Dokumen ini membahas pentingnya menyiapkan dana darurat sebagai persiapan untuk kejadian tak terduga di masa depan. Dana darurat sebaiknya disediakan sebesar 10% dari penghasilan bulanan dan minimal sama dengan 3 kali pengeluaran bulanan untuk menghadapi kemungkinan pengangguran selama 3 bulan. Disarankan membuat rekening terpisah untuk dana darurat dan tidak mengambil uang darurat untuk kebutuhan l
4. Dana Darurat, Dana Penyelamat
Dana darurat merupakan dana yang kita gunakan saat kejadian yang benar – benar
darurat. Kenapa dana ini penting untuk disiapkan? "Karena memang kita hidup
dalam suatu ketidakpastian. Kita tidak pernah tahu atas apa yang akan terjadi suatu
hari nanti"
Dalam kehidupan sehari – hari, pernahkah anda menemukan seseorang yang kelihatannya dari segi
penampilan nya begitu meyakinkan, yang secara tidak langsung menggambarkan bahwa ia dari
kalangan yang cukup berada ? Rumahnya mentereng, mobilnya oke punya, gadget merupakah
produk terbaru dan tercanggih. Tapi ketika terjadi suatu hal yang bersifat darurat dan memerlukan
biaya yang cukup besar seperti orangtua yang tiba-tiba harus dioperasi jantungnya, ia kelabakan
memenuhi ongkos yang dibutuhkan dan akhirnya harus berhutang untuk membiayai operasi
tersebut. Pernah menemukan orang seperti itu ? Atau jangan-jangan anda sendiri yang pernah
mengalaminya ?
Menabung, bagi sebagian orang bukanlah suatu hal yang menyenangkan. “Punya gaji besar, berarti
saya berhak untuk menikmati hidup dong. Ngapain juga harus ditabung-tabung ?”. Begitu biasanya
kebanyakan dari kita beranggapan. Menikmati hidup memang sah-sah saja, namun kita juga harus
bisa mengontrol rasa nikmat tersebut agar tidak hanya menjadi kenikmatan sesaat, namun bisa tetap
kita nikmati terus sampai kita tua. Caranya bagaimana ?. Caranya ya lewat menabung tadi, dimana
kita menyisihkan beberapa bagian dari pendapatan kita dan mengerem kesenangan kita saat ini agar
tetap dapat kita nikmati lagi dikemudian hari. Ada yang memang sudah terbiasa untuk menabung,
sebagai persiapan menjemput impian-impiannya di masa mendatang seperti membeli rumah
ataupun menyekolahkan anak di perguruan tinggi. Namun jangan dilupakan juga, bahwa kita perlu
menyisihkan pendapatan kita sebagai dana darurat.
5. Dana darurat, seringkali memang disepelekan dan dianggap tidak penting. “nanti
saja lah, kan masih ada uang sisa” atau “gak perlu disiapkan, toh biasanya juga
tidak terjadi apa-apa”. Ungkapan seperti itu yang seringkali kita dengar atau kita
lontarkan sendiri apabila diminta menyiapkan dana darurat. Sesuai namanya,
dana darurat ya kita gunakan baru pada kejadian yang benar – benar darurat.
Kenapa dana ini musti disiapkan, ya karena memang kita hidup dalam
ketidakpastian. Kita tidak pernah tahu kejadian apa yang akan menimpa diri kita
maupun orang – orang disekitar kita.
Keadaan darurat itu bisa kita sendiri yang mengalaminya, ataupun mungkin menimpa orang lain
dimana yang menuntut kita untuk ikut turun tangan membantunya. Pada dasarnya setiap kali kita
memperoleh penghasilan semisal gaji di awal bulannya, pasti otak kita sudah otomatis memilah-
milah penghasilan tersebut untuk dialokasikan ke pos-pos pengeluaran yang diperlukan. Bayar
cicilan, belanja bulanan, bayar sekolah anak, dan lain sebagainya. Dan ketika keadaan darurat
tersebut datang, daripada merecokin pos-pos pengeluaran rutin, kenapa tidak uangnya kita ambilkan
dari pos dana darurat tersebut ?
Besarnya Dana Darurat
Idealnya, dana darurat kita sisihkan sebesar 10% dari penghasilan bulanan kita. Besarnya dana
darurat ini sebisa mungkin adalah minimal tiga kali dari total pengeluaran bulanan kita, dan tidak
ada batas maksimalnya. Mengapa harus tiga kali ?. Ya tujuannya adalah apabila seandainya kita
mendadak tidak bisa memperoleh penghasilan lagi semisal bagi seorang karyawan yang tiba-tiba
terkena PHK massal, maka kita masih punya waktu 3 bulan untuk bisa mendapatkan penghasilan
lagi. Dan pastinya selama masa tiga bulan ia nganggur tersebut maka kebutuhannya bisa tetap
tercukupi. Karena sifatnya darurat maka dana tabungan ini tidak boleh diutak-atik sembarangan.
Kita harus memiliki komitmen bahwa hanya kejadian yang benar-benar darurat saja yang
menyebabkan uang keluar dari pos tersebut. Kejadian daruratnya bisa bermacam-macam, dari hal-
hal yang remeh seperti mobil yang tiba-tiba ngadat minta diganti sparepart nya, atap rumah yang
ternyata bocor di musim penghujan, saudara yang tertimpa musibah rumahnya kebakaran sehingga
harus kita bantu, atau mungkin orang tua yang harus opname di rumah sakit.
Jadi jangan sampai alasan “darurat nih, uang di pos belanja sudah habis, tapi ada midnite sale yang
keren banget, sayang untuk dilewatkan” membuat uang keluar dari pos ini. Dianjurkan agar dana
darurat ini dibuatkan account bank terpisah dari tabungan pendidikan misalnya, dan tentunya dari
uang belanja sehari – hari. Tujuannya agar tidak ada kejadian dana darurat ini terambil secara
tidak sengaja untuk kebutuhan lainnya. Dan apabila tangan kita suka gatal untuk mengutak-atik
dana darurat ini, cobalah untuk tidak perlu meminta kartu ATM ketika membuka account bagi
dana darurat ini. Atau semisal tetap ada kartu ATM nya, daripada ia terus menggoda anda untuk
menggeseknya, tinggalkan saja kartu itu dirumah, jangan biarkan ia selalu ada di dompet anda.
6. Selamat Karena Dana Darurat
Keberadaan dana darurat terkadang terasa menjadi beban karena ketika kita secara rutin
mengumpulkannya, ia pasti akan menggerus jatah uang yang bisa kita gunakan untuk bersenang –
senang. Namun tanpa kita sadari, ketika kita benar – benar membutuhkannya, dana darurat ini
bisa menjadi dewa penyelamat ketika jatah uang yang bisa digunakan untuk sehari-hari sudah habis.
Dan sambil kita menabung secara rutin ke pos dana darurat ini tiap bulannya, ada cara lain bagi
kita untuk memproteksi aset dan kekayaan yang sudah kita kumpulkan dari potensi kerugian secara
finansial, yaitu dengan cara mengasuransikan hal-hal yang ada potensi kerugiannya tersebut. Ketika
mobil kita tabrakan dan harus masuk bengkel, maka dari dana darurat kita cukup membayar biaya
perbaikan yang dibayar sendiri saja yang besarnya mungkin tidak sampai 10% dari total kerugian,
sementara sisanya ditanggung oleh pihak asuransi. Begitu pula semisal terjadi kebakaran di rumah
kita, maka pihak asuransi akan menanggung kerugian finansial sesuai kesepakatan diawal, sehingga
dana darurat kita yang keluar untuk memperbaiki rumah menjadi tidak sebesar apabila kita harus
menanggung sendiri semua kerugian yang timbul. Jadi keberadaan asuransi disini adalah membantu
meringankan “beban kerja” dana darurat kita, sehingga dana tersebut masih bisa kita siapkan
untuk hal-hal darurat lainnya lagi.
Semoga dengan adanya dana darurat yang telah disiapkan, dapat menjadi
penyelamat di masa yang akan datang
Salam,
Penulis : Andy Nugroho, CFP.
Source : Dana Darurat, Dana Darurat
Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Mitra Rencana Edukasi – MRE Indonesia, Blog Kemandirian Finansial Blog