisap darah (Landing collection)
Seasonal fluktuasi kepadatan populasi hubungannya dgn musim
9. Untuk dapat melakukan pengandalian vektor:
• Bionomik/Perilaku vektor (hub kehidupan vektor dg lingk)
– Kebiasaan menggigit & Aktivitas menggigit
• Breeding place (Habitat)
– Sawah, kubangan, pantai, sungai,
– Bak mandi, tempat penampungan air, ember dll
• Kerentanan terhadap insektisida
– OC; OP, K dan PY
• Tempat istirahat vektor
– Dalam rumah atau luar rumah
– (PENGGUNAAN KELAMBU BERINSEKTISIDA???)
• HARUS DIKETAHUI SPESIES/JENIS SERANGGA VEKTOR (SEHINGGA DAPAT
DILAKUKAN PENGENDALIAN)
10. Ruang lingkup bionomi vektor malaria
• Perkembangan daur hidup nyamuk
• Pertumbuhan
• waktu dan tempat oviposition,
• Faktor yang mengendalikan larval pengembangan dan juga kawin,
• Makanan,
• Perilaku terbang dan perilaku mencari mangsa
• Perilaku istirahat
• Pengaruh lingkungan terhadap populasi nyamuk Berbagai langkah-
langkah dari jalan kehidupan akan [jadi] dipertimbangkan di
(dalam) bagian berikut , strating dengan tempat kediaman yang
yang menternakkan itu
11. Pantai
Lubang Galian
Tambak
Mansonia uniformis
Mn. dives
An. barbirostris
An. aconitus
An. annularis
Culex
Mansonia
Aedes
An.maculatus
An. barbirostris
An.balabacensis
Culex
Mansonia
Armigeres
Aedes
Anopheles
Toxorenchytes
Sawah Rawa-rawa
Genangan air
sungai
Genangan air
hujan
Genangan air
sungai
(0 – 5 m dpl.)
(15- 25 m dpl.) (30 - 40 m dpl.)
(50 - 100m dpl.)
Lingk. Barak Lingk. Persawahan Lingk. Rawa-rawa
Lingk. Hutan
An. sundaicus
An. subpictus
Culex
Aedes
An. barbirostris
An. aconitus
An. annularis
Culex
Mansonia
Armigeres
Aedes
An. barbirostris
An. aconitus
An. annularis
Culex
Mansonia
Armigeres
Aedes
13. Telur
Oviposition (peletakan telur) terjadi setelah telur
benar-benar masak. Peletakan telur tertunda atau
terhambat karena suhu rendah, tidak ada air atau
gagal kawin. Daya tetas telur menurun bila tertahan
lebih dari 15 hari terhitung dari saat penghisapan
darah
Telur diletakan di permukaan air
Jumlah telur nyamuk bervariasi + 100-300 butir (sekali
bertelur).
Ukuran telur + 0.5 mm.
Setelah 1-2 hari, telur akan menetas menjadi jentik
14. Larva
Jentik mengalami pergantian kulit sebanyak 4 kali (4
instar).
Kecepatan pertumbuhan meningkat dengan naiknya suhu
dan tersedianya makanan yang cukup.
Pertumbuhan yang cepat pada suhu tinggi akan
menghasilkan individu yang kecil. Sementara itu pada suhu
rendah, pertumbuhan akan lambat dan dihasilkan individu
yang lebih besar.
Pengelupasan kulit terjadi pada instar IV merupakan awal
perubahan bentuk larva menjadi pupa.
Waktu yang diperlukan jentik menjadi kepompong adalah
8-10 hari, tergantung suhu, makanan dan spesies nyamuk.
15. Pupa
Pupa merupakan stadium perkembangan istirahat, dan
tidak makan.
Pada stadium pupa, terjadi proses pembetukan alat-alat
tubuh nyamuk, seperti: alat kelamin, sayap dan kaki
Pupasi pada kebanyakan spesies cenderung terjadi pada
waktu-waktu tertentu seperti pada pagi, siang, senja atau
malam hari. Pupasi Ae. aegypti tidak terpengaruh oleh
keadaan gelap atau terang.
Tahap pupasi memerlukan waktu 1-2 hari.
Lama stadium pupa pada individu jantan 1-2 jam lebih
pendek bila dibandingkan dengan lama stadium pupa
nyamuk betina.
Dari kepompong akan keluar nyamuk yang dapat
dibedakan jantan dan betina
16. Dewasa
Proses kemunculan tersebut memakan waktu lebih kurang 15
menit dan 10 menit kemudian mulai dapat terbang di sekitar
perairan tempat perindukkannya.
Nyamuk baru dapat terbang normal setelah kurang lebih satu
jam dan hinggap di tempat istirahatnya.
Nyamuk jantan belum mampu kawin sebelum ruas abdomen
paling ujung berputar 180o. (1-2 hr)
Nyamuk betina akan kawin satu kali dalam hidupnya, (24-48
jam) setelah keluar dari kepompong.
Umur nyamuk jantan relatip pendek (+ 1 minggu), sedangkan
nyamuk betina umurnya lebih panjang, rata-rata 1-2 bulan.
Nyamuk Anopheles dapat terbang secara aktif mencapai 0.5-2
km.
17. BEBERAPA HAL PENTING DALAM USAHA PEMBERANTASAN VEKTOR MALARIA
1. Umur populasi vektor
Pengetahuan tentang umur nyamuk sangat
penting untuk mengetahui masa penularan.
2. Distribusi musiman
memberikan gambaran atau menjelaskan musim
penularan penyakit yang tepat.
3. Perilaku mencari darah
Waktu, Tempat, sumber, frekuensi menggigit
18. 4. Perilaku istirahat (sebenarnya, sementara)
5. Pengaruh lingkungan
(1)faktor lingkungan phisik angin
(2)faktor kimiawi kadar garam
(3) faktor biologik. lumut ganggang
predator