SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA KERJA
DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN KEBUMEN
Oleh : Heri Susanto *) dan Nuraini Aisiyah **)

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan budaya kerja terhadap kinerja
karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen melalui motivasi sebagai variabel intervening.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang didukung analisis deskriptif
kualitatif, sehingga dalam penelitian ini penulis akan membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya
dan membuat analisis perhitungan berdasarkan data yang ada serta mendeskripsikan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Data diperoleh dari
penyebaran kuesioner sebanyak 85 (delapan puluh lima ) responden yang juga sebagai populasi penelitian.
Data kuesioner kemudian diuji dengan analisis Partial Least Square (PLS).
Hasil penelitian menytakan bahwa:
1.

Kepemimpinan (X1) tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan.

2.

Budaya kerja (X2) mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan.

3.

Motivasi (Y1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2).

4.

Kepemimpinan (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi (Y1).

5.

Budaya kerja (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (Y1).

6.

Kepemimpinan (X1), budaya kerja (X2) dan motivasi (Y1) secara bersama-sama mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2).

7.

Dari ketiga variabel yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan (Y2) adalah motivasi kerja (Y1)

Kata kunci : kepemimpinan, budaya kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau UUPA,
merupakan penjabaran dari pasal 33 ayat 3 UndangUndang Dasar tahun 1945 sebagai landasan

dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia agar mengelola sumber daya alam (
Natural Resource) dipergunakan sebesar-besar untuk
kemakmuran rakyat.

konstitusional yang mewajibkankan aparatur negara
*) Heri Susanto : adalah Pegawai Pertanahan Kabupaten Kebumen Jawa Tengah
**) Nuraini Aisiyah : adalah Dosen Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

15
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 26 tahun 1988, yang sudah diubah menjadi
Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003, yang
diubah lagi menjadi Peraturan Presiden Nomor 10
Tahun 2006 merupakan Lembaga Pemerintah non
Departemen yang berada
dibawah dan
bertanggungjawab kepada Presiden, yang mempunyai
tugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang
pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi dibidang
pertanahan tersebut oleh pemerintah dikeluarkan
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia nomor 4 tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.
Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen
sebagai bagian dari organisasi Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia yang melayani
masyarakat dibidang pertanahan, dalam mengelola
pertanahan harus dapat memberikan kontribusi secara
nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat,
untuk itu dalam melaksanakan setiap tugas dan
fungsi dibidang pertanahan harus mengacu pada
terciptanya Catur Tertib Pertanahan, yaitu : tertib
hukum pertanahan, tertib administrasi pertanahan,
tertib penggunaan tanah dan tertib kelestarian alam
dan lingkungan hidup.

dalam Intruksi Menteri Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional nomor 3 tahun 1993 tentang
peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan
masyarakat dibidang pertanahan, yang telah
disempurnakan menjadi Peraturan Kepala badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan
Pengaturan Pertanahan.
Salah satu perwujudan pelayanan umum di
bidang pertanahan adalah pelayanan pendaftaran
tanah yang terkait dengan perbuatan hukum maupun
hubungan hukum antara tanah dengan masyarakat
baik antar individu maupun dengan badan hukum
yang berupa jual beli tanah, hibah, pembagian hak
bersama/pembagian warisan maupun pengadaan
tanah untuk pembangunan kepentingan umum.
Kenyataannya secara umum Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen dalam memberikan pelayanan
yang optimal kepada seluruh masyarakat menghadapi
kendala yang menyangkut tiga unsur yaitu : sumber
daya manusia, sarana dan prasarana serta peraturan
perundang-undangan yang mendasarinya.
Salah satu masalah sumber daya manusia yang
dimaksud adalah jumlah karyawan yang terbatas ,baik
kuantitas maupun kualitasnya yang tidak sebanding
dengan masalah yang dihadapi di lapangan yang
membutuhkan penanganan penyelesaian masalah
pertanahan. Demikian juga kebutuhan sarana dan

Untuk melaksanakan tugas tersebut sistem/

prasarana baik menyangkut gedung perkantoran,
peralatan kerja, dana operasional kantor maupun

model pelayanan pertanahan yang ada harus
mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan

sarana penunjang pelayanan yang masih sangat
terbatas. Disamping itu masih berlakunya peraturan

Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 tentang
Pedoman Pelayanan Umum dan Undang-undang

kepegawaian yang lama karena sudah tidak bisa

Republik Indonesia nomor 25 tahun 2010 tentang
Pelayanan Publik yang secara teknis telah dijabarkan

mengikuti dinamika perkembangan jaman di era
reformasi ini dengan tuntutan pelayanan yang serba
cepat, tepat dan murah.

oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

16

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

Masih sering dijumpai keluhan masyarakat
berkaitan dengan lamanya / waktu penyelesaian

pengaruh kepemimpinan, budaya kerja, motivasi

permohonan pendaftaran tanah yang belum jelas hal
ini juga didasarkan dari rekapitulasi produktifitas
sertipikat yang telah dihasilkan tiap bulan tidak ada
1000 (seribu) bidang tanah.

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN
BUDAYA KERJA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING TERHADAP KINERJA
KARYAWAN DI KANTOR PERTANAHAN

Kualitas aparatur yang masih berkinerja rendah
ini juga diakui oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (MENPAN), bahwa masih banyak Pegawai
Negeri Sipil yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang
jelas. Secara umum birokrasi pemerintahan belum
efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
berjalan lambat, belum proporsional dan profesional.
Hampir 50% Pegawai Negeri Sipil belum produktif,
efisien, dan efektif, ditinjau dari aspek kelembagaan,
kepegawaian, ketatalaksanaan, dan pengawasan
(Sinar Harapan, 15 Januari 2004).
Di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen
masih terdapat perbedaan yang cukup besar antara
kinerja karyawan yang satu dengan kinerja karyawan
yang lainnya. Perbedaan tersebut bisa terjadi karena
banyak karyawan dalam bekerja hanya untuk
memenuhi kebutuhan standar minimal yang menjadi
budayanya, sementara ada karyawan yang lainnya
dapat bekerja secara aktif, antusias mengabdikan
dirinya untuk kepentingan organisasi. Untuk
menghasilkan kinerja yang produktif dari setiap
karyawan tersebut maka seorang pemimpin perlu
memberikan motivasi yang dapat mengarah
terciptanya budaya kerja yang kuat artinya setiap
karyawan harus mampu secara mandiri, kreatif dan
dinamis dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
pimpinan dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Atas dasar kondisi kepemimpinan, budaya
kerja dan motivasi dan kinerja yang belum optimal
di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen , penulis

terhadap kinerja karyawan dengan judul :

KABUPATEN KEBUMEN

B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah yang
ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen dan
berdasarkan beberapa pokok permasalahan yang
berhasil diidentifikasi, rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1.

Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap
motivasi karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen?

2.

Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap
motivasi karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen?

3.

Apakah kepemimpinan dan budaya kerja secara
bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi
karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten
Kebumen?

4.

Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan di Kantor Pertanahan
kabupaten Kebumen?

5.

Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap
kinerja karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen?

6. Apakah motivasi berpegaruh terhadap kinerja
karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten
Kebumen?

akan melakukan penelitian untuk mengetahui

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

17
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

7.

c.

Apakah kepemimpinan, budaya kerja dan
motivasi secara bersama-sama berpengaruh

Bermanfaat pula bagi pengembangan Ilmu
Pengetahuan khususnya menyangkut
masalah Kinerja
Organisasi

terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian

A. Teori

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan
mengetahui tentang :

1.

dalam

LANDASAN TEORI

1.

Karyawan

a.

Pengaruh kepemimpinan, budaya kerja
terhadap motivasi karyawan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Kebumen.

b.

c.

Pengaruh kepemimpinan, budaya kerja
terhadap kinerja karyawan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Kebumen.

d.

Pengaruh motivasi terhadap kinerja
karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten
Kebumen

e.

2.

Pengaruh kepemimpinan dan budaya kerja
secara bersama-sama terhadap motivasi
karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten
Kebumen.

Pengaruh kepemimpinan dan budaya kerja
dengan motivasi sebagai Variabel
Intervening secara bersama-sama terhadap
kinerja karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen.

Manfaat Penelitian
a.

Memberikan motivasi kepada karyawan
untuk dapat bekerja secara optimal di Kantor
Pertanahan Kabupaten Kebumen.

b.

Menciptakan budaya kerja kuat dari
karyawan baik secara individu maupun
bersama sama di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen agar menghasilkan
kinerja yang tinggi.

18

Kepemimpinan
Kepemimpinan diadopsi dari bahasa Ingris
yaitu leadership yang berasal dari dari akar kata
to lead yang berarti memimpin. Dari pengertian
ini jelaslah bahwa pemimpin adalah seseorang
yang memimpin orang lain dengan cara
memberikan petunjuk, atau dengan dimaknai
secara lebih formal, bahwa dalam menjalankan
kepemimpinan seseorang tersebut memberikan
perintah - perintah (Sulistyani,2008:10).
Kepemimpinan dapat berjalan dengan lancar dan
berhasil dalam melakukan inisiasi terhadap
kelompok perlu didukung oleh kemampuan
pemimpin sebagai modal utama yang berasal dari
dalam diri seorang pemimpin itu sendiri yang
merupakan faktor intrinsik yang berupa ability/
kemampuan, capability/kesanggupan dan
personality/kepribadian (Sulistiyani,2008:21-22)
Menurut Robbin dan Coulter (2004)
kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok menuju
tercapainya tujuan-tujuan. Kepemimpinan lebih
mendasarkan pada sebuah iktikad untuk
melakukan peran mempengaruhi dan
mengarahkan secara efektif agar tujuan
organisasi dapat tercapai dengan baik.
Tanggung jawab pemimpin adalah
memberikan jawaban secara arif, efektip, dan
produktif atas berbagai permasalahan dan
tantangan yang dihadapi zamannya, yang

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

dilakukan bersama dengan orang-orang yang
dipimpinnya. Untuk itu setiap pemimpin perlu

b.

Menurut

memenuhi kompetensi dan kualifikasi tertentu.
Tantangan manajemen pada Abad ke-21 adalah
berkaitan dengan “knowledge worker”, yang
memerlukan paradigma manajemen baru, strategi

c.

(dalam Sulistyani, 2008) kebutuhan individu
bermula dari pemenuhan kebutuhan
fisiologis (makan, minum ,sandang, tempat
tinggal), kemudian meningkat ke kebutuhan
keamanan (perlindungan dan stabilitas),
kebutuhan sosial (perasaan memiliki dan
diterima kelompok, kekeluargaan,
persahabatan),kebutuhan harga diri(status,
kehormatan diri, penghargaan, pengakuan,
reputasi dan prestasi) dan kebutuhan
aktualisasi diri (penggunaan potensi diri
pertumbuhan dan pengembangan diri

Lebih lanjut Adair dengan model ACL
(Action Centred Leadership) mengemukakan
bahwa kepemimpinan seseorang dapat didekati
dengan berbagai cara, dintaranya adalah:

Dalam pendekatan ini ditekankan
kepemimpinan seseorang adalah pembawaan
yang secara fakta memiliki kualitas
kepemimpinan. Dalam pendekatan ini seorang
pemimpin menyiratkan kecenderungan
memiliki kualitas yang dikagumi dan
diharapkan pengikutnya. Seorang pemimpin
adalah seorang yang mempunyai integritas
yaitu kualitas yang membuat orang lain
mempercayai. Tanpa integritas tentu
kepemimpinan seseorang tidak ada artinya.

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

Kebutuhan Individu
Penerapan teori Maslow dikutib

“Seorang pemimpin adalah seorang yang
memiliki kepribadian dan watak tertentu yang
sesuai dengan situasi umum, didukung
kemampuan teknis dan pengalaman yang relevan,
yang mampu menyediakan fungsi yang
diperlukan untuk menuntun kelompok mencapai
tujuan dan dalam waktu yang bersamaan
memelihara dan membangun persatuan tim”.

Pendekatan kualitas kepemimpinan
seseorang

ini

keadaan yang membuat salah satu gaya
kepemimpinan lebih cocok dibanding gaya
yang lain.

Ilyas (2008: 14) menyatakan bahwa:

a.

pendekatan

kepemimpinan seseorang akan mengalami
perubahan diantara dua sisi yaitu orientasi
tugas dan kepekaan (hubungan antar
manusia) serta berusaha memprediksi

baru, pemimpin perubahan, tantangan informasi,
produktivitas pegawai berbasis pengetahuan, dan
kemampuan mengelola diri sendiri .
John Adair dalam bukunya Leadership and
Motivation yang diterjemahkan oleh Fairano

Pendekatan Situasional (Teori Kontingensi)

d.

Fungsi Kepemimpinan dan Manajemen
Catatan fungsi kepemimpinan
(perencanaan, pemrakarsaan, pengendalian,
pendukungan, penginformasian dan
pengevaluasian) Adair yang dihubungkan
dengan fungsi yang digagas Henry Fayol
memastikan tiga wilayah kebutuhan tugas,
tim atau kelompok, dan individu bertemu.
Teori ini kemudian menjelaskan bahwa
fungsi klasik perencanaan dapat
mempengaruhi kedua wilayah, baik baik
maupun buruk.

19
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

e.

Kontinum Pembuatan Keputusan

2.

Budaya Kerja

dicetuskan oleh R.Tannenbaum dan
W.H.Schimdt. dalam Thoha (2001:50)

Menurut Hartanto (2009) Budaya dapat
didefinisikan sebagai totalitas dari keyakinan,
sikap, pola perilaku, kelembagaan, seni, tradisi

dikutib (dalam Sulistyani, 2008:115), Gaya
kepemimpinan sendiri dapat bergerak secara

dan produk pikiran manusia yang menjadi
karakteristik dari suatu komunitas di dalam suatu

continuum dari kutub otokrasi menuju kutub
demokrasi dan sebaliknya secara fleksibel
dengan memperhatikan kehendak untuk
mempersempit atau melonggarkan

lingkungan sosial. Budaya terbentuk dari
berbagai simbol, ritual, dan tata nilai, keyakinan,

partisipasi anak buah.

Lebih lanjut
Hartanto (2009)
mendifinikan budaya kerja adalah suatu sistem
makna yang terkait dengan kerja, pekerjaan dan
interaksi kerja yang disepakati bersama dan
digunakan di dalam kehidupan kerja sehari-hari.

Teori continuum pertama kali

f.

Tingkat Kepemimpinan
Kepemimpinan berada dalam
berbagai tingkat. Tingkat terbawah, tingkat
operasional ,tingkat strategis dan tingkat
puncak pemimpin seluruh organisasi.
1). Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional
menunjuk pada proses membangun
komitmen terhadap sasaran organisasi
dan memberi kepercayaan kepada para
pengikut untuk mencapai sasaransasaran tersebut.
2). Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan
transaksional
memungkinkan pemimpin memotivasi
dan mempengaruhi bawahan dengan
cara mempertukarkan reward dengan
kinerja tertentu.
3). Kepemimpinan Karismatik
Kepemimpinan karismatik selama ini
selalu identik dengan pengamatan
pemimpin di politik dan keagamaan
bukan kepemimpinan organisasi dan
perusahaan

20

gagasan, makna serta pola perilaku yang banyak
digunakan di dalam kehidupan sehari-hari.

Lahirnya budaya kerja di suatu organisasi
merupakan hasil perpaduan dari semangat kerja
sama antar individu karyawan dengan
dipengaruhi oleh semangat terbesar dan individu
terkuat dari salah satu individu di organisasi
tersebut. Semangat terkuat itu pada umumnya
merupakan semangat milik pemimpin organisasi
tersebut yang akan menggerakkan dan
mempengaruhi semangat dari individu lainnya,
kemudian menyatukan dalam satu irama kerja
yang sama.
Definisi budaya kerja menurut Keputusan
Menteri Pendayayagunaan Aparatur Negara
nomor 25/Kep/M.Pan/4/2002 tentang
Pengembangan Budaya Kerja aparatur Negara
adalah sikap danmperilaku individu kelompok
aparatur negara yang didasari atas nilai-nilai yang
diyakini kebenarannya dan menjadi sifat serta
kebiasan dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan sehari-hari.

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

Keputusan Menpan nomor 25/Kep M.Pan/
4/2002 ini merupakan pedoman dan mekanisme
dalam melaksanakan dan memantau
perkembangan budaya kerja aparatur negara pada
lingkungan instansi/lembaga masing-masing,
untuk menumbuhkan dan meningkatkan
semangat/ etos kerja, disiplin dan tanggung jawab
moral aparatur secara terus menerus dan
konsisten, sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing.
Nilai-nilai budaya kerja pada prinsipnya
terbagi menjadi lima kelompok besar meliputi :
Nilai Sosial, Nilai Demokratik, Nilai Birokratik,
Nilai Profesional, Nilai Ekonomik.

3.

Motivasi Kerja
Istilah motivasi (motivation) berasal dari
bahasa latin, yakni movere yang berarti
“menggerakkan” (to move) . Ada beberapa
macam rumusan untuk istilah motivasi.
Menurut Robbins (2003 ) Motivasi
karyawan (employee motivation) adalah
kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi
untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian,
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya, untuk
memenuhi kebutuhan individual tertentu.
Teori hierarkhi kebutuhan Abraham
Maslow dalam Sigit (2003:46) dikutib (dalam
Sulistyani, 2008:168) dalam teori motivasinya
mendasarkan pada tingkat kebutuhan menurut

bagi seorang individu untuk menerima dirinya
dan untuk merasa puas dengan dirinya sendiri,
yang terjadi ketika individu bekerja bersamasama dengan orang lain. Dimensi kedua dari
kebutuhan akan penghargaan adalah kebutuhan
untuk menerima pengakuan dan penghargaan dari
orang yang menjadi temannya.
Kebutuhan pada hierarki tertinggi menurut
Maslow adalah kebutuhan aktualisasi diri, yang
merupakan kebutuhan untuk mencapai
kemampuan yang sepenuhnya dengan caranya
sendiri. Kebutuhan lain yang tidak dimaksukkan
dalam hierarki tersebut adalah kebutuhan akan
keindahan dan kebutuhan akan pengenalan.
Maslow mengatakan lebih lanjut bahwa
kelompok-kelompok kebutuhan ini membentuk
susunan untuk memotivasi orang. Implementasi
teori motivasi dua faktor Frederick Herzberg
yang diulas Sigit (2003) dikutib (dalam
Sulistyani,2008:175) dengan mengetengahkan
asumsi-asumsi terkait dengan munculnya
motivasi, terdapat dua rangkaian kondisi yang
mempengaruhi seseorang dalam kerjanya yaitu
faktor yang membuat orang puas dan yang
membuat orang tidak puas. Adapun faktor-faktor
tersebut dibagi dalam kelompok besar faktor
intrinsik dan faktor ektrinsik. Faktor intrinsik
meliputi prestasi, pengakuan, tanggungjawab,
kemajuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan
berkembang. Adapun faktor ektrinsik meliputi:

prioritas kekuatannya. Pada tingkat terendah
kebutuhan yang harus dipenuhi adalah kebutuhan
fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial. dan

upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status,
prosedur kerja, kualitas supervisi, kualitas
hubungan. Kebutuhan akan kesehatan menurut
Herzberg adalah kondisi kerja fisik, suasana

kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan ini
mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama
adalah kebutuhan akan harga diri, kemampuan

hubungan antara pimpinan dan bawahan,
kebijakan pengawasan, gaji atau upah, dan
bermacam-macam kesejahteraan sosial. Teori

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

21
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

motivasi yang berhubungan erat dengan konsep
belajar, McClelland berpendapat bahwa banyak
kebutuhan diperoleh dari kebudayaan
(McClelland dalam Gibson et al.,1997) dikutib
(dalam Arifin,2010:40), ada 3 dari kebutuhan itu
adalah; kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan

kemampuan, inspirasi dan kemauan, selanjutnya,
tingkatan kinerja karyawan dapat dikelompokan
ke dalam; tingkatan kinerja tinggi, menengah atau
rendah. Seorang karyawan dapat dikelompokan

afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan.

4.

Dengan demikian menurut Mardiasmo
kinerja pegawai itu dipengaruhi oleh motivasi,

kedalam tingkatan kinerja tertentu denga karena
aspek-aspek, seperti; efektivitas, efisiensi,
keamanan dan kepuasan pelanggan/pihak dapat
dipenuhi.

Kinerja
Menurut Mahsun (2006:25), kinerja
(performance) adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/
program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam strategic planning suatu organisasi.
Kinerja sering digunakan untuk menyebut
prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau
kelompok. Kinerja seseorang/kelompok bisa
diketahui apabila kriteria keberhasilan telah
ditetapkan terlebih dahulu. Kriteria keberhasilan
ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu
yang hendak dicapai.
(Mardiasmo,2006:90) menyatakan bahwa
akuntabilitas kinerja organisasi akan tercapai
apabila adanya kondisi di mana di dalamnya
individu, tim dan organisasi merasa :
1) Termotivasi untuk melaksanakan wewenang
mereka dan/atau memenuhi tanggungjawab;
2). Mendorong untuk melaksanakan kerja
mereka dan mencapai hasil yang diinginkan;
3). Memberikan inspirasi untuk membagi
(melaporkan) hasil mereka dan

Tingkat keberhasilan seseorang di dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya dinamakan
level of performance (Vroom, 1964 ). Orang yang
level of performance tinggi dikatakan produktif,
sedang orang yang level of performance tidak
mencapai standar disebut tidak produktif atau
performance rendah.

B. Kerangka Pikir
Berdasarkan perumusan masalah tersebut dan
dasar-dasar teori, variabel dan indikator-indikator
kepemimpinan,budaya kerja, dan motivasi sebagi
Variabel Intervening terhadap kinerja, maka
ditentukan model penelitian sebagai berikut :
Gambar 1 : Kerangka Pikir
H4
KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN

H1
H3

MOTIVASI
MOTIVASI

H7
H6

H2

KINERJA

KINERJA

H5

4) Kemauan untuk menerima kewajiban atas
hasil tertentu.

22

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir dan landasan
teori yang ada, maka hepotesis dalam penelitian
ini adalah :
H1: Kepemimpinan berpengaruh terhadap
Motivasi kerja karyawan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Kebumen.

analisis perhitungan berdasarkan data yang ada serta
mendiskrifsikannya secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai falta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diteliti.
1.

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek
penelitian adalah seluruh karyawan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Kebumen yang sudah
menjadi pegawai negeri sipil sedang yang

H2: Budaya kerja berpengaruh terhadap Motivasi
kerja karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen

menjadi obyek penelitian ini adalah
Kepemimpinan , budaya kerja dan motivasi serta
kinerja karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen.

H3: Kepemimpinan dan Budaya kerja secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
Motivasi kerja karyawan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Kebumen.

Subyek dan Obyek Penelitian

2.

H4: Kepemimpinan berpengaruh terhadap
Kinerja karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen

Populasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik sensus
(Singarimbun dan Effendi, 2008:151) artinya
semua populasi dijadikan sebagai subyek
penelitian berdasarkan presisi yang menjadi
mutlak karena nilai taksiran sama dengan nilai
parameter, dimana indikator derajad
keseragaman (degre of indicator) dari populasi
tinggi.

H5: Budaya kerja berpengaruh terhadap Kinerja
karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten
Kebumen
H6: Motivasi berpengaruh terhadap kinerja
karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten
Kebumen
3.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

H7: Kepemimpinan, Budaya kerja dan Motivasi
kerja secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Kinerja karyawan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Kebumen

1.

Variabel Penelitian
a.

Independen Variabel / Variabel Bebas
Dalam penelitian ini yang menjadi
variable bebas adalah :

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

1). Kepemimpinan = X1 dan 2). Budaya
kerja = X2

yang didukung analisis deskriptif kualitatif, sehingga
dalam hal ini penulis akan membuktikan hipótesis
yang telah dirumuskan sebelumnya dan membuat

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

23
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

b.

Variabel Antara / Intervening
Dalam penelitian ini yang menjadi
variable antara/intervening adalah :
Motivasi Karyawan

c.

4.

Jenis dan Metode Pengumpulan Data
1.

Pada penelitian ini akan dikumpulkan

= Y1

adalah data primer berupa . data mengenai
kepemimpinan, budaya kerja dan motivasi
kerja maupun kinerja karyawan di Kantor
Pertanahan Kabupaten Kebumen.

Dependen Variabel / Variabel Terikat
Kinerja karyawan = Y2.

2.

Jenis Data

Definisi Operasional
a.

Kepemimpinan (X1)
Indikator kepemimpinan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Kedisiplinan, 2) Keteladanan,
3) Ketegasan, 4) Keterbukaan,
5) Keadilan

b.

Budaya kerja (X2)
Indikator budaya kerja yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1) Kreatif, 2) Ketekunan, 3) Kerjasama,
4) Integritas, 5) Rasionalitas

c.

Motivasi (Y1)
Indikator motivasi kerja yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1) Semangat, 2) Berkarir, 3) Prestasi
kerja, 4) Dihargai, 5) Belajar

d.

Kinerja (Y2)
Indikator kinerja yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:

2.

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi dan
data adalah kuesioner/angket yaitu metode
untuk mengumpulkan data primer dengan
menggunakan seperangkat daftar pertanyaan
mengenai variabel yang diukur melalui
perencanaan yang matang, disusun dan
dikemas sedemikian rupa sehingga jawaban
dari semua pertanyaan benar-benar dapat
menggambarkan keadaan variabel yang
sebenarnya.
Khusus kuesioner untuk penilaian
variabel kinerja karyawan akan dinilai oleh
dua pihak, sesuai dengan teori Noe et all,
(2006), bahwa penilaian kecakapan atau
kinerja karyawan antara lain dilakukan
dengan sistem umpan balik 360 derajat, yaitu
suatu praktek penilaian yang dilakukan oleh
manager (atasan), pengawas, bawahan,
pelanggan dan diri sendiri.

1) Target kerja, 2) Tanggungjawab,
3) Kuantitas dan kualitas pekerjaan,
4) Kejujuran, 5) Loyalitas

24

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

5.

Alat Analisa Data

grafik, perhitungan median, mean,
standart
deviasi,
perhitungan

Untuk memperoleh penilaian kategori
yang telah ditetapkan, maka tanggapan responden
disusun ke dalam suatu tabulasi data yang
kemudian diolah dan dipresentasikan dalam suatu
tabulasi distribusi frekuensi selanjutnya
dianalisis menggunakan program partial least

prosentase, dan lain-lain (Sugiyono,
2007: 207).
b. Analisis Inferensial
Analisis Inferensial adalah teknik
statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya
digeneralisasikan untuk populasi.
Adapun untuk kepentingan penelitian

square/PLS. Data tabulasi tersebut digunakan
untuk mendiskripsikan
serta
untuk
menginterpretasikan tanggapan dari para
responden terhadap masing-masing variable.

ini menggunakan Structural Equation
Modeling (SEM) dengan alat analisis
Patial Least Square (PLS), yaitu SEM
yang berbasis variance. Adapun
software yang digunakan adalah Smart
PLS.

Kemudian untuk memperoleh hasil seberapa
besar pengaruh kepemimpinandan dan budaya
kerja dengan motivasi sebagai variabel
intervening terhadap kinerja karyawan, dapat
dilakukan perhitungan atau pengolahan data
dengan menggunakan program partial least
square /PLS.
1.

Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini analisis yang
dilakukan dengan menggunakan metode
analisis deskriptif dan metode analisis
inferensial.
a.

Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat

c.

Smart PLS
Softwere Smart PLS ini
diciptakan di Insitute of Operatiaon
Management and Organization (School
of Business0 University of Hamburg
Jerman, menggunakan java Webstart
Technology. Oleh karena itu untuk dapat
menjalankan SmartPLS, software Java
Runtime Environment (JRE) versi 1.4
harus di instal lebih dulu pada sistem
komputer. JRE dapat didownload secara
gratis di webpage Sun Microsystem Inc
di http:/java.sun.com/j2se/1.4.2/
download.html

kesimpulan yang berlaku untuk
digeneralisasikan. Termasuk dalam
statistik deskriptif antara lain adalah
penyiapan data dalam bentuk tabel,

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

25
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

6.

Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 2 Kerangka Konseptual Penelitian

X 1.1

X 1.2
β
X.1

X 1.3
X 1.4

β

X 15
Y 1.1

Y 1.2

Y21

Y22

Y
Y1

Y13
Y 1.4

Y23

Y15

Y 24

Y 2.5

β
X 2.1

X 2.2
X.2

X23
X 2.4

β

X 2.5

Keterangan :
= Indikator

= Variabel
= Pengaruh secara tidak langsung
= Pengaruh secara langsung
Penjelasan :
X1
X1

26

Y2 dengan variable intervening Y1
Y2 dengan variable intervening Y1

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

2.

Uji Instrumen
Instrumen yang valid berarti berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

Bentuk efek langsung dapat dilihat pada
bagan berikut ini :
Gambar 3 Model pengaruh langsung

(mengukur) itu valid.Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang hendak diukur. Dengan menggunakan

X1

syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang
valid dan reliabel.
Pada dasarnya terdapat dua macam
instrumen yaitu instrumen yang berbentuk test
untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen
yang non test untuk mengukur sikap.Instrumen
test berupa test jawabannya “ salah atau benar”
sedangkan instrumen sikap jawabannya tidak ada
yang “salah atau benar” tetapi bersifat positif atau
negatif (Sugiyono, 2010:350).
Instrumen yang valid harus mempunyai
validitas internal dan validitas eksternal.
Instrumen yang mempunyai validitas internal
atau rasional bila kriteria yang ada dalam
instrumen secara rasional (teoritis) telah
mencerminkan apa yang diukur. Validitas internal
instrumen yang berupa test harus memenuhi
construct validity (validitas konstruks) dan
content validity (validitas isi) sedangkan untuk
instrumen yang non test yang digunakan untuk
mengukur sikap cukup memenuhi validitas
konstruksi. Adapun instrumen yang mempunyai
validitas eksternal bila kriteria di dalam insrumen

β22

Y2

Y1

Y

Y2

Hubungan pengaruh langsung jika
digambarkan kedalam diagram, akan tampak
garis dan arah hubungan sebagai berikut :
Gambar 4 Bagan model pengaruh langsung
X1

X2

1.

β21

β22

Y1

Y2

Pengaruh langsung variabel X1 terhadap
variabel Y2 = β 21

2.

Pengaruh langsung variabel X2 terhadap
variabel Y2 = β 22

3.Pengaruh langsung variabel X1 dan X2 terhadap
variabel Y1 = β12
4.

Pengaruh langsung variabel X1 terhadap
variabel Y1 = γ11

5.

Pengaruh langsung variabel X2 terhadap
variabel Y1 = γ12

6.

disusun berdasarkan luar atau fakta-fakta empiris
yang telah ada.

Y2

X2

instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil
penelitian akan valid dan reliabel. Jadi
instrumenyang valid dan reliabel merupakan

β21

Pengaruh tidak langsung variabel X 1
terhadap Y2 melalui variabel Y1 = β1

7.

Pengaruh langsung variabel X1, X2 danY1
secara bersama-sama terhadap Y2 = γ12

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

27
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

Besarnya harga efek tidak langsung
(indirect effect) yang ditunjukkan oleh besarnya

Pengaruh secara bersama-sama variabel X1
dan X2 terhadap variabel Y1= β12

persamaan dalam koefisien regresi yaitu :

1) Pengaruh secara bersama-sama variabel X1
dan X 2 melalui variabel Y 1 (variabel

1) Pengaruh tidak langsung variabel X 1
terhadap variabel Y2 melalui variabel Y1
yaitu X1

intervening) terhadap variabel Y 2 = γ12

Y2 = ( β11 ) ( β 21 )

Y1

Berikut ini disajikan bagan pengaruh
langsung dan tidak langsung variabel bebas
dengan variabel terikat baik secara sendiri-sendiri

2) Pengaruh tidak langsung variabel X 2
terhadap variabel Y2 melalui variabel Y1
yaitu X2

Y2 = ( β12 ) ( β 22 )

Y1

maupun secara bersama-sama
Gambar 7 Bagan model pengaruh langsung

Hubungan pengaruh tidak langsung jika
digambarkan dalam diagram, akan tampak garis

dan tidak langsung variabel bebas dengan
variabel terikat secara sendiri-sendiri maupun
secara bersama

dan arah hubungan sebagai berikut :
Gambar 5 Bagan model pengaruh tidak
langsung langsung

X1

γ11

β11

β12

Y1

Y2

X2

X2
Hubungan pengaruh secara bersama-sama
variabel X1, X2 dan Y1 terhadap variabel Y2 jika
digambarkan kedalam diagram, akan tampak
garis dan arah hubungan sebagai berikut :
Gambar 6 Bagan model pengaruh secara
bersama-sama terhadap Y2

β12
H3

γ11

H1

β12H1Y1
H3
γ12

γ12 H7
H6

Y2

Ha5
H2

Β22

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1.

Gambaran Umum
Kabupaten Kebumen memiliki luas
wilayah 128.115,5 hektar dengan jumlah
Penduduk sebanyak 1.222.343 jiwa , secara

X1

β12
X2

H4

β21

X1

β12

Y1

Y2

administrasi terdiri dari 26 kecamatan yang
terbagi menjadi 449 desa dan 11 kelurahan
dengan batas administrasi : sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan
Kabupaten Wonosobo, sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Purworejo, sebelah Selatan
berbatasan dengan Pantai selatan dan Kabupaten
Cilacap dan sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Banyumas.

28

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

1.

Tugas Pokok dan Fungsi

pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau
kecil, perbatasan dan wilayah tertentu;

Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen
merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia yang berada di
Kabupaten Kebumen, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan
Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jawa Tengah. Berdasarkan Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor : 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan, bahwa kantor
pertanahan dipimpin oleh seorang kepala kantor
dengan jabatan eselon IIIa. Kantor Pertanahan
terdiri dari 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha dan 5
(lima) Seksi yang masing-masing dipimpin oleh
pejabat eselon IVa, serta terdiri dari 2 (dua)
urusan dan 12 (dua belas) sub seksi yang masingmasing dipimpin oleh pejabat eselon Va.
Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
kepada masyarakat di bidang pertanahan di
Kabupaten Kebumen yang merupakan bagian
dari tugas Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia. Dalam menyelenggarakan tugas
tersebut kantor pertanahan mempunyai fungsi :
penyusunan rencana, program dan penganggaran
dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan;
1) Pelayanan, perijinan dan rekomendasi di
2) Pelaksanaan survey, pengukuran dan
pemetaan dasar, pengukuran dan pemetaan
bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik
dan survey potensi tanah.
penatagunaan

tanah,

landreform, konsolidasi tanah dan penataan

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

tanah, pendaftaran tanah, pemeliharaan data
pertanahan dan administrasi tanah aset
pemerintah;
5) Pelaksanaan pengendalian pertanahan,
pengelolaan tanah negara, tanah terlantar
dan tanah kritis, peningkatan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat;
6) Penanganan konflik, sengketa dan perkara
pertanahan;
7) Pengkoordinasian pemangku kepentingan
pengguna tanah;
8) Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen
Pertanahan Nasional (SISTANAS);
9) Pemberian penerangan dan informasi
pertanahan kepada masyarakat, pemerintah
dan swasta;
10) Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan;
11) Pengkoordinasian pengembangan sumberdaya
manusia;
12) Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian,
keuangan, sarana, dan prasarana, perundangundangan serta pelayanan pertanahan.
Sasaran strategis yang ingin dicapai
dengan tugas pokok dan fungsi tersebut adalah
sebagai berikut:
a)

bidang pertanahan;

3). Pelaksanaan

4) Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak

Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat,
penciptaan

sumber-sumber

baru

kemakmuran rakyat, pengurangan
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan,
serta peningkatan ketahanan pangan
(Prosperity).

29
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

b) Pertanahan berkontribusi secara nyata dalam
peningkatan tatanan kehidupan bersama
yang lebih berkeadilan dan bermartabat
dalam kaitannya dengan penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah (P4T) (Equity).
c) Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk
mewujudkan tatanan kehidupan bersama
yang harmonis dengan mengatasi berbagai
sengketa, konflik dan perkara pertanahan di
seluruh tanah air serta melakukan penataan
perangkat hukum dan sistem pengelolaan
pertanahan sehingga tidak melahirkan
sengketa, konflik dan perkara di kemudian
hari (Social Welfare).
d) Pertanahan berkontribusi secara nyata bagi
terciptanya
keberlanjutan
sistem
kemasyarakatan, kebangsaan dan
kenegaraan Indonesia dengan memberikan
akses seluas-luasnya pada generasi yang
akan datang terhadap tanah sebagai sumber
kesejahteraan masyarakat (Sustainability).
2.

Susunan Organisasi Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen
1). Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha
mempunyai tugas memberikan
pelayanan administrasi kepada semua
satuan organisasi kantor pertanahan,
serta menyiapkan bahan evaluasi
kegiatan, penyusunan program dan
peraturan perundang-undangan.

2). Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan
Seksi Survei, Pengukuran dan
Pemetaan mempunyai tugas melakukan
survei, pengukuran dan pemetaan
bidang tanah, ruang dan perairan,
perapatam kerangka dasar, pengukuran
batas kawasan / wilayah, pemetaan
tematik dan survei potensi tanah,
penyiapan pembinaan surveyor
berlisensi dan pejabat penilai tanah.
3). Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran
Tanah
Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran
Tanah mempunyai tugas menyiapkan
bahan dan melakukan hak dalam rangka
pemberian, perpanjangan dan
pembaharuan hak tanah, pengadaan
tanah, perijinan, pendataan dan
penerbitan bekas tanah hak,
pendaftaran, peralihan, pembebanan
hak atas tanah serta pembinaan Pejabat
pembuat Akta Tanah (PPAT).
4). Seksi Pengaturan dan Penataan
Pertanahan
Seksi Pengaturan dan Penataan
Pertanahan mempunyai tugas
menyiapkan bahan dan melakukan
penatagunaan tanah, landreform,
konsolidasi tanah, penataan wilayah
pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan
dan wilayah tertentu lanilla.
5). Seksi Pengedalian dan Pemberdayaan
Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai tugas menyiapkan
bahan dan melakukan kegiatan
pengendalian pertanahan, pengelolaan
tanah negara, tanah terlantar dan tanah
iritis serta pemberdayaan masyarakat.

30

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

6). Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara
Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan
kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan.
2.

Data Hasil Penelitian
1). Karakteristik Obyek Penelitian
Karakteristik berdasarkan jumlah pegawai pada Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1
Karakteristik Jumlah Pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen
No.

Unit Organisasi

Jml

Pimpinan Kantor
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaaan
Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan
Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan
Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara

1
18
18
26
8
9
5

JUMLAH

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

85

Pejabat Struktural
Eselon

Staf /
Pelaksana

1
1
1
1
1
1
1

2
2
4
2
2
2

15
15
21
5
6
2

6

14

64

Sumber data : Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen tahun 2010

Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan pegawai pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Kebumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
No.

Pendidikan Terakhir

1.

Pasca Sarjana (S-2)

2.

Sarjana (S-1) / Diploma IV (D IV)

3.

Diploma (DII& III)

4.

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

5.

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
JUMLAH

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

Jumlah

Prosentasi
1

1,16

31

36,15

4

4,65

47

55,81

2

2.33

85

100,00

31
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

3.

Analisa Data
Analisis Inferensial
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dianalisis menggunakan alat analisis Partial Least Square/
PLS dengan hasil sebagai berikut :
Gambar 8 : Model Penelitian Mula-mula

Gambar
mula-mula
menguji
unidimensionalitas dari masing-masing konstruk
dengan melihat convergent validitiy dari masingmasing indikator konstruk. Menurut Chin (1998),
suatu indikator dikatakan mempunyai reliabilitas
yang baik jika nilainnya lebih besar dari 0,70.
Sedangkan loading factor 0,50 sampai 0,60
masih dapat dipertahankan untuk model yang
masih dalam tahap pengembangan. Berdasarkan
kriteria-kriteria ini indikator-indikator yang
nialinya loadingnya kurang dari 0,50 kita drop/
dieleminasi dari analisis.

a.

Uji Valididitas dan Reliabilitas ButirButir Kuesioner Dalam Penelitian.
Pengujian validitas digunakan untuk
mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner.
Kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kusioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesiner
tersebut. Untuk menguji apakah setiap butir
pertanyaan dapat mengungkapkan variabel
yang diteliti, dalam penelitian ini validitas
menggunakan korelasi bivariate antara
masing-masing skor indikator dengan total
skor konstruk dengan SPSS.

32

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

b. Uji Validitas / Validity (Convergent Validity dan Discriminant Validity)
Convergent Validity
Menguji unidimensionalitas dari masing-masing konstruk dengan melihat convergent validitiy
dari masing-masing indikator konstruk. Menurut Chin (1998), suatu indikator dikatakan mempunyai
reliabilitas yang baik jika nilainnya lebih besar dari 0,70. Sedangkan loading factor 0,50 sampai 0,60
masih dapat dipertahankan untuk model yang masih dalam tahap pengembangan. Berdasarkan kriteriakriteria ini indikator-indikator yang nialinya loadingnya kurang dari 0,50 kita drop dari analisis. Untuk
konstruk motivasi yang harus didrop adalah indikator motivasi 3. Konstruk budaya kerja yang di drop
adalah indikator budaya kerja 3. Langkah berikutnya adalah mengeksekusi kembali setelah beberapa
indikator yang loading factor dibawah 0,50 dibuang.
Berikut ini adalah hasil estimasi setelah indikator motivasi 3 dan budaya kerja 3 dieliminasi.
Gambar 9 : Model Penelitian Yang Baru

Berdasarkan gambar di atas nampak bahwa semua loading factor nilainya diatas 0,5 hal ini
dapat disimpulkan bahwa konstruk mempunyai convergent validity yang baik.

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

33
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

Berikut hasil estimasi koefisien jalur :
a. Pengaruh Kepemimpinan (X1)
terhadap Motivasi (Y1) dan Kinerja
(Y2)
Pengaruh

kepemimpinan

terhadap motivasi nilai T-Statistik
adalah 3,920 sedangkan ketentuannya
T-Statistik (t-hitung) > t-tabel (3,920 >
1,700) maka pengaruh kepemimpinan
terhadap motivasi adalah signifikan,
dengan koefisien jalur 0,478 lihat tabel
4.19 (dari kolom original sample
estimate).
Sedangkan
pengaruh
kepemimpinan terhadap kinerja adalah
tidak signifikan, dengan koefisien jalur
0,189 lihat tabel 4.19 (dari kolom
original sample estimate) hal ini dapat
kita lihat dari nilai T-Statistiknya 1,242
berarti tidak sesuai dengan ketentuan TStatistik (t-hitung) > t-tabel (1,242 <
1,700). Variabel kepemimpinan (X1)
memberikan kontribusi pengaruh
sebesar 0,478 terhadap variabel
motivasi (Y1), artinya apabila variabel
kepemimpinan (X1) mengalami
kenaikan sebesar satu satuan maka
variabel motivasi (Y1) akan mengalami
kenaikan sebesar 0,478. Variabel
kepemimpinan ( X1) memberikan
kontribusi pengaruh sebesar 0,189 maka
variabel kinerja (Y2) akan mengalami
kenaikan sebesar 0,189. Sedangkan
pengaruh total variabel kepemimpinan
(X1) terhadap variabel kinerja (Y2) =
0,189 + 0,478 x 0,358 = 0,239.

34

b. Pengaruh Variabel Budaya Kerja
(X2) terhadap Motivasi (Y1) dan
Kinerja (Y2)
Pengaruh budaya kerja terhadap
motivasi nilai T-Statistik adalah 2,277
sedangkan ketentuannya T-Statistik (thitung) > t-tabel ( 2,772 > 1,700) maka
pengaruh budaya kerja terhadap
motivasi adalah signifikan, dengan
koefisien jalur 0,324 ( dari kolom
original sample estimate). Sedangkan
pengaruh budaya kerja terhadap kinerja
tidak signifikan, hal ini dapat kita lihat
dari nilai T-Statistiknya 1,660 berarti
tidak sesuai dengan ketentuan TStatistik (t-hitung) > t-tabel (1,660 <
1,700).
Variabel budaya kerja (X2)
memberikan kontribusi pengaruh
sebesar 0,324 terhadap variabel
motivasi (Y1), artinya apabila variabel
budaya kerja (X2) mengalami kenaikan
sebesar satu satuan maka variabel
motivasi (Y1) akan mengalami
kenaikan sebesar 0,324. Sedangkan
variabel budaya kerja (X2) memberikan
kontribusi pengaruh sebesar 0,239
terhadap variabel kinerja (Y2), artinya
apabila variabel budaya kerja (X2)
mengalami kenaikan sebesar satu satuan
maka variabel kinerja (Y2) akan
mengalami kenaikan sebesar 0,239.
Sehingga pengaruh total variabel
budaya kerja (X2) terhadap variabel
kinerja (Y2) = 0,239 + 0,478 x 0,358 =
0,257.

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

Menurut Morgan (1989) di kutib
(dalam Poerwanto, 2008: 51) keteladanan

Pengaruh motivasi terhadap
kinerja nilai T-Statistik adalah 2,378

bagian dari Cadre-Forming untuk
membentuk “excellent people” bagi
perusahaan yaitu bagaimana perusahaan

sedangkan ketentuannya T-Statistik (thitung) > t-tabel (2,378 > 1,700) maka

memberi kesempatan kepada sumber daya
manusia yang dimiliki untuk meningkatkan

pengaruh motivasi terhadap kinerja
adalah signifikan, dengan koefisien

dan mengembangkan kemampuannya,
kreatif, inovatif dan handal sehingga

jalur 0,358 (dari kolom original sample
estimate). Hal ini berarti motivasi

memiliki kematangan dalam menghadapi
masa depan perusahaan.

sebagai variabel intervening terhadap
kinerja bagus.
4.

Pengaruh Variabel Motivasi (Y1)
sebagai variabel intervening
terhadap Kinerja (Y2)

c.

Begitu juga dengan teori motivasi
yang dikemukakan Abraham Maslow:
bahwa motivasi berorientasi pada kebutuhan
yang tersusun secara hirarkhis (dalam Sigit:
2003:46) dikutip (dalam Sulistiyani
2008:168) antara lain : kebutuhan manusia
disusun dalam suatu hierarkhi dari peringkat
kebutuhan terendah fisiologis, keamanan,
sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.
Dengan demikian seseorang akan terdorong
berbuat sesuatu/bertindak sesuatu apabila
akan mendapatkan penghargaan.

Pembahasan
1.

Pengaruh variabel Kepemimpinan (X1)
terhadap variabel Kinerja (Y2)
Pengaruh kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen adalah tidak
signifikan. Koefisien regresi variabel
kepemimpinan nilanya kecil (0,189). Hal ini
menunjukkan bahwa peran kepemimpinan
yang meliputi keteladanan, kedisiplinan dan
ketegasan pimpinan kurang menentukan
kesuksesan dan keefektifan tercapainya
tugas yang dilaksanakan oleh karyawan,
padahal organisasi menginginkan seorang
pemimpin sukses dalam mempengaruhi dan
memotivasi (attempted leadership)
karyawan mau mengikuti dan melakukan
tindakan yang diperintahkan dengan
kesadaran akan manfaat yang ditimbulkan
dari hasil kerjanya sehingga tujuan
organisasi tercapai.

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

2.

Pengaruh variabel Budaya Kerja (X2)
terhadap variabel Kinerja (Y2)
Pengaruh budaya kerja terhadap
kinerja karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen adalah tidak
signifikan. Koefisien regresi variabel
budaya kerja nilanya 0,239, hal ini
menunjukkan bahwa budaya kerja yang
dibangun oleh organisasi menunjukkan
budaya yang lemah, karyawan mempunyai
etos kerja kurang, masuk kerja tidak tepat
waktu, meninggalkan ruang kerja tanpa ijin

35
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

hal ini apabila dilakukan oleh kebanyakan
individu akan mempengaruhi individu
karyawan lainnya menjadi kebiasaan yang
berjalan terus pada titik tertentu akan
menjadi suatu karakter, ini terbukti dengan
adanya tugas dan tanggungjawab yang

2.

terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen;
3.

dikerjakan oleh karyawan diselesaikan tidak
tepat waktu sesuai target sehinga
mengurangi mutu dari kualitas pekerjaan itu
sendiri sehingga menunjukkan kinerja yang
belum optimal.
3.

Pengaruh variabel Motivasi (Y1)
terhadap variabel Kinerja (Y2)
Pengaruh motivasi terhadap kinerja
karyawan adalah signifikan, koefisien
regresi variabel motivasi sebagai variabel
intervening nilanya paling tinggi yaitu 0,358,
hal ini menunjukkan bahwa dengan motivasi
yang tinggi dari karyawan akan
meningkatkan kinerja karyawan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa karyawan
semakin diberi kesempatan untuk
mengembangkan dirinya malalui : tugas
belajar, mengikuti pendidikan dan latihan
kepemimpinan maupun diklat teknis lainnya
kepada karyawan yang berprestasi akan
dapat meningkatkan motivasi karyawan.

Budaya kerja tidak berpengaruh signifikan

Motivasi kerja R² = 0,493 artinya 49,3% variabel
motivasi dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan
dan budaya kerja sisanya disebabkan oleh faktor
lain. Sedangkan Kinerja R² = 0,482 artinya 48,2%
variabel kinerja dipengaruhi oleh motivasi
sebagai variabel intervening kepemimpinan dan
budaya kerja, sisanya disebabkan oleh faktor lain;

4.

Kepemimpinan dan Budaya kerja tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan di
Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen.
Berikut hasil estimasi koefisien jalur :
a.

(1). Pengaruh langsung:
Pengaruh langsung dari kepemimpinan
terhadap kinerja yaitu 0,189
(2). Pengaruh tidak langsung:
Pengaruh tidak langsung dari
kepemimpinan terhadap kinerja melalui
motivasi yaitu 0,478 x 0,358 = 0,171
(3). Pengaruh total
Pengaruh total yaitu gabungan dari
pengaruh langsung dan tidak langsung,
yaitu 0,189 + (0,478 x 0,358) = 0,189 +
0,171 = 0,360
b.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.

Kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kebumen,;

36

Variabel kepemimpinan :

Variabel budaya kerja
(1). Pengaruh langsung
Pengaruh langsung dari budaya kerja
terhadap kinerja yaitu 0,239
(2). Pengaruh tidak langsung
Pengaruh tidak langsung dari budaya
kerja terhadap kinerja melalui motivasi
yaitu 0,324 x 0,358 = 0,116

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

(3). Pengaruh total
Pengaruh total yaitu gabungan dari
pengaruh langsung dan tidak langsung,
yaitu 0,116 + (0,324x0,358) = 0,116 +
0,239 = 0,355
Ini berarti pengaruh tidak langsung
lebih besar daripada pengaruh yang
langsung.
Saran-saran :
Untuk dapat meningkatkan kinerja di Kantor
Pertanahan Kabupaten Kebumen perlu dilakukan:
1.

2.

3.

Pemimpin di Kantor Pertanahan Kabupaten
Kebumen perlu memotivasi karyawannya dengan
cara membangkitkan kekuatan dari dalam (inner
motivation), yang didasarkan pada keteladanan,
keterbukaan, kedisiplinan dan ketegasan baik
dalam bersikap maupun bertindak..
Perlu dilakukan evaluasi terhadap budaya kerja
yang belum tepat dan optimal untuk
meningkatkan kinerja misalnya kedisiplinan,
ketekunan dan kerjasama dengan cara
melaksanakan apel pagi setiap hari kerja.
Pimpinan dalam melaksanakan praktek
kepemimpinannya dan dalam melaksanakan
budaya kerja perlu diarahkan dalam rangka
meningkatkan motivasi karyawan untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Dengan
memberikan penghargaan bagi karyawan
berprestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela
berupa promosi jabatan dan sanksi / hukuman
yang tegas untuk karyawan yang melanggar
peraturan perundang-undangan.

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka
Cipta, Jakarta,2002.
Arifin.M, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja, Teras,
Yogyakarta,2010.
Dessler, Gary, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Indeks, Jakarta,2006.
Hasibuan, Deputi Sumber Daya Manusia Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional,
Jakarta,2001.
Kotter, John P & James L.Heskett, Budaya Korporat
Dan Kinerja (Corporate Culture And
Performance), Saga, Indonesia,2006.
—————,Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2006,tentang Organisasi dan Tata Kerja BPNRI,
2006
—————I,Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2006 tentang Tata kerja Kantor Wilayah BPN
propvinsi dan Kantor Pertanahan, 2006.
————I,Peraturan Presiden nomor 10 Tahun 2006
tentang BPNRI, 2006.
Kouzes, James M & Barry Z. Posnr, The Leadership
Learning, Panduan Mernjadi motivator hebat
Bagi Siapa saja, Edisi Kedua, Pustaka
Baca,Yogyakarta, 2007.
Mahsun, Mohamad, Pengukuran Kinerja Sektor
Publik, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta,2006.

37
Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........

Otaso, Karen, Kebenaran Tentang menjadi Pemimpin,
Erlangga, Surabaya,2007.
Pusat Hukum dan Humas, Norma dan Standar
Mekanisme Ketatalaksanaan Kewenagan
Pemerintah Dibidang Pertanahan Ynag
Dilaksanakan Oleh Pemerintah Kabupaten/
Kota, Jilid II, Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia, Jakarta,2006.
Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi, Buku I,
Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta,2007.
Siagian, Sondang P, Kiat Meningkatkan Produktifitas
Kerja, Rineka Cipta, Jakarta,2002.
Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, 2001.
Syafarudin, Alwi, Manajemen Sumber Daya
manusia,Strategi Keunggulan Kompetitif, BPFE,
Yogyakarta,2008.

Surya, Dharma, Manajemen Kinerja, Falsafah Teori
dan Penerapannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2010.
Uno, B Hamzah, Teori Motivasi & Pengukurannya,
Analisis di Bidang Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta,2009.
Winardi, Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen,
Raja Grafindo Persada Jakarta, 2001.
Widiatmoko, J., Faktor Motivasional Dan Faktor
Anteseden Dalam Pemanfaatan Teknologi
Komputer, Journal, Fokus Ekonomi Vol 3 No 2,
Agustus, 2004.
Wahjosumidjo, Teori Kepemimpinan Dan Dasardasar Manajemen, Lembaga Administrasi
Negara, 2007.
Yukl, Gary, Kepemimpinan Dalam Organisasi,
Indeks: Edisi Kelima, Jakarta,2007.

Sulistyani, Ambar Teguh, Kepemimpinan Profesional
Pendekatan Leadership Games, Gava Media,
Yogyakarta,2008.

38

Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010
ISSN 0215-9511

More Related Content

What's hot

analisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisisanalisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisisMuzGila FireFox
 
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GG
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GGPembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GG
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GGTri Widodo W. UTOMO
 
Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah kec. kabawo kab. muna
Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah kec. kabawo kab. munaProposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah kec. kabawo kab. muna
Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah kec. kabawo kab. munaOperator Warnet Vast Raha
 
Pengawasan, koordinasi dan pembinaan di tingkat kecamatan
Pengawasan, koordinasi dan pembinaan di tingkat kecamatanPengawasan, koordinasi dan pembinaan di tingkat kecamatan
Pengawasan, koordinasi dan pembinaan di tingkat kecamatanAndi Aswin Sprs
 
Kebijakan pengembangan asn 25 01 2016
Kebijakan pengembangan asn 25 01 2016Kebijakan pengembangan asn 25 01 2016
Kebijakan pengembangan asn 25 01 2016Mariman Darto
 
Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten...
Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten...Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten...
Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten...Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 

What's hot (12)

analisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisisanalisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisis
 
Seminar proposal
Seminar proposalSeminar proposal
Seminar proposal
 
Tugas kelompok kesbangpol ok ACHMAD AVANDI,SE,MM
Tugas kelompok kesbangpol  ok  ACHMAD AVANDI,SE,MMTugas kelompok kesbangpol  ok  ACHMAD AVANDI,SE,MM
Tugas kelompok kesbangpol ok ACHMAD AVANDI,SE,MM
 
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GG
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GGPembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GG
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GG
 
Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah kec. kabawo kab. muna
Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah kec. kabawo kab. munaProposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah kec. kabawo kab. muna
Proposal penerapan fungsi koordinasi aparat pemerintah kec. kabawo kab. muna
 
pk 2017 inspektorat
pk 2017 inspektoratpk 2017 inspektorat
pk 2017 inspektorat
 
Dampak implementasi perencanaan pembangunan daerah
Dampak implementasi perencanaan pembangunan daerahDampak implementasi perencanaan pembangunan daerah
Dampak implementasi perencanaan pembangunan daerah
 
623 9044-1-pb
623 9044-1-pb623 9044-1-pb
623 9044-1-pb
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
Pengawasan, koordinasi dan pembinaan di tingkat kecamatan
Pengawasan, koordinasi dan pembinaan di tingkat kecamatanPengawasan, koordinasi dan pembinaan di tingkat kecamatan
Pengawasan, koordinasi dan pembinaan di tingkat kecamatan
 
Kebijakan pengembangan asn 25 01 2016
Kebijakan pengembangan asn 25 01 2016Kebijakan pengembangan asn 25 01 2016
Kebijakan pengembangan asn 25 01 2016
 
Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten...
Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten...Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten...
Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah Di Kabupaten...
 

Similar to 82 143-1-sm

11160158 melly hergiyanti ...
11160158 melly hergiyanti ...11160158 melly hergiyanti ...
11160158 melly hergiyanti ...MellyHergiyanti
 
dinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDdinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDRustan Amarullah
 
9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf
9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf
9-Article Text-10-1-10-20210420.pdfihsan583652
 
Bab i irman
Bab i irmanBab i irman
Bab i irmanuyeeeman
 
Bahan Materi Forum Skpd Badiklat Dan Kepegawaian
Bahan Materi Forum Skpd Badiklat Dan KepegawaianBahan Materi Forum Skpd Badiklat Dan Kepegawaian
Bahan Materi Forum Skpd Badiklat Dan KepegawaianHadiHartono Berkata
 
Tabel seminar konsentrasi
Tabel seminar konsentrasiTabel seminar konsentrasi
Tabel seminar konsentrasiSefnad Bagau
 
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)temanna #LABEDDU
 
Analisis kebutuhan personil dan penataan manajemen kepegawaian provinsi
Analisis kebutuhan personil dan penataan manajemen kepegawaian provinsiAnalisis kebutuhan personil dan penataan manajemen kepegawaian provinsi
Analisis kebutuhan personil dan penataan manajemen kepegawaian provinsiBidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Presentasi skripsi
Presentasi skripsiPresentasi skripsi
Presentasi skripsiridwanf4uzy
 
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...National Institute of Administration Public
 
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJAHUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJAAbby Lee
 
Slideprofil Kanreg X
Slideprofil Kanreg XSlideprofil Kanreg X
Slideprofil Kanreg Xpiping666
 
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...Ahmad Irfansyah
 
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DAN FASILITAS KER...
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DAN FASILITAS KER...PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DAN FASILITAS KER...
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DAN FASILITAS KER...RosalinaKartikaSari1
 

Similar to 82 143-1-sm (20)

11160158 melly hergiyanti ...
11160158 melly hergiyanti ...11160158 melly hergiyanti ...
11160158 melly hergiyanti ...
 
dinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSDdinamika pembinaan manajemen PNSD
dinamika pembinaan manajemen PNSD
 
9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf
9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf
9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf
 
baru.pdf
baru.pdfbaru.pdf
baru.pdf
 
06 ruliaty
06 ruliaty06 ruliaty
06 ruliaty
 
Bab i irman
Bab i irmanBab i irman
Bab i irman
 
Bahan Materi Forum Skpd Badiklat Dan Kepegawaian
Bahan Materi Forum Skpd Badiklat Dan KepegawaianBahan Materi Forum Skpd Badiklat Dan Kepegawaian
Bahan Materi Forum Skpd Badiklat Dan Kepegawaian
 
Tabel seminar konsentrasi
Tabel seminar konsentrasiTabel seminar konsentrasi
Tabel seminar konsentrasi
 
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)
 
Analisis kebutuhan personil dan penataan manajemen kepegawaian provinsi
Analisis kebutuhan personil dan penataan manajemen kepegawaian provinsiAnalisis kebutuhan personil dan penataan manajemen kepegawaian provinsi
Analisis kebutuhan personil dan penataan manajemen kepegawaian provinsi
 
Presentasi skripsi
Presentasi skripsiPresentasi skripsi
Presentasi skripsi
 
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
 
Jurnal msdm
Jurnal msdmJurnal msdm
Jurnal msdm
 
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJAHUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA
HUBUNGAN PARTISIPASI TERHADAP KINERJA
 
Sdm sambutan sosialisasi
Sdm sambutan sosialisasiSdm sambutan sosialisasi
Sdm sambutan sosialisasi
 
Slideprofil Kanreg X
Slideprofil Kanreg XSlideprofil Kanreg X
Slideprofil Kanreg X
 
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
ANALISIS KINERJA APARATUR PEMERINTAH PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUSI B...
 
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DAN FASILITAS KER...
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DAN FASILITAS KER...PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DAN FASILITAS KER...
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DAN FASILITAS KER...
 
1698-Article Text-3993-1-10-20221019.pdf
1698-Article Text-3993-1-10-20221019.pdf1698-Article Text-3993-1-10-20221019.pdf
1698-Article Text-3993-1-10-20221019.pdf
 
jurnal rudi azhar susiliwati-susilawati.pdf
jurnal rudi azhar susiliwati-susilawati.pdfjurnal rudi azhar susiliwati-susilawati.pdf
jurnal rudi azhar susiliwati-susilawati.pdf
 

More from Wahono Syahida

Deskripsi isu strategis di lingkup eselon iii
Deskripsi isu strategis di lingkup eselon iiiDeskripsi isu strategis di lingkup eselon iii
Deskripsi isu strategis di lingkup eselon iiiWahono Syahida
 
Jadwal tas genap 2014 revisi
Jadwal tas genap 2014 revisi Jadwal tas genap 2014 revisi
Jadwal tas genap 2014 revisi Wahono Syahida
 
Develop an iain walisongo administrative staff to become excelent university
Develop an iain walisongo administrative staff  to become excelent universityDevelop an iain walisongo administrative staff  to become excelent university
Develop an iain walisongo administrative staff to become excelent universityWahono Syahida
 
Develop an administrative staff iain walisongo to become staff with excellen...
Develop an administrative staff  iain walisongo to become staff with excellen...Develop an administrative staff  iain walisongo to become staff with excellen...
Develop an administrative staff iain walisongo to become staff with excellen...Wahono Syahida
 
Uas manajemen keuangan
Uas manajemen keuanganUas manajemen keuangan
Uas manajemen keuanganWahono Syahida
 
Sistem pendidikan finlandia
Sistem pendidikan finlandiaSistem pendidikan finlandia
Sistem pendidikan finlandiaWahono Syahida
 
Pendidikan terbaik di_dunia
Pendidikan terbaik di_duniaPendidikan terbaik di_dunia
Pendidikan terbaik di_duniaWahono Syahida
 
Enhancing workforce excellence in the public service
Enhancing workforce excellence in the public serviceEnhancing workforce excellence in the public service
Enhancing workforce excellence in the public serviceWahono Syahida
 
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompokTumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompokWahono Syahida
 
Soal test akhir semeste4 profesi hukum
Soal test akhir semeste4 profesi hukumSoal test akhir semeste4 profesi hukum
Soal test akhir semeste4 profesi hukumWahono Syahida
 
Soal test akhir semeste1
Soal test akhir semeste1Soal test akhir semeste1
Soal test akhir semeste1Wahono Syahida
 
1. borang fak syariah 2013 final 20 agustus 2013-falak
1. borang fak syariah 2013 final  20 agustus 2013-falak1. borang fak syariah 2013 final  20 agustus 2013-falak
1. borang fak syariah 2013 final 20 agustus 2013-falakWahono Syahida
 
Sk workshop kualitas sdm_2012
Sk workshop kualitas sdm_2012Sk workshop kualitas sdm_2012
Sk workshop kualitas sdm_2012Wahono Syahida
 
Surtug peserta peningkatan kualitas sdm
Surtug peserta peningkatan kualitas sdmSurtug peserta peningkatan kualitas sdm
Surtug peserta peningkatan kualitas sdmWahono Syahida
 
Jawaban tugas uji bera rata
Jawaban tugas uji bera rataJawaban tugas uji bera rata
Jawaban tugas uji bera rataWahono Syahida
 

More from Wahono Syahida (20)

Deskripsi isu strategis di lingkup eselon iii
Deskripsi isu strategis di lingkup eselon iiiDeskripsi isu strategis di lingkup eselon iii
Deskripsi isu strategis di lingkup eselon iii
 
Jadwal tas genap 2014 revisi
Jadwal tas genap 2014 revisi Jadwal tas genap 2014 revisi
Jadwal tas genap 2014 revisi
 
Soal naili anafah
Soal naili anafahSoal naili anafah
Soal naili anafah
 
Develop an iain walisongo administrative staff to become excelent university
Develop an iain walisongo administrative staff  to become excelent universityDevelop an iain walisongo administrative staff  to become excelent university
Develop an iain walisongo administrative staff to become excelent university
 
Develop an administrative staff iain walisongo to become staff with excellen...
Develop an administrative staff  iain walisongo to become staff with excellen...Develop an administrative staff  iain walisongo to become staff with excellen...
Develop an administrative staff iain walisongo to become staff with excellen...
 
Uas alma
Uas almaUas alma
Uas alma
 
Uas analisa lap keu
Uas analisa lap keuUas analisa lap keu
Uas analisa lap keu
 
Uas manajemen keuangan
Uas manajemen keuanganUas manajemen keuangan
Uas manajemen keuangan
 
Sistem pendidikan finlandia
Sistem pendidikan finlandiaSistem pendidikan finlandia
Sistem pendidikan finlandia
 
Pendidikan terbaik di_dunia
Pendidikan terbaik di_duniaPendidikan terbaik di_dunia
Pendidikan terbaik di_dunia
 
Kurikulumjepang
KurikulumjepangKurikulumjepang
Kurikulumjepang
 
Enhancing workforce excellence in the public service
Enhancing workforce excellence in the public serviceEnhancing workforce excellence in the public service
Enhancing workforce excellence in the public service
 
Syair agus rusmanto
Syair agus rusmantoSyair agus rusmanto
Syair agus rusmanto
 
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompokTumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
 
Soal test akhir semeste4 profesi hukum
Soal test akhir semeste4 profesi hukumSoal test akhir semeste4 profesi hukum
Soal test akhir semeste4 profesi hukum
 
Soal test akhir semeste1
Soal test akhir semeste1Soal test akhir semeste1
Soal test akhir semeste1
 
1. borang fak syariah 2013 final 20 agustus 2013-falak
1. borang fak syariah 2013 final  20 agustus 2013-falak1. borang fak syariah 2013 final  20 agustus 2013-falak
1. borang fak syariah 2013 final 20 agustus 2013-falak
 
Sk workshop kualitas sdm_2012
Sk workshop kualitas sdm_2012Sk workshop kualitas sdm_2012
Sk workshop kualitas sdm_2012
 
Surtug peserta peningkatan kualitas sdm
Surtug peserta peningkatan kualitas sdmSurtug peserta peningkatan kualitas sdm
Surtug peserta peningkatan kualitas sdm
 
Jawaban tugas uji bera rata
Jawaban tugas uji bera rataJawaban tugas uji bera rata
Jawaban tugas uji bera rata
 

82 143-1-sm

  • 1. ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA KERJA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEBUMEN Oleh : Heri Susanto *) dan Nuraini Aisiyah **) ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan budaya kerja terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen melalui motivasi sebagai variabel intervening. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang didukung analisis deskriptif kualitatif, sehingga dalam penelitian ini penulis akan membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya dan membuat analisis perhitungan berdasarkan data yang ada serta mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner sebanyak 85 (delapan puluh lima ) responden yang juga sebagai populasi penelitian. Data kuesioner kemudian diuji dengan analisis Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menytakan bahwa: 1. Kepemimpinan (X1) tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan. 2. Budaya kerja (X2) mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan. 3. Motivasi (Y1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2). 4. Kepemimpinan (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi (Y1). 5. Budaya kerja (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (Y1). 6. Kepemimpinan (X1), budaya kerja (X2) dan motivasi (Y1) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2). 7. Dari ketiga variabel yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan (Y2) adalah motivasi kerja (Y1) Kata kunci : kepemimpinan, budaya kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau UUPA, merupakan penjabaran dari pasal 33 ayat 3 UndangUndang Dasar tahun 1945 sebagai landasan dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia agar mengelola sumber daya alam ( Natural Resource) dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat. konstitusional yang mewajibkankan aparatur negara *) Heri Susanto : adalah Pegawai Pertanahan Kabupaten Kebumen Jawa Tengah **) Nuraini Aisiyah : adalah Dosen Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 15
  • 2. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 26 tahun 1988, yang sudah diubah menjadi Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003, yang diubah lagi menjadi Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 merupakan Lembaga Pemerintah non Departemen yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden, yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi dibidang pertanahan tersebut oleh pemerintah dikeluarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia nomor 4 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan. Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen sebagai bagian dari organisasi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia yang melayani masyarakat dibidang pertanahan, dalam mengelola pertanahan harus dapat memberikan kontribusi secara nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, untuk itu dalam melaksanakan setiap tugas dan fungsi dibidang pertanahan harus mengacu pada terciptanya Catur Tertib Pertanahan, yaitu : tertib hukum pertanahan, tertib administrasi pertanahan, tertib penggunaan tanah dan tertib kelestarian alam dan lingkungan hidup. dalam Intruksi Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 3 tahun 1993 tentang peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan masyarakat dibidang pertanahan, yang telah disempurnakan menjadi Peraturan Kepala badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan. Salah satu perwujudan pelayanan umum di bidang pertanahan adalah pelayanan pendaftaran tanah yang terkait dengan perbuatan hukum maupun hubungan hukum antara tanah dengan masyarakat baik antar individu maupun dengan badan hukum yang berupa jual beli tanah, hibah, pembagian hak bersama/pembagian warisan maupun pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum. Kenyataannya secara umum Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada seluruh masyarakat menghadapi kendala yang menyangkut tiga unsur yaitu : sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta peraturan perundang-undangan yang mendasarinya. Salah satu masalah sumber daya manusia yang dimaksud adalah jumlah karyawan yang terbatas ,baik kuantitas maupun kualitasnya yang tidak sebanding dengan masalah yang dihadapi di lapangan yang membutuhkan penanganan penyelesaian masalah pertanahan. Demikian juga kebutuhan sarana dan Untuk melaksanakan tugas tersebut sistem/ prasarana baik menyangkut gedung perkantoran, peralatan kerja, dana operasional kantor maupun model pelayanan pertanahan yang ada harus mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan sarana penunjang pelayanan yang masih sangat terbatas. Disamping itu masih berlakunya peraturan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Pelayanan Umum dan Undang-undang kepegawaian yang lama karena sudah tidak bisa Republik Indonesia nomor 25 tahun 2010 tentang Pelayanan Publik yang secara teknis telah dijabarkan mengikuti dinamika perkembangan jaman di era reformasi ini dengan tuntutan pelayanan yang serba cepat, tepat dan murah. oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia 16 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
  • 3. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ Masih sering dijumpai keluhan masyarakat berkaitan dengan lamanya / waktu penyelesaian pengaruh kepemimpinan, budaya kerja, motivasi permohonan pendaftaran tanah yang belum jelas hal ini juga didasarkan dari rekapitulasi produktifitas sertipikat yang telah dihasilkan tiap bulan tidak ada 1000 (seribu) bidang tanah. ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA KERJA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KANTOR PERTANAHAN Kualitas aparatur yang masih berkinerja rendah ini juga diakui oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN), bahwa masih banyak Pegawai Negeri Sipil yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas. Secara umum birokrasi pemerintahan belum efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya, berjalan lambat, belum proporsional dan profesional. Hampir 50% Pegawai Negeri Sipil belum produktif, efisien, dan efektif, ditinjau dari aspek kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan, dan pengawasan (Sinar Harapan, 15 Januari 2004). Di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen masih terdapat perbedaan yang cukup besar antara kinerja karyawan yang satu dengan kinerja karyawan yang lainnya. Perbedaan tersebut bisa terjadi karena banyak karyawan dalam bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan standar minimal yang menjadi budayanya, sementara ada karyawan yang lainnya dapat bekerja secara aktif, antusias mengabdikan dirinya untuk kepentingan organisasi. Untuk menghasilkan kinerja yang produktif dari setiap karyawan tersebut maka seorang pemimpin perlu memberikan motivasi yang dapat mengarah terciptanya budaya kerja yang kuat artinya setiap karyawan harus mampu secara mandiri, kreatif dan dinamis dalam menyelesaikan tugas yang diberikan pimpinan dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Atas dasar kondisi kepemimpinan, budaya kerja dan motivasi dan kinerja yang belum optimal di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen , penulis terhadap kinerja karyawan dengan judul : KABUPATEN KEBUMEN B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang masalah yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen dan berdasarkan beberapa pokok permasalahan yang berhasil diidentifikasi, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen? 2. Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap motivasi karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen? 3. Apakah kepemimpinan dan budaya kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen? 4. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan kabupaten Kebumen? 5. Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen? 6. Apakah motivasi berpegaruh terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen? akan melakukan penelitian untuk mengetahui Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 17
  • 4. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ 7. c. Apakah kepemimpinan, budaya kerja dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh Bermanfaat pula bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan khususnya menyangkut masalah Kinerja Organisasi terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian A. Teori Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui tentang : 1. dalam LANDASAN TEORI 1. Karyawan a. Pengaruh kepemimpinan, budaya kerja terhadap motivasi karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen. b. c. Pengaruh kepemimpinan, budaya kerja terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen. d. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen e. 2. Pengaruh kepemimpinan dan budaya kerja secara bersama-sama terhadap motivasi karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen. Pengaruh kepemimpinan dan budaya kerja dengan motivasi sebagai Variabel Intervening secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen. Manfaat Penelitian a. Memberikan motivasi kepada karyawan untuk dapat bekerja secara optimal di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen. b. Menciptakan budaya kerja kuat dari karyawan baik secara individu maupun bersama sama di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen agar menghasilkan kinerja yang tinggi. 18 Kepemimpinan Kepemimpinan diadopsi dari bahasa Ingris yaitu leadership yang berasal dari dari akar kata to lead yang berarti memimpin. Dari pengertian ini jelaslah bahwa pemimpin adalah seseorang yang memimpin orang lain dengan cara memberikan petunjuk, atau dengan dimaknai secara lebih formal, bahwa dalam menjalankan kepemimpinan seseorang tersebut memberikan perintah - perintah (Sulistyani,2008:10). Kepemimpinan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dalam melakukan inisiasi terhadap kelompok perlu didukung oleh kemampuan pemimpin sebagai modal utama yang berasal dari dalam diri seorang pemimpin itu sendiri yang merupakan faktor intrinsik yang berupa ability/ kemampuan, capability/kesanggupan dan personality/kepribadian (Sulistiyani,2008:21-22) Menurut Robbin dan Coulter (2004) kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan-tujuan. Kepemimpinan lebih mendasarkan pada sebuah iktikad untuk melakukan peran mempengaruhi dan mengarahkan secara efektif agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Tanggung jawab pemimpin adalah memberikan jawaban secara arif, efektip, dan produktif atas berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi zamannya, yang Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
  • 5. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ dilakukan bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Untuk itu setiap pemimpin perlu b. Menurut memenuhi kompetensi dan kualifikasi tertentu. Tantangan manajemen pada Abad ke-21 adalah berkaitan dengan “knowledge worker”, yang memerlukan paradigma manajemen baru, strategi c. (dalam Sulistyani, 2008) kebutuhan individu bermula dari pemenuhan kebutuhan fisiologis (makan, minum ,sandang, tempat tinggal), kemudian meningkat ke kebutuhan keamanan (perlindungan dan stabilitas), kebutuhan sosial (perasaan memiliki dan diterima kelompok, kekeluargaan, persahabatan),kebutuhan harga diri(status, kehormatan diri, penghargaan, pengakuan, reputasi dan prestasi) dan kebutuhan aktualisasi diri (penggunaan potensi diri pertumbuhan dan pengembangan diri Lebih lanjut Adair dengan model ACL (Action Centred Leadership) mengemukakan bahwa kepemimpinan seseorang dapat didekati dengan berbagai cara, dintaranya adalah: Dalam pendekatan ini ditekankan kepemimpinan seseorang adalah pembawaan yang secara fakta memiliki kualitas kepemimpinan. Dalam pendekatan ini seorang pemimpin menyiratkan kecenderungan memiliki kualitas yang dikagumi dan diharapkan pengikutnya. Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai integritas yaitu kualitas yang membuat orang lain mempercayai. Tanpa integritas tentu kepemimpinan seseorang tidak ada artinya. Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 Kebutuhan Individu Penerapan teori Maslow dikutib “Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki kepribadian dan watak tertentu yang sesuai dengan situasi umum, didukung kemampuan teknis dan pengalaman yang relevan, yang mampu menyediakan fungsi yang diperlukan untuk menuntun kelompok mencapai tujuan dan dalam waktu yang bersamaan memelihara dan membangun persatuan tim”. Pendekatan kualitas kepemimpinan seseorang ini keadaan yang membuat salah satu gaya kepemimpinan lebih cocok dibanding gaya yang lain. Ilyas (2008: 14) menyatakan bahwa: a. pendekatan kepemimpinan seseorang akan mengalami perubahan diantara dua sisi yaitu orientasi tugas dan kepekaan (hubungan antar manusia) serta berusaha memprediksi baru, pemimpin perubahan, tantangan informasi, produktivitas pegawai berbasis pengetahuan, dan kemampuan mengelola diri sendiri . John Adair dalam bukunya Leadership and Motivation yang diterjemahkan oleh Fairano Pendekatan Situasional (Teori Kontingensi) d. Fungsi Kepemimpinan dan Manajemen Catatan fungsi kepemimpinan (perencanaan, pemrakarsaan, pengendalian, pendukungan, penginformasian dan pengevaluasian) Adair yang dihubungkan dengan fungsi yang digagas Henry Fayol memastikan tiga wilayah kebutuhan tugas, tim atau kelompok, dan individu bertemu. Teori ini kemudian menjelaskan bahwa fungsi klasik perencanaan dapat mempengaruhi kedua wilayah, baik baik maupun buruk. 19
  • 6. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ e. Kontinum Pembuatan Keputusan 2. Budaya Kerja dicetuskan oleh R.Tannenbaum dan W.H.Schimdt. dalam Thoha (2001:50) Menurut Hartanto (2009) Budaya dapat didefinisikan sebagai totalitas dari keyakinan, sikap, pola perilaku, kelembagaan, seni, tradisi dikutib (dalam Sulistyani, 2008:115), Gaya kepemimpinan sendiri dapat bergerak secara dan produk pikiran manusia yang menjadi karakteristik dari suatu komunitas di dalam suatu continuum dari kutub otokrasi menuju kutub demokrasi dan sebaliknya secara fleksibel dengan memperhatikan kehendak untuk mempersempit atau melonggarkan lingkungan sosial. Budaya terbentuk dari berbagai simbol, ritual, dan tata nilai, keyakinan, partisipasi anak buah. Lebih lanjut Hartanto (2009) mendifinikan budaya kerja adalah suatu sistem makna yang terkait dengan kerja, pekerjaan dan interaksi kerja yang disepakati bersama dan digunakan di dalam kehidupan kerja sehari-hari. Teori continuum pertama kali f. Tingkat Kepemimpinan Kepemimpinan berada dalam berbagai tingkat. Tingkat terbawah, tingkat operasional ,tingkat strategis dan tingkat puncak pemimpin seluruh organisasi. 1). Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional menunjuk pada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaransasaran tersebut. 2). Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan transaksional memungkinkan pemimpin memotivasi dan mempengaruhi bawahan dengan cara mempertukarkan reward dengan kinerja tertentu. 3). Kepemimpinan Karismatik Kepemimpinan karismatik selama ini selalu identik dengan pengamatan pemimpin di politik dan keagamaan bukan kepemimpinan organisasi dan perusahaan 20 gagasan, makna serta pola perilaku yang banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Lahirnya budaya kerja di suatu organisasi merupakan hasil perpaduan dari semangat kerja sama antar individu karyawan dengan dipengaruhi oleh semangat terbesar dan individu terkuat dari salah satu individu di organisasi tersebut. Semangat terkuat itu pada umumnya merupakan semangat milik pemimpin organisasi tersebut yang akan menggerakkan dan mempengaruhi semangat dari individu lainnya, kemudian menyatukan dalam satu irama kerja yang sama. Definisi budaya kerja menurut Keputusan Menteri Pendayayagunaan Aparatur Negara nomor 25/Kep/M.Pan/4/2002 tentang Pengembangan Budaya Kerja aparatur Negara adalah sikap danmperilaku individu kelompok aparatur negara yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan menjadi sifat serta kebiasan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari. Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
  • 7. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ Keputusan Menpan nomor 25/Kep M.Pan/ 4/2002 ini merupakan pedoman dan mekanisme dalam melaksanakan dan memantau perkembangan budaya kerja aparatur negara pada lingkungan instansi/lembaga masing-masing, untuk menumbuhkan dan meningkatkan semangat/ etos kerja, disiplin dan tanggung jawab moral aparatur secara terus menerus dan konsisten, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Nilai-nilai budaya kerja pada prinsipnya terbagi menjadi lima kelompok besar meliputi : Nilai Sosial, Nilai Demokratik, Nilai Birokratik, Nilai Profesional, Nilai Ekonomik. 3. Motivasi Kerja Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti “menggerakkan” (to move) . Ada beberapa macam rumusan untuk istilah motivasi. Menurut Robbins (2003 ) Motivasi karyawan (employee motivation) adalah kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya, untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu. Teori hierarkhi kebutuhan Abraham Maslow dalam Sigit (2003:46) dikutib (dalam Sulistyani, 2008:168) dalam teori motivasinya mendasarkan pada tingkat kebutuhan menurut bagi seorang individu untuk menerima dirinya dan untuk merasa puas dengan dirinya sendiri, yang terjadi ketika individu bekerja bersamasama dengan orang lain. Dimensi kedua dari kebutuhan akan penghargaan adalah kebutuhan untuk menerima pengakuan dan penghargaan dari orang yang menjadi temannya. Kebutuhan pada hierarki tertinggi menurut Maslow adalah kebutuhan aktualisasi diri, yang merupakan kebutuhan untuk mencapai kemampuan yang sepenuhnya dengan caranya sendiri. Kebutuhan lain yang tidak dimaksukkan dalam hierarki tersebut adalah kebutuhan akan keindahan dan kebutuhan akan pengenalan. Maslow mengatakan lebih lanjut bahwa kelompok-kelompok kebutuhan ini membentuk susunan untuk memotivasi orang. Implementasi teori motivasi dua faktor Frederick Herzberg yang diulas Sigit (2003) dikutib (dalam Sulistyani,2008:175) dengan mengetengahkan asumsi-asumsi terkait dengan munculnya motivasi, terdapat dua rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang dalam kerjanya yaitu faktor yang membuat orang puas dan yang membuat orang tidak puas. Adapun faktor-faktor tersebut dibagi dalam kelompok besar faktor intrinsik dan faktor ektrinsik. Faktor intrinsik meliputi prestasi, pengakuan, tanggungjawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan berkembang. Adapun faktor ektrinsik meliputi: prioritas kekuatannya. Pada tingkat terendah kebutuhan yang harus dipenuhi adalah kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial. dan upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, prosedur kerja, kualitas supervisi, kualitas hubungan. Kebutuhan akan kesehatan menurut Herzberg adalah kondisi kerja fisik, suasana kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan ini mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama adalah kebutuhan akan harga diri, kemampuan hubungan antara pimpinan dan bawahan, kebijakan pengawasan, gaji atau upah, dan bermacam-macam kesejahteraan sosial. Teori Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 21
  • 8. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ motivasi yang berhubungan erat dengan konsep belajar, McClelland berpendapat bahwa banyak kebutuhan diperoleh dari kebudayaan (McClelland dalam Gibson et al.,1997) dikutib (dalam Arifin,2010:40), ada 3 dari kebutuhan itu adalah; kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kemampuan, inspirasi dan kemauan, selanjutnya, tingkatan kinerja karyawan dapat dikelompokan ke dalam; tingkatan kinerja tinggi, menengah atau rendah. Seorang karyawan dapat dikelompokan afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan. 4. Dengan demikian menurut Mardiasmo kinerja pegawai itu dipengaruhi oleh motivasi, kedalam tingkatan kinerja tertentu denga karena aspek-aspek, seperti; efektivitas, efisiensi, keamanan dan kepuasan pelanggan/pihak dapat dipenuhi. Kinerja Menurut Mahsun (2006:25), kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok. Kinerja seseorang/kelompok bisa diketahui apabila kriteria keberhasilan telah ditetapkan terlebih dahulu. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. (Mardiasmo,2006:90) menyatakan bahwa akuntabilitas kinerja organisasi akan tercapai apabila adanya kondisi di mana di dalamnya individu, tim dan organisasi merasa : 1) Termotivasi untuk melaksanakan wewenang mereka dan/atau memenuhi tanggungjawab; 2). Mendorong untuk melaksanakan kerja mereka dan mencapai hasil yang diinginkan; 3). Memberikan inspirasi untuk membagi (melaporkan) hasil mereka dan Tingkat keberhasilan seseorang di dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dinamakan level of performance (Vroom, 1964 ). Orang yang level of performance tinggi dikatakan produktif, sedang orang yang level of performance tidak mencapai standar disebut tidak produktif atau performance rendah. B. Kerangka Pikir Berdasarkan perumusan masalah tersebut dan dasar-dasar teori, variabel dan indikator-indikator kepemimpinan,budaya kerja, dan motivasi sebagi Variabel Intervening terhadap kinerja, maka ditentukan model penelitian sebagai berikut : Gambar 1 : Kerangka Pikir H4 KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN H1 H3 MOTIVASI MOTIVASI H7 H6 H2 KINERJA KINERJA H5 4) Kemauan untuk menerima kewajiban atas hasil tertentu. 22 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
  • 9. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ C. Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir dan landasan teori yang ada, maka hepotesis dalam penelitian ini adalah : H1: Kepemimpinan berpengaruh terhadap Motivasi kerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen. analisis perhitungan berdasarkan data yang ada serta mendiskrifsikannya secara sistematis, faktual dan akurat mengenai falta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. 1. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen yang sudah menjadi pegawai negeri sipil sedang yang H2: Budaya kerja berpengaruh terhadap Motivasi kerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen menjadi obyek penelitian ini adalah Kepemimpinan , budaya kerja dan motivasi serta kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen. H3: Kepemimpinan dan Budaya kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap Motivasi kerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen. Subyek dan Obyek Penelitian 2. H4: Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen Populasi Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik sensus (Singarimbun dan Effendi, 2008:151) artinya semua populasi dijadikan sebagai subyek penelitian berdasarkan presisi yang menjadi mutlak karena nilai taksiran sama dengan nilai parameter, dimana indikator derajad keseragaman (degre of indicator) dari populasi tinggi. H5: Budaya kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen H6: Motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen 3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional H7: Kepemimpinan, Budaya kerja dan Motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen 1. Variabel Penelitian a. Independen Variabel / Variabel Bebas Dalam penelitian ini yang menjadi variable bebas adalah : METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif 1). Kepemimpinan = X1 dan 2). Budaya kerja = X2 yang didukung analisis deskriptif kualitatif, sehingga dalam hal ini penulis akan membuktikan hipótesis yang telah dirumuskan sebelumnya dan membuat Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 23
  • 10. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ b. Variabel Antara / Intervening Dalam penelitian ini yang menjadi variable antara/intervening adalah : Motivasi Karyawan c. 4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data 1. Pada penelitian ini akan dikumpulkan = Y1 adalah data primer berupa . data mengenai kepemimpinan, budaya kerja dan motivasi kerja maupun kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen. Dependen Variabel / Variabel Terikat Kinerja karyawan = Y2. 2. Jenis Data Definisi Operasional a. Kepemimpinan (X1) Indikator kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Kedisiplinan, 2) Keteladanan, 3) Ketegasan, 4) Keterbukaan, 5) Keadilan b. Budaya kerja (X2) Indikator budaya kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Kreatif, 2) Ketekunan, 3) Kerjasama, 4) Integritas, 5) Rasionalitas c. Motivasi (Y1) Indikator motivasi kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Semangat, 2) Berkarir, 3) Prestasi kerja, 4) Dihargai, 5) Belajar d. Kinerja (Y2) Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi dan data adalah kuesioner/angket yaitu metode untuk mengumpulkan data primer dengan menggunakan seperangkat daftar pertanyaan mengenai variabel yang diukur melalui perencanaan yang matang, disusun dan dikemas sedemikian rupa sehingga jawaban dari semua pertanyaan benar-benar dapat menggambarkan keadaan variabel yang sebenarnya. Khusus kuesioner untuk penilaian variabel kinerja karyawan akan dinilai oleh dua pihak, sesuai dengan teori Noe et all, (2006), bahwa penilaian kecakapan atau kinerja karyawan antara lain dilakukan dengan sistem umpan balik 360 derajat, yaitu suatu praktek penilaian yang dilakukan oleh manager (atasan), pengawas, bawahan, pelanggan dan diri sendiri. 1) Target kerja, 2) Tanggungjawab, 3) Kuantitas dan kualitas pekerjaan, 4) Kejujuran, 5) Loyalitas 24 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
  • 11. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ 5. Alat Analisa Data grafik, perhitungan median, mean, standart deviasi, perhitungan Untuk memperoleh penilaian kategori yang telah ditetapkan, maka tanggapan responden disusun ke dalam suatu tabulasi data yang kemudian diolah dan dipresentasikan dalam suatu tabulasi distribusi frekuensi selanjutnya dianalisis menggunakan program partial least prosentase, dan lain-lain (Sugiyono, 2007: 207). b. Analisis Inferensial Analisis Inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya digeneralisasikan untuk populasi. Adapun untuk kepentingan penelitian square/PLS. Data tabulasi tersebut digunakan untuk mendiskripsikan serta untuk menginterpretasikan tanggapan dari para responden terhadap masing-masing variable. ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan alat analisis Patial Least Square (PLS), yaitu SEM yang berbasis variance. Adapun software yang digunakan adalah Smart PLS. Kemudian untuk memperoleh hasil seberapa besar pengaruh kepemimpinandan dan budaya kerja dengan motivasi sebagai variabel intervening terhadap kinerja karyawan, dapat dilakukan perhitungan atau pengolahan data dengan menggunakan program partial least square /PLS. 1. Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis inferensial. a. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat c. Smart PLS Softwere Smart PLS ini diciptakan di Insitute of Operatiaon Management and Organization (School of Business0 University of Hamburg Jerman, menggunakan java Webstart Technology. Oleh karena itu untuk dapat menjalankan SmartPLS, software Java Runtime Environment (JRE) versi 1.4 harus di instal lebih dulu pada sistem komputer. JRE dapat didownload secara gratis di webpage Sun Microsystem Inc di http:/java.sun.com/j2se/1.4.2/ download.html kesimpulan yang berlaku untuk digeneralisasikan. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyiapan data dalam bentuk tabel, Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 25
  • 12. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ 6. Kerangka Konseptual Penelitian Gambar 2 Kerangka Konseptual Penelitian X 1.1 X 1.2 β X.1 X 1.3 X 1.4 β X 15 Y 1.1 Y 1.2 Y21 Y22 Y Y1 Y13 Y 1.4 Y23 Y15 Y 24 Y 2.5 β X 2.1 X 2.2 X.2 X23 X 2.4 β X 2.5 Keterangan : = Indikator = Variabel = Pengaruh secara tidak langsung = Pengaruh secara langsung Penjelasan : X1 X1 26 Y2 dengan variable intervening Y1 Y2 dengan variable intervening Y1 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
  • 13. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ 2. Uji Instrumen Instrumen yang valid berarti berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data Bentuk efek langsung dapat dilihat pada bagan berikut ini : Gambar 3 Model pengaruh langsung (mengukur) itu valid.Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dengan menggunakan X1 syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen yaitu instrumen yang berbentuk test untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen yang non test untuk mengukur sikap.Instrumen test berupa test jawabannya “ salah atau benar” sedangkan instrumen sikap jawabannya tidak ada yang “salah atau benar” tetapi bersifat positif atau negatif (Sugiyono, 2010:350). Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan validitas eksternal. Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Validitas internal instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity (validitas konstruks) dan content validity (validitas isi) sedangkan untuk instrumen yang non test yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi. Adapun instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam insrumen β22 Y2 Y1 Y Y2 Hubungan pengaruh langsung jika digambarkan kedalam diagram, akan tampak garis dan arah hubungan sebagai berikut : Gambar 4 Bagan model pengaruh langsung X1 X2 1. β21 β22 Y1 Y2 Pengaruh langsung variabel X1 terhadap variabel Y2 = β 21 2. Pengaruh langsung variabel X2 terhadap variabel Y2 = β 22 3.Pengaruh langsung variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y1 = β12 4. Pengaruh langsung variabel X1 terhadap variabel Y1 = γ11 5. Pengaruh langsung variabel X2 terhadap variabel Y1 = γ12 6. disusun berdasarkan luar atau fakta-fakta empiris yang telah ada. Y2 X2 instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan valid dan reliabel. Jadi instrumenyang valid dan reliabel merupakan β21 Pengaruh tidak langsung variabel X 1 terhadap Y2 melalui variabel Y1 = β1 7. Pengaruh langsung variabel X1, X2 danY1 secara bersama-sama terhadap Y2 = γ12 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 27
  • 14. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ Besarnya harga efek tidak langsung (indirect effect) yang ditunjukkan oleh besarnya Pengaruh secara bersama-sama variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y1= β12 persamaan dalam koefisien regresi yaitu : 1) Pengaruh secara bersama-sama variabel X1 dan X 2 melalui variabel Y 1 (variabel 1) Pengaruh tidak langsung variabel X 1 terhadap variabel Y2 melalui variabel Y1 yaitu X1 intervening) terhadap variabel Y 2 = γ12 Y2 = ( β11 ) ( β 21 ) Y1 Berikut ini disajikan bagan pengaruh langsung dan tidak langsung variabel bebas dengan variabel terikat baik secara sendiri-sendiri 2) Pengaruh tidak langsung variabel X 2 terhadap variabel Y2 melalui variabel Y1 yaitu X2 Y2 = ( β12 ) ( β 22 ) Y1 maupun secara bersama-sama Gambar 7 Bagan model pengaruh langsung Hubungan pengaruh tidak langsung jika digambarkan dalam diagram, akan tampak garis dan tidak langsung variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-sendiri maupun secara bersama dan arah hubungan sebagai berikut : Gambar 5 Bagan model pengaruh tidak langsung langsung X1 γ11 β11 β12 Y1 Y2 X2 X2 Hubungan pengaruh secara bersama-sama variabel X1, X2 dan Y1 terhadap variabel Y2 jika digambarkan kedalam diagram, akan tampak garis dan arah hubungan sebagai berikut : Gambar 6 Bagan model pengaruh secara bersama-sama terhadap Y2 β12 H3 γ11 H1 β12H1Y1 H3 γ12 γ12 H7 H6 Y2 Ha5 H2 Β22 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Kabupaten Kebumen memiliki luas wilayah 128.115,5 hektar dengan jumlah Penduduk sebanyak 1.222.343 jiwa , secara X1 β12 X2 H4 β21 X1 β12 Y1 Y2 administrasi terdiri dari 26 kecamatan yang terbagi menjadi 449 desa dan 11 kelurahan dengan batas administrasi : sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, sebelah Selatan berbatasan dengan Pantai selatan dan Kabupaten Cilacap dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Banyumas. 28 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
  • 15. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ 1. Tugas Pokok dan Fungsi pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu; Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia yang berada di Kabupaten Kebumen, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan, bahwa kantor pertanahan dipimpin oleh seorang kepala kantor dengan jabatan eselon IIIa. Kantor Pertanahan terdiri dari 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha dan 5 (lima) Seksi yang masing-masing dipimpin oleh pejabat eselon IVa, serta terdiri dari 2 (dua) urusan dan 12 (dua belas) sub seksi yang masingmasing dipimpin oleh pejabat eselon Va. Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kepada masyarakat di bidang pertanahan di Kabupaten Kebumen yang merupakan bagian dari tugas Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut kantor pertanahan mempunyai fungsi : penyusunan rencana, program dan penganggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan; 1) Pelayanan, perijinan dan rekomendasi di 2) Pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan dasar, pengukuran dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah. penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan penataan Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 tanah, pendaftaran tanah, pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah aset pemerintah; 5) Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat; 6) Penanganan konflik, sengketa dan perkara pertanahan; 7) Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah; 8) Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional (SISTANAS); 9) Pemberian penerangan dan informasi pertanahan kepada masyarakat, pemerintah dan swasta; 10) Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan; 11) Pengkoordinasian pengembangan sumberdaya manusia; 12) Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana, dan prasarana, perundangundangan serta pelayanan pertanahan. Sasaran strategis yang ingin dicapai dengan tugas pokok dan fungsi tersebut adalah sebagai berikut: a) bidang pertanahan; 3). Pelaksanaan 4) Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta peningkatan ketahanan pangan (Prosperity). 29
  • 16. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ b) Pertanahan berkontribusi secara nyata dalam peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T) (Equity). c) Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk mewujudkan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air serta melakukan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari (Social Welfare). d) Pertanahan berkontribusi secara nyata bagi terciptanya keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat (Sustainability). 2. Susunan Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen 1). Sub Bagian Tata Usaha Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi kepada semua satuan organisasi kantor pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program dan peraturan perundang-undangan. 2). Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas melakukan survei, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan, perapatam kerangka dasar, pengukuran batas kawasan / wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah, penyiapan pembinaan surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah. 3). Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan dan pembaharuan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan, pendataan dan penerbitan bekas tanah hak, pendaftaran, peralihan, pembebanan hak atas tanah serta pembinaan Pejabat pembuat Akta Tanah (PPAT). 4). Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah, penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lanilla. 5). Seksi Pengedalian dan Pemberdayaan Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah iritis serta pemberdayaan masyarakat. 30 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
  • 17. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ 6). Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan. 2. Data Hasil Penelitian 1). Karakteristik Obyek Penelitian Karakteristik berdasarkan jumlah pegawai pada Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Karakteristik Jumlah Pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen No. Unit Organisasi Jml Pimpinan Kantor Sub Bagian Tata Usaha Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaaan Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara 1 18 18 26 8 9 5 JUMLAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 85 Pejabat Struktural Eselon Staf / Pelaksana 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 2 2 2 15 15 21 5 6 2 6 14 64 Sumber data : Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen tahun 2010 Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan pegawai pada Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan No. Pendidikan Terakhir 1. Pasca Sarjana (S-2) 2. Sarjana (S-1) / Diploma IV (D IV) 3. Diploma (DII& III) 4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 5. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) JUMLAH Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 Jumlah Prosentasi 1 1,16 31 36,15 4 4,65 47 55,81 2 2.33 85 100,00 31
  • 18. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ 3. Analisa Data Analisis Inferensial Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dianalisis menggunakan alat analisis Partial Least Square/ PLS dengan hasil sebagai berikut : Gambar 8 : Model Penelitian Mula-mula Gambar mula-mula menguji unidimensionalitas dari masing-masing konstruk dengan melihat convergent validitiy dari masingmasing indikator konstruk. Menurut Chin (1998), suatu indikator dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jika nilainnya lebih besar dari 0,70. Sedangkan loading factor 0,50 sampai 0,60 masih dapat dipertahankan untuk model yang masih dalam tahap pengembangan. Berdasarkan kriteria-kriteria ini indikator-indikator yang nialinya loadingnya kurang dari 0,50 kita drop/ dieleminasi dari analisis. a. Uji Valididitas dan Reliabilitas ButirButir Kuesioner Dalam Penelitian. Pengujian validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner. Kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kusioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesiner tersebut. Untuk menguji apakah setiap butir pertanyaan dapat mengungkapkan variabel yang diteliti, dalam penelitian ini validitas menggunakan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk dengan SPSS. 32 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
  • 19. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ b. Uji Validitas / Validity (Convergent Validity dan Discriminant Validity) Convergent Validity Menguji unidimensionalitas dari masing-masing konstruk dengan melihat convergent validitiy dari masing-masing indikator konstruk. Menurut Chin (1998), suatu indikator dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jika nilainnya lebih besar dari 0,70. Sedangkan loading factor 0,50 sampai 0,60 masih dapat dipertahankan untuk model yang masih dalam tahap pengembangan. Berdasarkan kriteriakriteria ini indikator-indikator yang nialinya loadingnya kurang dari 0,50 kita drop dari analisis. Untuk konstruk motivasi yang harus didrop adalah indikator motivasi 3. Konstruk budaya kerja yang di drop adalah indikator budaya kerja 3. Langkah berikutnya adalah mengeksekusi kembali setelah beberapa indikator yang loading factor dibawah 0,50 dibuang. Berikut ini adalah hasil estimasi setelah indikator motivasi 3 dan budaya kerja 3 dieliminasi. Gambar 9 : Model Penelitian Yang Baru Berdasarkan gambar di atas nampak bahwa semua loading factor nilainya diatas 0,5 hal ini dapat disimpulkan bahwa konstruk mempunyai convergent validity yang baik. Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 33
  • 20. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ Berikut hasil estimasi koefisien jalur : a. Pengaruh Kepemimpinan (X1) terhadap Motivasi (Y1) dan Kinerja (Y2) Pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi nilai T-Statistik adalah 3,920 sedangkan ketentuannya T-Statistik (t-hitung) > t-tabel (3,920 > 1,700) maka pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi adalah signifikan, dengan koefisien jalur 0,478 lihat tabel 4.19 (dari kolom original sample estimate). Sedangkan pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja adalah tidak signifikan, dengan koefisien jalur 0,189 lihat tabel 4.19 (dari kolom original sample estimate) hal ini dapat kita lihat dari nilai T-Statistiknya 1,242 berarti tidak sesuai dengan ketentuan TStatistik (t-hitung) > t-tabel (1,242 < 1,700). Variabel kepemimpinan (X1) memberikan kontribusi pengaruh sebesar 0,478 terhadap variabel motivasi (Y1), artinya apabila variabel kepemimpinan (X1) mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka variabel motivasi (Y1) akan mengalami kenaikan sebesar 0,478. Variabel kepemimpinan ( X1) memberikan kontribusi pengaruh sebesar 0,189 maka variabel kinerja (Y2) akan mengalami kenaikan sebesar 0,189. Sedangkan pengaruh total variabel kepemimpinan (X1) terhadap variabel kinerja (Y2) = 0,189 + 0,478 x 0,358 = 0,239. 34 b. Pengaruh Variabel Budaya Kerja (X2) terhadap Motivasi (Y1) dan Kinerja (Y2) Pengaruh budaya kerja terhadap motivasi nilai T-Statistik adalah 2,277 sedangkan ketentuannya T-Statistik (thitung) > t-tabel ( 2,772 > 1,700) maka pengaruh budaya kerja terhadap motivasi adalah signifikan, dengan koefisien jalur 0,324 ( dari kolom original sample estimate). Sedangkan pengaruh budaya kerja terhadap kinerja tidak signifikan, hal ini dapat kita lihat dari nilai T-Statistiknya 1,660 berarti tidak sesuai dengan ketentuan TStatistik (t-hitung) > t-tabel (1,660 < 1,700). Variabel budaya kerja (X2) memberikan kontribusi pengaruh sebesar 0,324 terhadap variabel motivasi (Y1), artinya apabila variabel budaya kerja (X2) mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka variabel motivasi (Y1) akan mengalami kenaikan sebesar 0,324. Sedangkan variabel budaya kerja (X2) memberikan kontribusi pengaruh sebesar 0,239 terhadap variabel kinerja (Y2), artinya apabila variabel budaya kerja (X2) mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka variabel kinerja (Y2) akan mengalami kenaikan sebesar 0,239. Sehingga pengaruh total variabel budaya kerja (X2) terhadap variabel kinerja (Y2) = 0,239 + 0,478 x 0,358 = 0,257. Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
  • 21. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ Menurut Morgan (1989) di kutib (dalam Poerwanto, 2008: 51) keteladanan Pengaruh motivasi terhadap kinerja nilai T-Statistik adalah 2,378 bagian dari Cadre-Forming untuk membentuk “excellent people” bagi perusahaan yaitu bagaimana perusahaan sedangkan ketentuannya T-Statistik (thitung) > t-tabel (2,378 > 1,700) maka memberi kesempatan kepada sumber daya manusia yang dimiliki untuk meningkatkan pengaruh motivasi terhadap kinerja adalah signifikan, dengan koefisien dan mengembangkan kemampuannya, kreatif, inovatif dan handal sehingga jalur 0,358 (dari kolom original sample estimate). Hal ini berarti motivasi memiliki kematangan dalam menghadapi masa depan perusahaan. sebagai variabel intervening terhadap kinerja bagus. 4. Pengaruh Variabel Motivasi (Y1) sebagai variabel intervening terhadap Kinerja (Y2) c. Begitu juga dengan teori motivasi yang dikemukakan Abraham Maslow: bahwa motivasi berorientasi pada kebutuhan yang tersusun secara hirarkhis (dalam Sigit: 2003:46) dikutip (dalam Sulistiyani 2008:168) antara lain : kebutuhan manusia disusun dalam suatu hierarkhi dari peringkat kebutuhan terendah fisiologis, keamanan, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Dengan demikian seseorang akan terdorong berbuat sesuatu/bertindak sesuatu apabila akan mendapatkan penghargaan. Pembahasan 1. Pengaruh variabel Kepemimpinan (X1) terhadap variabel Kinerja (Y2) Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen adalah tidak signifikan. Koefisien regresi variabel kepemimpinan nilanya kecil (0,189). Hal ini menunjukkan bahwa peran kepemimpinan yang meliputi keteladanan, kedisiplinan dan ketegasan pimpinan kurang menentukan kesuksesan dan keefektifan tercapainya tugas yang dilaksanakan oleh karyawan, padahal organisasi menginginkan seorang pemimpin sukses dalam mempengaruhi dan memotivasi (attempted leadership) karyawan mau mengikuti dan melakukan tindakan yang diperintahkan dengan kesadaran akan manfaat yang ditimbulkan dari hasil kerjanya sehingga tujuan organisasi tercapai. Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 2. Pengaruh variabel Budaya Kerja (X2) terhadap variabel Kinerja (Y2) Pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen adalah tidak signifikan. Koefisien regresi variabel budaya kerja nilanya 0,239, hal ini menunjukkan bahwa budaya kerja yang dibangun oleh organisasi menunjukkan budaya yang lemah, karyawan mempunyai etos kerja kurang, masuk kerja tidak tepat waktu, meninggalkan ruang kerja tanpa ijin 35
  • 22. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ hal ini apabila dilakukan oleh kebanyakan individu akan mempengaruhi individu karyawan lainnya menjadi kebiasaan yang berjalan terus pada titik tertentu akan menjadi suatu karakter, ini terbukti dengan adanya tugas dan tanggungjawab yang 2. terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen; 3. dikerjakan oleh karyawan diselesaikan tidak tepat waktu sesuai target sehinga mengurangi mutu dari kualitas pekerjaan itu sendiri sehingga menunjukkan kinerja yang belum optimal. 3. Pengaruh variabel Motivasi (Y1) terhadap variabel Kinerja (Y2) Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan adalah signifikan, koefisien regresi variabel motivasi sebagai variabel intervening nilanya paling tinggi yaitu 0,358, hal ini menunjukkan bahwa dengan motivasi yang tinggi dari karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karyawan semakin diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya malalui : tugas belajar, mengikuti pendidikan dan latihan kepemimpinan maupun diklat teknis lainnya kepada karyawan yang berprestasi akan dapat meningkatkan motivasi karyawan. Budaya kerja tidak berpengaruh signifikan Motivasi kerja R² = 0,493 artinya 49,3% variabel motivasi dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan budaya kerja sisanya disebabkan oleh faktor lain. Sedangkan Kinerja R² = 0,482 artinya 48,2% variabel kinerja dipengaruhi oleh motivasi sebagai variabel intervening kepemimpinan dan budaya kerja, sisanya disebabkan oleh faktor lain; 4. Kepemimpinan dan Budaya kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen. Berikut hasil estimasi koefisien jalur : a. (1). Pengaruh langsung: Pengaruh langsung dari kepemimpinan terhadap kinerja yaitu 0,189 (2). Pengaruh tidak langsung: Pengaruh tidak langsung dari kepemimpinan terhadap kinerja melalui motivasi yaitu 0,478 x 0,358 = 0,171 (3). Pengaruh total Pengaruh total yaitu gabungan dari pengaruh langsung dan tidak langsung, yaitu 0,189 + (0,478 x 0,358) = 0,189 + 0,171 = 0,360 b. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen,; 36 Variabel kepemimpinan : Variabel budaya kerja (1). Pengaruh langsung Pengaruh langsung dari budaya kerja terhadap kinerja yaitu 0,239 (2). Pengaruh tidak langsung Pengaruh tidak langsung dari budaya kerja terhadap kinerja melalui motivasi yaitu 0,324 x 0,358 = 0,116 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511
  • 23. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ (3). Pengaruh total Pengaruh total yaitu gabungan dari pengaruh langsung dan tidak langsung, yaitu 0,116 + (0,324x0,358) = 0,116 + 0,239 = 0,355 Ini berarti pengaruh tidak langsung lebih besar daripada pengaruh yang langsung. Saran-saran : Untuk dapat meningkatkan kinerja di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen perlu dilakukan: 1. 2. 3. Pemimpin di Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen perlu memotivasi karyawannya dengan cara membangkitkan kekuatan dari dalam (inner motivation), yang didasarkan pada keteladanan, keterbukaan, kedisiplinan dan ketegasan baik dalam bersikap maupun bertindak.. Perlu dilakukan evaluasi terhadap budaya kerja yang belum tepat dan optimal untuk meningkatkan kinerja misalnya kedisiplinan, ketekunan dan kerjasama dengan cara melaksanakan apel pagi setiap hari kerja. Pimpinan dalam melaksanakan praktek kepemimpinannya dan dalam melaksanakan budaya kerja perlu diarahkan dalam rangka meningkatkan motivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Dengan memberikan penghargaan bagi karyawan berprestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela berupa promosi jabatan dan sanksi / hukuman yang tegas untuk karyawan yang melanggar peraturan perundang-undangan. Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta,2002. Arifin.M, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja, Teras, Yogyakarta,2010. Dessler, Gary, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Indeks, Jakarta,2006. Hasibuan, Deputi Sumber Daya Manusia Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta,2001. Kotter, John P & James L.Heskett, Budaya Korporat Dan Kinerja (Corporate Culture And Performance), Saga, Indonesia,2006. —————,Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006,tentang Organisasi dan Tata Kerja BPNRI, 2006 —————I,Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Tata kerja Kantor Wilayah BPN propvinsi dan Kantor Pertanahan, 2006. ————I,Peraturan Presiden nomor 10 Tahun 2006 tentang BPNRI, 2006. Kouzes, James M & Barry Z. Posnr, The Leadership Learning, Panduan Mernjadi motivator hebat Bagi Siapa saja, Edisi Kedua, Pustaka Baca,Yogyakarta, 2007. Mahsun, Mohamad, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta,2006. 37
  • 24. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Kerja dengan ........ Otaso, Karen, Kebenaran Tentang menjadi Pemimpin, Erlangga, Surabaya,2007. Pusat Hukum dan Humas, Norma dan Standar Mekanisme Ketatalaksanaan Kewenagan Pemerintah Dibidang Pertanahan Ynag Dilaksanakan Oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota, Jilid II, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Jakarta,2006. Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi, Buku I, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta,2007. Siagian, Sondang P, Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja, Rineka Cipta, Jakarta,2002. Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2001. Syafarudin, Alwi, Manajemen Sumber Daya manusia,Strategi Keunggulan Kompetitif, BPFE, Yogyakarta,2008. Surya, Dharma, Manajemen Kinerja, Falsafah Teori dan Penerapannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010. Uno, B Hamzah, Teori Motivasi & Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta,2009. Winardi, Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen, Raja Grafindo Persada Jakarta, 2001. Widiatmoko, J., Faktor Motivasional Dan Faktor Anteseden Dalam Pemanfaatan Teknologi Komputer, Journal, Fokus Ekonomi Vol 3 No 2, Agustus, 2004. Wahjosumidjo, Teori Kepemimpinan Dan Dasardasar Manajemen, Lembaga Administrasi Negara, 2007. Yukl, Gary, Kepemimpinan Dalam Organisasi, Indeks: Edisi Kelima, Jakarta,2007. Sulistyani, Ambar Teguh, Kepemimpinan Profesional Pendekatan Leadership Games, Gava Media, Yogyakarta,2008. 38 Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010 ISSN 0215-9511