Karsinoma nasofaring adalah keganasan pada nasofaring yang disebabkan oleh virus Epstein Barr melalui makanan yang diawetkan. Ini menyebabkan obstruksi pada saluran tuba eusthacius dan hidung serta gangguan pendengaran dan penghiduan. Gejalanya meliputi epistaksis, sumbatan hidung, kataralis, dan limfadenopati servikal. Penanganannya meliputi radioterapi, kemoterapi, dan operasi. Komplikasinya dapat berupa metastase ke paru-par
2. A. KONSEP PENYAKIT
1.
Pengertian
Karsinoma nasofaring adalah
keganasan pada nasofaring yang berasal
dari epitel mukosa nasofaring atau
kelenjar yang terdapat di nasofaring.
3. 2.
Etiologi
Kaitan Virus Epstein Barr dengan ikan
asin dikatakan sebagai penyebab utama
timbulnya penyakit ini. Virus ini dapat masuk
dalam tubuh dan tetap tinggal disana tanpa
menyebabkan suatu kelainan dalam jangka
waktu yang lama.
Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan
suatu mediator kebiasaan untuk
mengkonsumsi ikan asin secara terus menerus
mulai dari masa kanak-kanak, merupakan
mediator utama yang dapat mengaktifkan virus
ini sehingga menimbulkan Ca Nasofaring.
4. 3.Klasifikasi
WHO 1978
1. Tipe. 1 : Karsinoma sel skuamosa
dengan berkeratinisasi
2. Tipe 2 : Karsinoma sel skuamosa
tanpa keratinisasi
3. Tipe 3 : Karsinoma tanpa
diferensiasi
5. 4. Patofisologi dan Penyimpangan KDM
Pada kanker nasofaring ini disebabkan oleh
virus Epstein-Barr melalui mediator ikan
asin, makanan yang diawetkan (mengandung
nitrosamine), kontak dengan zat karsinogen (asap
industri, gas kimia) dan juga dapat dikarenakan
radang kronis daerah nasofaring. Setelah itu, virus
masuk berkembang biak kemudian menyerang
bagian telinga dan hidung khususnya. Dengan
hidupnya virus Epstein-Barr didaerah nasofaring
(dekat telinga dan hidung), membuat sel-sel kanker
berkembang sehingga membuat terjadinya sumbatan
atau obstruksi pada saluran tuba eusthacius dan
hidung. Sumbatan yang terjadi dapat menyebabkan
baik gangguan pendengaran maupun gangguan
penghidu, sehingga merupakan gangguan persepsi
sensori.
6. Penyimpangan KDM
Karsinoma nasoparing
Virus Epstein Barr
Makanan yang diawetkan
Kontak dengan zat karsinogen
Radang kronis pada daerah nasofaring
Masuk kebagian telinga dan hidung
Obstruktif pada saluran tuba eusthacius dan hidung
Gangguan pendengaran dan gangguan penghidu
Gangguan persepsi sensori
7. 5. DAMPAK TERHADAP TUBUH
1. SISTEM PERNAFASAN
-EPISTAKSIS : RAPUHNYA MUKOSA HIDUNG
SEHINGGA MUDAH TERJADI PERDARAHAN
-SUMBATAN HIDUNG MENETAP KARENA
PERTUMBUHAN TUMOR KEDALAM RONGGA
NASOFARING DAN MENUTUPI KOANA.
2. SISTEM SARAF
-KERUSAKAN SARAF SEHINGGA TERJADI
DIPLOPIA,JULING,EKSOFTALMUS DAN GANGGUAN
MOTORIK DAN SENSORIK.
3. SISTEM PENCERNAAN
-PENURUNAN NAFSU MAKAN
-PENURUNAN BERAT BADAN ( GANGGUAN
PEMENUHAN NUTRISI )
8. 6. Tanda dan Gejala
a. Gejala Hidung :
Epistaksis : rapuhnya mukosa hidung sehingga
mudah terjadi perdarahan.
Sumbatan hidung. Sumbatan menetap karena
pertumbuhan tumor kedalam rongga nasofaring dan
menutupi koana, gejalanya : pilek kronis, ingus
kental, gangguan penciuman.
b. Gejala telinga
Kataralis/ oklusi tuba Eustachii : tumor mula-mula dofosa
Rosen Muler, pertumbuhan tumor dapat menyebabkan
penyumbatan muara tuba ( berdengung, rasa penuh, kadang
gangguan pendengaran)
Otitis Media Serosa sampai perforasi dan gangguan
pendengar
9. c. Gejala lanjut
Limfadenopati servikal : melalui pembuluh
limfe, sel-sel kanker dapat mencapai kelenjar limfe
dan bertahan disana. Dalam kelenjar ini sel tumbuh
dan berkembang biak hingga kelenjar membesar
dan tampak benjolan dileher bagian samping, lama
kelamaan karena tidak dirasakan kelenjar akan
berkembang dan melekat pada otot sehingga sulit
digerakkan.
10. 7.Manajemen Medik
a. Radioterapi
b. Kemoterapi
c. Operasi pembedahan
8. Komplikasi
Sel-sel kanker dapat ikut mengalir bersama
getah bening atau darah,mengenai organ tubuh
yang letaknya jauh dari nasofaring.Yang sering
adalah tulang,hati dan paru hal ini merupakan hasil
akhir dan prognosis yang buruk.Dalam penelitian
lain ditemukan bahwa karsinoma nasofaring dapt
mengadakan metastase jauh ke paru-paru dan
tulang masing-masing 20%,sedangkan kehatu
10%,otak 4%,ginjal 0,4% dan tiroid
0,4%.Komplikasi lain yang biasa dialami adalah
terjadinya pembesaran kelenjar getah bening pada
leher dan kelumpuhan saraf cranial.