1. Batuan
Beku
M. Ilham Fahreza (X MIA 2)
Nadia Safitri D (X MIA 2)
2. Batuan Beku
• Batuan ini terbentuk karena magma yang
mendingin dan menjadi keras. Batuan beku
terjadi terutama di sepanjang tepi lempeng
dan pada daerah panas yang menghasilkan
magma.
3. Letak Pembekuan
• Batuan beku dalam adalah batuan beku yang
terbentuk di dalam bumi; sering disebut
batuan beku intrusi. Batuan beku luar adalah
batuan beku yang terbentuk di permukaan
bumi; sering disebut batuan beku
ekstrusi. Batuan beku hipabisal adalah batuan
beku intrusi dekat permukaan, sering disebut
batuan beku gang atau batuan beku korok,
atau sub volcanic intrusion.
4. Warna Batuan Beku
• Warna segar batuan beku bervariasi dari
hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini
sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral
penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila
terjadi percampuran mineral berwarna gelap
dengan mineral berwarna terang maka warna
batuan beku dapat hitam berbintik-bintik
putih, abu-abu berbercak putih, atau putih
berbercak hitam, tergantung warna mineral
mana yang dominan dan mana yang kurang
dominan. Pada batuan beku tertentu yang
banyak mengandung mineral berwarna
merah daging maka warnanya menjadi putih-merah
daging.
5. Tekstur Batuan Beku
• Tekstur adalah hubungan antar mineral
penyusun batuan. Dengan demikian tekstur
mencakup tingkat visualisasi ukuran butir atau
granularitas, tingkat kristalisasi mineral atau
kristalinitas, tingkat keseragaman butir kristal,
ukuran butir kristal, dan bentuk kristal.
6. Tingkat Visualisasi Granularitas
• Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau
memakai loupe, maka tekstur batuan beku dibagi dua,
yaitu tekstur afanitik dan tekstur faneritik.
• a. Afanitik adalah kenampakan batuan beku berbutir
sangat halus sehingga mineral/kristal penyusunnya tidak
dapat diamati secara mata telanjang atau dengan loupe.
• b. Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam
batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya,
meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar
butir (kristal satu dengan kristal lainnya atau kristal dengan
kaca). Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur fanerik
apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun
gelas/kaca, dapat diamati.
7. b. Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di
dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral
penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran
butir dan hubungan antar butir (kristal satu
dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca).
Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur
fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa
kristal maupun gelas/kaca, dapat diamati.
Apabila batuan beku mempunyai tekstur afanitik
maka pemerian tekstur lebih rinci tidak dapat
diketahui, sehingga harus dihentikan. Sebaliknya
apabila batuan beku tersebut bertekstur fanerik
maka pemerian lebih lanjut dapat diteruskan.
8. Tingkat kristalisasi atau kristalinitas
• a. Holokristalin, apabila batuan tersusun
semuanya oleh kristal.
• b. Holohialin, apabila batuan tersusun
seluruhnya oleh gelas atau kaca.
• c. Hipokristalin, apabila batuan tersusun
sebagian oleh kaca dan sebagian berupa
kristal.
9. Tingkat Keseragaman Butir
• a. Equigranular, apabila kristal penyusunnya
berukuran butir relatif seragam.
Tekstur sakaroidaladalah tekstur dimana
ukuran butirnya seragam seperti gula pasir
atau gula putih.
• b. Inequigranular, jika ukuran butir kristal
penyusunnya tidak sama.
10. Ukuran butir kristal
• < 1 mm ——– berbutir halus
• 1 – 5 mm ——– berbutir sedang
• 5 – 30 mm ——– berbutir kasar
• > 30 mm ——– berbutir sangat kasar
11. Bentuk Kristal
• a. Euhedral, jika kristal berbentuk
sempurna/lengkap, dibatasi oleh bidang
kristal yang ideal (tegas, jelas dan teratur).
• b. Subhedral, jika kristalnya dibatasi oleh
bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas,
sebagian teratur dan sebagian tidak.
• c. Anhedral, kalau kristalnya dibatasi oleh
bidang-bidang kristal yang tidak teratur.
13. • Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di
lapangan saja, misalnya,
Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan
vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
Ø Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar
yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran.
Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan
(hand speciment sample), yaitu:
Ø Masif, yaitu jika tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas
(tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak
menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh
batuan beku.
Ø Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan
oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang
tersebut menunjukkan arah yang teratur.
14. Ø Skoria, yaitu struktur yang sama dengan
struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar
dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang
gas telah terisi oleh mineral-mineral
sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
Ø Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan
adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk
dalam batuan yang mengintrusi.
• Pada umumnya batuan beku tanpa struktur
(masif), sedangkan struktur-struktur yang ada
pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint)
atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma,
misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan
sheeting joint (kekar berlembar).
15. Komposisi Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada
batuan beku, cukup dengan mempergunakan
indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar
warna mineral sebagai penyusun batuan beku
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna
terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa,
feldspar, feldspatoid dan muskovit.
• Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna
gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan
olivin.
16. Klasifikasi Batuan Beku
• Berdasarkan ukuran butir mineral
dan tempat terjadi
• Berdasarkan indeks warna
• Berdasarkan kandungan SiO2
• Berdasarkan tempat terbentuknya
batuan beku
17. Berdasarkan ukuran butir
mineral dan tempat terjadi
• Batuan beku dalam
Bertekstur faneritik yang berarti
mineral-mineral yang menyusun
batuan tersebut dapat dilihat
dengan mata biasa tanpa
bantuan alat pembesar.
Terbentuk kurang lebih 3 – 4 km
di bawah permukaan bumi, dan
batuan dalam sering disebut juga
batuan plutonik atau batuan
abisik. Struktur kristalnya adalah
holokristalin atau berhablur
penuh. Contoh batuannya adalah
gabbro dan granodiorit.
18. Batuan beku gang
Bertekstur porfiritik dengan
masa dasar faneritik atau
bertekstur porfiritik dengan
masa dasar afanitik. Terbentuk
dalam celah-celah atau retak-retak
kulit bumi, pada jalan
magma menuju permukaan
bumi. Batuan gang sering
disebut juga batuan hypoabisik
dan struktur kristalnya adalah
holkristalin dan porfir atau
amorf. Contoh batuannya
adalah diorite porfiri dan granit
porfiri.
19. • Batuan beku luar
Bertekstur afanitik, yaitu individu mineralnya
tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Terbentuk
melalui pembekuan tiba-tiba ketika magma
sampai ke permukaan bumi dan berubah
menjadi lava yang langsung menjadi padat
karena pendinginan dari lingkungan.
20. Berdasarkan indeks warna
• Menurut ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral
mafik.
• Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku
berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut:
Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
21. Berdasarkan kandungan SiO2
Menurut (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
• Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih
dari 66%. Contohnya adalah riolit.
• Batuan beku intermediate, apabila kandungan
SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.
• Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2
antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.
• Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2
kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
22. Berdasarkan tempat
terbentuknya batuan beku
• Batuan beku Plutonik, yaitu batuan
beku yang terbentuk jauh di perut
bumi.
• Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan
beku yang terbentu tidak jauh dari
permukaan bumi
• Batuan beku vulkanik, yaitu batuan
beku yang terbentuk di permukaan
bumi
23. Contoh-contoh Batuan Beku
Batu APUNG
• o Ciri : warna keabu-abuan,
berpori-pori, bergelembung,
ringan, terapung dalam air
• o Cara terbentuk : dari
pendinginan magma yang
bergelembung-gelembung gas
• o Kegunaan : untuk mengamplas
atau menghaluskan kayu, di bidang
industri digunakan sebagai bahan
pengisi (filler), isolator temperatur
tinggi dan lain-lain.
24. • 2) Obsidian
o Ciri : hitam, seperti kaca,
tidak ada kristal-kristal
o Cara terbentuk : terbentuk
dari lava permukaan yang
mendingin dengan cepat
o Kegunaan : untuk alat
pemotong atau ujung
tombak (pada masa
purbakala) dan bisa
dijadikan kerajinan
25. 3. Granit
• o Ciri : terdiri atas kristal-kristal
kasar, warna putih sampai abu-abu,
kadang-kadang jingga,
Batuan ini banyak di temukan di
daerah pinggiran pantai dan di
pinggiran sungai besar ataupun di
dasar sungai.
• o Cara terbentuk : dari
pendinginan magma yang terjadi
dengan lambat di bawah
permukaan bumi
• o Kegunaan : sbg bahan
bangunan
26. • 4) Basalt
o Ciri : terdiri atas kristal-kristal
yang sangat kecil, berwarna
hijau keabu-abuandan
berlubang-lubang
o Cara terbentuk : dari
pendinginan lava yang
mengandung gas tetapi
gasnya telah menguap
o Kegunaan : sebagai bahan
baku dalam industri poles,
bahan bangunan / pondasi
bangunan (gedung, jalan,
jembatan, dll)
27. • 5) Andesit
o Ciri : batuan bertekstur halus,
berwarna abu-abu hijau tetapi
sering merah atau jingga
o Cara terbentuk : berasal dari
lelehan lava gunung merapi yang
meletus, terbentuk (membeku)
ketika temperatur lava yang
meleleh turun antara 900 sampai
dengan 1,100 derajat Celsius.
o Kegunaan : Nisan kuburan,
Cobek, Arca untuk hiasan, Batu
pembuat candi