Dokumen tersebut merupakan ringkasan rencana perbaikan tanah dasar oprit jembatan Sungai Tuak - Tanah Grogot di Kabupaten Paser. Dokumen menjelaskan hasil analisis penurunan tanah akibat beban konstruksi oprit, perencanaan penguatan tanah dengan cerucuk dan geotextil, serta dimensi saluran drainase yang direncanakan."
1. PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DASAR OPRIT JEMBATAN
SUNGAI TUAK – TANAH GROGOTDI KABUPATEN PASER
ABSTRAK
Perubahan bentuk tanah dasar dapat diakibatkan oleh kekuatan atau daya dukung
yang rendah (tanah mudah runtuh), pengembangan, penyusutan dan densifikasi tanah
dasar serta konsolidasi tanah di bawah tanah dasar.Pada perencanaan Jembatan Sungai
Tuak – Tanah Grogot di Kabupaten Paser diperlukan penimbunan yang diletakkan diatas
tanah dasar di sekitar abutment jembatan yang dinamakan oprit atau approaching bridge.
Dari hasil analisa besarnya pemampatan tanah akibat penurunan konsolidasi
primer (Scp) dan penurunan langsung (Si) pada sisi Tanah Grogot section 1 dengan H =
3,739 m dan besarnya penurunan 1,026718 m .Untuk sisi Sungai Tuak section 7 dengan
H = 4,346 m dan besarnya penurunan 1,06526 m.Untuk perbaikan tanah dengancerucuk,
hasil analisa untuk Sisi Tanah Grogot dan sisi Sungai Tuak adalah 4 buah untuk 1 sisi
bidang longsor jadi total ada 8 cerucukdengan jarak 0,3 meter.Perbaikan tanah dengan
geotextile digunakan type UW-250,untuk Sisi Tanah Grogot dibutuhkan geotextile
sebanyak 1 lapis dengan panjang total 19,9098
20 meter.Untuk Sisi Sungai Tuak
dibutuhkan geotextile sebanyak 1 lapis dengan panjang total geotextile adalah 21,61087
22 meter.Dimensi saluran drainase pada oprit sisi Tanah Grogot dan sisi Sungai Tuak
direncanakan terbuat dari pasangan batu kali,didapat B = 19,0756 cm 20 cm. Untuk
memudahkan pelaksanaan di lapangan B diambil 50 cm dan H diambil 100 cm.
Kata Kunci :Pemampatan Tanah, Cerucuk, Geotextile, Saluran drainase Oprit
PENDAHULUAN
Tanah dasar merupakan pondasi bagi perkerasan baik perkerasan yang terdapat
pada alur lalu-lintas maupun bahu.Dengan demikian tanah dasar merupakan konstruksi
terakhir yang menerima beban kendaraan yang disalurkan oleh perkerasan.Tanah dasar
sebagai pondasi perkerasan disamping harus mempunyai kekuatan atau daya dukung
2. terhadap beban kendaraan, maka tanah dasar juga harus mempunyai stabilitas volume.
Pada perencanaan Jembatan Sungai Tuak – Tanah Grogot di daerah Kabupaten
Paser,dimana kontruksi Jembatan dirancang dengan elevasi lebih tinggi dibandingkan
dengan elevasi badan jalan. Untuk mencapai elevasi yang direncanakan, diperlukan oprit
atau approaching bridgeyang diletakkan diatas tanah dasar di sekitar abutment jembatan.
Tujuan utama dari kajian ini adalah membandingkan besarnya penurunan yang
terjadi pada oprit dengan kondisi existing tanpa perkuatan, dengan perkuatan
cerucuk,dengan perkuatan geotextile sehingga dapat diketahui mana yang lebih tepat dan
efisien digunakan untuk konstruksi oprit (approaching bridge) tersebut.Perhitungan
saluran drainase dibuat untuk penyaluran air hujan pada oprit jembatan sehingga dapat
menambah keawetan konstruksi oprit.Perhitungan gaya akibat tekanan konstruksi oprit
pada abutment berfungsi sebagai kontrol bahwa gaya yang bekerja masih aman terhadap
dinding abutment sehingga tidak terjadi kerusakan atau failure.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian yang dimaksud adalah daerah pengambilan data yang
terletak pada proyek pembangunan Jembatan Tanah Grogot –Sungai Tuak di kabupaten
Paser, Kalimantan Timur.Data yang dipakai untuk perencanaan perbaikan tanah dasar
oprit jembatan Tanah Grogot – Sungai Tuak di Kabupaten Pasir ini dilakukan
pengumpulan data dengan memakai data sekunder yang terdiri dari :
Sondir dan Boring (Bor Log)
Data Berat isi tanah ( )
kohesi (c)
sudut geser dalam ( )
Data Geotextil dan Cerucuk
Data curah hujan
Selanjutnya data kondisi existing sesuai hasil sondir dan boring dianalisa tanpa
perkuatan,dengan perkuatan geotextile dan cerucuk termasuk perencanaan saluran
drainase dan perhitungan gaya yang bekerja pada abutment.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Data Tanah Asli
Data Sondir dan Boring log yang diteliti di laboratorium untuk kondisi tanah asli
pada sisi Tanah Grogot dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2.Hasil Uji Laboratorium Tanah dari Sisi Tanah Grogot
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kedalaman
tanah
Satuan
Karakteristik
kedalaman dari muka
tanah (Hi)
tebal lapisan
qc rerata
FR rerata
meter
meter
kg/cm2
%
Konsistensi Tanah
Kadar Air (Wc)
Bobot Isi Basah ( t)
Bobot Isi kering ( d)
Liquit Limit (LL)
Plastis Indek (PI)
Kohesi ( c )
Sudut Geser Dalam ( )
Indek Pemampatan (Cc)
Kuat Geser undrained
(cu)
Indeks Pengembangan
tanah (Cs)
specific gravity (Gs)
angka pori (e)
sat
0-4
4-9
9 - 15
15 - 22
4
2
5,110
3,966
9
6,5
5,181
4,026
15
12
20,700
2,112
22
18,5
32,233
1,869
Inorganic
clay, soft
Inorganic
clay, Firm
Clays Sands and
silts
Shell Sands
and Gravels,
Loose
%
gr/cm3
gr/cm3
%
%
kg/cm2
65,080
1,806
1,094
39,480
21,790
0,051
1,93
0,663
52,990
1,907
1,252
40,058
21,838
0,048
1,93
0,843
47,300
1,955
1,327
40,330
21,860
0,047
1,93
0,928
32,485
2,121
1,621
51,770
26,606
0,054
1,93
0,500
kg/cm2
0,155
0,155
0,021
0,000
0,080
2,568
1,050
1,765
0,080
2,585
0,948
1,814
0,080
2,608
0,609
1,999
0,080
2,532
1,314
gr/cm3
1,662
Sumber : Hasil Perhitungan
Analisa penurunan (Settlement) / pemampatan tanah pada Oprit Sisi Tanah Grogot
Perhitungan beban yang diterima tanah dasar pada oprit jembatan yang meliputi :
1. Beban Timbunan
2. Beban Perkerasan
3. Beban Traffic
Berdasarkan hasil perhitungan ketiga beban diatas didapat :
q timbunan
=
q perkerasan =
3,739 x 1,728
= 6,461
ton/m2
0,72 + 0,01
= 0,730
ton/m2
4. q traffic
= 0,500
ton/m2
q total
= 7,691
ton/m2
Analisa Penurunan Konsolidasi Primer (Consolidation primair Settlement/Scp)
Tahapan Perencanaan Analisa Penurunan Konsolidasi Primer (Scp) :
a.
Menghitung penambahan tegangan vertikal i titik yang ditinjau (ditengah-tengah
lapisan ke-i) akibat penambahan beban (surcharge load) pada setiap lapisan tanah
(
) dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3.Data Tanah Timbunan Sisi Tanah Grogot
timbunan
1,728
1,728
H timbunan
3,739
3,739
373,900 373,900
= timbunan + H timbunan
5,467
5,467
Sumber : Hasil Perhitungan
b.
T/cm3
meter
cm
1,728
3,739
373,900
5,467
1,728
3,739
373,900
5,467
PerhitunganOverburden Pressure Effective ( o)
Adalah tegangan vertikal efektif dari tanah asli pada setiap lapisan tanah dapat dilihat
pada tabel 4.4. Dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
o
=
H
.H =
sat - w
= tebal lapisan yang diperhitungakan
Tabel 4.4.Perhitungan Overburden PressureSisi Tanah Grogot
H
m
15,000
22,000
1,662
1,765
1,814
1,999
gr/cm3
sat - w
9,000
gr/cm3
sat
w
4,000
1,000
1,000
1,000
1,000
gr/cm3
0,662
0,765
0,814
0,999
1,324
3,441
6,102
10,992
4
9
15
22
0,08
1,3144
0,6627
0,08
1,0504
0,84317
0,08
0,9480
0,9281
0,08
0,6094
0,50029
2,324
4,441
7,102
11,992
1,324
3,441
Sumber : Hasil Perhitungan
6,102
10,992
o=
H
Indeks Pengembangan tanah
(Cs)
angka pori (e)
Indek Pemampatan (Cc)
o+f
o=
0,5 . H
c=
c.
m
Perhitungan Penurunan Konsolidasi Primer (Consolidation primair Settlement/Scp)
5. Untuk tanah terkonsolidasi lebih (Over Consolidated Soil - OC) terdapat 2 persamaan
yaitu :
Apabila :
Scp
o
+
>
c,
maka
=
Tabel 4.5.Perhitungan Penurunan Konsolidasi Primer
(Consolidation primair Settlement/Scp)Sisi Tanah Grogot
H
m
Nilai pengaruh (I)
a
b
z
a/z
b/z
I
= Iz * qo
c/
log
o
o
c + o)/
log ( c + o)/
c/
Scp
m
cm
cm
3,739
1,728
6,461
3,739
5,000
6,500
0,575
0,769
0,430
2,778
1,291
0,111
1,400
0,146
3,739
1,728
6,461
3,739
5,000
12,000
0,312
0,417
0,330
2,132
1,164
0,066
1,159
0,064
3,739
1,728
6,461
3,739
5,000
18,500
0,202
0,270
0,230
1,486
1,091
0,038
1,041
0,017
0,340
33,999
82,018
0,264
26,376
0,155
15,502
0,061
6,141
1,324
3,166
4,490
>
2,324
timbunan
qo = H x timbunan
3,739
1,728
6,461
3,739
5,000
2,000
1,870
2,500
0,490
3,166
1,755
0,244
1,932
0,286
3,441
2,778
6,220
>
4,441
6,102
2,132
8,235
>
7,102
10,992
1,486
12,478
>
11,992
Kesimpulan :
o=
= Iz * qo
o+
c=
o+f
Memakai persamaam untuk Sc
di atas
Sumber : Hasil Perhitungan
Penurunan Langsung / Immadiate Settlement (Si)
Tabel 4.6.Perhitungan Penurunan Langsung / Immadiate Settlement (Si)
Sisi Tanah Grogot
H
m
= Iz * qo
E
kg/cm2
3,739
3,166
15,000
0,100
3,739
2,778
30,000
0,150
3,739
2,132
300,000
0,250
3,739
1,486
800,000
0,150
7. 3
4
5
6
7
9
13
15
1,156
1,376
1,574
1,754
1,728
1
1,728
1
1,728
1
1,728
1
Sumber : Hasil Perhitungan
0,728
0,728
0,728
0,728
4,720
6,004
8,434
9,696
Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Penurunan/konsolidasi sisi Tanah Grogot
No
q (t/cm2)
Sc (m)
H initial (m)
H
bongkar
traffic (m)
tebal
perkerasan
(m)
Sc beban
Pavement
H Final
(m)
1
3
0,624
2,097
0,278
0,69
0,031
1,854
2
5
0,909
3,420
0,167
0,69
0,031
3,003
3
7
1,156
4,720
0,139
0,69
0,031
4,084
4
9
1,376
6,004
0,139
0,69
0,031
5,149
5
13
1,574
8,434
0,139
0,69
0,031
7,380
6
15
1,754
9,696
0,139
0,69
Sumber : Hasil Perhitungan
0,031
8,462
Tabel 4.10. Hubungan Sc Vs H Final sisi Tanah Grogot
No
q (t/cm2)
H Final (m)
Sc (m)
1
3
1,854
0,624
2
5
3,003
0,909
3
7
4,084
1,156
4
9
5,149
1,376
5
13
7,380
1,574
6
15
8,462
1,754
Sumber : Hasil Perhitungan
Grafik Hubungan Sc Vs H Final
2.000
Sc (m)
1.500
y = 0.162x + 0.421
R² = 0.963
1.000
0.500
0.000
0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000
H Final (m)
Grafik 4.1. Regresi Hubungan Sc Vs H Final sisi Tanah Grogot
8. Tabel 4.11.Hubungan Sc Vs H Initial sisi Tanah Grogot
No
1
2
3
4
5
6
q (t/cm2)
H initial (m)
3
2,097
5
3,420
7
4,720
9
6,004
13
8,434
15
9,696
Sumber : Hasil Perhitungan
Sc (m)
0,624
0,909
1,156
1,376
1,574
1,754
Sc (m)
Grafik Hubungan Sc Vs H Initial
2.000
1.800
1.600
1.400
1.200
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
0.000
y = 0.142x + 0.418
R² = 0.969
2.000
4.000
6.000
8.000 10.000 12.000
H Initial (m)
Grafik 4.2. Regresi Hubungan Sc Vs H Initial sisi Tanah Grogot
Tabel 4.12. Hubungan H Inisial Vs H Final sisi Tanah Grogot
No
1
2
3
4
5
6
q (t/cm2)
H Final (m)
H initial (m)
3
1,854
2,097
5
3,003
3,420
7
4,084
4,720
9
5,149
6,004
13
7,380
8,434
15
8,462
9,696
Sumber : Hasil Perhitungan
9. H inisial Vs H Final
12.000
y = 1.147x + 0.004
R² = 0.999
H initial (m)
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
0.000
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
H Final (m)
Grafik 4.3. Regresi Hubungan H Inisial Vs H Final sisi Tanah Grogot
Persamaan regresi = y = 0,162 x + 0,421
Dari gambar 4.1. Ketinggian masing-masing di :
Section 1
= 3,739 m
Section 2
= 3,239 m
Section 3
= 2,739 m
Section 4
= 2,239 m
Section 5
= 1,739 m
Sc yang terjadi masing-masing section dimasukan kedalam regresi, yaitu :
1
(0,162 x
3,739) +
0,421 =
1,026718 m
2
(0,162 x
3,239) +
0,421 =
0,945718 m
3
(0,162 x
2,739) +
0,421 =
0,864718 m
4
(0,162 x
2,239) +
0,421 =
0,783718 m
5
(0,162 x
1,739) +
0,421 =
0,702718 m
Nilai kemudian dijumlahkan dengan ketinggian masing-masing section, maka akan
didapat tinggi timbunan final per-section, yaitu :
1
3,739 +
1,026718 m
=
4,765718 m
2
3,239 +
0,945718 m
=
4,184718 m
3
2,739 +
0,864718 m
=
3,603718 m
4
2,239 +
0,783718 m
=
3,022718 m
5
1,739 +
0,702718 m
=
2,441718 m
4.2.3. Perbaikan Tanah Dasar dengan Cerucuk pada Oprit sisi Tanah Grogot
Perhitungan Gaya Horisontal yang mampu ditahan 1 buah cerucuk dengan rumus :
10. M max 1 cerucuk
= MP = w x lt
Dimana :w = I / cc = 1/2 x hc = 5 cm
w =166,6667 cm3
M max 1 cerucuk (MP) =
31666,67
kg.cm
Direncanakan L (dibawah bidang gelincir) =
1,5
m
=
150
cm
L/T =150/ 59 = 2,542373
Fm = 1
P
= 536,7234 kg
Untuk menghitung kebutuhan cerucuk (n) menggunakan rumus :
SF Min =
R=
=
M resisten =
=
MD =
n=
»
2,156
7,894
789,4
1273
1273000
m
cm
KN-m/m'
kg-m
590445,3 Kg
3,00456 Buah
4,00 Buah/meter (untuk 1 sisi bidang longsor)
Untuk Jarak cerucuk direncanakan sebesar = 0,3 meter
Perhitungan Settlement setelah Pemakaian Cerucuk dihitung berdasarkan data
tanah pada tabel 4.2.Hasil Uji Laboratorium Tanah dari Sisi Tanah Grogot dan di dapat
sebagai berikut :
Data Ketinggian :
Lebar Puncak
=
10 m
Lebar dasar (L)
=
24,956 m
Tinggi timbunan (H)
=
3,739 m
Kemiringan lereng
=
L cerucuk
=
1:2
1,5 m
11. B
=
1
H1 = 4 meter, H2 = 5 meter, H3 = 6 meter dan H4 = 7 meter
Perhitungan vo = (H1 x 1) + (H2 x 2) + (H3 x 3) + (H4 x 4)
=
p = (H timbunan - 2) x timbunan) + (2 x ’ timbunan)
=
Za = 1/3 x L
4,752634 t/m2
=
Dpa = Dp x (B x L) / (L + Za) x (B + Za)
21,3372 t/m2
0,5 m
=
6,988926 t /m2
=
0,1230498
=
0,3590109 M
Sc =
35,901 Cm
Penurunan tanah yang terjadi setelah pemasangan cerucuk sebesar 35,901 cm
Perbaikan Tanah Dengan Geotextile pada Oprit sisi Tanah Grogot
Dari hasil GEOSLOPE diperoleh data :
M resisten =
1273 KN-m/m'
SF min =
2,156
Circle centre x =
10,836
Circle centre y =
16,748
R (radius) =
7,894 m
=
789,4 cm
1. Perhitungan nilai Momen dorong dg rumus :
M dorong = M res / SF
M dorong =
590,445 KN-m/m'
karena SF < 1,5 diambil 2,1 maka MR = M dorong
2. Perhitungan Mres (rencana)
Mres (rencana) = M dorong x SF rencana
=
3. Perhitungan MR
1239,94
12. MR = Mres (min) - Mres (rencana)
=
33,0649 KN-m/m'
Menghitung kekuatan geotektile (T allow)
T allow = T / (Fsid x Fscr x Fscd x Fsbd)
Dalam perencanaan ini digunakan tipe geotextile UW - 250
dengan kekuatan tarik sebesar 52 KN/m,
maka dapat diperoleh kekuatan tarik ijin geotextile sebesar :
T allow = 52 / (1,3 x 2 x 1,2 x 1,1)
=
15,1515
Panjang geotextile ini dihitung dengan bantuan output dari program GEOSLOPE
dengan cara :
LD = (koordinat-x bidang longsor lapisan i geotextile terpasang) (koordinat tepi timbunan lapisan I geotextile dipasang)
Tabel 4.13. Panjang Geotextile didepan bidang longsor (LD)
Jumlah
Koordinat y
1
12,5979
koordinat pakai
xB
yB
8,37726
9,24814
koordinat
x A tepi
12,3322
LD
(m)
3,95491
Sumber : Hasil Perhitungan
Menghitung panjang Total Geotextile
Panjang total Geotextile 1 sisi = Le + LD + (0,5 x 2) = 5,733 m
panjang total geotextile 2 sisi = 2 * ((Le + LD + (0,5 x 2)) = 11,466 m
Untuk panjang total 1 sisi geotextile > 1/2 lebar timbunan maka
untuk mempermudah pemasangan di lapangan geotextile dipasang
selebar timbunan sehingga panjang total geotextile adalah :
L total = L jalan + (2 x (LD + (2 x 0,5))
= 10 + (2 x (3,954 + (2 x 0,5))
=
19,9098 m
Jadi digunakan geotextile type UW-250 dengan pemasangan arah memanjang.
Kebutuhan geotextile sebesar 19,90982 per meter panjang » 20 per meter panjang
13. Perencanaan Drainase
Analisa Intensitas Curah Hujan
Dari data curah hujan pada Kantor Kecamatan Pasir Balengkong KDA Paser selanjutnya
dihitung Intensitas curah hujan dan perhitungan Standar deviasi terhadap intensitas curah
hujan harian maksimum per tahun
Tabel 4.28.Perhitungan Standar Deviasi
No
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
xi =
Curah Hujan
Harian
Maksimum (xi)
64
57
55
345
115
124
105
69
92
52
82
51
27
226
84
79
55
81
90
1853
I/n
(xr)
Deviasi
(xi - xr)
(xi - xr)^2
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
97,526
-33,526
-40,526
-42,526
247,474
17,474
26,474
7,474
-28,526
-5,526
-45,526
-15,526
-46,526
-70,526
128,474
-13,526
-18,526
-42,526
-16,526
-7,526
1124,014
1642,382
1808,488
61243,224
305,330
700,856
55,856
813,751
30,540
2072,645
241,066
2164,698
4973,961
16505,488
182,961
343,224
1808,488
273,119
56,645
(xi - xr)^2 =
96346,737
Sx = 71,210 mm
Sumber : Hasil Perhitungan
Perhitungan Dimensi Saluran
Diketahui data sebagai berikut :
C = 0,6 ( koefisien run off )Maka besar curah hujan rata-rata per tahun :
I = 1,02169444 x 10-5 m/detik
14. Gambar 4.6. Daerah Tangkapan
Untuk perhitungan Luasan (A) :
Sisi Tanah Grogot panjang Oprit
= 60,320 meter
Sisi Sungai Tuak panjang Oprit
= 70,998 meter
Untuk perencanaan diambil rata-rata
= 75 meter
Lebar jalan + bahu jalan
= 10 meter
Maka ;
A
= 75 x 10
= 750 m2
Dari data yang diketahui, maka untuk perhitungan dimensi saluran untuk kedua sisi
oprit jembatan dengan menggunakan persamaan :
Q
= 0,278 .C .I . A
= 0,278 .0,6 . (1,02169444 x 10-5) x 750
= 0,001278 m3/det
Rumus manning :
F
= ½ x 3,14 x (½B)2 = 0,392 B2
P
= B + ½ x ¼ x 3,14 x B = 1,392 B
R
= F / P = 0,329B2/ 1,392B = 0,236 B
n
= 0,025 ( koefisien manning )
S
= 0,0021 ( kemiringan dasar saluran )
Q
= 1/n x R2/3 x S1/2 x F
0,001278
= 1/0,025 x (0,236 B)2/3 x 0,00211/2 x 0,392 B2
0,001278
= 0,106 B8/3
B8/3
= 0,001278 meter
B
= 0,0012783/8 m
B
= 0,19076 m
15. = 19,0756 cm
Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif Oprit
Untuk sisi Tanah Grogot
dengan rumus
= FS > Pa
= 2,156 >1,066 (t/m) ………. (OK)
= ½ * γ* Ka* H2
Tegangan tanah Pa
= 0,5 x 1,728 x 0,33 x 3,739 = 1,066 ton/m
Untuk sisi Sungai Tuak (FS) = 2,075
dengan rumus
= FS > Pa
= 2,156 >1,239 (t/m) ………. (OK)
= ½ * γ* Ka* H2
Tegangan tanah Pa
= 0,5 x 1,728 x 0,33 x 4,346 = 1,239 ton/m
Gaya yang bekerja per meter lebar tekanan tanah aktif oprit sisi Tanah Grogot nilai
H
= 3,739 meter adalah :
Ta1
= q x Ka x H
= 2,92 x 0,33 x 3,739
= 3,6029
ton/m2
Ta2
= 0,5 x x Ka x H2
= 0,5 x 1,728 x 0,33 x 3,7392= 3,98601
ton/m2
qtot
Berat total tekanan tanah selebar 10 meter = 7,58891 x 10
= 7,58891
ton/m2
= 75,889
ton/m2
Titik Berat dari titik A, (y) = (3,6029 x (3,739/2)) + (3,98601 x (3,739/3)) / 7,58891
= 1,54219 m
qtot = 7,58891 ton/m2
3,6029 ton/m2
1,869 m
3,98601 ton/m2
1,246 m
Gambar 4.9.Gaya Akibat Tekanan Tanah Aktif Oprit sisi Tanah Grogot
16. KESIMPULAN
Dari hasil analisa besarnya pemampatan tanah akibat penurunan konsolidasi primer
(Consolidation primair Settlement/Scp) dan penurunan langsung / Immadiate
Settlement (Si)yang terjadi pada :
a. Sisi Tanah Grogot:
b. Sisi Sungai Tuak setiap section adalah :
Section 1 =
1,026718 m
Section 7 =
1,06526 m
Section 2 =
0,945718 m
Section 8 =
1,08817 m
Section 3 =
0,864718 m
Section 9 =
1,06294 m
Section 4 =
0,783718 m
Section 10 =
1,02799 m
Section 5 =
0,702718 m
Section 11 =
0,91359 m
Section 12 =
0,78396 m
2. Dalam perencanaan cerucuk angka keamanan pemakaian sudah mencukupi dengan
hasil analisa :
Sisi Tanah Grogot :
cerucuk yang dipakai ada 4 buah untuk 1 sisi bidang longsor jadi total ada 8
cerucuk yang dipakai dengan jarak pemasangan cerucuk 0,3 meter
Penurunan tanah yang terjadi setelah pemasangan cerucuk sebesar 45,950 cm
Sisi Sungai Tuak :
cerucuk yang dipakai ada 4 buah untuk 1 sisi bidang longsor jadi total ada 8
cerucuk yang dipakai dengan jarak pemasangan cerucuk 0,3 meter
Penurunan tanah yang terjadi setelah pemasangan cerucuk sebesar 35,901 cm
3. Perbaikan tanah dengan geotextile dengan hasil analisa :
Sisi Tanah Grogot adalah :
Momen = M geotextile > MR = 62,8809> 33,0649 …… Ok
Sehingga geotextile yang dibutuhkan dalam perencanaan ini sebanyak 1 lapis.
geotextile dipasang selebar timbunan sehingga panjang total geotextile adalah
19,9098 20 meter.menggunakan type UW-250
Sisi Sungai Tuak adalah :
Momen = M geotextile > MR = 72,36598>64,83253 …… Ok
17. Sehingga geotextile yang dibutuhkan dalam perencanaan ini sebanyak 1 lapis.
geotextile dipasang selebar timbunan sehingga panjang total geotextile adalah
21,61087 22 meter menggunakan type UW-250
4. Saluran drainase pada oprit sisi Tanah Grogot dan sisi Sungai Tuak direncanakan
terbuat dari pasangan batu kali didapat B = 19,0756 cm 20 cm. Untuk memudahkan
pelaksanaan di lapangan B diambil 50 cm dan H diambil 100 cm.
5. Gaya akibat tekanan tanah aktif di oprit adalah :
a. Sisi Tanah Grogot adalah :
Ta1
= 3,603 ton/m2Ketinggian Ta1
= 1,869 m
Ta2
= 3,986 ton/m2Ketinggian Ta2
= 1,246 m
Q total
= 7,589 ton/m2Titik berat
= 1,542 m
b. Sisi Sungai Tuak adalah :
Ta1
= 4,188 ton/m2Ketinggian Ta1
= 2,173 m
Ta2
= 5,385 ton/m2Ketinggian Ta2
= 1,449 m
Q total
= 9,573 ton/m2Titik berat
= 1,793m
Gambar gaya tekanan tanah aktif dapat dilihat pada gambar 4.9
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
1987,
Pedoman
Perencanaan
Raya,DepartemenPekerjaanUmum
Pembebanan
Jembatan
Jalan
Anonim, Pd T-11-2003, Pedoman perencanaan timbunan jalan pendekat jembatan
Anonim,Pd
T-06-2004-B,
Pedoman
konstruksi
dan
bangunan
untuk
perencanaankonstruksi timbunan jalan di atas gambut dengan metode
prapembebanan
Anonim,Pd T-02-2006-B, Pedoman konstruksi dan bangunan untuk untuk perencanaan
sistem drainase jalan.
Anonim, No : 003 – 01 / BM / 2006, Pedoman konstruksi dan bangunan untuk pekerjaan
tanah dasar
Anonim, 1990, DPU Bina Marga, Perencanaan Geometrik Jalan luar Kota
18. Bowles, Joseph E., (1997) Analisis dan Desain Pondasi,Jilid 1 dan 2, Erlangga,Jakarta,
1997
Hardiyatmo,H.C. (2002), Mekanika Tanah 2, Gadjah Mada University Press,Yogjakarta
Hardiyatmo,Hary Christady (2003) Mekanika tanah 2,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
M. Das, Bradja (1994), Mekanika tanah : prinsip-prinsip rekayasa geoteknis jilid 1, ,
Erlangga,Jakarta
M. Das, Bradja (1995), Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis),Jilid 2,
Erlangga,Jakarta
Mochtar, Indrasurya B. (2000), Teknologi Perbaikan Tanah dan Alternatif Perencanaan
Pada Tanah Bermasalah (Problematic Soil). Surabaya. Jurusan Teknik Sipil
FTSP ITS
Suryolelono, K. Basah (2000), Geosintetik Geoteknik, Nafiri, Yogyakarta
Wahyudi, Herman. (1999), Daya Dukung Pondasi Dalam. Surabaya. Jurusan Teknik
Sipil FTSP ITS
Wesley, L.D. (1997), Mekanika Tanah, Cetakan VI, Pekerjaan Umum