More Related Content
More from Bicara Ilmu (20)
MUNAPIK
- 1. Munafik – 2
orang-orang munafik yang terumbang-ambing di dalam kemunafikan
Disusun oleh Abu Haniff
ΝÍκÍΞ#sŒ#u™ þ’Îû ÷ΛàιyèÎ6≈|¹r& tβθè=yèøgs† ×−öt/uρ Ó‰ôãu‘uρ ×M≈uΚè=àß ÏμŠÏù Ï™!$yϑ¡¡9$# z⎯ÏiΒ 5=ÍhŠ|Áx. ÷ρr&
ß#sÜøƒs† ä−÷y9ø9$# ߊ%s3tƒ ∩⊇®∪ t⎦⎪ÌÏ≈s3ø9$$Î/ 8ÝŠÏtèΧ ª!$#uρ 4 ÏNöθyϑø9$# u‘x‹tn È,Ïã≡uθ¢Á9$# z⎯ÏiΒ
ª!$# u™!$x© öθs9uρ 4 (#θãΒ$s% öΝÍκön=tæ zΝn=øßr& !#sŒÎ)uρ ÏμŠÏù (#öθt±¨Β Νßγs9 u™!$|Êr& !$yϑ¯=ä. ( öΝèδt≈|Áö/r&
∩⊄⊃∪ փωs% &™ó©x« Èe≅ä. 4’n?tã ©!$# χÎ) 4 öΝÏδÌ≈|Áö/r&uρ öΝÎγÏèôϑ|¡Î/ |=yδs%s!
Atau seperti hujan lebat dari langit yang di dalamnya terdapat kegelapan-
kegelapan, dan guruh, dan kilat. Mereka meletak jari-jari mereka ke dalam telinga
mereka disebabkan bunyi petir yang kuat itu, takut mati, padahal Allah Maha
Meliputi orang-orang kafir itu. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan
mereka. Setiap kali ia menerangi bagi mereka, mereka berjalan di dalamnya. Dan
apabila menjadi gelap ke atas mereka, mereka berhenti berdiri. Dan kalau Allah
menghendaki, pastinya Dia telah menghapus pendengaran mereka dan
penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah ke atas tiap-tiap sesuatu itu Maha
Berkuasa.
Atau (satu perumpamaan lagi mengenai golongan orang-orang munafik yang kedua,
yang terumbang-ambing di dalam kemunafikan mereka, yang perumpamaan bagi
mereka ialah) seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit (dari awan.
Hujan itu menghidupkan tanah, tanaman dan binatang, maka begitulah petunjuk dan
ilmu yang Rasulullah telah diutuskan oleh Allah untuk menyampaikannya adalah
sebagai belas kasihan kepada hamba-hambaNya yang dapat menghidupkan hati
manusia. Di dalam sebuah hadis,1 Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya
perumpamaan apa yang Allah telah mengutuskan aku dengannya yang terdiri dari
petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan yang menimpa bumi. Maka adalah sebahagian
dari bumi itu terdapat sekelompok yang baik yang menerima air hujan itu. Lalu ia
menyebabkan tumbuh tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumput dengan banyaknya. Dan
adalah sebahagian dari bumi itu terdapat tanah gersang yang dapat menampung air.
Maka Allah memberi manfaat dengannya kepada manusia, lalu mereka meminum
darinya, dan mereka memberi minum kepada binatang ternak, dan mereka bercucuk
1
Bukhari, Muslim.
- 2. tanam dengan banyaknya. Dan adalah sebahagian dari tanah itu yang lainnya, hanya
sanya ianya gersang tidak dapat menampung air dan tidak dapat menyebabkan tumbuh
tumbuh-tumbuhan. Maka yang demikian itu adalah perumpamaan orang yang
memahami tentang agama Allah, dan yang memberi manfaat kepadanya dengan apa
yang Allah telah mengutuskan aku dengannya, lalu ia menjadi berilmu dan ia
mengajarkannya kepada orang lain. Dan juga perumpamaan orang yang tidaklah
mempedulikan petunjuk dan ilmu itu, dan tidaklah ia mahu menerima petunjuk Allah
yang aku diutuskan dengannya”. Dan) yang di dalamnya (awan itu) terdapat
kegelapan-kegelapan (sebagaimana juga terdapat keraguan, kekufuran, dan
kemunafikan yang terdapat di dalam diri orang-orang kafir dan orang-orang munafik
terhadap Al-Quran), dan (terdapat juga) guruh (yang lazim datang bersama hujan bagi
menyempurnakan manfaat hujan itu. Itulah perumpamaan bagi peringatan, ancaman-
ancaman dan azab, yang dapat mengetuk telinga dan meresahkan hati manusia, yang
disampaikan Allah kepada orang yang menyalahi perintahNya dan mendustakan
Rasulullah. Di dalam perintah Allah itu, terdapat perintah-perintah yang berat bagi jiwa
kerana harus menentang keinginan jiwa, atau keluar berjihad fi sabilillah menentang
musuh. Juga terdapat segala halangan yang akan ditempuhi, bahaya yang
mengancam, dan kesusahan-kesusahan yang nyata yang diancamkan oleh musuh-
musuh Islam. Maka sentiasalah perasaan takut dan ngeri mencekam hati orang-orang
munafik terhadap peringatan, ancaman-ancaman dan azab yang terdapat di dalam
perintah Allah itu, sebagaimana yang Allah firmankan di dalam ayat Al-Munafiqun 63:4,
–ρ߉yèø9$# ç/èφ 4 öΝÍκön=tã >πysø‹|¹ ¨≅ä. tβθç7|¡øts†
yang bermaksud, “Mereka mengira setiap pekikan yang kuat adalah untuk mereka.
Mereka adalah musuh”. Dan sebagaimana firman Allah di dalam ayat At-Taubat 9:56-
57,
öθs9 ∩∈∉∪ šχθè%tøtƒ ×Πöθs% öΝßγ¨ΖÅ3≈s9uρ óΟä3ΖÏiΒ Νèδ $tΒuρ öΝà6ΖÏϑs9 öΝåκ¨ΞÎ) «!$$Î/ šχθàÎ=øts†uρ
∩∈∠∪ tβθßsyϑøgs† öΝèδuρ Ïμø‹s9Î) (#öθ©9uθ©9 Wξyz£‰ãΒ ÷ρr& BN≡t≈tótΒ ÷ρr& $·↔yfù=tΒ šχρ߉Ågs†
yang bermaksud, “Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sesungguhnya mereka
benar-benar dari kalangan kamu, padahal bukanlah mereka dari kalangan kamu, tetapi
mereka ialah suatu kaum yang menjadi takut. Kalau mereka menjumpai suatu tempat
perlindungan, atau gua-gua, atau suatu tempat untuk berundur, pastinya mereka
berpusing kepadanya, dan mereka meluru” ), dan (di dalam awan itu terdapat juga)
kilat (yang menerangi dalam tempoh yang singkat dan sekali-sekali, sebagaimana
cahaya iman yang sekali-sekali di dalam tempoh yang singkat datang berkilat di dalam
hati orang-orang munafik itu. Yang demikian itu kerana di dalam Al-Quran terdapat dalil-
dalil yang pasti dan bukti-bukti yang jelas. Sesungguhnya Al-Quran itu adalah cahaya
yang dapat menghilangkan gelapnya kebodohan, keraguan dan kemusyrikan,
sebagaimana cahaya yang nyata dapat menerangi kegelapan malam. Allah
menjelaskan yang demikian itu di dalam ayat An-Nisa’ 4:174,
∩⊇∠⊆∪ $YΨÎ6•Β #Y‘θçΡ öΝä3ö‹s9Î) !$uΖø9t“Ρr&uρ öΝä3În/§‘ ⎯ÏiΒ Ö⎯≈yδöç/ Νä.u™!%y` ô‰s% â¨$¨Ζ9$# $pκš‰r'¯≈tƒ
- 3. yang bermaksud, “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu bukti dari
Tuhan kamu. Dan telah Kami turunkan kepada kamu nur yang terang”. Dan di dalam
ayat Asy-Syura 42:52,
4 $tΡÏŠ$t6Ïã ô⎯ÏΒ â™!$t±®Σ ⎯tΒ ⎯ÏμÎ/ “ωöκ¨Ξ #Y‘θçΡ çμ≈oΨù=yèy_ ⎯Å3≈s9uρ
yang bermaksud, “Tetapi Kami telah menjadikannya sebagai cahaya yang Kami
memberi petunjuk dengannya barang siapa yang Kami kehendaki dari kalangan
hamba-hamba Kami”. Dan di dalam ayat Al-A'raf 7:157,
ÿ…çμyètΒ tΑÌ“Ρé& ü“Ï%©!$# u‘θ‘Ζ9$# (#θãèt7¨?$#uρ
yang bermaksud, “Dan mereka mengikuti nur yang diturunkan bersamanya”. Mereka
meletak jari-jari mereka ke dalam telinga mereka disebabkan bunyi petir yang
kuat itu, (supaya tidaklah kedengaran bunyi petir itu, kerana mereka) takut mati
(apabila mendengarnya. Yakni mereka takut akan terpengaruh kepada keimanan yang
akan menyebabkan mereka meninggalkan agama mereka, yang pada mereka sama
seperti kematian. Demikianlah mereka itu, mereka ragu terhadap ajaran Islam sehingga
mereka mengira ajaran Islam itu berbahaya terhadap diri mereka, dan mereka mengira
jika mereka menurut petunjuk Allah, maka mereka akan binasa dan mati, jadi mereka
cuba menyelamatkan diri mereka dengan tidak mengendah petunjuk Allah. Kerana
kebodohan mereka, orang-orang munafik itu tidak tahu bahawa kegelapan, guruh dan
kilat adalah merupakan kelaziman dari hujan. Mereka yang terbatas pandangannya dan
lemah akalnya tidak dapat mengerti apakah makna yang terkandung di dalam
kegelapan, guruh dan kilat itu. Pandangan mereka hanya tertuju kepada masalah-
masalah yang tidak disenangi mereka dan yang zahir. Mereka tidak dapat melihat
kepada kesenangan dan manfaat di sebalik semuanya itu. Di dalam jihad mereka
hanya melihat kepada keletihan, kepayahan, kematian dan luka. Begitu juga di dalam
ibadah haji, mereka hanya melihat kepada kesulitan di dalam perjalanan, perpisahan
dengan keluarga, dan perkara-perkara yang disukai yang terpaksa ditinggalkan.
Demikianlah keadaan kebanyakan manusia yang lemah pandangan dan imannya.
Mereka hanya melihat kepada ancaman dan peringatan di dalam Al-Quran, larangan
dan herdikan, perintah-perintah yang berat yang mencegah mereka dari perkara-
perkara yang disukai mereka. Maka tidak hairan jika ketakutan menghantui mereka.
Mereka tidak dapat melihat melainkan kilat yang seakan-akan menyambar pandangan
mereka, dan mereka menutup telinga mereka dengan jari-jari mereka supaya tidak
kedengaran suara guruh yang kuat itu. Tetapi bagi orang yang sudah biasa dengan
hujan, serta mengetahui kebaikan, kehidupan dan manfaat di sebalik hujan, mereka
mengetahui sesungguhnya hujan itu pastinya disertai guruh, kilat dan kegelapan.
Mereka sesungguhnya mengetahui pada tempat yang terkena hujan, maka akan
lahirlah kehidupan. Dengan itu mereka tidak merasa takut meskipun berada di dalam
kegelapan yang disertai guruh dan kilat. Bahkan mereka merasa senang dan tenang di
dalam keadaan sedemikian, kerana mereka mengharapkan kehidupan dan kesuburan
selepas itu. Oleh itu, bahagian untuk orang-orang munafik dari hujan itu hanyalah
guruhnya dan kilatnya sahaja. Mereka tidak mengetahui apa di sebalik hujan itu,
sehingga mereka takut terhadap sesuatu yang kepada orang-orang muslim dapat
memberi manfaat. Mereka digementarkan oleh sesuatu yang membuat orang-orang
- 4. yang berilmu merasa tenang. Mereka ragu-ragu terhadap sesuatu yang membuat
orang-orang yang memiliki makrifat merasa yakin. Oleh itu mereka tidak mendapat apa-
apa faedah dari hujan lebat itu, dan tidaklah berguna sikap waspada mereka meletak
jari-jari mereka ke dalam telinga mereka), padahal Allah Maha Meliputi orang-orang
kafir itu (di bawah kehendak dan kekuasaanNya, sebagaimana yang Allah firmankan di
dalam ayat Al-Buruj 85:17-20,
5=ƒÉ‹õ3s? ’Îû (#ρãxx. t⎦⎪Ï%©!$# È≅t/ ∩⊇∇∪ yŠθßϑrOuρ tβöθtãöÏù ∩⊇∠∪ ÏŠθãΖègø:$# ß]ƒÏ‰ym y79s?r& ö≅yδ
∩⊄⊃∪ 8ÝŠÏt’Χ ΝÍκÉ″!#u‘uρ ⎯ÏΒ ª!$#uρ ∩⊇®∪
yang bermaksud, “Apakah kisah tuan-tuan rumah telah datang kepadamu. Firaun dan
Thamud. Bahkan orang-orang yang kufur terikat kepada mengatakan kedustaan,
padahal Allah di belakang mereka Maha Meliputi”. Maka tidaklah mungkin mereka
boleh terlepas dari kehancuran yang Allah akan timpakan ke atas mereka). Hampir-
hampir kilat itu (yang sangat kuat dan terang cahayanya) menyambar penglihatan
mereka (orang-orang munafik dari golongan orang-orang munafik yang kedua ini, yang
terumbang-ambing di dalam kemunafikan, yang sangat lemah penglihatannya. Maka
sedemikianlah Al-Quran yang cukup terang dan nyata cahaya kebenarannya hampir-
hampir membutakan penglihatan orang-orang munafik yang tidak tetap keimanan
mereka. Kebutaan yang seumpama ini, Allah menegaskan mengenainya di dalam ayat
Ar-Ra'ad 13:19,
4 #‘yϑôãr& uθèδ ô⎯yϑx. ‘,ptø:$# y7Îi/¢‘ ⎯ÏΒ y7ø‹s9Î) tΑÌ“Ρé& !$yϑ¯Ρr& ÞΟn=÷ètƒ ⎯yϑsùr& *
yang bermaksud, “Apakah maka orang yang mengetahui bahawasanya apa yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu adalah perkara yang hak, seperti orang yang ianya
buta”. Dan di dalam ayat Fatir 35:19,
∩⊇®∪ çÅÁt7ø9$#uρ 4‘yϑôãF{$# “ÈθtGó¡o„ $tΒuρ
yang bermaksud, “Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat” ).
Setiap kali ia (kilat atau Al-Quran) menerangi bagi mereka, (iaitu apabila mereka
mengakui perkara yang hak serta berbicara tentangnya, dan sekilas iman muncul di hati
mereka), mereka berjalan di dalamnya (mengikuti yang hak, dan keadaan itu dapat
diperhatikan dari percakapan mereka ketika itu, di mana mereka berbicara dengan
benar di dalam jalan yang lurus). Dan apabila menjadi gelap ke atas mereka, (iaitu
apabila keraguan melanda mereka dan mereka berbalik dari iman menjadi kafir),
mereka berhenti berdiri (menunggu dengan bingung tidak tahu ke mana harus
mereka pergi, dan bagaimana harus mereka berbuat, sebab keimanan mereka kepada
Allah dan Rasulullah yang tidak tetap. Atau apabila ajaran-ajaran Islam sesuai dengan
hawa nafsu dan keinginan mereka, seperti bolehnya orang-orang munafik menikahi
wanita-wanita dari kaum muslimin, mendapat harta warisan dari orang-orang muslim,
memperoleh bahagian dari harta rampasan perang, maka mereka akan
mengamalkannya. Tetapi apabila ajaran-ajaran Al-Quran tidak sesuai dengan hawa
nafsu mereka seperti ajaran yang mewajibkan mereka mengorbankan jiwa dan harta
- 5. mereka untuk berjihad di jalan Allah, maka mereka akan diam dan berpaling.
Demikianlah seperti firman Allah di dalam ayat An-Nur 24:48-49,
⎯ä3tƒ βÎ)uρ ∩⊆∇∪ tβθàÊÌ÷è•Β Νåκ÷]ÏiΒ ×,ƒÌsù #sŒÎ) öΝæηuΖ÷t/ zΝä3ósuŠÏ9 ⎯Ï&Î!θß™u‘uρ «!$# ’n<Î) (#þθããߊ #sŒÎ)uρ
∩⊆®∪ t⎦⎫ÏΖÏãõ‹ãΒ Ïμø‹s9Î) (#þθè?ù'tƒ ‘,ysø9$# ãΝçλ°;
yang bermaksud, “Dan apabila mereka di panggil kepada Allah dan RasulNya supaya
dia menghakimi di antara mereka, pada masa itu sesetengah daripada mereka adalah
orang-orang yang enggan. Dan jika adalah bagi mereka itu kebenaran, mereka datang
kepadanya sebagai orang-orang yang submisif”. Atau apabila Allah memberi nikmat
kepada mereka seumpama harta dan kesihatan, maka mereka merasa senang lalu
berkata, “Agama Islam adalah agama yang benar, kerana selama kami memeluknya,
tidak ada sesuatu yang menimpa kami melainkan kebaikan”, tetapi apabila mereka
ditimpa penyakit atau kemiskinan, maka mereka berkata, “Musibah yang menimpa kami
ini tidak lain kerana sial agama Islam”, lalu mereka kembali kepada kekufuran. Di dalam
ayat Al-Haj 22:11, Allah berfirman,
çμ÷Ft/$|¹r& ÷βÎ)uρ ( ⎯ÏμÎ/ ¨βr'yϑôÛ$# îöyz …çμt/$|¹r& ÷βÎ*sù ( 7∃öym 4’n?tã ©!$# ߉ç7÷ètƒ ⎯tΒ Ä¨$¨Ζ9$# z⎯ÏΒuρ
∩⊇⊇∪ ß⎦⎫Î7ßϑø9$# ãβ#uô£ã‚ø9$# uθèδ y7Ï9≡sŒ 4 nοtÅzFψ$#uρ $u‹÷Ρ‘‰9$# uÅ£yz ⎯ÏμÎγô_uρ 4’n?tã |=n=s)Ρ$# îπuΖ÷FÏù
yang bermaksud, “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah di atas
tepi. Maka jika kebaikan menimpanya, ia menjadi puas dengannya, dan jika ujian
menimpanya, ia menjadi berpusing ke belakang di atas wajahnya. Ia mengalami
kerugian di dunia dan akhirat. Yang demikian itu, ianya adalah kerugian yang nyata”.
Dan perumpamaan cahaya yang membutakan mata dapat diumpamakan dengan mata
seekor kelelawar yang menjadi buta apabila terkena cahaya siang yang terang, walhal
cahaya itu menambah jelas penglihatan manusia. Demikianlah di akhirat kelak,
manusia akan diberi nur sesuai dengan kadar keimanan dan amalan-amalan masing-
masing. Ada yang diberi nur yang dapat menerangi jarak sehingga berbatu-batu. Ada
yang diberi lebih dari itu, dan ada yang kurang dari itu. Ada juga yang nur mereka
kadangkala padam dan kadangkala bercahaya. Yang terakhir ini ialah orang-orang
munafik dari golongan yang kedua seperti yang dibuat perumpamaan di dalam ayat 17
di atas,
öΝÏδÍ‘θãΖÎ/ ª!$# |=yδsŒ …ã&s!öθym $tΒ ôNu™!$|Êr& !$£ϑn=sù #Y‘$tΡ y‰s%öθtGó™# “Ï%©!$# È≅sVyϑx. öΝßγè=sVtΒ
$
∩⊇∠∪ tβρçÅÇö6ムω ;M≈yϑè=àß ’Îû öΝßγx.ts?uρ
yang bermaksud, “Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api.
Maka setelah ia menerangi apa yang disekelilingnya, Allah membawa pergi cahaya
mereka, dan meninggalkan mereka dalam kegelapan-kegelapan. Tidaklah mereka
dapat melihat”. Maka mereka ini akan berjalan di atas sirat ketika nur mereka
bercahaya, dan akan berhenti apabila nur mereka padam. Dan ada juga yang tidak
- 6. mempunyai nur sama sekali. Mereka ini adalah orang-orang munafik dari golongan
yang pertama seperti yang dibuat perumpamaan di dalam ayat 19 di atas,
z⎯ÏiΒ ΝÍκÍΞ#sŒ#u™ þ’Îû ÷ΛàιyèÎ6≈|¹r& tβθè=yèøgs† ×−öt/uρ Ó‰ôãu‘uρ ×M≈uΚè=àß ÏμŠÏù Ï™!$yϑ¡¡9$# z⎯ÏiΒ 5=ÍhŠ|Áx. ÷ρr&
∩⊇®∪ t⎦⎪ÌÏ≈s3ø9$$Î/ 8ÝŠÏtèΧ ª!$#uρ 4 ÏNöθyϑø9$# u‘x‹tn È,Ïã≡uθ¢Á9$#
yang bermaksud, “Atau seperti hujan lebat dari langit yang di dalamnya terdapat
kegelapan-kegelapan, dan guruh, dan kilat. Mereka meletak jari-jari mereka ke dalam
telinga mereka disebabkan bunyi petir yang kuat itu, takut mati, padahal Allah Maha
Meliputi orang-orang kafir itu”. Dan seperti yang diberitakan oleh Allah di dalam ayat Al-
Hadid 57:13,
öΝä.Í‘θœΡ ⎯ÏΒ ó§Î6tGø)tΡ $tΡρãÝàΡ$# (#θãΖtΒ#u™ š⎥⎪Ï%©#Ï9 àM≈s)Ï≈oΨßϑø9$#uρ tβθà)Ï≈uΖßϑø9$# ãΑθà)tƒ tΠöθtƒ
#Y‘θçΡ (#θÝ¡ÏϑtFø9$$sù öΝä.u™!#u‘uρ (#θãèÅ_ö‘$# Ÿ≅ŠÏ%
yang bermaksud, “Pada hari itu orang-orang munafik lelaki dan orang-orang munafik
perempuan akan berkata kepada orang-orang yang beriman, ‘Tunggulah kami untuk
kami mengambil cahaya dari nur kamu’. Akan dikatakan kepada mereka, ‘Kembalilah
ke belakang kamu, kemudian kamu carilah nur’ ”. Demikianlah maka orang-orang
munafik itu terbahagi kepada dua golongan. Golongan pertama ialah orang-orang
munafik tulen. Mereka dibuat perumpamaan di dalam ayat 17 di atas sebagai orang
yang menyalakan api. Dan golongan yang kedua ialah mereka dibuat perumpamaan di
dalam ayat 19 di atas sebagai orang-orang yang ditimpa hujan. Mereka mempunyai
sebahagian dari ciri-ciri kemunafikan di dalam diri mereka sebagaimana yang
Rasulullah pernah sabdakan di dalam sebuah hadis,2 “Tiga ciri yang barang siapa ada
padanya ketiga-tiga ciri itu, adalah ia munafik tulen. Dan barang siapa yang ada
padanya salah satu dari tiga ciri itu, adalah pada dirinya satu kualiti kemunafikan,
sehinggalah ia meninggalkannya. Iaitu orang yang apabila ia bercakap, ia berdusta, dan
apabila ia berjanji, ia mungkir, dan apabila ia diamanahkan, ia mengkhianati”. Dari hadis
ini para ulama menyimpulkan bahawa di dalam diri seseorang itu adakalanya mungkin
boleh terdapat sebahagian keimanan dan sebahagian kemunafikan, sama ada di dalam
bentuk perbuatan seperti yang disebut di dalam hadis ini, atau di dalam bentuk
keyakinan seperti yang disebut di dalam ayat 20 ini. Di dalam sebuah hadis yang lain,3
Rasulullah telah bersabda, “Hati itu ada 4 jenisnya, iaitu hati yang dalamnya jernih,
seumpama pelita yang bersinar-sinar, dan hati yang terbungkus dengan pengikat diikat
pada pembungkusnya, dan hati yang terbalik, dan hati yang berlapis. Maka hati yang
jernih itu ialah hati orang mukmin, dan pelitanya yang di dalamnya ialah nurnya. Dan
adapun hati yang terbungkus ialah hati orang kafir. Dan adapun hati yang terbalik ialah
hati orang munafik tulen, ia telah mengetahui kemudian ia ingkar. Dan adapun hati yang
berlapis ialah hati yang di dalamnya terdapat iman dan kemunafikan. Perumpamaan
iman di dalam hati ialah seperti herba yang disuburkan dengan air yang baik. Dan
2
Bukhari, Muslim.
3
Ahmad.
- 7. perumpamaan kemunafikan di dalam hati ialah seperti luka yang bertahan dengan
nanah dan darah. Maka yang mana di antara dua perkara itu yang mengatasi yang satu
lagi, ialah yang menakluk hati”). Dan kalau Allah kehendaki, pastinya Dia telah
menghapus pendengaran mereka dan penglihatan mereka (yang terdiri dari orang-
orang munafik dari golongan yang kedua ini, seperti yang Allah lakukan kepada
golongan orang-orang munafik dari golongan yang pertama). Sesungguhnya Allah ke
atas tiap-tiap sesuatu itu Maha Berkuasa, (di mana setiap apa yang Allah kehendaki
pasti akan berlaku, kerana tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit ini yang dapat
mengalahkanNya. Tentang nur orang-orang mukmin pula, Allah berfirman di dalam ayat
Al-Hadid 57:12,
tΠöθu‹ø9$# ãΝä31tô±ç0 /ÏSÏΖ≈yϑ÷ƒr'Î/uρ öΝÍκ‰É‰÷ƒr& t⎦÷⎫t/ Νèδâ‘θçΡ 4©tëó¡o„ ÏM≈oΨÏΒ÷σßϑø9$#uρ t⎦⎫ÏΖÏΒ÷σßϑø9$# “ts? tΠöθtƒ
ã≈pκ÷ΞF{$# $pκÉJøtrB ⎯ÏΒ “ÌøgrB ×M≈¨Ζy_
yang bermaksud, “Pada hari itu kamu akan melihat orang-orang mukmin yang lelaki
dan orang-orang mukmin yang perempuan, nur mereka berlari di antara tangan mereka
dan di sebelah kanan mereka. ‘Khabar gembira untuk kamu, pada hari ini ialah syurga-
syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai’ ”. Dan juga firman Allah di dalam
ayat At-Tahrim 66:8,
öΝÍκ‰É‰÷ƒr& š⎥÷⎫t/ 4©tëó¡o„ öΝèδâ‘θçΡ ( …çμyètΒ (#θãΖtΒ#u™ z⎯ƒÏ%©!$#uρ ¢©É<¨Ζ9$# ª!$# “Ì“øƒä† Ÿω tΠöθtƒ
∩∇∪ փωs% &™ó©x« Èe≅à2 4’n?tã y7¨ΡÎ) ( !$uΖs9 öÏøî$#uρ $tΡu‘θçΡ $uΖs9 öΝÏϑø?r& !$uΖ−/u‘ tβθä9θà)tƒ öΝÍκÈ]≈yϑ÷ƒr'Î/uρ
yang bermaksud, “Pada hari itu tidaklah Allah memalukan nabi dan orang-orang yang
beriman yang bersama-sama dengannya. Nur mereka berlari di antara tangan-tangan
mereka dan di tangan kanan mereka. Mereka berkata, ‘Tuhan kami, sempurnakanlah
bagi kami nur kami, dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau ke atas setiap
sesuatu Maha Berkuasa’ ”. Dan di dalam sebuah hadis,4 diriwayatkan berhubung
dengan ayat Al-Hadid 57:12,
ÏM≈oΨÏΒ÷σßϑø9$#uρ t⎦⎫ÏΖÏΒ÷σßϑø9$# “ts? tΠöθtƒ
yang bermaksud, “Pada hari itu kamu akan melihat orang-orang mukmin yang lelaki
dan orang-orang mukmin yang perempuan…hingga akhir ayat”, Rasulullah pernah
bersabda, “Di antara orang-orang mukmin ada orang-orang yang nurnya menyinari dari
Madinah hingga ‘Adn yang lebih jauh dari San’a, dan ada yang kurang dari itu, hingga
sesungguhnya di antara orang-orang mukmin ada orang-orang yang nurnya tidak
menyinari melainkan di tempat kedua tapak kakinya sahaja”. Dan orang-orang mukmin,
mereka juga terbahagi kepada dua golongan, sebagaimana yang Allah bahagikan di
dalam awal surah Al-Waqi'ah dan di dalam surah Al-Insan. Golongan pertama ialah As-
Sabiqun, atau orang-orang yang mendahului. Mereka adalah Al-Muqaribun, atau orang-
orang yang dekat dengan Allah. Dan golongan yang kedua ialah As-habul yamin, iaitu
orang-orang yang takutkan Allah).
4
At-Tabari, Ibnu Abu Hatim.