SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
JATI DIRI PKN

                                           Sarbaini

                                   Disampai dalam Acara

                      DIKLAT PEMBENTUKAN KARAKTER PKn

                         Sungai Riam Pelaihari, 1-3 Oktober 2010

Mukaddimah

        Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) tidak bisa diisolasi
dari kecenderungan globalisasi yang mempengaruhi kehidupan manusia di manapun ia hidup.
Dalam konteks globalisasi ini beberapa ahli memberikan penekanan pada fungsi peran
Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun warganya. Pendidikan kewarganegaraan
dalam pengertian sebagai citizenship education, secara substantif dan pedagogis didesain
untuk mampu mengembangkan, mendewasakan dan mematangkan warganegara yang cerdas
dan baik untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan.

Pengertian Jati Diri dan PKn

   Istilah jatidiri diadaptasi dari characteristic dalam bahasa Inggris, yang memiliki sinonim
paling dekat dengan individuality, speciality, attribute, feature, character (Devlin, 1961), yang
dapat diartikan secara bebas sebagai ciri khas, karakter, atribut atau identitas

   PKn atau civic education sebagai „‟… the foundation course work in school designed to
prepare young citizens for an active role in their communities in their adult lives‟‟ Cogan
(1994:4), suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan
warganegara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.
Sedangkan citizenship education atau education for citizenship oleh Cogan (Winataputra,
2007) digunakan sebagai istilah yang memiliki pengertian yang lebih luas yang mencakup
„‟… both these in-school experiences as well as out-of school or non-formal/informal
learning which takes place in the family, the religious organization, community organization,
the media, etc which help to shape the totality of the citizen‟‟.

Jati Diri PKn

   Dalam menghadapi kecenderungan globalisasi dan demokratisasi, Pendidikan
Kewarganegaraan (Civic Education) di Indonesia ditempatkan sebagai salah satu bidang
kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
melalui koridor “value-based education”(cerdas, terampil, berkarakter). Selain sebagai value-
based education, dalam era global Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia mengemban
misi sebagai pendidikan demokrasi (Civic Education for democracy). Oleh karena itu
hendaknya Pendidikan Kewarganegaraan mengkaji konsep besar yang dibawa globalisasi,
yakni demokrasi, hak-hak asasi manusia, dan menempatkan hukum di atas segalanya
(supremacy of law/rule of law) yang didasarkan pada sebelas pilar demokrasi sebagai sistem
sosial kenegaraan, yaitu:
1. Kedaulatan rakyat
       2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
       3. Kekuasaan mayoritas
       4. Hak-hak minoritas
       5. Jaminan HAM
       6. Pemilihan yang bebas dan jujur
       7. Persamaan di depan Hukum
       8. Proses Hukum yang wajar
       9. Pembatasan secara konstitusional
       10. Pluralisme Sosial, ekonomi dan Politik
       11. Nilai-nilai toleransi, Pragmatisme, kerja sama dan Mufakat

   Adapun fondasi sepuluh pilar demokrasi (The Ten Pillars of Indonesian Constitutional
Democracy) yang menjadi dasar pengembangan pendidikan kewarganegaraan yang baru.
Sepuluh Pilar Demokrasi Konstitusional Indonesia menurut UUD 1945 terdiri dari :

       1. Demokrasi yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
       2. Demokrasi dengan Kecerdasan
       3. Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat
       4. Demokrasi dengan “Rule of Law
       5. Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Negara
       6. Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia
       7. Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka
       8. Demokrasi dengan Otonomi Daerah
       9. Demokrasi dengan Kemakmuran
       10. Demokrasi yang Berkeadilan Sosial

   Pendidikan demokrasi di Indonesia belum berhasil secara mendalam karena belum
mengembangkan paradigma pendidikan demokrasi yang sistemik, sehingga upaya
pengembangan „‟civic intelligence civic participation, and responsibility‟‟ melalui berbagai
dimensi „‟civic education‟‟ sebagai wahana utama pendidikan demokrasi belum dapat
diwujudkan secara maksimal.

   Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks pendidikan demokrasi Indonesia sangatlah
diperlukan, karena ternyata proses pendidikan politik, demokrasi, dan HAM selama ini belum
memberikan hasil yang menggembirakan dan prospek yang menjanjikan. Indikator yang
kasat mata dapat dilihat pada kebebasan untuk mengeluarkan pendapat yang cenerung
anarkhis, pelanggaran HAM di mana-mana, komunikasi sosial politik yang cenderung asal
menang sendiri, hukum yang terkalahkan, dan kontrol sosial yang sering lepas dari tata
krama, serta terdegradasinya kewibawaan para pejabat negara. Hal ini dibuktikan hasil
„‟National Survey of Voter Education‟‟ oleh Asia Foundation tahun 1998 yang menunjukkan
bahwa lebih dari 60% dari sampel nasional mengindikasikan belum mengerti tentang apa,
mengapa dan bagaimana demokrasi.

  1.   Proses PKn sebagai pendidikan demokrasi dapat didasarkan pada asumsi-asumsi dasar
       sebagai berikut: Komitmen Nasional untuk memfungsikan pendidikan sebagai
       wahana untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
       bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, memerlukan wahana
psiko-pedagogis (pengembangan potensi didik di sekolah) dan sosio-andragogis
       (fasilitasi pemberdayaan pemuda dan orang dewasa dalam masyarakat) yang
       memungkinkan terjadinya proses belajar berdemokrasi sepanjang hayat melalui
       pendidikan demokrasi;
  2.   Transformasi demokrasi dalam masyarakat Indonesia memerlukan konsep yang
       diyakini benar dan bermakna yang didukung dengan sarana pendidikan yang tepat
       sasaran, strategis, dan kontekstual agar setiap individu warga negara mampu
       memerankan dirinya sebagai warga negara yang cerdas, demokratis, berwatak dan
       beradab;
  3.    Pendidikan demokrasi yang dilakukan dalam konteks pendidikan formal, non formal,
       dan informal selama ini belum mencapai sasaran optimal dalam mengembangkan
       masyarakat yang cerdas, baik berwatak maupun beradab. Untuk itu diperlukan upaya
       sistematis dan sistemik untuk mengembangkan model pendidikan demokrasi yang
       secara teoretis dan empiris valid, kontekstual handal dan akseptabel.
  4.   Secara psiko-pedagogis, pendidikan demokrasi yang dianggap paling tepat adalah
       pendidikan untuk mengembangkan kewarganegaraan yang demokratis (education for
       democratic citizenship), yang di dalamnya mewadahi pendidikan tentang, melalui,
       dan untuk demokrasi (education about, through, and for democracy) yang dilakukan
       secara sistemik dan sistem pendidikan formal termasuk pendidikan tinggi.
  5.   Untuk mendapatkan model pendidikan kewarganegaraan yang secara psiko-pedagogis
       dan secara sosio-andragogis akseptabel dan handal diperlukan upaya untuk mengkaji
       kekuatan konteks kehandalan input dan proses, guna menghasilakn produk pendidikan
       yang memadai sesuai dengan visi, dan misi pendidikan kewarganegaraan untuk
       masyarakat warga Indonesia (civil society/madani/masyarakat Pancasila).


   Di sisi lain, Cogan (1998) menyoroti pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
mengembangkan “multidimensional citizenship”. Warga negara multidimensional ini
memiliki lima atribut pokok yakni: “ …a sense of identity; the enjoyment of certains rights;
the fufilment of corresponding obligations; a degree of interest and involvement in public
affairs; and an acceptance of basic societal values “ Dengan kata lain secara konseptual
Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya mengembangkan warga negara yang memiliki lima
ciri utama, yaitu jati diri, kebebasan untuk menikmati hak tertentu, pemenuhan kewajiban-
kewajiban terkait, tingkat minat dan keterlibatan dalam urusan publik, dan pemilikan nilai-
nilai dasar kemasyarakatan. Karakteristik tersebut menuntut adanya upaya pengembangan
kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berorientasi pada konsep
“contextualized multiple intelligence” dalam nuansa lokal, nasional, dan global (Cheng:
1999). Hal ini sejalan dengan teori multi kecerdasan (multiple intelligences) dari Gardner
(1983) yang dianggap sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih objektif dalam menggali
dan mengembangkan kemampuan setiap individu siswa sesuai dengan potensi atau
kecerdasan orisinilnya.

         Apapun penekanannya semua bermuara pada pembangunan civic competence
(kompetensi kewarganegaran). Aspek-aspek civic competences tersebut meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic
skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition).

       Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berkaitan dengan kandungan atau
apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara, diwujudkan dalam bentuk lima pertanyaan
penting yang secara terus menerus harus diajukan sebagai sumber belajar PKn”
1. Apa kehidupan kewarga negara, politik, dan pemerintahan?
    2. Apa dasar-dasar sistem politik Indonesia?
    3. Bagaimana pemerintahan yang dibentuk konstitusi mewujudkan tujuan-tujuan, nilai-
       nilai dan prinsip-prinsip demokrasi Indonesia?
    4. Bagaimana hubungan antara Indonesia dengan negara-negara lain di dunia
    5. Apa peran warga negara dalam demokrasi Indonesia

      Kecakapan/Keterampilan Kewarganegaraan (civic skills) berupa kecakapan
kecakapan intelektual dan partisipatoris yang relevan. Kecakapan-kecakapan intelektual
kewarganegaraan penting bagi warga negara yang berpengetahuan, efektif dan bertanggung
jawab, disebut kemampuan berpikir kritis. Kecakapan intelektual kemampuan
mendeskripsikan, dan mampu berpartisipasi secara bertanggung jawab, efektif dan ilmiah.

       Watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition), menekankan pada karakter
publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi
konstitusional. Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan kewarganegaraan,
berkembang secara perlahan sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari dan dialami oleh
seseorang di rumah, sekolah, komunitas, dan organisasi-organisasi civil society. Karakter
publik dan privat itu dapat dideskripsikan :

              Menjadi anggota masyarakat yang independen
              Memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang ekonomi
              publik
              Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu
              Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan
              bijaksana
              Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat



Khatimah

  Jati diri PKn adalah bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan
  kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education” (cerdas, terampil
  dan berkarakter) dan pendidikan demokrasi (Civic Education for democracy), yang
  mengkaji demokrasi, hak-hak asasi manusia, dan menempatkan hukum di atas segalanya
  (supremacy of law/rule of law) yang didasarkan pada fondasi sepuluh pilar demokrasi
  (The Ten Pillars of Indonesian Constitutional Democracy), mengembangkan warga negara
  yang memiliki lima ciri utama, yaitu jati diri, kebebasan untuk menikmati hak tertentu,
  pemenuhan kewajiban-kewajiban terkait, tingkat minat dan keterlibatan dalam urusan
  publik, dan pemilikan nilai-nilai dasar kemasyarakatan.
  PK n mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
  bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, memerlukan wahana psiko-pedagogis
  (pengembangan potensi didik di sekolah) dan sosio-andragogis (fasilitasi pemberdayaan
  pemuda dan orang dewasa dalam masyarakat) yang memungkinkan terjadinya proses
  belajar berdemokrasi sepanjang hayat.
Pendidikan Kewarganegaraan mengembangkan “multidimensional citizenship dengan
  teori multi kecerdasan (multiple intelligences) yang bermuara pada pembangunan civic
  competence (kompetensi kewarganegaran) meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic
  knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter
  kewarganegaraan (civic disposition).



Rujukan

Komara, Endang. 2010. Paradigma Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan
Demokrasi. http://endangkomarablog.blogspot.com/2010/02.


Winataputra, Udin S dan Dasim Budimansyah. 2007. Civic Education:L Konteks, Landasan,
Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.

More Related Content

What's hot

Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Mujid Rical
 
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3
Ervina Nurjanah
 
makalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-anmakalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-an
Cici Cweety
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
Shally Rahmawaty
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Ahmad Dahlan University
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia adePancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Lholo Ismunasib
 

What's hot (20)

Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3
MAKALAH HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA Pasal 27 ayat 3
 
makalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-anmakalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-an
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
 
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 
Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"
Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"
Materi Kelas XII "Surat lamaran pekerjaan"
 
Ragam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan TulisanRagam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan Tulisan
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
 
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan TinggiPendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia adePancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia ade
 

Similar to Jati diri p kn

pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdf
pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdfpptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdf
pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdf
Agusjoya
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi Nugraha
 
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Doan Gabriel Silalahi
 
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraanTugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan
sawaludin
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1
Alfi Nugraha
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1
Alfi Nugraha
 
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan china
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan chinaDemokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan china
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan china
Pia Pi'ul
 

Similar to Jati diri p kn (20)

Ringkasan Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi
Ringkasan Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan KorupsiRingkasan Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi
Ringkasan Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
01 pengantar kwn
01 pengantar kwn 01 pengantar kwn
01 pengantar kwn
 
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana PendidikanPendidikan Kewarganegaraan (PKn)  Sebagai Sarana Pendidikan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sebagai Sarana Pendidikan
 
Ade folder
Ade folderAde folder
Ade folder
 
pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdf
pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdfpptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdf
pptpembaruankel-220516142550-072482fe.pdf
 
PPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptx
PPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptxPPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptx
PPT PEMBARUAN KEL. 5 MODUL 5.pptx
 
ppt kewarganegaraan bab 1.pptx
ppt kewarganegaraan bab 1.pptxppt kewarganegaraan bab 1.pptx
ppt kewarganegaraan bab 1.pptx
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
 
Makalah civic baron
Makalah civic baronMakalah civic baron
Makalah civic baron
 
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan bg 1
 
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraanTugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan
 
1. pkn di pt
1. pkn di pt1. pkn di pt
1. pkn di pt
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1
 
Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1Alfi nugraha tugas 1
Alfi nugraha tugas 1
 
Bab i pkn di pt
Bab i pkn di ptBab i pkn di pt
Bab i pkn di pt
 
PKN PERTEMUAN KE-1.pptx
PKN PERTEMUAN KE-1.pptxPKN PERTEMUAN KE-1.pptx
PKN PERTEMUAN KE-1.pptx
 
PPT 2 PPKN.pdf
PPT 2 PPKN.pdfPPT 2 PPKN.pdf
PPT 2 PPKN.pdf
 
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan china
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan chinaDemokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan china
Demokrasi dan pendidikan demokrasi di indonesia, amerika dan china
 

More from Anang Sarbaini

PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAHPEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
Anang Sarbaini
 
Makalah seminar pkn upi
Makalah seminar pkn upiMakalah seminar pkn upi
Makalah seminar pkn upi
Anang Sarbaini
 
Makalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAMMakalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAM
Anang Sarbaini
 
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlamP kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
Anang Sarbaini
 
Pkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiPkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilai
Anang Sarbaini
 
Artikel jurnal pend karakter
Artikel jurnal pend karakterArtikel jurnal pend karakter
Artikel jurnal pend karakter
Anang Sarbaini
 

More from Anang Sarbaini (7)

PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAHPEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
PEMBINAAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
 
Seminar propinsi
Seminar propinsiSeminar propinsi
Seminar propinsi
 
Makalah seminar pkn upi
Makalah seminar pkn upiMakalah seminar pkn upi
Makalah seminar pkn upi
 
Makalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAMMakalah sarbaini FKIP UNLAM
Makalah sarbaini FKIP UNLAM
 
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlamP kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
 
Pkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiPkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilai
 
Artikel jurnal pend karakter
Artikel jurnal pend karakterArtikel jurnal pend karakter
Artikel jurnal pend karakter
 

Jati diri p kn

  • 1. JATI DIRI PKN Sarbaini Disampai dalam Acara DIKLAT PEMBENTUKAN KARAKTER PKn Sungai Riam Pelaihari, 1-3 Oktober 2010 Mukaddimah Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) tidak bisa diisolasi dari kecenderungan globalisasi yang mempengaruhi kehidupan manusia di manapun ia hidup. Dalam konteks globalisasi ini beberapa ahli memberikan penekanan pada fungsi peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membangun warganya. Pendidikan kewarganegaraan dalam pengertian sebagai citizenship education, secara substantif dan pedagogis didesain untuk mampu mengembangkan, mendewasakan dan mematangkan warganegara yang cerdas dan baik untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Pengertian Jati Diri dan PKn Istilah jatidiri diadaptasi dari characteristic dalam bahasa Inggris, yang memiliki sinonim paling dekat dengan individuality, speciality, attribute, feature, character (Devlin, 1961), yang dapat diartikan secara bebas sebagai ciri khas, karakter, atribut atau identitas PKn atau civic education sebagai „‟… the foundation course work in school designed to prepare young citizens for an active role in their communities in their adult lives‟‟ Cogan (1994:4), suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warganegara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya. Sedangkan citizenship education atau education for citizenship oleh Cogan (Winataputra, 2007) digunakan sebagai istilah yang memiliki pengertian yang lebih luas yang mencakup „‟… both these in-school experiences as well as out-of school or non-formal/informal learning which takes place in the family, the religious organization, community organization, the media, etc which help to shape the totality of the citizen‟‟. Jati Diri PKn Dalam menghadapi kecenderungan globalisasi dan demokratisasi, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) di Indonesia ditempatkan sebagai salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education”(cerdas, terampil, berkarakter). Selain sebagai value- based education, dalam era global Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia mengemban misi sebagai pendidikan demokrasi (Civic Education for democracy). Oleh karena itu hendaknya Pendidikan Kewarganegaraan mengkaji konsep besar yang dibawa globalisasi, yakni demokrasi, hak-hak asasi manusia, dan menempatkan hukum di atas segalanya (supremacy of law/rule of law) yang didasarkan pada sebelas pilar demokrasi sebagai sistem sosial kenegaraan, yaitu:
  • 2. 1. Kedaulatan rakyat 2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah 3. Kekuasaan mayoritas 4. Hak-hak minoritas 5. Jaminan HAM 6. Pemilihan yang bebas dan jujur 7. Persamaan di depan Hukum 8. Proses Hukum yang wajar 9. Pembatasan secara konstitusional 10. Pluralisme Sosial, ekonomi dan Politik 11. Nilai-nilai toleransi, Pragmatisme, kerja sama dan Mufakat Adapun fondasi sepuluh pilar demokrasi (The Ten Pillars of Indonesian Constitutional Democracy) yang menjadi dasar pengembangan pendidikan kewarganegaraan yang baru. Sepuluh Pilar Demokrasi Konstitusional Indonesia menurut UUD 1945 terdiri dari : 1. Demokrasi yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Demokrasi dengan Kecerdasan 3. Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat 4. Demokrasi dengan “Rule of Law 5. Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Negara 6. Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia 7. Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka 8. Demokrasi dengan Otonomi Daerah 9. Demokrasi dengan Kemakmuran 10. Demokrasi yang Berkeadilan Sosial Pendidikan demokrasi di Indonesia belum berhasil secara mendalam karena belum mengembangkan paradigma pendidikan demokrasi yang sistemik, sehingga upaya pengembangan „‟civic intelligence civic participation, and responsibility‟‟ melalui berbagai dimensi „‟civic education‟‟ sebagai wahana utama pendidikan demokrasi belum dapat diwujudkan secara maksimal. Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks pendidikan demokrasi Indonesia sangatlah diperlukan, karena ternyata proses pendidikan politik, demokrasi, dan HAM selama ini belum memberikan hasil yang menggembirakan dan prospek yang menjanjikan. Indikator yang kasat mata dapat dilihat pada kebebasan untuk mengeluarkan pendapat yang cenerung anarkhis, pelanggaran HAM di mana-mana, komunikasi sosial politik yang cenderung asal menang sendiri, hukum yang terkalahkan, dan kontrol sosial yang sering lepas dari tata krama, serta terdegradasinya kewibawaan para pejabat negara. Hal ini dibuktikan hasil „‟National Survey of Voter Education‟‟ oleh Asia Foundation tahun 1998 yang menunjukkan bahwa lebih dari 60% dari sampel nasional mengindikasikan belum mengerti tentang apa, mengapa dan bagaimana demokrasi. 1. Proses PKn sebagai pendidikan demokrasi dapat didasarkan pada asumsi-asumsi dasar sebagai berikut: Komitmen Nasional untuk memfungsikan pendidikan sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, memerlukan wahana
  • 3. psiko-pedagogis (pengembangan potensi didik di sekolah) dan sosio-andragogis (fasilitasi pemberdayaan pemuda dan orang dewasa dalam masyarakat) yang memungkinkan terjadinya proses belajar berdemokrasi sepanjang hayat melalui pendidikan demokrasi; 2. Transformasi demokrasi dalam masyarakat Indonesia memerlukan konsep yang diyakini benar dan bermakna yang didukung dengan sarana pendidikan yang tepat sasaran, strategis, dan kontekstual agar setiap individu warga negara mampu memerankan dirinya sebagai warga negara yang cerdas, demokratis, berwatak dan beradab; 3. Pendidikan demokrasi yang dilakukan dalam konteks pendidikan formal, non formal, dan informal selama ini belum mencapai sasaran optimal dalam mengembangkan masyarakat yang cerdas, baik berwatak maupun beradab. Untuk itu diperlukan upaya sistematis dan sistemik untuk mengembangkan model pendidikan demokrasi yang secara teoretis dan empiris valid, kontekstual handal dan akseptabel. 4. Secara psiko-pedagogis, pendidikan demokrasi yang dianggap paling tepat adalah pendidikan untuk mengembangkan kewarganegaraan yang demokratis (education for democratic citizenship), yang di dalamnya mewadahi pendidikan tentang, melalui, dan untuk demokrasi (education about, through, and for democracy) yang dilakukan secara sistemik dan sistem pendidikan formal termasuk pendidikan tinggi. 5. Untuk mendapatkan model pendidikan kewarganegaraan yang secara psiko-pedagogis dan secara sosio-andragogis akseptabel dan handal diperlukan upaya untuk mengkaji kekuatan konteks kehandalan input dan proses, guna menghasilakn produk pendidikan yang memadai sesuai dengan visi, dan misi pendidikan kewarganegaraan untuk masyarakat warga Indonesia (civil society/madani/masyarakat Pancasila). Di sisi lain, Cogan (1998) menyoroti pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan mengembangkan “multidimensional citizenship”. Warga negara multidimensional ini memiliki lima atribut pokok yakni: “ …a sense of identity; the enjoyment of certains rights; the fufilment of corresponding obligations; a degree of interest and involvement in public affairs; and an acceptance of basic societal values “ Dengan kata lain secara konseptual Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya mengembangkan warga negara yang memiliki lima ciri utama, yaitu jati diri, kebebasan untuk menikmati hak tertentu, pemenuhan kewajiban- kewajiban terkait, tingkat minat dan keterlibatan dalam urusan publik, dan pemilikan nilai- nilai dasar kemasyarakatan. Karakteristik tersebut menuntut adanya upaya pengembangan kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berorientasi pada konsep “contextualized multiple intelligence” dalam nuansa lokal, nasional, dan global (Cheng: 1999). Hal ini sejalan dengan teori multi kecerdasan (multiple intelligences) dari Gardner (1983) yang dianggap sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih objektif dalam menggali dan mengembangkan kemampuan setiap individu siswa sesuai dengan potensi atau kecerdasan orisinilnya. Apapun penekanannya semua bermuara pada pembangunan civic competence (kompetensi kewarganegaran). Aspek-aspek civic competences tersebut meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition). Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara, diwujudkan dalam bentuk lima pertanyaan penting yang secara terus menerus harus diajukan sebagai sumber belajar PKn”
  • 4. 1. Apa kehidupan kewarga negara, politik, dan pemerintahan? 2. Apa dasar-dasar sistem politik Indonesia? 3. Bagaimana pemerintahan yang dibentuk konstitusi mewujudkan tujuan-tujuan, nilai- nilai dan prinsip-prinsip demokrasi Indonesia? 4. Bagaimana hubungan antara Indonesia dengan negara-negara lain di dunia 5. Apa peran warga negara dalam demokrasi Indonesia Kecakapan/Keterampilan Kewarganegaraan (civic skills) berupa kecakapan kecakapan intelektual dan partisipatoris yang relevan. Kecakapan-kecakapan intelektual kewarganegaraan penting bagi warga negara yang berpengetahuan, efektif dan bertanggung jawab, disebut kemampuan berpikir kritis. Kecakapan intelektual kemampuan mendeskripsikan, dan mampu berpartisipasi secara bertanggung jawab, efektif dan ilmiah. Watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition), menekankan pada karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional. Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan kewarganegaraan, berkembang secara perlahan sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari dan dialami oleh seseorang di rumah, sekolah, komunitas, dan organisasi-organisasi civil society. Karakter publik dan privat itu dapat dideskripsikan : Menjadi anggota masyarakat yang independen Memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang ekonomi publik Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan bijaksana Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat Khatimah Jati diri PKn adalah bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education” (cerdas, terampil dan berkarakter) dan pendidikan demokrasi (Civic Education for democracy), yang mengkaji demokrasi, hak-hak asasi manusia, dan menempatkan hukum di atas segalanya (supremacy of law/rule of law) yang didasarkan pada fondasi sepuluh pilar demokrasi (The Ten Pillars of Indonesian Constitutional Democracy), mengembangkan warga negara yang memiliki lima ciri utama, yaitu jati diri, kebebasan untuk menikmati hak tertentu, pemenuhan kewajiban-kewajiban terkait, tingkat minat dan keterlibatan dalam urusan publik, dan pemilikan nilai-nilai dasar kemasyarakatan. PK n mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, memerlukan wahana psiko-pedagogis (pengembangan potensi didik di sekolah) dan sosio-andragogis (fasilitasi pemberdayaan pemuda dan orang dewasa dalam masyarakat) yang memungkinkan terjadinya proses belajar berdemokrasi sepanjang hayat.
  • 5. Pendidikan Kewarganegaraan mengembangkan “multidimensional citizenship dengan teori multi kecerdasan (multiple intelligences) yang bermuara pada pembangunan civic competence (kompetensi kewarganegaran) meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition). Rujukan Komara, Endang. 2010. Paradigma Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. http://endangkomarablog.blogspot.com/2010/02. Winataputra, Udin S dan Dasim Budimansyah. 2007. Civic Education:L Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.