SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
PENGELOLAAN ANGGARAN K/L: 
LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 
2014, PERSIAPAN T.A. 2015 DAN 
PERENCANAAN ANGGARAN 
2014-2019
POKOK BAHASAN 
I. Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Negara 
a. Dasar Hukum 
b. Pembagian Kewenangan dalam Pengelolaan Keuangan Negara 
c. Tugas dan Tanggung Jawab Menteri selaku Pengguna Anggaran 
d. Siklus penganggaran 
e. Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran 
f. Pelaksanaan Anggaran 
2 
II. Langkah-langkah Akhir Tahun 2014 
a. Progress pelaksanaan anggaran s.d. 31 Oktober 2014 
b. Langkah –langkah yang harus dipersiapkan 
c. Ketentuan revisi 
• Batas Kewenangan 
• Batas Waktu
POKOK BAHASAN 
III. Langkah-langkah persiapan 2015 
IV. Hal-hal lainnya yang perlu mendapat perhatian 
a. Belanja Barang/Perjalanan Dinas 
b. Belanja Modal 
c. Belanja Bantuan Sosial 
d. Kasus-kasus Hukum terkait pelaksanaan anggaran 
e. Putusan MK dan UU No 17/2014 tentang MD3 
f. Reviu Pemanfaatan Dana Optimalisasi DPR 
g. Dana Dekon/TP dan Dana Desa 
V. Visi, Misi, Platform Kabinet Kerja 2014-2019 dan Nawa Cita 
3
GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA 
4 
I
A. Dasar Hukum 
1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 
2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 
3. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan 
Tanggung Jawab Keuangan Negara; 
4. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan 
Nasional; 
5. PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 
6. PP No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana 
Pembangunan Nasional; 
7. PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan 
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L). 
5
Semangat “Good Governance” 
Pasal 3 ayat (1) Undang–Undang No. 17 Tahun 2003 
tentang Keuangan Negara: 
“Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada 
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, 
efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan 
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan” 
6
b. Pembagian Kewenangan Dalam Pengelolaan Keuangan Negara 
1. Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelo-laan 
Keuangan Negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan; 
2. Kekuasaan dimaksud dikuasakan kepada : 
a. Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal dan wakil pemerintah 
dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan; 
b. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/ 
Pengguna Barang K/L yang dipimpinnya; 
c. Gubernur/Bupati/Walikota selaku Kepala Pemerintahan Daerah 
untuk mengelola Keuangan Daerah dan mewakili Pemerintah 
Daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan; 
d. tidak termasuk kewenangan dibidang moneter, yang meliputi 
antara lain mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur 
dengan undang-undang. 
7
PEMBAGIAN KEWENANGAN 
Kepala 
Satker 
PengelolaFiskal & Wakil 
PemPemegang 
KekayaanNegara 
Dipisahkan 
Pengguna 
Anggaran(PA) 
Kuasa BUN Kuasa PA 
BENDAHARA PPK PPSPM 
delegatif 
Perintah bayar 
TanggungjawabFungsional 
delegatif 
penugasan 
PRESIDEN 
Menteri 
Perintahbayar 
Menteri 
Keuangan 
KPPN 
Ex 
Officio 
Bendahara Umum 
Negara (BUN) 
Pemegang Kekuasaan 
Pengelollan Keuangan Negara 
Pengguna 
Barang(PB) 
Sumber: UU 17/2003 dan UU 1/2004 
8
c. Tugas dan Tanggung Jawab Menteri Selaku Pengguna Anggaran 
Menteri sebagai Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Kementerian yang dipimpinnya mempunyai 
tugas sbb : 
1. menyusun rancangan anggaran kementerian yang dipimpinnya; 
2. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran; 
3. melaksanakan anggaran kementerian yang dipimpinnya; 
4. melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya ke Kas 
Negara; 
5. mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab kementerian yang 
dipimpinnya; 
6. mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kementerian yang 
dipimpinnya; 
7. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian yang dipimpinnya; 
8. melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan 
undang-undang. 
9
Pokok-pokok 
Kebijakan Fiskal, 
Kerangka Ekonomi 
Makro dan RKP 
(Pertengahan Mei) 
Pagu Anggaran 
K/L 
(AkhirJuni) 
RAPBN + NK 
(Agustus) 
APBN 
(Akhir Oktober) 
Alokasi Anggaran 
K/L dan Rincian 
APBN 
(November) 
Perpres 
RUU 
UU 
RKP 
Pagu Indikatif 
(Maret) 
DIPA K/L 
(Desember) 
1 
2 3 
4 
6 5 
7 
SEB 
KMK 
Perpres 
DIPA 
d. Siklus Anggaran 
10
Pagu 
Anggaran 
Pertemuan 
Tiga Pihak 
Renja 
RKP K/L 
Himpun 
an RKA-KL 
Komisi K/L 
DPR RI 
Forum Penelaahan 
Pembicaraan 
Pendahuluan 
Rancangan 
APBN 
NK RUU 
APBN 
Sidang Kabinet 
Pagu 
Indikatif 
Alokasi 
Anggaran 
Penye-suaian 
RKA-KL 
Penelaahan RKA-KL 
Perpres 
Rincian 
APBN 
DIPA 
UU 
APBN 
Tahapan Kegiatan Dalam Perencanaan Penganggaran 
Hasil 
kesepa-katan 
1 
2 
Sidang Kabinet 
Sidang Kabinet 
K/L 
Banggar 
DPR RI 
RKA-KL 
Komisi K/L 
DPR RI 
11
e. Dokumen-dokumen Perencanaan dan Penganggaran 
RPJMN 2015-2019 
RKP 
RAPBN + NK 
Renstra K/L 
Rencana Kerja-K/L 
RKA-K/L 
Perpres Rincian 
APBN 
Dok. Pelaksanaan 
Anggaran 
5 Thn 
1 Thn 
Platform 
Presiden 
1 Thn 
Kabinet Kerja 
12
f. Pelaksanaan Anggaran 
Kewenangan dan tangung jawab Pejabat Perbendaharaan 
Pejabat Wewenang TanggungJawab 
Materiil 
Keterangan 
Menteri 
(PA) 
 Menyusun DIPA 
 Menetapkan: KPA, 
Pejabat Pemungut 
Penerimaan, Pejabat 
Pengelola Utang dan 
Piutang. 
 Mengelola barang. 
 Mengawasi pelaksanaan 
anggaran. 
 Membuat laporan 
keuangan. 
Tanggung jawab 
atas penggunaan 
anggaran dan hasil 
(outcome) yang 
dicapai. 
1. Kewenangan dilimpahkan: 
a.PenunjukanKuasa PA untuk Urusan 
Bersama dan Tugas Pembantuan 
kepadagubernur/bupati/walikota 
b.Penunjukan KPA untuk Dekonsentrasi 
kepadaGubernur 
c.PenujukanPejabat perbendaharaan 
lain kepada KPA 
2.Kewenangan yang didelegasikan kepada 
KPA: Penyusunan DIPA 
Kepala 
Satker 
(KPA) 
 Menyusun DIPA. 
 Menetapkan: PPK, 
PPSPM, Pejabat/Panitia 
Pengadaan, rencana 
kegiatan. 
 Melakukanpengendalian 
pengawasan kegiatan. 
 Menyusun laporan 
keuangan 
Tanggung jawab 
atas penggunaan 
anggaran dan 
keluaran (output) 
Kewenangan yang ditugaskan: 
1.Pembuatankomitmen (kepada PPK) 
2.Menguji, membebankan dan 
memerintahkan pembayaran (kepada 
PPSPM) 
3.KPA secara ex-officio dijabat kepala 
satker. 
4.Masa jabatan KPA tidak terikat tahun 
anggaran (walaupun pergantian tahun 
anggaran, tetapmenjabat sebagaiKPA 
hingga ada pencabutan/penggantian) 
13
f. Pelaksanaan Anggaran 
Pejabat Wewenang TanggungJawab 
Materiil 
Keterangan 
Pejabat 
Pembuat 
Komitmen 
(PPK) 
Wewenang utama: 
 Membuat, 
menandatangani, 
melaksanakan dan 
mengendalikan 
komitmen (kontrak) 
 Menguji tagihan dari 
penyedia barang/jasa 
 Melaksanakan kegiatan 
swakelola 
Tanggungjawab atas 
kebenaran materiil dan 
akibat yang timbul dari 
penggunaan hak tagih 
1.Pengujian oleh PPK mencakup 
kesesuaian fisik/spesifikasi barang 
dengan dokumen hak tagih 
2.Satu DIPA boleh lebih dari satu 
PPK 
3.Masa jabatan PPK tidak terikat 
tahun anggaran (walaupun 
pergantian tahun anggaran, tetap 
menjabat sebagai PPK hingga ada 
pencabutan 
Pejabat 
Penanda 
tangan Surat 
Perintah 
Membayar 
(PPSPM) 
Wewenang utama: 
 Menguji tagihan dari PPK 
 Membebankantagihan 
 Memerintahkan 
pembayaran 
 Menatausahakan seluruh 
dokumen pembayaran 
Tanggungjawab 
administratif: 
kebenaran, 
kelengkapan 
keabsahan dokumen 
tagihan 
1.Pengujian oleh PPSPM bersifat 
administratif yaitu kesesuaian 
dokumen satu dengan yang lain. 
2.Satu DIPA satu PPSPM 
3.Masa jabatan PPSPM tidak terikat 
tahun anggaran (walaupun 
pergantian tahun anggaran, tetap 
menjabat sebagaiPPSPM hingga 
ada pencabutan/penggantian) 
14 
Kewenangan dan tangung jawab Pejabat Perbendaharaan
f. Pelaksanaan Anggaran 
Pejabat Wewenang Tanggung Jawab Keterangan 
Bendahara 
Penerimaan 
Wewenang utama : 
 Menerima, menyimpan, 
menyetorkan uangPendapatan 
Negara ke rekeningKas Negara 
 Menatausahakan dan 
membukukan transaksi uang 
PendapatanNegara 
 mengelola rekening penerimaan 
dan melaporkan pertanggung 
jawaban kepada BPK dan Kuasa 
BUN 
 Bertanggungjawab 
secara pribadi atas 
uang pendapatan 
negara yang berada 
dalam 
pengelolaannya 
 bertanggjawab 
secara fungsional 
kepada Kuasa BUN 
 diangkat oleh 
Menteri/Kepala Satker 
 memiliki sertifikat 
bendahara 
 Masa jabatan Bendahara 
tidak terikat tahun 
anggaran (walaupun 
pergantian tahun 
anggaran, tetapmenjabat 
sebagaiBendahara 
hingga ada pencabutan/ 
penggantian) 
Bendahara 
Pengeluaran 
Wewenang utama : 
 Menerima, menyimpan, membayar 
uang persediaan berdasarkan 
perintah KPA 
 melakukanpengujian tagihan 
 Memotong, memungut, dan 
menyetorkan pajak yang dipungutm 
ke kas negara 
 Menatausahakan dan 
membukukan transaksi uang 
persediaan 
 mengelola rekeningdan 
melaporkanpertanggungjawaban 
kepadaBPK dan Kuasa BUN. 
 Bertanggungjawab 
secara pribadi atas 
uang persediaan 
yang berada dalam 
pengelolaannya 
 bertanggjawab 
secara fungsional 
kepada Kuasa BUN 
 diangkat oleh 
Menteri/Kepala Satker 
 memiliki sertifikat 
bendahara 
 Masa jabatan Bendahara 
tidak terikat tahun 
anggaran (walaupun 
pergantian tahun 
anggaran, tetapmenjabat 
sebagaiBendahara 
hingga ada pencabutan 
/penggantian) 
15 
Kewenangan dan tangung jawab Pejabat Perbendaharaan
LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014 
16 
II
II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...1) 
a. 1. Progress Pelaksanaan Anggaran K/L s.d. 30 November 2014 
Catatan : Persentase (%) realisasi anggaran dihitung dari Pagu APBN-P 
17 
NO 
URAIAN JENIS 
BELANJA 
TAHUN 2013 (dalam ribu) TAHUN 2014 (dalam ribu) 
PAGU APBN PAGU APBN-P 
REALISASI S.D. 
AKHIR TAHUN 2013 
% PAGU APBN PAGU APBN-P 
REALISASI S.D. 30 
NOVEMBER 2014 
% 
1 BEL. PEGAWAI 139,890,094,501 149,537,425,349 140,398,687,664 93.89 150,470,669,570 159,754,517,483 134,735,929,516 84.34 
2 BEL. BARANG 200,735,154,495 196,635,189,334 169,014,077,043 85.95 214,371,026,075 197,913,320,855 129,993,140,636 65.68 
3 BEL. MODAL 184,363,520,833 206,350,519,044 172,383,902,770 83.54 184,193,505,883 162,738,491,117 85,694,843,242 52.66 
4 BEL. BANSOS 69,608,838,275 95,925,557,426 92,616,578,265 96.55 88,772,448,370 100,502,292,599 86,993,382,730 86.56 
JUMLAH 594,597,608,104 648,448,691,153 574,413,245,742 88.58 637,807,649,898 620,908,622,054 437,417,296,123 70.45
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 
700,000 
600,000 
500,000 
400,000 
300,000 
200,000 
100,000 
2013 11,126 28,861 53,909 86,852 124,759 167,432 226,390 266,818 313,254 363,696 425,601 574,413 
2014 14,960 32,306 65,063 100,726 137,350 178,442 236,950 279,896 331,134 374,413 
% 2013 1.789% 4.640% 8.667% 13.963% 20.057% 26.918% 36.397% 42.896% 50.362% 58.471% 68.424% 92.348% 
% 2014 2.484% 5.364% 10.803% 16.724% 22.805% 29.627% 39.341% 46.472% 54.979% 62.165% 
100.000% 
90.000% 
80.000% 
70.000% 
60.000% 
50.000% 
40.000% 
30.000% 
20.000% 
10.000% 
.000% 
000 
Realisasi dalam miliar rupiah 
Realisasi Anggaran Tahun 2013 - 2014 
18
II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...1) 
a. 2. Progress Pelaksanaan Anggaran Kemenakertrans s.d. 30 November 2014 
Catatan : Persentase (%) realisasi anggaran dihitung dari Pagu APBN-P 
19 
NO 
URAIAN JENIS 
BELANJA 
TAHUN 2013 (dalam ribu) TAHUN 2014 (dalam ribu) 
PAGU APBN PAGU APBN-P 
REALISASI S.D. 
AKHIR TAHUN 2013 
% PAGU APBN PAGU APBN-P 
REALISASI S.D. 30 
NOVEMBER 2014 
% 
1 BEL. PEGAWAI 
294,686,440 374,458,248 346,921,472 92.65 312,362,311 476,059,207 363,337,336 76.32 
2 BEL. BARANG 
3,418,478,885 
3,463,718,136 
3,148,242,008 90.89 3,053,115,071 2,777,315,366 1,759,067,102 63.34 
3 BEL. MODAL 
1,079,708,245 
1,131,358,426 
1,039,104,820 91.85 1,122,753,791 895,089,531 540,068,082 60.34 
4 BEL. BANSOS 
70,215,000 68,866,200 50,777,818 73.73 32,615,000 - - - 
JUMLAH 4,863,088,570 5,038,401,010 4,585,046,117 91.00 4,520,846,173 4,148,464,104 2,662,472,520 64.18
II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...1) 
TAHUN 2013 (dalam ribu) 
PAGU APBN PAGU APBN-P 
4 
5 DITJEN P2KTRANS 
6 DITJEN P2MKT 
Catatan : Persentase (%) realisasi anggaran dihitung dari Pagu APBN-P 
20 
a. 3. Progress Pelaksanaan Anggaran Kemenakertrans per Unit Eselon I 
s.d. 30 November 2014 
BEL. PEGAWAI 65,904,329 143,412,162 139,073,284 96.97 64,750,957 232,605,286 165,327,262 71.08 
BEL. BARANG 239,818,352 216,050,580 202,373,649 93.67 241,682,629 224,372,527 155,006,878 69.08 
BEL. MODAL 27,547,972 117,869,537 113,902,204 96.63 22,528,814 40,743,656 20,701,889 50.81 
BEL. PEGAWAI 11,877,176 11,826,683 10,562,039 89.31 12,249,628 12,049,628 10,854,194 90.08 
BEL. BARANG 39,635,421 34,940,125 32,039,579 91.70 29,976,772 29,738,772 22,305,551 75.00 
BEL. MODAL 453,000 2,425,400 2,272,325 93.69 696,000 1,134,000 203,925 17.98 
BEL. PEGAWAI 25,496,088 25,636,048 21,911,706 85.47 26,998,340 24,758,294 19,815,032 80.03 
BEL. BARANG 729,787,939 766,259,771 702,554,095 91.69 625,154,846 557,884,651 397,801,999 71.31 
BEL. MODAL 11,325,958 22,322,135 21,694,246 97.19 8,192,128 7,241,406 2,494,804 34.45 
BEL. BANSOS - 40,750,000 40,596,924 99.62 16,200,000 - - - 
BEL. PEGAWAI 13,449,605 13,307,415 11,555,816 86.84 17,298,406 15,159,451 11,333,151 74.76 
BEL. BARANG 255,033,854 259,684,429 208,432,919 80.26 329,687,094 269,600,297 176,663,045 65.53 
BEL. MODAL 2,519,985 22,329,140 9,912,472 44.39 4,850,000 2,629,903 1,273,639 48.43 
BEL. BANSOS 5,900,000 27,651,200 9,838,394 35.58 8,400,000 - - - 
BEL. PEGAWAI 27,256,718 25,125,458 21,823,901 86.86 28,953,851 25,392,894 21,194,235 83.47 
BEL. BARANG 601,170,464 582,791,472 529,812,561 90.91 289,543,595 268,373,994 160,581,156 59.83 
BEL. MODAL 220,039,572 251,004,427 241,748,815 96.31 392,063,004 426,856,352 294,735,113 69.05 
BEL. BANSOS - 240,000 120,000 50.00 240,000 - - - 
BEL. PEGAWAI 26,859,417 26,859,417 20,585,763 76.64 29,433,962 29,245,226 18,517,837 63.32 
BEL. BARANG 500,228,366 579,340,630 543,606,081 93.83 501,643,199 573,138,874 301,470,921 52.60 
BEL. MODAL 276,650,590 303,569,996 292,952,345 96.50 205,620,189 189,194,489 133,486,942 70.56 
BEL. BANSOS - 225,000 222,500 98.89 225,000 - - - 
BEL. PEGAWAI 12,474,854 12,474,854 11,781,705 94.44 13,584,424 13,163,000 11,207,665 85.15 
BEL. BARANG 248,850,741 308,058,171 283,015,663 91.87 292,655,776 345,826,058 188,585,343 54.53 
BEL. MODAL 1,717,500 125,158,435 121,860,283 97.36 32,313,600 475,000 173,695 36.57 
BEL. PEGAWAI 20,907,526 20,881,526 19,862,671 95.12 21,514,870 21,514,870 18,074,432 84.01 
BEL. BARANG 53,764,662 53,263,639 49,445,525 92.83 44,709,350 49,820,520 31,891,208 64.01 
BEL. MODAL 8,278,455 10,388,517 8,555,580 82.36 6,420,980 5,278,457 3,057,056 57.92 
BEL. PEGAWAI 95,115,505 94,934,685 89,764,586 94.55 70,651,583 102,170,558 87,013,527 85.16 
BEL. BARANG 724,452,806 663,329,319 596,961,935 89.99 422,549,555 458,559,673 324,761,001 70.82 
BEL. MODAL 236,571,715 276,290,839 226,206,550 81.87 150,057,621 221,536,268 83,941,020 37.89 
4,483,088,570 5,038,401,010 4,585,046,117 91.00 3,910,846,173 4,148,464,104 2,662,472,520 64.18 
7 
8 
URAIAN JENIS 
BELANJA 
NO UNIT 
JUMLAH 
DITJEN PPK 
BALITFO 
DITJEN BINALATTAS 
1 
REALISASI S.D. 
AKHIR TAHUN 
2013 
% 
3 DITJEN BINAPENTA 
DITJEN PHI dan JAMSOS 
2 
SETJEN 
ITJEN 
9 
TAHUN 2014 (dalam ribu) 
PAGU APBN PAGU APBN-P 
REALISASI S.D. 
30 NOVEMBER 
2014 
%
II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...2) 
b. Langkah-langkah yang harus dipersiapkan 
 Program dan Kegiatan K/L (yang berubah/tidak berubah) tetap 
dijalankan dengan menggunakan DIPA 2014 s/d akhir tahun 2014 
sesuai dengan Keppres Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat 
(ABPP) APBN-P 2014 dalam rangka akuntabilitas dan kejelasan 
pertanggungjawaban program; 
 Bagi K/L yang berubah, pelaksanaan anggaran s/d akhir tahun 
2014 berdasarkan DIPA 2014, telah dibuatkan payung hukum 
berupa ketentuan peralihan dalam suatu Perpres. 
c. Ketentuan revisi : 
i) Batas kewenangan revisi 
 Perubahan anggaran antar unit organisasi, fungsi, dan program 
disampaikan secara tertulis oleh Menteri kepada DPR (komisi terkait); 
 Perubahan anggaran antar kegiatan prioritas K/L harus mendapat 
persetujuan tertulis Menteri; 
 Perubahan anggaran selain unit organisasi, fungsi, dan program 
merupakan kewenangan Pemerintah (Kemenkeu, K/L). 
21
II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...3) 
ii) Batas waktu 
Batas akhir penerimaan usulan revisi (dengan persyaratan lengkap) 
adalah tanggal 31 Oktober 2014, kecuali revisi untuk : 
 Kegiatan yang dananya bersumber dari Penerimaan Negara Bukan 
Pajak (PNBP), Pinjaman/Hibah Dalam/Luar Negeri (PHLN/PHDN); 
 Kegiatan lingkup Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA 
BUN); 
 Kegiatan yang membutuhkan data/dokumen yang harus mendapatkan 
persetujuan dari unit eksternal K/L seperti persetujuan DPR, 
persetujuan Menteri Keuangan, hasil audit eksternal, dan penyesuaian 
seperlunya atas anggaran pada K/L yang dipisah/digabung 
berdasarkan Keppres No.121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan 
Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 
2014 – 2019; 
Batas akhir usul penerimaan revisi anggaran paling lambat tanggal 19 
Desember 2014. 
Langkah langkah pelaksanaan anggaran pada masa peralihan 27 Oktober 
s.d 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut ini : 
22
II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...4) 
Pelaksanaan Anggaran Pada Masa Peralihan Tanggal 27 Oktober 2014 
(Pelantikan Kabinet Kerja ) s.d. 31 Desember 2014 
2013 2014 2015 
1/ 1 Triw I 
7 
Triw II Triw III 
27/ 10 
23/ 12 
Batas SPM 
LS 
31/ 12 
Lap Semester 
Cut off KIB II dimuat dalam CaLK 
Laporan 
Tahunan 
Pengesahan 
DIPA 
Keterangan: 
1.DIPA berlaku 1 Jan s.d 31 Des 
2.Laporan Tahunan ditandatangani 
Menteri baru (akan diatur di dalam 
Perpresmasa transisi yang sedang 
dalamproses penetapan) 
3.Batas pengajuan tagihan secara 
langsung ke KPPN tgl 23 Desember 
4.Sisa Uang Persediaan/ TambahanUang 
Persediaanharusdisetor ke Kas 
Negara paling lambat 31 Desember 
Masa peralihan 27 Okt s.d 31 Des 2014: 
1.Dasar pelaksanaankegiatan adalahDIPA TA 2014 
(existing) 
2.Menteri/ Pimpinan Lembaga Kabinet Kerja melanjutkan 
program atau rencana kerja pemerintah yang tercantum 
dalam DIPA. 
3.Dalam hal terdapat perubahan program/ kegiatanharus 
dilakukanrevisi DIPA terlebihdahulu sesuai kewenangan 
(DPR/ DJA/ Kanwil DJPB) 
23
LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN TA 2015 
24 
III
III. LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN TA 2015 ...1) 
1. Status penyelesaian RKAKL/DIPA 2015: 
 APBN TA 2015 telah ditetapkan dengan UU No.27/2014; 
 Rincian APBN telah ditetapkan dengan Perpres No.162/2014; 
 Saat ini DIPA 2015 sedang dalam proses penandatanganan oleh 
Pejabat Penandatangan DIPA untuk selanjutnya disahkan oleh 
Kemenkeu. 
2. Saat ini sedang dikoordinasikan di level Eselon 1 antisipasi 
pelaksanaan kegiatan dan anggaran untuk perubahan nomenklatur 
Kementerian/Lembaga : 
 Untuk tahun 2014, akan diupayakan dengan kondisi existing 
(program, anggaran, pejabat anggaran) agar tidak terjadi 
kevakuman kegiatan, dengan dipayungi oleh penerbitan Perpres 
Transisi Kementerian/Lembaga ; 
 Untuk tahun 2015, akan dilihat lebih dalam dari berbagai aspek 
(hukum, kelembagaan, SDM, dll) apakah dapat dilakukan 
perubahan segera atau melalui mekanisme APBN-P 2015. 
25
III. LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN TA 2015 ...2) 
3. Langkah-langkah yang harus diantisipasi dan dipersiapkan segera oleh 
Kementerian/Lembaga : 
a. Penetapan struktur organisasi K/L baru atau yang berubah; 
b. Pengisian struktur SDM; 
c. Penyusunan RPJMN 2014-2019; 
d. Revisi RKP 2015 agar sejalan dengan RPJMN 2014-2019 dan program-program 
baru (perubahan K/L) dalam tahun 2015; 
e. K/L yang mengalami perubahan nomenklatur menyusun atau merevisi Renja 
(Rencana Kerja) K/L agar sejalan dengan penugasan Kabinet Kerja; 
f. Menyusun atau merevisi DIPA tahun 2015 untuk K/L yang baru dan berubah, 
serta mendapatkan persetujuan Komisi DPR agar program dan kegiatan K/L 
dapat berjalan normal di awal tahun 2015; 
g. Penyiapan Revisi APBN tahun 2015 didasarkan kebijakan yang diambil di tahun 
2014 (BBM) serta menampung program-program baru di tahun 2015. 
h. Hal yang perlu diperhatikan : (i) Agar K/L mengoptimalkan pagu 2015 untuk 
menampung program/kegiatan baru (ii) Tambahan pagu bila sangat mendesak 
akan dipenuhi dari APBN-P TA 2015, apabila fiscal space memungkinkan (iii) 
Revisi DIPA 2015 disarankan yang tidak memerlukan persetujuan Komisi DPR 
yaitu revisi yang bukan antar program/program baru, mengingat masa reses 
sidang DPR mulai tanggal 18 November 2014. 
(Jadwal terlampir) 
26
III. LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN TA 2015 ...3) 
JADWAL: LANGKAH-LANGKAH PERCEPATAN PENYELESAIAN STRUKTUR ORGANISASI, 
SDM DAN DIPA KEMENTERIAN BARU DAN YANG BERUBAH 1) 
November 2014 
Desember 2014 
MI M2 M3 M4 MI M2 M3 M4 
NO KEGIATAN 
PENANGGUNG JAWAB 
Pembahasan dan Penetapan struktur organisasi K/L 
baru dan yang berubah 
- KemenPAN & RB 
- K/L Baru dan yang Berubah 
Pengisian Struktur SDM K/L baru dan yang berubah K/L Baru dan yang Berubah 
Penyusunan Renstra dan RPJMN 2015 -2019 2) - Semua K/L 
- Bappenas 
Revisi RKP 2015 Bappenas 
Penyusunan Renja K/L baru dan revisi Renja K/L yang 
berubah/tidak berubah Tahun 2015 
- Bappenas 
- Kemenkeu 
- K/L Baru dan yg Berubah/Tidak Berubah 
Penunjukan Pejabat Pengelola Anggaran (a.l. Ka Satker, 
PPK, Bendahara) 
K/L Baru dan yang Berubah 
Penyusunan RKA-K/L baru dan revisi RKA-K/L yang 
berubah/tidak berubah Tahun 2015 
K/L Baru dan yang Berubah/Tidak 
Berubah 
Pembahasan dan persetujuan Komisi DPR atas RKA-K/L 
Kementerian Baru dan yang berubah Tahun 2015 
K/L Baru dan yang Berubah 
Penelaahan RKA-K/L Kementerian Baru dan yang 
Berubah Tahun 2015 dan Pengesahan DIPA TA 2015 
- Bappenas 
- Kemenkeu 
- K/L Baru dan yang Berubah 
Penyiapan Revisi APBN Tahun 2015 didasarkan 
kebijakan yang diambil di Tahun 2014 serta 
menampung program baru di Tahun 2015 
Kemenkeu 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 
8 
9 
10 
1) Agar pelaksanaan anggaran Tahun 2015 bagi Kementerian baru dan yang berubah dapat efektif per 1 Januari 2015 
2) Penyelesaian RPJMN 2014 – 2019 sampai dengan tanggal 20 Januari 2015. 
27
HAL-HAL LAINNYA YANG PERLU MENDAPAT 
PERHATIAN 
28 
IV
a. Belanja Barang/Perjalanan Dinas…..1) 
TA 2014 
1. Anggaran Perjadin di masing-masing K/L cenderung semakin meningkat; 
2. Ada kecenderungan menghabiskan anggaran Perjadin untuk hal-hal yang 
kurang penting; 
3. Perlu pengendalian dan pembatasan Perjadin K/L; 
4. Perjalanan dinas dilakukan secara selektif, memperhatikan ketersediaan dana, 
efisien, akuntable dan memiliki output jelas/terukur; 
5. Kegiatan konsiyering dilakukan secara selektif , merupakan kebutuhan 
prioritas, dan memiliki output jelas/terukur; 
6. Langkah-langkah pengendalian dan penghematan perjalanan dinas dan 
meeting/konsinyering telah dilakukan oleh K/L, sesuai surat Menteri 
Keuangan Nomor S-667/MK.02/2014 tanggal 2 Oktober 2014, dan 
berdasarkan laporan dari K/L sampai dengan tanggal 30 Oktober 2014, dari 
86 K/L, 52 K/L telah menyampaikan potensi besaran penghematan perjadin 
sampai dengan akhir tahun 2014 dengan total penghematan sebesar 
Rp945.555,73miliar. 
29
30 
a. Belanja Barang/Perjalanan Dinas…..2) 
TA 2015 
1. Melakukan penghematan melalui : 
• Pembatasan perjalanan dinas dan penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, 
pertemuan, lokakarya, konsinyering, kecuali untuk perjalanan dinas yang benar-benar 
penting dan mendesak; 
• Pembatasan/penghapusan kegiatan yang tidak prioritas dan tidak mendesak antara lain 
peresmian kantor/proyek dan sejenisnya, pembangunan gedung baru dan pengadaan 
kendaraan bermotor, serta penghematan belanja non operasional lainnya. 
2. Hasil identifikasi penghematan tersebut, dapat diusulkan dimanfaatkan sebagian atau 
seluruhnya untuk mendanai kegiatan-kegiatan prioritas nasional yang lebih produktif sesuai 
dengan visi misi Presiden, dan target capaian pembangunan nasional sesuai Revisi RKP 
2015/RPJMN 2015 – 2019; 
3. K/L menyampaikan hasil review dan identifikasi penghematan dan pemanfaatannya kepada 
Kemenkeu c.q DJA melalui mekanisme revisi anggaran dan untuk dicantumkan dalam catatan 
halaman IV DIPA ; 
4. Usul penghematan K/L tersebut menjadi bahan RAPBN-P TA 2015; 
5. Menugaskan aparat pengawasan internal kementerian/lembaga melakukan 
pengawasan/pemantauan terhadap pelaksanaan langkah-langkah kebijakan pengendalian 
dan penghematan dimaksud.
b. Belanja Modal 
• Proses pengadaan agar mengikuti/mematuhi Perpres 70/2012 Tentang 
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang 
Pengadaan Barang/jasa Pemerintah; 
• Pengadaan mobil dinas/operasional termasuk yang dibatasi; 
• Pembangunan gedung kantor baru tidak perlu dilakukan; 
• Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk proses lelang dan 
penyelesaian pekerjaan (terhadap yang belum dilaksanakan sampai dengan 
akhir November 2014 agar ditunda). 
31
c. Belanja Bantuan Sosial ...1) 
I. Perbaikan Pelaksanaan Bansos Tahun 2014 
1. Dalam rangka upaya perbaikan kebijakan bantuan sosial pada 
Kementerian/Lembaga (K/L) telah dilakukan reviu oleh BPKP sebagai 
langkah antisipasi agar penggunaan dana bantuan sosial dapat 
dilakukan secara tepat sasaran, tidak tumpang tindih, transparan, dan 
akuntabel. 
2. Berdasarkan hasil review BPKP dimaksud, Menteri Keuangan melalui 
surat No.S-577/MK.02/2014 tanggal 4 September 2014 telah 
memintakan kepada K/L hal-hal sebagai berikut: 
a) Belanja Bansos yang sudah tepat sasaran, tidak tumpang tindih, serta 
transparan dan akuntabel, agar dalam tahap pelaksanaannya tetap 
dijaga governance pelaksanaan dan pengawasannya, serta disiapkan 
pertanggungjwaban dan auditnya. 
32
c. Belanja Bantuan Sosial ...2) 
b) Untuk Bansos yang tidak tepat sasaran dan tumpang tindih: 
i. Bila belum dilaksanakan, agar K/L segera menunda/merevisi/ 
menyesuaikan/ membatalkan kegiatan tersebut agar sesuai dengan 
ketentuan perundangan yang berlaku; 
ii. Bila sedang/sudah dilaksanakan/dicairkan, agar K/L meningkatkan 
transparansi dan governance pelaksanaan dan pengawasannya, serta 
disiapkan pertanggungjawaban dan auditnya. 
c) Untuk Bansos yang tidak transparan dan akuntabel, K/L agar memperjelas dan 
mempublikasikan secara luas program, kegiatan, pedoman penyaluran, serta 
daftar penerima dan jumlahnya. 
4. Menteri/Pimpinan Lembaga perlu meningkatkan pengawasan dan pemantauan 
pelaksanaan bansos di tahun 2014 dan memastikan tata kelola yang baik. 
II. Kegiatan Bansos Tahun 2015 
1. Untuk anggaran tahun 2015 agar dipastikan pelaksanaan/penggunaan dana 
bansos pada Kementerian/Lembaga (K/L) benar-benar tepat sasaran, tidak 
tumpang tindih, transparan dan akuntabel. 
2. Kegiatan bantuan sosial yang sebenarnya tugas/urusan daerah agar dialihkan ke 
DAK 
33
d. Kasus-kasus hukum terkait pelaksanaan anggaran 
1. Mark Up; 
2. Pengeluaran fiktif; 
3. Temuan-temuan Temuan BPK, berkaitan dengan Perjadin masih ditemui 
adanya in-efisiensi antara lain: 
a. ketidaksesuaian tiket pesawat; 
b. ketidaksesuaian jumlah hari, dan/atau; 
c. ketidaksesuaian surat tugas. 
4. Hasil reviu Kemenpan berkaitan dengan Perjadin & Rapat Di Luar Kantor 
pelaksanaannya masih ada yang tidak sesuai dengan tugas 
fungsi/rencana/tempat/jumlah dan/atau kurangnya pengendalian 
internal. 
34
e. Putusan MK dan UU 17/2014 tentang MD3 
1. Sejak ditetapkan Putusan MK tanggal 22 Mei 2014 dan diundangkannya UU 
MD3 tanggal 5 Agustus 2014, pembahasan dan penetapan anggaran K/L oleh 
Komisi terkait DPR RI dilaksanakan hanya sampai dengan unit organisasi, 
fungsi dan program. 
2. Persetujuan Komisi atas anggaran K/L dituangkan dalam format yang telah 
disediakan dan didasarkan atas hasil rapat yang ditandatangani Pimpinan 
Rapat, dan dilengkapi kemudian oleh seluruh Unit Pimpinan Komisi terkait. 
3. Dalam rangka hak pengawasan, setiap anggota berhak mengawasi 
pelaksanaan APBN dan memperjuangkan kepentingan masyarakat, 
termasuk di daerah pemilihan. 
4. Dalam rangka pengawasan oleh Komisi, Kementerian/Lembaga wajib 
menyerahkan kepada Komisi terkait rincian anggaran menurut jenis belanja 
dan kegiatan paling lambat 30 hari setelah UU APBN atau UU APBN-P 
ditetapkan di Paripurna DPR (Pasal 227 ayat (3) UU MD3). 
5. Sehubungan dengan butir 4, K/L perlu segera menyiapkan rincian anggaran 
dimaksud untuk TA 2015 (sesuai dengan Perpres 162 Tahun 2014 tentang 
Rincian APBN TA 2015) untuk disampaikan kepada Pimpinan Komisi terkait 
DPR. 
35
f. Reviu Pemanfaatan Dana Optimalisasi DPR 
1. Dalam Raker Banggar DPR RI dengan Pemerintah tanggal 28 
September 2014 dan disahkan melalui sidang Paripurna DPR RI, telah 
ditetapkan dana optimalisasi dalam APBN TA 2015 sebesar Rp18,7 
triliun dan pemanfaatan penghematan belanja K/L Rp0,9 triliun yang 
dialokasikan pada 23 K/L; 
2. Untuk menjaga tata kelola yang baik dalam penyelenggaran 
pemerintahan, sebagaimana telah dilakukan dalam TA 2014, maka 
terhadap pemanfaatan dana optimalisasi dan penghematan belanja 
K/L tersebut telah dimintakan kepada BPKP untuk melakukan reviu 
guna memastikan pemanfaatannya tepat guna, tepat sasaran dan 
akuntabel (Surat Menteri Keuangan kepada kepala BPKP No. S- 
713/MK.02/2014 tanggal 17 Oktober 2014 dan Surat Menteri 
Keuangan kepada 23 K/L No. S-714/MK.02/2014 tanggal 17 Oktober 
2014); 
3. Anggaran dana optimalisasi dan penghematan belanja K/L sebesar 
Rp19,6 triliun tersebut, sampai dengan saat ini masih terblokir 
(diberikan catatan pada Halaman IV DIPA), menunggu selesainya 
dilakukan reviu oleh BPKP. 
36
g. Dana Dekon/TP dan Dana Desa 
1. Pengalihan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ke DAK 
Anggaran dan program yang sudah menjadi urusan daerah agar dialihkan ke 
Dana Alokasi Khusus (DAK) 
2. Pengalokasian Dana Desa 
Dalam rangka menghindari adanya duplikasi anggaran, maka kegiatan dan 
anggaran K/L yang sudah dialihkan ke dana desa, agar tidak dilaksanakan dan 
dianggarkan oleh kementerian/lembaga, 
37
VISI, MISI, PLATFORM KABINET KERJA 2014-2019 
DAN NAWA CITA 
38 
V
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Terima 
Kasih 
51

More Related Content

What's hot

50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik
50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik
50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publikresig jeflin
 
Anggaran berbasis kinerja
Anggaran berbasis kinerjaAnggaran berbasis kinerja
Anggaran berbasis kinerjaintelnvidia277
 
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanTata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanAhmad Abdul Haq
 
Analisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasionalAnalisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasionalJoseph Sitepu
 
anggaran daerah
anggaran daerahanggaran daerah
anggaran daerahAry Efendi
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranAry Efendi
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaraniyonZ
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahUlan Safitri
 
Sistem penganggaran
Sistem penganggaran Sistem penganggaran
Sistem penganggaran Arfan Fahmi
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publikRESTU AGUSTI
 
Slide sosialisasi pmk revisi anggaran ta 2018
Slide sosialisasi pmk revisi anggaran ta 2018Slide sosialisasi pmk revisi anggaran ta 2018
Slide sosialisasi pmk revisi anggaran ta 2018PututWijanarko1
 
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahinfosanitasi
 

What's hot (20)

50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik
50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik
50482790 konsep-anggaran-penyusunan-anggaran-organisasi-sektor-publik
 
Anggaran berbasis kinerja
Anggaran berbasis kinerjaAnggaran berbasis kinerja
Anggaran berbasis kinerja
 
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanTata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
 
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaRedesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
 
Analisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasionalAnalisis perhitungan belanja operasional
Analisis perhitungan belanja operasional
 
anggaran daerah
anggaran daerahanggaran daerah
anggaran daerah
 
Djpb spending review
Djpb spending reviewDjpb spending review
Djpb spending review
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan Anggaran
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintah
 
Perencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran ppPerencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran pp
 
Sistem penganggaran
Sistem penganggaran Sistem penganggaran
Sistem penganggaran
 
KONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARANKONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARAN
 
Materi sosialisasi sbk
Materi sosialisasi sbkMateri sosialisasi sbk
Materi sosialisasi sbk
 
Apbd
ApbdApbd
Apbd
 
Pedoman Pengelolan Keuangan daerah
Pedoman Pengelolan Keuangan daerah Pedoman Pengelolan Keuangan daerah
Pedoman Pengelolan Keuangan daerah
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publik
 
Slide sosialisasi pmk revisi anggaran ta 2018
Slide sosialisasi pmk revisi anggaran ta 2018Slide sosialisasi pmk revisi anggaran ta 2018
Slide sosialisasi pmk revisi anggaran ta 2018
 
anggaran pemerintah
anggaran pemerintahanggaran pemerintah
anggaran pemerintah
 
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
 

Viewers also liked (12)

Peran Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Dalam Pembangunan Ketenagakerjaan
Peran Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Dalam Pembangunan KetenagakerjaanPeran Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Dalam Pembangunan Ketenagakerjaan
Peran Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Dalam Pembangunan Ketenagakerjaan
 
Alamat blk di indonesia
Alamat blk di indonesia Alamat blk di indonesia
Alamat blk di indonesia
 
Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019
Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019
Arah Kebijakan Ketenagakerjaan RPJMN 2015 - 2019
 
Paparan Dirjen Binwasnaker
Paparan Dirjen BinwasnakerPaparan Dirjen Binwasnaker
Paparan Dirjen Binwasnaker
 
Proposal penguatan kampanye 2014
Proposal penguatan kampanye 2014Proposal penguatan kampanye 2014
Proposal penguatan kampanye 2014
 
APBN
APBNAPBN
APBN
 
Juklak padat-karya-produktif
Juklak padat-karya-produktifJuklak padat-karya-produktif
Juklak padat-karya-produktif
 
Alamat dinas & upt
Alamat dinas & uptAlamat dinas & upt
Alamat dinas & upt
 
Contoh Proposal Program Bantuan Sosial PKM
Contoh Proposal Program Bantuan Sosial PKMContoh Proposal Program Bantuan Sosial PKM
Contoh Proposal Program Bantuan Sosial PKM
 
Paparan Dirjen Binapenta Kemnakertrans
Paparan Dirjen Binapenta KemnakertransPaparan Dirjen Binapenta Kemnakertrans
Paparan Dirjen Binapenta Kemnakertrans
 
Draft standar pelayanan minimal kesehatan 2015
Draft standar pelayanan minimal kesehatan 2015Draft standar pelayanan minimal kesehatan 2015
Draft standar pelayanan minimal kesehatan 2015
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara
 

Similar to Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019

0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...GilangMargana
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptxSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptxKharizaUmami1
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahSujatmiko Wibowo
 
Landasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangLandasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangAnugrah Febryan
 
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Anugrah Febryan
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Evan Evianto
 
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdfSlide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdfyudouyami
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfWidiastutiRiduan1
 
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022suryasaputro4
 
Pembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaPembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaTatang Suwandi
 
19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub
19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub
19112014 Paparan Pedoman RKA KemenhubDwi Suprayitno
 
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!YessicaClaudian
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negaraatambua
 
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptxMateri 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptxSapriyandaYand
 
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaTugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaInspektorat
 
UU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraUU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraAde ermawati
 
Uu no.17 2003-new1
Uu no.17 2003-new1Uu no.17 2003-new1
Uu no.17 2003-new1a2t1
 
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahPp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahDyp The Magna
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Tatang Suwandi
 

Similar to Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019 (20)

0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptxSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
Landasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangLandasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undang
 
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
 
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdfSlide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
 
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
 
Pembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaPembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendahara
 
Sop pengelolaan apbd 2015
Sop pengelolaan apbd 2015Sop pengelolaan apbd 2015
Sop pengelolaan apbd 2015
 
19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub
19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub
19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub
 
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
 
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptxMateri 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
 
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaTugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
 
UU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraUU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan Negara
 
Uu no.17 2003-new1
Uu no.17 2003-new1Uu no.17 2003-new1
Uu no.17 2003-new1
 
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahPp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
 

Recently uploaded

Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...ngrecopemdes
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxZainul Ulum
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxhartonohajar
 

Recently uploaded (7)

Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 

Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019

  • 1. PENGELOLAAN ANGGARAN K/L: LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014, PERSIAPAN T.A. 2015 DAN PERENCANAAN ANGGARAN 2014-2019
  • 2. POKOK BAHASAN I. Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Negara a. Dasar Hukum b. Pembagian Kewenangan dalam Pengelolaan Keuangan Negara c. Tugas dan Tanggung Jawab Menteri selaku Pengguna Anggaran d. Siklus penganggaran e. Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran f. Pelaksanaan Anggaran 2 II. Langkah-langkah Akhir Tahun 2014 a. Progress pelaksanaan anggaran s.d. 31 Oktober 2014 b. Langkah –langkah yang harus dipersiapkan c. Ketentuan revisi • Batas Kewenangan • Batas Waktu
  • 3. POKOK BAHASAN III. Langkah-langkah persiapan 2015 IV. Hal-hal lainnya yang perlu mendapat perhatian a. Belanja Barang/Perjalanan Dinas b. Belanja Modal c. Belanja Bantuan Sosial d. Kasus-kasus Hukum terkait pelaksanaan anggaran e. Putusan MK dan UU No 17/2014 tentang MD3 f. Reviu Pemanfaatan Dana Optimalisasi DPR g. Dana Dekon/TP dan Dana Desa V. Visi, Misi, Platform Kabinet Kerja 2014-2019 dan Nawa Cita 3
  • 4. GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA 4 I
  • 5. A. Dasar Hukum 1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 4. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 6. PP No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 7. PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L). 5
  • 6. Semangat “Good Governance” Pasal 3 ayat (1) Undang–Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara: “Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan” 6
  • 7. b. Pembagian Kewenangan Dalam Pengelolaan Keuangan Negara 1. Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelo-laan Keuangan Negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan; 2. Kekuasaan dimaksud dikuasakan kepada : a. Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan; b. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang K/L yang dipimpinnya; c. Gubernur/Bupati/Walikota selaku Kepala Pemerintahan Daerah untuk mengelola Keuangan Daerah dan mewakili Pemerintah Daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan; d. tidak termasuk kewenangan dibidang moneter, yang meliputi antara lain mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang. 7
  • 8. PEMBAGIAN KEWENANGAN Kepala Satker PengelolaFiskal & Wakil PemPemegang KekayaanNegara Dipisahkan Pengguna Anggaran(PA) Kuasa BUN Kuasa PA BENDAHARA PPK PPSPM delegatif Perintah bayar TanggungjawabFungsional delegatif penugasan PRESIDEN Menteri Perintahbayar Menteri Keuangan KPPN Ex Officio Bendahara Umum Negara (BUN) Pemegang Kekuasaan Pengelollan Keuangan Negara Pengguna Barang(PB) Sumber: UU 17/2003 dan UU 1/2004 8
  • 9. c. Tugas dan Tanggung Jawab Menteri Selaku Pengguna Anggaran Menteri sebagai Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Kementerian yang dipimpinnya mempunyai tugas sbb : 1. menyusun rancangan anggaran kementerian yang dipimpinnya; 2. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran; 3. melaksanakan anggaran kementerian yang dipimpinnya; 4. melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya ke Kas Negara; 5. mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab kementerian yang dipimpinnya; 6. mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kementerian yang dipimpinnya; 7. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian yang dipimpinnya; 8. melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan undang-undang. 9
  • 10. Pokok-pokok Kebijakan Fiskal, Kerangka Ekonomi Makro dan RKP (Pertengahan Mei) Pagu Anggaran K/L (AkhirJuni) RAPBN + NK (Agustus) APBN (Akhir Oktober) Alokasi Anggaran K/L dan Rincian APBN (November) Perpres RUU UU RKP Pagu Indikatif (Maret) DIPA K/L (Desember) 1 2 3 4 6 5 7 SEB KMK Perpres DIPA d. Siklus Anggaran 10
  • 11. Pagu Anggaran Pertemuan Tiga Pihak Renja RKP K/L Himpun an RKA-KL Komisi K/L DPR RI Forum Penelaahan Pembicaraan Pendahuluan Rancangan APBN NK RUU APBN Sidang Kabinet Pagu Indikatif Alokasi Anggaran Penye-suaian RKA-KL Penelaahan RKA-KL Perpres Rincian APBN DIPA UU APBN Tahapan Kegiatan Dalam Perencanaan Penganggaran Hasil kesepa-katan 1 2 Sidang Kabinet Sidang Kabinet K/L Banggar DPR RI RKA-KL Komisi K/L DPR RI 11
  • 12. e. Dokumen-dokumen Perencanaan dan Penganggaran RPJMN 2015-2019 RKP RAPBN + NK Renstra K/L Rencana Kerja-K/L RKA-K/L Perpres Rincian APBN Dok. Pelaksanaan Anggaran 5 Thn 1 Thn Platform Presiden 1 Thn Kabinet Kerja 12
  • 13. f. Pelaksanaan Anggaran Kewenangan dan tangung jawab Pejabat Perbendaharaan Pejabat Wewenang TanggungJawab Materiil Keterangan Menteri (PA)  Menyusun DIPA  Menetapkan: KPA, Pejabat Pemungut Penerimaan, Pejabat Pengelola Utang dan Piutang.  Mengelola barang.  Mengawasi pelaksanaan anggaran.  Membuat laporan keuangan. Tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan hasil (outcome) yang dicapai. 1. Kewenangan dilimpahkan: a.PenunjukanKuasa PA untuk Urusan Bersama dan Tugas Pembantuan kepadagubernur/bupati/walikota b.Penunjukan KPA untuk Dekonsentrasi kepadaGubernur c.PenujukanPejabat perbendaharaan lain kepada KPA 2.Kewenangan yang didelegasikan kepada KPA: Penyusunan DIPA Kepala Satker (KPA)  Menyusun DIPA.  Menetapkan: PPK, PPSPM, Pejabat/Panitia Pengadaan, rencana kegiatan.  Melakukanpengendalian pengawasan kegiatan.  Menyusun laporan keuangan Tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan keluaran (output) Kewenangan yang ditugaskan: 1.Pembuatankomitmen (kepada PPK) 2.Menguji, membebankan dan memerintahkan pembayaran (kepada PPSPM) 3.KPA secara ex-officio dijabat kepala satker. 4.Masa jabatan KPA tidak terikat tahun anggaran (walaupun pergantian tahun anggaran, tetapmenjabat sebagaiKPA hingga ada pencabutan/penggantian) 13
  • 14. f. Pelaksanaan Anggaran Pejabat Wewenang TanggungJawab Materiil Keterangan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Wewenang utama:  Membuat, menandatangani, melaksanakan dan mengendalikan komitmen (kontrak)  Menguji tagihan dari penyedia barang/jasa  Melaksanakan kegiatan swakelola Tanggungjawab atas kebenaran materiil dan akibat yang timbul dari penggunaan hak tagih 1.Pengujian oleh PPK mencakup kesesuaian fisik/spesifikasi barang dengan dokumen hak tagih 2.Satu DIPA boleh lebih dari satu PPK 3.Masa jabatan PPK tidak terikat tahun anggaran (walaupun pergantian tahun anggaran, tetap menjabat sebagai PPK hingga ada pencabutan Pejabat Penanda tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) Wewenang utama:  Menguji tagihan dari PPK  Membebankantagihan  Memerintahkan pembayaran  Menatausahakan seluruh dokumen pembayaran Tanggungjawab administratif: kebenaran, kelengkapan keabsahan dokumen tagihan 1.Pengujian oleh PPSPM bersifat administratif yaitu kesesuaian dokumen satu dengan yang lain. 2.Satu DIPA satu PPSPM 3.Masa jabatan PPSPM tidak terikat tahun anggaran (walaupun pergantian tahun anggaran, tetap menjabat sebagaiPPSPM hingga ada pencabutan/penggantian) 14 Kewenangan dan tangung jawab Pejabat Perbendaharaan
  • 15. f. Pelaksanaan Anggaran Pejabat Wewenang Tanggung Jawab Keterangan Bendahara Penerimaan Wewenang utama :  Menerima, menyimpan, menyetorkan uangPendapatan Negara ke rekeningKas Negara  Menatausahakan dan membukukan transaksi uang PendapatanNegara  mengelola rekening penerimaan dan melaporkan pertanggung jawaban kepada BPK dan Kuasa BUN  Bertanggungjawab secara pribadi atas uang pendapatan negara yang berada dalam pengelolaannya  bertanggjawab secara fungsional kepada Kuasa BUN  diangkat oleh Menteri/Kepala Satker  memiliki sertifikat bendahara  Masa jabatan Bendahara tidak terikat tahun anggaran (walaupun pergantian tahun anggaran, tetapmenjabat sebagaiBendahara hingga ada pencabutan/ penggantian) Bendahara Pengeluaran Wewenang utama :  Menerima, menyimpan, membayar uang persediaan berdasarkan perintah KPA  melakukanpengujian tagihan  Memotong, memungut, dan menyetorkan pajak yang dipungutm ke kas negara  Menatausahakan dan membukukan transaksi uang persediaan  mengelola rekeningdan melaporkanpertanggungjawaban kepadaBPK dan Kuasa BUN.  Bertanggungjawab secara pribadi atas uang persediaan yang berada dalam pengelolaannya  bertanggjawab secara fungsional kepada Kuasa BUN  diangkat oleh Menteri/Kepala Satker  memiliki sertifikat bendahara  Masa jabatan Bendahara tidak terikat tahun anggaran (walaupun pergantian tahun anggaran, tetapmenjabat sebagaiBendahara hingga ada pencabutan /penggantian) 15 Kewenangan dan tangung jawab Pejabat Perbendaharaan
  • 17. II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...1) a. 1. Progress Pelaksanaan Anggaran K/L s.d. 30 November 2014 Catatan : Persentase (%) realisasi anggaran dihitung dari Pagu APBN-P 17 NO URAIAN JENIS BELANJA TAHUN 2013 (dalam ribu) TAHUN 2014 (dalam ribu) PAGU APBN PAGU APBN-P REALISASI S.D. AKHIR TAHUN 2013 % PAGU APBN PAGU APBN-P REALISASI S.D. 30 NOVEMBER 2014 % 1 BEL. PEGAWAI 139,890,094,501 149,537,425,349 140,398,687,664 93.89 150,470,669,570 159,754,517,483 134,735,929,516 84.34 2 BEL. BARANG 200,735,154,495 196,635,189,334 169,014,077,043 85.95 214,371,026,075 197,913,320,855 129,993,140,636 65.68 3 BEL. MODAL 184,363,520,833 206,350,519,044 172,383,902,770 83.54 184,193,505,883 162,738,491,117 85,694,843,242 52.66 4 BEL. BANSOS 69,608,838,275 95,925,557,426 92,616,578,265 96.55 88,772,448,370 100,502,292,599 86,993,382,730 86.56 JUMLAH 594,597,608,104 648,448,691,153 574,413,245,742 88.58 637,807,649,898 620,908,622,054 437,417,296,123 70.45
  • 18. Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 2013 11,126 28,861 53,909 86,852 124,759 167,432 226,390 266,818 313,254 363,696 425,601 574,413 2014 14,960 32,306 65,063 100,726 137,350 178,442 236,950 279,896 331,134 374,413 % 2013 1.789% 4.640% 8.667% 13.963% 20.057% 26.918% 36.397% 42.896% 50.362% 58.471% 68.424% 92.348% % 2014 2.484% 5.364% 10.803% 16.724% 22.805% 29.627% 39.341% 46.472% 54.979% 62.165% 100.000% 90.000% 80.000% 70.000% 60.000% 50.000% 40.000% 30.000% 20.000% 10.000% .000% 000 Realisasi dalam miliar rupiah Realisasi Anggaran Tahun 2013 - 2014 18
  • 19. II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...1) a. 2. Progress Pelaksanaan Anggaran Kemenakertrans s.d. 30 November 2014 Catatan : Persentase (%) realisasi anggaran dihitung dari Pagu APBN-P 19 NO URAIAN JENIS BELANJA TAHUN 2013 (dalam ribu) TAHUN 2014 (dalam ribu) PAGU APBN PAGU APBN-P REALISASI S.D. AKHIR TAHUN 2013 % PAGU APBN PAGU APBN-P REALISASI S.D. 30 NOVEMBER 2014 % 1 BEL. PEGAWAI 294,686,440 374,458,248 346,921,472 92.65 312,362,311 476,059,207 363,337,336 76.32 2 BEL. BARANG 3,418,478,885 3,463,718,136 3,148,242,008 90.89 3,053,115,071 2,777,315,366 1,759,067,102 63.34 3 BEL. MODAL 1,079,708,245 1,131,358,426 1,039,104,820 91.85 1,122,753,791 895,089,531 540,068,082 60.34 4 BEL. BANSOS 70,215,000 68,866,200 50,777,818 73.73 32,615,000 - - - JUMLAH 4,863,088,570 5,038,401,010 4,585,046,117 91.00 4,520,846,173 4,148,464,104 2,662,472,520 64.18
  • 20. II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...1) TAHUN 2013 (dalam ribu) PAGU APBN PAGU APBN-P 4 5 DITJEN P2KTRANS 6 DITJEN P2MKT Catatan : Persentase (%) realisasi anggaran dihitung dari Pagu APBN-P 20 a. 3. Progress Pelaksanaan Anggaran Kemenakertrans per Unit Eselon I s.d. 30 November 2014 BEL. PEGAWAI 65,904,329 143,412,162 139,073,284 96.97 64,750,957 232,605,286 165,327,262 71.08 BEL. BARANG 239,818,352 216,050,580 202,373,649 93.67 241,682,629 224,372,527 155,006,878 69.08 BEL. MODAL 27,547,972 117,869,537 113,902,204 96.63 22,528,814 40,743,656 20,701,889 50.81 BEL. PEGAWAI 11,877,176 11,826,683 10,562,039 89.31 12,249,628 12,049,628 10,854,194 90.08 BEL. BARANG 39,635,421 34,940,125 32,039,579 91.70 29,976,772 29,738,772 22,305,551 75.00 BEL. MODAL 453,000 2,425,400 2,272,325 93.69 696,000 1,134,000 203,925 17.98 BEL. PEGAWAI 25,496,088 25,636,048 21,911,706 85.47 26,998,340 24,758,294 19,815,032 80.03 BEL. BARANG 729,787,939 766,259,771 702,554,095 91.69 625,154,846 557,884,651 397,801,999 71.31 BEL. MODAL 11,325,958 22,322,135 21,694,246 97.19 8,192,128 7,241,406 2,494,804 34.45 BEL. BANSOS - 40,750,000 40,596,924 99.62 16,200,000 - - - BEL. PEGAWAI 13,449,605 13,307,415 11,555,816 86.84 17,298,406 15,159,451 11,333,151 74.76 BEL. BARANG 255,033,854 259,684,429 208,432,919 80.26 329,687,094 269,600,297 176,663,045 65.53 BEL. MODAL 2,519,985 22,329,140 9,912,472 44.39 4,850,000 2,629,903 1,273,639 48.43 BEL. BANSOS 5,900,000 27,651,200 9,838,394 35.58 8,400,000 - - - BEL. PEGAWAI 27,256,718 25,125,458 21,823,901 86.86 28,953,851 25,392,894 21,194,235 83.47 BEL. BARANG 601,170,464 582,791,472 529,812,561 90.91 289,543,595 268,373,994 160,581,156 59.83 BEL. MODAL 220,039,572 251,004,427 241,748,815 96.31 392,063,004 426,856,352 294,735,113 69.05 BEL. BANSOS - 240,000 120,000 50.00 240,000 - - - BEL. PEGAWAI 26,859,417 26,859,417 20,585,763 76.64 29,433,962 29,245,226 18,517,837 63.32 BEL. BARANG 500,228,366 579,340,630 543,606,081 93.83 501,643,199 573,138,874 301,470,921 52.60 BEL. MODAL 276,650,590 303,569,996 292,952,345 96.50 205,620,189 189,194,489 133,486,942 70.56 BEL. BANSOS - 225,000 222,500 98.89 225,000 - - - BEL. PEGAWAI 12,474,854 12,474,854 11,781,705 94.44 13,584,424 13,163,000 11,207,665 85.15 BEL. BARANG 248,850,741 308,058,171 283,015,663 91.87 292,655,776 345,826,058 188,585,343 54.53 BEL. MODAL 1,717,500 125,158,435 121,860,283 97.36 32,313,600 475,000 173,695 36.57 BEL. PEGAWAI 20,907,526 20,881,526 19,862,671 95.12 21,514,870 21,514,870 18,074,432 84.01 BEL. BARANG 53,764,662 53,263,639 49,445,525 92.83 44,709,350 49,820,520 31,891,208 64.01 BEL. MODAL 8,278,455 10,388,517 8,555,580 82.36 6,420,980 5,278,457 3,057,056 57.92 BEL. PEGAWAI 95,115,505 94,934,685 89,764,586 94.55 70,651,583 102,170,558 87,013,527 85.16 BEL. BARANG 724,452,806 663,329,319 596,961,935 89.99 422,549,555 458,559,673 324,761,001 70.82 BEL. MODAL 236,571,715 276,290,839 226,206,550 81.87 150,057,621 221,536,268 83,941,020 37.89 4,483,088,570 5,038,401,010 4,585,046,117 91.00 3,910,846,173 4,148,464,104 2,662,472,520 64.18 7 8 URAIAN JENIS BELANJA NO UNIT JUMLAH DITJEN PPK BALITFO DITJEN BINALATTAS 1 REALISASI S.D. AKHIR TAHUN 2013 % 3 DITJEN BINAPENTA DITJEN PHI dan JAMSOS 2 SETJEN ITJEN 9 TAHUN 2014 (dalam ribu) PAGU APBN PAGU APBN-P REALISASI S.D. 30 NOVEMBER 2014 %
  • 21. II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...2) b. Langkah-langkah yang harus dipersiapkan  Program dan Kegiatan K/L (yang berubah/tidak berubah) tetap dijalankan dengan menggunakan DIPA 2014 s/d akhir tahun 2014 sesuai dengan Keppres Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (ABPP) APBN-P 2014 dalam rangka akuntabilitas dan kejelasan pertanggungjawaban program;  Bagi K/L yang berubah, pelaksanaan anggaran s/d akhir tahun 2014 berdasarkan DIPA 2014, telah dibuatkan payung hukum berupa ketentuan peralihan dalam suatu Perpres. c. Ketentuan revisi : i) Batas kewenangan revisi  Perubahan anggaran antar unit organisasi, fungsi, dan program disampaikan secara tertulis oleh Menteri kepada DPR (komisi terkait);  Perubahan anggaran antar kegiatan prioritas K/L harus mendapat persetujuan tertulis Menteri;  Perubahan anggaran selain unit organisasi, fungsi, dan program merupakan kewenangan Pemerintah (Kemenkeu, K/L). 21
  • 22. II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...3) ii) Batas waktu Batas akhir penerimaan usulan revisi (dengan persyaratan lengkap) adalah tanggal 31 Oktober 2014, kecuali revisi untuk :  Kegiatan yang dananya bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Pinjaman/Hibah Dalam/Luar Negeri (PHLN/PHDN);  Kegiatan lingkup Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN);  Kegiatan yang membutuhkan data/dokumen yang harus mendapatkan persetujuan dari unit eksternal K/L seperti persetujuan DPR, persetujuan Menteri Keuangan, hasil audit eksternal, dan penyesuaian seperlunya atas anggaran pada K/L yang dipisah/digabung berdasarkan Keppres No.121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014 – 2019; Batas akhir usul penerimaan revisi anggaran paling lambat tanggal 19 Desember 2014. Langkah langkah pelaksanaan anggaran pada masa peralihan 27 Oktober s.d 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut ini : 22
  • 23. II. LANGKAH-LANGKAH AKHIR TAHUN 2014...4) Pelaksanaan Anggaran Pada Masa Peralihan Tanggal 27 Oktober 2014 (Pelantikan Kabinet Kerja ) s.d. 31 Desember 2014 2013 2014 2015 1/ 1 Triw I 7 Triw II Triw III 27/ 10 23/ 12 Batas SPM LS 31/ 12 Lap Semester Cut off KIB II dimuat dalam CaLK Laporan Tahunan Pengesahan DIPA Keterangan: 1.DIPA berlaku 1 Jan s.d 31 Des 2.Laporan Tahunan ditandatangani Menteri baru (akan diatur di dalam Perpresmasa transisi yang sedang dalamproses penetapan) 3.Batas pengajuan tagihan secara langsung ke KPPN tgl 23 Desember 4.Sisa Uang Persediaan/ TambahanUang Persediaanharusdisetor ke Kas Negara paling lambat 31 Desember Masa peralihan 27 Okt s.d 31 Des 2014: 1.Dasar pelaksanaankegiatan adalahDIPA TA 2014 (existing) 2.Menteri/ Pimpinan Lembaga Kabinet Kerja melanjutkan program atau rencana kerja pemerintah yang tercantum dalam DIPA. 3.Dalam hal terdapat perubahan program/ kegiatanharus dilakukanrevisi DIPA terlebihdahulu sesuai kewenangan (DPR/ DJA/ Kanwil DJPB) 23
  • 25. III. LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN TA 2015 ...1) 1. Status penyelesaian RKAKL/DIPA 2015:  APBN TA 2015 telah ditetapkan dengan UU No.27/2014;  Rincian APBN telah ditetapkan dengan Perpres No.162/2014;  Saat ini DIPA 2015 sedang dalam proses penandatanganan oleh Pejabat Penandatangan DIPA untuk selanjutnya disahkan oleh Kemenkeu. 2. Saat ini sedang dikoordinasikan di level Eselon 1 antisipasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran untuk perubahan nomenklatur Kementerian/Lembaga :  Untuk tahun 2014, akan diupayakan dengan kondisi existing (program, anggaran, pejabat anggaran) agar tidak terjadi kevakuman kegiatan, dengan dipayungi oleh penerbitan Perpres Transisi Kementerian/Lembaga ;  Untuk tahun 2015, akan dilihat lebih dalam dari berbagai aspek (hukum, kelembagaan, SDM, dll) apakah dapat dilakukan perubahan segera atau melalui mekanisme APBN-P 2015. 25
  • 26. III. LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN TA 2015 ...2) 3. Langkah-langkah yang harus diantisipasi dan dipersiapkan segera oleh Kementerian/Lembaga : a. Penetapan struktur organisasi K/L baru atau yang berubah; b. Pengisian struktur SDM; c. Penyusunan RPJMN 2014-2019; d. Revisi RKP 2015 agar sejalan dengan RPJMN 2014-2019 dan program-program baru (perubahan K/L) dalam tahun 2015; e. K/L yang mengalami perubahan nomenklatur menyusun atau merevisi Renja (Rencana Kerja) K/L agar sejalan dengan penugasan Kabinet Kerja; f. Menyusun atau merevisi DIPA tahun 2015 untuk K/L yang baru dan berubah, serta mendapatkan persetujuan Komisi DPR agar program dan kegiatan K/L dapat berjalan normal di awal tahun 2015; g. Penyiapan Revisi APBN tahun 2015 didasarkan kebijakan yang diambil di tahun 2014 (BBM) serta menampung program-program baru di tahun 2015. h. Hal yang perlu diperhatikan : (i) Agar K/L mengoptimalkan pagu 2015 untuk menampung program/kegiatan baru (ii) Tambahan pagu bila sangat mendesak akan dipenuhi dari APBN-P TA 2015, apabila fiscal space memungkinkan (iii) Revisi DIPA 2015 disarankan yang tidak memerlukan persetujuan Komisi DPR yaitu revisi yang bukan antar program/program baru, mengingat masa reses sidang DPR mulai tanggal 18 November 2014. (Jadwal terlampir) 26
  • 27. III. LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN TA 2015 ...3) JADWAL: LANGKAH-LANGKAH PERCEPATAN PENYELESAIAN STRUKTUR ORGANISASI, SDM DAN DIPA KEMENTERIAN BARU DAN YANG BERUBAH 1) November 2014 Desember 2014 MI M2 M3 M4 MI M2 M3 M4 NO KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB Pembahasan dan Penetapan struktur organisasi K/L baru dan yang berubah - KemenPAN & RB - K/L Baru dan yang Berubah Pengisian Struktur SDM K/L baru dan yang berubah K/L Baru dan yang Berubah Penyusunan Renstra dan RPJMN 2015 -2019 2) - Semua K/L - Bappenas Revisi RKP 2015 Bappenas Penyusunan Renja K/L baru dan revisi Renja K/L yang berubah/tidak berubah Tahun 2015 - Bappenas - Kemenkeu - K/L Baru dan yg Berubah/Tidak Berubah Penunjukan Pejabat Pengelola Anggaran (a.l. Ka Satker, PPK, Bendahara) K/L Baru dan yang Berubah Penyusunan RKA-K/L baru dan revisi RKA-K/L yang berubah/tidak berubah Tahun 2015 K/L Baru dan yang Berubah/Tidak Berubah Pembahasan dan persetujuan Komisi DPR atas RKA-K/L Kementerian Baru dan yang berubah Tahun 2015 K/L Baru dan yang Berubah Penelaahan RKA-K/L Kementerian Baru dan yang Berubah Tahun 2015 dan Pengesahan DIPA TA 2015 - Bappenas - Kemenkeu - K/L Baru dan yang Berubah Penyiapan Revisi APBN Tahun 2015 didasarkan kebijakan yang diambil di Tahun 2014 serta menampung program baru di Tahun 2015 Kemenkeu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1) Agar pelaksanaan anggaran Tahun 2015 bagi Kementerian baru dan yang berubah dapat efektif per 1 Januari 2015 2) Penyelesaian RPJMN 2014 – 2019 sampai dengan tanggal 20 Januari 2015. 27
  • 28. HAL-HAL LAINNYA YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN 28 IV
  • 29. a. Belanja Barang/Perjalanan Dinas…..1) TA 2014 1. Anggaran Perjadin di masing-masing K/L cenderung semakin meningkat; 2. Ada kecenderungan menghabiskan anggaran Perjadin untuk hal-hal yang kurang penting; 3. Perlu pengendalian dan pembatasan Perjadin K/L; 4. Perjalanan dinas dilakukan secara selektif, memperhatikan ketersediaan dana, efisien, akuntable dan memiliki output jelas/terukur; 5. Kegiatan konsiyering dilakukan secara selektif , merupakan kebutuhan prioritas, dan memiliki output jelas/terukur; 6. Langkah-langkah pengendalian dan penghematan perjalanan dinas dan meeting/konsinyering telah dilakukan oleh K/L, sesuai surat Menteri Keuangan Nomor S-667/MK.02/2014 tanggal 2 Oktober 2014, dan berdasarkan laporan dari K/L sampai dengan tanggal 30 Oktober 2014, dari 86 K/L, 52 K/L telah menyampaikan potensi besaran penghematan perjadin sampai dengan akhir tahun 2014 dengan total penghematan sebesar Rp945.555,73miliar. 29
  • 30. 30 a. Belanja Barang/Perjalanan Dinas…..2) TA 2015 1. Melakukan penghematan melalui : • Pembatasan perjalanan dinas dan penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, konsinyering, kecuali untuk perjalanan dinas yang benar-benar penting dan mendesak; • Pembatasan/penghapusan kegiatan yang tidak prioritas dan tidak mendesak antara lain peresmian kantor/proyek dan sejenisnya, pembangunan gedung baru dan pengadaan kendaraan bermotor, serta penghematan belanja non operasional lainnya. 2. Hasil identifikasi penghematan tersebut, dapat diusulkan dimanfaatkan sebagian atau seluruhnya untuk mendanai kegiatan-kegiatan prioritas nasional yang lebih produktif sesuai dengan visi misi Presiden, dan target capaian pembangunan nasional sesuai Revisi RKP 2015/RPJMN 2015 – 2019; 3. K/L menyampaikan hasil review dan identifikasi penghematan dan pemanfaatannya kepada Kemenkeu c.q DJA melalui mekanisme revisi anggaran dan untuk dicantumkan dalam catatan halaman IV DIPA ; 4. Usul penghematan K/L tersebut menjadi bahan RAPBN-P TA 2015; 5. Menugaskan aparat pengawasan internal kementerian/lembaga melakukan pengawasan/pemantauan terhadap pelaksanaan langkah-langkah kebijakan pengendalian dan penghematan dimaksud.
  • 31. b. Belanja Modal • Proses pengadaan agar mengikuti/mematuhi Perpres 70/2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah; • Pengadaan mobil dinas/operasional termasuk yang dibatasi; • Pembangunan gedung kantor baru tidak perlu dilakukan; • Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk proses lelang dan penyelesaian pekerjaan (terhadap yang belum dilaksanakan sampai dengan akhir November 2014 agar ditunda). 31
  • 32. c. Belanja Bantuan Sosial ...1) I. Perbaikan Pelaksanaan Bansos Tahun 2014 1. Dalam rangka upaya perbaikan kebijakan bantuan sosial pada Kementerian/Lembaga (K/L) telah dilakukan reviu oleh BPKP sebagai langkah antisipasi agar penggunaan dana bantuan sosial dapat dilakukan secara tepat sasaran, tidak tumpang tindih, transparan, dan akuntabel. 2. Berdasarkan hasil review BPKP dimaksud, Menteri Keuangan melalui surat No.S-577/MK.02/2014 tanggal 4 September 2014 telah memintakan kepada K/L hal-hal sebagai berikut: a) Belanja Bansos yang sudah tepat sasaran, tidak tumpang tindih, serta transparan dan akuntabel, agar dalam tahap pelaksanaannya tetap dijaga governance pelaksanaan dan pengawasannya, serta disiapkan pertanggungjwaban dan auditnya. 32
  • 33. c. Belanja Bantuan Sosial ...2) b) Untuk Bansos yang tidak tepat sasaran dan tumpang tindih: i. Bila belum dilaksanakan, agar K/L segera menunda/merevisi/ menyesuaikan/ membatalkan kegiatan tersebut agar sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku; ii. Bila sedang/sudah dilaksanakan/dicairkan, agar K/L meningkatkan transparansi dan governance pelaksanaan dan pengawasannya, serta disiapkan pertanggungjawaban dan auditnya. c) Untuk Bansos yang tidak transparan dan akuntabel, K/L agar memperjelas dan mempublikasikan secara luas program, kegiatan, pedoman penyaluran, serta daftar penerima dan jumlahnya. 4. Menteri/Pimpinan Lembaga perlu meningkatkan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan bansos di tahun 2014 dan memastikan tata kelola yang baik. II. Kegiatan Bansos Tahun 2015 1. Untuk anggaran tahun 2015 agar dipastikan pelaksanaan/penggunaan dana bansos pada Kementerian/Lembaga (K/L) benar-benar tepat sasaran, tidak tumpang tindih, transparan dan akuntabel. 2. Kegiatan bantuan sosial yang sebenarnya tugas/urusan daerah agar dialihkan ke DAK 33
  • 34. d. Kasus-kasus hukum terkait pelaksanaan anggaran 1. Mark Up; 2. Pengeluaran fiktif; 3. Temuan-temuan Temuan BPK, berkaitan dengan Perjadin masih ditemui adanya in-efisiensi antara lain: a. ketidaksesuaian tiket pesawat; b. ketidaksesuaian jumlah hari, dan/atau; c. ketidaksesuaian surat tugas. 4. Hasil reviu Kemenpan berkaitan dengan Perjadin & Rapat Di Luar Kantor pelaksanaannya masih ada yang tidak sesuai dengan tugas fungsi/rencana/tempat/jumlah dan/atau kurangnya pengendalian internal. 34
  • 35. e. Putusan MK dan UU 17/2014 tentang MD3 1. Sejak ditetapkan Putusan MK tanggal 22 Mei 2014 dan diundangkannya UU MD3 tanggal 5 Agustus 2014, pembahasan dan penetapan anggaran K/L oleh Komisi terkait DPR RI dilaksanakan hanya sampai dengan unit organisasi, fungsi dan program. 2. Persetujuan Komisi atas anggaran K/L dituangkan dalam format yang telah disediakan dan didasarkan atas hasil rapat yang ditandatangani Pimpinan Rapat, dan dilengkapi kemudian oleh seluruh Unit Pimpinan Komisi terkait. 3. Dalam rangka hak pengawasan, setiap anggota berhak mengawasi pelaksanaan APBN dan memperjuangkan kepentingan masyarakat, termasuk di daerah pemilihan. 4. Dalam rangka pengawasan oleh Komisi, Kementerian/Lembaga wajib menyerahkan kepada Komisi terkait rincian anggaran menurut jenis belanja dan kegiatan paling lambat 30 hari setelah UU APBN atau UU APBN-P ditetapkan di Paripurna DPR (Pasal 227 ayat (3) UU MD3). 5. Sehubungan dengan butir 4, K/L perlu segera menyiapkan rincian anggaran dimaksud untuk TA 2015 (sesuai dengan Perpres 162 Tahun 2014 tentang Rincian APBN TA 2015) untuk disampaikan kepada Pimpinan Komisi terkait DPR. 35
  • 36. f. Reviu Pemanfaatan Dana Optimalisasi DPR 1. Dalam Raker Banggar DPR RI dengan Pemerintah tanggal 28 September 2014 dan disahkan melalui sidang Paripurna DPR RI, telah ditetapkan dana optimalisasi dalam APBN TA 2015 sebesar Rp18,7 triliun dan pemanfaatan penghematan belanja K/L Rp0,9 triliun yang dialokasikan pada 23 K/L; 2. Untuk menjaga tata kelola yang baik dalam penyelenggaran pemerintahan, sebagaimana telah dilakukan dalam TA 2014, maka terhadap pemanfaatan dana optimalisasi dan penghematan belanja K/L tersebut telah dimintakan kepada BPKP untuk melakukan reviu guna memastikan pemanfaatannya tepat guna, tepat sasaran dan akuntabel (Surat Menteri Keuangan kepada kepala BPKP No. S- 713/MK.02/2014 tanggal 17 Oktober 2014 dan Surat Menteri Keuangan kepada 23 K/L No. S-714/MK.02/2014 tanggal 17 Oktober 2014); 3. Anggaran dana optimalisasi dan penghematan belanja K/L sebesar Rp19,6 triliun tersebut, sampai dengan saat ini masih terblokir (diberikan catatan pada Halaman IV DIPA), menunggu selesainya dilakukan reviu oleh BPKP. 36
  • 37. g. Dana Dekon/TP dan Dana Desa 1. Pengalihan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ke DAK Anggaran dan program yang sudah menjadi urusan daerah agar dialihkan ke Dana Alokasi Khusus (DAK) 2. Pengalokasian Dana Desa Dalam rangka menghindari adanya duplikasi anggaran, maka kegiatan dan anggaran K/L yang sudah dialihkan ke dana desa, agar tidak dilaksanakan dan dianggarkan oleh kementerian/lembaga, 37
  • 38. VISI, MISI, PLATFORM KABINET KERJA 2014-2019 DAN NAWA CITA 38 V
  • 39. 39
  • 40. 40
  • 41. 41
  • 42. 42
  • 43. 43
  • 44. 44
  • 45. 45
  • 46. 46
  • 47. 47
  • 48. 48
  • 49. 49
  • 50. 50