Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan pelaksanaan ibadah haji bagi warga negara Indonesia, mulai dari pendaftaran, persiapan mental dan fisik, pemberangkatan, kegiatan di Arab Saudi seperti di Madinah dan Mekkah hingga pelaksanaan wukuf di Arafah. Dokumen ini juga menjelaskan tata cara melaksanakan ibadah-ibadah utama haji seperti tawaf, sa'i, dan wukuf sesuai aturan dan
1. BAB I
PENDAHULUAN
Warga negara Republik Indonesia sebagian besar penduduknya beragama Islam yang
setiap tahunnya semakin bertambah jumlah untuk menunaikan ibadah haji sebagai rukun islam
kelima.
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
bahwa Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab
pemerintah, dibawah kooordinasi Mentri Agama.
Untuk memenuhi keinginan dan harapan umat islam tersebut, maka pemerintah
berkewaiban melakukan pembinaaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan fasilitas
kemudahan, keamanan dan kenyaanan yang di perlukan oleh setiap warga negara yang
menunaikan ibadah haji.
Rumusan masalah
1. Bagaimana perjalanan Ibadah haji dari mulai persiapan, pemberangkatan, kegiatan di
Arab Saudi hingga pulang ke Indonesia?
1
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN
a) Pendaftaran, penegelompokan dan bimbingan.
1. Pendaftaran
Calon jamaah datang ke kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dengan menunjukan buku
tabungan RP. 20.000.000,-(dua puluh juta rupiah) untuk mengambil dan mengisi formulir SPPH
sesuai dengan KTP tempat domisili, kemudian ditandatangani oleh yang bersangkuatan dan
diketahui oleh Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota. Setelah itu penabung datang
ke kantor bank penerima setoran (BPS) BPIH untuk melakukan entry data dan mencetak lembar
bukti setoran tabungan sebagai tanda bukti memperoleh porsi haji. Selanjutnya penabung
mendaftarkan ke Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota sesuai domisili dengan
menyerahkan bukti transper BPIH tabungan ke rekening Menteri Agama, paling lambat dua hari
setelah menerima bukti transper.
Melunasi BPIH ke BPS BPIH tempat menavbung setelah keluar Kepres BPIH dan melapor ke
Kadepag Kabupaten/Kota.
2. Pengelompokan.
a. Pengelompokan bimbingan calon jemaah haji diatur berdasarkan pertimbangan
domisili jamaah dan keluarga.
b. Setiap 11 orang calon jamaah haji dikelompokan dalam satu regu dan setiap 4
regu (45 orang) dikelompokan dalam satu rombongan.
c. Penugasan pembimbing di atur oleh Kepala Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota.
d. Jadwal dan tempat bimbingan diatur oleh Kepala Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota.
e. Calon jamaah haji akan diberangkatkan dalam satu kelompok terbang (kloter)
dengan kapasitas pesawat 325 orang dan 455 orang. Dalam kloter tersebut
terdapat petugas operasional yang menyertai jamaah haji terdiri dari:
a. Tim Pemandu Haji Indonesia(TPH) sebagai ketua kloter dan pembimbing
ibadah.
b. Tim kesehatan Haji Indonesia (TKHI) sebgai pelayan kesehatan.
2
3. c. Ketua Rombongan.
d. Ketua Regu.
3. Bimbingan
a. Calon jamaah haji yang telah terdaftar pada tahun yang bersangkutan mendapatkan
bimbingan manasik haji.
b. Calon jamaah haji memperoleh buku manasik haji.
c. Bentuk bimbingan diberikan dalam 2 sistim yaitu kelompok dan masal.
d. Sistim bimbingan kelmpok dapat dilaksanakan secara peregu (11) orang dan
pwerombongan (45) orang.
e. Sistim bimbingan missal dilaksanakan di Kabupaten/Kota oleh Kandepag
Kabupaten/Kota.
f. Minimal dua kali pertemuan sebelum dan sesudan bimbingan kelompok.
g. Calon jamaah haji yang ingin memperoleh bimbingan khusus dapat mengetur waktu
dan tempat, dengan biaya tanggung jawab yang bersangkutan
b) Pemeriksaan kesehatan
1. Pemeriksaan Kesehatan pertama
Pemeriksaan kesehatan pertama dilaksanakan dipuskesmas. Pemeriksaan Kesehatan
pertama dimaksudkan untuk mengetahui status kesehatan setiap calon jamaah haji dan
sebagai penyaringan awal.
2. Pemeriksaan kesehatan kedua
1. Pemeriksaan kesehatan kedua dilaksanakan di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pemeriksaan kesehatan kedua berfungsi mengecek kembali
kondisi calon jamaah haji untuk memenuhi syarat kesehatan untuk
menunaikan ibadah haji.
B. PEMBERANGKATAN
a. Persiapan pemberangkatan
1. Persiapan Mental dan Spiritual.
a. Bertaubat kepada Allah, memperbanyak dzikir dan mohon bimbingan dari Allah
SWT.
b. Menyesaikan masalah yang berkenaan dengan tanggumg jawabnya, meliputi
keluarga, pekerjaan dan piutang.
3
4. c. Silaturahmi dengan sanak saudara, kawan dan masyarakat dengan memohon maaf
dan doa restu.
2. Persiapan Material
a. Mempersiapkan bekal secukupnya selama perjalanan dan bekal untuk keluarga yang
ditinggalkan.
b. Dibolehkan melaksanakan walimatu safar bagi yang mampu.
c. Membawa perlengkapan ketanah suci
b. Pemberangkatan
1. Di Rumah Sebelum berangkat.
Dianjurkan shalat sunat dua rakaat dan dianjurkan pula berdo’a untuk keselamatan diri
dan keluarga yang ditinggalkan,
2. Selama dalam perjalanan dari Rumah kediaman sampai di asrama haji embarkasi:
a. dianjurkan memperbanyak dzikir dan do’a.
b. Membaca talbiyah.
c. Boleh menjama dan mengqosor shalat.
3. Di Asrama haji
a. Saat kedatangan di asrama haji embarkasi.
1) Menyerahkan Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA) dan bukti setor lunas
BPIH warna biru.
2) Menerima kartu makan dan akomodasi selama di Asrama haji.
3) Memeriksakan badan (pemeriksaan terakhir)
4) Menimbang dan memeriksakan barang bawaan (koper).
b. Selama di asrama haji embarkasi
1) Menempati kamar yang telah disediakan.
2) Istirahat yang cukup.
3) Dianjurkan mengikuti pembinaan manasik haji.
4) Mendapatkan penerimaan/pelayanan kesehatan.
5) Menerima paspor haji dan gelang identitas
6) Calon haji tidak diperkenankan keluar dari asrama haji.
4
5. 4. Di pesawat
a) Patuhi petunjuk yang disampaikan awak cabin atau petugas.
b) Duduk tenang.
c) Memperbanyak dzikir, doa dan membaca Al-Qur’an.
d) Perhatikan tata cara penggunaan WC.
e) Apabila akan buang air kecil/besar untuk membersihkannya dengan menggunakan tisu.
f) Perhatikan ceramah, pemutaran film manasik haji yang dipertunjukan dalam perjalanan.
g) Apabila sakit, agar menghubungi petugas kloter, karu karoom atau crew pesawat.
C. KEGIATAN DI ARAB SAUDI
A. Di Bandar Udara King Abdul Aziz Jeddah dan Amir Muhammad bin Abdul
Aziz Madinah.
1. Turun dari pesawat dengan tertib, jangan lupa tas tenggengan dan paspor.
2. Menunggu di ruang yang tersedia untuk pemeriksaan imigrasi.
3. Antri dengan teratur di loket yang telah ditentukan sambil menunjukan paspor
haji kepada petugas imigrasi Arab Saudi,
4. Pemeriksaan badan oleh petugas Arab Saudi dalam kamar tertutup.
5. Mengambil koper dengan memepersiapkan kuncinya, kemudian
memeriksakan kepada petugas Bea Cukai.
6. Setelah selesai diperiksa dan diberi tanda kemudian keluar dengan tertib ke
tempat istirahat di Bandara.
7. Barang bawaan diserahkan kepada petugas pengangkur barang (ummal) untuk
diangkut dengan gerobak (troli).
8. Istirahat di tempat yang telah ditentukan.
9. Kamar mandi pria dan wanita terpisah, masuk keluar kamar mandi harus
menutup aurat.
10. Penggunaan kran bentuk bulat caranya cukup ditekan, secara otomatis akan
keluar dan berhenti sendiri.
11. Bersiap-siap berangkat ke Madinah bagi calon Jamaah haji gelombang I, dan
ke Mekah bagi gelombang II dengan berniat ihram haji atau umrah.
5
6. 12. Meskipun regu dan rombongan sudah terbentu di tanah air, namun karena
karena kapasitas bus tidak sama, regu dan rombongan dapat dipecah selama
diperjalanan.
13. Jamaah haji yang melalui Bandara AMAA Madinah, tidak diistirahatkan lebih
dahulu di ruang khusus sehingga begitu keluar gate langsung ke lapangan
parker untuk selanjutnya diberangkatkan kepemondokan Madinah dan jatah
makan (nasi bok) dibagikan setelah sampai dipemondokan.
B. DI Madinah sebelum wukuf (gelombang I),
2. Jamaah menempati pondokan yang telah ditentukan.
3. Penempatan jemaah haji dilakukan oleh majmuah (group), gedung yang
ditempati Jamaah haji semuanya bertingkat.
4. Karena kapasitas lift terbatas, maka penggunaan perlu antri.
5. Setiap Jamaah haji mendapat tempat yang ukurannya antara 2,5x1 sampai
dengan 2x2 m dengan ranjang.
6. Selama di madinah pelayanan yang diberikan oleh majmuah (group) antara
lain pengaturan penempatan Jamaah haji di kanar-kamar, penyediaan air
dipondokan, penyediaan tenaga angkut, menyediakan pembimbing dan bus
untuk ziarah.
7. Waspada terhadap kemungkinan kehilangan uang atau barang bawaan di
pemondokan, mesjid atau tempat lainnnya.
8. Kamar tidur juga digunakan untuk menaruh koper, tas dsb. Di samping tempat
untuk akan.
9. Di pemondokan disediakan kamar mandi.
10. Keluar masuk kamar mandi harus menuitup aurat.
11. Sebelum keluar pemondokan perhatikan nomor rumah dan mengenali
lingkungan sekiratnya.
12. Ziarah kemesjid nabawi dengan melaksanakan shalat-shalat sunah, ziarah
makam Rosul dan dua sahabatnya serta shalat fardu berjamaah selama delapan
hari berturut turut atau 40 waktu.
13. Waspada dan hati-hati di tempat yang berdesakan.
6
7. 14. Setelah hari ke 2 atau ke 3 kedatangan, bagi yang sehat hendaklah berziarah
ke Jabal Uhud, Masjid Qiblatain, Masjid Quba, Masjid Sabah yang
dikordinasi oleh majmuah, tanpa di pungut biaya.
15. Mengikuti ceramah atau bimbingan yang di atur oleh ketua kloter/TPIH.
16. Setelah selesai melaksanakan shalat 20 waktu, jemaah haji siap berangkat ke
Makkkah untuk melaksanakan umroh atau haji.
17. Berangkat dari pondokan dengan berpakaian ihrom menuju miqat Bir ali
untuk berniat ihram umroh atau haji.
18. Dalam perjalanan ke Mekah hendaklah memperbanyak talbiyah.
C. Di Makkah sebelum wukuf
1. Jemaah haji menempatui pemondokan sesuai hasil qur’ah (undian) di tanah
air.
2. Pemondokan di Makkkah disediakan bagi calon Jamaah haji untuk kurang
lebih 20 hari.
3. Gedung yang ditempati Jamaah haji semuanya bertingkat.
4. Apabila keluar dari pondokan harus selalu waspada adanya bahaya kecelakaan
lalu lintas dan keamanan barang bawaan temasuk uang.
5. Setiap Jamaah haji mendapatkan tempat tidur dan tempat menaruh barang
bawaan yang ukurannya lebih kurang 2,5 x 1 meter.
6. Setiap kloter diusahakan menjadi satu rumah, namun ada juga kloter yang
terpecah.
7. Kondisi kota Makkah berbukit-bukit sehingga gedung yang disewa banyak
yang mendaki.
8. Selama di Makkah jemaah haji diurus oleh maktab menampung kurang lebih
2.800 Jamaah haji.
9. Setelah seluruh Jamaah haji satu kloter menempati kamar-kamar dan istirahat
yang cukup serta mendapat makan, baru melksanakan tawaf dan sa’i secara
beregu/berombongan dipandu oleh muthawwif mursid yang disediakan oleh
makatab dikordinasikan oleh ketua kloter.
10. Kamar tidur Jamaah juga digunakan untuk menaruh koper, tas dan
sebagainaya disamping tempat untuk makan.
7
8. 11. Gunakan air secara hemat.
12. Menjemuer pakaian di tempat yang telah disediakan.
13. Apabila Jamaah haji memerlukan berbagai kebutuhan sehari-hari seperti
beras, gula dan sebagainya tersedia di took atau kios sekitar pemondokan.
14. Jangan merokok di tempat yang dilarang untuk merokok.
15. Perhatiakan gedung yang ditempati, agar tidak terseat
16. Mengikuti kegiatan bimbingan ibadah di pemondokan yang di atur oleh
petugas kloter.
17. Apabila pergi ke Masjidil Haram sebaiknya secara berombongan.
18. Di sekitar Masjidil Haram disediakan kamar mandi yang cukup banyak.
19. Waspada terhadap kemungkinan kehilangan uang dan barang bawaan
ditempat yang berdesak-desakan.
20. Bagi yang melaksankan haji tamatu dapat membayar Dam dengan memotong
hewan atau embayar Dam melalui Bank Al-Rajhi.
21. Tanggal 8 zulhijah berangkat ke Arafah untuk melaksanakan wukuf pada
tanggal 9 zulhijah dan bagi yang haji tamatu hendaklah berniat ihrom haji dari
pemondokan.
22. Bagi JEMAAH hajio yang sakit, keberangkatan ke Arafah diatur tersendiri
dengan “safari wukuf” sedangkan yang dirawat dirumah sakit Arab Saudi
(RSAS) diatur tersendiri oleh pihak rumah sakit yang bersangkutan.
23. Naik bus yang telah disiapkan oleh maktab, dan diatur keberangkatannya ke
Arafah dengan sisitim 2 trip, jika bus yang disedikan belum mencukupi, agar
bersabar mennggu bis yang berikutnya.
24. Selama perjalanaan ke Arafah disunatkan membaca talbiyah.
D. Di Arafah
1. Menempati kemah yang telah disediakan oleh maktab.
2. .Selama di Arafah jemaah haji di urus oleh maktab, pelayanan yang diberikan
antara lain penempatan Jamaah pada saat tiba, penyediaan konsumsi,
pengurusan angkutan ke Mina dan pengususan Jamaah haji tersesat jalan,
sakit, wafat serta bimbningan ibadah.
8
9. 3. Fasilitas kamar mandi sangat terbatas, maka penggunaanya perlu antri dan
sabar.
4. Keluar masuk kamar mandi harus berpakaian menutup aurat.
5. Sambil menunggu saat wukuf, ikutilah ceramah yang disampailah oleh
petugas kloter.
6. Apabila ada permasalahan mengenai ibadah dan kesehatan haji hendaklah
menghubungi petugas kloter.
7. Menjelang pelaksanaan wukuf tanggal 9 zulhijah mendengarkan khutbah
wukuf.
8. Untuk menghindari terjadinya kebakaran dilarang menyalakan api atau
membuang punting rokok disembarag tempat.
9. Agar kesehatan tetap prima selamadi Arafah, jagalah kesehatan, makan dan
minum yang cukup.
10. Apabila merasa sakit segera menghubungi dokter kloter atau Balai
Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di perkemahan perwakilan RI.
11. Setelah matahari terbeneam sempuurnakanlah pelaksanaan wukuf.
12. Selama Di Arafah Jamaah haji sebaiknay tetap berada dikemah.
13. Sistim angkutan haji dari Arafah-Muzdalifah-Mina.
14. Dalam perjalanan ke Muzdalifah perbanyak talbiyah dan hindari perbuatan
dan perkataan kotor, fasik dan terbantah-bantah.
E. Di Muzdalifah
1. Setelah tiba di Muzdalifah perbanyak dzikir membaca istigfar dan shalawat,
mencari batu kerikil minimal 7 (tujuh) butir yang akan digunakan untuk
melempar jumroh Aqobah tanggal 10 zulhijah, apabila tidak memungkinkan
mengambil batu kerikil di muzdalifah boleh mengambil batu kerikir di Mina
dan sekitarnya.
2. Lewat tengah malam jemaah haji berangkat ke Mina.
F. Di Mina
1. Perkemahan di Mina ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi dan disediakan
bagi Jamaah haji yang mabit.
9
10. 2. Jamaah haji berada di kemah Mina sejak tanggal 10 s.d 13 zulhijah, bagi yang
merlaksanakan nafar awal meninggalkan mina pada tangal 12 zulhijah setelah
melempar 3 jumroh.
3. Selama di Mina Jamaah haji di urus oleh maktab.
4. Fasilitar kamar mandi sangat terbatas, maka perlu antri untuk
menggunakananya.
5. Keluar masuk kamar mandi harus berpakaian menuitup aurat.
6. Pada hari pertama Jamaah haji melontar jumroh sebanyak 7 (tujuh) kali
lontaran kemudian menggunting rambut (tahalul awal) dan boleh ganti
pakaian biasa.
7. Pada tangal 11 zulhijah melontar 3 (tiga) jumrah (Ula, Wustha, Aqobah)
masing-masing 7 kali.
8. Pada saat melontar jumroh sebaiknya dikordinir oleh ketua klkoter.
9. Pada tangal 12 zulhijah melontar 3 (tiga) jumrah (Ula, Wustha, Aqobah)
masing-masing 7 kali. Bagi yang melaksanakan nafar awal selanjutnya
Jamaah haji pergi ke Makkah sebelum terbenam matahari
10. Pada tangal 13 zulhijah melontar 3 (tiga) jumrah (Ula, Wustha, Aqobah)
masing-masing 7 kali. Bagi yang melaksanakan nafar tsani selanjutnya
kembali ke pemondokan di Makkah di pinpin oleh ketua kloter.
G. Di Madinah setelah wukuf.
1. Setelah sampai di Makkah segera melakukan thawaf ifadah dan sa’i bagi yang
belum melakukan.
2. Jamaah haji yang sakit dan tidak mampu berjalan, pelaksanaan thawaf dan
sa’inya menggunakan tandu dan kursi roda yang diurus oleh petugas dengan
didampingi keluarganya.
3. Jemaah haji yang wafat pengurusannya menjadi tanggung jawab maktab.
4. Selama meninggu keberangkatan ke Jedddah atau Madinah Jamaah haji
mendat bimbingan/ceramah ibadah kesehatan dari TPHI dan TKHI.
5. Keberangkatan Jedah/Madinah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
6. Bagi yang akan meninggalkan Makkah diwajibkan Thawaf wada’ (tawaf
pamitan). Kecuali ada udzur syar’I boleh meninggalkan tawaf wada.
10
11. H. Di Madinah setelah Wukuf (gelombang II)
1 Bagi jemaah haji gelombang II setelah tawaf wada’ melanjutkan perjalan
Madinah dengan menggunakan bus.
2 Jemaah menempati pondokan yang telah ditentukan.
3 Penempatan jemaah haji dilakukan oleh majmuah (group), gedung yang
ditempati Jamaah haji semuanya bertingkat.
4 Setiap Jamaah haji mendapat tempat yang ukurannya antara 2,5x1 sampai
dengan 2x2 m dengan ranjang.
5 Selama di madinah pelayanan yang diberikan oleh majmuah (group)
antara lain pengaturan penempatan Jamaah haji di kanar-kamar,
penyediaan air dipondokan, penyediaan tenaga angkut, menyediakan
pembimbing dan bus untuk ziarah.
6 Waspada terhadap kemungkinan kehilangan uang atau barang bawaan di
pemondokan, mesjid atau tempat lainnnya.
7 Kamar tidur juga digunakan untuk menaruh koper, tas dsb. Di samping
tempat untuk akan.
8 Di pemondokan disediakan kamar mandi.
9 Keluar masuk kamar mandi harus menuitup aurat.
10 Sebelum keluar pemondokan perhatikan nomor rumah dan mengenali
lingkungan sekiratnya.
11 Ziarah ke Mesjid Nabawi dengan melaksanakan Shalat-shalat sunat, ziarah
makam Rosul dan dua sahabatnya serta shalat fardu berjamaah selama
delapan hari berturut turut atau 40 waktu.
12 Waspada dan hati-hati di tempat yang berdesakan.
13 Setelah hari ke 2 atau ke 3kedatangan, bagi yang sehat hendaklah
berziarah ke Jabal Uhud, Masjid Qiblatain, Masjid Quba, Masjid sab’ah
yang dikordinasi oleh majmuah, tanpa di pungut biaya.
14 Mengikuti ceramah atau bimbingan yang di atur oleh ketua kloter/TPIH.
15 Setelah selesai melaksanakan shalat 20 waktu, jemaah haji yang
pulangnya melalui Bandara Madinah langsung di berangkatkan ke
11
12. Bandara Amir Amir Muhamad bin Abdul Aziz untuk selanjutnya pulang
ketanah air.
16 Sedangakan bagi jemaah haji yang pulang melalui Bandra KAAIA Jedaah
bersiap-siap berangkat ke Madinatul Hujaj Jeddah, selanjutnya ke Bandra
untuk pulang ke tanah air.
D. PEMULANGAN
a. Di Madinatul Hujaj Jedah.
1. Jemaah haji beristirahat meninggu proses pemulangan ketanah air.
2. Ketentuan barang yang boleh dibawa hanya satu koper beratnya maksimal 35 kg
dan satu tas tentengan, selebihnya harus dikargokan dengan biaya sendiri.
3. Ketua kloter dibantu Ketua Regu/Rombongan membagikan paspor dan boarding
pass kepada jemaah haji, 8 jam sebelum berangkat ke Bandara.
4. Pada waktu yang telah ditentukan jemaah haji akan diberangkatkan ke Bandara
dengan membawa 1(satu) tas tentengan.
b. Di Pelabuhan Udara King Abdul Ajiz Jeddah dan Amir Muhammmad Bin
Abdul Ajiz.
1. Bagi jemaah haji yang kepulangannya ke tanah air melalui Jeddah maupun
Madinah, setibanya di airport jemaah haji istirahat ditempat yang telah
disediakan.
2. Tiga jam sebelum pesawat berangkat, jemaah haji akan dipersilahkan masuk
kedalam gate/pintu yang ditentukan dan antri secara tertib dengan menyiapkan
paspor untuk pemeriksaan oleh petugas Imigrasi Arab Saudi, dan pemeriksaan
passs oleh petugas penerangan.
3. Pihak penerbangan dibagikan air zam-zam sebnayk 5 liter tiap orang.
c. Di Pelabuhan udara Debarkasi (kepulangan).
1. Pesawat udara mendarat di Bandara debarkasi.
2. Sebelum Jamaah haji turun, PPIH Embarkasi setempat menyambut di dalam
pesawat dengan ucapan :selamat dating” serta member petunjuk-petunjuk yang di
perlukan.
3. Memeriksakan paspor haji kepada petugas Imigrasi dan buku kesehatan kepada
petugas kesehatan.
12
13. 4. Jemaah haji menaiki bus yang sudah disiapkan menuiju asrama haji Debarkasi
atau dari Bandar langsung ke rumag masing-masing.
5. Barang bawaah Jamaah haji akan diterima di Asrama Haji Debarkasi dan bagi
yang langsung pulang langsung diterinma di Bandara.
d. Di Asrama Haji.
1. Bagi jemaah haji yang transit di ASrama Haji, barang bawaannya/kopernya
diambil di Asrama Haji.
2. Jemaah haji sellu menjaga brang bawaannya.
3. Bila jemaah haji tidak enemukan barang bawaanya, harap melapor ke petugas
penerbangfan atau Barcer.
4. Bagi jamaah haji yang dijemput dapat langsung pulang kerumah masing-masing.
Dan bagi yang transit disediakan penginapan di Asrama Haji Debarkasi.
5. Jemaah haji yang transit disediakan penginapan di Asrama haji Debarkasi.
6. Biaya konsumsi selama transit ditangung jemaah haji.
e. Pengamanan keehatan di Debarkasi dan daerah asal.
1. Debarkasi
a. Jamaah haji menyiapkan buku kesehatan untuk diperiksa oleh petugas
kesehatan.
b. Petugas kesehatan akan menstempel kartu kewaspadaan kesehatan jemaah
Haji yang terdapat pada buku keehtan.
c. Apabila ada Jamaah haji sakit, dapat menghubungi petugas kesehatan.
d. Bagi jemaah haji yang sakit dan memerlukan biaya perawatan. Biaya
perawatan selama seminggu ditanggu pemerintah, kecuali biaya scaning harus
ditanggung sendiri.
2. Di daerah asal
a) Sesampainya di daerah asal, bila ada Jamaah haji yang sakit dalam waktu 14
hari sejak kedatangan, segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
b) Bila dalam waktu 14 hari jemaah haji tidak sakit, maka K3JH agar dikirimkan
ke puskesmas/Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan bebas bea.
13
14. f. Dikampung Halaman.
1. Sebelum sampai di rumah dianjurkan shalat sunat muthlak dan sujud syukur di
masjid atau mushola terdekat rumah.
2. Dianjurkan sebelum masuk ke ruimah terlebih dahulu agar mendoakan orang-
orang yang ikut menjemput dan menjemput, karena do’a yang baru melaksanakan
ibadah haji dikabuloleh Allah SWT.
3. Setelah melaksanakan ibadah haji agar meningkatkan iman dan taqwa dan
bergabung denganm IPHI yang ada pada masing-masing daerah.
14
15. DAFTAR PUSTAKA
Panduan perjalanan ibadah haji, Departemen Agama RI Direktorat jendral
penyelenggaraan haji dan umrah Jakarta.
Wawancara dengan KH Drs Agus Haedar Ruslan, M.Mpd.
15