SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
DOSEN : Ns WA ODE FITRI NINGSIH, S.Kep 
TUGAS : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT 
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN 
“LUKA BAKAR” 
OLEH 
KELOMPOK 3: 
NURSANTI ZUUHI 
VEVIANTI MAVIKA SARI 
FITROH AMALIA ANGGRAENI 
SARIANI 
JUM SUBRAJAT 
SITTI FEBRIANTI 
ANDI ARAS 
SUHIDIN 
AKADEMI KEPERAWATAN 
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 
2013/2014
KATA PENGANTAR 
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas 
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat 
pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ 
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT‘’. Adapun askep ini membahas mengenai 
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN “LUKA 
BAKAR”. 
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah 
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun 
menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan 
kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan 
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi 
kesempurnaan askep ini. 
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi 
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah 
Kabupaten Muna. 
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak 
terima kasih. 
Raha, oktober 2013 
Penyusun
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR …………………………………………………… 
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. 
BAB I : PENDAHULUAN 
A. Latar belakang ……………………………………………............. 
B. Rumusan Masalah…………………………………….................... 
C. Tujuan …………………………………………............................ 
D. Manfaat………………………………………………................... 
BAB II : PEMBAHASAN 
1. KONSEP PENYAKIT 
A. Pengertian ………………………………………………...... 
B. Etiologi..............................………………………………..... 
C. Patofisiologi……………………………………………… ... 
D. Manifestasi Klinis………………………………………....... 
E. Klasifikasi luka bakar ........................................................... 
F. Derajat luka bakar .........………………………………............. 
G. Penatalaksanaan ............................................................... 
H. Terapi ..................................................................................... 
2. KONSEP ASKEP 
A. Pengkajian ……………………………………..………........ 
B. Diagnosa…………………………………………………..... 
C. Perencanaan……………………………………………........ 
D. Evaluasi .................................................................................. 
BAB III : PENUTUP 
A. Kesimpulan………………………………………………........ 
B. Saran……………………………………………….……......... 
DAFTAR PUSTAKA
BAB I 
PEMBAHASAN 
A. Latar Belakang 
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang 
beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan 
cederaoleh sebab lain .Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab 
lukabakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga karena pajanan 
suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat 
tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada kecelakaan rumah 
tangga.(Sjamsuhidajat, 2005 ) 
B. Tujuan 
1. Tujuan Umum 
Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan pada pasien luka bakar. 
2. Tujuan Khusus 
Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep penyakit dan konsep asuhan 
keperawatan gawat darurat pada pasien luka bakar.
BAB II 
PEMBAHASAN 
1. KONSEP MEDIK 
A. Definisi 
Luka bakar adalah kerusakan kulit disertakan jaringan dibawahnya yang disebabkan 
oleh perpindahan panas ketubuh (Oswari Jonatan, 1995) 
Luka bakar adalah perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, panas tersebut 
mungkun melalui konduksi atau radiasi elektronik. (Effendi Crhistiante 
B. Anatomi Fisiologi 
Fisiologi Kulit 
Kulit adalah organ tubuh yang luas yang menutupi otot dan mempunyai peranan 
dalam hemeostasis. Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu: 
1. Lapisan epidermis yang terdiri dari 
a. Stratum korneum 
Selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan mengandung zat kreatin 
b. Stratum lusidum 
Sel pipih yang hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki tembus cahaya 
c. Stratum glanulosum 
Sel pipih seperti kumparan terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan 
permukaan kulit 
d. Stratum spinosum 
Lapisan yang paling tebal yang terdiri dair 5-8 lapisan 
e. Stratum basale 
Sel yang terletak dibagian basale merupakan sel-sel induk yang menggantikan sel 
diatasnya, sel yang terbentuk diinti yang lonjong didalamnya terdapat butir yang 
halus yang disebut butir melarin warna. 
2. Lapisan dermis 
` Membentuk bagian terbesar dari kulit dengan kekuatan dan struktur dari kulit. 
Lapisan ini terdiri dari 2, yaitu: 
a. Bagian atas yang disebut pars papilaris 
b. Bagian bawah disebut pars latikularis 
Lapisan papilaris dermis berada dibawah langsung epidermis dan tersusun 
terutama dari sel-sel fibroblast yang dapat menggantikan satu kalogen yaitu suatu 
komponen dari jaringan ikat 
3. Jaringan subkutan atau hypodermis 
Lapisan kulit yang terdalam, lapisan ini yang terutama adalah jaringan adipose 
yang memberikanbantalan antara lapisan kulit dan struktur interna seperti otot dan 
tulang
C. Etiologi 
1. Bahan kimia : Asam alkali, cuka para, air aki 
2. Radiasi : Sinar matahari, terapi radiasi 
3. Thermal : Air panas, api, uap panas, asap 
4. Elektrik : Kesetrum listrik, sambar petir 
D. Manifestasi klinis 
 Nyeri pada luka 
 Takikardi dan tekanan darah turun 
 Adanya kemerahan/bulla pada permukaan kulit yang cidera 
 Tubuh klien terasa panas 
 Ekstremitas dingin (perubahan suhu dari panas kedingin) 
 Perubahan tingkat kesadaran 
 Dehidrasi (penurunan turgor kulit, penurunan jumlah urine yang keluar) 
 Peningkatan frekuensi nafas 
 Keterbatasab mobilitas 
E. Patofisiologi Luka Bakar 
Luka bakar disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada 
tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar 
dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi dan kimia. Destruksi jaringan 
terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein dan ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran 
napas atas menipakan lokasi destruksi jaringan. Janingan yang dalam, termasuk organ 
visera, dapat mengalami kerusakan karena karena luka bakar elektrik atau kontak yang 
lama dengan agen penyebab (burning agen). Nekrosis atau kegagalan organ dapat terjadi. 
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya 
kontak dengan agen penyebab luka bakar tersebut. Suhu yang kurang dari 40°C dapat 
ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar 
Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya, kemudian 
perawatannya dilakukan dengan tiga fase luka bakar, yaitu: fase darurat/resusitasi, fase 
akut atau intermediate dan fase rehabilitasi.
Fase Durasi Prioritas 
Fase resusitasi yang 
Darurat/segera 
Dari awitan cedera hingga 
selesainya resusitasi cairan 
Pertolongan pertama 
Pencegahan syok 
Pencegahan gangguan 
pernapasan Deteksi dan 
penanganan cedera yang 
menyertai Penilaian luka 
dan perawatan 
pendahuluan 
Fase akut Dari dimulainya diuresis 
hingga hamper selesainya 
proses penutupan luka 
Perawatan dan penutupan 
luka 
Pencegahan/penanganan 
komplikasi termasuk 
infeksi 
Dukungan nutrisi 
Fase rehabilitasi Dan penutupan luka yang 
besar hingga kembalinya 
kepada tingkat penyesuaian 
fisik dan psikososial yang 
optimal 
Pencegahan parut & 
kontraktur Rehabilitasi 
fasik, oksupasional & 
vokasional 
Rekonstruksi fungsional & 
kosmetik 
Konseling psikologi 
F. Derajad Luka bakar 
Kedalaman luka bakar tergantung oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu 
tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang ikut terbakar juga 
memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu 
domba (wol). Bahan sintesis seperti nilon dan dakron selain mudah terbakar juga mudah 
turner oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat derajat kedalaman. 
Derajat & derajat luka 
baker 
Bagian kulit 
yang terkena 
Gejala Penampilan luka Perjalanan 
kesembuhan 
Derajat satu 
(superficial) tersengat 
matahari 
Terkena api dengan 
intensitas rendah 
Epidermis Kesemutan 
Hiperestesia 
(supersensitive) 
Rasa nyeri 
mereda bila 
didinginkan 
Memerah, 
menjadi putih 
bila di tekan 
Minimal atau 
tanpa edema 
Kesembuhan 
lengkap dalam I 
minggu 
Pengelupasan 
kulit 
Derajat dua (Partial 
thickness) tersiram air 
mendidih 
Epidermis dan 
bagian dermis 
Nyeri hiperestesia 
Sensitif terhadap 
udara yang dingin 
Melepuh dasar 
luka berbintik-bintik 
merah, 
Kesembuhan 
dalam 2-3 minggu 
Pembentukan
Terbakar oleh nyala 
api 
epidermis retak, 
permukaan luka 
baah edema 
parut & 
depigment asi 
infeksi dapat 
mengubahnya 
menjadi derajat 
tiga 
Derajat tiga (full 
thickness) 
Terbakar nyala api 
Terkena cairan 
mendidih dalam 
waktu yang lama 
tersengat arus listrik 
Epidermis, 
keseluruhan 
dermis dan 
kadang-kadang 
jaringan 
subkutan 
Tidak terasa nyeri 
Syok 
Hematuria & 
kemungkinan 
hemolisis 
Kemungkinan 
terdapat luka 
masuk dan keluar 
(pada luka bakar 
listrik) 
Kering, luka 
bakar bewarna 
putih seperti 
bahan kulit atau 
gosong 
Kulit retak 
dengan bagian 
lemak yang 
nampak 
Edema 
Pembentukan 
esker 
Diperlukan 
pencangkokan 
Pembentukan 
parut&hilangnya 
kontur serta fungsi 
kulit 
Hilangnya jari 
tangan atau 
ekstremitas dapat 
terjadi 
Umumnya luka bakar memiliki kedalaman yang tidak seragam. Ketika dinilai, luka 
bakar biasanya mencakup daerah-daerah cedera superfisial pada bagian perifer luka 
dengan peningkatan kedalaman di sebelah proksimal. Setiap daerah memiliki 3 zona 
cedera. Daerah yang sebelah dalam mengalami kerusakan yang paling parah, sedangkan 
zona yang sebelah luar kerusakannya paling ringan. Daerah sebelah dalam dikenal 
sebagai zona koagulasi dimana terjadi kerusakan seluler. Daerah yang tengah disebut 
zona statis tempat terjadinya gangguan suplai darah, inflamasi dan cedera jaringan. 
Daerah ini masih dapat diselamatkan sampai derajat tertentu dengan resusitasi cairan 
yang berhasil baik. Daerah sebelah luar merupakan zona hyperernia. 
Zona ini merupakan luka bakar derajat satu yang harus sembuh dalam waktu I minggu 
dan lebih khas untuk cedera terbakar atau tersengat arus listrik ketimbang cedera akibat 
cairan yang panas. 
Dalam menentukan dalamnya luka bakar, yang harus diperhatikan yaitu faktor-faktor: 
1. Riwayat terjadinya luka bakar 
2. Penyebab luka bakar 
3. Suhu agen yang menyebabkan luka bakar 
4. Lamanya kontak dengan agen 
5. Tebalnya kulit
G. Perawatan Luka Bakar 
Perawatan di Tempat Kejadian 
Prioritas pertama dalam perawatan di tempat kejadian bagi seorang korban luka bakar 
adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan tidak turut mengalami luka bakar. 
1. Mematikan api 
Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api misalnya dengan 
menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan 
oksigen bagi api yang menyala. Korban dapat mengusahakan dengan cepat 
menjatuhkan diri dan berguling dan mencegah meluasnya bagian pakaian yang 
terbakar. Kontak dengan bahan yang panas juga harus cepat diakhiri missal dengan 
mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air dingin atau 
melepaskan baju yang tersiram air panas. Jika sumber luka bakarnya adalah arus 
listnik, sumber listrik harus dipadamkan. 
2. Mendinginkan luka bakar 
Proses koagulasi protein set di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung 
terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat 
dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu 
dingin ini pada jam pertama. Oleh karena itu merendam bagian yang terbakar selama 
lima belas menit pertama dalam air sangat bermanfaat untuk menurunkan suhu 
jaringan sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Dengan dernikian luka 
yang sebenarnya menuju derajat II dapat dihentikan pada derajat I atau luka yang 
menjadi derajat III dihentikan pada tingkat I atau II. Pencelupan atau penyiraman 
dapat dilakukan dengan air apa saja yang dingin sekurang-kurangnya 15 menit. 
3. Melepaskan benda penghalang 
Meskipun pakaian yang menempel pada luka bakar dapat dibiarkan pakaian 
lain dan semua barang perhiasan harus segera dilepaskan untuk melakukan penilaian 
serta mencegah terjadinya kontriksi sekunder akihat edema yang timbul dengan 
cepat. 
4. Menutup luka bakar 
Luka bakar hams ditutup secepat mungkin untuk memperkecil kemungkinan 
kontaminasi bakteri dan meagurangi nyeri dengan mencegah aliran udara agar tidak 
mengenai permukaan kulit yang terbakar. 
5. Mengirigasi Luka bakar kimia 
Luka bakar kimia akibat bahan korosif harus segera dibilas dengan air mengalir. Jika 
mengenai mata harus segera dicuci dengan air bersih yang sejuk.
H. Proses Penyembuhan Luka 
Fase Inflamasi: 
• Merupakan awal dari proses penyembuhan luka. 
• Proses peradangan akut terjadi dalam 24 – 48 jam pertama stlh cedera. 
• Proses epitelisasi mulai terbentuk pada fase ini beberapa jam setelah terjadi luka. 
• Terjadi reproduksi dan migrasi sel dari tepi luka menuju ke tengah luka. 
• Fase ini dpt memanjang bila status nutrisi buruk atau sress fisik lainnya spt infeksi 
Fase proliferasi: 
• Merupakan fase lanjutan dari tahap inflamasi. 
• Proses peradangan akut terjadi dalam 48 jam sampai 3 minggu 
• persiapan pembentukan struktur protein untuk rekonstruksi jaringan 
• aktif bergerak dan mengeluarkan substansi: 
- kolagen, elastin. hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans 
• proses sintetik disebut fibroplasia dengan peran : 
- proliferasi, migrasi, deposit jar. matriks dan kontraksi luka 
 Pembentukan jar. granulasi dari makrophag, pembuluh darah dan fibroblast. 
- proses pembetukan kapiler didalam luka 
- upaya respons untuk oksigenisasi dan nutrisi 
 Epitelialisasi 
- Fibroblast keluarkan KGF (Keratinocyte) - stimulasi mitosis sel 
epidermis 
- Keratinasi mulai dari pinggir ketengah 
- Dengan sintesa kolagen, kualitas dermis disempurnakan 
 Kontraksi 
- Struktur fibroblast berubah menjadi myofibroblast -- kontraksi 
Tuluan untuk memperkecil luka / defek 
Fase remodeling atau maturasi 
• Fase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan 
luka. 
• Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan 
pematangan parut. 
• Fase ini berlangsung mulai 3 minggu sampai 2 tahun . Akhir dari penyembuhan ini 
didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 80% dari kulit 
normal. 
I. Pemeriksaan Diagnostik 
1. Hitung darah lengkap peningkatan Fit awal menuajukkan hemokonsentrasi 
sehubungan dengan kehilangan cairan 
a. EKG : tanda iskemia miokardial dapat terjadi pada luka bakar listrik 
b. GDA : Dasar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi 
c. Fotografi luka bakar : memberikan eatatan untuk penyembuhan luka bakar 
selanjutnya.
B. Konsep Asuhan Keperawatan 
A. Pengkajian 
1. Pengumpulan Data 
a. Biodata 
 Identitas klien 
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, 
diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat. 
 Identitas penanggung jawab 
Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan 
hubungan dengan klien. 
b. Riwayat kesehatan 
 Riwayat kesehatan sekarang 
RSMRS 
- Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit 
yang sama ketika klien masuk rumah sakit. 
Keluhan utama : Nyeri 
Riwayat keluhan utama 
P : nyeri 
Q : Terus menerus 
R : seluruh tubuh 
S : 7(1-10) 
T : saat mengalami luka bakar 
 Riwayat kesehatan dahulu 
- Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya. 
- Riwayat pemakaian obat-obatan
b. Pengkajian primer 
Airway 
a. Pengkajian Primer 
1) Airway 
 Jalan napas bersih 
 Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi 
 Tidak ada jejas badan daerah dada 
2) Breathing 
 Peningkatan frekunsi napas 
 Napas dangkal 
 Distress pernapasan 
 Kelemahan otot pernapasan 
 Kesulitan bernapas : sianosis 
3) Circulation 
 Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia 
 Sakit kepala 
 Pingsan 
 berkeringat banyak 
 Reaksi emosi yang kuat 
 Pusing, mata berkunang – kunang 
4) Disability 
 Dapat terjadi penurunan kesadaran 
Triase : merah
1. Riwayat Keparawatan. 
Riwayat Kejadian Luka Bakar. 
D A T A INFORMASI YANG DIPERLUKAN 
Waktu dan tempat penyebab 
Situasi saat kejadian 
Pukul ? : dirumah / ditempat kerja 
- Faktor predisposisi 
- Sumber panas / agen 
- Lamanya terkena 
- Temperatur agen 
- Ruangan : terbuka/tertutup 
- Gambaran rinci kejadian luka bakar 
- Karena kecalakaan / kelalaian / 
disengaja 
- Penyebab : diri sendiri/ orang lain 
- Adanya pengarug obat / alkohol 
2. Data Subjektif. 
 Apakah ada cedera yang bersamaan. 
 Nyeri pada daerah luka bakar. 
3. Data Objektif. 
 Prosentase luas permukaan tubuh yang terbakar. 
 Kedalaman luka bakar. 
 Letak anatomis luka bakar. 
 Kulit tampak kemerahan, gelembung. 
 Edema. 
 Suhu tubuh bervariasi. 
 Taki kardia.
4. Laboratorium : 
Nilai laboratorium normal dan perubahan pasca luka bakar. 
Pemeriksaan 
Laboratorium 
Nilai 
Normal 
Perubahan pasca 
Luka bakar 
peyebab 
Pemeriksaan serum 
Hemoglobin 
Hematokrit 
Nitrogen Urea 
Glukosa 
Elektrolit : 
Natrium 
Kalium 
Klorida 
Analisa gas darah 
12-15 g/dL (P) 
14-16 g/ dL (L) 
37-45 % ( P ) 
45-50 % ( L ) 
5-15 mg / dL 
60-100 mg / dL 
136-145 mEq /L 
3,5-5,0 mEq / L 
96 – 106 mEq / L 
Meningkat 
Meningkat 
Meningkat 
Meningkat 
Meningkat 
Meningkat 
Meningkat 
Kehilangan 
vol.cairan 
Kehilangan 
vol.cairan 
Kehilangan 
vol.cairan 
Respons stres 
Kehilangan vol. 
Cairan dan 
gangguan Na-K 
Gangguan pompa 
Na –K kerusakan 
jaringan, 
hemolisis sel sel 
darah merah 
Kehilangan vol 
cairan dan 
resorpsi Ci dalam 
urine
Sumber : Ignatavicius D & Bayn Marlyn : Medical surgical Nursing; A 
Nursing Process Approach Philadelphia, 1991 WB Saunders. 
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 
1. Resiko tinggi kekurangan Volume cairan elektrolit berhubungan dengan 
rusaknya jaringan kulit akibat luka bakar. Hasil yang diharapkan pasien dapat 
mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan tidak adanya tanda tanda 
dehidrasi. 
INTERVENSI KEPERAWATAN : 
1. Kaji dan catat luas dan dalamnya luka bakar. 
2. Kaji dan catat turgor kulit. 
3. Pantau dan catat tanda tanda vital tiap 2 jam. 
4. Pantau dan catat masukan dan keluarnya cairan ( Balance cairan yang 
cermat ) tiap 2 jam. 
5. Motivasi pasien untuk banyak minum. 
6. Siapkan minuman yang banyak dekat pasien K/P. 
7. Dapatkan berat badan masuk dan timbang berat badan tiap hari kalau 
memungkinkan. 
PO2 
PCO2 
PH 
Karboksihenmoglo 
bin 
Protein total 
Albumin 
80 – 100 mmHg 
32 – 45 mmHg 
7,34 – 7,45 
0 
6,0 – 8,0 g /dl 
3,5 –50 g / d; 
Normal 
Rendah 
Meningkat 
Rendah 
Rendah 
Asidesis 
acetabolik 
Inhalasi asap 
rokok dan karbon 
monoksida 
Kehilangan 
protein yg keluar 
melalui luka 
Kehilangan 
protein melalui 
luka dan membran 
vascular karena 
peningkatan 
permeabilitas
8. Beri pengganti cairan IV dan eletrolit dengan kaloborasi dokter. 
9. Monitor hasil elektrolit serum dan hemotokrit. 
EVALUASI : 
Dengan resusitasi cairan yang adekuat keseimbangan cairan diperkirakan 
tercapai dalam waktu 24 – 46 jam dengan ditandai : 
 Turgor kulit kenyal dan elastis. 
 Tanda tanda vital dalam batas normal. 
 Tidak terjadi sianosis. 
 Pasien tenang dan tidak gelisah. 
 Intake – output seimbang ( Produksi urine > 30 cc / menit ). 
 Laboratorium dalam batas normal : ( HT. Darah normal 37 – 40 % ). 
2. Gangguan Pertukaran Gas, berhubungan dengan keracunan karbonmonosida, 
keracunan asap, panas yang mengakibatkan kerusakan paru paru. 
Hasil yang diharapkan pemeliharaan oksigenasi jaringan adekuat. 
INTERVENSI KEPERAWATAN : 
1. Kaji pola pernapasan pasien tiap 2 – 3 jam ( Tanda tanda gawat napas, 
bunyi, frekwensi, irama, kedalaman napas ). 
2. Pantau pasien terhadap tanda hypoksemia. 
3. Baringkan pasien dalam posisi fowler bila memungkinkan. 
4. Bebaskan pakaian pasien dan perhiasan yang ketat. 
5. Berikan terapi O2 sesuai kolabiorasi dengan dokter. 
6. Pantau AGD. 
7. Siapkan untuk membantu intbasi ETT. 
EVALUASI : 
1. Frekwensi napas dalam batas normal : 12 – 18 X / Menit 
2. Hasil pemeriksaan analisa gas darah dalam batas normal. 
3. Tidak terjadi sianosis.
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan cedera luka bakar, 
pengobatan, kerusakan jaringan. 
Hasil yang diharapkan : Rasa nyaman terpenuhi, nyeri berkurang. 
INTERVENSI KEPERAWATAN 
1. Kaji respon pasien terhadap nyeri saat perawatan luka, terapi fisik saat 
istirahat. 
2. Gunakan skala nyeri untuk mengkaji tingkat nyeri pasien. 
3. Observasi tanda tanda vital. 
4. Gunakan tekni pengalihan perhatian untuk mengalihkan nyeri. 
5. Berikan obat analgetika sebelum melakukan prosedur rawat luka yang 
menyakitkan. 
6. Jelaskan semua prosedur pada pasien. 
7. Ajak pasien berkomunikasi saat memberi perawatan luka atau prosedur 
lainnya. 
8. Kaji kebutuhan akan obat perena nyeri. 
9. Ciptakan lingkungan yang nyaman. 
10. Beri posisi tidur yang nyaman sesuai keadaan pasien. 
EVALUASI 
 Tingkat nyeri akan menurun sejalan dengan penyembuhan luka ( Skala 
nyeri menurun ). 
 Ekpresi wajah dan posisi tubuh rileks. 
 Tanda vital ( Pernapasan dan nadi ) dalam batas normal.
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Luka bakar adalah suatu luka yang terjadi karena adanya kontak antara kulit dengan 
panas kering, panas basah, bahan kimia, arus listrik dan radiasi (Long, 1996). 
Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi dari 
sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau radiasi 
elektromagnetik (Effendy, 1999). 
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan 
sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air 
panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan 
kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenadjat, 2001). 
B. Saran 
Diharapkan semoga dengan Askep Gangguan Integumen Pada Klien Dengan luka 
bakar ini yang merupakan bagian dari Keperawatan gawat darurat dapat bermanfaat bagi 
kami dan teman-teman dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sehingga perawat 
mengetahui atau mengerti tentang gangguan yang berhubungan dengan gangguan 
intergumen pada klien yang terkena luka bakar, Dalam rangka mengatasi masalah resiko 
pada klien dengan gigitan ulaluka bakar maka tugas perawat yang utama adalah sering 
mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami luka bakar. 
Serta kami menyadari bahwa Askep yang kami buat ini masih jauh dari 
kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnta membangun sangat kami 
butuhkan, baik itu dari teman-teman ataupun para pembaca.

More Related Content

Viewers also liked

Makalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisMakalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisSeptian Muna Barakati
 
Makalah profesionalisme dunia pendidikan
Makalah profesionalisme dunia pendidikanMakalah profesionalisme dunia pendidikan
Makalah profesionalisme dunia pendidikanSeptian Muna Barakati
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiSeptian Muna Barakati
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasSeptian Muna Barakati
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih belum
Makalah pola hidup sehat  dan bersih belumMakalah pola hidup sehat  dan bersih belum
Makalah pola hidup sehat dan bersih belumSeptian Muna Barakati
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih ilawati
Makalah pola hidup sehat  dan bersih ilawatiMakalah pola hidup sehat  dan bersih ilawati
Makalah pola hidup sehat dan bersih ilawatiSeptian Muna Barakati
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih irmayani
Makalah pola hidup sehat  dan bersih irmayaniMakalah pola hidup sehat  dan bersih irmayani
Makalah pola hidup sehat dan bersih irmayaniSeptian Muna Barakati
 
Les bonnes pratiques pour développer son activité commerciale sur les réseaux...
Les bonnes pratiques pour développer son activité commerciale sur les réseaux...Les bonnes pratiques pour développer son activité commerciale sur les réseaux...
Les bonnes pratiques pour développer son activité commerciale sur les réseaux...Vincent Pereira
 

Viewers also liked (15)

Makalah prasekolah
Makalah prasekolahMakalah prasekolah
Makalah prasekolah
 
Makalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimiMakalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimi
 
Makalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisMakalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medis
 
Makalah profesionalisme dunia pendidikan
Makalah profesionalisme dunia pendidikanMakalah profesionalisme dunia pendidikan
Makalah profesionalisme dunia pendidikan
 
Makalah promkes p' ca2ng
Makalah promkes p' ca2ngMakalah promkes p' ca2ng
Makalah promkes p' ca2ng
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Makalah perubahan sosial di ambon
Makalah perubahan sosial di  ambonMakalah perubahan sosial di  ambon
Makalah perubahan sosial di ambon
 
Makalah proses keperawatan
Makalah proses keperawatanMakalah proses keperawatan
Makalah proses keperawatan
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih belum
Makalah pola hidup sehat  dan bersih belumMakalah pola hidup sehat  dan bersih belum
Makalah pola hidup sehat dan bersih belum
 
Laporan pkp martia
Laporan  pkp martiaLaporan  pkp martia
Laporan pkp martia
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih ilawati
Makalah pola hidup sehat  dan bersih ilawatiMakalah pola hidup sehat  dan bersih ilawati
Makalah pola hidup sehat dan bersih ilawati
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih irmayani
Makalah pola hidup sehat  dan bersih irmayaniMakalah pola hidup sehat  dan bersih irmayani
Makalah pola hidup sehat dan bersih irmayani
 
Formation ArcGis
Formation ArcGisFormation ArcGis
Formation ArcGis
 
Les bonnes pratiques pour développer son activité commerciale sur les réseaux...
Les bonnes pratiques pour développer son activité commerciale sur les réseaux...Les bonnes pratiques pour développer son activité commerciale sur les réseaux...
Les bonnes pratiques pour développer son activité commerciale sur les réseaux...
 

Similar to ASKEP LUKA BAKAR

FT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptxFT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptxMaya494453
 
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksiKb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksipjj_kemenkes
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksipjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 1 penanganan luka bakar
Modul 4 kb 1 penanganan luka bakarModul 4 kb 1 penanganan luka bakar
Modul 4 kb 1 penanganan luka bakarpjj_kemenkes
 
Materi 1_Konsep luka bakar.pptx
Materi 1_Konsep luka bakar.pptxMateri 1_Konsep luka bakar.pptx
Materi 1_Konsep luka bakar.pptxErinRika2
 
asuhan keperawatan pada luka bakar
 asuhan keperawatan pada luka bakar asuhan keperawatan pada luka bakar
asuhan keperawatan pada luka bakarpjj_kemenkes
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukapjj_kemenkes
 
Copy of css luka bakar erik
Copy of css luka bakar erikCopy of css luka bakar erik
Copy of css luka bakar erikerichchandras
 
Materi Luka Memar
Materi Luka MemarMateri Luka Memar
Materi Luka Memaricha582186
 
Modul 3 kb 1 penanganan luka cedera
Modul 3 kb 1 penanganan luka cederaModul 3 kb 1 penanganan luka cedera
Modul 3 kb 1 penanganan luka cederapjj_kemenkes
 

Similar to ASKEP LUKA BAKAR (20)

ASKEP Luka Bakar 2
ASKEP Luka Bakar 2ASKEP Luka Bakar 2
ASKEP Luka Bakar 2
 
FT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptxFT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptx
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksiKb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
Modul 4 kb 1 penanganan luka bakar
Modul 4 kb 1 penanganan luka bakarModul 4 kb 1 penanganan luka bakar
Modul 4 kb 1 penanganan luka bakar
 
Luka bakar pyo
Luka bakar   pyoLuka bakar   pyo
Luka bakar pyo
 
Materi 1_Konsep luka bakar.pptx
Materi 1_Konsep luka bakar.pptxMateri 1_Konsep luka bakar.pptx
Materi 1_Konsep luka bakar.pptx
 
Askep 1
Askep 1Askep 1
Askep 1
 
Case Report Session Skin Combustion
Case Report Session Skin CombustionCase Report Session Skin Combustion
Case Report Session Skin Combustion
 
Asuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancyAsuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancy
 
113962427 case-bedah
113962427 case-bedah113962427 case-bedah
113962427 case-bedah
 
asuhan keperawatan pada luka bakar
 asuhan keperawatan pada luka bakar asuhan keperawatan pada luka bakar
asuhan keperawatan pada luka bakar
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan luka
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan luka
 
Pertolongan pertama luka bakar
Pertolongan pertama luka bakarPertolongan pertama luka bakar
Pertolongan pertama luka bakar
 
Copy of css luka bakar erik
Copy of css luka bakar erikCopy of css luka bakar erik
Copy of css luka bakar erik
 
Materi Luka Memar
Materi Luka MemarMateri Luka Memar
Materi Luka Memar
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Modul 3 kb 1 penanganan luka cedera
Modul 3 kb 1 penanganan luka cederaModul 3 kb 1 penanganan luka cedera
Modul 3 kb 1 penanganan luka cedera
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

ASKEP LUKA BAKAR

  • 1. DOSEN : Ns WA ODE FITRI NINGSIH, S.Kep TUGAS : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN “LUKA BAKAR” OLEH KELOMPOK 3: NURSANTI ZUUHI VEVIANTI MAVIKA SARI FITROH AMALIA ANGGRAENI SARIANI JUM SUBRAJAT SITTI FEBRIANTI ANDI ARAS SUHIDIN AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2013/2014
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ KEPERAWATAN GAWAT DARURAT‘’. Adapun askep ini membahas mengenai ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN “LUKA BAKAR”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan askep ini. Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, oktober 2013 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………… DAFTAR ISI ……………………………………………………………. BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang ……………………………………………............. B. Rumusan Masalah…………………………………….................... C. Tujuan …………………………………………............................ D. Manfaat………………………………………………................... BAB II : PEMBAHASAN 1. KONSEP PENYAKIT A. Pengertian ………………………………………………...... B. Etiologi..............................………………………………..... C. Patofisiologi……………………………………………… ... D. Manifestasi Klinis………………………………………....... E. Klasifikasi luka bakar ........................................................... F. Derajat luka bakar .........………………………………............. G. Penatalaksanaan ............................................................... H. Terapi ..................................................................................... 2. KONSEP ASKEP A. Pengkajian ……………………………………..………........ B. Diagnosa…………………………………………………..... C. Perencanaan……………………………………………........ D. Evaluasi .................................................................................. BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………........ B. Saran……………………………………………….……......... DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PEMBAHASAN A. Latar Belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cederaoleh sebab lain .Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab lukabakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga karena pajanan suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga.(Sjamsuhidajat, 2005 ) B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan pada pasien luka bakar. 2. Tujuan Khusus Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep penyakit dan konsep asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien luka bakar.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 1. KONSEP MEDIK A. Definisi Luka bakar adalah kerusakan kulit disertakan jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh perpindahan panas ketubuh (Oswari Jonatan, 1995) Luka bakar adalah perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, panas tersebut mungkun melalui konduksi atau radiasi elektronik. (Effendi Crhistiante B. Anatomi Fisiologi Fisiologi Kulit Kulit adalah organ tubuh yang luas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam hemeostasis. Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu: 1. Lapisan epidermis yang terdiri dari a. Stratum korneum Selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan mengandung zat kreatin b. Stratum lusidum Sel pipih yang hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki tembus cahaya c. Stratum glanulosum Sel pipih seperti kumparan terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan permukaan kulit d. Stratum spinosum Lapisan yang paling tebal yang terdiri dair 5-8 lapisan e. Stratum basale Sel yang terletak dibagian basale merupakan sel-sel induk yang menggantikan sel diatasnya, sel yang terbentuk diinti yang lonjong didalamnya terdapat butir yang halus yang disebut butir melarin warna. 2. Lapisan dermis ` Membentuk bagian terbesar dari kulit dengan kekuatan dan struktur dari kulit. Lapisan ini terdiri dari 2, yaitu: a. Bagian atas yang disebut pars papilaris b. Bagian bawah disebut pars latikularis Lapisan papilaris dermis berada dibawah langsung epidermis dan tersusun terutama dari sel-sel fibroblast yang dapat menggantikan satu kalogen yaitu suatu komponen dari jaringan ikat 3. Jaringan subkutan atau hypodermis Lapisan kulit yang terdalam, lapisan ini yang terutama adalah jaringan adipose yang memberikanbantalan antara lapisan kulit dan struktur interna seperti otot dan tulang
  • 6. C. Etiologi 1. Bahan kimia : Asam alkali, cuka para, air aki 2. Radiasi : Sinar matahari, terapi radiasi 3. Thermal : Air panas, api, uap panas, asap 4. Elektrik : Kesetrum listrik, sambar petir D. Manifestasi klinis  Nyeri pada luka  Takikardi dan tekanan darah turun  Adanya kemerahan/bulla pada permukaan kulit yang cidera  Tubuh klien terasa panas  Ekstremitas dingin (perubahan suhu dari panas kedingin)  Perubahan tingkat kesadaran  Dehidrasi (penurunan turgor kulit, penurunan jumlah urine yang keluar)  Peningkatan frekuensi nafas  Keterbatasab mobilitas E. Patofisiologi Luka Bakar Luka bakar disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi dan kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein dan ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran napas atas menipakan lokasi destruksi jaringan. Janingan yang dalam, termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab (burning agen). Nekrosis atau kegagalan organ dapat terjadi. Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen penyebab luka bakar tersebut. Suhu yang kurang dari 40°C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya, kemudian perawatannya dilakukan dengan tiga fase luka bakar, yaitu: fase darurat/resusitasi, fase akut atau intermediate dan fase rehabilitasi.
  • 7. Fase Durasi Prioritas Fase resusitasi yang Darurat/segera Dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairan Pertolongan pertama Pencegahan syok Pencegahan gangguan pernapasan Deteksi dan penanganan cedera yang menyertai Penilaian luka dan perawatan pendahuluan Fase akut Dari dimulainya diuresis hingga hamper selesainya proses penutupan luka Perawatan dan penutupan luka Pencegahan/penanganan komplikasi termasuk infeksi Dukungan nutrisi Fase rehabilitasi Dan penutupan luka yang besar hingga kembalinya kepada tingkat penyesuaian fisik dan psikososial yang optimal Pencegahan parut & kontraktur Rehabilitasi fasik, oksupasional & vokasional Rekonstruksi fungsional & kosmetik Konseling psikologi F. Derajad Luka bakar Kedalaman luka bakar tergantung oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang ikut terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu domba (wol). Bahan sintesis seperti nilon dan dakron selain mudah terbakar juga mudah turner oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat derajat kedalaman. Derajat & derajat luka baker Bagian kulit yang terkena Gejala Penampilan luka Perjalanan kesembuhan Derajat satu (superficial) tersengat matahari Terkena api dengan intensitas rendah Epidermis Kesemutan Hiperestesia (supersensitive) Rasa nyeri mereda bila didinginkan Memerah, menjadi putih bila di tekan Minimal atau tanpa edema Kesembuhan lengkap dalam I minggu Pengelupasan kulit Derajat dua (Partial thickness) tersiram air mendidih Epidermis dan bagian dermis Nyeri hiperestesia Sensitif terhadap udara yang dingin Melepuh dasar luka berbintik-bintik merah, Kesembuhan dalam 2-3 minggu Pembentukan
  • 8. Terbakar oleh nyala api epidermis retak, permukaan luka baah edema parut & depigment asi infeksi dapat mengubahnya menjadi derajat tiga Derajat tiga (full thickness) Terbakar nyala api Terkena cairan mendidih dalam waktu yang lama tersengat arus listrik Epidermis, keseluruhan dermis dan kadang-kadang jaringan subkutan Tidak terasa nyeri Syok Hematuria & kemungkinan hemolisis Kemungkinan terdapat luka masuk dan keluar (pada luka bakar listrik) Kering, luka bakar bewarna putih seperti bahan kulit atau gosong Kulit retak dengan bagian lemak yang nampak Edema Pembentukan esker Diperlukan pencangkokan Pembentukan parut&hilangnya kontur serta fungsi kulit Hilangnya jari tangan atau ekstremitas dapat terjadi Umumnya luka bakar memiliki kedalaman yang tidak seragam. Ketika dinilai, luka bakar biasanya mencakup daerah-daerah cedera superfisial pada bagian perifer luka dengan peningkatan kedalaman di sebelah proksimal. Setiap daerah memiliki 3 zona cedera. Daerah yang sebelah dalam mengalami kerusakan yang paling parah, sedangkan zona yang sebelah luar kerusakannya paling ringan. Daerah sebelah dalam dikenal sebagai zona koagulasi dimana terjadi kerusakan seluler. Daerah yang tengah disebut zona statis tempat terjadinya gangguan suplai darah, inflamasi dan cedera jaringan. Daerah ini masih dapat diselamatkan sampai derajat tertentu dengan resusitasi cairan yang berhasil baik. Daerah sebelah luar merupakan zona hyperernia. Zona ini merupakan luka bakar derajat satu yang harus sembuh dalam waktu I minggu dan lebih khas untuk cedera terbakar atau tersengat arus listrik ketimbang cedera akibat cairan yang panas. Dalam menentukan dalamnya luka bakar, yang harus diperhatikan yaitu faktor-faktor: 1. Riwayat terjadinya luka bakar 2. Penyebab luka bakar 3. Suhu agen yang menyebabkan luka bakar 4. Lamanya kontak dengan agen 5. Tebalnya kulit
  • 9. G. Perawatan Luka Bakar Perawatan di Tempat Kejadian Prioritas pertama dalam perawatan di tempat kejadian bagi seorang korban luka bakar adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan tidak turut mengalami luka bakar. 1. Mematikan api Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api misalnya dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen bagi api yang menyala. Korban dapat mengusahakan dengan cepat menjatuhkan diri dan berguling dan mencegah meluasnya bagian pakaian yang terbakar. Kontak dengan bahan yang panas juga harus cepat diakhiri missal dengan mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air dingin atau melepaskan baju yang tersiram air panas. Jika sumber luka bakarnya adalah arus listnik, sumber listrik harus dipadamkan. 2. Mendinginkan luka bakar Proses koagulasi protein set di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama. Oleh karena itu merendam bagian yang terbakar selama lima belas menit pertama dalam air sangat bermanfaat untuk menurunkan suhu jaringan sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Dengan dernikian luka yang sebenarnya menuju derajat II dapat dihentikan pada derajat I atau luka yang menjadi derajat III dihentikan pada tingkat I atau II. Pencelupan atau penyiraman dapat dilakukan dengan air apa saja yang dingin sekurang-kurangnya 15 menit. 3. Melepaskan benda penghalang Meskipun pakaian yang menempel pada luka bakar dapat dibiarkan pakaian lain dan semua barang perhiasan harus segera dilepaskan untuk melakukan penilaian serta mencegah terjadinya kontriksi sekunder akihat edema yang timbul dengan cepat. 4. Menutup luka bakar Luka bakar hams ditutup secepat mungkin untuk memperkecil kemungkinan kontaminasi bakteri dan meagurangi nyeri dengan mencegah aliran udara agar tidak mengenai permukaan kulit yang terbakar. 5. Mengirigasi Luka bakar kimia Luka bakar kimia akibat bahan korosif harus segera dibilas dengan air mengalir. Jika mengenai mata harus segera dicuci dengan air bersih yang sejuk.
  • 10. H. Proses Penyembuhan Luka Fase Inflamasi: • Merupakan awal dari proses penyembuhan luka. • Proses peradangan akut terjadi dalam 24 – 48 jam pertama stlh cedera. • Proses epitelisasi mulai terbentuk pada fase ini beberapa jam setelah terjadi luka. • Terjadi reproduksi dan migrasi sel dari tepi luka menuju ke tengah luka. • Fase ini dpt memanjang bila status nutrisi buruk atau sress fisik lainnya spt infeksi Fase proliferasi: • Merupakan fase lanjutan dari tahap inflamasi. • Proses peradangan akut terjadi dalam 48 jam sampai 3 minggu • persiapan pembentukan struktur protein untuk rekonstruksi jaringan • aktif bergerak dan mengeluarkan substansi: - kolagen, elastin. hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans • proses sintetik disebut fibroplasia dengan peran : - proliferasi, migrasi, deposit jar. matriks dan kontraksi luka  Pembentukan jar. granulasi dari makrophag, pembuluh darah dan fibroblast. - proses pembetukan kapiler didalam luka - upaya respons untuk oksigenisasi dan nutrisi  Epitelialisasi - Fibroblast keluarkan KGF (Keratinocyte) - stimulasi mitosis sel epidermis - Keratinasi mulai dari pinggir ketengah - Dengan sintesa kolagen, kualitas dermis disempurnakan  Kontraksi - Struktur fibroblast berubah menjadi myofibroblast -- kontraksi Tuluan untuk memperkecil luka / defek Fase remodeling atau maturasi • Fase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan luka. • Terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut. • Fase ini berlangsung mulai 3 minggu sampai 2 tahun . Akhir dari penyembuhan ini didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 80% dari kulit normal. I. Pemeriksaan Diagnostik 1. Hitung darah lengkap peningkatan Fit awal menuajukkan hemokonsentrasi sehubungan dengan kehilangan cairan a. EKG : tanda iskemia miokardial dapat terjadi pada luka bakar listrik b. GDA : Dasar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi c. Fotografi luka bakar : memberikan eatatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya.
  • 11. B. Konsep Asuhan Keperawatan A. Pengkajian 1. Pengumpulan Data a. Biodata  Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.  Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien. b. Riwayat kesehatan  Riwayat kesehatan sekarang RSMRS - Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit. Keluhan utama : Nyeri Riwayat keluhan utama P : nyeri Q : Terus menerus R : seluruh tubuh S : 7(1-10) T : saat mengalami luka bakar  Riwayat kesehatan dahulu - Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya. - Riwayat pemakaian obat-obatan
  • 12. b. Pengkajian primer Airway a. Pengkajian Primer 1) Airway  Jalan napas bersih  Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi  Tidak ada jejas badan daerah dada 2) Breathing  Peningkatan frekunsi napas  Napas dangkal  Distress pernapasan  Kelemahan otot pernapasan  Kesulitan bernapas : sianosis 3) Circulation  Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia  Sakit kepala  Pingsan  berkeringat banyak  Reaksi emosi yang kuat  Pusing, mata berkunang – kunang 4) Disability  Dapat terjadi penurunan kesadaran Triase : merah
  • 13. 1. Riwayat Keparawatan. Riwayat Kejadian Luka Bakar. D A T A INFORMASI YANG DIPERLUKAN Waktu dan tempat penyebab Situasi saat kejadian Pukul ? : dirumah / ditempat kerja - Faktor predisposisi - Sumber panas / agen - Lamanya terkena - Temperatur agen - Ruangan : terbuka/tertutup - Gambaran rinci kejadian luka bakar - Karena kecalakaan / kelalaian / disengaja - Penyebab : diri sendiri/ orang lain - Adanya pengarug obat / alkohol 2. Data Subjektif.  Apakah ada cedera yang bersamaan.  Nyeri pada daerah luka bakar. 3. Data Objektif.  Prosentase luas permukaan tubuh yang terbakar.  Kedalaman luka bakar.  Letak anatomis luka bakar.  Kulit tampak kemerahan, gelembung.  Edema.  Suhu tubuh bervariasi.  Taki kardia.
  • 14. 4. Laboratorium : Nilai laboratorium normal dan perubahan pasca luka bakar. Pemeriksaan Laboratorium Nilai Normal Perubahan pasca Luka bakar peyebab Pemeriksaan serum Hemoglobin Hematokrit Nitrogen Urea Glukosa Elektrolit : Natrium Kalium Klorida Analisa gas darah 12-15 g/dL (P) 14-16 g/ dL (L) 37-45 % ( P ) 45-50 % ( L ) 5-15 mg / dL 60-100 mg / dL 136-145 mEq /L 3,5-5,0 mEq / L 96 – 106 mEq / L Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Kehilangan vol.cairan Kehilangan vol.cairan Kehilangan vol.cairan Respons stres Kehilangan vol. Cairan dan gangguan Na-K Gangguan pompa Na –K kerusakan jaringan, hemolisis sel sel darah merah Kehilangan vol cairan dan resorpsi Ci dalam urine
  • 15. Sumber : Ignatavicius D & Bayn Marlyn : Medical surgical Nursing; A Nursing Process Approach Philadelphia, 1991 WB Saunders. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko tinggi kekurangan Volume cairan elektrolit berhubungan dengan rusaknya jaringan kulit akibat luka bakar. Hasil yang diharapkan pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan tidak adanya tanda tanda dehidrasi. INTERVENSI KEPERAWATAN : 1. Kaji dan catat luas dan dalamnya luka bakar. 2. Kaji dan catat turgor kulit. 3. Pantau dan catat tanda tanda vital tiap 2 jam. 4. Pantau dan catat masukan dan keluarnya cairan ( Balance cairan yang cermat ) tiap 2 jam. 5. Motivasi pasien untuk banyak minum. 6. Siapkan minuman yang banyak dekat pasien K/P. 7. Dapatkan berat badan masuk dan timbang berat badan tiap hari kalau memungkinkan. PO2 PCO2 PH Karboksihenmoglo bin Protein total Albumin 80 – 100 mmHg 32 – 45 mmHg 7,34 – 7,45 0 6,0 – 8,0 g /dl 3,5 –50 g / d; Normal Rendah Meningkat Rendah Rendah Asidesis acetabolik Inhalasi asap rokok dan karbon monoksida Kehilangan protein yg keluar melalui luka Kehilangan protein melalui luka dan membran vascular karena peningkatan permeabilitas
  • 16. 8. Beri pengganti cairan IV dan eletrolit dengan kaloborasi dokter. 9. Monitor hasil elektrolit serum dan hemotokrit. EVALUASI : Dengan resusitasi cairan yang adekuat keseimbangan cairan diperkirakan tercapai dalam waktu 24 – 46 jam dengan ditandai :  Turgor kulit kenyal dan elastis.  Tanda tanda vital dalam batas normal.  Tidak terjadi sianosis.  Pasien tenang dan tidak gelisah.  Intake – output seimbang ( Produksi urine > 30 cc / menit ).  Laboratorium dalam batas normal : ( HT. Darah normal 37 – 40 % ). 2. Gangguan Pertukaran Gas, berhubungan dengan keracunan karbonmonosida, keracunan asap, panas yang mengakibatkan kerusakan paru paru. Hasil yang diharapkan pemeliharaan oksigenasi jaringan adekuat. INTERVENSI KEPERAWATAN : 1. Kaji pola pernapasan pasien tiap 2 – 3 jam ( Tanda tanda gawat napas, bunyi, frekwensi, irama, kedalaman napas ). 2. Pantau pasien terhadap tanda hypoksemia. 3. Baringkan pasien dalam posisi fowler bila memungkinkan. 4. Bebaskan pakaian pasien dan perhiasan yang ketat. 5. Berikan terapi O2 sesuai kolabiorasi dengan dokter. 6. Pantau AGD. 7. Siapkan untuk membantu intbasi ETT. EVALUASI : 1. Frekwensi napas dalam batas normal : 12 – 18 X / Menit 2. Hasil pemeriksaan analisa gas darah dalam batas normal. 3. Tidak terjadi sianosis.
  • 17. 3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan cedera luka bakar, pengobatan, kerusakan jaringan. Hasil yang diharapkan : Rasa nyaman terpenuhi, nyeri berkurang. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kaji respon pasien terhadap nyeri saat perawatan luka, terapi fisik saat istirahat. 2. Gunakan skala nyeri untuk mengkaji tingkat nyeri pasien. 3. Observasi tanda tanda vital. 4. Gunakan tekni pengalihan perhatian untuk mengalihkan nyeri. 5. Berikan obat analgetika sebelum melakukan prosedur rawat luka yang menyakitkan. 6. Jelaskan semua prosedur pada pasien. 7. Ajak pasien berkomunikasi saat memberi perawatan luka atau prosedur lainnya. 8. Kaji kebutuhan akan obat perena nyeri. 9. Ciptakan lingkungan yang nyaman. 10. Beri posisi tidur yang nyaman sesuai keadaan pasien. EVALUASI  Tingkat nyeri akan menurun sejalan dengan penyembuhan luka ( Skala nyeri menurun ).  Ekpresi wajah dan posisi tubuh rileks.  Tanda vital ( Pernapasan dan nadi ) dalam batas normal.
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Luka bakar adalah suatu luka yang terjadi karena adanya kontak antara kulit dengan panas kering, panas basah, bahan kimia, arus listrik dan radiasi (Long, 1996). Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik (Effendy, 1999). Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenadjat, 2001). B. Saran Diharapkan semoga dengan Askep Gangguan Integumen Pada Klien Dengan luka bakar ini yang merupakan bagian dari Keperawatan gawat darurat dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sehingga perawat mengetahui atau mengerti tentang gangguan yang berhubungan dengan gangguan intergumen pada klien yang terkena luka bakar, Dalam rangka mengatasi masalah resiko pada klien dengan gigitan ulaluka bakar maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami luka bakar. Serta kami menyadari bahwa Askep yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang sifatnta membangun sangat kami butuhkan, baik itu dari teman-teman ataupun para pembaca.