SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
1 
TUGAS ANTROPOLOGI HUKUM 
MAKALAH 
KENAKALAN REMAJA 
OLEH 
NAMA : LAODE JULHIJAANI 
NO STAMBUK : 21209325 
KELAS : RAHA 
UNIVERSITAS MUHAMADIYYAH KENDARI
2014 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia dan 
hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat 
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW 
beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman. Adapun judul 
karya tulis ini yakni “Kenakalan Remaja”. 
Penulis menyadari bahwa tugas karya tulis ini masih banyak memiliki 
kekurangan.Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis 
harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang. 
Harapan penulis semoga penulis tugas karya tulis ini dapat diambil manfaatnya 
2 
oleh pembaca.
BAB I 
PENDAHULUAN 
3 
1.1 Latar Belakang Permasalahan 
Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi 
dibanggakan. Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita 
dengar berita ditelevisi maupun radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja 
diantaranya tawuran, pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar, pemakaian narkoba, 
dan lain-lain. 
Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang 
seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan 
untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot. 
Sungguh sangat di sayangkan para remaja saat ini dengan mudah melakukan 
perubahan social dan budaya dengan mengadopsi budaya luar tanpa adanya filter. 
Meningkatnya kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu dampak dari media 
informasi yaitu program siaran televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif 
bagi remaja ketimbang nilai amoralnya. Hal ini disebabkan karena industri perfilman 
kurang memberikan pesan-pesan moral terhadap siaran yang ditampilkan. Dapat 
diperhatikan dalam berbagai program televisi seperti pada sinetron-sinetron maupun 
reality show yang banyak menayangkan tentang pergaulan bebas remaja bersifat 
pornografis, kekerasan, hedonisme dan sebagainya untuk selalu ditampilkan dilayar 
kaca. Oleh karena program tersebut banyak diminati publik, khususnya remaja. 
Sehingga dapat memberikan suatu peluang bisnis bagi pihak stasiun TV yaitu misalnya 
berupa banyaknya iklan yang masuk.Berbagai acara yang menayangkan tentang 
pergaulan bebas remaja di kota besar yang sarat akan dunia gemerlap (dugem). 
Seperti tayangan remaja dalam mengonsumsi obat-obatan terlarang, cara berpakaian 
yang terlalu minim alias kurang bahan / sexy, goyang-goyangan yang sensual para 
penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga menimbulkan seks bebas, ucapan-
ucapan kasar dengan memaki-maki atau menghina dan sebagainya. Inilah yang 
seringkali menjadi contoh tidak baik yang sering mempengaruhi remaja-remaja yang 
berada di kota maupun di daerah untuk mengikuti perilaku tersebut. 
4 
1.2 Tujuan Penulisan 
1. Memahami pengertian kenakalan remaja 
2. Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat 
memperlihatkan hal-hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk 
memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan 
remaja. 
1.3 Sumber Data 
Tinjauan pustaka tentang kenakalan remaja melalui web internet 
1.4 Rumusan Masalah 
Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil rumusan masalah 
sebagai berikut : 
“terjadinya pergeseran kepribadian dan kebudayaan di kalangan remaja” 
“Apa saja permasalahan pada dunia pergaulan remaja pada masa sekarang ini dan 
bagaimana cara mensiasatinya ?”
BAB II 
PEMBAHASAN 
5 
2.1. Konsep Kenakalan Remaja 
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja 
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini 
Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat 
sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada 
ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu 
kelainan dan disebut “kenakalan”. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, 
dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang 
bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang 
berlaku dalam masyarakat. 
Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja 
digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : 
(1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang 
sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan 
yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang 
dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan 
orang dewasa. Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja 
kedalam tiga tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, 
membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus pada 
pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang 
orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan 
seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan 
remaja dalam penelitian. 
Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah 
dijelaskan dalam pemikiran Emile Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985 : 73). 
Bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap 
sebagai fakta sosial yang normal dalam bukunya “ Rules of Sociological Method”
dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin 
menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal sejauh 
perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut 
terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak 
disengaja. Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/jahat 
yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat. 
6 
Keberfungsian sosial 
Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu 
akan kolektivitas seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat melaksanakan 
tugas-tugas kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Juga dapat diartikan 
sebagai kegiatan-kegiatan yang dianggap penting dan pokok bagi penampilan 
beberapa peranan sosial tertentu yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai 
konsekuensi dari keanggotaannya dalam masyarakat. Penampilan dianggap efektif 
diantarannya jika suatu keluarga mampu melaksanakan tugas-tugasnya, menurut 
(Achlis, 1992) keberfungsian sosial adalah kemampuan seseorang dalam 
melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam situasi social tertentu 
berupa adanya rintangan dan hambatan dalam mewujudkan nilai dirinnya mencapai 
kebutuhan hidupnya. 
Keberfungsian sosial kelurga mengandung pengertian pertukaran dan 
kesinambungan, serta adaptasi resprokal antara keluarga dengan anggotannya, 
dengan lingkungannya, dan dengan tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social 
secara positif dan adaptif bagi sebuah keluarga salah satunnya jika berhasil dalam 
melaksanakan tugas-tugas kehidupan, peranan dan fungsinya terutama dalam 
sosialisasi terhadap anggota keluarganya. 
2.2. Landasan Teori 
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.Cultural 
determinism: Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh 
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri (Melville J. Herskovits dan 
Bronislaw Malinowski )
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, 
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal 
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan 
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. 
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, 
nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan 
lain-lain, juga segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu 
masyarakat. 
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang 
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, 
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang 
sebagai anggota masyarakat. 
Sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut : 
 Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia 
 Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu 
dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan 
 Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya 
 Kebudayaan mencangkup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, 
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan 
tindakan-tindakan yang diizinkan 
7 
Kepribadian dan Kebudayaan 
Pengertian masyarakat menunjuk pada sejumlah manusia, sedangkan 
pengertian kebudayaan menunjuk pada pola-pola perilaku yang khas dari masyarakat 
tersebut. Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan atau 
abstraksi perilaku manusia. Kepribadian menunjukan perilaku manusia. Perilaku 
manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar 
belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu. Kekuatan kepribadian bukanlah 
terletak pada jawaban atau tanggapan manusia terhadap suatu keadaan, akan tetapi 
justru pada kesiapannya di dalam memberikan jawab dan tanggapan.
Menurut Theodore M. Newcomb, yaitu bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap 
(predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap 
8 
perilaku. 
2.3. Masa Remaja 
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan 
dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, 
minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh 
karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah 
psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan social. Memang 
banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali 
perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai 
pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang 
dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai 
dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu 
dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut 
 Dimensi Biologis 
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan 
menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, 
secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan 
seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa 
pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon 
(gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan 
pertumbuhan, yaitu: 
1. Follicle-Stimulating Hormone (FSH); 
2. Luteinizing Hormone (LH). 
Pada anak perempuan, kedua hormone tersebut merangsang pertumbuhan 
estrogen dan progesterone dua jenis hormone kewanitaan. Pada anak lelaki, 
Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) 
merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon 
tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan 
mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif.
Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak 
lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang 
berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan 
berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia 
remaja. 
9 
 Dimensi Kognitif 
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli 
perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap 
pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya 
para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah 
yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang 
sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak 
alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas 
berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir 
multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, 
tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan 
pemikiran mereka sendiri. 
 Dimensi Moral 
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanyamengenai 
berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi 
pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja 
mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalahmasalah populer yang 
berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, 
keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, 
sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. 
Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan 
lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan 
pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan 
dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya 
“kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya 
 Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood 
(suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh 
Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata 
memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih 
luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. 
Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan 
beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan ehari -hari di rumah. Meski 
mood remaja yang mudah berubah-ubah dengancepat, hal tersebut belum tentu 
merupakan gejala atau masalah psikologis. Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan 
remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia 
nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia 
tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. 
Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi 
tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan 
tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan. 
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali 
mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif 
sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa 
memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi 
kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi 
orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. 
Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah 
dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan – kemungkinan perilaku yang bisa terjadi 
pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan berdampak 
negative pada remaja. Perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya 
seperti penggunaan alcohol, tembakau dan zat lainnya; aktivitas social yang berganti – 
ganti pasangan dan perilaku menentang bahaya seperti balapan, selancar udara, dan 
layang gantung (Kaplan dan Sadock, 1997). Alasan perilaku yang mengundang resiko 
adalah bermacam – macam dan berhubungan dengan dinamika fobia balik 
(conterphobic dynamic), rasa takut dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan 
identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan teman sebaya. 
10
BAB III 
KENAKALAN REMAJA 
11 
A. Pengertian Kenakalan Remaja 
Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang 
melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia 
remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa. 
Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah : 
1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak 
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti 
mencuri, menganiaya dan sebagainya. 
2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk 
menimbulkan keonaran dalam masyarakat. 
3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial. 
B. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja 
Perilaku nakal remaja biasa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri 
(internal) maupun dari luar (eksternal) 
1. Faktor Intern 
Faktor intern adalah faktor yang datangnya dari dalam tubuh remaja sendiri. 
Faktor intern ini jika mendapatkan contoh-contoh yang kurang mendidik dari tayangan 
televisi akan menimbulkan niat remaja untuk meniru adegan-adegan yang disaksikan 
pada isi program televisi tersebut. Khususnya menyangkut masalah pergaulan remaja di 
zaman sekarang yang makin berani mengedepankan nilai-nilai budaya luar yang tidak 
sesuai dengan adat budaya bangsa. Akhirnya keinginan meniru tersebut dilakukan 
hanya sekedar rasa iseng untuk mencari sensasi dalam lingkungan pergaulan dimana 
mereka bergaul tanpa batas dan norma agar dipandang oleh teman-temannya dan 
masyarakat sebagai remaja yang gaul dan tidak ketinggalan zaman. Timbulnya minat 
atau kesenangan remaja yang memang gemar menonton acara televisi tersebut
dikarenakan kondisi remaja yang masih dalam tahap pubertas. Sehingga rasa ingin tahu 
untuk mencontoh berbagai tayangan tersebutyang dinilai kurang memberikan nilai 
moral bagi perkembangan remaja membuat mereka tertarik. Dan keinginan untuk 
mencari sensasipun timbul dengan meniru tayangan-tayangan tesebut, akibat dari 
kurangnya pengontrolan diri yang dikarenakan emosi jiwa remaja yang masih labil. 
2. Faktor Ekstern 
adalah faktor yang datangnya dari luar tubuh remaja. Faktor ini dapat disebut 
sebagai faktor lingkungan yang memberikan contoh atau teladan negatif serta didukung 
pula oleh lingkungan yang memberikan kesempatan. Hal ini disebabkan karena 
pengaruh trend media televisi saat ini yang banyak menampilkan edegan-adegan yang 
bersifat pornografi, kekerasan, hedonisme dan hal-hal yang menyimpang dari nilai 
moral dan etika bangsa saat ini. sepertinya media televisi telah memaksa remaja untuk 
larut dalam cerita-cerita yang mereka tampilkan seolah-olah memang begitulah 
pergaulan remaja seharusnya saat ini. Yang telah banyak teradopsi oleh nilai -nilai 
budaya luar yang kurang dapat mereka seleksi mana yang layak dan yang tidak layak 
untuk ditiru. 
3. Kurangnya perhatian dari orang tua dan lingkungan yang memang menyediakan 
pergaulan buruk. Maka memberikan dampak buruk pula bagi remaja untuk mudah larut 
dalam hal-hal negatif. Baik dari tayangan televisi maupun dari pergaulan teman-temannya. 
Kurangnya perhatian orang tua banyak para remaja mencari perhatian 
didunia luar. Mereka cenderung melakukan atau mencari kesenangan di lingkungan 
pergaulannya. Ikut-ikutan dan tak lagi dapat membedakan yang mana baik dan buruk. 
Rasa takut hilang karena menganggap banyak temannya yang melakukan hal keliru 
tersebut. Hingga akhirnya ketergantungan dan mereka terus melakukannya berulang 
kali seperti halnya biasa dan membentuk sebuah budaya yang tak bisa lepas dari hidup 
mereka. Seperti mengkonsumsi minuman keras, narkoba dan kegiatan lain yang dinilai 
dapat memberikan kesenangan sesaat. Dan dampak dari kegiatan tersebut akan 
menciptakan orang-orang yang hedonis. 
12
BAB IV 
MASALAH-MASALAH REMAJA 
Remaja adalah masa ketika identitas dikembangkan lebih besar (Erikson, 
1963). Suatu kelompok anak berumur 11 tahun adalah betul-betul homogen. 
Bagaimanapun juga, 6 tahun kemudian ada beberapa yang menjadi anak nakal, yang 
lain menjadi siswa teladan, beberapa menjadi ahli matematika, ada yang pemain 
drama, dan yang lain lagi ahli mesin. Pengalaman di rumah dan di sekolah sebelum 
remaja, berperan penting dalam menentukan remaja sebagai individu. Demikian juga 
pengalaman di SMP dan SMA berperan penting dalam membantu siswa-siswa melalui 
masa-masa sulit untuk sebagian besar mereka. 
Hampir sebagian besar anak remaja mengalami suatu konflik emosi (Blos, 
1989). Untuk sebagian besar remaja, kekacauan emosi dapat ditangani dengan sukses, 
tetapi untuk beberapa remaja lari pada obat bius atau bunuh diri. 
Kenakalan Remaja 
Satu dari masalah yang paling serius dari remaja adalah remaja nakal atau 
delinquent, dan kebanyakan laki-laki. Remaja nakal biasanya berprestasi rendah. 
Biasanya mereka didukung oleh kelompoknya. Sebab-sebab terjadinya anak nakal atau 
juvenile delinquency pada umumnya adalah sebab yang kompleks, yang berarti suatu 
sebab dapat menimbulkan sebab yang lain. Para peneliti melihat banyak kemungkinan 
penyebab kenakalan remaja. Sedangkan para ahli sosiologi berpendapat bahwa 
kenakalan remaja adalah suatu penyesuaian diri, yaitu respons yang dipelajari terhadap 
situasi lingkungan yang tidak cocok atau lingkungan yang memusuhinya. Hasil 
penelitian Robbin (1986) berpendapat, kenakalan remaja akibat adanya masalah 
neurobiological, sehingga menimbulkan genetik yang tidak normal. Ahli lain 
berpendapat kenakalan remaja merupakan produk dari konstitusi defektif mental dan 
emosi-emosi mental. Mental dan emosi anak remaja belum matang, masih labil, dan 
rusak akibat proses condition sering lingkungan yang buruk. 
Gangguan Emosi 
Gangguan emosi yang serius sering timbul pada anak-anak remaja. Mereka 
mengalami depresi, kecemasan yang berlebihan tentang kesehatan sampai pikiran 
13
bunuh din i atau mencoba bunuh diri (Mosterson, 1987). Banyak anak remaja yang 
terlibat dalam kenakalan remaja, bertingkah laku aneh, minum minuman keras, 
kecanduan obat bius, alkohol, sehingga memerlukan bantuan yang serius. Pendidik-pendidik 
di sekolah menengah dan sekolah menengah atas harus sensitif terhadap 
fakta bahwa anak-anak remaja yang sedang mengalami masa-masa sulit dan 
gangguan emosional merupakan hal yang umum. Oleh karena itu, guru hendaknya 
mencoba mengetahui bahwa anak-anak remaja bisa mengalami depresi, putus 
harapan, tingkah laku yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan semua ini 
membutuhkan bantuan. Di sini peranan konselor dan psikolog amat penting. 
14 
A. Penyalahgunaan Obat Bius dan Alkohol 
Penyalahgunaan obat bius dan alkohol bertambah secara dramatis akhir-akhir 
tahun ini. Beberapa dari siswa-siswa SMA, terutama di kota-kota besar, menggunakan 
mariyuana dan minum-minuman keras (bahkan sudah merambat ke desa-desa). Obat 
bius yang juga disebut sebagai drugs. Drugs terdiri dari hard drugs dan soft drugs. Obat 
keras (hard drugs) bisa mempengaruhi saraf dan jiwa si penderita secara cepat. 
Waktu ketagihannya berlangsung relatif pendek. Jika si penderita tidak segera 
mendapat jatah obat tersebut, dia bisa meninggal. Sedangkan soft drugs bisa 
mempengaruhi saraf dan jiwa penderita, tetapi tidak terlalu keras. Waktu ketagihannya 
agak panjang dan tidak mematikan. Gejala siswa yang menggunakan narkoba antara 
lain: badan tidak terurus dan semakin lemah, tidak suka makan, matanya sayu dan 
merah, pembohong, malas, daya tangkap otaknya melemah, mudah tersinggung dan 
mudah marah. 
Banyak remaja yang memakai narkoba karena mula-mula iseng, rasa ingin tahu, 
atau sekadar ikut-ikutan teman. Ada juga remaja yang menggunakan narkoba karena 
didorong oleh nafsu mendapatkan status sosial yang tinggi, ingin pengakuan atas 
egonya, serta untuk menjaga gengsi. Beberapa kelompok anak remaja lain 
menggunakan narkoba karena ingin lari dan kesulitan hidup dan konflik-konflik batin. 
Anak remaja merasa menjadi “orang super” jika bisa merokok dan diberi ganja dan 
diselingi minuman keras atau minum Wie Seng, semacam arak keras yang berkadar
alkohol yang sangat tinggi. Segala kesulitan hidup, kesulitan di sekolah, di rumah bisa 
hilang lenyap diganti dengan rasa nikmat (teler) walaupun sesaat. 
Usaha sekolah atau guru untuk menolong remaja yang terlibat dalam narkoba ini 
adalah mula-mula mencari sumber penyebab remaja menggunakan narkoba, sehingga 
guru dapat menanggulangi dan sumber tersebut. Usaha lain adalah melakukan 
tindakan preventif yang lebih praktis dan segera dapat dilakukan. Langkah-langkah 
yang dapat diambil misalnya melalui lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 
15 
B. Kehamilan 
Kehamilan dan melahirkan anak bertambah di antara beberapa kelompok gadis 
remaja, terutama pada masyarakat yang kurang mampu. Jika laki-laki remaja sering 
bertingkah laku sebagai anak nakal untuk mencoba membuktikan kemandirian mereka 
dan kontrol orang dewasa, demikian juga bagi gadis remaja. Mereka membuktikannya 
dalam bentuk seks dan di banyak kasus dengan mempunyai anak, sehingga memaksa 
dunia melihat mereka sebagai orang dewasa. Sejak melahirkan anak, gadis remaja 
menjadi sulit untuk melanjutkan sekolah atau mencari pekerjaan. Oleh karena itu, 
peranan sekolah dalam membantu gadis yang mengalami “kecelakaan” sangat 
dibutuhkan. Sebaiknya, sekolah tidak mengeluarkan remaja yang hamil di luar nikah. 
Biarlah mereka tetap diperbolehkan meneruskan sekolah mereka sampai lulus 
sehingga memudahkan dia mencari pekerjaan. 
C. Masalah Pergaulan Bebas Pria-Wanita 
I. Arti pergaulan bebas 
Bila kita meninjau kembali sejarah di negeri kita sendiri dan sejarah dunia pada 
umumnya, maka akan terlihat adanya banyak persoalan yang sama, peristiwa yang 
sama intinya walaupun berbeda waktunya. Dalam cerita roman Romeo dan Juliet yang 
termasyhur itu, yang mengisahkan suatu kisah cinta pada zaman yang lampau, jelas 
bahwa pada masa itu di Eropa tidak terdapat pergaulan yang bebas. Juga dari 
otobiografi mengenai ratu-ratu dan anggota-anggota keluarga kerajaan, seorang puteri 
belum saling mengenal dengan pangerannya ketika ia dilamar.
Mereka baru berkenalan sesudah lamaran diterima. Belum dipersoalkan pihak 
manakah yang melamar, pihak pangerankah atau pihak puterikah. Pernikahan 
merupakan suatu hasil perundingan antara negara dan keluarga raja yang 
bersangkutan. 
Hal yang sama juga terlihat di benua belahan Timur. Contoh-contoh yang tak 
terhingga banyaknya dapat kita ambil dari sejarah negeri kita sendiri. Bahkan bila 
ingatan orangtua masih dapat meraih jauh ke riwayat nenek moyang mereka, pastilah 
hal yang sama akan ditemukan pula, yakni pria dan wanita belum saling mengenal 
sebelum pernikahan atau persetujuan keluarga tercapai dan mereka memasuki hidup 
pernikahan. 
Memang, dari macam-macam contoh dan perbandingan zaman tadi dapatlah 
dikatakan bahwa “lain dulu lain sekarang”. Karena perbedaan yang terdapat antara 
zaman ke zaman, maka persoalan yang dihadapi juga lain. 
Dahulu tidak ada psikolog di sekolah, yang harus menyelesaikan persoalan 
pribadi murid-murid sekolah rendah, menengah dan atas atau di Perguruan Tinggi. 
Bahkan sekolah-sekolah hanya menerima murid pria. Kesempatan bersekolah bagi 
anak wanita belum banyak dinikmati di beberapa negara di Asia. 
Syukurlah Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang telah menjadi 
pelopor agar kesempatan memperoleh pendidikan dan kepandaian di sekolah terbuka 
bagi anak wanita dan anak pria. 
Berkat tokoh emansipasi wanita R.A. Kartini dan para ibu lainnya yang telah 
memperjuangkan nasib wanita, pria dan wanita memperoleh kesempatan pendidikan 
yang sama. Dengan diperolehnya hak atas kesempatan pendidikan dan bersekolah 
yang sama antara pria dan wanita, tentunya mudah terjalin pergaulan bebas antara pria 
dan wanita. Kaum wanita tidak lagi dipingit, tidak lagi memperoleh pelajaran dan 
pengajaran yang terbatas di rumah sendiri. Kaum wanita tua dan muda dapat 
meninggalkan rumali untuk menuntut ilmu di sekolali dilain kota bahkan di luar negeri 
tanpa pengawasan langsung orangtua yang bersangkutan. 
Dengan adanya kesempatan bersekolah yang sama, maka pria dan wanita dapat 
bertemu muka dengan bebas. Mereka dapat berdiskusi, membicarakan persoalan-persoalan 
yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah. Persoalan-persoalan yang 
16
dibicarakan tentunya tidak selalu hanya berkisar mengenai pelajaran dan pendidikan di 
sekolah. Hidup seseorang juga meliputi segi-segi lain di samping pendidikan. Segi-segi 
kellidupan lainnya sering Pula menyebabkan timbulnya persoalan-persoalan yang lalu 
dibicarakan bersama. 
Sejak pendidikan di Taman Kanak-Kanak, sudah terlihat bahwa ada beberapa 
anak tertentu sering mengelompok. Mereka merasa diri cocok dan sesuai, sehingga 
setiap saat bila diberi kesempatan bermain mereka akan berkumpul dan bergaul 
dengan teman-teman yang selalu sama. Sewaktu mereka masih kecil tidak terlihat 
perbedaan yang jelas antara anak pria dan wanita. Mereka berkumpul dengan teman 
yang cocok tanpa mempedulikan jenis, pria atau wanita. 
Pada suatu saat terlihat selanjutnya bahwa pengelompokkan lebih banyak terjadi 
antar anak-anak sejenis. Anak wanita lebih senang bergaul dan menceritakan isi 
hatinya pada teman wanita, dan sebayanya anak pria mulai kesal bermain dengan anak 
wanita, karena mereka lebih senang bermain yang kasar. Mereka tidak senang 
kelembutan dan kehalusan anak wanita. Apalagi anak wanita sulit membendung 
mengalirnya air mata sehingga sering dicemooh oleh teman pria. 
Meskipun saat itu pergaulan antar pria dan wanita diperbolehkan akan tetapi 
mereka sendiri membatasi teman-teman sepergaulannya dengan yang sejenis saja. 
Pergaulan dengan jenis yang berlawanan menimbulkan perasaan tidak senang, tidak 
tenteram dan canggung. Sebaliknya teman-teman sejenis mem-berikan rasa senang 
yang justru dicarinya dan hanya dapat di-peroleh dari teman-teman yang sama, pria 
atau wanita. 
Baru pada masa berikutnya timbul keinginan bergaul secara lebih bebas, bergaul 
dengan teman-teman pria maupun teman wanita. Rasa ingin tahu muda-mudi juga 
terarah pada rasa ingin tahu akan teman-teman dari jenis yang lain. Ingin tahu ini 
tertampung dalam pergaulan bebas. Dalam pergaulan bebas, kaum muda-mudi dapat 
saling cari tahu mengenai sifat dan kepribadian teman-temannya. Dari keanekaan 
teman yang diperolehnya melalui pergaulan bebas ia mendapatkan pengetahuan yang 
luas mengenai sifat-sifat khusus wanita dan pria maupun ciri-ciri khas maing-masing. 
Apakah pergaulan yang bebas dapat diartikan pergaulan yang bebas dari segala-galanya. 
Pergaulan yang bebas tanpa memperhatikan nilai-nilai moral dan sosial ? 
17
Manusia adalah makhluk sosial yang bertanggung jawab. Manusia sebagai makhluk 
sosial yang bertanggung jawab tidak mungkin hidup bebas dari segala-galanya. 
Manusia memang bisa hidup bebas dari belenggu penindasan, bebas dari ketakutan, 
bebas dari pengejaran, bebas dari penderitaan fisik maupun psikis. Akan tetapi 
manusia tidak bisa hidup terlepas dari hubungannya, baik langsung maupun tidak 
langsung, dari individu-individu lainnya. Manusia tidak bisa hidup wajar tanpa tanggung 
jawab. 
Manusia dapat bergaul bebas akan tetapi dalam suatu ke-terikatan sosial. 
Manusia hidup dalam keterikatan tanggung-jawab atas kesejahteraan sosial. Juga 
pemuda-pemudi dapat bergaul dengan bebas, tetapi tidak boleh mengabaikan 
tanggungjawab sosial. 
Dalam pergaulan bebas, bergaul dengan siapa saja, di mana saja dan kapan 
18 
saja, selalu perlu diingat : 
1) Tanggung jawab atas kesejahteraan sesama manusia. 
2) Menghormati hak-hak dan harga diri wanita dan pria. 
3) Berpegang teguh pada norma sosial, nilai-nilai moral dan tata susila, dan norma 
hukum. 
Pergaulan bebas antara pria dan wanita dapat menjadi pergaulan yang tidak 
bebas lagi. Pada suatu saat pergaulannya menyempit dan hanya meliputi dua orang 
saja, seorang pemuda dan seorang pemudi. Pergaulan bebas berarti pergaulan yang 
luas antara banyak pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokkan 
yang kompak antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi. Pergaulan 
yang sudah terbatas antara dua muda-mudi akan berarti adanya suatu kekhususan, 
sehingga orang mengatakan bahwa kedua muda mudi ini berpacaran. 
Mengenali Gejolak Remaja. 
Menasihati remaja tidak semudah menasihati anak-anak. Mereka bukan lagi anak TK 
atau SD yang bisa duduk manis ketika orang tua berbicara. Usia remaja, yang dimulai 
sekitar 14 tahun, adalah usia di mana manusia mengalami begitu banvak perubahan 
baik pada organ tubuhnva maupun pada aspek psikologisnya. Mereka yang awalnva 
anak-anak, kemudian masuk periode puber, disusul ke periode sclanjutnya, di mana
hormon sangat memengaruhi fisik dan psikisnya, cenderung mengalami beragam 
gejolak temperamen. 
Kenakalan Remaja 
Ada yang saat anak-anak pendiam, mendadak menjadi cerewet dan pandai bergaul 
ketika remaja. Atau kebalikannya, berubah jadi pendiam dan pemalu, padahal waktu 
anak-anak dulu is sangat pandai bergaul. Kenapa bisa begitu? Sebab memang scjak 
usia puber, seorang anak akan terus mengalami perubahan karakter. Kondisi ini 
memhuat orang tua agak kehingungan menghadapinva sebab sifat mereka berubah-ubah 
19 
sesuai mood. 
Mencoba menasihati mereka artinya mesti pandai-pandai membaca “medan perang”, 
mengatur strategi agar tidak terjadi kesalahpahaman. Sebab, kalau sudah salah 
paham, bukannva komunikasi yang baik yang terjalin melainkan pertengkaran. Lebih 
baik kita tnengenali dulu seperti apa perilaku anak remaja yang berusia serba 
nanggung ini: dibilang anak-anak, sudah tidak pantas, dibilang dewasa pun belum. 
Remaja awal ini biasanya akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 
Cemas pada perkembangan fisik 
Anak akan mengalami kecemasan, karena mengalami perubahan fisik yang mencolok, 
yakni tumbuh jakun, bulu-bulu di seluruh tubuh, juga kumis, dan mengalami mimpi 
basah. Saat masih SMP, mereka masih bercelana pendek, sehingga bulu pada kaki 
akan nampak jelas, dan wajar kalau mereka jadi malu akibat diejek teman. Suara pun 
ikut berubah, menjadi “sember”. Ini semua akibat mulai dominannya hormon testoteron. 
Sedangkan pada anak perempuan, menstruasi mulai makin teratur, kadang disertai 
nyeri dan posing. Buah dada makin membesar. Semua perubahan itu membuatnya 
cemas, takut diketahui oleh teman lain, dijauhi, dan jadi risih sendiri. 
Rangsangan nafsu menguat 
Akibat gejolak hormon, mereka semakin merasakan rangsangan nafsu seks. Ada dua 
jenis respon, yaitu menjadi sangat reaktif, atau justru malu, dan menyembunyikannya. 
Baru mendengar cerita sedikit menyerempet ke arah seks saja, sudah heboh dan 
penasaran sekali. Sebagian remaja justru sudah sangat male sekali ketika bertatapan 
dengan lawan jenis.Tiap anak memiliki respon berbeda-beda, juga berubah-ubah. Di 
usia ini, libido mereka juga bergejolak, mudah terangsang oleh sedikit saja hal-hal
berbau seks. Inilah mengapa orang tua perk memberi dasar moral, etika, dan agama, 
sebab tanpa dasar itu anak cenderung mudah tergoda. Orientasi seks mulai terbentuk. 
Jika tak diarahkan dengan benar oleh orang tua, dapat terjadi kasus di mana anak 
menjadi gay atau lesbian, bahkan biseks. 
Mempermasalahkan penampilan 
Akibat perubahan fisik itu, remaja belia ini jadi posing dengan penampilannya. Ada yang 
berusaha menutupi perubahan-perubahan tadi, ada juga yang justru ingin me-nonjolkannya 
karena bangga dan merasa berbeda dengan teman lain yang belum 
mengalami. Maka jangan heran kalau mereka jadi sangat peduli pada penampilan, 
berlama-lama di depan cermin, mengunci diri di kamar, rajin ke salon, dan berbelanja 
baju-baju modis. 
20 
II. Pacaran 
Bila kita melihat pertumbuhan fisik muda-mudi, maka kita mendapat kesan 
bahwa mereka mengalami pertumbuhan tinggi badan yang hebat. Muda-mudi, tidak 
hanya menyamai tinggi badan orangtua mereka, bahkan melebihinya. Kaum remaja 
secara badani sudah kelihatan dewasa dan ingin menyamai per-buatan-perbuatan 
orang dewasa. Juga pengaruh bacaan, maja-lah, buku roman dan film menyebabkan 
muda-mudi meniru cara-cara tingkah laku dan komunikasi yang dapat mereka tiru 
dengan mudah. Yang paling mudah ditiru justru “permainan cinta” yang banyak di ambil 
sebagai inti daripada film. Puncak peniruan ini terlihat dalam pergaulan antar muda-mudi 
yakni pacaran. 
Sering timbul pertanyaan, bail: pada orangtua maupun pada putera-puterinya, 
apakah pacaran itu dapat dibenarkan atau tidak. Pertanyaan ini memang sulit dijawab. 
Dalam menjawab pertanyaan ini selalu harus dipertimbangkan beberapa faktor : 
a) Umur Para muda-mudi yang terlibat dalam pacaran. 
b) Sifat pacaran. 
c) Tingkat derajat pacaran. 
 Umur 
Faktor umur penting sekali. Makin lanjut usia pemuda-pemudi, diharapkan mereka 
juga lebih memperlihatkan kematangan. Taraf kematangan ini perlu supaya mereka
dapat mempertimbangkan dengan baik sifat dan tingkat pacaran dalam hubungannya 
dengan batas-batas kesopanan. Makin muda usianya, makin sulit mempertimbangkan 
batas-batas kesopanan dan pembagian waktu. Sering terlihat murid-murid S.M.P. 
sudah mulai bergaul terlalu rapat dengan seorang kawan lain jenis. Ia juga bergaul 
terlalu dekat dengan teman sejenis. Pergaulan yang terlalu dekat dengan lawan 
jenisnya dan pertemuan yang terlalu sering dengan teman sejenisnya, mengobrol dan 
bermain musik tanpa batas waktu, akhirnya menye-babkan prestasi di sekolah 
menurun. Rapor dengan angka-angka merah menyebabkan “pergaulan anak” atau 
“pacaran” yang disalahkan. 
Dari contoh ini jelaslah bahwa umur. yang terlalu muda menyebabkan para muda-mudi 
kurang mampu dalam membatasi kesenangan diri, kurang dapat membatasi diri 
dalam pembagian waktu belajar dan rekreasi. Mereka lebih mengutamakan rekreasi 
dan berkumpul dengan kawan-kawannya, akhirnya tugas belajar terdesak dan kurang 
mendapat perhatian. Pemuda-pemudi yang sudah lebih dewasa dan masih belum 
belajar membatasi diri dengan pembagian waktu yang ketat akan mengalami kegagalan 
di sekolah. Dengan demikian umur yang memberi kematangan untuk bisa 
mempertimbangkan sesuatu, harus disertai pendisiplinan diri dalam hal waktu belajar, 
bekerja dan rekreasi serta dalam pembagian yang tepat antara tugas dan pergaulan. 
21 
 Sifat pacaran 
Pergaulan bebas, sering dimulai dengan pergaulan yang biasa dikenal sebagai 
pacaran. Mungkin saja dua muda-mudi yang pulang dari sekolah dan searah 
perjalanannya ke rumah masing-masing, kalau pulang bersama maka sudah dikatakan 
pacaran. Belajar dan studi bersama, sudah menimbulkan kekhawatiran pada orangtua 
karena sudah terbayang suatu “pernikahan”. Padahal pergaulan ini, sebetulnya hanva 
merupakan persahabatan atau perkenalan yang lebih sedikit daripada yang biasa. 
Sebetulnya pergaulan demi usaha mengenal lebih mendalam perlu untuk menambah 
pengetahuan tentang pribadi-pribadi yang akan dihadapi kelak di masa dewasa. 
Ada kalanya seorang pemuda mengunjungi seorang pemudi untuk memin jam 
catatan pelajaran. Seorang pemuda membantu teman sekclasnya dengan soal-soal 
matematik. Seorang pemudi membantu teman sekelas pria dengan pekerjaan rumah 
bahasa asing. Sepulangnya pemuda tersebut pemudi itu dimarahi orang tuanya dan
teman pria tersebut tidak boleh melewati ambang pintu rumah itu lagi, “tidak pantas 
anak-anak yang masih di bangku sekolah sudah pacaran”. 
Memang benar tidak pantas bahwa murid-murid sekolah sudah mulai pacaran, 
padahal masa dewasa dan kemungkinan pernikahan masih terlalu jauh. Akan tetapi 
apakah pergaulan dalam rangka belajar bersama ini disebut pacaran ? 
Dari contoh-contoh yang kira-kira senada dengan contoh ini maka hal ini 
sebenarnya tergantung pada orang yang menilai “pacaran” itu. Bila dua pemuda-pemudi 
yang kelihatannya bersahabat sudah dikatakan pacaran, maka dapat dikatakan 
bahwa itu adalah pacaran tingkat paling ringan. Dengan demikian untuk menghindari 
larangan orangtua akan pacaran, maka sebaiknya belajar bersama dilakukan dalam 
kelompok yang angkanya ganjil yakni misalnya tiga atau lima orang. Sesunggulinya 
pacaran meliputi juga unsur lain, bukan sekedar berkumpul untuk belajar, akan tetapi 
ada unsur rasa senang dari suasana ketika berdua itu. Ada perasaan bergelora yang 
timbul dari keadaan pertemuan itu. Seolah-olah ada “arus listrik” pada kedua insan 
yang berlainan jenis itu. Dan keadaan inilah yang disebut “pacaran”. Setiap sentuhan, 
seolah-olah menimbulkan aliran listrik. 
22 
 Tingkat pacaran 
Bila selanjutnya perasaan yang mulai timbul dengan pacaran diumpamakan 
dengan muatan listrik, maka jarak antara kedua individu yang sedang mengalaminya 
akan menentukan tingkat pacaran itu. Makin dekat, makin besar kemungkinan 
persentuhan yang dapat menimbulkan “kortsluiting” ataupun aliran listrik yang memberi 
percikan bunga-api cinta. 
Sama halnya dengan “kortsluiting” pada listrik, maka aliran tersebut bisa 
bermanfaat dan memberi daya kekuatan akan tetapi dapat juga membawa bahaya 
kebakaran yang merusak, bila tidak dipersiapkan dan disalurkan dengan baik. 
Dengan demikian muda-mudi, kaum dewasa muda yang masih jauh daripada 
kesanggupan membentuk keluarga, sebaiknya sangat berhati-hati dengan “main api 
cinta”. Perlu selalu mengingat jarak yang harus dipertahankan demi “keamanan” kedua 
pihak. Lebih baik waspada terus demi ketenteraman hati. Sering-kali mereka yang 
membanggakan kekuatan hati nurani, akhirnya “terbakar” dan jatuh karena kelengahan 
sesaat. Dalam suasana pacaran kewaspadaan harus diperketat dan iman harus
diperkuat demi menjauhkan diri dari godaan dan gangguan yang mudah timbul dan 
demi tercapainya cita-cita yang mulia. 
23 
D. Kecanduan Narkotika Pada Remaja 
Bukan sebuah rahasia jika kecanduan narkotika adalah penyakit yang 
mengerikan, apalagi ketika remaja telah kecanduan narkotika, maka ini merupakan hal 
yang lebih serius. Narkotika mempengaruhi tubuh remaja dengan cara yang berbeda-beda. 
Jika remaja telah kecanduan narkotika, maka akan lebih susah untuk 
mempertahankan gaya hidup bersih dan sadar saat mereka bertambah tua. 
Anak-anak telah tersentuh narkotika dalam usia yang semakin dini. Penelitian 
menunjukkan bahwa saat anak-anak memasuki kelas 8, hampir 35 persen telah 
mencoba narkotika. Jumlah para remaja yang kecanduan narkotika adalah 20 persen 
dan itu adalah jumlah yang terlalu besar ! 
Para remaja lebih rentan kecanduan narkotika karena kondisi hidup mereka. 
Banyak remaja kewalahan menghadapi masalah hidupnya sehari-hari. Banyak remaja 
memiliki rasa percaya diri yang rendah, merasa cemas, ketidakmampuan untuk 
mengungkapkan perasaan, dan kurang dapat mengendalikan hidup mereka. Semua hal 
itu sangat berkonstribusi terhadap penggunaan narkotika dan akhirnya membuat 
mereka kecanduan narkotika. 
Narkotika membunuh rasa sakit kehidupan duniawi. Narkotika menghilangkan 
sakit fisik dan emosional dengan merubah persepsi pecandu terhadap kenyataan. 
Narkotika membuat pecandu kebal terhadap rasa sakit, keputus-asaan atau kesepian 
yang mereka rasakan di kehidupan. 
Berikut ini adalah tanda-tanda umum remaja anda kecanduan narkotika: 
 Perubahan dramatis terhadap sikap dan perilaku 
 Muram, mata berkaca-kaca 
 Sering merasa kelelahan 
 Kegagalan di sekolah 
 Berbohong atau mencuri 
 Mengisolasi diri atau kehilangan minat untuk beraktivitas
Apa yang anda lakukan saat anda mencurigai remaja anda terlibat dengan 
ketergantungan narkotika ? Pertama, percayai insting anda. Jika anda merasa ada 
masalah, maka mungkin memang ada. Cari waktu yang tepat untuk bicara dengan anak 
remaja anda dan katakan terus terang tentang kekhawatiran anda. Coba berpikiran 
terbuka tentang apa yang mereka katakan pada anda dan bersimpati terhadap 
pendapat mereka tentang masalahnya. 
Katakan pada remaja anda tentang apa yang anda rasakan tentang 
ketergantungan obat mereka. Anda mungkin khawatir, takut, dan menjadi takut tentang 
apa yang bakal terjadi pada mereka. Cobalah untuk tidak menghakimi dan marah: 
karena hal ini akan membuat mereka menutup diri. Anda juga bisa berbicara tentang 
pengamatan atau pengalaman yang anda miliki tentang narkotika. Saat anda mungkin 
merasa ragu melakukan hal ini, ini akan membuat anda lebih manusiawi di mata remaja 
anda. 
Seringkali orang-orang terdekat dengan anak remaja anda (dalam hal ini adalah 
anda) lebih mudah mengingkari bahwa anak remaja mereka mempunyai masalah 
dengan narkotika. Namun ketika hal ini menyangkut tentang ketergantungan narkotika 
pada anak remaja, anda tidak dapat melakukan ini. Sangatlah penting untuk menolong 
mereka secepat mungkin. Jangan menyerah dan berkecil hati jika usaha awal anda 
gagal. Pada akhirnya anda akan dapat melaluinya dan kemudian anda dan anak remaja 
anda bisa berusaha memulai untuk melawan ketergantungan obat bersama-sama. 
24 
E. PORNOGRAFI 
Rasa ingin tahu ditambah besarnya gairah syahwat pada masa remaja membuat 
banyak remaja (terutama laki-laki) terperosok ke maksiat satu ini. Banyak media yang 
memuat pornografi. Mulai dari poster, majalah, buku, sampai VCD. Bahkan majalah 
Playboy yang udah masyhur kepornoannya pun udah masuk ke Indonesia setelah 
majalah porno lainnya eksis di negeri ini. 
Menahan pandangan dari lawan jenis termasuk juga nggak liat hal-hal yang porno 
semacam ini. Pornografi juga memancing kejahatan seperti pelecehan seksual dan 
pemerkosaan. Berapa banyak kasus perkosaan berawal dari nonton VCD porno. 
Alhamdulillah, nilai-nilai syariat Islam udah mulai ditegakkan di negeri kita. Setelah 
Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi disahkan, kita nggak aman dari tuntutan 
hukum dunia dalam masalah ini. Kalo ketauan liat atau bawa barang-barang berbau
porno, kamu bisa dipenjara atau kena denda. Selain itu, kamu masih harus menghadapi 
tuntutan hukum akherat kalo nggak tobat. 
25 
F. ONANI MASTURBASI 
Maksiat yang satu ini juga terkenal banget dilakukan oleh para remaja. Sebabnya 
rata-rata sama, ingin tahu dan besarnya nafsu seksual pada masa remaja. Menurut 
penelitian, aktivitas ini lebih banyak dilakukan remaja pria (sekitar 90%), namun ada 
juga remaja perempuan yang melakukannya (30%). 
Sebagian orang menganggap melepaskan syahwat dengan onani/ masturbasi 
merupakan jalan yang lebih selamat daripada berzina. Kadar maksiat mungkin memang 
lebih rendah dari zina beneran. Tapi bukan berarti onani nggak terlarang. Dalam Islam, 
melampiaskan nafsu syahwat hanya diperkenankan dilakukan terhadap istri atau suami. 
Barangsiapa yang mencari pelampiasan selain itu maka mereka termasuk orang yang 
melampaui batas. Onani jelas termasuk jalan lain, berarti onani termasuk perbuatan 
melampaui batas. 
Jika onani dibolehkan, tentu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam nggak perlu 
memerintahkan para pemuda yang belum mampu untuk menikah untuk berpuasa. 
Mereka yang belum mampu menikah tentu tinggal diperintahkan untuk onani. Namun 
kenyataannya enggak, mereka yang belum mampu menikah diperintahkan untuk 
berpuasa, tidak diperintahkan untuk onani. Jadi, onani tetap aja terlarang. 
G. MUSIK 
Satu hal yang biasanya remaja kurang tahu bahwa hal tersebut juga merupakan 
maksiat adalah mendengarkan musik. Parahnya, kehidupan remaja saat ini kayaknya 
nggak bisa lepas dari musik. Konsumen musik terbanyak tetap aja remaja. Buktinya, 
media cetak remaja, baik yang untuk cewek atau cowok, baik yang majalah atau yang 
tabloid, semuanya memberikan porsi ruang yang lumayan besar bagi berita musik. 
Musik merupakan sesuatu yang haram karena Rasulullah bersabda tentang akan 
datangnya suatu kaum yang menghalalkannya. Musik merupakan senjata ampuh setan 
untuk melalaikan manusia dari mendengarkan Al-Quran. 
Musik juga merupakan pembuka kemaksiatan lain. Orang yang suka musik 
mungkin akan sering menghadiri pertunjukan musik. Biasanya di pertunjukan musik, 
sponsornya adalah rokok. Trus, kalo beli tiket, dapat rokok gratis. Malah jadinya 
merokok kan? Belum lagi kalo acaranya bertempat di klub malam, pasti mereka jual 
minuman beralkohol juga. Udah acaranya kelar, acara lanjutannya pasti disko dan 
dansa bareng. Waduh, waduh,,,jangan sampe dech!
26 
H. MENCONTEK 
Dosa yang ini biasa terjadi di sekolah, terutama saat ulangan atau ujian. 
Mencontek dilakukan untuk mendapatkan nilai yang bagus. Hakikatnya, mencontek 
adalah menipu, baik diri sendiri maupun guru. 
Hasil yang kamu peroleh mungkin memang seperti yang kamu harapkan. Tapi 
betulkah demikian kemampuanmu? Ingatlah, pertanggungjawaban nggak cuma 
didepan guru saja. Di akherat nanti, penipuan yang kamu lakukan tersebut juga harus 
kamu pertanggungjawabkan. 
I. MEROKOK 
“Nggak jantan kalo nggak merokok!” Remaja pria kalo udah diberi cap seperti ini 
biasanya keder juga. Lalu, ikut-ikutan lah ia merokok. Padahal, yang jantan adalah yang 
nggak merokok; sendirian tanpa rokok aja udah berani menghadapi masalah hidup. 
Kenyataannya, rokok memang bisa menjadi pelarian orang-orang pengecut yang nggak 
berani menghadapi hidup. 
Rokok seluruhnya mengandung racun. Bisa jadi ia malah lebih berbahaya 
daripada khamr. Alloh melarang kita membinasakan diri kita sendiri. Kalo begitu, 
menghisap rokok juga diharamkan. 
Rokok juga merupakan pintu untuk merasakan hal-hal haram lainnya. Pecandu 
rokok bisa-bisa tertarik untuk mencampurkan ganja di rokoknya. Ganja mempunyai efek 
memabukkan, jadi tentu saja ganja adalah barang haram. Kalo udah kenal rokok-dan 
ganja- nggak lama kemudian para remaja akan mencoba obat-obat penenang. Nggak 
ketinggalan juga miras. Seringkali pecandu semua itu berawal dari merokok. 
Busyeeet..! 
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja. 
1. Kegagalan yang mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau 
diatasi dengan prinsip keteladana. 
2. Adanya motifasi dari keluarga , guru , teman sebaya untuk melakukan point pertama. 
3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang 
harmonis , komunikatif , dan nyaman bagi remaja. 
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua member 
arahan dengan siapa dan dikomunitas mana remaja harus bergaul. 
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak terpengaruh jika ternyata teman sebaya 
atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
BAB V 
PENUTUP 
27 
A. KESIMPULAN 
a. Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari 
norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan 
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. 
b. Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor. 
Perilaku nakal remaja disebabkan oleh factor remaja itu sendiri (internal) maupun 
factor dari luar (eksternal). 
c. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa 
yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil 
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. 
d. Adanya motivasi dari keluarga , guru , teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa 
dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja. 
e. Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut menyendiri. 
Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi. 
B. SARAN 
a. Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan 
remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja. 
b. Perlunya penanaman nilai moral , pendidikan dan nilai religious pada diri 
seorang remaja.
DAFTAR PUSTAKA 
http://helda.info/2009/06/kenakalan-remaja/ 
http://pusatremaja.com/2008/01/15/kenakalan-remaja/ 
http://yoyooh.com/original-post/yo-ori-remaja/90-kenakalan-remaja.html 
http://www.scribd.com/doc/12007831/KENAKALAN-REMAJA 
http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm 
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=60:pkni 
4209-kriminologi-dan-kenakalan-remaja&catid=30:fkip&Itemid=75 
http://zonaclassic.blogspot.com/2008/04/dampak-siaran-tv-terhadap-kenakalan.html 
http://psikonseling.blogspot.com/2010/02/pengertian-kenakalan-remaja.html 
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHa7c5.dir/doc.pdf 
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915 
http://subandowo.blogspot.com/2008/08/kenakalan-remaja.html 
http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm 
28

More Related Content

What's hot

presentasi penyalahgunaan narkoba
 presentasi penyalahgunaan narkoba presentasi penyalahgunaan narkoba
presentasi penyalahgunaan narkoba
Rinaldi Asertua
 
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Andhika Pratama
 
Makalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya MerokokMakalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya Merokok
Nur Hilaliyah
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
yachiheninofira
 

What's hot (20)

Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
Karya Tulis Ilmiah Tema Lingkungan (Pengelolaan Limbah Plastik)
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Pergaulan Bebas Remaja Saat Ini
Pergaulan Bebas Remaja Saat IniPergaulan Bebas Remaja Saat Ini
Pergaulan Bebas Remaja Saat Ini
 
Makalah Kenakalan Remaja BK/BP
Makalah Kenakalan Remaja BK/BPMakalah Kenakalan Remaja BK/BP
Makalah Kenakalan Remaja BK/BP
 
Makalah tawuran
Makalah tawuranMakalah tawuran
Makalah tawuran
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...LAPORAN HASIL PENELITIAN  “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
LAPORAN HASIL PENELITIAN “PENGARUH MEDIA JENIS AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTU...
 
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBAKARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
 
presentasi penyalahgunaan narkoba
 presentasi penyalahgunaan narkoba presentasi penyalahgunaan narkoba
presentasi penyalahgunaan narkoba
 
Stop bullying
Stop bullyingStop bullying
Stop bullying
 
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remajaKarya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
Karya ilmiah bahaya narkoba bagi kesehatan remaja
 
Seminar Kesehatan tentang Bahaya Gadget (tanpa video)
Seminar Kesehatan tentang Bahaya Gadget (tanpa video)Seminar Kesehatan tentang Bahaya Gadget (tanpa video)
Seminar Kesehatan tentang Bahaya Gadget (tanpa video)
 
PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PELAJAR
PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PELAJAR PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PELAJAR
PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PELAJAR
 
Makalah Kenakalan Remaja
Makalah Kenakalan RemajaMakalah Kenakalan Remaja
Makalah Kenakalan Remaja
 
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
Kepemimpinan PPT (Materi PMR)
 
Karya tulis bahaya narkoba bagi remaja
Karya tulis bahaya narkoba bagi remajaKarya tulis bahaya narkoba bagi remaja
Karya tulis bahaya narkoba bagi remaja
 
Makalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya MerokokMakalah Bahaya Merokok
Makalah Bahaya Merokok
 
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniPengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
 
Napza materi ppt
Napza materi pptNapza materi ppt
Napza materi ppt
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
 
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di IndonesiaMakalah Perkembangan Islam di Indonesia
Makalah Perkembangan Islam di Indonesia
 

Viewers also liked (8)

Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Kenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kiniKenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kini
 
Makalah tentang kebersihan sekolah
Makalah tentang kebersihan sekolahMakalah tentang kebersihan sekolah
Makalah tentang kebersihan sekolah
 
kenakalan remaja
kenakalan remaja kenakalan remaja
kenakalan remaja
 
Soal Try Out UN Sosiologi dan Kunci Jawaban (2015)
Soal Try Out UN Sosiologi dan Kunci Jawaban (2015)Soal Try Out UN Sosiologi dan Kunci Jawaban (2015)
Soal Try Out UN Sosiologi dan Kunci Jawaban (2015)
 
Presentasi i = masalah kebersihan lingkungan
Presentasi i = masalah kebersihan lingkunganPresentasi i = masalah kebersihan lingkungan
Presentasi i = masalah kebersihan lingkungan
 
Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)
 

Similar to Makalah kenakalan remaja

Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remaja
hellohary
 
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosialBab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Silvester Nyawai
 
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
Marulituazalukhu
 
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpang
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku MenyimpangMateri Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpang
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpang
royadi14
 
Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat 1.pptx
Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat 1.pptxBab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat 1.pptx
Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat 1.pptx
agus644999
 

Similar to Makalah kenakalan remaja (20)

Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan SosialisasiBab 4 Pemuda dan Sosialisasi
Bab 4 Pemuda dan Sosialisasi
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remaja
 
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)
 
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpangPerilaku menyimpang
Perilaku menyimpang
 
pak remajaa.docx
pak remajaa.docxpak remajaa.docx
pak remajaa.docx
 
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosialBab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
 
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
 
B.Indo - IX - Karya Tulis - Pengaruh Budaya Asing Terhadap Gaya Hidup Remaja
B.Indo - IX - Karya Tulis - Pengaruh Budaya Asing Terhadap Gaya Hidup RemajaB.Indo - IX - Karya Tulis - Pengaruh Budaya Asing Terhadap Gaya Hidup Remaja
B.Indo - IX - Karya Tulis - Pengaruh Budaya Asing Terhadap Gaya Hidup Remaja
 
Perilaku menyimpang pada_remaja
Perilaku menyimpang pada_remajaPerilaku menyimpang pada_remaja
Perilaku menyimpang pada_remaja
 
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu Bangsa
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu BangsaPengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu Bangsa
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu Bangsa
 
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpang
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku MenyimpangMateri Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpang
Materi Sosiologi - Teori dan Contoh Perilaku Menyimpang
 
Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat 1.pptx
Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat 1.pptxBab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat 1.pptx
Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat 1.pptx
 
Premanisme
PremanismePremanisme
Premanisme
 
Makalah geng motor
Makalah geng motorMakalah geng motor
Makalah geng motor
 
3d
3d3d
3d
 
Tugas peruu cetak
Tugas peruu cetakTugas peruu cetak
Tugas peruu cetak
 
Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3
 
Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3
 
Makalah TIK Muhammad Fajar Muttaqin
Makalah TIK Muhammad Fajar MuttaqinMakalah TIK Muhammad Fajar Muttaqin
Makalah TIK Muhammad Fajar Muttaqin
 
Pengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremajaPengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremaja
 

More from Septian Muna Barakati

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Makalah kenakalan remaja

  • 1. 1 TUGAS ANTROPOLOGI HUKUM MAKALAH KENAKALAN REMAJA OLEH NAMA : LAODE JULHIJAANI NO STAMBUK : 21209325 KELAS : RAHA UNIVERSITAS MUHAMADIYYAH KENDARI
  • 2. 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman. Adapun judul karya tulis ini yakni “Kenakalan Remaja”. Penulis menyadari bahwa tugas karya tulis ini masih banyak memiliki kekurangan.Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang. Harapan penulis semoga penulis tugas karya tulis ini dapat diambil manfaatnya 2 oleh pembaca.
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Latar Belakang Permasalahan Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita dengar berita ditelevisi maupun radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja diantaranya tawuran, pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar, pemakaian narkoba, dan lain-lain. Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot. Sungguh sangat di sayangkan para remaja saat ini dengan mudah melakukan perubahan social dan budaya dengan mengadopsi budaya luar tanpa adanya filter. Meningkatnya kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu dampak dari media informasi yaitu program siaran televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja ketimbang nilai amoralnya. Hal ini disebabkan karena industri perfilman kurang memberikan pesan-pesan moral terhadap siaran yang ditampilkan. Dapat diperhatikan dalam berbagai program televisi seperti pada sinetron-sinetron maupun reality show yang banyak menayangkan tentang pergaulan bebas remaja bersifat pornografis, kekerasan, hedonisme dan sebagainya untuk selalu ditampilkan dilayar kaca. Oleh karena program tersebut banyak diminati publik, khususnya remaja. Sehingga dapat memberikan suatu peluang bisnis bagi pihak stasiun TV yaitu misalnya berupa banyaknya iklan yang masuk.Berbagai acara yang menayangkan tentang pergaulan bebas remaja di kota besar yang sarat akan dunia gemerlap (dugem). Seperti tayangan remaja dalam mengonsumsi obat-obatan terlarang, cara berpakaian yang terlalu minim alias kurang bahan / sexy, goyang-goyangan yang sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga menimbulkan seks bebas, ucapan-
  • 4. ucapan kasar dengan memaki-maki atau menghina dan sebagainya. Inilah yang seringkali menjadi contoh tidak baik yang sering mempengaruhi remaja-remaja yang berada di kota maupun di daerah untuk mengikuti perilaku tersebut. 4 1.2 Tujuan Penulisan 1. Memahami pengertian kenakalan remaja 2. Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan remaja. 1.3 Sumber Data Tinjauan pustaka tentang kenakalan remaja melalui web internet 1.4 Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : “terjadinya pergeseran kepribadian dan kebudayaan di kalangan remaja” “Apa saja permasalahan pada dunia pergaulan remaja pada masa sekarang ini dan bagaimana cara mensiasatinya ?”
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 5 2.1. Konsep Kenakalan Remaja Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian. Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah dijelaskan dalam pemikiran Emile Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985 : 73). Bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap sebagai fakta sosial yang normal dalam bukunya “ Rules of Sociological Method”
  • 6. dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak disengaja. Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat. 6 Keberfungsian sosial Istilah keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang dipakai oleh individu akan kolektivitas seperti keluarga dalam bertingkah laku agar dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupannya serta dapat memenuhi kebutuhannya. Juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dianggap penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial tertentu yang harus dilaksanakan oleh setiap individu sebagai konsekuensi dari keanggotaannya dalam masyarakat. Penampilan dianggap efektif diantarannya jika suatu keluarga mampu melaksanakan tugas-tugasnya, menurut (Achlis, 1992) keberfungsian sosial adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam situasi social tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam mewujudkan nilai dirinnya mencapai kebutuhan hidupnya. Keberfungsian sosial kelurga mengandung pengertian pertukaran dan kesinambungan, serta adaptasi resprokal antara keluarga dengan anggotannya, dengan lingkungannya, dan dengan tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif dan adaptif bagi sebuah keluarga salah satunnya jika berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, peranan dan fungsinya terutama dalam sosialisasi terhadap anggota keluarganya. 2.2. Landasan Teori Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.Cultural determinism: Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri (Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski )
  • 7. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, juga segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut :  Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia  Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan  Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya  Kebudayaan mencangkup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan 7 Kepribadian dan Kebudayaan Pengertian masyarakat menunjuk pada sejumlah manusia, sedangkan pengertian kebudayaan menunjuk pada pola-pola perilaku yang khas dari masyarakat tersebut. Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian menunjukan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu. Kekuatan kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau tanggapan manusia terhadap suatu keadaan, akan tetapi justru pada kesiapannya di dalam memberikan jawab dan tanggapan.
  • 8. Menurut Theodore M. Newcomb, yaitu bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap 8 perilaku. 2.3. Masa Remaja Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan social. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut  Dimensi Biologis Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1. Follicle-Stimulating Hormone (FSH); 2. Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormone tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone dua jenis hormone kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif.
  • 9. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja. 9  Dimensi Kognitif Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.  Dimensi Moral Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanyamengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalahmasalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya  Dimensi Psikologis
  • 10. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan ehari -hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengancepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis. Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan – kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negative pada remaja. Perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alcohol, tembakau dan zat lainnya; aktivitas social yang berganti – ganti pasangan dan perilaku menentang bahaya seperti balapan, selancar udara, dan layang gantung (Kaplan dan Sadock, 1997). Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam – macam dan berhubungan dengan dinamika fobia balik (conterphobic dynamic), rasa takut dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan teman sebaya. 10
  • 11. BAB III KENAKALAN REMAJA 11 A. Pengertian Kenakalan Remaja Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa. Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah : 1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya. 2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat. 3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial. B. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja Perilaku nakal remaja biasa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal) 1. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang datangnya dari dalam tubuh remaja sendiri. Faktor intern ini jika mendapatkan contoh-contoh yang kurang mendidik dari tayangan televisi akan menimbulkan niat remaja untuk meniru adegan-adegan yang disaksikan pada isi program televisi tersebut. Khususnya menyangkut masalah pergaulan remaja di zaman sekarang yang makin berani mengedepankan nilai-nilai budaya luar yang tidak sesuai dengan adat budaya bangsa. Akhirnya keinginan meniru tersebut dilakukan hanya sekedar rasa iseng untuk mencari sensasi dalam lingkungan pergaulan dimana mereka bergaul tanpa batas dan norma agar dipandang oleh teman-temannya dan masyarakat sebagai remaja yang gaul dan tidak ketinggalan zaman. Timbulnya minat atau kesenangan remaja yang memang gemar menonton acara televisi tersebut
  • 12. dikarenakan kondisi remaja yang masih dalam tahap pubertas. Sehingga rasa ingin tahu untuk mencontoh berbagai tayangan tersebutyang dinilai kurang memberikan nilai moral bagi perkembangan remaja membuat mereka tertarik. Dan keinginan untuk mencari sensasipun timbul dengan meniru tayangan-tayangan tesebut, akibat dari kurangnya pengontrolan diri yang dikarenakan emosi jiwa remaja yang masih labil. 2. Faktor Ekstern adalah faktor yang datangnya dari luar tubuh remaja. Faktor ini dapat disebut sebagai faktor lingkungan yang memberikan contoh atau teladan negatif serta didukung pula oleh lingkungan yang memberikan kesempatan. Hal ini disebabkan karena pengaruh trend media televisi saat ini yang banyak menampilkan edegan-adegan yang bersifat pornografi, kekerasan, hedonisme dan hal-hal yang menyimpang dari nilai moral dan etika bangsa saat ini. sepertinya media televisi telah memaksa remaja untuk larut dalam cerita-cerita yang mereka tampilkan seolah-olah memang begitulah pergaulan remaja seharusnya saat ini. Yang telah banyak teradopsi oleh nilai -nilai budaya luar yang kurang dapat mereka seleksi mana yang layak dan yang tidak layak untuk ditiru. 3. Kurangnya perhatian dari orang tua dan lingkungan yang memang menyediakan pergaulan buruk. Maka memberikan dampak buruk pula bagi remaja untuk mudah larut dalam hal-hal negatif. Baik dari tayangan televisi maupun dari pergaulan teman-temannya. Kurangnya perhatian orang tua banyak para remaja mencari perhatian didunia luar. Mereka cenderung melakukan atau mencari kesenangan di lingkungan pergaulannya. Ikut-ikutan dan tak lagi dapat membedakan yang mana baik dan buruk. Rasa takut hilang karena menganggap banyak temannya yang melakukan hal keliru tersebut. Hingga akhirnya ketergantungan dan mereka terus melakukannya berulang kali seperti halnya biasa dan membentuk sebuah budaya yang tak bisa lepas dari hidup mereka. Seperti mengkonsumsi minuman keras, narkoba dan kegiatan lain yang dinilai dapat memberikan kesenangan sesaat. Dan dampak dari kegiatan tersebut akan menciptakan orang-orang yang hedonis. 12
  • 13. BAB IV MASALAH-MASALAH REMAJA Remaja adalah masa ketika identitas dikembangkan lebih besar (Erikson, 1963). Suatu kelompok anak berumur 11 tahun adalah betul-betul homogen. Bagaimanapun juga, 6 tahun kemudian ada beberapa yang menjadi anak nakal, yang lain menjadi siswa teladan, beberapa menjadi ahli matematika, ada yang pemain drama, dan yang lain lagi ahli mesin. Pengalaman di rumah dan di sekolah sebelum remaja, berperan penting dalam menentukan remaja sebagai individu. Demikian juga pengalaman di SMP dan SMA berperan penting dalam membantu siswa-siswa melalui masa-masa sulit untuk sebagian besar mereka. Hampir sebagian besar anak remaja mengalami suatu konflik emosi (Blos, 1989). Untuk sebagian besar remaja, kekacauan emosi dapat ditangani dengan sukses, tetapi untuk beberapa remaja lari pada obat bius atau bunuh diri. Kenakalan Remaja Satu dari masalah yang paling serius dari remaja adalah remaja nakal atau delinquent, dan kebanyakan laki-laki. Remaja nakal biasanya berprestasi rendah. Biasanya mereka didukung oleh kelompoknya. Sebab-sebab terjadinya anak nakal atau juvenile delinquency pada umumnya adalah sebab yang kompleks, yang berarti suatu sebab dapat menimbulkan sebab yang lain. Para peneliti melihat banyak kemungkinan penyebab kenakalan remaja. Sedangkan para ahli sosiologi berpendapat bahwa kenakalan remaja adalah suatu penyesuaian diri, yaitu respons yang dipelajari terhadap situasi lingkungan yang tidak cocok atau lingkungan yang memusuhinya. Hasil penelitian Robbin (1986) berpendapat, kenakalan remaja akibat adanya masalah neurobiological, sehingga menimbulkan genetik yang tidak normal. Ahli lain berpendapat kenakalan remaja merupakan produk dari konstitusi defektif mental dan emosi-emosi mental. Mental dan emosi anak remaja belum matang, masih labil, dan rusak akibat proses condition sering lingkungan yang buruk. Gangguan Emosi Gangguan emosi yang serius sering timbul pada anak-anak remaja. Mereka mengalami depresi, kecemasan yang berlebihan tentang kesehatan sampai pikiran 13
  • 14. bunuh din i atau mencoba bunuh diri (Mosterson, 1987). Banyak anak remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja, bertingkah laku aneh, minum minuman keras, kecanduan obat bius, alkohol, sehingga memerlukan bantuan yang serius. Pendidik-pendidik di sekolah menengah dan sekolah menengah atas harus sensitif terhadap fakta bahwa anak-anak remaja yang sedang mengalami masa-masa sulit dan gangguan emosional merupakan hal yang umum. Oleh karena itu, guru hendaknya mencoba mengetahui bahwa anak-anak remaja bisa mengalami depresi, putus harapan, tingkah laku yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan semua ini membutuhkan bantuan. Di sini peranan konselor dan psikolog amat penting. 14 A. Penyalahgunaan Obat Bius dan Alkohol Penyalahgunaan obat bius dan alkohol bertambah secara dramatis akhir-akhir tahun ini. Beberapa dari siswa-siswa SMA, terutama di kota-kota besar, menggunakan mariyuana dan minum-minuman keras (bahkan sudah merambat ke desa-desa). Obat bius yang juga disebut sebagai drugs. Drugs terdiri dari hard drugs dan soft drugs. Obat keras (hard drugs) bisa mempengaruhi saraf dan jiwa si penderita secara cepat. Waktu ketagihannya berlangsung relatif pendek. Jika si penderita tidak segera mendapat jatah obat tersebut, dia bisa meninggal. Sedangkan soft drugs bisa mempengaruhi saraf dan jiwa penderita, tetapi tidak terlalu keras. Waktu ketagihannya agak panjang dan tidak mematikan. Gejala siswa yang menggunakan narkoba antara lain: badan tidak terurus dan semakin lemah, tidak suka makan, matanya sayu dan merah, pembohong, malas, daya tangkap otaknya melemah, mudah tersinggung dan mudah marah. Banyak remaja yang memakai narkoba karena mula-mula iseng, rasa ingin tahu, atau sekadar ikut-ikutan teman. Ada juga remaja yang menggunakan narkoba karena didorong oleh nafsu mendapatkan status sosial yang tinggi, ingin pengakuan atas egonya, serta untuk menjaga gengsi. Beberapa kelompok anak remaja lain menggunakan narkoba karena ingin lari dan kesulitan hidup dan konflik-konflik batin. Anak remaja merasa menjadi “orang super” jika bisa merokok dan diberi ganja dan diselingi minuman keras atau minum Wie Seng, semacam arak keras yang berkadar
  • 15. alkohol yang sangat tinggi. Segala kesulitan hidup, kesulitan di sekolah, di rumah bisa hilang lenyap diganti dengan rasa nikmat (teler) walaupun sesaat. Usaha sekolah atau guru untuk menolong remaja yang terlibat dalam narkoba ini adalah mula-mula mencari sumber penyebab remaja menggunakan narkoba, sehingga guru dapat menanggulangi dan sumber tersebut. Usaha lain adalah melakukan tindakan preventif yang lebih praktis dan segera dapat dilakukan. Langkah-langkah yang dapat diambil misalnya melalui lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 15 B. Kehamilan Kehamilan dan melahirkan anak bertambah di antara beberapa kelompok gadis remaja, terutama pada masyarakat yang kurang mampu. Jika laki-laki remaja sering bertingkah laku sebagai anak nakal untuk mencoba membuktikan kemandirian mereka dan kontrol orang dewasa, demikian juga bagi gadis remaja. Mereka membuktikannya dalam bentuk seks dan di banyak kasus dengan mempunyai anak, sehingga memaksa dunia melihat mereka sebagai orang dewasa. Sejak melahirkan anak, gadis remaja menjadi sulit untuk melanjutkan sekolah atau mencari pekerjaan. Oleh karena itu, peranan sekolah dalam membantu gadis yang mengalami “kecelakaan” sangat dibutuhkan. Sebaiknya, sekolah tidak mengeluarkan remaja yang hamil di luar nikah. Biarlah mereka tetap diperbolehkan meneruskan sekolah mereka sampai lulus sehingga memudahkan dia mencari pekerjaan. C. Masalah Pergaulan Bebas Pria-Wanita I. Arti pergaulan bebas Bila kita meninjau kembali sejarah di negeri kita sendiri dan sejarah dunia pada umumnya, maka akan terlihat adanya banyak persoalan yang sama, peristiwa yang sama intinya walaupun berbeda waktunya. Dalam cerita roman Romeo dan Juliet yang termasyhur itu, yang mengisahkan suatu kisah cinta pada zaman yang lampau, jelas bahwa pada masa itu di Eropa tidak terdapat pergaulan yang bebas. Juga dari otobiografi mengenai ratu-ratu dan anggota-anggota keluarga kerajaan, seorang puteri belum saling mengenal dengan pangerannya ketika ia dilamar.
  • 16. Mereka baru berkenalan sesudah lamaran diterima. Belum dipersoalkan pihak manakah yang melamar, pihak pangerankah atau pihak puterikah. Pernikahan merupakan suatu hasil perundingan antara negara dan keluarga raja yang bersangkutan. Hal yang sama juga terlihat di benua belahan Timur. Contoh-contoh yang tak terhingga banyaknya dapat kita ambil dari sejarah negeri kita sendiri. Bahkan bila ingatan orangtua masih dapat meraih jauh ke riwayat nenek moyang mereka, pastilah hal yang sama akan ditemukan pula, yakni pria dan wanita belum saling mengenal sebelum pernikahan atau persetujuan keluarga tercapai dan mereka memasuki hidup pernikahan. Memang, dari macam-macam contoh dan perbandingan zaman tadi dapatlah dikatakan bahwa “lain dulu lain sekarang”. Karena perbedaan yang terdapat antara zaman ke zaman, maka persoalan yang dihadapi juga lain. Dahulu tidak ada psikolog di sekolah, yang harus menyelesaikan persoalan pribadi murid-murid sekolah rendah, menengah dan atas atau di Perguruan Tinggi. Bahkan sekolah-sekolah hanya menerima murid pria. Kesempatan bersekolah bagi anak wanita belum banyak dinikmati di beberapa negara di Asia. Syukurlah Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang telah menjadi pelopor agar kesempatan memperoleh pendidikan dan kepandaian di sekolah terbuka bagi anak wanita dan anak pria. Berkat tokoh emansipasi wanita R.A. Kartini dan para ibu lainnya yang telah memperjuangkan nasib wanita, pria dan wanita memperoleh kesempatan pendidikan yang sama. Dengan diperolehnya hak atas kesempatan pendidikan dan bersekolah yang sama antara pria dan wanita, tentunya mudah terjalin pergaulan bebas antara pria dan wanita. Kaum wanita tidak lagi dipingit, tidak lagi memperoleh pelajaran dan pengajaran yang terbatas di rumah sendiri. Kaum wanita tua dan muda dapat meninggalkan rumali untuk menuntut ilmu di sekolali dilain kota bahkan di luar negeri tanpa pengawasan langsung orangtua yang bersangkutan. Dengan adanya kesempatan bersekolah yang sama, maka pria dan wanita dapat bertemu muka dengan bebas. Mereka dapat berdiskusi, membicarakan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah. Persoalan-persoalan yang 16
  • 17. dibicarakan tentunya tidak selalu hanya berkisar mengenai pelajaran dan pendidikan di sekolah. Hidup seseorang juga meliputi segi-segi lain di samping pendidikan. Segi-segi kellidupan lainnya sering Pula menyebabkan timbulnya persoalan-persoalan yang lalu dibicarakan bersama. Sejak pendidikan di Taman Kanak-Kanak, sudah terlihat bahwa ada beberapa anak tertentu sering mengelompok. Mereka merasa diri cocok dan sesuai, sehingga setiap saat bila diberi kesempatan bermain mereka akan berkumpul dan bergaul dengan teman-teman yang selalu sama. Sewaktu mereka masih kecil tidak terlihat perbedaan yang jelas antara anak pria dan wanita. Mereka berkumpul dengan teman yang cocok tanpa mempedulikan jenis, pria atau wanita. Pada suatu saat terlihat selanjutnya bahwa pengelompokkan lebih banyak terjadi antar anak-anak sejenis. Anak wanita lebih senang bergaul dan menceritakan isi hatinya pada teman wanita, dan sebayanya anak pria mulai kesal bermain dengan anak wanita, karena mereka lebih senang bermain yang kasar. Mereka tidak senang kelembutan dan kehalusan anak wanita. Apalagi anak wanita sulit membendung mengalirnya air mata sehingga sering dicemooh oleh teman pria. Meskipun saat itu pergaulan antar pria dan wanita diperbolehkan akan tetapi mereka sendiri membatasi teman-teman sepergaulannya dengan yang sejenis saja. Pergaulan dengan jenis yang berlawanan menimbulkan perasaan tidak senang, tidak tenteram dan canggung. Sebaliknya teman-teman sejenis mem-berikan rasa senang yang justru dicarinya dan hanya dapat di-peroleh dari teman-teman yang sama, pria atau wanita. Baru pada masa berikutnya timbul keinginan bergaul secara lebih bebas, bergaul dengan teman-teman pria maupun teman wanita. Rasa ingin tahu muda-mudi juga terarah pada rasa ingin tahu akan teman-teman dari jenis yang lain. Ingin tahu ini tertampung dalam pergaulan bebas. Dalam pergaulan bebas, kaum muda-mudi dapat saling cari tahu mengenai sifat dan kepribadian teman-temannya. Dari keanekaan teman yang diperolehnya melalui pergaulan bebas ia mendapatkan pengetahuan yang luas mengenai sifat-sifat khusus wanita dan pria maupun ciri-ciri khas maing-masing. Apakah pergaulan yang bebas dapat diartikan pergaulan yang bebas dari segala-galanya. Pergaulan yang bebas tanpa memperhatikan nilai-nilai moral dan sosial ? 17
  • 18. Manusia adalah makhluk sosial yang bertanggung jawab. Manusia sebagai makhluk sosial yang bertanggung jawab tidak mungkin hidup bebas dari segala-galanya. Manusia memang bisa hidup bebas dari belenggu penindasan, bebas dari ketakutan, bebas dari pengejaran, bebas dari penderitaan fisik maupun psikis. Akan tetapi manusia tidak bisa hidup terlepas dari hubungannya, baik langsung maupun tidak langsung, dari individu-individu lainnya. Manusia tidak bisa hidup wajar tanpa tanggung jawab. Manusia dapat bergaul bebas akan tetapi dalam suatu ke-terikatan sosial. Manusia hidup dalam keterikatan tanggung-jawab atas kesejahteraan sosial. Juga pemuda-pemudi dapat bergaul dengan bebas, tetapi tidak boleh mengabaikan tanggungjawab sosial. Dalam pergaulan bebas, bergaul dengan siapa saja, di mana saja dan kapan 18 saja, selalu perlu diingat : 1) Tanggung jawab atas kesejahteraan sesama manusia. 2) Menghormati hak-hak dan harga diri wanita dan pria. 3) Berpegang teguh pada norma sosial, nilai-nilai moral dan tata susila, dan norma hukum. Pergaulan bebas antara pria dan wanita dapat menjadi pergaulan yang tidak bebas lagi. Pada suatu saat pergaulannya menyempit dan hanya meliputi dua orang saja, seorang pemuda dan seorang pemudi. Pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas antara banyak pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokkan yang kompak antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi. Pergaulan yang sudah terbatas antara dua muda-mudi akan berarti adanya suatu kekhususan, sehingga orang mengatakan bahwa kedua muda mudi ini berpacaran. Mengenali Gejolak Remaja. Menasihati remaja tidak semudah menasihati anak-anak. Mereka bukan lagi anak TK atau SD yang bisa duduk manis ketika orang tua berbicara. Usia remaja, yang dimulai sekitar 14 tahun, adalah usia di mana manusia mengalami begitu banvak perubahan baik pada organ tubuhnva maupun pada aspek psikologisnya. Mereka yang awalnva anak-anak, kemudian masuk periode puber, disusul ke periode sclanjutnya, di mana
  • 19. hormon sangat memengaruhi fisik dan psikisnya, cenderung mengalami beragam gejolak temperamen. Kenakalan Remaja Ada yang saat anak-anak pendiam, mendadak menjadi cerewet dan pandai bergaul ketika remaja. Atau kebalikannya, berubah jadi pendiam dan pemalu, padahal waktu anak-anak dulu is sangat pandai bergaul. Kenapa bisa begitu? Sebab memang scjak usia puber, seorang anak akan terus mengalami perubahan karakter. Kondisi ini memhuat orang tua agak kehingungan menghadapinva sebab sifat mereka berubah-ubah 19 sesuai mood. Mencoba menasihati mereka artinya mesti pandai-pandai membaca “medan perang”, mengatur strategi agar tidak terjadi kesalahpahaman. Sebab, kalau sudah salah paham, bukannva komunikasi yang baik yang terjalin melainkan pertengkaran. Lebih baik kita tnengenali dulu seperti apa perilaku anak remaja yang berusia serba nanggung ini: dibilang anak-anak, sudah tidak pantas, dibilang dewasa pun belum. Remaja awal ini biasanya akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Cemas pada perkembangan fisik Anak akan mengalami kecemasan, karena mengalami perubahan fisik yang mencolok, yakni tumbuh jakun, bulu-bulu di seluruh tubuh, juga kumis, dan mengalami mimpi basah. Saat masih SMP, mereka masih bercelana pendek, sehingga bulu pada kaki akan nampak jelas, dan wajar kalau mereka jadi malu akibat diejek teman. Suara pun ikut berubah, menjadi “sember”. Ini semua akibat mulai dominannya hormon testoteron. Sedangkan pada anak perempuan, menstruasi mulai makin teratur, kadang disertai nyeri dan posing. Buah dada makin membesar. Semua perubahan itu membuatnya cemas, takut diketahui oleh teman lain, dijauhi, dan jadi risih sendiri. Rangsangan nafsu menguat Akibat gejolak hormon, mereka semakin merasakan rangsangan nafsu seks. Ada dua jenis respon, yaitu menjadi sangat reaktif, atau justru malu, dan menyembunyikannya. Baru mendengar cerita sedikit menyerempet ke arah seks saja, sudah heboh dan penasaran sekali. Sebagian remaja justru sudah sangat male sekali ketika bertatapan dengan lawan jenis.Tiap anak memiliki respon berbeda-beda, juga berubah-ubah. Di usia ini, libido mereka juga bergejolak, mudah terangsang oleh sedikit saja hal-hal
  • 20. berbau seks. Inilah mengapa orang tua perk memberi dasar moral, etika, dan agama, sebab tanpa dasar itu anak cenderung mudah tergoda. Orientasi seks mulai terbentuk. Jika tak diarahkan dengan benar oleh orang tua, dapat terjadi kasus di mana anak menjadi gay atau lesbian, bahkan biseks. Mempermasalahkan penampilan Akibat perubahan fisik itu, remaja belia ini jadi posing dengan penampilannya. Ada yang berusaha menutupi perubahan-perubahan tadi, ada juga yang justru ingin me-nonjolkannya karena bangga dan merasa berbeda dengan teman lain yang belum mengalami. Maka jangan heran kalau mereka jadi sangat peduli pada penampilan, berlama-lama di depan cermin, mengunci diri di kamar, rajin ke salon, dan berbelanja baju-baju modis. 20 II. Pacaran Bila kita melihat pertumbuhan fisik muda-mudi, maka kita mendapat kesan bahwa mereka mengalami pertumbuhan tinggi badan yang hebat. Muda-mudi, tidak hanya menyamai tinggi badan orangtua mereka, bahkan melebihinya. Kaum remaja secara badani sudah kelihatan dewasa dan ingin menyamai per-buatan-perbuatan orang dewasa. Juga pengaruh bacaan, maja-lah, buku roman dan film menyebabkan muda-mudi meniru cara-cara tingkah laku dan komunikasi yang dapat mereka tiru dengan mudah. Yang paling mudah ditiru justru “permainan cinta” yang banyak di ambil sebagai inti daripada film. Puncak peniruan ini terlihat dalam pergaulan antar muda-mudi yakni pacaran. Sering timbul pertanyaan, bail: pada orangtua maupun pada putera-puterinya, apakah pacaran itu dapat dibenarkan atau tidak. Pertanyaan ini memang sulit dijawab. Dalam menjawab pertanyaan ini selalu harus dipertimbangkan beberapa faktor : a) Umur Para muda-mudi yang terlibat dalam pacaran. b) Sifat pacaran. c) Tingkat derajat pacaran.  Umur Faktor umur penting sekali. Makin lanjut usia pemuda-pemudi, diharapkan mereka juga lebih memperlihatkan kematangan. Taraf kematangan ini perlu supaya mereka
  • 21. dapat mempertimbangkan dengan baik sifat dan tingkat pacaran dalam hubungannya dengan batas-batas kesopanan. Makin muda usianya, makin sulit mempertimbangkan batas-batas kesopanan dan pembagian waktu. Sering terlihat murid-murid S.M.P. sudah mulai bergaul terlalu rapat dengan seorang kawan lain jenis. Ia juga bergaul terlalu dekat dengan teman sejenis. Pergaulan yang terlalu dekat dengan lawan jenisnya dan pertemuan yang terlalu sering dengan teman sejenisnya, mengobrol dan bermain musik tanpa batas waktu, akhirnya menye-babkan prestasi di sekolah menurun. Rapor dengan angka-angka merah menyebabkan “pergaulan anak” atau “pacaran” yang disalahkan. Dari contoh ini jelaslah bahwa umur. yang terlalu muda menyebabkan para muda-mudi kurang mampu dalam membatasi kesenangan diri, kurang dapat membatasi diri dalam pembagian waktu belajar dan rekreasi. Mereka lebih mengutamakan rekreasi dan berkumpul dengan kawan-kawannya, akhirnya tugas belajar terdesak dan kurang mendapat perhatian. Pemuda-pemudi yang sudah lebih dewasa dan masih belum belajar membatasi diri dengan pembagian waktu yang ketat akan mengalami kegagalan di sekolah. Dengan demikian umur yang memberi kematangan untuk bisa mempertimbangkan sesuatu, harus disertai pendisiplinan diri dalam hal waktu belajar, bekerja dan rekreasi serta dalam pembagian yang tepat antara tugas dan pergaulan. 21  Sifat pacaran Pergaulan bebas, sering dimulai dengan pergaulan yang biasa dikenal sebagai pacaran. Mungkin saja dua muda-mudi yang pulang dari sekolah dan searah perjalanannya ke rumah masing-masing, kalau pulang bersama maka sudah dikatakan pacaran. Belajar dan studi bersama, sudah menimbulkan kekhawatiran pada orangtua karena sudah terbayang suatu “pernikahan”. Padahal pergaulan ini, sebetulnya hanva merupakan persahabatan atau perkenalan yang lebih sedikit daripada yang biasa. Sebetulnya pergaulan demi usaha mengenal lebih mendalam perlu untuk menambah pengetahuan tentang pribadi-pribadi yang akan dihadapi kelak di masa dewasa. Ada kalanya seorang pemuda mengunjungi seorang pemudi untuk memin jam catatan pelajaran. Seorang pemuda membantu teman sekclasnya dengan soal-soal matematik. Seorang pemudi membantu teman sekelas pria dengan pekerjaan rumah bahasa asing. Sepulangnya pemuda tersebut pemudi itu dimarahi orang tuanya dan
  • 22. teman pria tersebut tidak boleh melewati ambang pintu rumah itu lagi, “tidak pantas anak-anak yang masih di bangku sekolah sudah pacaran”. Memang benar tidak pantas bahwa murid-murid sekolah sudah mulai pacaran, padahal masa dewasa dan kemungkinan pernikahan masih terlalu jauh. Akan tetapi apakah pergaulan dalam rangka belajar bersama ini disebut pacaran ? Dari contoh-contoh yang kira-kira senada dengan contoh ini maka hal ini sebenarnya tergantung pada orang yang menilai “pacaran” itu. Bila dua pemuda-pemudi yang kelihatannya bersahabat sudah dikatakan pacaran, maka dapat dikatakan bahwa itu adalah pacaran tingkat paling ringan. Dengan demikian untuk menghindari larangan orangtua akan pacaran, maka sebaiknya belajar bersama dilakukan dalam kelompok yang angkanya ganjil yakni misalnya tiga atau lima orang. Sesunggulinya pacaran meliputi juga unsur lain, bukan sekedar berkumpul untuk belajar, akan tetapi ada unsur rasa senang dari suasana ketika berdua itu. Ada perasaan bergelora yang timbul dari keadaan pertemuan itu. Seolah-olah ada “arus listrik” pada kedua insan yang berlainan jenis itu. Dan keadaan inilah yang disebut “pacaran”. Setiap sentuhan, seolah-olah menimbulkan aliran listrik. 22  Tingkat pacaran Bila selanjutnya perasaan yang mulai timbul dengan pacaran diumpamakan dengan muatan listrik, maka jarak antara kedua individu yang sedang mengalaminya akan menentukan tingkat pacaran itu. Makin dekat, makin besar kemungkinan persentuhan yang dapat menimbulkan “kortsluiting” ataupun aliran listrik yang memberi percikan bunga-api cinta. Sama halnya dengan “kortsluiting” pada listrik, maka aliran tersebut bisa bermanfaat dan memberi daya kekuatan akan tetapi dapat juga membawa bahaya kebakaran yang merusak, bila tidak dipersiapkan dan disalurkan dengan baik. Dengan demikian muda-mudi, kaum dewasa muda yang masih jauh daripada kesanggupan membentuk keluarga, sebaiknya sangat berhati-hati dengan “main api cinta”. Perlu selalu mengingat jarak yang harus dipertahankan demi “keamanan” kedua pihak. Lebih baik waspada terus demi ketenteraman hati. Sering-kali mereka yang membanggakan kekuatan hati nurani, akhirnya “terbakar” dan jatuh karena kelengahan sesaat. Dalam suasana pacaran kewaspadaan harus diperketat dan iman harus
  • 23. diperkuat demi menjauhkan diri dari godaan dan gangguan yang mudah timbul dan demi tercapainya cita-cita yang mulia. 23 D. Kecanduan Narkotika Pada Remaja Bukan sebuah rahasia jika kecanduan narkotika adalah penyakit yang mengerikan, apalagi ketika remaja telah kecanduan narkotika, maka ini merupakan hal yang lebih serius. Narkotika mempengaruhi tubuh remaja dengan cara yang berbeda-beda. Jika remaja telah kecanduan narkotika, maka akan lebih susah untuk mempertahankan gaya hidup bersih dan sadar saat mereka bertambah tua. Anak-anak telah tersentuh narkotika dalam usia yang semakin dini. Penelitian menunjukkan bahwa saat anak-anak memasuki kelas 8, hampir 35 persen telah mencoba narkotika. Jumlah para remaja yang kecanduan narkotika adalah 20 persen dan itu adalah jumlah yang terlalu besar ! Para remaja lebih rentan kecanduan narkotika karena kondisi hidup mereka. Banyak remaja kewalahan menghadapi masalah hidupnya sehari-hari. Banyak remaja memiliki rasa percaya diri yang rendah, merasa cemas, ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan, dan kurang dapat mengendalikan hidup mereka. Semua hal itu sangat berkonstribusi terhadap penggunaan narkotika dan akhirnya membuat mereka kecanduan narkotika. Narkotika membunuh rasa sakit kehidupan duniawi. Narkotika menghilangkan sakit fisik dan emosional dengan merubah persepsi pecandu terhadap kenyataan. Narkotika membuat pecandu kebal terhadap rasa sakit, keputus-asaan atau kesepian yang mereka rasakan di kehidupan. Berikut ini adalah tanda-tanda umum remaja anda kecanduan narkotika:  Perubahan dramatis terhadap sikap dan perilaku  Muram, mata berkaca-kaca  Sering merasa kelelahan  Kegagalan di sekolah  Berbohong atau mencuri  Mengisolasi diri atau kehilangan minat untuk beraktivitas
  • 24. Apa yang anda lakukan saat anda mencurigai remaja anda terlibat dengan ketergantungan narkotika ? Pertama, percayai insting anda. Jika anda merasa ada masalah, maka mungkin memang ada. Cari waktu yang tepat untuk bicara dengan anak remaja anda dan katakan terus terang tentang kekhawatiran anda. Coba berpikiran terbuka tentang apa yang mereka katakan pada anda dan bersimpati terhadap pendapat mereka tentang masalahnya. Katakan pada remaja anda tentang apa yang anda rasakan tentang ketergantungan obat mereka. Anda mungkin khawatir, takut, dan menjadi takut tentang apa yang bakal terjadi pada mereka. Cobalah untuk tidak menghakimi dan marah: karena hal ini akan membuat mereka menutup diri. Anda juga bisa berbicara tentang pengamatan atau pengalaman yang anda miliki tentang narkotika. Saat anda mungkin merasa ragu melakukan hal ini, ini akan membuat anda lebih manusiawi di mata remaja anda. Seringkali orang-orang terdekat dengan anak remaja anda (dalam hal ini adalah anda) lebih mudah mengingkari bahwa anak remaja mereka mempunyai masalah dengan narkotika. Namun ketika hal ini menyangkut tentang ketergantungan narkotika pada anak remaja, anda tidak dapat melakukan ini. Sangatlah penting untuk menolong mereka secepat mungkin. Jangan menyerah dan berkecil hati jika usaha awal anda gagal. Pada akhirnya anda akan dapat melaluinya dan kemudian anda dan anak remaja anda bisa berusaha memulai untuk melawan ketergantungan obat bersama-sama. 24 E. PORNOGRAFI Rasa ingin tahu ditambah besarnya gairah syahwat pada masa remaja membuat banyak remaja (terutama laki-laki) terperosok ke maksiat satu ini. Banyak media yang memuat pornografi. Mulai dari poster, majalah, buku, sampai VCD. Bahkan majalah Playboy yang udah masyhur kepornoannya pun udah masuk ke Indonesia setelah majalah porno lainnya eksis di negeri ini. Menahan pandangan dari lawan jenis termasuk juga nggak liat hal-hal yang porno semacam ini. Pornografi juga memancing kejahatan seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan. Berapa banyak kasus perkosaan berawal dari nonton VCD porno. Alhamdulillah, nilai-nilai syariat Islam udah mulai ditegakkan di negeri kita. Setelah Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi disahkan, kita nggak aman dari tuntutan hukum dunia dalam masalah ini. Kalo ketauan liat atau bawa barang-barang berbau
  • 25. porno, kamu bisa dipenjara atau kena denda. Selain itu, kamu masih harus menghadapi tuntutan hukum akherat kalo nggak tobat. 25 F. ONANI MASTURBASI Maksiat yang satu ini juga terkenal banget dilakukan oleh para remaja. Sebabnya rata-rata sama, ingin tahu dan besarnya nafsu seksual pada masa remaja. Menurut penelitian, aktivitas ini lebih banyak dilakukan remaja pria (sekitar 90%), namun ada juga remaja perempuan yang melakukannya (30%). Sebagian orang menganggap melepaskan syahwat dengan onani/ masturbasi merupakan jalan yang lebih selamat daripada berzina. Kadar maksiat mungkin memang lebih rendah dari zina beneran. Tapi bukan berarti onani nggak terlarang. Dalam Islam, melampiaskan nafsu syahwat hanya diperkenankan dilakukan terhadap istri atau suami. Barangsiapa yang mencari pelampiasan selain itu maka mereka termasuk orang yang melampaui batas. Onani jelas termasuk jalan lain, berarti onani termasuk perbuatan melampaui batas. Jika onani dibolehkan, tentu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam nggak perlu memerintahkan para pemuda yang belum mampu untuk menikah untuk berpuasa. Mereka yang belum mampu menikah tentu tinggal diperintahkan untuk onani. Namun kenyataannya enggak, mereka yang belum mampu menikah diperintahkan untuk berpuasa, tidak diperintahkan untuk onani. Jadi, onani tetap aja terlarang. G. MUSIK Satu hal yang biasanya remaja kurang tahu bahwa hal tersebut juga merupakan maksiat adalah mendengarkan musik. Parahnya, kehidupan remaja saat ini kayaknya nggak bisa lepas dari musik. Konsumen musik terbanyak tetap aja remaja. Buktinya, media cetak remaja, baik yang untuk cewek atau cowok, baik yang majalah atau yang tabloid, semuanya memberikan porsi ruang yang lumayan besar bagi berita musik. Musik merupakan sesuatu yang haram karena Rasulullah bersabda tentang akan datangnya suatu kaum yang menghalalkannya. Musik merupakan senjata ampuh setan untuk melalaikan manusia dari mendengarkan Al-Quran. Musik juga merupakan pembuka kemaksiatan lain. Orang yang suka musik mungkin akan sering menghadiri pertunjukan musik. Biasanya di pertunjukan musik, sponsornya adalah rokok. Trus, kalo beli tiket, dapat rokok gratis. Malah jadinya merokok kan? Belum lagi kalo acaranya bertempat di klub malam, pasti mereka jual minuman beralkohol juga. Udah acaranya kelar, acara lanjutannya pasti disko dan dansa bareng. Waduh, waduh,,,jangan sampe dech!
  • 26. 26 H. MENCONTEK Dosa yang ini biasa terjadi di sekolah, terutama saat ulangan atau ujian. Mencontek dilakukan untuk mendapatkan nilai yang bagus. Hakikatnya, mencontek adalah menipu, baik diri sendiri maupun guru. Hasil yang kamu peroleh mungkin memang seperti yang kamu harapkan. Tapi betulkah demikian kemampuanmu? Ingatlah, pertanggungjawaban nggak cuma didepan guru saja. Di akherat nanti, penipuan yang kamu lakukan tersebut juga harus kamu pertanggungjawabkan. I. MEROKOK “Nggak jantan kalo nggak merokok!” Remaja pria kalo udah diberi cap seperti ini biasanya keder juga. Lalu, ikut-ikutan lah ia merokok. Padahal, yang jantan adalah yang nggak merokok; sendirian tanpa rokok aja udah berani menghadapi masalah hidup. Kenyataannya, rokok memang bisa menjadi pelarian orang-orang pengecut yang nggak berani menghadapi hidup. Rokok seluruhnya mengandung racun. Bisa jadi ia malah lebih berbahaya daripada khamr. Alloh melarang kita membinasakan diri kita sendiri. Kalo begitu, menghisap rokok juga diharamkan. Rokok juga merupakan pintu untuk merasakan hal-hal haram lainnya. Pecandu rokok bisa-bisa tertarik untuk mencampurkan ganja di rokoknya. Ganja mempunyai efek memabukkan, jadi tentu saja ganja adalah barang haram. Kalo udah kenal rokok-dan ganja- nggak lama kemudian para remaja akan mencoba obat-obat penenang. Nggak ketinggalan juga miras. Seringkali pecandu semua itu berawal dari merokok. Busyeeet..! Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja. 1. Kegagalan yang mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladana. 2. Adanya motifasi dari keluarga , guru , teman sebaya untuk melakukan point pertama. 3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis , komunikatif , dan nyaman bagi remaja. 4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua member arahan dengan siapa dan dikomunitas mana remaja harus bergaul. 5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
  • 27. BAB V PENUTUP 27 A. KESIMPULAN a. Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. b. Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor. Perilaku nakal remaja disebabkan oleh factor remaja itu sendiri (internal) maupun factor dari luar (eksternal). c. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. d. Adanya motivasi dari keluarga , guru , teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja. e. Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi. B. SARAN a. Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja. b. Perlunya penanaman nilai moral , pendidikan dan nilai religious pada diri seorang remaja.
  • 28. DAFTAR PUSTAKA http://helda.info/2009/06/kenakalan-remaja/ http://pusatremaja.com/2008/01/15/kenakalan-remaja/ http://yoyooh.com/original-post/yo-ori-remaja/90-kenakalan-remaja.html http://www.scribd.com/doc/12007831/KENAKALAN-REMAJA http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=60:pkni 4209-kriminologi-dan-kenakalan-remaja&catid=30:fkip&Itemid=75 http://zonaclassic.blogspot.com/2008/04/dampak-siaran-tv-terhadap-kenakalan.html http://psikonseling.blogspot.com/2010/02/pengertian-kenakalan-remaja.html http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHa7c5.dir/doc.pdf http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915 http://subandowo.blogspot.com/2008/08/kenakalan-remaja.html http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm 28