Berdasarkan dokumen tersebut, ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian TB paru antara lain pendidikan, lama kontak dengan penderita TB, dan kepadatan hunian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan rendah, lama kontak lebih dari 3 bulan, serta tinggal dalam lingkungan yang padat berhubungan dengan risiko tertular TB paru.
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit
menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis.
Sebagian besar menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya.
Berdasarkan laporan WHO, tahun 2004 jumlah
seluruh kasus TB paru di dunia sebanyak 16,2
juta jiwa
Pasien TB paru di Indonesia lebih dari 600.000
orang
3.
TB paru di Indonesia merupakan pembunuh
nomor 1 di antara penyakit menular lainnya
Mulai tahun 1995, program penanggulangan
TB paru nasional mengadopsi strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Shortcourse)
yang direkomendasi WHO
Strategi DOTS telah dibuktikan dengan
berbagai uji coba lapangan dapat memberikan
angka kesembuhan yang tinggi.
4.
B. Rumusan Masalah
Adakah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian kasus baru TB paru pada
keluarga penderita TB paru BTA (+) di
Puskesmas Karangdoro Kota Semarang.
6. D. Manfaat Penelitian
1. Bagi dinas kesehatan kota Semarang dan
puskesmas Karangdoro dalam memberikan
pelayanan dan penyusunan rencana kegiatan
penanggulangan penyakit TB paru di kota
Semarang
2. Sebagai informasi kepada masyarakat
tentang faktor risiko yang berhubungan
dengan kejadian kasus baru TB paru
7. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit
1.
2.
3.
4.
Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC)
Kuman TB paru
Cara Penularan
Riwayat Terjadinya Tuberkulosis
8. 5.
6.
7.
8.
9.
Gejala Klinis TB paru
Klasifikasi TB paru
Cara Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit TB paru
Diagnosis Penderita TB paru
Pengobatan
11. C. Kerangka Teori
Predisposing factors :
pengetahuan tentang TB paru
sikap responden tentang TB
paru
Lingkungan :
•kepadatan hunian
•ventilasi
•pencahayaan
•kelembaban
•kondisi lantai
•suhu
Enabling factors / faktor
pendukung :
•petugas kesehatan
•jarak rumah ke tempat
pelayanan kesehatan
•ketersediaan obat TB paru
Perilaku :
•Lama kontak dengan penderita TB
paru
•kebiasaan merokok
•kebiasaan meludah
•tidak menutup mulut saat batuk
TB paru BTA (+)
Ket.
Tebal = variabel yg diteliti
Tidak tebal = variabel yg tidak
diteliti
Kejadian kasus
baru TB paru
pada keluarga
Reinforcing factors / faktor
penguat :
•sikap dan perilaku petugas
anggota keluarga yang
menderita TB paru
Faktor ekonomi :
status gizi
pendapatan per kapita
Karakteristik responden:
umur
pendidikan
jenis kelamin
13. E.
Hipotesis
1. Ada hubungan yang signifikan antara
umur dengan kejadian TB paru pada
keluarga.
2. Ada hubungan yang signifikan antara
pendidikan dengan kejadian TB paru
pada keluarga
3. Ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan degan kejadian TB paru
pada keluarga.
14. 4.
5.
6.
Ada hubungan yang signifikan antara
lama kontak penderita dengan kejadian
TB paru pada keluarga.
Ada hubungan yang signifikan antara
pendapatan per kapita dengan kejadian
TB paru pada keluarga
Ada hubungan yang signifikan antara
kepadatan hunian dengan kejadian TB
paru pada keluarga.
15. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan
B. Populasi dan Sampel
C. Variabel dan Definisi Operasional
D. Metode Pengumpulan Data
E. Metode Pengolahan Data
F. Metode Analisis Data
16. A.
Gambaran Umum Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Analisis Univariat
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
Umur
Pendidikan
Pengetahuan Fesponden dengan TB Paru
Lama Kontak
Pendapatan per Kapita
Kepadatan Hunian
Kejadian Kasus Baru TB Paru
17. 3. Analisis Bivariat
Hubungan Antara Umur dengan Kejadian Kasus Baru TB
Paru
Hubungan Antara Pendidikan dengan Kejadian Kasus
Baru TB Paru
Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kejadian Kasus
Baru TB Paru
Hubungan Antara Lama Kontak dengan Kejadian Kasus
Baru TB Paru
Hubungan Antara Pendapatan Per Kapita dengan
Kejadian Kasus Baru TB Paru
Hubungan Antara Kepadatan Hunian dengan Kejadian
Kasus Baru TB Paru
18. B. Pembahasan
1. Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden
terbanyak adalah usia produktif yaitu 80,0 %
2. Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbanyak
responden berpendidikan sekolah dasar (SD)
sebanyak 34,3 %
3. Pengetahuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai pengetahuan kurang sebanyak
62,9 %
19. 4. Lama Kontak
Jumlah responden yang lama tinggal dengan penderita
lebih dari sama dengan 3 bulan sebanyak 34,3 % yang
tertular TB paru
5. Pendapatan Per Kapita
Sebagian besar responden mempunyai pendapatan per
kapita keluarga rendah yaitu 74,3 %
6. Kepadatan Hunian
Sebagian besar responden adalah padat hunian
dengan persentase 57,1 %
20. 7.
Kejadian kasus baru TB Paru pada keluarga
penderita TB paru BTA (+), diantara 35 responden
ada 37,1 % kasus baru TB Paru.
8. Tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian
kasus baru TB Paru pada keluarga penderita TB paru
BTA (+) dengan nilai p = 0,355 (p > 0,05).
9. Ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan
dengan kejadian kasus baru TB Paru pada keluarga
penderita TB paru BTA (+) dengan nilai p = 0,016 ( p <
0,05).
10. Tidak ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan kejadian kasus baru TB Paru
pada keluarga penderita TB paru BTA (+) dengan nilai
p = 0,086 ( p > 0,05).
21. 11. Ada hubungan yang signifikan antara lama
kontak dengan kejadian kasus Baru TB Paru
pada keluarga penderita TB paru BTA (+)
dengan nilai p = 0,001 ( p < 0,05).
12. Tidak ada hubungan yang signifikan antara
pendapatan per Kapita dengan kejadian kasus
baru TB Paru pada keluarga penderita TB paru
BTA (+) dengan p = 0,140 ( p > 0,05).
13. Ada hubungan yang signifikan hubungan
antara kepadatan hunian dengan kejadian
kasus baru TB Paru pada keluarga penderita
TB paru BTA (+) dengan nilai p = 0,030 ( p <
0,05).
22. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Mayoritas responden dengan kategori umur produktif
sebanyak 80%.
2. Sebagian responden berpendidikan tamat SD sebanyak
34,3%.
3. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan
yang kurang tentang penyakit TB paru sebanyak 62,9%.
4. Sebagian besar responden mempunyai lama kontak < 3
bulan dengan penderita TB Paru sebanyak 65,7%.
5. Sebagian besar responden mempunyai pendapatan per
kapita keluarga rendah sebanyak 74,3%.
6. Sebagian besar responden termasuk padat huniannya
sebanyak 57,1%.
23. 7.
8.
9.
10.
11.
12.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan
kejadian kasus baru TB paru.
Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan
kejadian kasus baru TB paru.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kejadian kasus baru TB paru.
Ada hubungan yang signifikan antara lama kontak
dengan kejadian kasus baru TB paru.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan
per kapita dengan kejadian kasus baru TB paru
Ada hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian
dengan kejadian kasus baru TB paru.