Pengantar Integrasi Psikologi & Teologi:
Model-model Integrasi:
1. Terpisah tetapi Setara
2. Salad yang Diaduk
3. Hanya oleh Karena
4. Mengambil dari Mesir
3. Teologi dan Psikologi:
Musuh atau Sekutu?
Apa tanggapan Saudara terhadap pernyataan ini:
Bila Firman Allah, yang dipakai untuk melayani melalui
Roh Kudus, menyentuh roh seseorang, maka pikirannya,
perasaannya, dan tindakannya akan dipengaruhi pula.
Mengubah pikiran, emosi, dan tingkah laku tanpa
kehadiran Firman Allah dan pekerjaan Roh Kudus
akhirnya akan mengagungkan hikmat manusia daripada
kebenaran dan Roh Allah. Firman Allah dan Roh Kudus
sudah cukup untuk mengubah masalah-masalah
kehidupan dan dapat melaksanakannya tanpa
pertolongan dari teori-teori atau teknik-teknik psikologi.
(MARTIN & DEIDRE BOBGAN)
4. Asumsi Dasar
Teologi Psikologi
Manusia adalah pribadi yang
terutama.
Segala sesuatu berpusat di
sekeliling diri manusia.
Segala sesuatu dinilai berdasarkan
keuntungannya bagi manusia.
Tuhan adalah Pribadi yang
terutama.
Segala sesuatu berpusat di
sekeliling Diri Tuhan.
Segala sesuatu dinilai berdasarkan
keuntungannya bagi Tuhan.
6. Asumsi Dasar
Teologi Psikologi
Model Integrasi
1. Terpisah tetapi Setara
2. Salad yang Diaduk
3. Hanya oleh Karena
4. Mengambil dari Mesir
7. Terpisah tetapi Setara
T
E
M
B
O
K
Psikologi berhubungan
dengan permasalahan
psikis dan mental.
Alkitab berhubungan
dengan permasalahan
teologis dan spiritual.
KETERANGAN
8. Terpisah tetapi Setara
T
E
M
B
O
K
KETERANGAN
Alkitab tidak dimaksudkan untuk menjadi buku pegangan
fisika, biologi, kesehatan fisik, kesehatan mental, dsb.
Bidang-bidang tsb berada di dalam lingkup kerja para
profesional yang telah terlatih, tidak terkait dengan lingkup
tanggung jawab sbg seorang kristiani secara khusus.
9. Terpisah tetapi Setara
T
E
M
B
O
K
Sakit gigi? Ke dokter gigi!
KETERANGAN
Membangun rumah? Ke arsitek atau kontraktor!
Menanam investasi? Ke konsultan keuangan!
Masalah kejiwaan? Ke konselor profesional!
10. Terpisah tetapi Setara
T
E
M
B
O
K
K R I T I K
Permasalahan PSIKOLOGIS: rasa bersalah, kecemasan,
kemarahan, nafsu yang tak terkendali, kurang
menerima-diri, merasa tidak berharga, tidak aman,
prioritas yang keliru, mementingkan diri sendiri, dll.
11. Terpisah tetapi Setara
T
E
M
B
O
K
K R I T I K
Permasalahan TEOLOGIS: rasa bersalah, kecemasan,
kemarahan, nafsu yang tak terkendali, kurang
menerima-diri, merasa tidak berharga, tidak aman,
prioritas yang keliru, mementingkan diri sendiri, dll.
13. KETERANGAN
Salad yang Diaduk
Konseling
Alkitabiah
“Salad yang diaduk”:
campurkanlah beberapa bahan
ke dalam satu mangkuk untuk
menciptakan paduan yang lezat.
Koreksi kelemahan “Terpisah tetapi Setara”.
Sebagian besar psikolog/psikiater/konselor
kristiani mengambil pendekatan integrasi ini:
mencampurkan bahan-bahan dari Alkitab dan
bahan-bahan psikologi untuk menghasilkan
psikoterapi kristiani yang efektif.
14. KETERANGAN
Salad yang Diaduk
Konseling
Alkitabiah
Seperti menggabungkan
dua belahan puzzle yang
sudah diselesaikan untuk
mendapatkan sebuah
gambar utuh:
hamartiologi+psikopatologi,
antropologi+kepribadian,
eklesiologi+psikologi sosial,
dsb.
15. Salad yang Diaduk
Teori psikologi sekular tidak menyediakan
seluruh sarana yang diperlukan untuk dapat
menolong seseorang menjalani kehidupan
yang produktif dan utuh. Kekristenan
menawarkan sumber-sumber yang sangat
berharga dan sangat diperlukan (misal: iman,
pengharapan, kasih, tujuan, dll.) yang dapat
dipergunakan oleh seorang terapis Kristiani.
(QUENTIN HYDER, Christian’s Handbook of
Psychiatry)
16. K R I T I K
Salad yang Diaduk
Masalah kritis: Kurangnya
Konseling
penekanan pada perlunya
Alkitabiah
penyaringan yang hati-hati
berdasarkan kebenaran alkitabiah dari setiap
konsep dan bahan yang dicampurkan.
Hindari ‘asal-comot’/‘memaksakan’ ayat Alkitab
yang dipakai sekadar untuk mendukung preposisi
psikologis yang sudah dibuat.
Hati-hati dengan asumsi-asumsi di balik praktik-praktik
psikologi yang terlihat baik-baik saja.
17. K R I T I K
Salad yang Diaduk
Interpretasi
Alkitab S
Interpretasi
data Psikologi S
Interpretasi
Alkitab B
Interpretasi
data Psikologi S
Interpretasi
Alkitab S
Interpretasi
data Psikologi B
Interpretasi
Alkitab B
Interpretasi
data Psikologi B
Konseling
Alkitabiah
Untuk dapat sungguh-sungguh melakukan integrasi,
seorang psikolog kristiani perlu mempelajari Alkitab
dengan baik dan mempelajari Psikologi dengan baik.
18. Salad yang Diaduk
Asumsi-asumsi yang umum dijumpai dalam
berbagai pendekatan psikologi:
K R I T I K
Tuhan merupakan Sumber Kuasa yang tak berpribadi
(Tillichian theology) atau Tuhan menciptakan dunia ini
dan menyerahkan keberlangsungannya pada hukum-hukum
alam dan sosial yang Dia tetapkan, tanpa
melibatkan diri di dalamnya hingga kesudahan alam
(deisme).
Manusia pada dasarnya baik. Dosa pada dasarnya tidak
lebih dari suatu keyakinan yang menimbulkan rasa
bersalah mengenai ketidakbaikan diri.
Manusia memiliki seluruh daya dan potensi yang cukup
untuk memelihara dan mengembangkan dirinya sendiri.
19. Salad yang Diaduk
Hindari ‘asal-comot’/
‘memaksakan’ ayat Alkitab yang
dipakai sekadar untuk mendukung
preposisi psikologis yang sudah dibuat.
K R I T I K
Konseling
Alkitabiah
Hati-hati dengan asumsi-asumsi di balik praktik-praktik
psikologi yang terlihat baik-baik saja.
Ketika sistem-sistem dicampurkan tanpa benar-benar
memperhatikan asumsi-asumsi dasarnya
yang berbeda/ bertentangan, maka satu sistem
akan ‘menelan’ yang lain.
20. Salad yang Diaduk
K R I T I K
Psikolog dan psikiatris profesional kristiani sekadar
memakai teori dan teknik dari psikologi sekular. Mereka
melakukan hal yang dianggap sebagai paduan yang
sempurna dari psikologi dan kekristenan. Namun, mereka
menggunakan psikologi yang sama dengan psikolog dan
psikiater non-Kristiani. Mereka menggunakan teori dan
teknik yang disusun oleh orang-orang seperti Freud, Jung,
Adler, Fromm, Maslow, Rogers, Ellis, Glasser, Harris,
Janov, yang tidak seorang pun di antaranya yang Kristiani
ataupun mengembangkan sistem psikologi berdasarkan
Firman Tuhan. (MARTIN & DEIDRE BOBGAN, The End of
“Christian Psychology”)
21. Hanya Oleh Karena
KETERANGAN
Dasar pengakuannya: “Hanya oleh karena kasih karunia”,
“Hanya oleh Kristus”, “Hanya oleh karena iman”, “Hanya
oleh karena Firman”.
“Hanya oleh Karena” merupakan reaksi (berlebihan)
terhadap dua pendekatan integrasi sebelumnya.
22. KETERANGAN
Hanya Oleh Karena
Filosofi di balik pendekatan
integrasi ‘Hanya oleh Karena’:
Ajaran Alkitab tidak berpura-pura dapat
memberikan bimbingan terperinci mengenai
hal-hal fisik yang eksternal (menyembuhkan
pneumonia, membangun rumah, dll.).
Segala hal yang perlu kita ketahui untuk hidup
secara efektif terdapat di dalam Alkitab. Segala
masalah pribadi selalu berawal dari dosa, yaitu
pemberontakan terhadap Tuhan.
23. KETERANGAN
Hanya Oleh Karena
Karena Alkitab berisi penyataan Tuhan
mengenai bagaimana Dia menangani dosa dan
pernyataan yang komprehensif mengenai prinsip-prinsip
ilahi bagi kehidupan, maka seorang konselor
tidak perlu tahu yang lain selain Alkitab (Hanya Oleh
Karena Alkitab) untuk menangani setiap masalah.
Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatan
mereka. Konseling pada dasarnya melakukan:
(1) mengenali pola dosa yang diasumsikan mendasari
masalah apa pun yang muncul, dan (2) nasihat dan
bimbingan untuk menyelesaikan pola dosa tsb
dengan pengakuan dan pertobatan yang sungguh.
25. K R I T I K
Hanya Oleh Karena
Saya percaya pada kecukupan Kristus
bagi setiap keperluan manusia, tetapi saya tidak
percaya bahwa kita sedang menyangkali kecukupan-
Nya ketika kita menerima pemikiran di luar Alkitab
yang tidak bertentangan dengan penyataan Kristus
dan Firman-Nya.
Segala kebenaran adalah kebenaran Tuhan. Tuhan
menyatakan kebenaran-Nya melalui wahyu umum
(alam) dan wahyu khusus (Alkitab). Penyataan Tuhan
yang ditangkap dengan benar, baik melalui empiris/
teoritis psikologi maupun melalui hermeneutik
Alkitab, tidak akan bertentangan.
26. K R I T I K
Hanya Oleh Karena
Psikologi yang benar, sebagai
wahyu umum, memiliki banyak hal yang dapat
dipergunakan dalam konseling dan psikoterapi.
Model ini cenderung terlalu menyederhanakan
kompleksitas permasalahan dan interaksi
manusia.
27. Segala Kebenaran adalah
Kebenaran Allah
TUHAN
Penyataan
Dua Kitab
Alkitab
(Penyataan Khusus)
Alam
(Penyataan Umum)
Studi Eksegesis
(hermeneutik)
Riset Psikologis
(metode ilmiah)
Kesimpulan
Teologis
Kesimpulan
Psikologis
Sintesis
Teori Konseling Kristen
28. KETERANGAN
Mengambil dari Orang Mesir
Keluaran 12:34-38
Lalu bangsa itu mengangkat adonannya, sebelum diragi,
dengan tempat adonan mereka terbungkus dalam kainnya di
atas bahunya. Orang Israel melakukan juga seperti kata
Musa; mereka meminta dari orang Mesir barang-barang
emas dan perak serta kain-kain. Dan TUHAN membuat orang
Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga
memenuhi permintaan mereka. Demikianlah mereka
merampasi orang Mesir itu. Kemudian berangkatlah orang
Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang
laki-laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak. Juga banyak
orang dari berbagai-bagai bangsa turut dengan mereka; lagi
sangat banyak ternak kambing domba dan lembu sapi.
30. KETERANGAN
Mengambil dari Orang Mesir
Kita dapat mengambil keuntungan dari
psikologi sekular jika kita hati-hati memilahnya
berdasarkan kesesuaiannya dengan kebenaran
Alkitabiah.
Usaha memilah ini bukanlah hal yang mudah:
(a) konsep ttt mudah masuk ke dalam pikiran kita shg
tidak terkoreksi dan mengkompromikan kebenaran
Alkitab, (b) mempelajari psikologi sekian lama akan
membentuk konsep/pola pikir ttt, (c) kita meman-dang
Alkitab dari sudut pandang psikologi, bukannya
memandang psikologi dari sudut pandang Alkitab.
31. KETERANGAN
Mengambil dari Orang Mesir
Setiap orang yang melakukan integrasi Teologi
dan Psikologi yang injili harus memenuhi persyaratan:
Ia setuju bahwa Psikologi harus diletakkan di bawah
otoritas Alkitab.
Ia memegang teguh bahwa Alkitab adalah penyataan
Allah yang diinspirasikan oleh-Nya tanpa ada
kesalahan.
Ia setuju bahwa Alkitab memiliki ‘kontrol fungsional’
terhadap pemikirannya dan kehidupannya sehari-hari
secara menyeluruh dan konsisten.
Ia menunjukkan minat yang sungguh-sungguh
terhadap isi Alkitab.
Bolehkah/benarkah jika kita menggunakan teori dan teknik dari psikologi sekular dan para psikolog yang tidak mengenal Tuhan?
Apakah Alkitab cudah cukup sehingga tidak perlu hal-hal lain di luar Alkitab?
Apakah teori dan praktik psikologi sekular membantu atau justru meracuni dan menjauhkan dari pendekatan Alkitabiah?
Kasus: Kalau ada orang yg konseling dengan permasalahan takut pada ular sehingga tidak mau ikut penjangkauan melalui camping.
Apakah akan mendiskusikan tanggung jawab Alkitabiah mengenai penjangkauan, mendorongnya tetap pergi dengan iman akan perlindungan Tuhan. Atau akan menggunakan teknik behavioral sekular yang telah terbukti efektif, seperti sistematik desensitisasi?
Psikologi sangat berhubungan dengan konstruk-konstruk yang tak teramati dan hipotetikal.
Pendekatan empiris membuat yang tak teramati menjadi realitas yang terukur, dengan mereduksinya menjadi besaran dan angka yang bisa dianalisis. Reduksionisme: cinta, keindahan, dll. Ketika psi mengambil kesimpulan berdasarkan/tanpa data empiris, menjadi interpretasi subjektif.
Kasus ini sangat sering terjadi pada para trainer-motivator Kristiani.
Kegagalan dalam hal ini akan membuat kita menjadi ‘Salad yang Diaduk’.