SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Download to read offline
Selamat datang di
Klinik Skenario!!
Kerjasama dengan
Kelas menulis Online,
bulan Ramadhan 2015
Bersama Bang jek
Assalamualaikum, semoga
masih semangat,
Masih bersambung dari
materi sebelumnya, kali
ini adalah “struktur
cerita”
Mari kita mulai!
Pengantar
Selamat datang kembali, pertama - tama ingin saya
sampaikan bahwa mengajar online ini memang sebuah
tantangan, harus melewati reviewer yang menjaga jaga
kualitas materi. Sebelumnya saya minta maaf, karena
materi ini mengalami perubahan pada detik2 terakhir dan
harus membuat materi baru (Jadi ya begitu deh, hehehe)
semoga dimaklumi dengan keinginan belajar yang tinggi.
Mari kita kembali belajar!!
Sekarang kita kembali mengupdate cara membuat premis,
dan langsung masuk ke bentuk cerita semoga bermanfaat.
txs
Zakki
Apa yang yang kita
pelajari sebelumnya
adalah;
…tersambung
1.
Premis, selain dapat menyampaikan inti
cerita secara efektif juga memliki
fungsi sebagai
“controllong idea”
Penting!!
Wujud “directive” atau gabungan antara “struktur” dan
“sikap” membentuk “tuntunan” yakni bagaimana nilai
terarahkan menjadi sebuah moral.
Budaya Jawa memiliki motto dalam moda produksi kesenian
mereka, yakni “tontonan tuntunan dan tatanan”
Bagaimana sebuah nilai budaya luhur itu bisa disampaikan
melalui tontonan terlebih dahulu, sehingga tertuntun dan
akhirnya membentuk tatanan, yaitu etika/moral yang
disampaikan pada masyarakat.
2.
Sebagai controlling idea, premis
membatasi apa yang ditulis
Penting!!
Premis selama ini dikenal sebagai inti cerita, atau
bagaimana itu dapat menyampaikan maksud penulis secara
efektif kepada stakeholder seperti produser atau sutradara.
Tetapi dalam kepenulisan, premis adalah elemen cerita yang
digunakan untuk membimbing penulis sehingga tidak
menulis keluar dari konteks pesan.
Premis sebagai controlling idea, dikatakan sebagai DNA
dari cerita. Sebuah organisme memiliki DNA yang sama bila
diambil dari organ manapun. Sebuah cerita, dalam hal ini
penulisan sekrip film maka setiap plot atau halaman akan
bersumber pada premis yang sama.
Hal ini sangat penting sekali karena ide sebuah cerita sering
kali mengalami pergeseran pesan/maksud dalam proses
penulisan. Sifat kreatif penulisan yang sangat liar,
memungkinkan adanya pergeseran atau perpindahan ide
cerita seiring dengan proses penulisan yang semakin sulit.
Maka membuat premis sesuai dengan fungsi atau struktur
cerita itu sangatlah vital untuk membuat sebuah cerita yang
baik.
Apalagi, Penting bgt!!
2.
Premis, sebagai controlling idea
diumpamakan sebagau DNA, benih dari
sebuah cerita
Juga Penting!!
Premis yang akan kita
bahas, adalah premis yg
akan membantu kita
menulis…
INGAT!!
Perubahan pada tingkat premis dapat merubah arah
penulisan cerita. Maka penentuan arah dan penulisan cerita
dapat dibentuk dari premis yang sangat ringkas. Arah nilai
pesan pun dapat di bentuk dalam tingkat premis.
Perlu diketahui juga bahwa mengotak - ngatik premis
memerlukan waktu, dan mungkin uji coba yang dilakukan
berkali kali. Jadi mengulang ngulang penulisan premis itu
sangatlah biasa, yakni mencoba semua kemungkinan dari
segi teks.
Premis bisa dikatakan sebagai rekayasa ide yang paling
mendasar. Seperti halnya perumpamaan “biji” yang selama
ini digunakan dalam pembelajaran, Premis adalah benih
pesan yang terkandung dalam sebuah pesan.
Mari kita lihat kembali
model premis yang telah
disampaikan
Kembali ke premis…
ConflictDesire
Character
Stake Moral Dilemma
Change
1. Inner journey
2. Outer journey
3. Belief
4. shadow
1. Needs
2. Wants
1. Sad/happy
2. Tragedy/Irony
Elements of story
Aspect of story
Mari kita bahas satu
persatu
Character
1.Inner journey
2.Outer journey
3.Belief
4.Shadow
Sebagai salah satu aspek cerita yang sangat mendasar, Character adalah tokoh utama, yang biasa disebut dengan
protagonist yang sedang mencari, melakukan perjalanan, mengalami proses/perubahan, mencapai tujuan, sedang menuju
ke suatu tempat…dll dst. Turunan dari karakter adalah cakupan aspek cerita yang dapat dibuat atau dibentuk secara kreatif.
Ada 4 aspek cerita yang diturunkan dari Character yakni;
Inner journey
Outer journey
masih ingat kan?
Dalam penulisan cerita, tugas penulis sebenarnya hanya terletak pada pembentukan outer journey saja. Apa yang
menjadi kandungan atau yang dirasakan pembaca dilakukan pada tingkat “tindakan” (action) protagonist. Alasan mengapa
penulis sebaiknya berfokus pada outer journey, berlandaskan pada kemampuan penulisan diai. Kemampuan inilah yang diuji,
yakni menulis tindakan dan kejadian. Bentuk inner journey pada penulisan cerita biasanya muncul dalam bentuk monolog atau
voice over (bisikan hati). Dalam film, bentuk perwujudan inner journey berupa monolog ini dinilai sebagai kreatifitas yang
kurang baik karena dia berusaha mengendalikan dari kepercayaan melainkan dari “tindakan” (yang bisa ditonton/dilihat), dalam
film tindakan itu sangat visual. Tuntutan agar penulis bisa lebih visual ini semakin meningkat dalam penulisan sekrip film
karena pentingnya wujud “tindakan” karakter.
Outer Journey
Inner Journey
Visual, yang terlihat, yang bisa
berwujud nyata secara bendawi
Apa yang tidak terlihat, yang tidak berwujud, dalam film
bicara atau dialog bukan tergolong tindakan “action
Creature of
action
A Pair of Shoes oleh Vincent van Gogh, 1886
Kelas pekerja adalah golongan
masyarakat menengah dan kebawah,
yang dalam upayanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari hari.
Pandangan ini datang dari ilmu
ekonomi, yang banyak terbahas dalam
beberapa mazhab ekonomi terkenal. Di
satu sisi, kapitalisme yang
mempromosikan kebebasan memilih
dan yang lain sosialisme, yang
mengandalkan kebersamaan dalam
mencapai kemakmuran.
Adalah tahun 1890-an dimana gejolak
social bermunculan akibat kemiskanan.
Berawal dari anggapan bahwa tindakan
yang telah selama ini dilakukan oleh
kelas pekerja ternyata tidak bisa
mensejahtrakan mereka. Sewa dan
harga barang menaik, dan mereka
menolak untuk menambah jam kerja
demi mengejar sesuatu yang nilai
ekonomi terus melambung tinggi.
Homo Faber adalah istilah latin yang
banyak digunakan dalam tradisi filsafat
barat, menggambarkan manusia
sebagai “makhluk yang bertindak”
Elemen cerita pun menggunakan model yang sama dalam menjelaskan Character, bahwa dia memiliki sebuah hubungan sebab
akibat yang berwujud pada “tindakan” atau action. Sebuah jargon latin; Homo faber suae quisque fortunae (setiap orang (yang
betindak) berhak atas nasibnya).
Kepercayaan/keyakinan, adalah makna secara
harfiah dari kata belief. Dalam penulisan cerita, belief
adalah sebuah kualitas yang dimiliki oleh karakter
dalam bagaimana dia melihat dunia.
Kata shadow adalah analogi yang digunakan dalam
penulisan cerita, sebagai kualitas karakter yang
menjelaskan dorongan yang berlawanan dari dirinya
(negatif) dan pada tahap tertentu bisa menjadi
“kelemahan”. Shadow digambarkan oleh karakter
sebagai sesuatu yang ditakuti, karena menghantui
kebenaran yang dia pecayai.
Belief/shadow; dimiliki oleh karakter, dan ini adalah kualiats
diri seorang karakter. Dalam menentukan cara menempuh
untuk mencapai tujuannya.
Desire
2.wants1.needs
Needs dan Wants, adalah rujukan mengenai bagaimana manusia memiliki sebuah hasrat untuk dipenuhi. Sebuah
rujukan penulisan yang datang dari pemahaman di bidang ekonomi. Namun dalam bidang penulisan, Istilah ini telah
mengalami banyak perubahan dalam penggunaannya, lebih tepatnya untuk fungsi penulisan. Penggunaan istilah needs and
wants awalnya mengacu pada kebutuhan yang harus dipenuhi, dan keinginan yang tidak harus (tapi boleh) dipenuhi.
Selanjutnya kita akan melihat bagaimana perubahan makna ini terjadi serta definisinya.
Perubahan fungsi needs and wants dalam bentuk penulisan adalah, wants sebagai sebuah keinginan yang berwujud
bendawi (terlihat) sedangkan needs adalah sebuah sesuatu yang tidak berwujud (tidak terlihat) . Pada penulisan needs
dan wants ini memang lebih baik disimpulkan dalam istilah desire saja agar mudah dipahami dan mengghindari salah paham.
Memenuhi kepuasan dari keinginan sebuah apel, pir atau gula adalah kebutuhan kita akan rasa “manis”
Memenuhi kepuasan dari keinginan sebuah Kiwi, Orange atau Asam adalah kebutuhan kita akan rasa “kecut”.
Keinginan adalah makna secara harfiah dari wants. Turunan
dari desire (hasrat) berbentuk wants ini yang harus dipenuhi
terlebih dahulu. Wujud dari desire ini adalah tujuan (goal)
yang nyata. Eg; makan
Goal (tujuan) yang nyata ini memang memiliki hubungan dengan outer journey, dalam hal ini maka penulisan premis diutamakan
dalam pemenuhan keinginan terlebih dahulu. Pada penulisan skerip film, goal yang nyata, yang visual atau yang dapat dilihat ini
sangatlah penting karena tuntutan media film yang tujuan-nya adalah mempertontonakan. Desire dalam bentuk turunan
Wants ini harus lebih diuatamakan dalam premis dibandingkan Needs.
Kebutuhan adalah makna harfiah dari needs, dan juga
sebuah turunan bentuk desire dari character. Kebutuhan
adalah pemenuhan desire yang tidak berwujud. Turunan
desire yang berbentuk needs ini tidak begitu diutamakan
karena sifatnya yang tidak berwujud (visual). Tapi dalam
kasus tertentu, needs boleh2 saja dipakai. Eg; Piala,
kepuasan memburu…
Visualisasi
Gerakan
Seni tampak terdiri atas beberapa
medium untuk berekspresi. Semua
seni tampak mengandalkan indra
melihat, semua seni tampak
mengandalkan visual.
Gerak adalah salah satu bentuk
visualisasi dalam seni tampak. Gerak
ini memiliki “nilai” dan pada olahan
selanjutnya bahkan dapat
menciptakan dan dijadikan sebauh
medium untuk menyampaikan
pesan.
Mempertunjukan sebuah karya yang
mana hasil akhir itu mengandalkan
indera melihat harus menggunakan
sebuah acuan yang mengarahkan
kita pada “visualisasi”. Melukis,
memahat, menulis naskah teater dan
film adalah sebuah proses yang
harus menempatkan visual pada
teks-nya. Pengolahan seni semacam
ini mengguakan teks visual, atau
aksara (bahasa) visual.
Pittsburgh oleh Robert Minor, 1884-1952.
Proses mengolah ide menjadi sebuah tontonan dalam prihal penulisan sekrip film, menggunakan bahasa visual. Apa yang kita
lihat secara pribadi dari pengalamana kita, direka ulang dalam bentuk teks. Namun dalam penulisan sekrip, penulisan ini harus
mengarahkan semua bentuk produksi pada sebuah gerak, atau “tindakan”. Sehingga apa yang lebih menyangkut “tampak”
harus diutamakan terlebih dahulu seperti aspek wants dan outer journey pada premis. Hal ini disebankan oleh tuntutan film
yang sangat visual membutuhkan karakter untuk bertindak dan pergerakan dalam menyampaikan pesannya. Menulis novel
mengandalkan inner voice, monolog, dialog, dan penggambaran dimana film membutuhkan karakter untuk langsung bereaksi
dalam bentuk tindakan.
Character
Stake
Desire
Hubungan antara character dan desire adalah stake, yakni
penjelasan mengenai “kesesuaian” atau bisa juga
“dorongan” antara kualitas karakter dan tujuan yang hendak
dicapai.
Kesesuaian, menjelaskan seberapa besar pengorbanan karakter untuk
mencapai tujuan atau sebaliknya, sejauh mana tujuan yang bisa dicapai
atas apa yang telah dikorbankan.
Dorongan, menjelaskan apa yang bisa langsung
mengarahkan karakter kepada tujuannya. Ukurannya adalah
lemah dan kuat.
1. Sad/happy
2. Tragedy/Irony
Ending adalah hasil dari kesesuaian antara character dan
desire. Ending dalam cerita mengambil waktu dimana
karakter mengambil keputusan dan merasakan dampak dari
keputusan itu.
Peristilahan irony dan
tragedy memiliki fungsi
yang beda dalam
literature… namun masih
menggunakan struktur
yang sama
INGAT!!
Ending adalah hasil dari kesesuaian
dan dorongan yang mana berakhir
pada akibat/konsekwnesi.
Ending dalam cerita memberikan
kesan yang sangat kuat, yang
menandakan bahwa dia telah
memilih. Inilah salah satu aspek
cerita yang memberikan tanda bahwa
ada “akibat”. Sebenarnya ending
adalah akibat dari moral dillema,
dimana karakter telah memilih dari
kedua jalur/pilihan/yang sama…
namun tetap harus memilih salah
satu.
Foto oleh Lalage Snow, Foto para
tentara Inggris yang ditugaskan di
Afganistan, foto sebelum, sedang
dan sesudah penugasan.
ConflictDesire
Inti dari segala pesan cerita itu sangat ditentukan dalam
penyampaian yang dihadirkan dalam titik ini, apa yang
dilakukan karakter dari apa yang dipercayai/diyakini dan
konsekuensi/akibat dari pengorbanan dirinya.
Moral dilemma muncul dalam bentuk “pilihan”, dilemma yang
mana kedua pilihan itu sama sama memiliki tingkat akibat
yang sama namun tidak serupa.
Moral Dilemma
Barbara Allie, Thoughtful Dilemma, 2004 Oil on canvas
Tidak ada
pilihan yang
betul/salah
Merujuk pada esensi media komunikasi, maka esensi
pesan itu disampaikan dengan cara berbeda beda.
Kamera dan visual mengutamakan pada cahaya dan
gerakan. Melalui retorika maka emosi yang diutamakan.
Melalui “moral” maka medianya adalah “pilihan”.
Immanuel Kant dalam teorinya; Themes, Ideas, and
Arguments (1724–1804), bahwa “nilai” itu
diargumentasikan, untuk memperkuat penyampaianya.
Bahwa semua inti pesan harus harus didukung dengan
argumentasi dan alasan, Visualisasi dalam Film
digunakan untuk mensimulasikan alasan - alasan itu.
Moral Dillema mengajukan sebuah kenyataan yang
kedua pilihan sama baik-nya maupun buruknya. Dari
kedua pilihan itu masing masing memiliki kelebihan serta
kekurangannya. Inilah dillema, dan itu bisa ditentukan
dalam pilihan yang harus diambil oleh karakter cerita.
Esensi dari cerita adalah moral
dilemma; buah simalakama
Cerita adalah bagian dari sebuah
arahan, sesuai dengan misinya yakni
menyampaikan nilai. Sangatlah sulit
untuk mengajak orang dengan bahasa
yang keras, Di mana dalam
penyampaiannya, kebenaran seolah
harus dipatuhi.
Cerita juga pun memiliki sifat yang keras
bilamana pesan yang disampaikan
dipaksakan dengan satu arah. Adanya
“Pilihan” ini memberikan kesan adanya
“kebebasan” apalagi ditamabh dengan
simulasi visual.
Pilihan ini adalah sebuah cara kita
menyampaikan nilai dengan aspek
aspek cerita. Kita memilih kanan
ataupun kiri selalu ada akibatnya.
Pilihan itu adalah bukan masalah tujuan,
tetapi bagaimana kita menuju kesana.
Kebaikan ditempuh dengan cara yang
buruk, atau sebaliknya keburukan
dengan cara yang baik itu masalah
bagaimana.
Sandiwara adalah rekayasa
tanda tanda pada kehidupan
Pilihan adalah rekayasa dari
akibat “nilai”
Kecanggihan film adalah menunjukan tanda/simbol dalam bentuk tontonan yang membuat para penonton seolah olah melihat
pilihan dan seolah olah itu adalah bagian dari sebuah kenyataan. Akibat yang dipertontonkan adalah inti dari cerita ini, dan
menunjukan “bagaimana jika saya memilih…” Kita tidak mengatakan “ini tidak baik”, tetapi “pilihlah apapun itu dan akibatnya tidak
baik”. Pada tingkatan tertentu, pilihan itu adalah masalah kepribadian, subjektifitas, opini pribadi. Dan akibat dari pilihan itu pun
adalah “bagaimana”… pesan dalam pesan.
Desire
Character
Change
Conflict
Change, adalah perubahan antara sifat karakter pada awal film kemudian memiliki sifat
yang berlawanan di akhir film.
Change adalah fitur visual yang akan dialami oleh karakter, bukti fisik bahwa tokoh utama
ini telah mengalami sebuah proses, perjalanan, hijrah, pemahaman, pengertian,
kemajuan, perkembangan. Visual karena bentuk pengaruhnya terlihat jelas,
Memulai…
Memulai…
Kata kunci;
“berlawanan”
Change yang dialami oleh Luke Skywalker, tidak hanya
terlihat sangat jelas namun juga dirasakan oleh
penonton dengan gaya dan gerakan yang berbeda di
Star Wars episode ke-4 (a new hope) dan Star Wars
episode ke-6 (Return of the Jedi).
Dia terlihat telah mengalami perubahan, di akhir episode
4 pun sebenarnya Luke sudah mengalami perubahan
(hilang tangan)
Perubahan ini memiliki sifat sifat yang sangat jelas
secara visual (wants) walaupun tidak harus secara non-
fisik (needs)
Change seharusnya memiliki kesinambungan dengan
premis, dan harus sinkron dengan jalannya cerita. Pada
tingkat teks, change adalah permainan kata; yaitu
berlawanan.
Change adalah sifat/fitur/karakter/prilaku yang mengalami
perlawanan, atau opposite.
sakit >< sembuh takut>< berani
Hitam >< putih sendiri >< bersama
Miskin >< kaya Gelap >< terang dsb dll
Change, bisa dimulai dari berbagai
arah. Tidak harus kemudian
berakhir dengan kualitas. Change
bisa saja dimulai dengan “berisi”
dan justru diakhiri dengan
“kosong”. Tapi sebagian banyak
film memiliki gaya penyampaian
yang change berakhir dengan
pesan yang “baik”, yakni dengan
akhir yang bahagia (happy ending)
change bisa saja cerita bagaimana
keburukan terjadi.
Change pun bisa terjadi pada
tingkat non-fisik (needs) dimana
perubahan terjadi secara internal,
atau dalam diri karakter. Namun
dalan film change ini harus dalam
tingkat wants, harus visual.
Dalam novel atau dalam karya
tulis, change ini boleh saja terjadi
secara rohaniah. Dalam film
bersambung, change adalah siklus
dari keadaan. Naik-Turun, jatuh
bangun.
Change secara
visual
Change menjadi penting ketika dalam segi teks harus ada
“hasil” dan dari segi visual adalah “perubahan”. Perubahan
inilah aikbat dari pilihan,
“Breaking bad” adalah sebuah film seri yang ditayangkan
pada AMC, menceritakan seorang tokoh Walter White yang
setiap harinya mengajar kimia di SMA.
Ketika pekerjaan guru tidak bisa menjamin kesembuhan
penyakit kanker dan kebahagiaan keluarganya, dia menjadi
seorang “cooker”; pembuat amphetamine (sabu). Di tengah
proses menjadi cooker ini dia malah terseret ke dunia gelap,
bersaing dengan gembong narkoba, menyiasati polisi,
menyogok hakim, mencuci uang, dsb.
Walter merasa apa yang dilakukan tidaklah salah, karena dia
merasa dapat mengendalikan dirinya; yang setiap harinya dia
justru terperangkap keserakahan. Karakter karakter
disekeliling dia antara lain; Seorang istri yang mengasihani-
nya, ipar yang curiga, mantan muridnya; seorang pemakai
yang membantu memahami dunia narkoba.
Pada perkembangan selanjutnya, pemis bisa saja berubah
sesuai alur cerita, satu perubahan karakter adalah disebut
dengan “arc”. Setiap arc memiliki satu premis, atau
perubahan karakter. Cerita menyertakan character change,
disebut cerita Arcplot atau archies, dan sebaliknya dinamai
Anti-plot.
Awal …
… dan akhir
≈AA
Keadaan berbalikKeadaan yang ada
Tugas Ambilah 5 premis yang
berbeda dari kawan2,
kemudian analisa dan revisi
sehingga memenuhi semua
aspek cerita
Mari!!
Gunakan pola sederhana;
Somebody wants something but having bad
time getting it
Seorang yang menginginkan sesuatu namun
mendapati waktu yang sulit untuk
mendapatinya
INGAT!!

More Related Content

Similar to Ks04 struktur cerita

Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !Rachardy Andriyanto
 
industri kepercayaan LAJUenterprise 2017
industri kepercayaan LAJUenterprise 2017industri kepercayaan LAJUenterprise 2017
industri kepercayaan LAJUenterprise 2017Lindia Palupi
 
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIHMakalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIHRachardy Andriyanto
 
Pertanyaan dari Cerpen Juru Masak Bahasa Indonesia Semester I Kurikulum 2013
Pertanyaan dari Cerpen Juru Masak Bahasa Indonesia Semester I Kurikulum 2013Pertanyaan dari Cerpen Juru Masak Bahasa Indonesia Semester I Kurikulum 2013
Pertanyaan dari Cerpen Juru Masak Bahasa Indonesia Semester I Kurikulum 2013Yohannes Nababan
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianOperator Warnet Vast Raha
 
Hakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa IndonesiaHakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa IndonesiaNia Suharta
 
Modul 2.1. penggunaan bahasa
Modul 2.1. penggunaan bahasaModul 2.1. penggunaan bahasa
Modul 2.1. penggunaan bahasaNur Agustinus
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianWarnet Raha
 
MATERI PRAKTEK UKIN.pptx
MATERI PRAKTEK UKIN.pptxMATERI PRAKTEK UKIN.pptx
MATERI PRAKTEK UKIN.pptxIzaacZGSagaret
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianSeptian Muna Barakati
 
Kreativiti, estetika dan ekspresi visual
Kreativiti, estetika dan ekspresi visualKreativiti, estetika dan ekspresi visual
Kreativiti, estetika dan ekspresi visualSabariah Bahrum
 
Dilaaaaa tik
Dilaaaaa tikDilaaaaa tik
Dilaaaaa tikradiladwi
 

Similar to Ks04 struktur cerita (20)

Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisiParagraf eksposisi
Paragraf eksposisi
 
Ks01 perkenalan rev01
Ks01   perkenalan rev01Ks01   perkenalan rev01
Ks01 perkenalan rev01
 
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
Makalah kritik apresiasi seni ada apa dengan rosa !
 
Memandang Dunia
Memandang DuniaMemandang Dunia
Memandang Dunia
 
Memandang dunia
Memandang duniaMemandang dunia
Memandang dunia
 
industri kepercayaan LAJUenterprise 2017
industri kepercayaan LAJUenterprise 2017industri kepercayaan LAJUenterprise 2017
industri kepercayaan LAJUenterprise 2017
 
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIHMakalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
Makalah kritik apresiasi seni MAU KAMU APASIH
 
Ks02 ide cerita
Ks02   ide ceritaKs02   ide cerita
Ks02 ide cerita
 
Pertanyaan dari Cerpen Juru Masak Bahasa Indonesia Semester I Kurikulum 2013
Pertanyaan dari Cerpen Juru Masak Bahasa Indonesia Semester I Kurikulum 2013Pertanyaan dari Cerpen Juru Masak Bahasa Indonesia Semester I Kurikulum 2013
Pertanyaan dari Cerpen Juru Masak Bahasa Indonesia Semester I Kurikulum 2013
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
 
Analisis cerpen
Analisis cerpenAnalisis cerpen
Analisis cerpen
 
Hakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa IndonesiaHakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa Indonesia
 
Modul 2.1. penggunaan bahasa
Modul 2.1. penggunaan bahasaModul 2.1. penggunaan bahasa
Modul 2.1. penggunaan bahasa
 
Kajian sikap pim iii nas, 2011
Kajian sikap pim iii nas, 2011Kajian sikap pim iii nas, 2011
Kajian sikap pim iii nas, 2011
 
Ptk kb 3
Ptk kb 3Ptk kb 3
Ptk kb 3
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
 
MATERI PRAKTEK UKIN.pptx
MATERI PRAKTEK UKIN.pptxMATERI PRAKTEK UKIN.pptx
MATERI PRAKTEK UKIN.pptx
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
 
Kreativiti, estetika dan ekspresi visual
Kreativiti, estetika dan ekspresi visualKreativiti, estetika dan ekspresi visual
Kreativiti, estetika dan ekspresi visual
 
Dilaaaaa tik
Dilaaaaa tikDilaaaaa tik
Dilaaaaa tik
 

Recently uploaded

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 

Recently uploaded (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

Ks04 struktur cerita

  • 1. Selamat datang di Klinik Skenario!! Kerjasama dengan
  • 2. Kelas menulis Online, bulan Ramadhan 2015 Bersama Bang jek
  • 3. Assalamualaikum, semoga masih semangat, Masih bersambung dari materi sebelumnya, kali ini adalah “struktur cerita” Mari kita mulai!
  • 4. Pengantar Selamat datang kembali, pertama - tama ingin saya sampaikan bahwa mengajar online ini memang sebuah tantangan, harus melewati reviewer yang menjaga jaga kualitas materi. Sebelumnya saya minta maaf, karena materi ini mengalami perubahan pada detik2 terakhir dan harus membuat materi baru (Jadi ya begitu deh, hehehe) semoga dimaklumi dengan keinginan belajar yang tinggi. Mari kita kembali belajar!! Sekarang kita kembali mengupdate cara membuat premis, dan langsung masuk ke bentuk cerita semoga bermanfaat. txs Zakki
  • 5. Apa yang yang kita pelajari sebelumnya adalah; …tersambung
  • 6. 1. Premis, selain dapat menyampaikan inti cerita secara efektif juga memliki fungsi sebagai “controllong idea” Penting!!
  • 7. Wujud “directive” atau gabungan antara “struktur” dan “sikap” membentuk “tuntunan” yakni bagaimana nilai terarahkan menjadi sebuah moral. Budaya Jawa memiliki motto dalam moda produksi kesenian mereka, yakni “tontonan tuntunan dan tatanan” Bagaimana sebuah nilai budaya luhur itu bisa disampaikan melalui tontonan terlebih dahulu, sehingga tertuntun dan akhirnya membentuk tatanan, yaitu etika/moral yang disampaikan pada masyarakat.
  • 8. 2. Sebagai controlling idea, premis membatasi apa yang ditulis Penting!!
  • 9. Premis selama ini dikenal sebagai inti cerita, atau bagaimana itu dapat menyampaikan maksud penulis secara efektif kepada stakeholder seperti produser atau sutradara. Tetapi dalam kepenulisan, premis adalah elemen cerita yang digunakan untuk membimbing penulis sehingga tidak menulis keluar dari konteks pesan. Premis sebagai controlling idea, dikatakan sebagai DNA dari cerita. Sebuah organisme memiliki DNA yang sama bila diambil dari organ manapun. Sebuah cerita, dalam hal ini penulisan sekrip film maka setiap plot atau halaman akan bersumber pada premis yang sama. Hal ini sangat penting sekali karena ide sebuah cerita sering kali mengalami pergeseran pesan/maksud dalam proses penulisan. Sifat kreatif penulisan yang sangat liar, memungkinkan adanya pergeseran atau perpindahan ide cerita seiring dengan proses penulisan yang semakin sulit. Maka membuat premis sesuai dengan fungsi atau struktur cerita itu sangatlah vital untuk membuat sebuah cerita yang baik. Apalagi, Penting bgt!!
  • 10. 2. Premis, sebagai controlling idea diumpamakan sebagau DNA, benih dari sebuah cerita Juga Penting!!
  • 11. Premis yang akan kita bahas, adalah premis yg akan membantu kita menulis… INGAT!!
  • 12. Perubahan pada tingkat premis dapat merubah arah penulisan cerita. Maka penentuan arah dan penulisan cerita dapat dibentuk dari premis yang sangat ringkas. Arah nilai pesan pun dapat di bentuk dalam tingkat premis. Perlu diketahui juga bahwa mengotak - ngatik premis memerlukan waktu, dan mungkin uji coba yang dilakukan berkali kali. Jadi mengulang ngulang penulisan premis itu sangatlah biasa, yakni mencoba semua kemungkinan dari segi teks. Premis bisa dikatakan sebagai rekayasa ide yang paling mendasar. Seperti halnya perumpamaan “biji” yang selama ini digunakan dalam pembelajaran, Premis adalah benih pesan yang terkandung dalam sebuah pesan.
  • 13. Mari kita lihat kembali model premis yang telah disampaikan Kembali ke premis…
  • 14. ConflictDesire Character Stake Moral Dilemma Change 1. Inner journey 2. Outer journey 3. Belief 4. shadow 1. Needs 2. Wants 1. Sad/happy 2. Tragedy/Irony Elements of story Aspect of story
  • 15. Mari kita bahas satu persatu
  • 16. Character 1.Inner journey 2.Outer journey 3.Belief 4.Shadow Sebagai salah satu aspek cerita yang sangat mendasar, Character adalah tokoh utama, yang biasa disebut dengan protagonist yang sedang mencari, melakukan perjalanan, mengalami proses/perubahan, mencapai tujuan, sedang menuju ke suatu tempat…dll dst. Turunan dari karakter adalah cakupan aspek cerita yang dapat dibuat atau dibentuk secara kreatif. Ada 4 aspek cerita yang diturunkan dari Character yakni;
  • 18. masih ingat kan? Dalam penulisan cerita, tugas penulis sebenarnya hanya terletak pada pembentukan outer journey saja. Apa yang menjadi kandungan atau yang dirasakan pembaca dilakukan pada tingkat “tindakan” (action) protagonist. Alasan mengapa penulis sebaiknya berfokus pada outer journey, berlandaskan pada kemampuan penulisan diai. Kemampuan inilah yang diuji, yakni menulis tindakan dan kejadian. Bentuk inner journey pada penulisan cerita biasanya muncul dalam bentuk monolog atau voice over (bisikan hati). Dalam film, bentuk perwujudan inner journey berupa monolog ini dinilai sebagai kreatifitas yang kurang baik karena dia berusaha mengendalikan dari kepercayaan melainkan dari “tindakan” (yang bisa ditonton/dilihat), dalam film tindakan itu sangat visual. Tuntutan agar penulis bisa lebih visual ini semakin meningkat dalam penulisan sekrip film karena pentingnya wujud “tindakan” karakter. Outer Journey Inner Journey Visual, yang terlihat, yang bisa berwujud nyata secara bendawi Apa yang tidak terlihat, yang tidak berwujud, dalam film bicara atau dialog bukan tergolong tindakan “action
  • 19. Creature of action A Pair of Shoes oleh Vincent van Gogh, 1886 Kelas pekerja adalah golongan masyarakat menengah dan kebawah, yang dalam upayanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Pandangan ini datang dari ilmu ekonomi, yang banyak terbahas dalam beberapa mazhab ekonomi terkenal. Di satu sisi, kapitalisme yang mempromosikan kebebasan memilih dan yang lain sosialisme, yang mengandalkan kebersamaan dalam mencapai kemakmuran. Adalah tahun 1890-an dimana gejolak social bermunculan akibat kemiskanan. Berawal dari anggapan bahwa tindakan yang telah selama ini dilakukan oleh kelas pekerja ternyata tidak bisa mensejahtrakan mereka. Sewa dan harga barang menaik, dan mereka menolak untuk menambah jam kerja demi mengejar sesuatu yang nilai ekonomi terus melambung tinggi. Homo Faber adalah istilah latin yang banyak digunakan dalam tradisi filsafat barat, menggambarkan manusia sebagai “makhluk yang bertindak” Elemen cerita pun menggunakan model yang sama dalam menjelaskan Character, bahwa dia memiliki sebuah hubungan sebab akibat yang berwujud pada “tindakan” atau action. Sebuah jargon latin; Homo faber suae quisque fortunae (setiap orang (yang betindak) berhak atas nasibnya).
  • 20. Kepercayaan/keyakinan, adalah makna secara harfiah dari kata belief. Dalam penulisan cerita, belief adalah sebuah kualitas yang dimiliki oleh karakter dalam bagaimana dia melihat dunia.
  • 21. Kata shadow adalah analogi yang digunakan dalam penulisan cerita, sebagai kualitas karakter yang menjelaskan dorongan yang berlawanan dari dirinya (negatif) dan pada tahap tertentu bisa menjadi “kelemahan”. Shadow digambarkan oleh karakter sebagai sesuatu yang ditakuti, karena menghantui kebenaran yang dia pecayai.
  • 22. Belief/shadow; dimiliki oleh karakter, dan ini adalah kualiats diri seorang karakter. Dalam menentukan cara menempuh untuk mencapai tujuannya.
  • 23. Desire 2.wants1.needs Needs dan Wants, adalah rujukan mengenai bagaimana manusia memiliki sebuah hasrat untuk dipenuhi. Sebuah rujukan penulisan yang datang dari pemahaman di bidang ekonomi. Namun dalam bidang penulisan, Istilah ini telah mengalami banyak perubahan dalam penggunaannya, lebih tepatnya untuk fungsi penulisan. Penggunaan istilah needs and wants awalnya mengacu pada kebutuhan yang harus dipenuhi, dan keinginan yang tidak harus (tapi boleh) dipenuhi. Selanjutnya kita akan melihat bagaimana perubahan makna ini terjadi serta definisinya.
  • 24. Perubahan fungsi needs and wants dalam bentuk penulisan adalah, wants sebagai sebuah keinginan yang berwujud bendawi (terlihat) sedangkan needs adalah sebuah sesuatu yang tidak berwujud (tidak terlihat) . Pada penulisan needs dan wants ini memang lebih baik disimpulkan dalam istilah desire saja agar mudah dipahami dan mengghindari salah paham. Memenuhi kepuasan dari keinginan sebuah apel, pir atau gula adalah kebutuhan kita akan rasa “manis” Memenuhi kepuasan dari keinginan sebuah Kiwi, Orange atau Asam adalah kebutuhan kita akan rasa “kecut”.
  • 25. Keinginan adalah makna secara harfiah dari wants. Turunan dari desire (hasrat) berbentuk wants ini yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Wujud dari desire ini adalah tujuan (goal) yang nyata. Eg; makan Goal (tujuan) yang nyata ini memang memiliki hubungan dengan outer journey, dalam hal ini maka penulisan premis diutamakan dalam pemenuhan keinginan terlebih dahulu. Pada penulisan skerip film, goal yang nyata, yang visual atau yang dapat dilihat ini sangatlah penting karena tuntutan media film yang tujuan-nya adalah mempertontonakan. Desire dalam bentuk turunan Wants ini harus lebih diuatamakan dalam premis dibandingkan Needs.
  • 26. Kebutuhan adalah makna harfiah dari needs, dan juga sebuah turunan bentuk desire dari character. Kebutuhan adalah pemenuhan desire yang tidak berwujud. Turunan desire yang berbentuk needs ini tidak begitu diutamakan karena sifatnya yang tidak berwujud (visual). Tapi dalam kasus tertentu, needs boleh2 saja dipakai. Eg; Piala, kepuasan memburu…
  • 27. Visualisasi Gerakan Seni tampak terdiri atas beberapa medium untuk berekspresi. Semua seni tampak mengandalkan indra melihat, semua seni tampak mengandalkan visual. Gerak adalah salah satu bentuk visualisasi dalam seni tampak. Gerak ini memiliki “nilai” dan pada olahan selanjutnya bahkan dapat menciptakan dan dijadikan sebauh medium untuk menyampaikan pesan. Mempertunjukan sebuah karya yang mana hasil akhir itu mengandalkan indera melihat harus menggunakan sebuah acuan yang mengarahkan kita pada “visualisasi”. Melukis, memahat, menulis naskah teater dan film adalah sebuah proses yang harus menempatkan visual pada teks-nya. Pengolahan seni semacam ini mengguakan teks visual, atau aksara (bahasa) visual. Pittsburgh oleh Robert Minor, 1884-1952. Proses mengolah ide menjadi sebuah tontonan dalam prihal penulisan sekrip film, menggunakan bahasa visual. Apa yang kita lihat secara pribadi dari pengalamana kita, direka ulang dalam bentuk teks. Namun dalam penulisan sekrip, penulisan ini harus mengarahkan semua bentuk produksi pada sebuah gerak, atau “tindakan”. Sehingga apa yang lebih menyangkut “tampak” harus diutamakan terlebih dahulu seperti aspek wants dan outer journey pada premis. Hal ini disebankan oleh tuntutan film yang sangat visual membutuhkan karakter untuk bertindak dan pergerakan dalam menyampaikan pesannya. Menulis novel mengandalkan inner voice, monolog, dialog, dan penggambaran dimana film membutuhkan karakter untuk langsung bereaksi dalam bentuk tindakan.
  • 28. Character Stake Desire Hubungan antara character dan desire adalah stake, yakni penjelasan mengenai “kesesuaian” atau bisa juga “dorongan” antara kualitas karakter dan tujuan yang hendak dicapai.
  • 29. Kesesuaian, menjelaskan seberapa besar pengorbanan karakter untuk mencapai tujuan atau sebaliknya, sejauh mana tujuan yang bisa dicapai atas apa yang telah dikorbankan.
  • 30. Dorongan, menjelaskan apa yang bisa langsung mengarahkan karakter kepada tujuannya. Ukurannya adalah lemah dan kuat.
  • 31. 1. Sad/happy 2. Tragedy/Irony Ending adalah hasil dari kesesuaian antara character dan desire. Ending dalam cerita mengambil waktu dimana karakter mengambil keputusan dan merasakan dampak dari keputusan itu.
  • 32. Peristilahan irony dan tragedy memiliki fungsi yang beda dalam literature… namun masih menggunakan struktur yang sama INGAT!!
  • 33. Ending adalah hasil dari kesesuaian dan dorongan yang mana berakhir pada akibat/konsekwnesi. Ending dalam cerita memberikan kesan yang sangat kuat, yang menandakan bahwa dia telah memilih. Inilah salah satu aspek cerita yang memberikan tanda bahwa ada “akibat”. Sebenarnya ending adalah akibat dari moral dillema, dimana karakter telah memilih dari kedua jalur/pilihan/yang sama… namun tetap harus memilih salah satu. Foto oleh Lalage Snow, Foto para tentara Inggris yang ditugaskan di Afganistan, foto sebelum, sedang dan sesudah penugasan.
  • 34. ConflictDesire Inti dari segala pesan cerita itu sangat ditentukan dalam penyampaian yang dihadirkan dalam titik ini, apa yang dilakukan karakter dari apa yang dipercayai/diyakini dan konsekuensi/akibat dari pengorbanan dirinya. Moral dilemma muncul dalam bentuk “pilihan”, dilemma yang mana kedua pilihan itu sama sama memiliki tingkat akibat yang sama namun tidak serupa. Moral Dilemma
  • 35. Barbara Allie, Thoughtful Dilemma, 2004 Oil on canvas Tidak ada pilihan yang betul/salah Merujuk pada esensi media komunikasi, maka esensi pesan itu disampaikan dengan cara berbeda beda. Kamera dan visual mengutamakan pada cahaya dan gerakan. Melalui retorika maka emosi yang diutamakan. Melalui “moral” maka medianya adalah “pilihan”. Immanuel Kant dalam teorinya; Themes, Ideas, and Arguments (1724–1804), bahwa “nilai” itu diargumentasikan, untuk memperkuat penyampaianya. Bahwa semua inti pesan harus harus didukung dengan argumentasi dan alasan, Visualisasi dalam Film digunakan untuk mensimulasikan alasan - alasan itu. Moral Dillema mengajukan sebuah kenyataan yang kedua pilihan sama baik-nya maupun buruknya. Dari kedua pilihan itu masing masing memiliki kelebihan serta kekurangannya. Inilah dillema, dan itu bisa ditentukan dalam pilihan yang harus diambil oleh karakter cerita.
  • 36. Esensi dari cerita adalah moral dilemma; buah simalakama Cerita adalah bagian dari sebuah arahan, sesuai dengan misinya yakni menyampaikan nilai. Sangatlah sulit untuk mengajak orang dengan bahasa yang keras, Di mana dalam penyampaiannya, kebenaran seolah harus dipatuhi. Cerita juga pun memiliki sifat yang keras bilamana pesan yang disampaikan dipaksakan dengan satu arah. Adanya “Pilihan” ini memberikan kesan adanya “kebebasan” apalagi ditamabh dengan simulasi visual. Pilihan ini adalah sebuah cara kita menyampaikan nilai dengan aspek aspek cerita. Kita memilih kanan ataupun kiri selalu ada akibatnya. Pilihan itu adalah bukan masalah tujuan, tetapi bagaimana kita menuju kesana. Kebaikan ditempuh dengan cara yang buruk, atau sebaliknya keburukan dengan cara yang baik itu masalah bagaimana.
  • 37. Sandiwara adalah rekayasa tanda tanda pada kehidupan
  • 38. Pilihan adalah rekayasa dari akibat “nilai”
  • 39. Kecanggihan film adalah menunjukan tanda/simbol dalam bentuk tontonan yang membuat para penonton seolah olah melihat pilihan dan seolah olah itu adalah bagian dari sebuah kenyataan. Akibat yang dipertontonkan adalah inti dari cerita ini, dan menunjukan “bagaimana jika saya memilih…” Kita tidak mengatakan “ini tidak baik”, tetapi “pilihlah apapun itu dan akibatnya tidak baik”. Pada tingkatan tertentu, pilihan itu adalah masalah kepribadian, subjektifitas, opini pribadi. Dan akibat dari pilihan itu pun adalah “bagaimana”… pesan dalam pesan.
  • 40. Desire Character Change Conflict Change, adalah perubahan antara sifat karakter pada awal film kemudian memiliki sifat yang berlawanan di akhir film. Change adalah fitur visual yang akan dialami oleh karakter, bukti fisik bahwa tokoh utama ini telah mengalami sebuah proses, perjalanan, hijrah, pemahaman, pengertian, kemajuan, perkembangan. Visual karena bentuk pengaruhnya terlihat jelas,
  • 42. Memulai… Kata kunci; “berlawanan” Change yang dialami oleh Luke Skywalker, tidak hanya terlihat sangat jelas namun juga dirasakan oleh penonton dengan gaya dan gerakan yang berbeda di Star Wars episode ke-4 (a new hope) dan Star Wars episode ke-6 (Return of the Jedi). Dia terlihat telah mengalami perubahan, di akhir episode 4 pun sebenarnya Luke sudah mengalami perubahan (hilang tangan) Perubahan ini memiliki sifat sifat yang sangat jelas secara visual (wants) walaupun tidak harus secara non- fisik (needs) Change seharusnya memiliki kesinambungan dengan premis, dan harus sinkron dengan jalannya cerita. Pada tingkat teks, change adalah permainan kata; yaitu berlawanan. Change adalah sifat/fitur/karakter/prilaku yang mengalami perlawanan, atau opposite. sakit >< sembuh takut>< berani Hitam >< putih sendiri >< bersama Miskin >< kaya Gelap >< terang dsb dll
  • 43. Change, bisa dimulai dari berbagai arah. Tidak harus kemudian berakhir dengan kualitas. Change bisa saja dimulai dengan “berisi” dan justru diakhiri dengan “kosong”. Tapi sebagian banyak film memiliki gaya penyampaian yang change berakhir dengan pesan yang “baik”, yakni dengan akhir yang bahagia (happy ending) change bisa saja cerita bagaimana keburukan terjadi. Change pun bisa terjadi pada tingkat non-fisik (needs) dimana perubahan terjadi secara internal, atau dalam diri karakter. Namun dalan film change ini harus dalam tingkat wants, harus visual. Dalam novel atau dalam karya tulis, change ini boleh saja terjadi secara rohaniah. Dalam film bersambung, change adalah siklus dari keadaan. Naik-Turun, jatuh bangun.
  • 45. Change menjadi penting ketika dalam segi teks harus ada “hasil” dan dari segi visual adalah “perubahan”. Perubahan inilah aikbat dari pilihan, “Breaking bad” adalah sebuah film seri yang ditayangkan pada AMC, menceritakan seorang tokoh Walter White yang setiap harinya mengajar kimia di SMA. Ketika pekerjaan guru tidak bisa menjamin kesembuhan penyakit kanker dan kebahagiaan keluarganya, dia menjadi seorang “cooker”; pembuat amphetamine (sabu). Di tengah proses menjadi cooker ini dia malah terseret ke dunia gelap, bersaing dengan gembong narkoba, menyiasati polisi, menyogok hakim, mencuci uang, dsb. Walter merasa apa yang dilakukan tidaklah salah, karena dia merasa dapat mengendalikan dirinya; yang setiap harinya dia justru terperangkap keserakahan. Karakter karakter disekeliling dia antara lain; Seorang istri yang mengasihani- nya, ipar yang curiga, mantan muridnya; seorang pemakai yang membantu memahami dunia narkoba. Pada perkembangan selanjutnya, pemis bisa saja berubah sesuai alur cerita, satu perubahan karakter adalah disebut dengan “arc”. Setiap arc memiliki satu premis, atau perubahan karakter. Cerita menyertakan character change, disebut cerita Arcplot atau archies, dan sebaliknya dinamai Anti-plot.
  • 49. Tugas Ambilah 5 premis yang berbeda dari kawan2, kemudian analisa dan revisi sehingga memenuhi semua aspek cerita Mari!!
  • 50. Gunakan pola sederhana; Somebody wants something but having bad time getting it Seorang yang menginginkan sesuatu namun mendapati waktu yang sulit untuk mendapatinya INGAT!!