Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS di Kalimantan Selatan. Prevalensi HIV/AIDS di provinsi tersebut terus meningkat seiring mudahnya akses transportasi dari daerah lain. Kelompok rawan terutama mereka yang bekerja di sektor pertambangan dan prostitusi. Pemerintah perlu meningkatkan skrining, edukasi, dan pengobatan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
Penyuluhan hiv,aids di smkn 1 daha selatan
1. PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPTD
PUSKESMAS SUNGAI PINANG
KECAMATAN DAHA SELATAN
Jl.INPRES SUNGAI PINANG TELP.(0517) 51667 KODE POS 71254
2.
3. HIV / AIDS
Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia telah
bergerak dengan laju yang sangat
mengkhawatirkan. Pada tahun 1987, kasus
HIV/AIDS ditemukan untuk pertama
kalinya hanya di Pulau Bali. Sementara
sekarang (2007), hampir semua provinsi di
Indonesia sudah ditemukan kasus
HIV/AIDS.
4. HIV adalah virus penyebab AIDS.
HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang
seperti darah, cairan kelamin (sperma atau
cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air
susu ibu yang telah terinfeksi.
Sedangkan AIDS adalah sindrom
menurunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap
AIDS amat mudah tertular oleh berbagai
macam penyakit karena sistem kekebalan
tubuh penderita telah menurun.
5. HIV dapat menular ke orang lain
melalui : 1
Hubungan seksual (anal, oral,
vaginal) yang tidak terlindungi
(tanpa kondom) dengan orang
yang telah terinfeksi HIV.
6. HIV dapat menular ke orang lain
melalui : 2
Jarum suntik/tindik/tato yang
tidak steril dan dipakai
bergantian
7. HIV dapat menular ke orang lain
melalui : 3
Mendapatkan transfusi darah yang
mengandung virus HIV
8. HIV dapat menular ke orang lain
melalui : 4
Ibu penderita HIV Positif kepada
bayinya ketika dalam kandungan,
saat melahirkan atau melalui air
susu ibu (ASI)
9. TIDAK PENULARAN
HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial
yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan,
berciuman biasa, berpelukan, penggunaan
peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk,
kolam renang, penggunaan kamar mandi atau
WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah
bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan
OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS)
yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu) atau
teman-teman pengidap HIV atau AIDS.
10. Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh
kelompok usia produktif terutama laki-laki,
tetapi proporsi penderita HIV perempuan
cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan
anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV.
Hingga beberapa tahun, seorang pengidap
HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis
tertular HIV, namun demikian orang
tersebut dapat menularkan kepada orang
lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang
dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-
gejala.
11. Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam
1 bulan
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1
bulan
Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan-
gangguan neurologis
Dimensia/HIV ensefalopati
12. GEJALA MINOR
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Dermatitis generalisata yang gatal
Adanya Herpes zoster multisegmental
dan berulang
Infeksi jamur berulang pada alat
kelamin wanita
13. kelompok rawan mempunyai risiko besar
tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
Orang yang berperilaku seksual dengan
berganti-ganti pasangan tanpa
menggunakan kondom
Pengguna narkoba suntik yang
menggunakan jarum suntik secara bersama-
sama
Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
Bayi yang ibunya positif HIV
14. HIV DAPAT DICEGAH
Dengan memutus rantai penularan, yaitu ;
1.Menggunakan kondom pada setiap
hubungan seks berisiko,
2.Tidak menggunakan jarum suntik secara
bersam-sama,
3.Sedapat mungkin tidak memberi ASI
pada anak bila ibu positif HIV.
15. Sampai saat ini belum ada obat
yang dapat mengobati AIDS,
tetapi yang ada adalah obat
untuk menekan perkembangan
virus HIV sehingga kualitas
hidup ODHA tersebut
meningkat. Obat ini harus
diminum sepanjang hidup.
16. Skrining Dengan Teknologi
Modern
Sebagian besar test HIV adalah test antibodi yang
mengukur antibodi yang dibuat tubuh untuk melawan
HIV. Ia memerlukan waktu bagi sistim imun untuk
memproduksi antibodi yang cukup untuk dideteksi
oleh test antibodi. Periode waktu ini dapat bervariasi
antara satu orang dengan orang lainnya. Periode ini
biasa diseput sebagai ‘periode jendela’. Sebagian besar
orang akan mengembangkan antibodi yang dapat
dideteksi dalam waktu 2 sampai 8 minggu. beberapa
individu akan memerlukan waktu lebih lama untuk
mengembangkan antibodi yang dapat terdeteksi.
17. Maka, jika test HIV awal negatif dilakukan
dalam waktu 3 bulan setelah kemungkinan
pemaparan kuman, test ulang harus
dilakukan sekitar 3 bulan kemudian, untuk
menghindari kemungkinan hasil negatif
palsu. 97% manusia akan mengembangkan
antibodi pada 3 bulan pertama setelah
infeksi HIV terjadi. Pada kasus yang sangat
langka, akan diperlukan 6 bulan untuk
mengembangkan antibodi terhadap HIV.
18. Tipe test yang lain adalah test RNA,
yang dapat mendeteksi HIV secara
langsung. Waktu antara infeksi HIV
dan deteksi RNA adalah antara 9-11
hari. Test ini, yang lebih mahal dan
digunakan lebih jarang daripada test
antibodi, telah digunakan di beberapa
daerah di Amerika Serikat.
19. Dalam sebagian besar kasus, EIA (enzyme
immunoassay) digunakan pada sampel
darah yang diambil dari vena, adalah test
skrining yang paling umum untuk
mendeteksi antibodi HIV. EIA positif
(reaktif) harus digunakan dengan test
konformasi seperti Western Blot untuk
memastikan diagnosis positif. Ada beberapa
tipe test EIA yang menggunakan cairan
tubuh lainnya untuk menemukan antibodi
HIV. Mereka adalah
20. Test Cairan Oral
Menggunakan cairan oral (bukan
saliva) yang dikumpulkan dari mulut
menggunakan alat khusus. Ini adalah
test antibodi EIA yang serupa dengan
test darah dengan EIA. Test konformasi
dengan metode Western Blot
dilakukan dengan sampel yang sama.
21. Test Urine
Menggunakan urine, bukan darah.
Sensitivitas dan spesifitas dari test ini
adalah tidak sebaik test darah dan
cairan oral. Ia juga memerlukan test
konformasi dengan metode Western
Blot dengan sampel urine yang sama.
22. Jika seorang pasien mendapatkan hasil HIV
positif, itu tidak berarti bahwa pasangan
hidup dia juga positif. HIV tidak harus
ditransmisikan setiap kali terjadi hubungan
seksual. Satu-satunya cara untuk
mengetahui apakah pasangan hidup pasien
tersebut mendapat HIV positif atau tidak
adalah dengan melakukan test HIV
terhadapnya.
23. Test HIV selama kehamilan adalah
penting, sebab terapi anti-viral dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan
menurunkan kemungkinan dari wanita
hamil yang HIV positif untuk menularkan
HIV pada anaknya pada
sebelum, selama, atau sesudah kelahiran.
Terapi sebaiknya dimulai seawal mungkin
pada masa kehamilan.
24. TEMUAN-TEMUAN TERKAIT SITUASI HIV
AIDS KALSEL
Kasus HIV dan AIDS sudah tersebar di 13 Kab/Kota Se
Kalimantan Selatan.
Dari tahun 2002 – 2012 terjadi kenaikan Temuan Kasus
HIV dan AIDS
Faktor Resiko Seksual Dominan dalam Penyebaran
HIV dan AIDS (75%)
Usia Produktif masih menjadi Kelompok yang paling
banyak terkena HIV dan AIDS (61,3%)
Dari tahun 2002 – Maret 2012 sudah ditemukan HIV
(239 kasus) dan AIDS (201 kasus). Total 440 Kasus.
25. TEMUAN-TEMUAN TERKAIT SITUASI HIV
AIDS KALSEL
Estimasi KPA Nasional Tahun 2009 di Kalimantan
Selatan diperkirakan ada 946 ODHA (42,8 % yang
sudah ditemukan)
Perempuan lebih dominan dalam menyumbang kasus
HIV dan AIDS (53,6%). Di ketahui Perempuan
dimaksud berasal dari Populasi Kunci WPS dan
Pasangan Risti
3 Kab/Kota yang menduduki 3 besar Kasus HIV AIDS
adalah : Banjarmasin (132 Kasus HIV AIDS), Tanah
Bumbu (130 Kasus HIV AIDS), dan Banjarbaru (48
Kasus HIV AIDS)
26. MENGAPA KALSEL
RAWAN?
Secara geografis wilayah Kalsel mudah diakses terutama
dari daerah dengan prevalensi HIV tinggi ( Jawa Timur
dan DKI)
Maraknya industri dan pertambangan yang dibarengi
dengan prostitusi memunculkan populasi beresiko baru
Kecendrungan perubahan pola budaya di Banjarmasin
sebagai akibat globalisasi mengakibatkan seks bebas dan
IDU ( Injecting Drug User ) semakin banyak
dipraktekkan.
27. HIV dan AIDS (ODHA): Dilaporkan vs Estimasi
Provinsi Kalimantan Selatan
Dilaporkan Maret
2012
(440 Kasus HIV
AIDS)
Estimasi ODHA
2009
(946 kasus HIV
AIDS)
Gunung Es
57,2 %
42,8 %