Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai fitrah beragama dalam hubungannya dengan manusia terhadap pendidikan. Penulis menjelaskan bahwa belum ada tulisan khusus yang membahas topik tersebut, sehingga penulis akan menjelaskan hal-hal terkait pada bab selanjutnya. Penulis juga mendefinisikan fitrah manusia dan pendidikan agama Islam beserta pengertiannya.
1. BAB II
Tinjauan Pustaka
Menurut pengetahuan penulis, sejauh ini belum ada tulisan yang khusus
membahas tentang judul yang penulis angkat yakni “Fitrah Beragama Dalam Hubunganya
Dengan Manusia Terhadap Pendidikan”.
Oleh karena itu, penulis berusaha untuk
memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan judul tersebut pada bab-bab berikutnya.
a. Fitrah manusia
Ditinjau dari segi bahasa, fitrah berarti: “ciptaan, sifat tertentu yang mana setiap
yang maujud disifati denganya pada awal masa penciptaanya, sifat pembawaan manusia
(yang ada sejak lahir), agama as-sunnah”. 1
Dalam surah Ar-Rum dijelaskan bahwa:
Terjemahannya
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.2
Makna fitrah Allah, sebagaimana dalam Q.S Al-Rum ayat 30 adalah suatu
kekuatan /daya untuk mengenal /mengakui Allah (keimanan kepadanya) yang
menetap/menancap di dalam diri manusia. Dengan demikian makna fitrah adalah suatu
1
Muhaimin, Op.cit., h. 16
2
Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahnya, (Edisi Revisi; Semarang: PT. Karya
Toha Putra, 1995), h. 976
2. ketentuan atau kemampuan (potensi terpendam) yang menetap/menancap padsa diri
manusia sejak awal kejadianya, untuk komitmen terhadap nilai-nilai keimanan kepadanNya, cenderung kepada kebenaran (hanif), dan potensi merupakan ciptaan Allah. 3
Kalau kita merujuk pada definisi fitrah (menurut bahasa dan istilah), tentu fitrah
yang dianugrahkan Allah SWT. Kepada manusia tidak terbatas nilai dan jumlahnya.
Lebih jauh lagi akan menghasilkan pemahaman tentang makna fitrah yang lebih luas.
Sebab, segala sesuatu yang berhubungan dengan proses penciptaan (fatharah) manusia
dinamakan fitrah. Legalitas pemberian fitrah pun tidak hanya ketika lahir kedunia tetapi
terus berlaku tetap (istamara), bahkan akan sampai pada hari perhitungan di dalam
akhirat kelak.
Fitrah yang diberikan allah swt, kepada manusia bersifat universal. Secara garis
besar, ijmal –nya mencakup pada empat bidang, yaitu fitrah ketauhidan (al-fitrah fi altauhid), fitrah suci dari dosa (al-fitrah fi al-dzunub), fitrah kemuliaan (al-fitrah fi aliikraman), dan fitrah sosial (al-fitrah fi al-ijtimaiyyah).4
1) Fitrah ketauhidan (al-fitrah fi al-tauhid). Sebelum manusia diciptakan bentuknya, dia
telah membawa naluri ketauhidan (monoteisme) sebagai fitrahnya, yaitu naluri untuk
bertuhan. Hal ini dikenal dengan istilah perjanjian primordial antara manusia
(makhluk) dengan Khaliknya di alam ruh, ketika Allah Swt hendak menciptakan
manusia. Dengan fitrah ketauhidan inilah, manusia akan dapat membedakan antara
perbuatan yang baik dan buruk. Dengan sendirinya dia akan merasa tenteram dan
bahagia kehidupanya apa bila dia memihak pada kebenaran, kebaikan, atau kesucian
karena hal itu sesuai dengan fitrah ketauhidannya. Sebaliknya manusia akan
kehilangan rasa ketenteraman hati serta ketenangan jiwanya manakala di melakukan
3
Ibid., h. 17
Mukniah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruang Tinggi, (Cet. I; Ar-Ruzz Media:
Yogyakarta, 2011), h. 21
4
3. kejahatan (al-fahsya), kekejian (al-munkar), kepalsuan (al- batil), dan perbuatan dosa
lainya karena bertentangan dengan hakikat fitrahnya. 5
2) Fitrah suci dari dosa (al-fitrah fi al-dzunub). Ketika manusia lahir ke dunia dari
kandungan ibunya, di dalam keadaan suci, bersih tanpa noda ataupun dosa bagaikan
kertas putih dalam islam ada istilah dosa warisan orangtuanya. Justru Islam
mengajarkan agar menjaga dan melindunginya dengan baik, sebab di termasuk
ciptaan dan titipan Sang Ilahi, dan berdosa besar bagi orang yang menelantarkanya. 6
3) Fitrah kemuliaan (al-fitrah al-ikramari). Manusia diciptakan dengan bentuk yang
sempurna sebagai perwujudan atas kemuliaannya di hadapan Allah Swt.
4) Fitrah sosial (al-fitrah fi al-ijtimaiyyah). Fitrah jenis ini pernah ditunjukkan Nabi
Adam a.s. yang memohon kepada Allah Swt. Agar menciptakan mahkluk lain yang
akan ikut menemaninya hidup disurga. Untuk itu, melakukan hubungan interaksi antar
sesama manusia merupakan sebuah kebutuhan yang sifatnya sunnatullah (natural of
law). Sebab, manusia yang notabene sebagai makhluk sosial animal, tentu tidak akan
mampu melaksanakan fungsinya sebagai
secara kaffah (komprehensif)
tanpa adanya bantuan dari pihak lain. 7
b. Pendidikan Agama Islam
1) Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam merupakan suatu yang sangat penting bagi umat Islam.
Dengan pendidikan, kaum muslimin tidak hanya memiliki kepribadian Islami, tapi juga
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas serta manguasai ajaran-ajaran agama
Islam dengan baik sehingga mampu membedakan antara haq (benar) dengan yang bathil
(salah). Di samping itu dengan pendidikan Islam, diharapkan tumbuh dan meningkatkan
5
Ibid., h.21-22
Ibid., h. 22
7
Ibid., h. 23
6
4. kemampuan kaum muslimin dalam mengekspresikan nilai-nilai Islam dalam berbagai
aspek kehidupan. Kearah itu pendidikan harus berlangsung secara berkesinambungan
(istimrorriyyah) sehingga kontinuitas terjamin.
Dalam upaya agar manusia dapat menjalankan fungsi kemanusiaannya, maka
diperlukan suatu sarana agar fungsi tersebut dapat terlaksana, dan pendidikan adalah
salah satunya. Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan,
bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan ini sama sekali tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan
bangsa dan negara.
Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya
pendidikan di negara tersebut, sebab pembangunan ekonomi, sosial budaya, politik dan
pertahanan keamanan pada suatu bangsa atau negara, mutlak memerlukan keikutsertaan
upaya pendidikan untuk menstimulir dan menyertai dalam setiap fase dan proses
pembangunan.
Pengertian pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan
generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan kehidupan secara
efektif dan efisien. Pendidikan lebih dari sekadar pengajaran, karena dalam kenyataan
pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan
mengembangkan kesadaran diri di antara individu-individu. Dengan kesadaran tersebut,
suatu bangsa atau negara dapat mewariskan kekayaan budaya atau pemikiran kepada
generasi berikutnya, sehingga menjadi inspirasi bagi mereka dalam setiap aspek
kehidupan.8
Dalam bahasa Arab disebut tarbiyah dan kata rabba, kata ini sering digunakan
sejak
zaman
Nabi
Muhammad
saw.
sebagaimana
yang
tercantum dalam QS Al- Isra ayat 24 :
8
Azyumardi Azra, Esai-esai Intelektual Muslim dan Pendidian Islam (Cet. I; Yogyakarta : Logos.
1999), h. 3
5. Terjemahnya:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik Aku waktu kecil".9
Menurut epistimologi para ahli mengemukakan berbagai arti tentang pendidikan
Prof. Zaharai Idris, M.A. misalnya, mengatakan bahwa .Pendidikan ialah serangkaian
kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik secara
tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan
terhadap perkembangan anak seutuhnya. 10
Prof. Dr. M.J Langeveld mengatakan bahwa .Pendidikan ialah pemberian
bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih memerlukannya.11
Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa .Pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.12
Menurut John Dewey seperti yang dikutip oleh sudirman Pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama manusia.13 Menurut K.H. Dewantara .Pendidikan
adalah daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin),
pikiran (intelek) dan jasmani anak.
Dalam ensiklopedia Pendidikan Indonesia, dijelaskan tentang pengertian
pendidikan sebagai berikut. Pendidikan adalah proses membimbing manusia dari
kegelapan, kebodohan dan kecerdasan pengetahuan. Dalam artian, pendidikan baik yang
formal maupun informal, meliputi segala yang memperluas segala pengetahuan manusia
tentang dirinya sendiri dan tentang duni dimana hidup.14
9
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya,(Semarang: Cv. Toha Putra, 1995), h. 428
Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidika, ( Bandung : Angkasa. T.th ), h. 11
11
Sutari Imam Bernadib, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Cet. X; Yogyakarta : Yayasan Penerbit FIP
IKIP, t. Th), h. 5
12
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. I;Bandung : PT.Al-Ma.arif , t. Th),
h. 20
13
Sudirman.et. al. Ilmu Pendidikan. (Cet. V; Bandung : PT. Rosdakarya, 1991 ), h.4
14
Soegarda Poerbakawartja, Ensiklopedi Pendidikan (Cet.I; Jakarta : Gunung Agung, 1998), h. 210
10
6. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan ialah usaha
manusia secara sadar bertujuan mengembangkan jasmani dan rohani anak didik sampai
tujuan yang dicita-citakan oleh Pendidikan, hal ini mengandung arti bahwa Pendidikan
merupakan suatu proses yang kontinu. Ia merupakan pengulangan yang perlahan tetapi
pasti dan terus-menerus sehingga sampai pada bentuk yang diinginkan. Disisi lain
pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, ia merupakan kebutuhan mutlak
harus dipenuhi untuk mempertahankan eksistensi ummat manusia atau juga dapat
dikatakan bahwa pendidikan adalah tuntunan atau bimbingan itu harus dapat
merealisasikan
potensi-potensi
yang
dimiliki
oleh
anak
didik
yang
bersifat
menumbuhkan serta mengembangkan baik jasmani maupun rohani.
Setelah penulis menguraikan beberapa pengertian pendidikan secara umum
maka tentunya ada pengertian secara khusus. Pengertian secara khusus ini adalah
pengertian pendidikan menurut Islam. Jika pengertian pendidikan dikaitkan dengan
agama Islam akan menimbulkan makna lain dan mempunyai arti tersendiri, di samping
ada perbedaan-perbedaan atau sifat yang menjadi ciri-ciri dalam pendidikan Islam, yaitu
pendidikan yang diwarnai oleh nilai-nilai Islam.
Pendidikan umum diharapkan terbentuknya kepribadian anak didik sesuai
dengan ajaran Islam, sehingga ia menjadi orang dewasa yang berbudi pekerti luhur
menurut ukuran Islam.
Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan Islam yang
dikemukakan oleh :
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba seperti dikutip oleh Nu Uhbiyat Pendidikan
Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.15
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa para ahli
pendidikan Islam berbeda pendapat menitik beratkan pada segi pembentukan akhlak
anak, sebagian lagi menurut pendidikan teori dan praktek, sebagian lain menghendaki
terwujudnya kepribadian muslim. Namun dari perbedaan pendapat tersebut dapat diambil
15
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. II; Bandung : Pustaka Setia,1997), h. 9
7. kesimpulan adanya titik persamaan yang secara ringkas dapat dikemukakan sebagai
berikut : Pendidikan Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada
anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim. Konsep yang
lebih jelas dan tegas bahkan mudah dipahami banyak orang adalah pendidikan yang
dirumuskan dalam UU RI No 2 th 1989. Bab 1, pasal 1. butir 1 :
“Pendidikan ialah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranan masa yang akan datang”. 16
Konsep ini menjelaskan, bahwa pendidikan memiliki fungsi dan tujuan tertentu,
dengan pendidikan akan tercapai kehidupan yang harmonis yang seimbang antara
kehidupan fisik material, kebutuhan mental spiritual, mampu berdiri sendiri tanpa
ketergantungan terhadap orang lain dan berfungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut serta cita-cita yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pengertian pendidikan secara umum yang telah diuraikan di atas,
jika dikaitkan dengan agama Islam, akan menimbulkan intepretasi lain, dan mempunyai
arti tersendiri, disamping ada perbedaan-perbedaan atau sifat yang menjadi ciri-ciri
dalam pendidikan, yaitu pendidikan yang diwarnai oleh nilai-nilai muatan agama Islam.
Jika dengan pendidikan umum diharapkan terbentuknya kepribadian anak didik, maka
dengan pendidikan Islam diharapkan dapat terbentuk kepribadian anak didik sesuai
dengan ajaran Islam, sehingga ia menjadi orang dewasa yang berbudi luhur menurut
ajaran Islam, sebagaimana pengertian pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Ahmad
D. Marimba sebagai berikut : .Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju pada terbentuknya kepribadian utama.17
Menurut Soegarda Poerbakawatja adalah : Pendidikan Islam adalah segala
usaha yang dilakukan umat Islam yang telah dewasa untuk membentuk manusia muslim
yang berakhlak luhur, berbudi mulia atau tinggi dan bertakwa serta bertanggung jawab
tentang kesejahteraan umat atas dasar pengabdian kepada Allah.18
16
Oemar Hamalik, Media Pendidikan ( Cet. VIO; Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1994), h. 7
Ahmad D Marimba, op.cit., h.23
18
Ibid., h. 214
17
8. Sementara DR. Hasan Langulung mendefinisikan sebagai berikut : Pendidikan
Islam adalah proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peran, pemindah
pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk
beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.19
Dari beberapa pengertian-pengertian tentang pendidikan tersebut di atas, terlihat
jelas perbedaan antara pendidikan Islam dengan pendidikan umum. Dalam pendidikan
umum yang menjadi sumber pengetahuan adalah kebudayaan, yaitu nilai-nilai yang
berkembang dalam masyarakat sehingga dari hasil cita rasa dan karya manusia secara
estafet diwariskan kepada generasi penerus, sedangkan dalam pengertian pendidikan
Islam, pengembangan pengetahuan disamping bersumber pada kebudayaan juga
bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits yang sekaligus menjadi filter nilai-nilai
kebudayaan.
19
Hasan Langgung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam
Ma.arif.1908), h. 75
(Cet. I;Bandung : Al-