SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
BAB I
                                            PENDAHULUAN
       A. Latar Belakang Masalah
           Sejak ribuan tahun yang silam, kalender telah dicipatakan oleh manusia, karena
kalender sangatlah penting bagi manusia. Seperti bangsa mesir yang telah membuat
kalender matahari sekitar tahun 4221 SM.1 Pada saat itu, tahun matahari terdiri dari 365
hari terbagi dalam 12 bulan dan masing-masing bulan terdiri dari 30 hari dan ditambah 5
hari pesta perayaan tahunan. Dalam pembuatan kalender, ada beberapa macam sistem
yang digunakan dalam perhitungannya. Diantaranya dengan menggunakan pergerakan
bulan, pergerakan matahari dan kombinasi dari pergerakan dua benda langit tersebut.
           Dalam kehidupan masyarakat kalender mempunyai arti yang sangat penting.
Karena banyak hal yang dilakukan masyarakat yang berkaitan dengan waktu. Dapat kita
sadari sendiri tanpa adanya kalender pasti kita hanya berpedoman pada gejala alam yang
terjadi. Seiring berkembangnya manusia dan ilmu pengetahuan, maka manusia
memerlukan tanda yang lebih praktis dalam menentukan waktu. Dalam hal ini manusia
berpikir untuk dapat menemukan suatu sistem yang teratur dan sistematik sehingga dalam
menentukan waktu dapat lebih mudah dan efisien. Manusia dengan segala
keinginantahuannya mencari dan menggali setiap rahasia yang terkandung di alam ini
yang menjadi modal dasar/intelektual yang dimilikinya. Kemudian sejalan dengan hal
tersebut, Allah SWT memberikan petunjuk seperti pada petikan ayat di bawah yang
menjadi kunci untuk membuka rahasia itu.
                                                                         
                                                 
                                                                               
                       
“Dialah yang menjadikan matahari memancarkan cahaya cemerlang dan bulan
memantulkan sinar dan dia tetapkan baginya beberapa tingkat peredaran, supaya kamu
dapat mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menjadikan tertib
yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia bentangkan tanda-tanda itu bagi orang-
orang yang berpengetahuan”. (QS. Yunus : 6)

1
    Shofiyullah. 2006. Mengenal Kalender Lunisolar di Indonesia. Malang: P.P. Miftahul Huda, Hal. 1



                                                      1
Matahari dan bulan sebagai obyek ciptaan Allah SWT telah menjadi dua unsur
yang sangat berharga dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya
mengenai penghitungan waktu. Kedudukan benda-benda langit yang selalu berubah-ubah
dengan pola yang teratur menjadi acuan penentuan waktu, musim, bulan dan tahun.
Sehingga dibuatlah sistem penanggalan/perhitungan waktu secara periodik.
       Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun makalah yang berjudul
“Sistem Kalender Masehi dan Hijriah”.


   B. Rumusan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini akan dititikberatkan pada rumusan masalah sebagai
berikut:
       1. Sejarah sistem penanggalan Masehi dan Hijriah juga pemikiran para tokoh-
           tokohnya.
       2. Sistem perhitungan penanggalan Masehi dan Hijriah.
   C. Tujuan
       Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, diantaranya:
      1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kalender masehi dan hijriah.
      2. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar untuk menggali setiap ilmu
           pengetahuan.
      3. Memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah IPBA.




                                       BAB II
                                  PEMBAHASAN



                                          2
A. Kalender Masehi
           Kalender Masehi perhitungannya didasarkan pada peredaran bumi mengelilingi
matahari atau peredaran matahari semu dimulai pada saat matahari berada pada titik
Aries. Hal itu terjadi pada setiap tanggal 21 Maret hingga kembali lagi ke tempatnya
semula. Ketika bumi berevolusi, ternyata poros bumi tidak tegak lurus terhadap bidang
ekliptika, melainkan miring dengan arah yang sama membentuk sudut 66,50 . Periode
revolusi bumi Untuk sekali putaran membutuhkan waktu sebanyak 365,2425 hari. Oleh
karena kalender Masehi ini perhitungannya didasarkan pada peredaran matahari dikenal
dengan tahun “ Syamsiyah, Solar System atau tahun Surya.2 Terdapat empat kedudukan
bumi pada orbitnya, yaitu sebagai berikut:
       1. Tanggal 21 Maret
           Pada tanggal 21 maret, matahari tepat berada di khatulistiwa. Sehingga semua
tempat di bumi mengalami siang dan malam dengan waktu yang sama. Dari tanggal 21
Maret sampai 21 Juni belahan bumi Utara mengalami musim semi, sedangkan belahan
bumi Selatan mengalami musim gugur.
       2. Pada tanggal 21 Juni
           Pada tanggal 21 Juni, kutub Utara bumi menghadap ke matahari yang seakan-akan
berada pada 23,50 LU. Dari tanggal 21 Juni samapai 23 September, belahan bumi Selatan
menjauhi matahari sehingga mengalami musim dingin, sedangkan belahan bumi Utara
semakin dekat dengan matahri sehingga mengalami musim panas.
       3. Tanggal 23 September
           Pada tanggal 23 September, baik kutub Utara maupun kutub Selatan bumi berada
sama jauhnya dari matahari yang berada pada khatulistiwa. Dari tanggal 23 September
sampai dengan 21 Desember, belahan bumi Utara semakin menjauhi matahari sehingga
mengalami musim gugur, sedangkan belahan bumi selatan makin condong ke matahari
sehingga mengalami musim semi.
       4. Tanggal 21 Desember
           Pada tanggal 21 Desember, matahari seolah-olah berada di 23,50 LS. Dari tanggal
21 Desember sampai dengan 21 Maret, belahan bumi Selatan makin condong ke arah
matahari sehingga mengalami musim panas. Sebaliknya, belahan bumi Utara mengalami
musim dingin karena letaknya semakin jauh dari matahari.
2   Maskufa. 2005. Ilmu Falaq. Jakarta: Gaung persada, hal.186



                                                         3
Dari penjelasan di atas, kedudukan matahari seolah-olah bergeser dari
khatulistiwa (21 Maret), ke 23,50 LU (21 Juni), ke khatulistiwa lagi (23 September), ke
23,50 LS (22 Desember) dan kembali lagi ke khatulistiwa (21 Maret). Gerakan pergeseran
seperti itu disebut gerak semu matahari
           Gerak revolusi bumi (gerak tahunan bumi) Periode=365,25 hari




       Penanggalan miladiyah/masehi disebut juga Yulian Era atau Gregorian Era
(calendar). Tahun miladiyah atau masehi ini disebut demikian karena awal ditetapkannya
pada saat Nabi Isa AS dilahirkan. Selain dinamakan tahun Miladiyah atau masehi, tahun
ini juga disebut dengan tahun Yulian karena diakui dan dipergunakan sejak berkuasanya
Yulius Caesar di Roma. Tahun masehi berasal dari sistem romawi kuno yang semula
berdasarkan sistem Lunar. Sebelum sistem penanggalan ini sempurna seperti saat ini,
mengalami sejarah yang sangat panjang sejak zaman romawi jauh sebelum pemerintahan
Julius caesar.
       Akhirnya ada seseorang yang bernama Numa Pompilus yang melakukan sedikit
reformasi kalender tersebut. Dia adalah orang pertama yang mendirikan institusi
Pontiface (Kepala Agama), sehingga dia butuh kalender yang bisa dijadikan patokan
dalam waktu pelaksanaan upacara dan tidak hanya bertani. Tahun pertama disesuaikan
dengan tahun berdirinya kerajaan Roma yaitu ± 753 sebelum kelahiran Nabi Isa AS.
Bulan yang pertama bukan Januari seperti yang dikenal sekarang, tetapi bulan Maret.
Secara lengkap urutannya adalah Martinus, kemudian Aprilis, Majus, Junius, Quintilis,
Sextilis, September, Oktober, Nopember, Desember, Januarius dan Pebruarius. Jumlah
hari dalam satu tahun adalah 355 hari.


                                          4
Hal ini terlihat pada penjelasan dari segi bahasa yaitu September berarti tujuh dan
Oktober berarti berarti delapan.3 Namun karena oleh Yulius Caesar permulaan tarikh
Julian ditetapkan satu Januari, maka ini berimplikasi pula pada penetapan awal bulannya.
Akibatnya, bukan bulan Maret lagi sebagai bulan pertamanya, tetapi bulan Januari. Maka,
bergeserlah bulan September menjadi bulan kesembilan dan Oktober menjadi bulan
kesepuluh.4
            Pada tahun 45 SM, sistem penanggalan itu mengalami beberapa perubahan yang
dilakukan oleh Yulius Caesar atas nasehat Sosigenas (Astronom Iskandaria), yaitu jumlah
hari rata-rata dalam satu tahun syamsiyah bukan 355 tetapi 365 1/4 hari = 365,25 hari.
Bulan yang ke lima (Quintilis) namanya dan ke enam (Sextilis) namanya diubah menjadi
Juli dan Agustus yang jumlah harinya sama yaitu 31 hari. Sementara permulaan musim
bunga atau matahari berada pada titik Aries ditetapkan pada tanggal 24 Maret dan
permulaan hari Tarikh Julian ditetapkan menjadi 1 Januari bukan bulan Maret seperti
yang sudah dijelaskan di atas.5
            Pada tahun 325 M (370 tahun setelah tarikh Julian) diadakan rapat gereja di Nicea
untuk mengoreksi ketetapan tarikh Julian. Satu tahun pada tarikh Julian =365,25 hari
padahal sebenarnya peredaran matahari per tahun adalah 365,2422 hari. Hal ini berarti
ada selisih 0,0078 hari atau 1/128 hari = 11,23 menit dalam satu tahun. Perbedaan
tersebut akan menjadi satu hari dalam 128 tahun. Oleh karena itu, pada saat diadakan
rapat gereja itu peradaban sudah mencapai 3 hari, yakni 370:128 x 1 hari=2,8906 hari.
Dengan demikian, permulaan musim bunga yang semula ditetapkan tanggal 24 Maret
dimajukan 3 hari menjadi tanggal 21 Maret.6
            Perubahan dan koreksi terhadap tarikh Julian kemudian juga dilakukan setelah
lama berselang oleh Paus Gregorius XXI pada tahun 1582 M, atas saran astronom
Klavius setelah muncul keraguan akan saat-saat penentuan wafatnya Isa al-Masih. Maka,
pada tanggal           4 Oktober 1582, ia memerintahkan agar harinya tidak lagi tanggal 5
Oktober 1582 akan tetapi loncat 10 hari jadi tanggal 15 Oktober 1582. Hal ini dilakukan

3   Depag. 2002. Almanak Hisab Rukyah. Jakarta: Proyek Pembinaan Peradilan Agama Islam, hal. 40

4   Maskufa. Op.cit. hal. 187

5   Ibid.

6Chudlori,   M.Sakur. 1990. Perbandingan Tarikh. Bandung: Iain Sunan Gunung Djati, hal. 2.




                                                        5
agar tidak ada lagi keraguan bahwa peringatan wafatnya Isa al-Masih dilakukan sesuai
dengan keadaan sesungguhnya yaitu jatuh pada bulan purnama segera setelah matahari
melintasi titik Aries.7
            Sebenarnya ada beberapa argumen yang dapat diajukan mengapa ketentuan loncat
10 hari itu dilakukan. Pertama untuk menyesuaikan dengan kesepakatan di Nicea bahwa
pemulaan musim bunga adalah pada tanggal 21 Maret. Maka sesuai dengan apa yang
dilihat oleh Klavius pada tanggal 11 Maret 1582 bahwa pada hari itu sebenarnya sudah
memasuki permulaan musim bunga. Ini berarti tarikh sudah mengalami keterlambatan
selama 10 hari yakni 21-11=10. Kedua, Peredaran matahari semu menurut tarikh Yulian
adalah =365,25 hari, sedangkan yang sebenarnya adalah 365,2422 hari. Jadi ada selisih
sebanyak 0,0078 hari/tahun= 1/128 hari/tahun = 1 hari dalam 128 tahun. Maka, 1582-352
tahun/ 128 tahun x 1 tahun= 9,9605 hari dibulatkan menjadi 10 hari.8
            Selain itu, koreksi juga dilakukan terhadap ketentuan tahun-tahun abadi yang
sebelumnya disamakan dengan tahun-tahun biasa yaitu tahun 1700, 1800, dan 1900 dan
seterusnya termasuk kabisat bila habis dibagi 400, maka termasuk tahun basithoh. Untuk
itu, dalam perhitungan tarikh masehi ini akan dikurangi 13 hari dengan perincian 10 + 3 =
13. Angka 10 didapat dari “lompat 10 hari” yaitu 5 Oktober 1582 loncat ke 15 Oktober
1582 dan angka 3 didapat dari tahun-tahun abadi ( tahun 1700, tahun 1800, dan tahun
1900) yang semula dianggap termasuk tahun kabisat karena habis dibagi 4 oleh Gregorius
diubah menjadi tahun basithoh karena tidak habis dibagi 400 bukan 4. Inilah yang
kemudian dikenal dengan istilah koreksi Gregorian.9
            Ketentuan tarikh Gregorian itu selengkapnya adalah sebagai berikut. Pertama,
permulaan tarikh Gregorian dimulai sejak tahun kelahiran Nabi Isa AS yaitu 1 Januari
tahun 1 jam 00:00 (saat matahari berada pada kulminasi bawah). Kedua, tahun-tahun
yang bukan termasuk tahun abadi baru bisa disebut tahun kabisat bila habis dibagi 4.
Apabila tidak maka disebut tahun basithoh dengan ketentuan satu hari kelebihan dalam
tahun kabisat dimasukkan dalam bulan Februari. Oleh karena itu jumlah hari dalam bulan
Februari terkadang 28 hari bila termasuk tahun basithah dan 29 hari bila termasuk tahun


7Depag.     op.cit hal. 41

8   Maskufa. op.cit. hal.188

9   Ibid.



                                              6
kabisat. Ketiga, jumlah hari dalam satu tahun untuk tahun kabisat 366 hari dan untuk
tahun basithah 365 hari. Keempat, jumlah hari dalam satu bulan dapat berubah-ubah
antara 31 dan 30 hari kecuali bulan Februari. Bulan Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus,
Oktober dan Desember jumlah harinya 31 hari, sedangkan untuk bulan April, Juni,
September, dan Nopember berjumlah 30 hari. Oleh karena dalam tarikh Masehi ini
ditetapkan ada satu tahun kabisat dalam setiap empat tahun (daur), maka jumlah hari
dalam satu daurnya adalah 365 hari x 3 ditambah 366 hari= 1461 hari.10
Sistem Perhitungan Penanggalan Masehi
       a. Ketentuan umum penanggalan Masehi
             Sebelum melakukan perhitungan Penanggalan masehi, terdapat ketentuan-
ketentuan umum yang perlu diperhatikan dan sistem penanggalan Masehi, diantaranya
yaitu :
       1. 1 tahun Masehi berumur 365 hari ( Basithah, umur Februari 28 hari) atau 366 hari
             ( Kabisah, umur Ferbruari 29 hari)
       2. Tahun Kabisah adalah bilangan tahun yang habis dibagi 4 (misalnya, 1992, 1996,
             2000, 2004), kecuali bilangan abad yang tidak habis dibagi 4 (misalnya,
             1700,1800, 1900, 2100 dst). Selain itu adalah basithah.
       3. 1 siklus = 4 tahun ( 1461 hari)
       4. Penyesuaian akibat anggaran Gregorius sebanyak 10 hari sejak 15 Oktober 1582
             M, serta penambahan 1 hari pada setiap bilangan abad yang tidak habis dibagi 4
             sejak tanggal tersebut, sehingga sejak tahun 1900 sampai 2099 ada penambahan
             koreksi 13 hari (10+3).11

Contoh:
Tanggal 26 September jatuh pada hari apa? Untuk mengetahui hal tersebut ditempuhlah
langkah pertama dengan mengurangkan angka tahun berjalan dengan angka 1 kemudian
dibagi 4. Langkah kedua, menghitung jumlah hari dari tanggal 1 Januari tahun 1 sampai
tanggal dan tahun yang dicari kemudian dikurangi koreksi Gregorian yaitu 13 hari. Dan
langkah ketiga adalah jumlah hari yang sudah diketahui itu selanjutnya dibagi 7. Angka



10   Ibid.

11   Khazin, Muhyiddin. 2007. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana Pustaka, hal.105



                                                         7
sisa dari pembagian itulah yang menentukan nama hari yang dicari, dihitung dari hari
Sabtu. Secara lebih jelas, hal tersebut nampak dalam perhitungan berikut ini:
            2003 – 1 : 30 = 500 (daur) sisa 2 tahun
            Jumlah hari           = 500 x 1461 + 2 tahun x 365 hari + 269 hari – 13 hari
                                  = 730500 + 730 + 269 – 13
                                  =731486 hari
            731486 : 7            =104498 sisa 0
            Sesuai dengan hasil perhitungan tersebut, maka tanggal 26 September 2003 jauh
pada hari Jumat. Ketentuan tarikh Gregorian atau tarikh Masehi gaya baru itu berlaku
hingga saat ini, seperti yang biasa kita lihat di kalender-kalender.12
       b. Menentukan Tahun Bashitah atau kabisat13.
            Dalam menentukan suatu tahun apakah merupakan tahun kabisat atau bashitoh,
maka langkah yang harus dilalui adalah sebagai berikut :
       1. Tentukan Tahun yang akan dicari kemudian dibagi empat.
       2. Setelah dibagi 4, jika tahun tersebut habis dibagi 4 maka disebut tahun kabisat,
            dan tidak habis dibagi 4 maka disebut tahun basithoh.
       3. Khusus untuk tahun-tahun abad, maka harus dibagi 400, jika habis dibagi 400
            mka disebut kabisat, jika tidak habis dibagi 400 maka disebut tahun bashitoh.
       c. Menentukan hari dan pasaran14
            Untuk menentukan hari dan pasaran tanggal 1 januari suatu tahun dengan cara
sebagai berikut :
       1. Tentukan tahun yang akan dihitung
       2. Hitunglah tahun tam, yaitu tahun yang dihitung dikurangi satu
       3. Hitunglah jumlah siklus selama tahun tam tersebut, yaitu interval (tahun tam : 4)
       4. Hitunglah tahun kelebihan dari sejumlah siklus tersebut
       5. Hitunglah jumlah hari selama siklus yang ada dengan dikalikan jumlah hari dalam
            1 siklus (1461 hari)
       6. Hitunglah jumlah hari dari tahun kelebihan dengan dikalikan 365 hari


12   Maskufa. op.cit, hal. 189.
13
     Ahmad ghozali Muhammad Fathullah. Faidhul Karim Al-Rouf, hal. 14.
14
     Moedji Raharto. 2001. Sitem Penanggalan Syamsiyah/Masehi. Bandung: Penertbit ITB, hal. 107-109



                                                       8
7. Jumlahkan hari-hari tersebut dan tambahkan 1 hari (tanggal 1 januari)
   8. Kurangi dengan koreksi gregorian, yaitu 10 + ... hari
   9. Jumlah hari yang didapat kemudian dibagi 7 untuk menentukan hari, kelebihan
      hasil dari pembagian tersebut merupakan hari yang dicari yang dihitung mulai hari
      sabtu. (sisa 1 = Sabtu; 2=Ahad, 3=Senin, 4=Selasa; 5=Rabu, 6=Kamis, 0=Jum‟at)
   10. Jumlah hari yang didapat kemudian dibagi 5 untuk menentukan pasaran,
      kelebihan hasil dari pembagian tersebut merupakan hari yang dicari yang dihitung
      mulai hari sabtu. (sisa 1 = Sabtu; 2=Ahad, 3=Senin, 4=Selasa; 5=Rabu, 6=Kamis,
      0=Jum‟at)
   11. Setelah hari dan pasaran tanggal 1 januari ditemukan, maka untuk menentukan
      hari dan pasaran bulan selanjutnya dapat menggunakan tabel berikut. Namun
      sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu apakah tahun tersebut basithoh atau
      kabisat.
                       Basithoh                   Kabisat
          BULAN
                       Hari           Pasaran     Hari         Pasaran
          Januari      1              1           1            1
          Februari     4              2           4            2
          Maret        4              5           5            1
          April        7              1           1            2
          Mei          2              1           3            2
          Juni         5              2           6            3
          Juli         7              2           1            3
          Agustus      3              3           4            4
          September    6              4           7            5
          Oktober      1              4           2            5
          November     4              5           5            1
          Desember     6              5           7            1




Contoh:


                                           9
Tanggal 1 Januari 2004
Waktu yang dilalui = 2003 tahun, lebih 1 hari
atau 2003 : 4 = 500,75 Siklus, lebih 3 tahun, lebih 1 hari
            500 siklus = 500 x 1461 hari = 730500            hari
               3 tahun =      3 x 365 hari =        1095     hari
                                          1 hari = _____1___ hari +
                                      Jumlah = 731591        hari
Koreksi Gregorius = 10 + 3                      =      13___ hari –
                                                = 731583     hari
731583 : 7 = 104511, lebih 6 = Kamis, (dihitung mulai Sabtu)
731583 : 5 = 143616, lebih 3 = Pahing, (dihitung mulai Kliwon)
Jadi, tanggal 1 Januari 2004 jatuh pada Kamis Pahing.15


       B. Kalender Hijriah
            Dalam peredarannya, bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi,
revolusi, dan bersama dengan bumi mengitari matahari. Periode rotasinya sama dengan
periode revolusinya. Akibatnya, muka bulan yang menghadap bulan selalu sama yakni
separuh bagian dan bagian lain tidak pernah menghadap ke bumi. Untuk satu kali
bergerak berputar mengelilingi bumi, bulan memerlukan waktu selama 27 1/3 hari yang
disebut satu bulan sideris. Sebenarnya, pada saat tersebut bumi telah bergerak mengitari
matahari sejauh 270. Jadi, bulan harus menempuh selisih jarak tersebut agar kembali ke
posisi semula relative terhadap matahari. Dengan demikian, selang waktu satu kali
revolusi bulan adalah 29 ½ hari yang disebut satu bulan sinodis (qomariah).
            Dari kedudukan bulan yang berbeda-beda menghasilkan bentuk bulan yang
berbeda pula yang disebut fase bulan, yaitu:
       1. Pada kedudukan 1, yaitu pada saat kedudukan matahari, bulan dan bumi terletak
            satu garis lurus. Pada kedudukan bulan mulai berevolusi disebut bulan baru atau
            bulan muda.

       2. Pada kedudukan 2, separuh bagian bulan yang menghadap bumi kira-kira hanya
            seperempatnya yang terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan sabit.

15   Khazin, Muhyiddin. Op.cit, hal.108




                                                      10
3. Pada kedudukan 3, separuh bulan yang menghadap bumi kira-kira hanya
       seperempatnya yang terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat setengah
       bulatan yang disebut kuartir pertama atau bulan separuh.

   4. Pada kedudukan 4, separuh bagian bulan yang menghadap bumi kira-kira tiga per
       empatnya terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan cembung.

   5. Pada kedudukan 5, separuh bagian bulan yang menghadap bumi seluruhnya
       terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan purnama.

        PERUBAHAN PENAMPAKAN BENTUK BULAN (FASE BULAN)




       Kalender Hijriah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender
lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus
sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708
hari). Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari
dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi. Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal
pada Kalender Hijriah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender
Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada
sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di
tempat tersebut.


       Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam



                                          11
Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. Usia bulan yang
mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge,
yaitu jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada
pada jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yang
berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat
bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion). Dari
sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 - 30 hari) sesuai
dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari).
       Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan
(visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak).
Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal
berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada
bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana
saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada
penampakan hilal.
                      Nama-nama Bulan dalam Tahun Qomariah
                     No    Nama Bulan             Jumlah Hari
                     1.    Muharam                30 hari
                     2.    Safar                  29 hari
                     3.    Rabiulawal             30 hari
                     4.    Rabiulakhir            29 hari
                     5.    Jumadilawal            30 hari
                     6.    Jumadilakhir           29 hari
                     7.    Rajab                  30 hari
                     8.    Syakban                29 hari
                     9.    Ramadhan               30 hari
                     10.   Syawal                 29 hari
                     11.   Zulkaidah              30 hari
                     12.   Zulhijah               29/30 hari




Berikut adalah sejarah (asal-usul) pemberian nama-nama bulan Hijriah:


                                            12
1. Muharam, artinya yang diharamkan yaitu bulan yang padanya diharamkan
       berperang (menumpahkan darah) yang terus berlaku sampai awal datangnya Islam
   2. Safar, artinya kosong/kuning karena pada bulan itu orang-orang masa lampau
       biasa meninggalkan rumah mereka untuk berperang, berdagang ,berburu, dan
       sebagainya, sehingga rumah-rumah mereka kosong.
   3. Rabiul awal, artinya menetap yang pertama, karena para lelaki arab masa lampau
       pada bulan itu yang tadinya meninggalkan rumah mereka kembali pulang dan
       menetap.
   4. Rabiul akhir, artinya menetap yang terakhir, yaitu menetap dirumah terakhir
       kalinya.
   5. Jumadil awal, artinya kering/beku/padat yang pertama, pada waktu itu air menjadi
       beku / padat.
   6. Jumadil akhir, artinya kering/beku/padat yang terakhir, karena mereka mengami
       kekeringan yang terakhir kalinya.
   7. Rajab, artinya mulia, karena bangsa Arab tempo dulu memuliakannya terutama
       tanggal 10 (untuk berkurban anak unta), tanggal 1 (untuk membuka pintu ka‟bah
       terus-menerus).
   8. Syaban, artinya berpencar, karena orang-orang Arab dahulu berpencar kemana
       saja mencari air dan penghidupan.
   9. Ramadhan, artinya panas terik/terbakar, karena pada bulan ini jazirah Arab sangat
       panas sehingga terik matahari dapat membakar kulit artinya pembakaran bagi
       dosa-dosa sebagaimana disabdakan Rasulullah Shallahu 'alayhi wa salllam.
   10. Syawal, artinya naik, karena pada bulan itu bila orang Arab hendak menaiki unta
       dengan memukul ekornya maka ekornya itu naik, syawal dapat pula berarti bulan
       peningkatan, amal bagi amal tambahan.
   11. Dzulqaidah, artinya si empunya duduk, karena kaum lelaki Arab dulu pada bulan
       ini hanya duduk saja di rumah tidak bepergian kemanapun.
   12. Dzulhijjah, artinya si empunya haji, karena pada bulan ini sejak zaman Nabi
       Ibrahim as. Orang-orang biasa melakukan ibadah Haji atau ziarah ke Baitullah,
       Makkah.
       Menurut sistem lunar, hari-hari keagamaan atau hari-hari islam biasa dihitung
sejak terbenamnya matahari (waktu maghrib) sebelum hari itu. Jadi, mendahului hari-hari



                                           13
Masehi yang baru berganti mulai pukul 00.00 tengah malam. Yang menjadi persoalannya
sekarang adalah umat Islam belum begitu familiar dengan kalendernya sendiri, tetapi
lebih familiar dengan kalender masehi. Akibatnya, sering terjadi kebingungan manakala
ada perbedaan dalam mengawali ataupun mengakhiri puasa misalnya. Padahal kalender
hijriah       yang tertulis dalam kalender yang ada di tiap rumah keluarga muslim itu
didasarkan pada perhitungan rata-rata (Hisab urfi) yang tidak bisa dijadikan acuan dalam
melakukan ibadah.16
            Hisab Urfi, yaitu salah satu sistem hisab yang sangat sederhana yang senantiasa
hanya didasarkan kepada garis-garis besarnya saja. Dalam sistem Hisab „Urfi ini umur
bulan senantiasa bergantian antara 30 hari dan 29 hari, 30 hari untuk bulan ganjil dan 29
hari untuk bulan genap, kecuali untuk bulan Dzulhijjah ketika tahun kabisat diberi umur
30 hari. Satuan masa (daurus-sanah) tahun Hijriah (qomariyah) dalam hisab „urfi
ditetapkan 30 tahun, 11 tahun ditetapkan sebagai tahun Kabisat, dan 19 tahun ditetapkan
sebagai tahun Basitah. Tahun Kabisat ditetapkan jatuh pada tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 15,
18, 21, 24, 26, dan 29, selainnya ditetapkan sebagai tahun Basitah.
Sejarah Penanggalan Islam
            Sebelum datangnya Islam, di tanah Arab dikenal sistem kalender berbasis
campuran antara Bulan (Qomariyah) maupun Matahari (Syamsiyah). Peredaran bulan
digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim dilakukan penambahan jumlah hari
(interkalasi). Pada waktu itu, belum dikenal penomoran tahun. Sebuah tahun dikenal
dengan nama peristiwa yang cukup penting di tahun tersebut. Misalnya, tahun dimana
Muhammad lahir, dikenal dengan sebutan "Tahun Gajah", karena pada waktu itu, terjadi
penyerbuan Ka'bah di Mekkah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah,
Gubernur Yaman (salah satu provinsi Kerajaan Aksum, kini termasuk wilayah Ethiopia).
            Sistem penanggalan Islam (1 Muharram 1 Hijriah) dihitung sejak peristiwa
hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah,
atas perintah Tuhan. Oleh karena itulah kalender Islam disebut juga sebagai kalender
Hijriah. Di barat kalender Islam biasa dituliskan dengan A.H, dari latinnya Anno Hegirae.
Peristiwa hijrah ini bertepatan dengan 15 Juli 622 Masehi. Jadi penanggalan Islam atau
Hijriah (1 Muharram 1 Hijriah) dihitung sejak terbenamnya Matahari pada hari Kamis, 15
Juli 622 M.
16   Maskufa. Op.cit, hal. 186



                                              14
Walaupun demikian, penanggalan dengan tahun hijriah ini tidak langsung
diberlakukan tepat pada saat peristiwa hijrahnya nabi saat itu. Kalender Islam baru
diperkenalkan 17 tahun (dalam perhitungan tahun masehi) setelah peristiwa hijrah
tersebut oleh sahabat terdekat Nabi Muhammad sekaligus khalifah kedua, Umar bin
Khatab. Beliau melakukannya sebagai upaya merasionalisasikan berbagai sistem
penanggalan yang digunakan pada masa pemerintahannya. Kadang sistem penanggalan
yang satu tidak sesuai dengan sistem penanggalan yang lain sehingga sering
menimbulkan persoalan dalam kehidupan umat.
            Kalender dengan 12 bulan sebetulnya telah lama digunakan oleh Bangsa Arab
jauh sebelum diresmikan oleh khalifah Umar, tetapi memang belum ada pembakuan
perhitungan tahun pada masa-masa tersebut. Peristiwa-peristiwa penting biasanya hanya
dicatat dalam tanggal dan bulan. Kalaupun tahunnya disebut, biasanya sebutan tahun itu
dikaitkan dengan peristiwa penting yang terjadi pada masa itu. Misalnya tahun gajah, dan
lain sebagainya.
            Setelah banyak persoalan muncul akibat tidak adanya sistem penanggalan yang
baku, dan atas prakarsa Khalifah Umar, diadakanlah musyawarah dengan tokoh-tokoh
sahabat lainnya mengenai persoalan penanggalan ini. Dari sini disepakati bahwa tahun
hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah
adalah tahun pertama dalam kalender Islam. Sedangkan nama-nama keduabelas bulan
tetap seperti yang telah digunakan sebelumnya, diawali dengan bulan Muharram dan
diakhiri dengan bulan Dzulhijjah.
            Penanggalan hijriah ini berdasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi.
penanggalan ini didasarkan pada perhitungan (hisab). Satu kali edar lamanya 29 hari 12
jam 44 menit 2,5 detik.17 Untuk menghindari pecahan hari maka ditentukan bahwa umur
bulan ada yang 30 hari dan adapula yang 29 hari, yaitu untuk bulan-bulan ganjil berumur
30 hari, sedang bulan-bulan genap berumur 29 hari, kecuali pada ke-12 (Dzulhijjah) pada
Kabisat berumur 30 hari.18

Kaidah umum penanggalan tahun Hijriah, yaitu:
       1. 1 tahun hijriah = 354 hari (Basithah), Dzulhijjah = 29 hari = 355 hari (kabisat)

17   Muhyiddin Khazin. Op.cit, hal.112.

18   Ibid, hal.113-116.



                                             15
Dzulhijjah = 30 hari
   2. Tahun-tahun kabisat jatuh pada urutan ahun ke-2,5,7,10,13,15,18,21,24,26 dan 29
      (tiap 30 tahun)

   3. 1 daur = 30 tahun = 10631 hari

Menghitung Hari dan Pasaran
Menghitung hari dan pasaran pada tanggal 1 muharram suatu tahun dengan cara:
   1. Tentukan tahun yang akan dihitung
   2. Hitung tahun tam, yakni tahun yang bersangkutan dikurangi satu

   3. Hitunglah berapa daur selama tahun tam tersebut

   4. Hitung berapa tahun kelebihan dari sejumlah daur tersebut

   5. Hitung berapa hari selama daur yang yang ada, yakni daur kali 10631 hari

   6. Hitung berapa hari selama tahun kelebihan (lihat daftar jumlah hari tahun hijriah)

   7. Jumlahkan hari-hari tersebut dan tambahkan 1 (1 muharram)

   8. Jumlah hari kemudian dibagi menjadi 7 ;

      1= Jum‟at 3= Ahad 5= Selasa 7= Kamis

      2= Sabtu   4= Senin 6= Rabu        0= Kamis

   9. Jumlah hari kemudian dibagi 5 ;

      1= Legi     3= Pon     5= Kliwon

      2= Pahing 4= Wage 0= Kliwon




                             Jumlah Hari Tahun Hijriah



                                          16
Th    Hari    Th      Hari     Th    Hari    Th     Hari     Th    Hari   Th    Hari

 1     354     11      3898     21    7442    6      2126     16    5670   26    9214

 2     709     12      4252     22    7796    7      2481     17    6024   27    9568

 3     1063    13      4607     23    8150    8      2835     18    6379   28    9922

 4     1417    14      4961     24    8505    9      3189     19    6733   29    10277

 5     1772    15      5316     25    8859    10     3544     20    7087   30    10631



Contoh:
Tanggal; 1 Muharram 1425 H. Waktu yang dilalui 1424 tahun, lebih 1 hari atau (1424 :
30) 47 daur. Lebih 14 tahun, lebih 1 hari
       47 daur = 47 x 10.631 hari      = 499.657 hari

       14 tahun= (14 x 354) + 5 hari = 4.961 hari

                                1 hari =       1 hari +

                                Jumlah = 504.619 hari

504.619 : 7    = 72.088,        lebih 3 = Ahad (mulai jum‟at)

504.619 : 5    = 100.923,       lebih 4 = Wage (mulai legi)

Jadi tanggal 1 muharram 1425 H jatuh pada hari Ahad Wage

Membuat kalender
        Setelah mendapatkan hasil hari dan pasaran pada tanggal 1 Muharram dengan
cara di atas, maka untuk mengetahui hari dan pasaran pada tanggal tiap-tiap bulan
berikutnya, dapat digunakan pedoman di bawah ini;
                           Pedoman Hari (Hr) dan Pasaran (Ps)

      Bulan         Hari    Pasaran    Umur         Bulan       Hari   Pasaran   Umur

 Muharam         1          1          30         Rajab         3      3         30

 Shafar          3          1          29         Sya‟ban       5      3         29

 Rabiul‟awal     4          5          30         Ramadhan      6      2         30




                                             17
Rabiul‟akhir        6      5          29          Syawal       1    2          29

 Jumadil Ula         7      4          30          Dzulqa‟dah   2    1          30

 Jumadil             2      4          29          Dzulhijah    4    1          29/30
 Akhir

Keterangan : Hari dan pasaran apa saja pada tanggal 1 muharram tahun berapa saja
nilainya adalah 1, sehingga untuk bulan-bulan berikutnya, hari dan pasaranya tinggal
mengurutkan hari kebeberapa dari tanggal 1 muharram itu sesuai dengan angka yang ada
pada jadwal (Hr dan Pr) di atas.

Menghitung Hari
           Untuk mengetahui hari dan pasaran suatu tanggal tertentu maka hari dan pasaran
tanggal 1 bulan itu bernilai satu, sehingga tinggal menambahkan sampai tanggal yang
dikehendaki.
           Misalnya tanggal 17 Ramadhan 1425 Hijriah, karena tanggal 1 Ramadhan 1425
Hijriah jatuh pada hari jum‟at kliwon, maka tanggal 17 Ramadhan 1425 hijriah jatuh
pada hari Ahad Legi, yakni 17 hari dihitung dari jum‟at sehingga jatuh hari Ahad, dan 17
hari dihitung dari kliwon sehingga jatuh pasaran Legi.19




                                            BAB III


19   Ibid, hal.112



                                              18
PENUTUP
   A. Simpulan
       Penanggalan Masehi/miladiyah yang awalnya berdasarkan pada bulan dan
matahari dan juga konstelasi bintang, namun setelah terjadi ketidaksinkronan antara
ketiganya maka Julius Caesar menggantinya hanya berdasarkan matahari. Penanggalan
Masehi/Miladiyah pada mulanya hanya terdapat 10 bulan, yang mana hari-hari pada
musim dingin tidak dimasukkan pada penanggalan. Kemudian Numa Pompilus
mengadakan sedikit reformasi dengan menambahkan bulan januari dan februari. 1 tahun
masehi berumur 365 hari (basithoh) atau 366 hari (kabisat), tahun kabisat adalah tahun
yang habis dibagi 4 dengan jumlah hari pada bulan Februari sebanyak 29 hari. 1 siklus
tahun masehi adalah 4 tahun.
       Dalam penanggalan masehi terdapat koreksi gregorius sebanyak 10 hari sejak
tanggal 15 Oktober, serta penambahan 1 hari pada setiap bilangan abad yang tidak habis
dibagi 4 sejak tanggal tersebut.
       Kalender Hijriah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender
lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus
sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708
hari). Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari
dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi. Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal
pada Kalender Hijriah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender
Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada
sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di
tempat tersebut.
       Penanggalan kalender hijriah berdasarkan pada peredaran bulan mengelilingi
bumi. penanggalan ini didasarkan pada perhitungan (hisab). Satu kali edar lamanya 29
hari 12 jam 44 menit 2,5 detik. Untuk menghindari pecahan hari maka ditentukan bahwa
umur bulan ada yang 30 hari dan adapula yang 29 hari, yaitu untuk bulan-bulan ganjil
berumur 30 hari, sedang bulan-bulan genap berumur 29 hari, kecuali pada ke-12
(Dzulhijjah) pada Kabisat berumur 30 hari.




   B. Saran



                                             19
Teruslah menjadi pengkaji ilmu-ilmu, termasuk ilmu Kebumian dan Antariksa,
karena sesungguhnya ilmu Kebumian dan Antariksa mutlak diperlukan dan dikaji agar
terciptanya generasi-generasi bangsa yang peka terhadap alam semesta, lingkungan
sekitar, baik kerusakan lingkungan itu sendiri atau pun cara untuk memamfaatkan
lingkungan tanpa mengeksploitasi alam secara berlebihan. Juga sebagai bahan tafakur
terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakan alam semesta ini
dengan segala keteraturannya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar
ayat 5.
                                                 
   
                                                      
                                           
   
                                                    
     
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam
atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun”.
           Lembaran-lembaran karya yang banyak kekurangan ini hanya sedikit dari sekian
banyak ilmu tentang ilmu Kebumian dan Antariksa khususnya system kalender Masehi
dan Hijriah. Semoga bermamfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.




                                           20
DAFTAR PUSTAKA
Khazin, Muhyiddin. 2007. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana
           Pustaka.

Maskufa. 2005. Ilmu Falaq. Jakarta: Gaung Persada.

Chudlori, M.Sakur. 1990. Perbandingan Tarikh. Bandung: Iain Sunan Gunung Djati.

Depag. 2002. Almanak Hisab Rukyah. Jakarta: Proyek Pembinaan Peradilan Agama
           Islam.

Shofiyullah. 2006. Mengenal Kalender Lunisolar di Indonesia. Malang: P.P. Miftahul
           Huda.

Moedji Raharto. 2001. Sitem Penanggalan Syamsiyah/Masehi. Bandung: Penertbit ITB.

Ahmad ghozali Muhammad Fathullah. Faidhul Karim Al-Rouf.

Sismono. 2002. Hari-hari Besar Keagamaan: Nilai-nilai Historis, Filosofis dan Sosio-
kultural. Bandung: Yayasan Tunas Utama.

Al-Quran dan Terjemah. 2009. Departemen Agama RI.

http://ridhwanibnuluqman.wordpress.com/2010/02/03/menelusuri-asal-mula-sistem-
penanggalan-masehi-dan-hijriyah.html

http://Kajian-agama.blogspot.com/2008/11/sejarah-panjang -tarikh-gerej-masehi.html

http://koran.republika.co.id/berita/58474/ Percampuran Islam Jawa dalam Penanggalan
Hijriah.

http://ipi2010.blogspot.com/2011/01/sistem-penanggalan-di-dunia.html




                                          21

More Related Content

What's hot

Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaFitri Kurniawati
 
Musaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah
Musaqah, Muzara’ah dan MukhabarahMusaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah
Musaqah, Muzara’ah dan MukhabarahThony Fathoni
 
Listrik statis - Fisika
Listrik statis - FisikaListrik statis - Fisika
Listrik statis - FisikaLulu Zakiah
 
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-201056852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010eli priyatna laidan
 
konsep muamalah dalam islam
konsep muamalah dalam islamkonsep muamalah dalam islam
konsep muamalah dalam islamYusva Ferdiawan
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Trie Nakita Sabrina
 
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalGerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalSonitehe Waruwu
 
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAIPELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAIEni Dahlia
 
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an Dyra Yunilaili
 
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYAMAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYAOndel Del
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)Ajeng Rizki Rahmawati
 

What's hot (20)

Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
 
Musaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah
Musaqah, Muzara’ah dan MukhabarahMusaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah
Musaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah
 
Listrik statis - Fisika
Listrik statis - FisikaListrik statis - Fisika
Listrik statis - Fisika
 
Momentum dan Impuls
Momentum dan ImpulsMomentum dan Impuls
Momentum dan Impuls
 
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-201056852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
 
konsep muamalah dalam islam
konsep muamalah dalam islamkonsep muamalah dalam islam
konsep muamalah dalam islam
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
 
Gerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soalGerak harmonik-sederhana dan soal
Gerak harmonik-sederhana dan soal
 
Hukum kepler
Hukum keplerHukum kepler
Hukum kepler
 
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAIPELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
 
Fisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktifFisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktif
 
Bintang dan matahari
Bintang dan matahariBintang dan matahari
Bintang dan matahari
 
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
 
Feromagnetik
FeromagnetikFeromagnetik
Feromagnetik
 
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYAMAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)
 
astronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintangastronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintang
 
59511353 solusi-osn-astro-2010
59511353 solusi-osn-astro-201059511353 solusi-osn-astro-2010
59511353 solusi-osn-astro-2010
 
Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003
 

Similar to Sistem kalender masehi dan hijriah

back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...
back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...
back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...UD. Berkah Jaya Komputer
 
Makalah isu fiqh
Makalah isu fiqhMakalah isu fiqh
Makalah isu fiqhAceng Qiqi
 
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hari
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hariMengapa bulan februari hanya 28 29 hari
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hariMislia Insan Dz
 
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hari?
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hari?Mengapa bulan februari hanya 28 29 hari?
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hari?Mislia Insan Dz
 
Power point kelompok 5
Power point kelompok 5Power point kelompok 5
Power point kelompok 5nuriyanti2
 
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehiCara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehiUniversitas Siliwangi
 
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehiCara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehiUniversitas Siliwangi
 
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki Pratama
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki PratamaPOWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki Pratama
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki PratamaHRPTAIS
 
KONTEKS MAKKIYAH DAN MANADIYAH SISTEM KALENDER UMAT ISLAM
KONTEKS MAKKIYAH DAN MANADIYAH SISTEM KALENDER UMAT ISLAMKONTEKS MAKKIYAH DAN MANADIYAH SISTEM KALENDER UMAT ISLAM
KONTEKS MAKKIYAH DAN MANADIYAH SISTEM KALENDER UMAT ISLAMIAIN Tulungagung
 
Legenda china sejarah dan mitology tahun baru china - imlek - lunar new year
Legenda china   sejarah dan mitology tahun baru china - imlek - lunar new yearLegenda china   sejarah dan mitology tahun baru china - imlek - lunar new year
Legenda china sejarah dan mitology tahun baru china - imlek - lunar new yearChia Ie
 
Makalah ilmu pendidikan alam
Makalah ilmu pendidikan alamMakalah ilmu pendidikan alam
Makalah ilmu pendidikan alamnuriyanti2
 
Teori Keadaan Alam Menurut Beberapa Pendapat
Teori Keadaan Alam Menurut Beberapa PendapatTeori Keadaan Alam Menurut Beberapa Pendapat
Teori Keadaan Alam Menurut Beberapa PendapatDaniel Tohari
 
Matematika falaq (menentukan bulan ramadhan dan 1 syawal) mar'atus syakdia
Matematika falaq (menentukan bulan ramadhan dan 1 syawal) mar'atus syakdiaMatematika falaq (menentukan bulan ramadhan dan 1 syawal) mar'atus syakdia
Matematika falaq (menentukan bulan ramadhan dan 1 syawal) mar'atus syakdiaMaratusSyakdia1
 

Similar to Sistem kalender masehi dan hijriah (20)

Ppt ipa hrp
Ppt ipa hrpPpt ipa hrp
Ppt ipa hrp
 
back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...
back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...
back up krenova Litbang Magelang 'Memasyarakatkan kalender qomariah'[Rizal Pa...
 
Makalah isu fiqh
Makalah isu fiqhMakalah isu fiqh
Makalah isu fiqh
 
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hari
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hariMengapa bulan februari hanya 28 29 hari
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hari
 
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hari?
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hari?Mengapa bulan februari hanya 28 29 hari?
Mengapa bulan februari hanya 28 29 hari?
 
Power point kelompok 5
Power point kelompok 5Power point kelompok 5
Power point kelompok 5
 
Sistem kalender dunia
Sistem kalender duniaSistem kalender dunia
Sistem kalender dunia
 
Kalender Bulan
Kalender BulanKalender Bulan
Kalender Bulan
 
Sistem Penanggalan.ppt
Sistem Penanggalan.pptSistem Penanggalan.ppt
Sistem Penanggalan.ppt
 
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehiCara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
 
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehiCara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
 
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki Pratama
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki PratamaPOWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki Pratama
POWER POINT WAKTU DAN KALENDER Hamdillah Riki Pratama
 
Kalender Bulan
Kalender BulanKalender Bulan
Kalender Bulan
 
KONTEKS MAKKIYAH DAN MANADIYAH SISTEM KALENDER UMAT ISLAM
KONTEKS MAKKIYAH DAN MANADIYAH SISTEM KALENDER UMAT ISLAMKONTEKS MAKKIYAH DAN MANADIYAH SISTEM KALENDER UMAT ISLAM
KONTEKS MAKKIYAH DAN MANADIYAH SISTEM KALENDER UMAT ISLAM
 
Legenda china sejarah dan mitology tahun baru china - imlek - lunar new year
Legenda china   sejarah dan mitology tahun baru china - imlek - lunar new yearLegenda china   sejarah dan mitology tahun baru china - imlek - lunar new year
Legenda china sejarah dan mitology tahun baru china - imlek - lunar new year
 
Makalah ilmu pendidikan alam
Makalah ilmu pendidikan alamMakalah ilmu pendidikan alam
Makalah ilmu pendidikan alam
 
Teori Keadaan Alam Menurut Beberapa Pendapat
Teori Keadaan Alam Menurut Beberapa PendapatTeori Keadaan Alam Menurut Beberapa Pendapat
Teori Keadaan Alam Menurut Beberapa Pendapat
 
Teori absolutivitas 1
Teori absolutivitas 1Teori absolutivitas 1
Teori absolutivitas 1
 
Matematika falaq (menentukan bulan ramadhan dan 1 syawal) mar'atus syakdia
Matematika falaq (menentukan bulan ramadhan dan 1 syawal) mar'atus syakdiaMatematika falaq (menentukan bulan ramadhan dan 1 syawal) mar'atus syakdia
Matematika falaq (menentukan bulan ramadhan dan 1 syawal) mar'atus syakdia
 
Bab 3 a
Bab 3 aBab 3 a
Bab 3 a
 

Sistem kalender masehi dan hijriah

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak ribuan tahun yang silam, kalender telah dicipatakan oleh manusia, karena kalender sangatlah penting bagi manusia. Seperti bangsa mesir yang telah membuat kalender matahari sekitar tahun 4221 SM.1 Pada saat itu, tahun matahari terdiri dari 365 hari terbagi dalam 12 bulan dan masing-masing bulan terdiri dari 30 hari dan ditambah 5 hari pesta perayaan tahunan. Dalam pembuatan kalender, ada beberapa macam sistem yang digunakan dalam perhitungannya. Diantaranya dengan menggunakan pergerakan bulan, pergerakan matahari dan kombinasi dari pergerakan dua benda langit tersebut. Dalam kehidupan masyarakat kalender mempunyai arti yang sangat penting. Karena banyak hal yang dilakukan masyarakat yang berkaitan dengan waktu. Dapat kita sadari sendiri tanpa adanya kalender pasti kita hanya berpedoman pada gejala alam yang terjadi. Seiring berkembangnya manusia dan ilmu pengetahuan, maka manusia memerlukan tanda yang lebih praktis dalam menentukan waktu. Dalam hal ini manusia berpikir untuk dapat menemukan suatu sistem yang teratur dan sistematik sehingga dalam menentukan waktu dapat lebih mudah dan efisien. Manusia dengan segala keinginantahuannya mencari dan menggali setiap rahasia yang terkandung di alam ini yang menjadi modal dasar/intelektual yang dimilikinya. Kemudian sejalan dengan hal tersebut, Allah SWT memberikan petunjuk seperti pada petikan ayat di bawah yang menjadi kunci untuk membuka rahasia itu.                “Dialah yang menjadikan matahari memancarkan cahaya cemerlang dan bulan memantulkan sinar dan dia tetapkan baginya beberapa tingkat peredaran, supaya kamu dapat mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menjadikan tertib yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia bentangkan tanda-tanda itu bagi orang- orang yang berpengetahuan”. (QS. Yunus : 6) 1 Shofiyullah. 2006. Mengenal Kalender Lunisolar di Indonesia. Malang: P.P. Miftahul Huda, Hal. 1 1
  • 2. Matahari dan bulan sebagai obyek ciptaan Allah SWT telah menjadi dua unsur yang sangat berharga dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya mengenai penghitungan waktu. Kedudukan benda-benda langit yang selalu berubah-ubah dengan pola yang teratur menjadi acuan penentuan waktu, musim, bulan dan tahun. Sehingga dibuatlah sistem penanggalan/perhitungan waktu secara periodik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun makalah yang berjudul “Sistem Kalender Masehi dan Hijriah”. B. Rumusan Masalah Pembahasan dalam makalah ini akan dititikberatkan pada rumusan masalah sebagai berikut: 1. Sejarah sistem penanggalan Masehi dan Hijriah juga pemikiran para tokoh- tokohnya. 2. Sistem perhitungan penanggalan Masehi dan Hijriah. C. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, diantaranya: 1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kalender masehi dan hijriah. 2. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar untuk menggali setiap ilmu pengetahuan. 3. Memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah IPBA. BAB II PEMBAHASAN 2
  • 3. A. Kalender Masehi Kalender Masehi perhitungannya didasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari atau peredaran matahari semu dimulai pada saat matahari berada pada titik Aries. Hal itu terjadi pada setiap tanggal 21 Maret hingga kembali lagi ke tempatnya semula. Ketika bumi berevolusi, ternyata poros bumi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika, melainkan miring dengan arah yang sama membentuk sudut 66,50 . Periode revolusi bumi Untuk sekali putaran membutuhkan waktu sebanyak 365,2425 hari. Oleh karena kalender Masehi ini perhitungannya didasarkan pada peredaran matahari dikenal dengan tahun “ Syamsiyah, Solar System atau tahun Surya.2 Terdapat empat kedudukan bumi pada orbitnya, yaitu sebagai berikut: 1. Tanggal 21 Maret Pada tanggal 21 maret, matahari tepat berada di khatulistiwa. Sehingga semua tempat di bumi mengalami siang dan malam dengan waktu yang sama. Dari tanggal 21 Maret sampai 21 Juni belahan bumi Utara mengalami musim semi, sedangkan belahan bumi Selatan mengalami musim gugur. 2. Pada tanggal 21 Juni Pada tanggal 21 Juni, kutub Utara bumi menghadap ke matahari yang seakan-akan berada pada 23,50 LU. Dari tanggal 21 Juni samapai 23 September, belahan bumi Selatan menjauhi matahari sehingga mengalami musim dingin, sedangkan belahan bumi Utara semakin dekat dengan matahri sehingga mengalami musim panas. 3. Tanggal 23 September Pada tanggal 23 September, baik kutub Utara maupun kutub Selatan bumi berada sama jauhnya dari matahari yang berada pada khatulistiwa. Dari tanggal 23 September sampai dengan 21 Desember, belahan bumi Utara semakin menjauhi matahari sehingga mengalami musim gugur, sedangkan belahan bumi selatan makin condong ke matahari sehingga mengalami musim semi. 4. Tanggal 21 Desember Pada tanggal 21 Desember, matahari seolah-olah berada di 23,50 LS. Dari tanggal 21 Desember sampai dengan 21 Maret, belahan bumi Selatan makin condong ke arah matahari sehingga mengalami musim panas. Sebaliknya, belahan bumi Utara mengalami musim dingin karena letaknya semakin jauh dari matahari. 2 Maskufa. 2005. Ilmu Falaq. Jakarta: Gaung persada, hal.186 3
  • 4. Dari penjelasan di atas, kedudukan matahari seolah-olah bergeser dari khatulistiwa (21 Maret), ke 23,50 LU (21 Juni), ke khatulistiwa lagi (23 September), ke 23,50 LS (22 Desember) dan kembali lagi ke khatulistiwa (21 Maret). Gerakan pergeseran seperti itu disebut gerak semu matahari Gerak revolusi bumi (gerak tahunan bumi) Periode=365,25 hari Penanggalan miladiyah/masehi disebut juga Yulian Era atau Gregorian Era (calendar). Tahun miladiyah atau masehi ini disebut demikian karena awal ditetapkannya pada saat Nabi Isa AS dilahirkan. Selain dinamakan tahun Miladiyah atau masehi, tahun ini juga disebut dengan tahun Yulian karena diakui dan dipergunakan sejak berkuasanya Yulius Caesar di Roma. Tahun masehi berasal dari sistem romawi kuno yang semula berdasarkan sistem Lunar. Sebelum sistem penanggalan ini sempurna seperti saat ini, mengalami sejarah yang sangat panjang sejak zaman romawi jauh sebelum pemerintahan Julius caesar. Akhirnya ada seseorang yang bernama Numa Pompilus yang melakukan sedikit reformasi kalender tersebut. Dia adalah orang pertama yang mendirikan institusi Pontiface (Kepala Agama), sehingga dia butuh kalender yang bisa dijadikan patokan dalam waktu pelaksanaan upacara dan tidak hanya bertani. Tahun pertama disesuaikan dengan tahun berdirinya kerajaan Roma yaitu ± 753 sebelum kelahiran Nabi Isa AS. Bulan yang pertama bukan Januari seperti yang dikenal sekarang, tetapi bulan Maret. Secara lengkap urutannya adalah Martinus, kemudian Aprilis, Majus, Junius, Quintilis, Sextilis, September, Oktober, Nopember, Desember, Januarius dan Pebruarius. Jumlah hari dalam satu tahun adalah 355 hari. 4
  • 5. Hal ini terlihat pada penjelasan dari segi bahasa yaitu September berarti tujuh dan Oktober berarti berarti delapan.3 Namun karena oleh Yulius Caesar permulaan tarikh Julian ditetapkan satu Januari, maka ini berimplikasi pula pada penetapan awal bulannya. Akibatnya, bukan bulan Maret lagi sebagai bulan pertamanya, tetapi bulan Januari. Maka, bergeserlah bulan September menjadi bulan kesembilan dan Oktober menjadi bulan kesepuluh.4 Pada tahun 45 SM, sistem penanggalan itu mengalami beberapa perubahan yang dilakukan oleh Yulius Caesar atas nasehat Sosigenas (Astronom Iskandaria), yaitu jumlah hari rata-rata dalam satu tahun syamsiyah bukan 355 tetapi 365 1/4 hari = 365,25 hari. Bulan yang ke lima (Quintilis) namanya dan ke enam (Sextilis) namanya diubah menjadi Juli dan Agustus yang jumlah harinya sama yaitu 31 hari. Sementara permulaan musim bunga atau matahari berada pada titik Aries ditetapkan pada tanggal 24 Maret dan permulaan hari Tarikh Julian ditetapkan menjadi 1 Januari bukan bulan Maret seperti yang sudah dijelaskan di atas.5 Pada tahun 325 M (370 tahun setelah tarikh Julian) diadakan rapat gereja di Nicea untuk mengoreksi ketetapan tarikh Julian. Satu tahun pada tarikh Julian =365,25 hari padahal sebenarnya peredaran matahari per tahun adalah 365,2422 hari. Hal ini berarti ada selisih 0,0078 hari atau 1/128 hari = 11,23 menit dalam satu tahun. Perbedaan tersebut akan menjadi satu hari dalam 128 tahun. Oleh karena itu, pada saat diadakan rapat gereja itu peradaban sudah mencapai 3 hari, yakni 370:128 x 1 hari=2,8906 hari. Dengan demikian, permulaan musim bunga yang semula ditetapkan tanggal 24 Maret dimajukan 3 hari menjadi tanggal 21 Maret.6 Perubahan dan koreksi terhadap tarikh Julian kemudian juga dilakukan setelah lama berselang oleh Paus Gregorius XXI pada tahun 1582 M, atas saran astronom Klavius setelah muncul keraguan akan saat-saat penentuan wafatnya Isa al-Masih. Maka, pada tanggal 4 Oktober 1582, ia memerintahkan agar harinya tidak lagi tanggal 5 Oktober 1582 akan tetapi loncat 10 hari jadi tanggal 15 Oktober 1582. Hal ini dilakukan 3 Depag. 2002. Almanak Hisab Rukyah. Jakarta: Proyek Pembinaan Peradilan Agama Islam, hal. 40 4 Maskufa. Op.cit. hal. 187 5 Ibid. 6Chudlori, M.Sakur. 1990. Perbandingan Tarikh. Bandung: Iain Sunan Gunung Djati, hal. 2. 5
  • 6. agar tidak ada lagi keraguan bahwa peringatan wafatnya Isa al-Masih dilakukan sesuai dengan keadaan sesungguhnya yaitu jatuh pada bulan purnama segera setelah matahari melintasi titik Aries.7 Sebenarnya ada beberapa argumen yang dapat diajukan mengapa ketentuan loncat 10 hari itu dilakukan. Pertama untuk menyesuaikan dengan kesepakatan di Nicea bahwa pemulaan musim bunga adalah pada tanggal 21 Maret. Maka sesuai dengan apa yang dilihat oleh Klavius pada tanggal 11 Maret 1582 bahwa pada hari itu sebenarnya sudah memasuki permulaan musim bunga. Ini berarti tarikh sudah mengalami keterlambatan selama 10 hari yakni 21-11=10. Kedua, Peredaran matahari semu menurut tarikh Yulian adalah =365,25 hari, sedangkan yang sebenarnya adalah 365,2422 hari. Jadi ada selisih sebanyak 0,0078 hari/tahun= 1/128 hari/tahun = 1 hari dalam 128 tahun. Maka, 1582-352 tahun/ 128 tahun x 1 tahun= 9,9605 hari dibulatkan menjadi 10 hari.8 Selain itu, koreksi juga dilakukan terhadap ketentuan tahun-tahun abadi yang sebelumnya disamakan dengan tahun-tahun biasa yaitu tahun 1700, 1800, dan 1900 dan seterusnya termasuk kabisat bila habis dibagi 400, maka termasuk tahun basithoh. Untuk itu, dalam perhitungan tarikh masehi ini akan dikurangi 13 hari dengan perincian 10 + 3 = 13. Angka 10 didapat dari “lompat 10 hari” yaitu 5 Oktober 1582 loncat ke 15 Oktober 1582 dan angka 3 didapat dari tahun-tahun abadi ( tahun 1700, tahun 1800, dan tahun 1900) yang semula dianggap termasuk tahun kabisat karena habis dibagi 4 oleh Gregorius diubah menjadi tahun basithoh karena tidak habis dibagi 400 bukan 4. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah koreksi Gregorian.9 Ketentuan tarikh Gregorian itu selengkapnya adalah sebagai berikut. Pertama, permulaan tarikh Gregorian dimulai sejak tahun kelahiran Nabi Isa AS yaitu 1 Januari tahun 1 jam 00:00 (saat matahari berada pada kulminasi bawah). Kedua, tahun-tahun yang bukan termasuk tahun abadi baru bisa disebut tahun kabisat bila habis dibagi 4. Apabila tidak maka disebut tahun basithoh dengan ketentuan satu hari kelebihan dalam tahun kabisat dimasukkan dalam bulan Februari. Oleh karena itu jumlah hari dalam bulan Februari terkadang 28 hari bila termasuk tahun basithah dan 29 hari bila termasuk tahun 7Depag. op.cit hal. 41 8 Maskufa. op.cit. hal.188 9 Ibid. 6
  • 7. kabisat. Ketiga, jumlah hari dalam satu tahun untuk tahun kabisat 366 hari dan untuk tahun basithah 365 hari. Keempat, jumlah hari dalam satu bulan dapat berubah-ubah antara 31 dan 30 hari kecuali bulan Februari. Bulan Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober dan Desember jumlah harinya 31 hari, sedangkan untuk bulan April, Juni, September, dan Nopember berjumlah 30 hari. Oleh karena dalam tarikh Masehi ini ditetapkan ada satu tahun kabisat dalam setiap empat tahun (daur), maka jumlah hari dalam satu daurnya adalah 365 hari x 3 ditambah 366 hari= 1461 hari.10 Sistem Perhitungan Penanggalan Masehi a. Ketentuan umum penanggalan Masehi Sebelum melakukan perhitungan Penanggalan masehi, terdapat ketentuan- ketentuan umum yang perlu diperhatikan dan sistem penanggalan Masehi, diantaranya yaitu : 1. 1 tahun Masehi berumur 365 hari ( Basithah, umur Februari 28 hari) atau 366 hari ( Kabisah, umur Ferbruari 29 hari) 2. Tahun Kabisah adalah bilangan tahun yang habis dibagi 4 (misalnya, 1992, 1996, 2000, 2004), kecuali bilangan abad yang tidak habis dibagi 4 (misalnya, 1700,1800, 1900, 2100 dst). Selain itu adalah basithah. 3. 1 siklus = 4 tahun ( 1461 hari) 4. Penyesuaian akibat anggaran Gregorius sebanyak 10 hari sejak 15 Oktober 1582 M, serta penambahan 1 hari pada setiap bilangan abad yang tidak habis dibagi 4 sejak tanggal tersebut, sehingga sejak tahun 1900 sampai 2099 ada penambahan koreksi 13 hari (10+3).11 Contoh: Tanggal 26 September jatuh pada hari apa? Untuk mengetahui hal tersebut ditempuhlah langkah pertama dengan mengurangkan angka tahun berjalan dengan angka 1 kemudian dibagi 4. Langkah kedua, menghitung jumlah hari dari tanggal 1 Januari tahun 1 sampai tanggal dan tahun yang dicari kemudian dikurangi koreksi Gregorian yaitu 13 hari. Dan langkah ketiga adalah jumlah hari yang sudah diketahui itu selanjutnya dibagi 7. Angka 10 Ibid. 11 Khazin, Muhyiddin. 2007. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana Pustaka, hal.105 7
  • 8. sisa dari pembagian itulah yang menentukan nama hari yang dicari, dihitung dari hari Sabtu. Secara lebih jelas, hal tersebut nampak dalam perhitungan berikut ini: 2003 – 1 : 30 = 500 (daur) sisa 2 tahun Jumlah hari = 500 x 1461 + 2 tahun x 365 hari + 269 hari – 13 hari = 730500 + 730 + 269 – 13 =731486 hari 731486 : 7 =104498 sisa 0 Sesuai dengan hasil perhitungan tersebut, maka tanggal 26 September 2003 jauh pada hari Jumat. Ketentuan tarikh Gregorian atau tarikh Masehi gaya baru itu berlaku hingga saat ini, seperti yang biasa kita lihat di kalender-kalender.12 b. Menentukan Tahun Bashitah atau kabisat13. Dalam menentukan suatu tahun apakah merupakan tahun kabisat atau bashitoh, maka langkah yang harus dilalui adalah sebagai berikut : 1. Tentukan Tahun yang akan dicari kemudian dibagi empat. 2. Setelah dibagi 4, jika tahun tersebut habis dibagi 4 maka disebut tahun kabisat, dan tidak habis dibagi 4 maka disebut tahun basithoh. 3. Khusus untuk tahun-tahun abad, maka harus dibagi 400, jika habis dibagi 400 mka disebut kabisat, jika tidak habis dibagi 400 maka disebut tahun bashitoh. c. Menentukan hari dan pasaran14 Untuk menentukan hari dan pasaran tanggal 1 januari suatu tahun dengan cara sebagai berikut : 1. Tentukan tahun yang akan dihitung 2. Hitunglah tahun tam, yaitu tahun yang dihitung dikurangi satu 3. Hitunglah jumlah siklus selama tahun tam tersebut, yaitu interval (tahun tam : 4) 4. Hitunglah tahun kelebihan dari sejumlah siklus tersebut 5. Hitunglah jumlah hari selama siklus yang ada dengan dikalikan jumlah hari dalam 1 siklus (1461 hari) 6. Hitunglah jumlah hari dari tahun kelebihan dengan dikalikan 365 hari 12 Maskufa. op.cit, hal. 189. 13 Ahmad ghozali Muhammad Fathullah. Faidhul Karim Al-Rouf, hal. 14. 14 Moedji Raharto. 2001. Sitem Penanggalan Syamsiyah/Masehi. Bandung: Penertbit ITB, hal. 107-109 8
  • 9. 7. Jumlahkan hari-hari tersebut dan tambahkan 1 hari (tanggal 1 januari) 8. Kurangi dengan koreksi gregorian, yaitu 10 + ... hari 9. Jumlah hari yang didapat kemudian dibagi 7 untuk menentukan hari, kelebihan hasil dari pembagian tersebut merupakan hari yang dicari yang dihitung mulai hari sabtu. (sisa 1 = Sabtu; 2=Ahad, 3=Senin, 4=Selasa; 5=Rabu, 6=Kamis, 0=Jum‟at) 10. Jumlah hari yang didapat kemudian dibagi 5 untuk menentukan pasaran, kelebihan hasil dari pembagian tersebut merupakan hari yang dicari yang dihitung mulai hari sabtu. (sisa 1 = Sabtu; 2=Ahad, 3=Senin, 4=Selasa; 5=Rabu, 6=Kamis, 0=Jum‟at) 11. Setelah hari dan pasaran tanggal 1 januari ditemukan, maka untuk menentukan hari dan pasaran bulan selanjutnya dapat menggunakan tabel berikut. Namun sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu apakah tahun tersebut basithoh atau kabisat. Basithoh Kabisat BULAN Hari Pasaran Hari Pasaran Januari 1 1 1 1 Februari 4 2 4 2 Maret 4 5 5 1 April 7 1 1 2 Mei 2 1 3 2 Juni 5 2 6 3 Juli 7 2 1 3 Agustus 3 3 4 4 September 6 4 7 5 Oktober 1 4 2 5 November 4 5 5 1 Desember 6 5 7 1 Contoh: 9
  • 10. Tanggal 1 Januari 2004 Waktu yang dilalui = 2003 tahun, lebih 1 hari atau 2003 : 4 = 500,75 Siklus, lebih 3 tahun, lebih 1 hari 500 siklus = 500 x 1461 hari = 730500 hari 3 tahun = 3 x 365 hari = 1095 hari 1 hari = _____1___ hari + Jumlah = 731591 hari Koreksi Gregorius = 10 + 3 = 13___ hari – = 731583 hari 731583 : 7 = 104511, lebih 6 = Kamis, (dihitung mulai Sabtu) 731583 : 5 = 143616, lebih 3 = Pahing, (dihitung mulai Kliwon) Jadi, tanggal 1 Januari 2004 jatuh pada Kamis Pahing.15 B. Kalender Hijriah Dalam peredarannya, bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi, revolusi, dan bersama dengan bumi mengitari matahari. Periode rotasinya sama dengan periode revolusinya. Akibatnya, muka bulan yang menghadap bulan selalu sama yakni separuh bagian dan bagian lain tidak pernah menghadap ke bumi. Untuk satu kali bergerak berputar mengelilingi bumi, bulan memerlukan waktu selama 27 1/3 hari yang disebut satu bulan sideris. Sebenarnya, pada saat tersebut bumi telah bergerak mengitari matahari sejauh 270. Jadi, bulan harus menempuh selisih jarak tersebut agar kembali ke posisi semula relative terhadap matahari. Dengan demikian, selang waktu satu kali revolusi bulan adalah 29 ½ hari yang disebut satu bulan sinodis (qomariah). Dari kedudukan bulan yang berbeda-beda menghasilkan bentuk bulan yang berbeda pula yang disebut fase bulan, yaitu: 1. Pada kedudukan 1, yaitu pada saat kedudukan matahari, bulan dan bumi terletak satu garis lurus. Pada kedudukan bulan mulai berevolusi disebut bulan baru atau bulan muda. 2. Pada kedudukan 2, separuh bagian bulan yang menghadap bumi kira-kira hanya seperempatnya yang terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan sabit. 15 Khazin, Muhyiddin. Op.cit, hal.108 10
  • 11. 3. Pada kedudukan 3, separuh bulan yang menghadap bumi kira-kira hanya seperempatnya yang terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat setengah bulatan yang disebut kuartir pertama atau bulan separuh. 4. Pada kedudukan 4, separuh bagian bulan yang menghadap bumi kira-kira tiga per empatnya terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan cembung. 5. Pada kedudukan 5, separuh bagian bulan yang menghadap bumi seluruhnya terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan purnama. PERUBAHAN PENAMPAKAN BENTUK BULAN (FASE BULAN) Kalender Hijriah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari). Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi. Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut. Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam 11
  • 12. Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, yaitu jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion). Dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 - 30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari). Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal. Nama-nama Bulan dalam Tahun Qomariah No Nama Bulan Jumlah Hari 1. Muharam 30 hari 2. Safar 29 hari 3. Rabiulawal 30 hari 4. Rabiulakhir 29 hari 5. Jumadilawal 30 hari 6. Jumadilakhir 29 hari 7. Rajab 30 hari 8. Syakban 29 hari 9. Ramadhan 30 hari 10. Syawal 29 hari 11. Zulkaidah 30 hari 12. Zulhijah 29/30 hari Berikut adalah sejarah (asal-usul) pemberian nama-nama bulan Hijriah: 12
  • 13. 1. Muharam, artinya yang diharamkan yaitu bulan yang padanya diharamkan berperang (menumpahkan darah) yang terus berlaku sampai awal datangnya Islam 2. Safar, artinya kosong/kuning karena pada bulan itu orang-orang masa lampau biasa meninggalkan rumah mereka untuk berperang, berdagang ,berburu, dan sebagainya, sehingga rumah-rumah mereka kosong. 3. Rabiul awal, artinya menetap yang pertama, karena para lelaki arab masa lampau pada bulan itu yang tadinya meninggalkan rumah mereka kembali pulang dan menetap. 4. Rabiul akhir, artinya menetap yang terakhir, yaitu menetap dirumah terakhir kalinya. 5. Jumadil awal, artinya kering/beku/padat yang pertama, pada waktu itu air menjadi beku / padat. 6. Jumadil akhir, artinya kering/beku/padat yang terakhir, karena mereka mengami kekeringan yang terakhir kalinya. 7. Rajab, artinya mulia, karena bangsa Arab tempo dulu memuliakannya terutama tanggal 10 (untuk berkurban anak unta), tanggal 1 (untuk membuka pintu ka‟bah terus-menerus). 8. Syaban, artinya berpencar, karena orang-orang Arab dahulu berpencar kemana saja mencari air dan penghidupan. 9. Ramadhan, artinya panas terik/terbakar, karena pada bulan ini jazirah Arab sangat panas sehingga terik matahari dapat membakar kulit artinya pembakaran bagi dosa-dosa sebagaimana disabdakan Rasulullah Shallahu 'alayhi wa salllam. 10. Syawal, artinya naik, karena pada bulan itu bila orang Arab hendak menaiki unta dengan memukul ekornya maka ekornya itu naik, syawal dapat pula berarti bulan peningkatan, amal bagi amal tambahan. 11. Dzulqaidah, artinya si empunya duduk, karena kaum lelaki Arab dulu pada bulan ini hanya duduk saja di rumah tidak bepergian kemanapun. 12. Dzulhijjah, artinya si empunya haji, karena pada bulan ini sejak zaman Nabi Ibrahim as. Orang-orang biasa melakukan ibadah Haji atau ziarah ke Baitullah, Makkah. Menurut sistem lunar, hari-hari keagamaan atau hari-hari islam biasa dihitung sejak terbenamnya matahari (waktu maghrib) sebelum hari itu. Jadi, mendahului hari-hari 13
  • 14. Masehi yang baru berganti mulai pukul 00.00 tengah malam. Yang menjadi persoalannya sekarang adalah umat Islam belum begitu familiar dengan kalendernya sendiri, tetapi lebih familiar dengan kalender masehi. Akibatnya, sering terjadi kebingungan manakala ada perbedaan dalam mengawali ataupun mengakhiri puasa misalnya. Padahal kalender hijriah yang tertulis dalam kalender yang ada di tiap rumah keluarga muslim itu didasarkan pada perhitungan rata-rata (Hisab urfi) yang tidak bisa dijadikan acuan dalam melakukan ibadah.16 Hisab Urfi, yaitu salah satu sistem hisab yang sangat sederhana yang senantiasa hanya didasarkan kepada garis-garis besarnya saja. Dalam sistem Hisab „Urfi ini umur bulan senantiasa bergantian antara 30 hari dan 29 hari, 30 hari untuk bulan ganjil dan 29 hari untuk bulan genap, kecuali untuk bulan Dzulhijjah ketika tahun kabisat diberi umur 30 hari. Satuan masa (daurus-sanah) tahun Hijriah (qomariyah) dalam hisab „urfi ditetapkan 30 tahun, 11 tahun ditetapkan sebagai tahun Kabisat, dan 19 tahun ditetapkan sebagai tahun Basitah. Tahun Kabisat ditetapkan jatuh pada tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, dan 29, selainnya ditetapkan sebagai tahun Basitah. Sejarah Penanggalan Islam Sebelum datangnya Islam, di tanah Arab dikenal sistem kalender berbasis campuran antara Bulan (Qomariyah) maupun Matahari (Syamsiyah). Peredaran bulan digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim dilakukan penambahan jumlah hari (interkalasi). Pada waktu itu, belum dikenal penomoran tahun. Sebuah tahun dikenal dengan nama peristiwa yang cukup penting di tahun tersebut. Misalnya, tahun dimana Muhammad lahir, dikenal dengan sebutan "Tahun Gajah", karena pada waktu itu, terjadi penyerbuan Ka'bah di Mekkah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman (salah satu provinsi Kerajaan Aksum, kini termasuk wilayah Ethiopia). Sistem penanggalan Islam (1 Muharram 1 Hijriah) dihitung sejak peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah, atas perintah Tuhan. Oleh karena itulah kalender Islam disebut juga sebagai kalender Hijriah. Di barat kalender Islam biasa dituliskan dengan A.H, dari latinnya Anno Hegirae. Peristiwa hijrah ini bertepatan dengan 15 Juli 622 Masehi. Jadi penanggalan Islam atau Hijriah (1 Muharram 1 Hijriah) dihitung sejak terbenamnya Matahari pada hari Kamis, 15 Juli 622 M. 16 Maskufa. Op.cit, hal. 186 14
  • 15. Walaupun demikian, penanggalan dengan tahun hijriah ini tidak langsung diberlakukan tepat pada saat peristiwa hijrahnya nabi saat itu. Kalender Islam baru diperkenalkan 17 tahun (dalam perhitungan tahun masehi) setelah peristiwa hijrah tersebut oleh sahabat terdekat Nabi Muhammad sekaligus khalifah kedua, Umar bin Khatab. Beliau melakukannya sebagai upaya merasionalisasikan berbagai sistem penanggalan yang digunakan pada masa pemerintahannya. Kadang sistem penanggalan yang satu tidak sesuai dengan sistem penanggalan yang lain sehingga sering menimbulkan persoalan dalam kehidupan umat. Kalender dengan 12 bulan sebetulnya telah lama digunakan oleh Bangsa Arab jauh sebelum diresmikan oleh khalifah Umar, tetapi memang belum ada pembakuan perhitungan tahun pada masa-masa tersebut. Peristiwa-peristiwa penting biasanya hanya dicatat dalam tanggal dan bulan. Kalaupun tahunnya disebut, biasanya sebutan tahun itu dikaitkan dengan peristiwa penting yang terjadi pada masa itu. Misalnya tahun gajah, dan lain sebagainya. Setelah banyak persoalan muncul akibat tidak adanya sistem penanggalan yang baku, dan atas prakarsa Khalifah Umar, diadakanlah musyawarah dengan tokoh-tokoh sahabat lainnya mengenai persoalan penanggalan ini. Dari sini disepakati bahwa tahun hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah adalah tahun pertama dalam kalender Islam. Sedangkan nama-nama keduabelas bulan tetap seperti yang telah digunakan sebelumnya, diawali dengan bulan Muharram dan diakhiri dengan bulan Dzulhijjah. Penanggalan hijriah ini berdasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. penanggalan ini didasarkan pada perhitungan (hisab). Satu kali edar lamanya 29 hari 12 jam 44 menit 2,5 detik.17 Untuk menghindari pecahan hari maka ditentukan bahwa umur bulan ada yang 30 hari dan adapula yang 29 hari, yaitu untuk bulan-bulan ganjil berumur 30 hari, sedang bulan-bulan genap berumur 29 hari, kecuali pada ke-12 (Dzulhijjah) pada Kabisat berumur 30 hari.18 Kaidah umum penanggalan tahun Hijriah, yaitu: 1. 1 tahun hijriah = 354 hari (Basithah), Dzulhijjah = 29 hari = 355 hari (kabisat) 17 Muhyiddin Khazin. Op.cit, hal.112. 18 Ibid, hal.113-116. 15
  • 16. Dzulhijjah = 30 hari 2. Tahun-tahun kabisat jatuh pada urutan ahun ke-2,5,7,10,13,15,18,21,24,26 dan 29 (tiap 30 tahun) 3. 1 daur = 30 tahun = 10631 hari Menghitung Hari dan Pasaran Menghitung hari dan pasaran pada tanggal 1 muharram suatu tahun dengan cara: 1. Tentukan tahun yang akan dihitung 2. Hitung tahun tam, yakni tahun yang bersangkutan dikurangi satu 3. Hitunglah berapa daur selama tahun tam tersebut 4. Hitung berapa tahun kelebihan dari sejumlah daur tersebut 5. Hitung berapa hari selama daur yang yang ada, yakni daur kali 10631 hari 6. Hitung berapa hari selama tahun kelebihan (lihat daftar jumlah hari tahun hijriah) 7. Jumlahkan hari-hari tersebut dan tambahkan 1 (1 muharram) 8. Jumlah hari kemudian dibagi menjadi 7 ; 1= Jum‟at 3= Ahad 5= Selasa 7= Kamis 2= Sabtu 4= Senin 6= Rabu 0= Kamis 9. Jumlah hari kemudian dibagi 5 ; 1= Legi 3= Pon 5= Kliwon 2= Pahing 4= Wage 0= Kliwon Jumlah Hari Tahun Hijriah 16
  • 17. Th Hari Th Hari Th Hari Th Hari Th Hari Th Hari 1 354 11 3898 21 7442 6 2126 16 5670 26 9214 2 709 12 4252 22 7796 7 2481 17 6024 27 9568 3 1063 13 4607 23 8150 8 2835 18 6379 28 9922 4 1417 14 4961 24 8505 9 3189 19 6733 29 10277 5 1772 15 5316 25 8859 10 3544 20 7087 30 10631 Contoh: Tanggal; 1 Muharram 1425 H. Waktu yang dilalui 1424 tahun, lebih 1 hari atau (1424 : 30) 47 daur. Lebih 14 tahun, lebih 1 hari 47 daur = 47 x 10.631 hari = 499.657 hari 14 tahun= (14 x 354) + 5 hari = 4.961 hari 1 hari = 1 hari + Jumlah = 504.619 hari 504.619 : 7 = 72.088, lebih 3 = Ahad (mulai jum‟at) 504.619 : 5 = 100.923, lebih 4 = Wage (mulai legi) Jadi tanggal 1 muharram 1425 H jatuh pada hari Ahad Wage Membuat kalender Setelah mendapatkan hasil hari dan pasaran pada tanggal 1 Muharram dengan cara di atas, maka untuk mengetahui hari dan pasaran pada tanggal tiap-tiap bulan berikutnya, dapat digunakan pedoman di bawah ini; Pedoman Hari (Hr) dan Pasaran (Ps) Bulan Hari Pasaran Umur Bulan Hari Pasaran Umur Muharam 1 1 30 Rajab 3 3 30 Shafar 3 1 29 Sya‟ban 5 3 29 Rabiul‟awal 4 5 30 Ramadhan 6 2 30 17
  • 18. Rabiul‟akhir 6 5 29 Syawal 1 2 29 Jumadil Ula 7 4 30 Dzulqa‟dah 2 1 30 Jumadil 2 4 29 Dzulhijah 4 1 29/30 Akhir Keterangan : Hari dan pasaran apa saja pada tanggal 1 muharram tahun berapa saja nilainya adalah 1, sehingga untuk bulan-bulan berikutnya, hari dan pasaranya tinggal mengurutkan hari kebeberapa dari tanggal 1 muharram itu sesuai dengan angka yang ada pada jadwal (Hr dan Pr) di atas. Menghitung Hari Untuk mengetahui hari dan pasaran suatu tanggal tertentu maka hari dan pasaran tanggal 1 bulan itu bernilai satu, sehingga tinggal menambahkan sampai tanggal yang dikehendaki. Misalnya tanggal 17 Ramadhan 1425 Hijriah, karena tanggal 1 Ramadhan 1425 Hijriah jatuh pada hari jum‟at kliwon, maka tanggal 17 Ramadhan 1425 hijriah jatuh pada hari Ahad Legi, yakni 17 hari dihitung dari jum‟at sehingga jatuh hari Ahad, dan 17 hari dihitung dari kliwon sehingga jatuh pasaran Legi.19 BAB III 19 Ibid, hal.112 18
  • 19. PENUTUP A. Simpulan Penanggalan Masehi/miladiyah yang awalnya berdasarkan pada bulan dan matahari dan juga konstelasi bintang, namun setelah terjadi ketidaksinkronan antara ketiganya maka Julius Caesar menggantinya hanya berdasarkan matahari. Penanggalan Masehi/Miladiyah pada mulanya hanya terdapat 10 bulan, yang mana hari-hari pada musim dingin tidak dimasukkan pada penanggalan. Kemudian Numa Pompilus mengadakan sedikit reformasi dengan menambahkan bulan januari dan februari. 1 tahun masehi berumur 365 hari (basithoh) atau 366 hari (kabisat), tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 4 dengan jumlah hari pada bulan Februari sebanyak 29 hari. 1 siklus tahun masehi adalah 4 tahun. Dalam penanggalan masehi terdapat koreksi gregorius sebanyak 10 hari sejak tanggal 15 Oktober, serta penambahan 1 hari pada setiap bilangan abad yang tidak habis dibagi 4 sejak tanggal tersebut. Kalender Hijriah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari). Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi. Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut. Penanggalan kalender hijriah berdasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. penanggalan ini didasarkan pada perhitungan (hisab). Satu kali edar lamanya 29 hari 12 jam 44 menit 2,5 detik. Untuk menghindari pecahan hari maka ditentukan bahwa umur bulan ada yang 30 hari dan adapula yang 29 hari, yaitu untuk bulan-bulan ganjil berumur 30 hari, sedang bulan-bulan genap berumur 29 hari, kecuali pada ke-12 (Dzulhijjah) pada Kabisat berumur 30 hari. B. Saran 19
  • 20. Teruslah menjadi pengkaji ilmu-ilmu, termasuk ilmu Kebumian dan Antariksa, karena sesungguhnya ilmu Kebumian dan Antariksa mutlak diperlukan dan dikaji agar terciptanya generasi-generasi bangsa yang peka terhadap alam semesta, lingkungan sekitar, baik kerusakan lingkungan itu sendiri atau pun cara untuk memamfaatkan lingkungan tanpa mengeksploitasi alam secara berlebihan. Juga sebagai bahan tafakur terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakan alam semesta ini dengan segala keteraturannya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar ayat 5.                             “Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. Lembaran-lembaran karya yang banyak kekurangan ini hanya sedikit dari sekian banyak ilmu tentang ilmu Kebumian dan Antariksa khususnya system kalender Masehi dan Hijriah. Semoga bermamfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca. 20
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Khazin, Muhyiddin. 2007. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana Pustaka. Maskufa. 2005. Ilmu Falaq. Jakarta: Gaung Persada. Chudlori, M.Sakur. 1990. Perbandingan Tarikh. Bandung: Iain Sunan Gunung Djati. Depag. 2002. Almanak Hisab Rukyah. Jakarta: Proyek Pembinaan Peradilan Agama Islam. Shofiyullah. 2006. Mengenal Kalender Lunisolar di Indonesia. Malang: P.P. Miftahul Huda. Moedji Raharto. 2001. Sitem Penanggalan Syamsiyah/Masehi. Bandung: Penertbit ITB. Ahmad ghozali Muhammad Fathullah. Faidhul Karim Al-Rouf. Sismono. 2002. Hari-hari Besar Keagamaan: Nilai-nilai Historis, Filosofis dan Sosio- kultural. Bandung: Yayasan Tunas Utama. Al-Quran dan Terjemah. 2009. Departemen Agama RI. http://ridhwanibnuluqman.wordpress.com/2010/02/03/menelusuri-asal-mula-sistem- penanggalan-masehi-dan-hijriyah.html http://Kajian-agama.blogspot.com/2008/11/sejarah-panjang -tarikh-gerej-masehi.html http://koran.republika.co.id/berita/58474/ Percampuran Islam Jawa dalam Penanggalan Hijriah. http://ipi2010.blogspot.com/2011/01/sistem-penanggalan-di-dunia.html 21