SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
BAB II
                              KAJIAN PUSTAKA


              Dalam bab ini dibahas : (a) Strategi Pembelajaran , (b)
konstruktivisme , (c) tahapan belajar mengajar konstruktivisme , dan (d) Hasil
Belajar. Adapun penjelasannya :

A. Strategi Pembelajaran
           Dalam proses pembelajaran disekolah proses itu diperlancar,
   digiatkan melalui peristiwa – peristiwa (events) diluar diri siswa. Guru
   mengatur even – even eksternal ini dengan maksud memudahkan belajarnya
   siswa, dan dengan cara beginilah pengajaran (pembelajaran) instruction
   berlangsung (Gagne, 1998). Pengaturan peristiwa – peristiwa ini perlu
   dirancang secara seksama sehingga belajar siswa diperlancar, maju kearah
   pencapaian tujuan belajar. Even – even pembelajaran itu menurut Gagne
   (1998) yang dikutip oleh Munandir (2001) adalah :
   1. Membangkitkan perhatian dan minat
   2. Memberitahukan apa tujuan belajar
   3. Membantu mengingatkan kembali prasyarat belajar yang telah dikuasai
   4. Menyajikan stimulus belajar
   5. Memberikan bimbingan belajar
   6. Membuat siswa berkinerja (merespon)
   7. Memberikan balikan tentang kinerja
   8. Menilai kinerja siswa
   9. Menguatkan retensi (apa yang telah dipelajari) dan alih (transfer) belajar.
             Menurut Hamalik (2002), mengatakan bahwa strategi merancang
   sistem pengajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur
   merancang sistem secara efisien. Strategi dasar dalam perencanaan meliputi :
   1. Menganilisa tuntutan sistem
   2. Mendesain sistem
   3. Mengevaluasi dampak sistem



                                        5
6


              Strategi merupakan suatu upaya, cara ataupun langkah – langkah
   pendekatan untuk mencapai sesuatu tujuan secara optimal. Strategi
   pembelajaran merupakan cara – cara yang dilakukan untuk menghasilkan
   pembelajaran tersebut tercapai sesuai dengan pendekatan tujuan yang
   direncanakan.
              Berdasarkan pada konteks penelitian ini strategi pembelajaran
   diarahkan pada strategi yang berasosiasi dengan pembelajaran konstektual.
   Diantaranya :
   1. Pengajaran berbasis masalah
   2. Pengajaran kooperatif
   3. Pengajaran berbasis kerja
   4. Pengajaran berbasis inquiry
   5. Pengajaran berbasis tugas / proyek
   6. Pengajaran berbasis jasa layanan. (Nurhadi &Senduk, 2003)



B. Konstruktivisme
            Dalam   pandangan     konstrutivisme,   strategi   memperoleh   lebih
   diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat
   pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut
   dengan :
   1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.
   2. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri
      dan
   3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam
      belajar.
            Landasan berpikir konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan
   kaum objektivis, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran.
   Konstruktivisme merupakan landasan berfikir ( filosofi ) pembelajaran
   konstektual, yaitu bahwa pengetahuan dibangunn oleh manusia sedikit demi
   sediki, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas ( sempit ( dan
7


tidak sekonyong – konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta – fakta,
konsep atau kaidah yang sisap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata (Nurhadi,2003)
       Menurut Wuryadi (2000) dalam proses pembelajaran, pendekatan
konstruktivisme merupakan pendekatan yang meberikan pengakuan terhadap
keragaman siswa. Dalam pendangan pembelajaran konstruktivisme ini diakui
bahwa siswa, pada awal proses pembelajaran , telah memiliki konsep kognitif,
afektif, dan psikomotor tertentu sebagai akibat pembelajaran dan pengalaman
sebelumnya. Bertolak dari pengetahuan awal dan pengalaman ini, siswa
membangun      sendiri   pandangan    mereka    terhadap   pengetahuan   baru
yangsedang diperolehnya.
       Prinsip konstruktivisme merupakan belajar bermakna dapat dicapai
melalui pengalaman dan refleksi terhadap pengalaman. Pengalaman dalam hal
ini bukanlah pengalaman orang lain yang diabstraksikan dan dikumpulkan
dalam sebuah buku, tetap pengalaman langsung yang dilakukan sendiri.
Pengalaman itu selanjutnya harus diikuti dengan analisis dan refleksi.
       Jonassen yang dikutip oleh Fahrurrazy (2000) menyatakan bahwa
dalam pandangan konstruktivisme sebuah realitas ada dalam pikiran mereka
yang mengetahui, sehingga merekalah yang membentuk atau sekurang –
kurangnya menafsirkan realitas berdasarkan persepsi mereka sendiri. Sebagai
implikasinya pendekatan konstruktivisme lebih menekankan bagaimana
pengetahuan dibangun dengan bantuan pengalaman, pengetahuan awal dan
keyakinan yang dimiliki untuk menafsirkan obyek – obyek dan peristiwa
penting.
       Sesungguhnya pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme
memiliki beberapa kelebihan , namun pada kenyataan implementasinya pada
kelas – kelas pendidikan di Indonesia masih mempunyai banyak kendala. Bagi
guru kendala – kendala yang dotemui diantaranya :
1. Guru – guru Indonesia adalah tenanga pendidik yang telah dilatih di LPTK
   dengan pendekatan tradisional dan telah melakukan proses pembelajaran
8


       bertahun – tahun dengan pendekatan tradisional. Guru akan kesulitan
       untuk mengubah pendekatann pembelajarannya dengan pembelajaran yang
       baru.
   2. Pembelajaran konstruktivisme memerlukan waktu yang lama untuk
       menyelesaikan sebuah konsep, sedangkan sistem pendidikan menuntut
       terselesainya target kurikulum.
   3. Guru konstruktivisme dituntut untuk lebih kreatif dan berwawasan luas,
       namun kondisi perekonomian guru membatasi akses guru, utamanya untuk
       memanfaatkab perkembangan teknologi informasi.
   4. Pendekatan konstruktivisme menuntut adanya perubahan sistem evaluasi,
       sedangkan sistem pendidikan Indonesia masih mempergunakan sistem
       evaluasi yang tradisional.
   5. Guru telah terbiasa dengan kurikulum terkontrol sedangkan pendekatan
       konstruktivisme memerlukan kurikulum yang fleksibel.
          Dari bebrapa kendala pelaksanaan strategi pembelajaran tersebut,
   diharapkan mampu diatasi oleh beberapa kelebihan yang dimiliki oleh strategi
   pembelajaran konstruksi tersebut.

C. Tahapan Belajar Mengajar Konstruktivisme
          Zamroni ( 1999 ) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu
   diperhatikan dalam belajar mengajar konstruktivisme. Diantaranya :
   1) Murid harus selalu aktif selama proses pembelajaran
   2) Proses aktif adalah proses membuat segala sesuatu masuk akal
   3) Interprestasi selalu dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya
   4) Kegiatan belajar mengajar tidak hanya proses pengalihan pengetahuan,
       tetapi juga pengalihan ketrampilan dan kemampuan .
          Berikut ini bagan tahapan belajar mengajar konstruktivisme , yang
   meliputi :
   1. Pemanasan apersepsi
   2. Eksplorasi
   3. Konsolidasi pembelajaran
9


 4. Pembentukan sikap dan perilaku
 5. Penialaian formatif

              Gambar. 2.1 Tahapan Belajar Mengajar Konstruktivisme

                                                                        ALOKASI
WAKTU
             PEMANASAN – APERSEPSI                                        5 – 10 %
 Tanya jawab tentang penegtahuan dan pengalaman

 T
                   EKSPLORASI
 Tanya jawab tentang pengetahuan dan pengalaman                           25 – 30 %




            KONSOLIDASI PEMBELAJARAN                                      35 – 40 %
 Negoisasi dalam rangka mencapai pengetahuan baru



           PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU                                   10 %
     Pengetahuan diproses menjadi nilai, sikap dan perilaku




                                                                            10 %
                    PENILAIAN FORMATIF
            Berdasarkan bagan tersebut di atas, dapat


            Berdasarkan bagan diatas, dapat dijelaskan hal – hal sebagai berikut :
  1. Pemanasan Apersepsi, meliputi :
        a. Pelajaran dimulai dengan hal – hal yang diketahui dan dipahami siswa
        b. Motivasi siswa dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi
            siswa, dan
        c. Siswa didorong agar tertarik untuk mengetahui hal – hal yang baru.
  2. Eksplorasi, meliputi :
        a. Materi / Ketrampilan baru diperkenalkan
        b. Kaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada siswa, dan
10


      c. Mencari         metodologi       yang   paling      tepat   dalam   meningkatkan
            penerimaan siswa akan materi baru.
   3. Konsolidasi Pembelajaran, Meliputi :
      a. Libatkan siswa secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi
            ajaran baru.
      b. Libatkan siswa secara aktif dalam problem solving,
      c. Letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi
            ajar yang baru dengan berbagai aspek kegiatan / kehidupan didalam
            lingkungan dan
      d. Cari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses
            menjadi bagian dari pengetahuan siswa.
   4. Pembentukan Sikap dan Perilaku, Meliputi :
      a. Siswa didorong untuk menerapkan konsep / pengertian yang
            dipelajarinya dalam kehidupan sehari – hari.
      b. Siswa membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari –
            hari berdasarkan pengertian yang dipelajari dan
      c. Cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan pada sikap
            perilaku siswa
   5. Penilaian Formatif, meliputi :
      a. Kembangkan cara – cara untuk melihat hasil pembelajaran siswa.
      b. Gunakan hasil penialaian tersebut untuk melihat kelemahan atau
            kekurangan siswa dan masalah – masalah yang dihadapi oleh guru, dan
      c. Cari metodologi yang paling tepat dan sesuai dengan tujuan yang ingin
            dicapai.
D. Hasil Belajar
            Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar
   oleh siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu aktivitas mentaldan
   psikis   yang       berlangsung       dalam   interaksi    dengan    lingkungan   yang
   menghasilkan perubahan            -      perubahan pengetahuan , pemahaman,
   ketrampilan, dan nilai sikap ( Winkel, 1984 )
11


         Nasution (2001) belajar adalah suatu proses yang berlangsung didalam
diri pembelajar ( siswa ).
         Belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk merubah tingkah
laku sehingga diperoleh kecakapan baru (Sukirin, 1984).
         Hilgard yang dikutip oleh Pasaribu ( 1983 ) berpendapat bahwa
Learning in the process by wich an activity oreginites or is changed trough
responding to a situation provided the changed can not be attributed to
growth or the temporary sate of the organisme as in fatique or under druges.
Artinya belajar adalah suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktivitas baru
atau perubahan kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan itu tidak dapat
disebut belajar apabila disebabkan oleh perubahan atau kesadaran sementara
orang tersebut karena kelelahan atau karena obat – obatan, sehingga orang
tersebut tidak sadar terhadap keadaan dirinya.
         Perubahan yang dimaksud adalah perubahan pengetahuan, kecakapan
dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh dengan latihan dan pengalaman
bukan perubahan dengan sendirinya.
         Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahawa belajar
proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, baik itu
perubahan pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan dan perubahan tersebut
dilakukan secara berkesinambungan.
         Hasil belajar merupakan suatu bukti terjadinya suatu perubahan
tingkah laku pada seseorang yang melakukan kegiatan belajar. Tingkah laku
memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur dan
unsur motoris adalah unsur jasmaniah.
         Menurut Hamalik (2001), hasil belajar akan tampak pada setiap
perubahan pada aspek-aspek tersebut. Aspek – aspek tersebut meliputi : (1)
pengetahuan, (2) pengertian, (3) kebiasaan, (4) ketrampilan, (5) apresiasi, (6)
emosional, (7) hubungan sosial, (8) jasmani, (9) etis dan budi pekerti, dan (10)
sikap.
12


       Dari beberapa pendapat tentang konsep hasil belajar tesebut, maka
hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat belajar dan
prestasi belajar. Adapun penjabarannya sebagai berikut :
1. Minat Belajar
          Minat berkaitan erat dengan perasaan individu, objek, dan aktivitas.
    Ada dua hal yang diperhatikan kaitannya dengan minat, yaitu : minat
    sebagai   dorongan dan      minat   sebagai    kebutuhan. Minat     adalah
    kecenderungan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu
    dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun
    membuktikan lebih lanjut.
          Minat belajar adalah suatu dorongan atau keinginan indvidu dalam
    hal ini siswa sebagai upaya untuk mencapai hasil belajar yang dilakukan.
    Membangkitkan minat beelajar pada siswa sulit dilaksanakan bila proses
    belajar hanya menekankan pada satuam – satuan kurikulum, sistem
    kenaikan kelas, sistem ujian, yang mengutamakan kontinuitas dan
    pendalaman belajar. (Sukmadinata,2001)
          Minat belajar pada siswa ada yang bersifat sementara (jangka
    pendek) dan bersifat menetap (jangka panjang). Beberapa hal yang dapat
    diusahakan untuk membangkitkan minat belajar siswa secara menetap
    (jangka panjang) yaitu, pemilihan bahan pengajaran yang berarti bagi anak
    , menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan
    untuk menemukan, menterjemahkan materi pembelajaran sesuai dengan
    tingkat perkembangan siswa, dan materi disampaikan dalam bentuk siswa
    aktif anak banyak terlibat dalam proses belajar.
2. Prestasi Belajar
          Woodworth (1951 ) mengatakan bahwa prestasi ( achivement
    adalah actual ability and can be measured directly by use of lest.) Artinya
    prestasi menunjukan suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara
    langsung dengan menggunakan tes.
          Berkaitan dengan prestasi belajar, belajar akan labih mudah dan
    dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui hasil yang diperoleh.
13


       Kalau belajar berarti perubahan – perubahan yang terjadi pada individu,
       maka perubahan – perubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil
       dari pengamatan dan penialaian inilah umumnya diwujudkan dalam
       bentuk prestasi belajar.
             Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diukur dengan
       menggunakan tes karena hasil belajar berupa ketrampilan intelektual,
       strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan dan nilai sikap.
             Menurut Gagne yang dikutip oleh Badawi (1987) mengatakan
       bahwa hasil belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif,
       informasi verbal, ketrampilan, dan nilai sikap.


Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil belajar seseorang yang dapat dilihat secara nyata oleh orang lain
dan hasil kerja tersebut dapat diukur secara langsung dengan tes.

More Related Content

What's hot

Makalah Strategi Pembelajaran inkuiri
Makalah Strategi Pembelajaran inkuiriMakalah Strategi Pembelajaran inkuiri
Makalah Strategi Pembelajaran inkuiri
Chi'onk Pemimpin
 
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)773 article text-1515-2-10-20121203 (1)
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)
CHIASHEAKKOONMoe
 
Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editan
Ririn Romayanti
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
itanurhayati
 
12 makalah ctl
12   makalah ctl12   makalah ctl
12 makalah ctl
Fafa Pie
 
Bab 2 reka bentuk pengajaran
Bab 2  reka bentuk pengajaranBab 2  reka bentuk pengajaran
Bab 2 reka bentuk pengajaran
Felecia Durong
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Fenny Radinal
 
Portovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranPortovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaran
Ade Mufti Kholil
 

What's hot (20)

Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
Model-Model Pembelajaran dalam Strategi dan Metode Pembelajaran.
 
Makalah Strategi Pembelajaran inkuiri
Makalah Strategi Pembelajaran inkuiriMakalah Strategi Pembelajaran inkuiri
Makalah Strategi Pembelajaran inkuiri
 
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)773 article text-1515-2-10-20121203 (1)
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)
 
Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editan
 
Tugas pak azat slsei
Tugas pak azat slseiTugas pak azat slsei
Tugas pak azat slsei
 
Teaching strategy
Teaching strategyTeaching strategy
Teaching strategy
 
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
P5 model, pendekatan, strategi, metode&teknik pemb.
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Model assure
Model assureModel assure
Model assure
 
Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiriStrategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri
 
Reka bentuk dan model pengajaran
Reka bentuk dan model pengajaranReka bentuk dan model pengajaran
Reka bentuk dan model pengajaran
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
 
12 makalah ctl
12   makalah ctl12   makalah ctl
12 makalah ctl
 
Bab 2 reka bentuk pengajaran
Bab 2  reka bentuk pengajaranBab 2  reka bentuk pengajaran
Bab 2 reka bentuk pengajaran
 
Strategi Belajar Mengajar - Made Wena
Strategi Belajar Mengajar - Made WenaStrategi Belajar Mengajar - Made Wena
Strategi Belajar Mengajar - Made Wena
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Model model pengembangan kurikulum
Model model pengembangan  kurikulumModel model pengembangan  kurikulum
Model model pengembangan kurikulum
 
Portovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranPortovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaran
 
anisa rahmah
anisa rahmahanisa rahmah
anisa rahmah
 

Viewers also liked

2014 Super Bowl Players Party Recap
2014 Super Bowl Players Party Recap2014 Super Bowl Players Party Recap
2014 Super Bowl Players Party Recap
Klinton Briney
 
apresentação 1º período
apresentação 1º períodoapresentação 1º período
apresentação 1º período
grupoA
 
Present tense of regular er and -ir verbs
Present tense of regular  er and -ir verbsPresent tense of regular  er and -ir verbs
Present tense of regular er and -ir verbs
spanishtutor
 
Presentación1
Presentación1Presentación1
Presentación1
mannelig
 

Viewers also liked (20)

Bankovky a mince
Bankovky a minceBankovky a mince
Bankovky a mince
 
Ptk dcn
Ptk dcnPtk dcn
Ptk dcn
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
2014 Super Bowl Players Party Recap
2014 Super Bowl Players Party Recap2014 Super Bowl Players Party Recap
2014 Super Bowl Players Party Recap
 
C & e wiki
C & e wikiC & e wiki
C & e wiki
 
Erd dan contoh kasus
Erd dan contoh kasusErd dan contoh kasus
Erd dan contoh kasus
 
2014 THE RACE PARTY to preface the Indy 500!
2014 THE RACE PARTY to preface the Indy 500!2014 THE RACE PARTY to preface the Indy 500!
2014 THE RACE PARTY to preface the Indy 500!
 
2014 Kentucky Derby Pre-Party
2014 Kentucky Derby Pre-Party2014 Kentucky Derby Pre-Party
2014 Kentucky Derby Pre-Party
 
Dissertation report 2_3
Dissertation report 2_3Dissertation report 2_3
Dissertation report 2_3
 
Osc html5-monaca
Osc html5-monacaOsc html5-monaca
Osc html5-monaca
 
Iguales y diferentes inadi
Iguales y diferentes   inadiIguales y diferentes   inadi
Iguales y diferentes inadi
 
apresentação 1º período
apresentação 1º períodoapresentação 1º período
apresentação 1º período
 
Uma Mulher
Uma MulherUma Mulher
Uma Mulher
 
Present tense of regular er and -ir verbs
Present tense of regular  er and -ir verbsPresent tense of regular  er and -ir verbs
Present tense of regular er and -ir verbs
 
Tarea academica 3l
Tarea academica 3lTarea academica 3l
Tarea academica 3l
 
Anexo 5
Anexo 5Anexo 5
Anexo 5
 
Presentación1
Presentación1Presentación1
Presentación1
 
Vision
VisionVision
Vision
 
Atendimento
AtendimentoAtendimento
Atendimento
 

Similar to Bab ii

Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
itanurhayati
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarStrategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar
Rizal M Suhardi
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaran
rofieamirasyka
 
Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1
zabidah awang
 

Similar to Bab ii (20)

Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019
Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019
Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
 
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana SumantriStrategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
Strategi Belajar Mengajar - Mulyana Sumantri
 
Model Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran TerpaduModel Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran Terpadu
 
Kurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan PengajaranKurikulum Dan Pengajaran
Kurikulum Dan Pengajaran
 
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
 
Utama 1
Utama 1Utama 1
Utama 1
 
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
3.konsep dasar desain_pembelajaranfff
 
pembelajaran Berbasis Proyek
pembelajaran Berbasis Proyekpembelajaran Berbasis Proyek
pembelajaran Berbasis Proyek
 
Modul (kb 1) pembelajaran proyek
Modul (kb 1) pembelajaran proyekModul (kb 1) pembelajaran proyek
Modul (kb 1) pembelajaran proyek
 
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
 
Teori konstruktivistik
Teori konstruktivistikTeori konstruktivistik
Teori konstruktivistik
 
Strategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar MengajarStrategi Belajar Mengajar
Strategi Belajar Mengajar
 
Tugas kurikulum & pembelajaran.fifit 2a
Tugas kurikulum & pembelajaran.fifit 2aTugas kurikulum & pembelajaran.fifit 2a
Tugas kurikulum & pembelajaran.fifit 2a
 
Bg ucok i
Bg ucok iBg ucok i
Bg ucok i
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaran
 
Konstruktivisme
KonstruktivismeKonstruktivisme
Konstruktivisme
 
Konstruktivisme
KonstruktivismeKonstruktivisme
Konstruktivisme
 
Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1
 

Bab ii

  • 1. BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) Strategi Pembelajaran , (b) konstruktivisme , (c) tahapan belajar mengajar konstruktivisme , dan (d) Hasil Belajar. Adapun penjelasannya : A. Strategi Pembelajaran Dalam proses pembelajaran disekolah proses itu diperlancar, digiatkan melalui peristiwa – peristiwa (events) diluar diri siswa. Guru mengatur even – even eksternal ini dengan maksud memudahkan belajarnya siswa, dan dengan cara beginilah pengajaran (pembelajaran) instruction berlangsung (Gagne, 1998). Pengaturan peristiwa – peristiwa ini perlu dirancang secara seksama sehingga belajar siswa diperlancar, maju kearah pencapaian tujuan belajar. Even – even pembelajaran itu menurut Gagne (1998) yang dikutip oleh Munandir (2001) adalah : 1. Membangkitkan perhatian dan minat 2. Memberitahukan apa tujuan belajar 3. Membantu mengingatkan kembali prasyarat belajar yang telah dikuasai 4. Menyajikan stimulus belajar 5. Memberikan bimbingan belajar 6. Membuat siswa berkinerja (merespon) 7. Memberikan balikan tentang kinerja 8. Menilai kinerja siswa 9. Menguatkan retensi (apa yang telah dipelajari) dan alih (transfer) belajar. Menurut Hamalik (2002), mengatakan bahwa strategi merancang sistem pengajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur merancang sistem secara efisien. Strategi dasar dalam perencanaan meliputi : 1. Menganilisa tuntutan sistem 2. Mendesain sistem 3. Mengevaluasi dampak sistem 5
  • 2. 6 Strategi merupakan suatu upaya, cara ataupun langkah – langkah pendekatan untuk mencapai sesuatu tujuan secara optimal. Strategi pembelajaran merupakan cara – cara yang dilakukan untuk menghasilkan pembelajaran tersebut tercapai sesuai dengan pendekatan tujuan yang direncanakan. Berdasarkan pada konteks penelitian ini strategi pembelajaran diarahkan pada strategi yang berasosiasi dengan pembelajaran konstektual. Diantaranya : 1. Pengajaran berbasis masalah 2. Pengajaran kooperatif 3. Pengajaran berbasis kerja 4. Pengajaran berbasis inquiry 5. Pengajaran berbasis tugas / proyek 6. Pengajaran berbasis jasa layanan. (Nurhadi &Senduk, 2003) B. Konstruktivisme Dalam pandangan konstrutivisme, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan : 1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa. 2. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri dan 3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. Landasan berpikir konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan kaum objektivis, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir ( filosofi ) pembelajaran konstektual, yaitu bahwa pengetahuan dibangunn oleh manusia sedikit demi sediki, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas ( sempit ( dan
  • 3. 7 tidak sekonyong – konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta – fakta, konsep atau kaidah yang sisap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Nurhadi,2003) Menurut Wuryadi (2000) dalam proses pembelajaran, pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan yang meberikan pengakuan terhadap keragaman siswa. Dalam pendangan pembelajaran konstruktivisme ini diakui bahwa siswa, pada awal proses pembelajaran , telah memiliki konsep kognitif, afektif, dan psikomotor tertentu sebagai akibat pembelajaran dan pengalaman sebelumnya. Bertolak dari pengetahuan awal dan pengalaman ini, siswa membangun sendiri pandangan mereka terhadap pengetahuan baru yangsedang diperolehnya. Prinsip konstruktivisme merupakan belajar bermakna dapat dicapai melalui pengalaman dan refleksi terhadap pengalaman. Pengalaman dalam hal ini bukanlah pengalaman orang lain yang diabstraksikan dan dikumpulkan dalam sebuah buku, tetap pengalaman langsung yang dilakukan sendiri. Pengalaman itu selanjutnya harus diikuti dengan analisis dan refleksi. Jonassen yang dikutip oleh Fahrurrazy (2000) menyatakan bahwa dalam pandangan konstruktivisme sebuah realitas ada dalam pikiran mereka yang mengetahui, sehingga merekalah yang membentuk atau sekurang – kurangnya menafsirkan realitas berdasarkan persepsi mereka sendiri. Sebagai implikasinya pendekatan konstruktivisme lebih menekankan bagaimana pengetahuan dibangun dengan bantuan pengalaman, pengetahuan awal dan keyakinan yang dimiliki untuk menafsirkan obyek – obyek dan peristiwa penting. Sesungguhnya pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme memiliki beberapa kelebihan , namun pada kenyataan implementasinya pada kelas – kelas pendidikan di Indonesia masih mempunyai banyak kendala. Bagi guru kendala – kendala yang dotemui diantaranya : 1. Guru – guru Indonesia adalah tenanga pendidik yang telah dilatih di LPTK dengan pendekatan tradisional dan telah melakukan proses pembelajaran
  • 4. 8 bertahun – tahun dengan pendekatan tradisional. Guru akan kesulitan untuk mengubah pendekatann pembelajarannya dengan pembelajaran yang baru. 2. Pembelajaran konstruktivisme memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah konsep, sedangkan sistem pendidikan menuntut terselesainya target kurikulum. 3. Guru konstruktivisme dituntut untuk lebih kreatif dan berwawasan luas, namun kondisi perekonomian guru membatasi akses guru, utamanya untuk memanfaatkab perkembangan teknologi informasi. 4. Pendekatan konstruktivisme menuntut adanya perubahan sistem evaluasi, sedangkan sistem pendidikan Indonesia masih mempergunakan sistem evaluasi yang tradisional. 5. Guru telah terbiasa dengan kurikulum terkontrol sedangkan pendekatan konstruktivisme memerlukan kurikulum yang fleksibel. Dari bebrapa kendala pelaksanaan strategi pembelajaran tersebut, diharapkan mampu diatasi oleh beberapa kelebihan yang dimiliki oleh strategi pembelajaran konstruksi tersebut. C. Tahapan Belajar Mengajar Konstruktivisme Zamroni ( 1999 ) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar mengajar konstruktivisme. Diantaranya : 1) Murid harus selalu aktif selama proses pembelajaran 2) Proses aktif adalah proses membuat segala sesuatu masuk akal 3) Interprestasi selalu dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya 4) Kegiatan belajar mengajar tidak hanya proses pengalihan pengetahuan, tetapi juga pengalihan ketrampilan dan kemampuan . Berikut ini bagan tahapan belajar mengajar konstruktivisme , yang meliputi : 1. Pemanasan apersepsi 2. Eksplorasi 3. Konsolidasi pembelajaran
  • 5. 9 4. Pembentukan sikap dan perilaku 5. Penialaian formatif Gambar. 2.1 Tahapan Belajar Mengajar Konstruktivisme ALOKASI WAKTU PEMANASAN – APERSEPSI 5 – 10 % Tanya jawab tentang penegtahuan dan pengalaman T EKSPLORASI Tanya jawab tentang pengetahuan dan pengalaman 25 – 30 % KONSOLIDASI PEMBELAJARAN 35 – 40 % Negoisasi dalam rangka mencapai pengetahuan baru PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU 10 % Pengetahuan diproses menjadi nilai, sikap dan perilaku 10 % PENILAIAN FORMATIF Berdasarkan bagan tersebut di atas, dapat Berdasarkan bagan diatas, dapat dijelaskan hal – hal sebagai berikut : 1. Pemanasan Apersepsi, meliputi : a. Pelajaran dimulai dengan hal – hal yang diketahui dan dipahami siswa b. Motivasi siswa dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi siswa, dan c. Siswa didorong agar tertarik untuk mengetahui hal – hal yang baru. 2. Eksplorasi, meliputi : a. Materi / Ketrampilan baru diperkenalkan b. Kaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada siswa, dan
  • 6. 10 c. Mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan penerimaan siswa akan materi baru. 3. Konsolidasi Pembelajaran, Meliputi : a. Libatkan siswa secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajaran baru. b. Libatkan siswa secara aktif dalam problem solving, c. Letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi ajar yang baru dengan berbagai aspek kegiatan / kehidupan didalam lingkungan dan d. Cari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan siswa. 4. Pembentukan Sikap dan Perilaku, Meliputi : a. Siswa didorong untuk menerapkan konsep / pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari – hari. b. Siswa membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari – hari berdasarkan pengertian yang dipelajari dan c. Cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan pada sikap perilaku siswa 5. Penilaian Formatif, meliputi : a. Kembangkan cara – cara untuk melihat hasil pembelajaran siswa. b. Gunakan hasil penialaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan siswa dan masalah – masalah yang dihadapi oleh guru, dan c. Cari metodologi yang paling tepat dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. D. Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu aktivitas mentaldan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan - perubahan pengetahuan , pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap ( Winkel, 1984 )
  • 7. 11 Nasution (2001) belajar adalah suatu proses yang berlangsung didalam diri pembelajar ( siswa ). Belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh kecakapan baru (Sukirin, 1984). Hilgard yang dikutip oleh Pasaribu ( 1983 ) berpendapat bahwa Learning in the process by wich an activity oreginites or is changed trough responding to a situation provided the changed can not be attributed to growth or the temporary sate of the organisme as in fatique or under druges. Artinya belajar adalah suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktivitas baru atau perubahan kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan itu tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh perubahan atau kesadaran sementara orang tersebut karena kelelahan atau karena obat – obatan, sehingga orang tersebut tidak sadar terhadap keadaan dirinya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan pengetahuan, kecakapan dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh dengan latihan dan pengalaman bukan perubahan dengan sendirinya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahawa belajar proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, baik itu perubahan pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan dan perubahan tersebut dilakukan secara berkesinambungan. Hasil belajar merupakan suatu bukti terjadinya suatu perubahan tingkah laku pada seseorang yang melakukan kegiatan belajar. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur dan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Menurut Hamalik (2001), hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Aspek – aspek tersebut meliputi : (1) pengetahuan, (2) pengertian, (3) kebiasaan, (4) ketrampilan, (5) apresiasi, (6) emosional, (7) hubungan sosial, (8) jasmani, (9) etis dan budi pekerti, dan (10) sikap.
  • 8. 12 Dari beberapa pendapat tentang konsep hasil belajar tesebut, maka hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat belajar dan prestasi belajar. Adapun penjabarannya sebagai berikut : 1. Minat Belajar Minat berkaitan erat dengan perasaan individu, objek, dan aktivitas. Ada dua hal yang diperhatikan kaitannya dengan minat, yaitu : minat sebagai dorongan dan minat sebagai kebutuhan. Minat adalah kecenderungan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut. Minat belajar adalah suatu dorongan atau keinginan indvidu dalam hal ini siswa sebagai upaya untuk mencapai hasil belajar yang dilakukan. Membangkitkan minat beelajar pada siswa sulit dilaksanakan bila proses belajar hanya menekankan pada satuam – satuan kurikulum, sistem kenaikan kelas, sistem ujian, yang mengutamakan kontinuitas dan pendalaman belajar. (Sukmadinata,2001) Minat belajar pada siswa ada yang bersifat sementara (jangka pendek) dan bersifat menetap (jangka panjang). Beberapa hal yang dapat diusahakan untuk membangkitkan minat belajar siswa secara menetap (jangka panjang) yaitu, pemilihan bahan pengajaran yang berarti bagi anak , menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan untuk menemukan, menterjemahkan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, dan materi disampaikan dalam bentuk siswa aktif anak banyak terlibat dalam proses belajar. 2. Prestasi Belajar Woodworth (1951 ) mengatakan bahwa prestasi ( achivement adalah actual ability and can be measured directly by use of lest.) Artinya prestasi menunjukan suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes. Berkaitan dengan prestasi belajar, belajar akan labih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui hasil yang diperoleh.
  • 9. 13 Kalau belajar berarti perubahan – perubahan yang terjadi pada individu, maka perubahan – perubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan dan penialaian inilah umumnya diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diukur dengan menggunakan tes karena hasil belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan dan nilai sikap. Menurut Gagne yang dikutip oleh Badawi (1987) mengatakan bahwa hasil belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan, dan nilai sikap. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar seseorang yang dapat dilihat secara nyata oleh orang lain dan hasil kerja tersebut dapat diukur secara langsung dengan tes.