1. Guru mengajarkan materi pasar dengan menggunakan pendekatan belajar berbasis masalah dan memberikan contoh kasus nyata
2. Terjalin interaksi yang baik antara guru dan murid beserta antar teman sebaya, di mana murid aktif bertanya dan berdiskusi
3. Kelas menerapkan berbagai teori perkembangan seperti scaffolding, kognitif Piaget, dan sosial Emosional Erikson untuk memotivasi belajar siswa
2. Nama sekolah :
Yayasan Perguruan Advent TK-SD-SMP Advent 2
Alamat :
JL. DR. Mansyur Gg. Berkat No. 9 Medan
Nomor Telepon : 8223806
Uang sekolah : Rp 85.000,00 (untuk semua tingkat
SD kelas 1-6)
Kegiatan ekstrakulikuler : sempoa, belajar musik
Fasilitas : 2 kelas TK, 6 kelas SD, 3 kelas SMP, ruang
guru, perpustakaan, toilet, kantin, rumah ibadah,
tempat bermain, lapangan olahraga basket
3. Tingkat kelas : Kelas 3 SD
Guru yang mengajar : Ibu Nuraidah Hutagalung
Mata pelajaran yang sedang diajarkan : IPS
(materi pelajaran tentang pasar)
Jumlah siswa : 19 orang, 9 laki-laki 10 perempuan
Tata ruang kelas : 20 kursi, 11 meja, papan tulis,
lemari, kipas angin, lampu, kalender, jam,
gambar-gambar pahlawan dan budaya
Indonesia, gambar Presiden beserta wakilnya,
lambang Pancasila, hasil karya siswa, papan
absen
Lama observasi : 40 menit
4. Penguasaan dan penguasaan materi : guru
menguasai dengan baik materi yang
diajarkan
Manajemen kelas : guru mampu memusatkan
perhatian murid untuk fokus pada
pengajarannya
Strategi mengajar : guru mengutamakan
prinsip “belajar sambil bermain”
Keahlian komunikasi : guru secara
komunikatif menyampaikan pelajaran
dengan ramah dan bersahabat, suaranya
kuat, jelas dan tegas
5. Interaksi : anak-anak aktif bertanya pada guru
dan mengemukakan pendapatnya, anak-anak
aktif bergerak namun tetap kondusif, anak-anak-
anak aktif berinteraksi dengan teman-temannya
yang lain, guru mengitari kelas
Teknologi : ada kipas angin dan lampu,
menggunakan internet untuk mencari tambahan
bahan pengajaran
Komitmen dan motivasi guru : ingin turut
memajukan anak bangsa, menganggap murid
seperti anak sendiri
6. Teori Case-based Learning : mempelajari
sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang
telah terjadi mengenai subyek yang
hendak dipelajari
Dalam kelas ini guru mengajarkan tentang
subyek “pasar” dengan memberikan
contoh kasus orang yang marah-marah
ketika membeli di kantin, kemudian
membahas bagaimana seharusnya
perilaku antara pembeli dengan penjual
7. Teori orientasi belajar merupakan perpaduan
Teacher-centered (pembelajaran berpusat pada
penjelasan guru) dengan Learner-centered
(pembelajaran berbasis problem dimana murid
dirangsang untuk memecahkan problem itu
sendiri)
Dari sisi teacher-centered terlihat bahwa guru banya
memberikan penjelasan tentang materi pasar
sedangkan dari sisi learner-centered, guru
memberikan kesempatan untuk murid dalam
mengeksplorasi pendapatnya mengenai pasar
untuk akhirnya menyusun sendiri pemahamannya
tentang pasar
8. Teori Classical Conditioning : pembelajaran dengan
mengasosiasikan stimulus netral dengan stimulus
bermakna untuk menghasilkan respon serupa
Aplikasinya sepert ketika menghadapi ujian. Hasil
ujian yang buruk (US) menimbulkan respon rasa
nyaman murid (UR) karena menurut wawancara
dengan murid, guru-gurunya baik dan tidak
memarahi hasil ujian yang buruk tersebut.
Kemudian anak mengasosiasikan ujian dengan
hasil yang buruk (CS) menghasilkan respon yang
serupa yaitu rasa nyaman (CR)
9. Teori Operant Conditioning : anak belajar
memperkuat perilakunya berdasarkan
konsekuensinya
Guru memberikan pujian dan tersenyum
kepada murid yang mendapatkan nilai
tugas yang bagus. Maka dengan
konsekuensi positif/reward yaitu pujian dan
senyuman, murid semakin termotivasi untuk
terus mengerjakan tugasnya sebaik
mungkin (terjadi penguatan perilaku
mengerjakan tugas dengan baik)
10. 1. Bagi murid : mencatat dan melakukan
proses pengulangan belajar kembali di
rumah
2. Strategi guru dalam membantu murid
memproses informasi pelajarannya : guru
mengulangi kembali pelajaran yang
belum dimengerti oleh murid
11. Teori Kognitif Piaget : pada umumnya anak kelas 3
SD berusia 9 tahun, dimana usia 9 tahun termasuk
dalam tahap operasional konkret dengan ciri
penalaran logis dalam situasi konkret dan anak
sudah mampu memahami konsep kebalikan
Anak sudah dapat didorong untuk menemukan
konsep konkret dan prinsip tentang pelajaran
pasar. Anak memahami konsep pembeli harus
berperilaku baik terhadap penjual, begitu juga
sebaliknya penjual harus berperilaku baik
terhadap pembeli
12. Teori scaffolding Vygotsky : bimbingan
sementara untuk membantu anak belajar
Dalam kelas terlihat guru sering
mendatangi muridnya untuk melihat
langsung kemampuan murid dan melihat
bantuan apa yang diperlukan murid. Guru
memberi penjelasan tambahan untuk
membantu murid sampai bisa
mengerjakan tugasnya sendiri
13. Teori Ekologi Bronfenbrenner : proses belajar
melalui interaksi individu dengan
lingkungannya
Ada mesosistem kaitan antara sekolah dan
keluarga yaitu bagaimana interaksi anak
dengan orang tua yang membantu
mengerjakan PR dari sekolahnya. Selain itu
keterlibatan keluarga terjadi ketika orang
tua mendampingi anaknya dalam
kegiatan sekolah seperti berkunjung ke
museum
14. Teori Sosioemosional Erikson
Untuk murid : usaha vs inferioritas
Tahap dimana murid begitu semangat
untuk belajar pengetahuan baru, terbukti
dengan murid-murid dari kelas ini yang
antusias dan semangat untuk angkat
tangan bertanya dan mengemukakan
pendapat mereka
15. Teori Sosioemosional Erikson
Untuk guru : generativitas vs stagnasi
Guru termasuk dalam kondisi generatif
yaitu guru telah mampu mengembangkan
hidupnya yang berguna dalam peran
membantu mencerdaskan generasi
selanjutnya (murid). Guru pun merasa puas
dengan pekerjaannya.
16. Guru mengajarkan tentang tanggung jawab
yaitu dengan menghimbau murid agar dapat
menertibkan dirinya masing-masing di dalam.
Terbukti ketika guru keluar meninggalkan
kelas sebentar, murid-murid tetap tertib di
dalam kelas
Mengajarkan sikap ramah, sopan, dan jujur
sebagai pembeli ataupun penjual
Mengajarkan kerapian dengan yaitu dengan
merapikan seragam, merapikan bangku dan
mejanya masing-masing
Mengajarkan murid agar dapat
mengembangkan kemampuannya sendiri
dengan tidak menyontek
17. 1) Hubungan yang baik antara guru dengan
murid dan antar sesama murid
2) Murid menikmati proses belajarnya
3) Murid-murid maupun gurunya
berkembang ke arah yang positif sesuai
dengan berbagai pendekatan teori
perkembangan
4) Dengan jumlah siswa yang tidak terlalu
banyak, maka lebih mudah untuk
mengkondusifkan situasi dalam kelas
maupun sekolah secara keseluruhan
5) Fasilitas sekolah cukup bagus